Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK FISI

Reaksi fisi adalah proses reaksi nuklir yang terjadi karena inti atom terbelah
menjadi partikel-partikel inti yang lebih ringan karena tertumbuk oleh partikel inti
lain. Reaksi fisi adalah reaksi nuklir eksotermis yang akan menghasilkan partikel inti
yang lebih ringan (sering disebut produk fisi), beberapa partikel neutron, gelombang
elektromagnetik dalam bentuk sinar gamma, dan sejumlah energi. Gambar berikut ini
melukiskan proses reaksi fisi dari inti atom Uranium-235 (U-235) yang tertumbuk
oleh sebuah neutron dengan kecepatan rendah (neutron kecepatan rendah sering
disebut sebagai neutron termal). Reaksi fisi Uranium-235 (U-235) menghasilkan
produk fisi berupa Barium-141 (Ba-141) dan Kripton-92(Kr-92), tiga buah neutron
cepat (masing-masing neutron memiliki energi kinetik~2 MeV), dan sejumlah energi.
Reaksi fisi U-235 sangat terkenal karena reaksi nuklir ini mendasari
beroperasinya reaktor nuklir yang banyak beroperasi di dunia. Selain reaksi fisi U-
235, masih banyak unsur lain yang dapat berfisi. Pada dasarnya semua isotop unsur
dalam golongan aktinida yang mempunyai jumlah neutron ganjil pada intinya dapat
berfisi. Isotop aktinida yang dapat berfisi tersebut antara lain adalah plutonium-241,
kurium-243, uranium-232, kalifornium-241, amerisium-242, kalifornium-251,
kurium-245, plutonium-239, uranium-233, kurium-247, uranium-235. Isotop yang
dapat berfisi disebut sebagai bahan fisil (fissiel material).
Dari sekian banyak bahan fisil, empat bahan fisil U-233, U-235, Pu-239, Pu-
241 mempunyai arti penting karena sudah diterapkan dalam proses reaksi nuklir di
reaktor nuklir. U-235, Pu-239 dan Pu-241 digunakan dalam bahan bakar reaktor
termal dan reaktor pembiak yang memanfaatkan daur bahan bakar uranium,
sedangkan U-233 digunakan dalam reaktor yang memanfaatkan daur bahan bakar
thorium.
Reaksi fisi U-235 tidak akan terjadi dengan begitu saja, terdapat beberapa
prasyarat kondisi yang harus dipenuhi agar reaksi fisi U-235 terjadi. Salah satu
prasyarat yang harus dipenuhi adalah kecepatan atau energi kinetik neutron yang
menumbuknya. Neutron dengan kecepatan rendah (energi kinetiknya rendah)
mempunyai probabilitas yang lebih tinggi untuk menimbulkan reaksi fisi pada U-235

1
dibandingkan neutron dengan energi kinetik yang lebih tinggi. Probabilitas bahwa
reaksi fisi akan dapat terjadi diukur dengan besaran tampang lintang reaksi (dengan
satuan barn). Gambar disamping menunjukkan probabilitas suatu neutron yang
menumbuk U-235 akan dapat menimbulkan reaksi fisi sebagai fungsi energi neutron.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa neutron dengan energi rendahlah yang
justru mempunyai kemungkinan tinggi untuk menimbulkan reaksi fisi pada inti atom
U-235. Dari reaksi fisi U-235 dihasilkan 2 hingga 3 buah neutron dengan energi ~2
MeV. Sesuai dengan kurva pada gambar di atas, energi neutron hasil fisi setinggi ~2
MeV sangat kecil untuk menimbulkan reaksi fisi jika menumbuk inti atom U-235
yang lain.
Reaksi Fisi Berantai
Fenomena reaksi fisi berantai adalah sangat penting dalam mewujudkan
pemanfaatan energi hasil reaksi fisi dalam sebuah reaktor nuklir. Terputusnya
kontinuitas reaksi fisi dalam reaktor nuklir akan menyebabkan berhentinya produksi
energi, sehingga produksi energi menjadi diskontinu, suatu kondisi yang tidak
diinginkan. Persoalan dalam mewujudkan reaksi fisi berantai timbul karena untuk
mewujudkan reaksi fisi U-235 diperlukan neutron lambat, sedangkan neutron yang
dihasilkan dari reaksi fisi U-235 adalah neutron cepat yang sangat sulit untuk memicu
reaksi fisi generasi ke generasi. Dalam reaktor nuklir, persoalan ketersediaan neutron
lambat dengan energi kinetik rendah diwujudkan dengan menyediakan medium yang
bertugas memperlambat (memoderasi) kecepatan neutron, yaitu berupa air. Dengan
adanya air sebagai moderator neutron, maka neutron cepat yang dihasilkan dari reaksi
fisi U-235 diperlambat kecepatannya sehingga dapat digunakan untuk
melangsungkan reaksi fisi berantai dari generasi ke generasi. Bila suatu saat air
sebagai bahan moderator menghilang dari dalam reaktor nuklir (oleh karena suatu
sebab, misalnya kecelakaan) maka dengan sendirinya reaksi fisi berantai terhenti dan
produksi energi juga berhenti dengan sendirinya. Satu buah neutron lambat (disebut
juga neutron termal) dalam reaktor nuklir akan menimbulkan reaksi fisi U-235 yang
menghasilkan energi panas ~200 MeV (~8,9 x 10-18 kWh). Ini berarti bahwa sebuah
neutron lambat setara dengan ~8,9 x 10-18 kWh. Apabila dari generasi ke generasi

2
jumlah neutron termal dapat dikendalikan sesuai dengan kebutuhan energi, maka
realisasi pengendalian reaksi fisi dapat terwujud. Fenomena pengendalian reaksi fisi
berantai ini terjadi dalam sebuah reaktor nuklir. Keberlangsungan reaksi fisi berantai
dalam reaktor nuklir sangat labil, sedikit saja kecelakaan yang menguapkan
moderator (berupa air), maka reaksi fisi berantai terhenti, demikian pula dengan
pembangkitan energi. Reaksi fisi berantai dapat pula dilangsungkan dalam waktu
sangat cepat dengan pelipatan jumlah reaksi yang sangat tinggi, dengan cara ini
pembangkitan energi meningkat sangat besar dalam waktu yang sangat singkat.
Hasilnya adalah sebuah ledakan nuklir yang dahsyat. Mewujudkan suatu ledakan
nuklir dengan U235 tidaklah mudah, harus dilakukan upaya ketersediaan dan
peningkatan jumlah neutron dengan energi kinetik yang cocok dalam jumlah besar
dalam waktu sesingkat-singkatnya.

3
DAFTAR PUSTAKA

http://drive.batan.go.id/kip/documents/12buku_pintar.pdf

Anda mungkin juga menyukai