Anda di halaman 1dari 16

ULANGAN TENGAH SEMESTER

FISIKA NUKLIR

NAMA : EKHA
NPM : 201784203026
REAKTOR NUKLIR
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu
pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi (Majalah
Energi, 2010). Reaksi fisi atau pembelahan inti merupakan mekanisme yang banyak
digunakan untuk menghasilkan energi nuklir melalui sebuah reaktor.
Sebuah reaktor bekerja berdasarkan reaksi pembelahan (fisi) dari sebuah inti. Pada
reaktor dibedakan dua jenis material yang dapat mengalami fisi atau pembelahan yang disebut
dengan fissionable material yaitu material fisil dan material fertil. Sebuah material fisil
merupakan material yang akan mengalami pembelahan ketika ditembak oleh sebuah neutron
dengan sejumlah energi, sedangkan material fertil adalah material yang akan menangkap
neutron dan melalui peluruhan radioaktif akan berubah menjadi material fisil (Lewis, 2008).
Uranium-235 adalah material yang secara alami bersifat fisil (Roulstone, 2011) dan uranium-
238 adalah material fertil (Lewis, 2008).
Konsep dasar dari sebuah reaktor adalah reaksi fisi dari sebuah material misalnya
Uranium. Ketika sebuah inti ditembakkan oleh sebuah neutron, dengan persentase tertentu inti
akan mengalami pembelahan (fisi) (Zweifel, 1973). Salah satu contoh reaksi fisi dari Uranium
adalah sebagai berikut.
n + U233 → Kr36 + Ba54 + ~2-3 n’s + 197,9 Mev (1)
Sedangkan untuk Thorium-232, karena tidak bersifat fisil maka Thorium-232 akan
terlebih dahulu menyerap neutron lambat yang akan menghasilkan Uranium-233 bersifat fisil
yang kemudian akan membelah ketika ditembak oleh neutron. Fisi dari Uranium-233 ini
menghasilkan energi dengan jumlah yang sama dengan Uranium-235 yaitu sebesar 200 MeV
(World Nuclear, 2012).
Salah satu contoh proses pembelahan (reaksi fisi) dari Uranium seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Reaksi Fisi (Pramuditya dan Waris, 2005)

Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi, neutron dan produksi fisi semua berperan
penting dalam reaktor nuklir (Lewis, 2008). Neutron yang dihasilkan dapat digunakan untuk
menginduksi reaksi fisi lebih jauh lagi sehingga mendorong terjadinya reaksi fisi berantai.
Reaksi berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini dapat
dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan
berlangsung di dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan untuk
membangkitkan listrik (Info Nuklir, 2010).
Reaktor nuklir pertama kali dibangun oleh Enrico Fermi pada tahun 1942 di
Universitas Chicago. Reaktor nuklir adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai
dan sekaligus menjaga kesinambungan reaksi. Reaktor nuklir juga adalah tempat terjadinya
suatu reaksi inti berantai terkendali, baik pembelahan inti (fisi) atau penggabungan inti (fusi).
Reaktor nuklir ditetapkan sebagai “alat yang menggunakan materi nuklir sebagai bahan
bakarnya”. Secara umum, reaktor nuklir adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang
terkendali.
Istilah reaktor nuklir digunakan untuk perangkat yang berfungsi mengontrol terjadinya
reaksi fisi. Dalam reaktor nuklir, neutron digunakan untuk menginduksi terjadinya reaksi fisi
inti pada inti berat. Reaksi fisi ini menghasilkan inti ringan (fission product), beberapa
neutron dan energi sebesar 200 MeV (Deuderstadt dan Hamilton, 1976). Gambar 5
menunjukkan salah satu stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Gambar 5. Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Info Nuklir, 2012
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) memanfaatkan energi hasil reaksi fisi
(pembelahan inti atom U atau Pu yang menghasilkan energi) di dalam reaktor. Energi yang
berupa panas ini digunakan untuk menguapkan air untuk memutar turbin dan membangkitkan
listrik. Dikembangkan sejak tahun 1950, sebagian besar PLTN menggunakan air sebagai
pendingin dan moderator (light water reactors) (Info Nuklir, 2010).
1. Perkembangan Reaktor
Perkembangan reaktor biasanya dibedakan menjadi beberapa generasi. Reaktor
generasi I dikembangkan pada tahun 1950-60 dan sangat sedikit yang masih beroperasi
sampai saat ini. Sebagian besar reaktor generasi I ini menggunakan uranium alam sebagai
bahan bakar dan grafit sebagai moderator. Reaktor Generasi II menggunakan bahan bakar
uranium yang telah diperkaya dan sebagian besar didinginkan dan dimoderatori oleh air.
Reaktor generasi III adalah reaktor lanjutan dari beberapa reaktor generasi I yang
beroperasi di Jepang. Reaktor generasi III ini merupakan perkembangan dari reaktor
generasi II dengan meningkatkan sistem keamanan (World Nuclear, 2012).
Selanjutnya adalah reaktor generasi IV yang dirancang tidak hanya untuk
memasok daya listrik, tetapi juga untuk memasok energi termal untuk industri. Oleh
karena itu PLTN Generasi IV tidak lagi disebut sebagai PLTN tetapi Sistem Energi Nuklir
(SEN). Enam tipe reaktor Generasi IV adalah : Very High Temperature Reactor (VHTR),
Sodium-cooled Fast Reactor (SFR), Gas-cooled Fast Reactor (GFR), Liquid metal cooled
Fast Reactor (LFR), Molten Salt Reactor (MSR) dan Superritical Water cooled Reactor
(SCWR) (Harvego dan Schultz, 2009).
Reaktor modern dibuat lebih kompleks, tidak hanya bahan bakar yang dibuat dengan
sangat hati-hati tetapi juga menyediakan pendingin (coolant) selama berlangsungnya
reaksi fisi dan pelepasan energi.

2. Komponen Dasar Sebuah Reaktor


Untuk dapat mengendalikan laju pembelahan (reaksi fisi), sebuah reaktor nuklir
harus didukung oleh beberapa fasilitas yang disebut sebagai Komponen Reaktor.
Komponen-komponen reaktor nuklir harus memenuhi standar kualitas yang tinggi dan
handal, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kegagalan komponen tersebut
sangat kecil. Adapun komponen dari sebuah reaktor nuklir adalah sebagai berikut.
a. Bahan Bakar (fuel)
Bahan bakar nuklir merupakan bahan yang akan menyebabkan terjadinya
reaksi fisi berantai berlangsung sebagai sumber energi nuklir. Terdapat dua jenis
bahan bakar nuklir yaitu bahan fisil dan bahan fertil. Bahan fisil adalah unsur atau
atom yang langsung dapat membelah apabila menangkap neutron, sedangkan bahan
fertil merupakan suatu unsur atau atom yang tidak dapat langsung membelah setelah
menangkap neutron tetapi akan membentuk bahan fisil (Lewis, 2008). Bahan yang
banyak digunakan sebagai bahan bakar nuklir diantaranya yaitu Uranium-235,
Uranium-233, Plutonium-235 dan Thorium (Dunia Fisika, 2009)

b. Moderator
Moderator adalah komponen reaktor yang berfungsi untuk menurunkan energi
neutron cepat (+ 2 MeV) menjadi neutron dengan energi termal (+ 0,02 - 0,04 eV)
agar dapat bereaksi dengan bahan bakar nuklir. Selain itu, moderator juga berfungsi
sebagai pendingin primer. Persyaratan yang diperlukan untuk bahan moderator yang
baik adalah dapat menghilangkan sebagian besar energi neutron cepat tersebut dalam
setiap tumbukan. Bahan-bahan yang digunakan sebagai moderator, antara lain: air
ringan (H2O), air berat (D2O), Grafit dan Berilium.

c. Batang Kendali (control rod)


Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reaktor agar
laju pembelahan/populasi neutron di teras reaktor dapat diatur sesuai dengan
kondisi operasi yang dikehendaki, selain itu, batang kendali juga berfungsi untuk
memadamkan reaktor atau menghentikan reaksi pembelahan. Sesuai dengan
fungsinya, bahan batang kendali adalah material yang mempunyai tampang lintang
serapan neutron yang sangat besar, dan tampang hamburan yang kecil. Bahan-bahan
yang sering dipakai adalah: boron, cadmium, godalinium dan lain-lain. Bahan-
bahan tersebut biasanya dicampur dengan bahan lain agar diperoleh sifat yang tahan
radiasi, titik leleh yang tinggi dan tidak korosif.
Prinsip kerjapengaturan operasi adalah dengan cara memasukkan dan
mengeluarkan batang kendali dari teras reaktor. Jika batang kendali dimasukkan,
maka sebagian besar neutron akan tertangkap olehnya, yang berarti populasi
neutron di dalam reaktor akan berkurang dan kemudian padam. Sebaliknya jika
batang kendali dikeluarkan dari teras reaktor, maka populasi neutron akan mencapai
jumlah tertentu. Pertambahan/penurunan populasi neutron berkaitan langsung
dengan perubahan daya reaktor.

d. Perisai (Shielding)
Perisai (shielding), berfungsi sebagai penahan agar radiasi hasil fisi bahan
tidak menyebar pada lingkungan luar dari sistem reaktor. Karena reaktor adalah
sumber radiasi yang sangat potensial, maka diperlukan suatu sistem perisai yang
mampu menahan semua jenis radiasi tersebut pada umumnya perisai yang digunakan
adalah lapisan beton berat dan struktur baja (World Nuclear, 2012).

e. Perangkat detektor
Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan dalam reaktor
nuklir. Semua informasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor, yang meliputi
popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain, hanya dapat dilihat melalui
detektor yang dipasang di dalam teras reaktor.

f. Reflektor
Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berjalan dengan kecepatan
tinggi ke segala arah, karena sifatnya yang tidak bermuatan listrik maka gerakannya
bebas menembus medium dan tidak berkurang bila tidak menumbuk suatu inti atom
medium. Karena sifatnya tersebut, sebagian neutron tersebut dapat lolos keluar teras
reaktor dan hilang dari sistem. Keadaan ini secara ekonomi berarti kerugian karena
neutron tersebut tidak dapat digunakan untuk proses fisi berikutnya.

Untuk mengurangi kejadian ini, maka di sekeliling teras reaktor dipasang


bahan pemantul neutron yang disebut reflector, sehingga neutron-neutron yang lolos
akan bertahan dan dikembalikan ke dalam teras reaktor untuk dimanfaatkan lagi ada
proses fisi berikutnya.

Bahan-bahan reflector yang baik adalah unsur-unsur yang mempunyai tampang


lintang hamburan neutron yang besar, dan tampang lintang serapan yang sekecil
mungkin serta tidak korosif. Bahan-bahan yang sering digunakan antara lain:berilium,
grafit, paraffin, air, D2O.
g. Perangkat bejana dan perisai reaktor
Bejana/tangki reaktor berfungsi untuk menampung fluida pendingin agar teras
reaktor selalu terendam di dalamnya. Bejana tersebut selain harus kuat menahan
beban, maka harus pula tidak korosif bila berinteraksi dengan pendingin atau benda
lain di dalam teras, bahan yang bisa digunakan adalah: alumunium dan stainless stell.
Perisai reaktor berfungsi untuk menahan/menghambat/menyerap radiasi yang
lolos dari teras reaktor agar tidak menerobos keluar sistem reaktor. Kerena reaktor
adalah sumber radiasi yang sangat potensial, maka diperlukan suatu sistem perisai
yang mampu menahan semua jenis radiasi tersebut, pada umumnya perisai yang
digunakan adalah lapisan beton berat.
h. Penukar panas tipe tabung (heat exchanger)
Bila media yang mengandung limbah panas adalah cairan atau uap yang
memanaskan cairan lainnya, maka harus digunakan penukar panas jenis shell and tube
karena kedua jalur harus ditutup rapat untuk mendapatkan tekanan fluida masing-
masing. Shell terdiri dari sekumpulan pipa, dan biasanya terdapat baffle di dalamnya,
untuk mengarahkan fluida dalam shell melewati pipa berkali-kali. Shell lebih lemah
dari pada tube, sehingga fluida yang bertekanan tinggi disirkulasikan dalam tubes
sementara fluida yang bertekanan rendah mengalir melalui shell. Bila uap yang
mengandung limbah panas, biasanya mengembun, menyerahkan panas latennya ke
cairan yang sedang dipanaskan, maka uap harus melewati shell. Jika diusahakan
kebalikannya, pengembunan uap didalam pipa paralel yang berdiameter kecil akan
menyebabkan ketidakstabilan aliran. Penukar panas tube and shell tersedia dalam
berbagai ukuran standar dengan banyak ragam kombinasi tubes dan shellnya. Penukar
panas shell and tube digambarkan dalam Gambar di bawah ini.

Gambar 9. Penukar Panas jenis Shell & Tube

(Sumber:King Fahad University of Petroleum & Minerals, 2003)

Untuk koefisiensi perpindahan panas secara menyeluruh dapat dikaji dengan


cara menentukan perpindahan kalor yang terjadi pada suatu dinding logam antara
fluida panas pada satu sisi dan fluida dingin pada sisi lain dengan pengaliran
konveksi paksa. Pertukaran panas yang terjadi adalah pertukaran secara tidak
langsung, ini berdasarkan alirannya dapat dibedakan menjadi: (Hartono: 2008: 6)

1. Pertukaran panas dengan aliran searah (co-current/parallel flow), pertukaran jenis


ini, kedua fluida (panas dan dingin) masuk pada sisi yang sama, mengalir dengan
arah yang sama dan keluar pada sisi yang sama pula.

Gambar 10. Aliran temperatur dengan aliran searah


Dengan asumsi nilai kapasitas panas spesifik (cp) fluida dingin dan panas
konstan, tidak ada kehilangan panas pada lingkungan serta keadaan steady state,
maka besarnya kalor yang dipindahkan :

Q = U.A.T LMTD (6)

Dimana :
U = koefisien perpindahan panas secara keseluruhan (W/m 2 0C )
A = luas perpindahan panas (m 2 )
TLMTD = log mean temperature differensial
Perbedaan suhu antara fluida panas dan dingin bervariasi diantara inlet dan
outlet, dan terlebih dahulu harus menentukan nilai rata-rata untuk dapat digunakan
pada persamaan (8), panas ditransfer melalui sebuah elemen luas dA, dapat
dituliskan sebagai berikut:

dQmhchdTh mcccdTc (7)


Dimana h dan c mengidentifikasikan pada fluida panas dan fluida dingin
secara berurutan. Transfer panas juga dapat dituliskan sebagai berikut:

dQ U (ThTc )dA (8)


Berdasarkan persamaan (6) secara aljabar dapat dituliskan sebagai berikut:

dQ
dT h (9)
mh c h

dan

dQ
dT c (10)
mc c c

Dimana LMTD menunjukkan laju aliran massa dan c adalah panas jenis
fluida.

Berdasarkan selisih persamaan (8) dan (9) maka diperoleh:

dT h−dT c =d ( T h−T c )

¿−dQ ( m1c m1c )(11)


h h c c

2. Pertukaran panas dengan aliran berlawanan arah (counter flow) Pertukaran panas
pada sistem ini yaitu kedua fluida (panas dan dingin) masuk penukar panas dengan
arah berlawanan dan keluar pada sisi yang berlawanan (Hartono, 2008: 8).
Gambar 11. Aliran temperatur pada aliran berlawanan arah

Kalor yang dipindahkan pada aliran berlawanan mempunyai persamaan


yang sama seperti pada persamaan aliran searah dengan perbedaan pada

nilai T LMTD , yaitu :

T2 T1
T
LMTD
=
(19)
ln( T2 T1 )
T2 = (T h out(panas) - T c in(dingin))

T1 = (T h in(panas) - T c out(dingin))

3. Jenis Reaktor
a. Gas-cooled Reactor (GCR)
Gas-cooled reactor atau reaktor berpendingin-gas (GCR) adalah reaktor nuklir
menggunakan gas karbondioksida sebagai pendinginnya. GCR sendiri dikembangkan
sampai dua generasi, dengan generasi pertamanya adalah Magnox dan generasi
keduanya adalah AGR, atau advanced gas-cooled reactor.

Nama magnox didapat dari bahan yang membungkus bahan bakar nuklir yang
dipakai di dalam reaktor, yaitu logam magnesium-alumunium. Batang-batang bahan
bakar yang telah dibungkus oleh magnox dimasukkan secara vertikal dengan blok-
blok grafit sebagai moderatornya. Kemudian control rods (penyerap neutron yang
kuat) dimasukkan secara vertikal juga dari atas guna mengatur tumbukan neutron
antar-batang bahan bakar yang dihasilkan uranium. Inti reaktor lalu dihembuskan gas
karbon dioksida yang kemudian akan memanas. Gas karbon dioksida panas lalu
melewati steam generator, memanaskan air, dan mengubah air tersebut menjadi uap.
Tekanan uap ini kemudian diubah menjadi energi listrik.

Gambar 2. Diagram BWR (wikipedia.org)

AGR juga didinginkan menggunakan gas karbon dioksida, dengan


moderatornya adalah blok grafit. Namun, tidak seperti magnox yang memiliki steam
generator di luar ruangan inti reaktor, pada AGR steam generator diletakan di dalam
ruangan inti, sehingga ia jauh lebih efisien ketimbang magnox. Efisiensi dari reaktor
nuklir tipe AGR mencapai 41%[1], sementara magnox (yang digunakan di Calder Hall)
memiliki efisiensi sebesar 23%[2]. AGR menggunakan uranium yang diperkaya (UO2)
sementara magnox menggunakan uranium alam.

b. Boiling Water Reactor (BWR)


Boiling water reactor adalah reaktor nuklir yang pendinginnya berupa air
ringan (H2O). Pada reaktor tipe ini, inti reaktor terbenam di dalam air yang
dipompakan dengan tekanan sedang. Inti reaktor kemudian memanaskan air hingga
mendidih. Uap air yang dihasilkan kemudian dialirkan ke generator listrik. Uap yang
telah melewati generator listrik kemudian dikondensasi menjadi air dan dialirkan
kembali ke dalam reaktor. Aktivitas dari inti reaktor dikendalikan oleh control rod,
dan dimoderasi oleh air demineralisasi.

Gambar 2. Diagram BWR (wikipedia.org)

BWR dikembangkan oleh Laboratorium Nasional Argonne dan General


Electric di tahun 1950-an. Setidaknya terdapat 7 generasi BWR yang telah dirancang
oleh General Electric yang telah beroperasi di dunia [3]. BWR juga merupakan jenis
reaktor nuklir kedua paling banyak di dunia. Nilai efisiensi dari BWR mencapai 30-
32% saja, dengan bahan bakar yang digunakan di BWR adalah uranium yang
diperkaya.
c. Pressurized Water Reactor (PWR)
Pressurized water reactor adalah reaktor nuklir yang pendinginnya juga adalah
air ringan. Namun tidak seperti pada BWR yang intinya memanaskan air hingga
mendidih, pada PWR inti reaktor dilewati oleh air yang bertekanan tinggi (153 atm),
sehingga titik didihnya naik. Kemudian air bertekanan yang telah dipanaskan dialirkan
melalui pipa yang menembus bagian tengah dari steam generator; sebuah ruangan lain
yang berisi air di tekanan normal (1 atm), sehingga panas dari air bertekanan
memanaskan air di steam generator hingga mendidih. Uap yang dihasilkan kemudian
digunakan untuk memutar turbin generator listrik. Reaktor nuklir ini dimoderasi oleh
air biasa.
Gambar 3. Diagram PWR(wikipedia.org)

PWR awalnya dirancang untuk digunakan pada kapal selam bertenaga nuklir,
dan kemudian diimplementasi di reaktor nuklir komersial kedua di dunia, yakni di
Shippingport Atomic Power Station (Amerika). Reaktor nuklir jenis ini merupakan
yang paling banyak di dunia. Efisiensi dari reaktor nuklir jenis PWR mencapai 32%,
namun ia memiliki densitas daya yang tinggi, mencapai 100 MWth/m3 [4].

d. Pressurized Heavy Water Reactor (PHWR/CANDU)


Pressurized Heavy Water Reactor atau PHWR adalah reaktor nuklir yang
menggunakan air berat (D2O atau Deuterium Oxide) sebagai pendingin dan
moderatornya. Satu-satunya rancangan PHWR yang dipakai secara komersial adalah
CANDU, atau Canada Deuterium Uranium. Hal yang unik dari reaktor ini ialah
intinya; apabila reaktor yang telah dibahas sebelumnya memiliki inti atom yang terdiri
dari batang-batang uranium vertikal, pada CANDU kumpulan pelet-pelet uranium
dimasukkan kedalam tabung berdiameter 10 cm. Tabung-tabung tersebut kemudian
saling disusun di dalam suatu tempat bernama Callandria, yang didalamnya terdapat
air berat sebagai moderator.

Gambar 4. Diagram PHWR(wikipedia.org)

Penggunaan air berat pada reaktor nuklir tipe ini memberikan keuntungan,
yakni air berat yang berfungsi sebagai moderator hanya menyerap sedikit momentum
dari neutron yang dihasilkan dalam reaktor nuklir karena beratnya atom Deuterium,
sehingga inti reaktornya dapat dipecah-pecah seperti dalam Callandria. Apabila yang
digunakan adalah air biasa, maka momentum neutron akan diserap oleh atom hidrogen
pada air, sehingga konfigurasi seperti pada Callandria tidak memungkinkan untuk
terjadinya reaksi berantai fisi yang stabil.

Kelebihan dari reaktor tipe ini adalah karena desainnya yang menggunakan
Callandria alih-alih inti reaktor konvensional, pergantian bahan bakar tidak perlu
mematikan seluruh reaktor. Selain itu, CANDU dapat bekerja dengan uranium alam.
Kekurangannya adalah CANDU menggunakan dua sistem air berat, sehingga biaya
pembuatan dan pemeliharaannyapun mahal, dengan efisiensi hanya mencapai 30%[5].

e. Water-cooled Graphite-moderated Reactor (RBMK)


Reaktor tipe RBMK (atau Reaktor Bolshoy Moshchnosti Kanalnyy yang berarti
reaktor tipe-kanal berdaya tinggi) adalah reaktor yang menggunakan grafit sebagai
moderatornya, seperti pada GCR. Dalam reaktor ini, batang-batang bahan bakar
dimasukkan secara vertikal pada inti, dan reaksi fisi yang terjadi dikontrol oleh
control rod. Air lalu dipompakan kedalam inti reaktor, kemudian dipanaskan hingga
berubah menjadi uap, lalu uap tersebut digunakan untuk memutar turbin pada
generator listrik. Hal yang menarik pada reaktor ini adalah reservoir air yang masuk
dan reservoir tempat keluarnya uap menyatu, sehingga RBMK dapat dikatakan hanya
memiliki satu sistem loop yang menyerupai CANDU. Perbedaannya dengan CANDU
adalah inti reaktor CANDU terbagi menjadi sekumpulan tabung-tabung panjang yang
dialiri air berat, sementara pada RBMK air langsung melalui keseluruhan inti.
Sehingga riskan bagi RBMK untuk mengalami kecelakaan nuklir. RBMK
menggunakan uranium yang diperkaya sebagai bahan bakar nuklirnya.

Gambar 5. Diagram RMBK(wikipedia.org)

Bencana chernobyl yang terjadi pada tanggal 26 April 1986 melibatkan reaktor
nuklir jenis RBMK. Waktu itu, reaktor nomor empat pembangkit listrik tenaga nuklir
Chernobyl mengalami gagal pompa, sehingga seluruh air pada inti reaktor tidak dapat
bersirkulasi dan menguap seluruhnya, menyebabkan inti reaktor mengalami kepanasan
yang berlebihan. Akibatnya reaktorpun meleleh dan menyebabkan terlepasnya radiasi
dalam jumlah besar di Chernobyl. Bencana ini termasuk bencana nuklir paling buruk
di sepanjang sejarah, sehingga tidak heran bila reaktor RBMK merupakan jenis
reaktor yang kurang populer dan cenderung dihindari.

Versi lebih kecil dari RBMK adalah EGP. EGP digunakan di pembangkit
listrik tenaga nuklir Bilibino, pembangkit listrik nuklir komersial terkecil di dunia.
Karena ukurannya, potensi terjadinya bencana seperti pada reaktor nomor empat akan
lebih kecil, sehingga EGP dianggap jauh lebih aman dibandingkan RBMK. Efisiensi
dari reaktor RBMK adalah 31%[6].

f. Fast Neutron Reactor (FNR)


Fast neutron reactor adalah reaktor nuklir yang dibangun sebagai usaha untuk
membuat fast breeder reactor (reaktor nuklir yang menghasilkan lebih banyak bahan
bakar nuklir dalam penggunaannya) dan integral fast reactor (reactor nuklir yang tidak
memerlukan moderasi neutron di dalam intinya). FNR juga merupakan reaktor nuklir
generasi IV, yaitu reaktor yang menghasilkan lebih sedikit limbah nuklir dibandingkan
reaktor nuklir pada umumnya, seperti pada PWR ataupun BWR. Apabila reaktor
konvensional pada umumnya memanfaatkan neutron termal/neutron lambat dalam
proses fisi nuklir pada inti reaktor dengan dibantu oleh moderator seperti air dan grafit,
FNR memanfaatkan neutron cepat yang dimoderasi oleh logal alkali tanah seperti
sodium yang massanya besar. Energi dari neutron cepat ini kemudian dapat diserap
oleh 238U untuk mengubahnya menjadi 239Pu yang dapat direaksi-fisikan.

Gambar 7. Diagram SFR tipe tangki (kiri) dan tipe loop (kanan) (wikipedia.org)
FNR yang sejauh ini telah dibuat adalah yang berpendingin sodium cair, atau
sodium-cooled fast reactor (SFR) di Rusia. SFR menggunakan natrium cair sebagai
pendingin dan moderator intinya. Terdapat dua versi SFR, yakni tipe tangki dan tipe
loop. Pada tipe tangki ruangan ruangan reaktor diisi oleh sodium cair, dengan sebuah
sekat yang membatas daerah inti. Pompa kemudian mengalirkan sodium cair dari luar
sekat melalui inti reaktor dan memanaskan sodium cair tersebut. Sodium cair yang
telah dipanaskan kemudian dialirkan pada pipa yang melewati sebuah tabung yang
juga di dalam ruangan reaktor berisi sodium cair dengan ujungnya menuju ruangan
reaktor. Karena terdapa sodium panas yang lewat pipa, sodium cair yang terpisah dari
ruangan reaktor memanas, dan oleh sebuah pompa dialirkan menuju steam generator
di luar ruangan reaktor. Air dipompakan ke dalam steam generator lalu memanas
karena lewatnya sodium cair dan berubah menjadi uap. Uap tersebut kemudian
digunakan untuk memutar turbin generator listrik. Untuk tipe loop, cara kerja dari
reaktornya serupa, namun apabila dalam tipe tangki, tangki yang berisikan sodium cair
terpisah diletakkan dalam ruangan yang sama dengan ruangan inti reaktor, pada tipe
loop tangki tersebut terletak di luar ruangan inti reaktor.

FNR merupakan reaktor yang terhitung baru, namun sangat diminati, karena
238
kemampuannya mengubah U (limbah nuklir pada reaktor nuklir konvensional)
239
menjadi Pu. Sehingga efisiensi dari reaktor FNR tentu jauh lebih tinggi ketimbang
reaktor nuklir lainnya. Namun FNR masih sulit dioperasionalkan karena pendinginnya
adalah sodium yang bersifat sangat reaktif, sehingga membutuhkan kemampuan yang
lebih tinggi untuk menjalankan reaktor tipe ini.

Anda mungkin juga menyukai