Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaktor Nuklir


Reaktor nuklir merupakan sistem tempat terjadinya reaksi fisi berantai yang
dapat dikendalikan. Bagian - bagian reaktor nuklir antara lain elemen bahan bakar,
moderator, reflektor, batang kendali dan sistem pendingin. Menurut fungsinya
reaktor dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu reaktor daya dan non daya.
Indonesia memiliki tiga reaktor non daya yang berkembang yaitu reaktor jenis
TRIGA : reaktor TRIGA 2000 dan reaktor Kartini TRIGA MARK II, sedangkan
reaktor lainnya adalah jenis MTR (Material Testing Reactor) yaitu RSG-GAS
(Suparlina, 2011).

2.2 Reaksi Fisi

Reaksi fisi terjadi jika neutron menumbuk inti atom 235U atau 238U sehingga
terpecah menjadi dua inti ringan dengan melepas energi. Secara matematis, reaksi
fisi yang terjadi pada reaktor adalah sebagai berikut:
235
92U + 10𝑛 [ 236
92U ] tidak stabil pembelahan (2.1)
Jika sebuah neutron bertumbukan dengan uranium-235 maka inti akan
tereksitasi ke tingkat energi tertentu. Ada dua hal yang bisa terjadi pada peristiwa
ini, yaitu: jika energi eksitasi kurang atau kecil maka akan kembali ke keadaan
semula dengan melepaskan foton gamma dan sebuah partikel, namun jika energinya
lebih besar maka inti akan menghasilkan produk fisi misalkan:

235 140 94
92U + 10𝑛 54Xe + 38Sr + 2 10𝑛 (2.2)

Reaksi tersebut merupakan kebolehjadian terbentuknya reaksi fisi yang terjadi pada
reaktor, selain kedua produk fisi yang bersifat radioaktif diatas masih terdapat
beberapa kemungkinan terbentuknya produksi fisi yang lain.
235
Reaksi fisi berantai pada teras reaktor terjadi jika fisil U berinteraksi
dengan neutron termal sehingga membentuk dua buah inti baru, hasil reaksi fisi lain

5
6

yang dihasilkan adalah dua buah neutron cepat dengan energi 2 MeV beserta energi
panas. Reaksi fisi bisa terjadi untuk semua rentang energi neutron. Di dalam bahan
bakar terdapat dua isotop uranium yang mungkin berinteraksi dengan neutron. Bila
238
U berinteraksi dengan neutron cepat, kemungkinan besar terjadi reaksi fisi,
235
sedangkan untuk U hanya bisa berinteraksi dengan neutron termal. Energi yang
dihasilkan reaksi fisi dari satu inti atom 235U adalah sekitar 200 MeV (DOE, 1993).
235
Ketika U bertemu dengan neutron, interaksi atau reaksi fisi tidak selalu
terjadi. Fisi berantai akan terjadi jika ada minimal satu neutron bebas hasil reaksi
fisi untuk menghasilkan neutron baru. Selain itu uranium juga harus memiliki
massa tertentu yang dinamakan massa kritis. Jika uranium memiliki massa dibawah
massa kritis maka reaksi fisi berantai tidak terjadi. Oleh karena itu massa uranium
pada reaktor dilebihkan untuk menjamin reaksi fisi tetap berlangsung.
Kondisi kritikalitas suatu reaktor didefinisikan sebagai perbandingan cacah
neutron atau laju reaksi dari suatu siklus dengan siklus sebelumnya. Reaktor
dinyatakan kritis apabila 𝑘𝑒𝑓𝑓 =1, artinya jumlah neutron stabil dari waktu ke
waktu. Besaran 𝑘𝑒𝑓𝑓 akan dibahas lebih detail di sub bab 2.7. Kondisi kritikalitas
dipengaruhi oleh jumlah atom unsur penyerap dan bahan bakar. Seiring dengan
235
berjalannya waktu pengoperasian reaktor, maka jumlah bahan bakar U
235
berkurang. Ketika jumlah neutron hasil dari reaksi fisi U tidak dapat
mengimbangi jumlah neutron yang diserap nuklida non bahan bakar maka reaksi
fisi berantai dalam reaktor akan berhenti dan reaktornya dinamakan dalam kondisi
subkritis (𝑘𝑒𝑓𝑓 <1). Agar reaktor dapat dioperasikan dalam jangka waktu lama,
jumlah bahan bakar ditambah melebihi masa kritis. Kondisi seperti ini
menyebabkan kondisi reaktor menjadi superkritis 𝑘𝑒𝑓𝑓 >1. Agar tetap kritis maka
digunakan batang kendali kompensasi. Batang kendali kompensasi berguna untuk
mengatur agar reaktor tetap dalam kondisi kritis (Octadamailah dan Supardjo,
2017).
Pada bidang nuklir, material fisil adalah material yang mampu mengalami
reaksi fisi setelah menyerap neutron termal (slow or low energy neutron). Material
ini digunakan untuk bahan bakar reaktor nuklir termal. Contoh dari material fisil
7

235
adalah U dan 239Pu. Material fertil adalah yang material yang tidak mampu
melakukan reaksi fisi dengan neutron energi rendah tetapi dengan neutron cepat.
Contoh dari material fertil adalah 232Th, 240Pu dan 238U. Akan tetapi material fertil
ini memiliki kemampuan untuk diubah menjadi material fisil. Sebagai contoh,
232 233
Th isotop thorium dapat digunakan untuk menghasilkan U melalui proses
232
yang dikenal sebagai penangkapan neutron. Bila inti dari Th menyerap sebuah
neutron termal akan dihasilkan 233Th dengan waktu paruh 21,83 menit. Setelah itu
233
nuklida meluruh melalui emisi elektron menjadi Pa dengan waktu paruh 26,97
hari. 233Pa meluruh melalui emisi elektron untuk menghasilkan 233
U. Tangkapan
239 238
neutron termal juga dapat digunakan untuk menghasilkan Pu dari U.
Penyerapan neutron oleh inti 238U menghasilkan 239U, yang meluruh setelah 23,47
239
menit melalui emisi elektron menjadi Np dan akhirnya, setelah 2,36 hari,
239
menjadi Pu. Reaksi tangkapan neutron termal oleh nuklida fertil ditampilkan
pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Konversi material fertil menjadi fisil (DOE, 1993)

2.3 Sumber- sumber Neutron


Sumber neutron utama dalam reaktor termal adalah neutron hasil reaksi fisi
235
dari U yang disebut neutron serempak (prompt neutron). Ketika pertama kali
reaktor dinyalakan, neutron serempak belum ada. Reaktor akan hidup jika ada
8

neutron bebas yang memicu terjadinya reaksi fisi. Jika neutron awal hanya
mengandalkan neutron hasil fisi saja, maka reaktor tidak bisa dihidupkan, sehingga
perlu adanya neutron bebas dengan jumlah yang mencukupi.
Sumber neutron dibagi menjadi dua kelompok yaitu sumber neutron intrinsik
dan sumber neutron terpasang. Neutron intrinsik berasal dari peluruhan bahan bakar
reaktor maupun nuklida lain yang terbentuk dari fisi sehingga populasinya tidak
dapat dikontrol. Neutron intrinsik akan tetap ada dalam reaktor walaupun reaktor
sedang tidak beroperasi. Selain berasal dari peluruhan bahan bakar dapat belah,
neutron bebas juga dihasilkan oleh peluruhan beberapa nuklida fisi yang disebut
neutron tunda (delayed neutron). Populasi neutron intrinsik tidak banyak sehingga
perlu dipasang sumber neutron di teras reaktor (neutron terpasang) (Suharyana &
Khakim, 2016).

2.4 Komponen Reaktor Nuklir


Untuk mengendalikan reaksi fisi, suatu reaktor didukung oleh fasilitas-
fasilitas yang disebut komponen reaktor nuklir. Suatu komponen reaktor nuklir
harus memiliki standar kualitas yang tinggi sehingga fisi berantai dapat terkendali
dan kecelakaan reaktor serta kegagalan komponen dapat diminimalisir.

2.4.1 Bahan Bakar Nuklir


Bahan bakar nuklir adalah perangkat yang terdiri dari material yang
mengandung uranium dan dibungkus oleh suatu kelongsong. Bahan bakar reaktor
riset di Indonesia yang berbentuk silinder digunakan di reaktor TRIGA sedangkan
yang berbentuk pelat di reaktor MTR. Uranium alami yang berasal dari bumi
238 235 234
mengandung isotop U, U dan U. Mayoritas (99,2745%) dari semua atom
uranium alami adalah 238U, sedangkan sisanya (0,72%) adalah 235U dan (0,0055%)
234
U. Uranium yang diperkaya didefinisikan sebagai uranium yang konsentrasi
235
isotop U lebih besar dari 0,72%. Pengkayaan uranium ini dibutuhkan untuk
235
memenuhi jumlah U yang digunakan sebagai bahan bakar utama pada reaktor
termal (DOE, 1993).
9

Berdasarkan IAEA (International Atomic Energy Agency) nilai batas


maksimum pengkayaan uranium adalah sebesar 20%. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi resiko penyalahgunakan uranium untuk kepentingan non damai seperti
pembuatan bom (Saragi, 2007).

2.4.2 Moderator
Moderator adalah material yang digunakan untuk memperlambat laju neutron
berenergi tinggi menjadi neutron termal berenergi rendah. Material yang banyak
digunakan untuk moderator adalah air ringan. Pada reaktor tipe kolam, moderator
ditampung oleh suatu wadah yang disebut tangki reaktor (DOE, 1993). Moderator
yang ideal memiliki ciri nilai tampang lintang hamburan yang besar, nilai tampang
lintang serapan kecil, dan memiliki kemampuan menghilangkan banyak energi
neutron tiap tumbukan (Suharyana & Khakim, 2016). Pada penelitian skripsi ini
moderator yang digunakan adalah H2O.
Penurunan energi neutron rata-rata pertumbukan secara logaritma (ξ) adalah
(DOE, 1993):
ξ = ln Ei - ln Ef (2.3)
E
ξ = ln (Ei ) (2.4)
f

dimana :
Ei = rata-rata energi neutron awal
Ef = rata-rata energi neutron akhir
Daya perlambatan makroskopik (MSDP) adalah kemampuan material untuk
memperlambat neutron dan memunjukkan seberapa cepat neutron akan melambat
dalam material. Besarnya nilai MSDP dapat dihitungan dengan persamaan
MSDP = ξ ∑S (2.5)
Rasio moderasi (MR) adalah perbandingan MSDP terhadap tampang lintang
serapan.
𝜉 ∑𝑠
MR = (2.6)
∑𝑎
10

Perbandingan sifat moderator dari material yang berbeda ditampilkan pada


Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sifat material sebagai moderator (DOE, 1993)
Material ξ Banyak tumbukan MSDP MR
pada keadaan termal
H2O 0,927 19 1,425 62
D2O 0,510 35 0,117 4830
Helium 0,427 42 9 x 10-6 51
Berillium 0,207 86 0,154 126
Boron 0,171 105 0,092 0,00086
Carbon 0,158 114 0,083 216

2.4.3 Reflektor
Reflektor adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi kebocoran neutron
keluar teras. Reflektor dipasang melingkari bahan bakar reaktor. Syarat suatu
reflektor adalah mempunyai tampang lintang hamburan neutron yang besar dan
tampang lintang serapan yang sekecil mungkin serta tidak korosif. Bahan reflektor
yang banyak digunakan berupa berillium dan grafit (DOE, 1993).

2.4.4 Batang kendali


Batang kendali adalah perangkat penyerap neutron yang dipasang pada teras
reaktor untuk mengendalikan reaksi fisi. Bahan yang digunakan untuk batang
kendali adalah boron atau AgInCd. Batang kendali dihubungkan dengan suatu
perangkat elektronik untuk keperluan pengendalian daya reaktor (DOE, 1993).
Batang kendali dapat digunakan untuk mengendalikan reaktivitas, baik
menurunkan atau menaikannya guna mengatur daya reaktor. Batang kendali dapat
diatur posisinya, dimasukkan sepenuhnya, dimasukkan sebagian atau ditarik semua
dari teras (Jevremovic, 2009).
11

2.4.5 Sistem Pendingin


Sistem pendingin adalah sistem yang dapat memindahkan panas dari dalam
teras reaktor keluar teras. Sistem pendingin air tangki reaktor dilakukan melalui dua
tingkat pendinginan yaitu sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder.
Sistem pendingin primer adalah sirkulasi air dari tangki reaktor melewati
pemompaan menuju alat penukar panas dan kembali ke tangki reaktor sedangkan
pendingin sekunder adalah sirkulasi air dari menara pendingin dipompakan ke alat
penukar panas kemudian kembali ke menara pendingin. Dengan cara ini dapat
dilakukan pemindahan panas dari teras reaktor ke lingkungan tanpa terjadi
kontaminasi antara material teriradiasi dengan lingkungan (LAK Kartini, 2012).

2.5 Reaktor TRIGA 2000


Reaktor TRIGA 2000 memiliki daya maksimal 2000 kW. Fungsi reaktor
TRIGA 2000 adalah untuk pelatihan, penelitian, dan untuk produksi radioisotop.
Reaktor TRIGA 2000 merupakan reaktor tipe kolam. Teras reaktor terendam dalam
air pendingin sehingga pendinginan reaktor cukup dengan konveksi alam.
Pendinginan ini bertujuan agar reaktor terhindar dari kerusakan kelongsong dan
pelelehan bahan bakar. Seperti halnya reaktor TRIGA secara umum, bentuk teras
reaktor TRIGA 2000 adalah bentuk silinder, dimana teras reaktor dikelilingi oleh
grafit.
Bahan bakar reaktor TRIGA adalah UZrH dengan pengkayaan 20% bertipe
bahan bakar-104. Massa yang digunakan untuk menghasilkan reaksi fisi berantai
adalah sebesar 36,5 gram uranium-235 per elemen. Elemen bahan bakar yang
digunakan sebanyak 66 buah sehingga dapat menghasilkan daya 2 MW dengan
burn-up bervariasi antara : 3% - 10% (LAK Reaktor TRIGA, 2000).

2.6 Bahan Bakar Tipe Pelat RSG-GAS


RSG-GAS merupakan reaktor riset jenis MTR (Material Testing Reactor)
dengan bahan bakar uranium pengkayaan rendah (LEU). Bahan bakar LEU yang
digunakan pada RSG-GAS awalnya adalah jenis oksida (U3 O8 Al) dengan
235
pengkayaan U sebesar 19,75% dan densitas 2,96 gU/cc. Dalam rangka
12

peningkatan kinerja reaktor maka bahan bakar RSG-GAS dikonversi dari oksida
(U3 O8 Al) ke silisida (U3 Si2Al) dengan pengkayaan 19,75% dan densitas 2,96
gU/cc. Konversi bahan bakar dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang siklus
operasi reaktor.
RSG-GAS adalah reaktor tipe kolam terbuka. Daya yang dapat dihasilkan
adalah 30 MW dengan menggunakan 40 assembly bahan bakar. Elemen bakar
didasarkan pada teknologi MTR (Material Testing Reactor). Setiap assembly
elemen bakar standar terdiri dari 21 buah pelat bahan bakar. Elemen bahan bakar
ditunjukkan oleh Gambar 2.2.a
Elemen batang kendali dirancang untuk dapat disisipi penyerap jenis garpu
(fork type). Bagian yang berisi bahan bakar pada batang kendali identik dengan
bagian yang berisi bahan bakar pada elemen bakar. Sebanyak 15 buah pelat bahan
bakar bagian dalam ditahan oleh dua buah pelat samping. Sebanyak 3 pelat bahan
bakar diambil pada setiap ujung dari daerah yang berisi bahan bakar untuk
memberikan ruang untuk memasukkan bilah penyerap (absorber blade). Perangkat
penyerap terdiri atas dua buah bilah AgInCd ( LAK RSG-GAS, 2005). Elemen
batang kendali ditunjukkan oleh Gambar 2.2.b

(a) (b)
Gambar 2.2. (a) desain elemen bakar pelat (b) desain elemen kendali (Purwadi, 2017)
13

2.7 Faktor Multiplikasi Efektif


Faktor multiplikasi adalah besaran laju reaksi fisi berantai. Faktor
multiplikasi tak hingga mengasumsikan bahwa tidak ada neutron yang bocor keluar
dari sebuah reaktor yang besar. Akan tetapi pada kenyataannya pasti ada neutron
yang bocor ke luar reaktor. Faktor multiplikasi yang memperhitungkan kebocoran
neutron disebut faktor multiplikasi efektif 𝑘𝑒𝑓𝑓 , yang didefinisikan sebagai rasio
neutron yang dihasilkan pembelahan dalam satu generasi ke bilangan neutron
hilang melalui penyerapan dan kebocoran pada generasi sebelumnya. Persamaan
untuk menghitung 𝑘𝑒𝑓𝑓 dalam satu siklus dikenal dengan rumus enam faktor:
𝑘𝑒𝑓𝑓 = 𝜀ℒ𝑓 𝑝ℒ𝑡 𝑓𝜂 (2.7)
Jadi nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 digunakan untuk mempertahankan reaksi fisi berantai, dimana
populasi neutron yang tidak meningkat atau menurun diaggap satu. Kondisi dimana
reaksi fisi berantai neutron tidak bertambah atau menurun disebut sebagai kondisi
kritis dan dapat dinyatakan dengan persamaan sederhana 𝑘𝑒𝑓𝑓 = 1. Kondisi
dimana produksi neutron lebih besar dari penyerapan dan kebocoran reaktor disebut
superkritis. Pada keadaan reaktor superkritis nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 lebih besar dari satu dan
fluks neutron meningkat setiap siklus atau generasi. Sedangkan kondisi dimana
produksi neutron kurang dari penyerapan dan kebocoran disebut subkritis, dimana
nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 kurang dari satu dan fluks neutron menurun tiap siklus atau generasi.
Ketika fluks neutron tidak tepat satu, maka menyebabkan fluks neutron akan
berubah sehingga terjadi perubahan daya. Keseimbangan antara produksi neutron
dan penyerapan di inti serta kebocoran yang keluar dari inti menentukan nilai dari
faktor multiplikasi. Jika faktor kebocoran kecil dan dapat diabaikan maka faktor
multiplikasi hanya bergantung pada keseimbangan produksi neutron dan
penyerapan neutron yang disebut faktor multiplikasi tak terbatas 𝑘∾ , sedangkan
ketika kebocoran disertakan maka disebut faktor multiplikasi efektif 𝑘𝑒𝑓𝑓 (DOE,
1993).
Ada enam faktor yang mempengaruhi nilai faktor multiplikasi efektif 𝑘𝑒𝑓𝑓 .
Dengan menggunakan enam faktor ini, dimungkinkan melacak siklus hidup neutron
dari produksi fisi satu ke fisi selanjutnya.
14

Faktor tersebut adalah (DOE, 1993):


a) Faktor fisi cepat (𝜀)
Neutron yang menumbuk uranium selama reaksi fisi pada reaktor ada dua
macam yaitu neutron cepat dan neutron termal. Peluang reaksi fisi paling besar
dalam reaktor TRIGA adalah menggunakan neutron termal yang akan bertumbukan
atau berinteraksi dengan uranium-235 yang bisa disebut fisi termal. Namun bisa
juga reaksi fisi dihasilkan dari neutron cepat yang berinteraksi atau bertumbukan
dengan uranium-238 yang terdapat dalam kandungan elemen bakar, walaupun
peluangnya kecil, bisa disebut fisi cepat. Populasi neutron cepat dalam satu generasi
tidak selalu tetap akan tetapi dapat meningkat karena adanya faktor fisi cepat.
Faktor fisi cepat merupakan perbandingan antara jumlah neutron cepat hasil semua
reaksi fisi dibagi dengan jumlah produksi neutron cepat hasil fisi termal. Dari
definisi faktor fisi cepat tersebut memungkinkan untuk menghitung nilainya
berdasarkan jumlah neutron sebelum dan sesudah fisi cepat terjadi. Siklus hidup
neutron dalam reaktor nuklir ditampilkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Siklus hidup neutron dalam reaktor nuklir (DOE, 1993)
15

b) Faktor Probabilitas Ketidakbocoran Neutron Cepat (ℒ𝑓 )


Faktor probabilitas ketidakbocoran neutron cepat didefinisikan sebagai
perbandingan jumlah neutron cepat yang tidak bocor dari reaktor dibagi dengan
jumlah neutron cepat hasil produksi semua reaksi fisi. Neutron pada reaktor yang
memiliki ukuran tertentu dimungkinkan dapat bocor ke luar teras reaktor seblum
termoderasi.

c) Probabilitas lolos resonansi (p)


Faktor lain yang mempengaruhi nilai faktor multiplikasi efektif adalah
mempertimbangkan jumlah neutron yang diserap dalam tingkat energi menegah.
Probabilitas lolos resonansi didefinisikan sebagai perbandingan jumlah neutron
yang mencapai energi termal dibagi dengan jumlah neutron cepat yang mulai
menurun. Neutron dalam reaktor tidak selalu bereaksi dengan uranium atau bahan
bakar saja. Akan tetapi neutron akan terdifusi dan berinteraksi dengan nuklida lain
(baik nuklida bahan bakar maupun non bahan bakar) melalui mekanisme hamburan
yang akan mengakibatkan berkurangnya energi dan neutron mengalami
perlambatan. Neutron memiliki kemungkinan mencapai daerah resonansi selama
238
perlambatan yang memungkinkan neutron bereaksi dengan U sehingga sudah
hilang sebelum mencapai energi termal. Daerah resonansi pada 238U adalah sekitar
238
6- 200 eV. Untuk neutron yang berhasil lolos dari puncak resonansi U disebut
probabilitas lolos resonansi.

d) Faktor Ketidakbocoran Neutron Termal (ℒ𝑡 )


Faktor ketidakbocoran neutron termal adalah perbandingan jumlah neutron
termal yang tidak bocor keluar teras reaktor dibagi dengan jumlah neutron yang
mencapai energi termal.

e) Faktor utilitas termal (f)


Faktor utilitas termal merupakan perbandingan antara jumlah neutron termal
yang diserap bahan bakar dibagi dengan jumlah neutron termal yang diserap
16

material dalam reaktor. Ketika neutron berhasil melewati daerah resonansi maka
ada peluang terjadinya reaksi fisi dengan bertumbukan dengan uranium-235 karena
mencapai energi termal.

f) Faktor Reproduksi (𝜂)


Faktor reproduksi merupakan perbandingan jumlah produksi neutron cepat
oleh fisi termal dibagi dengan jumlah neutron termal yang diserap di bahan bakar.

2.8 Fungsi Dasar Keselamatan Reaktor

Tujuan keselamatan dasarnya adalah melindungi masyarakat dan lingkungan


dari efek berbahaya dari radiasi pengion. Tujuan keamanan mendasar ini harus
dicapai, dan prinsip keselamatan harus diterapkan, tanpa terlalu banyak membatasi
pengoperasian fasilitas atau melakukan aktivitas yang menimbulkan risiko radiasi.
Untuk memastikan bahwa reaktor riset dioperasikan dan kegiatannya dilakukan
untuk mencapai standar keselamatan tertinggi yang dapat dicapai secara wajar,
tindakan harus dilakukan untuk mencapai hal-hal berikut (IAEA, 2016) :

a. Mengendalikan paparan radiasi dari manusia dan pelepasan bahan radioaktif


ke lingkungan.
b. Membatasi kemungkinan kejadian yang dapat menyebabkan hilangnya
kendali atas inti reaktor nuklir, reaksi berantai nuklir, sumber radioaktif atau
sumber radiasi lainnya.
c. Mengurangi konsekuensi dari kejadian tersebut jika terjadi.
Cara utama mencegah kecelakaan di fasilitas reaktor riset dan mengurangi
konsekuensi kecelakaan jika terjadi adalah penerapan konsep pertahanan atau
defence in depth, artinya reaktor memiliki fitur keselamatan berlapis. Pada tahap ini
pemberian faktor keselamatan pada setiap desain sistem menjadi sangat penting.
Selanjutnya yaitu tahap perlindungan, berupa penyediaan suatu sistem untuk shut
down secara cepat sehingga reaksi fisi dapat dihentikan dengan segera, serta
pengaktifan fitur keselamatan lainnya. Sistem pendingin teras didesain untuk
mampu mengantisipasi terjadinya kehilangan pendinginan akibat kebocoran serta
17

penyediaan alat penyuplai daya cadangan ketika terjadi kegagalan pada penyuplai
daya utama. Konsep ini ditujukan untuk mencegah kecelakaan dan penjaminan
perlindungan yang memadai terhadap masyarakat dan lingkungan terhadap efek
berbahaya dari radiasi dan membatasi penyebab terjadinya kecelakaan (Arindya &
Hermanto, 2012).

Salah satu parameter keselamatan dari aspek neutronik adalah perhitungan


reaktivitas. Reaktivitas adalah besaran yang menunjukkan perubahan faktor
multiplikasi efektif yang disebakan oleh kondisi reaktor. Nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 akan berubah
jika terjadi perubahan operasi reaktor, seperti perubahan letak batang kendali,
susunan teras, masuknya sumber neutron maupun penyerap neutron ke dalam teras.
Nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 tidak selalu konstan dikarenakan nilai tersebut menunjukkan
perbandingan populasi neutron pada suatu generasi dibandingkan dengan generasi
sebelumnya.

Perubahan nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 yang tidak selalu konstan dapat dinyatakan dengan
besaran reaktivitas yang didefinisikan sebagai (Suharyana & Khakim, 2016):
𝑘𝑒𝑓𝑓 −1
𝜌= (2.8)
𝑘𝑒𝑓𝑓

Besarnya nilai reaktivitas reaktor nuklir yang aman untuk digunakan selama
operasi adalah sebisa mungkin sebesar nol. Ketika reaktivitas nilainya nol berarti
nilai faktor multiplikasi neutron bernilai satu. Nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 = 1 artinya reaktor dalam
kondisi aman jika nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 dijaga terus sama dengan satu sampai periode operasi
yang sudah ditentukan. Faktor multiplikasi yang kurang dari satu atau 𝑘𝑒𝑓𝑓 < 1
menandakan reaktor dalam keadaan subkritis, maksudnya reaktor lama-kelamaan
akan mati dan berhenti beroperasi dengan sendirinya akibat dayanya yang habis
karena nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 merepresentasikan nilai daya reaktor. Nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 > 1 menandakan
reaktor dalam kondisi super kritis yaitu daya reaktor lama-kelamaan akan
meningkat drastis dan dapat melelehkan teras reaktor serta menyebabkan
meledaknya teras (Heriyanto dan Alfarizy, 2015).
18

2.9 Monte Carlo N Particle 6 ( MCNP6)


MCNP merupakan perangkat lunak serba guna yang dikembangkan oleh Los
Alamnos National Laboratory (LANL) untuk menghitung transport partikel dan
radiasi dengan menggunakan metode stokastik yang disebut dengan Monte Carlo.
Perangkat lunak ini disertai dengan perhitungan 𝑘𝑒𝑓𝑓 dari reaktor sebagai fitur
standarnya. Rentang energi neutron yang dapat dihitung dengan menggunakan
MNCP adalah 10−11 MeV sampai 20 MeV untuk semua isotop dan lebih dari 150
MeV untuk beberapa isotop (Thomas et al., 2003).
MCNP mengikuti kejadian partikel yang sebenarnya dari partikel hidup
ketika dilepaskan dari sumbernya sampai partikel mati, dapat karena terserap,
terhambur atau karena kehilangan energi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
2.4. Metode ini memanfaatkan probabilitas distribusi sampel secara acak
menggunakan data transport untuk menggambarkan perjalanan partikel.
Pada dasarnya semua kemungkinan perjalanan partikel dihitung oleh MCNP.
Jika melihat pada Gambar 2.4 menunjukan perjalanan neutron berinteraksi dengan
suatu materi. Pada titik 1 menunjukkan kejadian pertama neutron menumbuk atom
didalam materi, pada kejadian pertama ini terjadi peristiwa hamburan inelastis,
karena disertai dengan pemancaran radiasi gamma. Pada titik 2 menunjukan
kejadian kedua, dimana neutron yang terhambur dari kejadian pertama kemudian
menumbuk atom dan terjadi peristiwa hamburan elastis. Pada titik 3, menunjukan
neutron yang terhambur dari kejadian kedua kemudian diserap oleh inti atom
sehingga neutron lenyap. MCNP hanya menghtung neutron yang lolos dalam artian
neutron tidak hilang atau lenyap (Thomas et al., 2003).

Gambar 2.4. Perjalanan sebuah neutron mengenai material (Thomas et al., 2003)
19

2.9.1 Input MCNP6


Input MCNP6 berupa script yang digunakan sebagai masukan pada program.
Inputan berupa geometri teras reaktor TRIGA, material - material penyusun dan
perhitungan faktor multiplikasi efektif 𝑘𝑒𝑓𝑓 , biasanya dituliskan pada notepad. Hal
pertama yang dilakukan untuk mendefinisikan geometri suatu reaktor adalah
menentukan seberapa besar luasan yang digunakan sebagai pembatas sel (volume
yang dibatasi oleh suatu permukaan) yang disebut surface. Geometri teras reaktor
TRIGA dapat dibuat dengan format (MCNP Team, 2010):

c cell card
no material densitas geometri parameter
• Material yang berupa ruang hampa diisikan angka 0.
• Densitas atom diisikan dengan tanda + dimana satuannya adalah atom/b-cm,
sedangkan untuk densitas massa diisikan dengan tanda – dimana satuannya adalah
gr/cm3. Untuk sel dengan ruang hampa nilai densitas tidak perlu diisi.
• simbol geometri yang digunakan adalah: operator (:) gabungan, (spasi) irisan,
dan (#) komplemen.
• parameter dapat dituliskan sebagai berikut:
c surface card no
tipe listing
Setelah terbentuk geometri berlanjut dengan mengisi material data card.
Pengisian material dibuat dengan format :
c data card
no isotop1 fraksi1 isotop2 fraksi2 ... isotopn
fraksin
• Nomor material diisikan dengan „m1‟ untuk material 1, „m2‟ untuk material
2 dan selanjutnya.
• Penulisan isotop menggunakan kode ZZZAAA, ZZZ adalah nomor atom dan
AAA adalah nomor massa.

• Fraksi isotop yang digunakan berupa fraksi atom (+) atau fraksi berat (-).
20

Script untuk perhitungan nilai kritikalitas (𝑘𝑒𝑓𝑓 ) menggunakan format :

Kcode jumlah_neutron asumsi_keff siklus_diskip


siklus_total
Ksrc x1 y1 z1 x2 y2 z2 x3 y3 z3 .....

2.9.2 Perhitungan Kritikalitas dengan MCNP


Perhitungan kritikalitas bermanfaat untuk merancang sistem keselamatan
radiasi yang terkait dengan reaksi berantai pada reaktor nuklir dan sistem
penyimpanan bahan bakar nuklir. Data card KCODE adalah kode kritikalitas pada
MCNP6 yang digunakan untuk menentukan 𝑘𝑒𝑓𝑓 . Kode kritkalitas dalam data card
dapat ditulis dengan:
Kcode nsrck rkk ikz kct

Keterangan :

kcode :kode untuk menjalankan perhitungan kritikalitas (bagian ini


tidak bisa diubah)

nsrck :jumlah neutron tiap siklus perhitungan

rkk :tebakan awal untuk keff sistem (rkk=1 untuk kondisi kritis,
rkk<1 untuk kondisi subkritis dan rkk>1 untuk kondisi
superkritis)

ikz :jumlah siklus yang akan dilewati dalam perhitungan sebelum


akumulasi data (jumlah ini menentukan konvergensi hasil
simualasi)

kct :jumlah siklus yang akan dijalankan (running) dalam MCNP6

Selain itu, diperlukan posisi sumber neutron awal untuk memicu reaksi berantai
tersebut.
21

Posisi sumber neutron awal didefinisikan dalam kode berikut.

ksrc x1 y1 z1 x2 y2 z2 x3 y3 z3 ... xn yn zn

Keterangan :

ksrc :kode untuk mendefinisikan titik sumber (bagian ini tidak bisa
dirubah)

xi yi zi :posisi titik ke-i tempat sumber neutron berada, titik ini harus
berada dalam geometri yang berisi material fisil.

(MCNP Team, 2010).

Anda mungkin juga menyukai