Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KIMIA RADIASI

REAKSI DAN REAKTOR NUKLIR

OLEH
MANAN SETIAWAN

(F1C1 11

HADIJAH PUTRIANI

(F1C1 14

SITI WAHYUNI AZIZAH

(F1C1 14

AL PUTRI YANA WULANDARI (F1C1 14 056)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wataala atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah kimia radiasi yang berjudul
Reaksi dan Reaktor Nuklir. Tidak lupa pula salawat serta salam kepada junjungan
Nabi dan Rasul kita Muhammad shalallahualaihi waala alihi wassalam, keluarga,
sahabat tabiut tabiin dan para kaum muslimin yang tetap Istiqomah di jalan-Nya.
Setiap manusia pastilah tak sempurna, sehingga dari itulah tak luput pula dari
kesalahan. Maka kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca secara umum, dan bagi penulis khususnya.

Kendari, 18 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan energi semakin bertambah dari tahun ke tahun, sementara
sumber yang ada masih berbanding terbalik dengan kebutuhan. Walaupun energi
radiasi matahari (energi surya) masih sangat berlimpah tetapi pemanfaatannya masih
belum maksimal. Secara ekonomis peralatan yang diperlukan untuk mengkonversi
energi surya masih relatif mahal dibandingkan sumber-sumber energi yang bersumber
pada minyak dan gas bumi serta batubara.
Salah satu energi yang sedang dikembangkan adalah energi yang dihasilkan
dari reaksi nuklir yaitu berupa reaktor nuklir. Ada dua jenis reaktor nuklir yaitu
reaktor fusi dan fisi nuklir. Reaktor fusi nuklir merupakan salah satu sumber energi
alternatif masa depan yang menggunakan bahan bakar yang tersedia melimpah,
efisien, bersih dari polusi, tidak menimbulkan bahaya kebocoran radiasi dan tidak
menyebabkan sampah radioaktif seperti pada reaktor fisi nuklir.
Sejauh ini reaktor fusi nuklir masih belum dioperasikan secara komersial.
Reaktor-reaktor ini menggunakan reaksi nuklir yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi inti.
Reaksi fusi inti (Nuclear Fussion) adalah reaksi penggabungan inti kecil menjadi inti
yang lebih besar, sedangkan reaksi fisi inti (Nuclear Fission) adalah proses di mana
suatu inti berat (nomor massa> 200) membelah diri membentuk inti-inti yang lebih
kecil dengan massa menengah dan satu atau lebih neutron. Berdasarkan pemaparan di
atas, perlu adanya pengetahuan tentang reaksi dan reaktor nuklir.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah reaksi dan reaktor nuklir adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
C.

Apa yang dimaksud dengan reaksi fusi dan pengaplikasiannya?


Apa yang dimaksud dengan reaksi fisi dan pengaplikasiannya?
Apa yang dimaksud dengan reaktor nuklir serta bagian-bagiannya?
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah reaksi dan reaktor nuklir adalah sebagai

berikut:
1.
2.
3.
D.
1.
2.
3.

Untuk mengetahui reaksi fusi pengaplikasiannya.


Untuk mengetahui reaksi fisi pengaplikasiannya.
Untuk mengenal reaktor nuklir serta bagian-bagiannya.
Manfaat
Dapat mengetahui reaksi fusi pengaplikasiannya.
Dapat mengetahui reaksi fisi pengaplikasiannya.
Dapat mengenal reaktor nuklir serta bagian-bagiannya.

BAB II
LANDASAN TEORI
Pemodelan atom dilakukan pertama kali oleh Rutherford dan Bohr sekitar
abad ke-20. Secara teori dan eksperimen yang dilakukan Rutherford dan Bohr
menunjukan bahwa atom disusun dari inti atom dan kulit atom. Kulit atom
merupakan elektron (simbol e) yang menunjukan sifat dari elemen. Sedangkan dalam
inti terdapat proton (simbol p) dan neutron (simbol n). Umumnya semua massa atom
terkonsentrasi dalam inti. Masa elektron kira-kira 1/2000 massa proton. Antara inti
(proton) bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif bekerja gaya coulomb
(Arthur dkk., 2000).
Komponen utama PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) adalah bahan
bakar, moderator dan pendingin, sistem pembangkit uap, sistem keselamatan.
Kombinasi dari komponen-komponen tersebut melahirkan variasi dari desain PLTN.
Dewasa ini hanya tiga jenis PLTN yang menjadi perhatian dan dibangun secara
komersial., yaitu jenis PWR (Pressurized Water Reactor), BWR (Boiling Water
Reactor) dan PHWR (Pressurized Heavy-Water Reactor). Jenis PLTN ini mempunyai
keunggulan/kelebihan masing-masing, namun unsur-unsur kunci dan desain
keseluruhan dari berbagai jenis PLTN itu pada umumnya adalah sama, misalnya
bangunan turbin, generator, fasilitas perawatan, fasilitas administrasi, rumah pompa,
dan struktur pengungkung reaktor (Suhaemi dan Karlina, 2008).
Sampai saat ini Indonesia belum berhasil membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN), sehingga belum ada satupun PLTN yang dapat dioperasikan

untuk mengurangi beban kebutuhan energi listrik yang saat ini semakin meningkat di
Indonesia. Padahal energi nuklir saat ini di dunia sudah cukup berkembang dengan
menguasai pangsa sekitar 16% listrik dunia. Hal ini menunjukkan, bahwa energi
nuklir adalah sumber energi potensial, berteknologi tinggi, berkeselamatan handal,
ekonomis dan berwawasan lingkungan serta merupakan sumber energi alternatif yang
layak untuk dipertimbangkan dalam Perencanaan Energi Jangka Panjang bagi
Indonesia guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan (Wisnubroto dkk.,
2013).
Salah satu aspek terpenting dalam proses desain reaktor nuklir adalah aspek
keselamatan reaktor. Sebelum membangun reaktor secara fisik, terlebih dahulu dibuat
perencanaan perhitungan yang matang termasuk melakukan simulasi kinerja
keselamatannya dalam menghadapi kemungkinan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan model simulasi kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) yang disebabkan gagalnya sistem pembuang panas. Kecelakaan akibat
gagalnya sistem pembuang panas dipicu oleh hilangnya kemampuan pendinginan dari
pembangkit uap. Urutan kecelakaan ini diawali dengan hilangnya kemampuan reaktor
untuk membuang panas dari loop pendingin sekunder. Selama kecelakaan, laju
pembuangan panas mengalami penurunan sedangkan temperatur masukan pendingin
mengalami peningkatan. Hasil simulasi memberikan gambaran bahwa reaktor dapat
bertahan dari kecelakaan. Hasil analisis kecelakaan menunjukkan bahwa temperatur
maksimum bahan bakar, selongsong dan pendingin memiliki batas keselamatan yang
sangat besar (Abdullah dan Suud, 2012).

BAB III
PEMABAHASAN
3.1 Reaksi Fusi
A. Pengertian
Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom
bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi
kebalikan dari fisi, adalah penyatuan dua inti ringan menjadi inti yang lebih berat dan
menggunakan energi pengikat yang dilepaskan. Namun, untuk mencapai hal ini
secara terkendali sangat tidak mudah. Ini karena inti bermuatan listrik positif dan
bertolakan satu sama lain dengan kuat jika dipaksa bersatu. Karena itu, sebuah gaya
yang cukup kuat diperlukan untuk mengatasi gaya repulsif di antara mereka agar fusi
terjadi. Energi kinetik yang dibutuhkan ini setara dengan temperatur sekitar 20-30
juta 0C. Temperatur ini luar biasa tinggi sehingga tidak ada satu pun benda padat
untuk menampung partikel-partikel yang akan terlibat dalam reaksi fusi ini tahan
terhadapnya. Jadi, tidak ada satu mekanisme pun di dunia yang dapat merealisasikan
fusi kecuali panas dari bom atom.
Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan inti nuklir,
bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang
membentuk inti atom yang lebih berat dan neutron bebas, akan menghasilkan energi
yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka -sebuah reaksi eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Reaksi fusi terjadi di matahari sepanjang waktu. Panas dan sinar yang datang dari

matahari adalah hasil fusi antara hidrogen dan helium, dan energi dilepaskan sebagai
ganti materi yang hilang selama perubahan ini. Setiap detik, matahari mengubah 564
juta ton hidrogen menjadi 560 juta ton helium. 4 juta ton sisa materi diubah menjadi
energi. Kejadian luar biasa ini menghasilkan tenaga matahari yang sangat vital bagi
kehidupan di planet kita, dan telah berjalan selama jutaan tahun tanpa jeda.
Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia,
karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari energi
yang menahan elektron ke inti atom. Contoh reaksi fusi adalah sebagai berikut:

Reaksi fusi tersebut di atas sering ditulis dengan :

Keterangan :
P>>> = tekanan yang sangat tinggi sehingga wadah untuk terjadinya reaksi
fusi (reaktor nuklir fusi) harus kuat, dapat memasang tekanan tinggi tersebut.
T>>> = suhu untuk memicu reaksi fusi sangat tinggi. Ordenya bisa mencapai
lebih besar dari 10.0000 Celsius. Suhu setinggi ini bisa dibangkitkan dengan bantuan
teknologi laser.
E>>> = Energi (panas) yang dihasilkan reaksi fusi amat sangat tinggi,
ordenya dapat mendekati jutaan derajat Celsius. Secara teoritis reaksi fusi dapat
menghasilkan panas seperti yang terjadi pada matahari.

D2 (1H2)

= Deuterium atau Hidrogen dua untuk bahan reaksi tersebut

diperoleh dari destilasi air laut untuk diambil deuteriumnya.


T3 (1H3)= Tritium atau Hidrogen tiga didapat dari unsur yang ada pada kulit
bumi (kerak bumi).
Ilustrasi reaksi fusi seperti contoh tersebut di atas dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Oleh karena D2 diperoleh dari laut dan T3 didapat dari kulit bumi, maka
selama laut belum kering dan bumi masih ada, secara teoritis penyediaan energi untuk
masa mendatang melalui reaksi fusi tidak perlu dikhawatirkan. Persoalannya pada
masa mendatang adalah bagaimana dapat diciptakan suatu bahan sebagai wadah
reaksi fusi yang dapat menahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Hal inilah yang
menjadi tantangan para ilmuwan sekarang dan masa mendatang. Rintisan untuk
reaktor fusi saat ini sudah dirintis dan hasilnya adalah reaktor riset untuk fusi nuklir
yang ada di Tokamak. Reaktor fusi Tokamak pada saat ini dikerjakan bersama melalui
konsorsium negara-negara maju, Amerika, Inggris, Jerman, Perancis dan Jepang.
B. Aplikasi Reaksi Fusi

1.

Reaksi fusi nuklir pada bintang (matahari)

Persamaan reaksi ada 3 tahap yaitu:

Reaksi pertama dan kedua terjadi dua kali, kedua positron saling
menghilangkan dengan sebuah elektron dan menghasilkan radiasi elektromagnet,
reaksi di atas dapat ditulis:

2.

Reaksi fusi nuklir pada bom hidrogen

Bahan baku bom hydrogen adalah inti deuterium dan tritium yang akan
bergabung membentuk inti helium sambil membebaskan energi yang sangat besar.
Untuk menggabungkan inti-inti tersebut diperlukan suhu yang sangat tinggi yang
diperoleh dari ledakan atom biasa yang dihasilkan dari reaksi fisi sebagai pemicu
berlangsungnya reaksi fusi bom hidrogen yang akan menghasilkan ledakan bom yang
lebih dahsyat. Persamaan reaksi fusi untuk bom hydrogen dapat ditulis:

3.2 Reaksi Fisi


A. Pengertian
Sesaat sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan mempelajari
hasil reaksi yang diperoleh jika uranium ditembak dengan neutron. Otto Hahn dan
Strassman, berhasil mengisolasi suatu senyawa unsur golongan IIA, yang diperoleh
dari penembakan uranium dengan neutron. Mereka menemukan jika uranium
ditembak dengan neutron akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat
radioaktif.

Reaksi ini disebut reaksi fisi atau reaksi pembelahan inti. Dari reaksi
pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron
menghasilkan dua sampai empat netron. Setelah satu atom uranium-235 mengalami
pembelahan, netron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan atom
uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Hal
ini terjadi dalam bom atom. Agar pembelahan inti dapat menghasilkan reaksi rantai,
bahan pembelahan ini harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat
tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, netron akan keluar
sehingga tidak terjadi reaksi rantai. Pembelahan inti selalu menghasilkan energi kirakira 200 MeV pada setiap pembelahan inti. Energi yang dihasilkan pada pembelahan
235 gram uranium-235 ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500
ton batubara.
Pembelahan inti seperti inilah yang menyebabkan bencana di Hiroshima dan
Nagasaki, dan merenggut nyawa puluhan ribu orang. Sejak momen pertama bom
atom dijatuhkan di Hiroshima oleh Amerika Serikat dalam Perang Dunia II, tahun
1945, dan setelahnya, diperkirakan 100.000 orang mati. Satu bom lagi yang
dijatuhkan Amerika di Nagasaki tiga hari setelah bencana di Hiroshima menyebabkan
kematian 40.000 orang tepat pada saat peledakan. Kekuatan yang dilepaskan inti di
samping menyebabkan kematian banyak orang, juga menghancurkan area
pemukiman yang luas, dan radiasinya menimbulkan banyak penyimpangan genetik
yang tidak bisa diperbaiki dan masalah psikologis di pemukiman yang tersisa, yang
kelak akan mempengaruhi generasi berikutnya.

B. Aplikasi Reaksi Fisi


1.

Reaksi inti sebagai penghasil energi listrik.

2.

Penentuan umur (dating) batuan atau fosil.

3.

Dalam bidang kimia:

Analisis pengenceran isotop merupakan teknik untuk menentukan kadar suatu


zat dalam sampel dengan cara pengenceran dan penambahan zat radioaktif

atau isotopnya.
Analisis pengaktifan netron sebagai perunut dalam menentukan mekanisme
reaksi kimia.
Dalam bidang kedokteran

4.

Adapun fungsi radioisotop adalah untuk :

5.

Mengetahui keefektifan kerja jantung dengan menggunakan Sodium-24.


Menentukan lokasi tumor otak, mendekati tumor kelenjar gondok,

dipergunakan Yodium 131.


Penanganan penderita Leukimia, dengan Phosporus 32.
Penyembuhan kanker dan tumor dengancara penyinaran, seperti sinar x dan
untuksteril alat-alat kedokteran.
Dalam bidang pertanian, radioisotope digunakan sebagai perunut dan juga

untuk memperoleh bibit unggul (pemuliaan tanaman).

6.

Dalam bidang hidrologi


Salah satu kegunaan radioisotop di bidanghidrologi adalah untuk mengukur

kecepatan aliran atau debit aliran. Dalam hal ini sebagai perunut, diukur dari
perubahan intensitas pancaran di dalam aliran untuk jangka waktu yang sama.
3.3 Reaktor Nuklir
A. Pengertian
Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk
membuat, mengatur dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju
yang tetap, baik pembelahan inti (fisi) ataupun penggabungan inti (fusi). Berbeda
dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi pada orde pecahan detik dan tidak
terkontrol.
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling
banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian digunakan untuk
pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor
nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata
nuklir.
Reaktor nuklir pertama kali dibangun oleh Enrico Fermi dan Le Szilrd pada
tahun 1942 di Universitas Chicago. Reaktor nuklir generasi pertama digunakan untuk
menghasilkan plutonium sebagai bahan senjata nuklir. Selain itu, reaktor nuklir juga
digunakan oleh angkatan laut Amerika untuk menggerakkan kapal selam dan kapal
pengangkut pesawat udara. Pada pertengahan 1950-an, baik Uni Sovyet maupun
negara-negara barat meningkatkan penelitian nuklirnya termasuk penggunaan atom di

luar militer. Tetapi, sebagaimana program militer, penelitian atom di bidang nonmiliter juga dilakukan dengan rahasia.
B. Komponen Utama Reaktor Nuklir
1. Tangki Reaktor
Tangki ini bisa berupa tabung (silinder) atau bola yang dibuat dari logam
campuran dengan ketebalan sekitar 25 cm. fungsi dari tangki adalah sebagai wadah
untuk menempatkan komponen-komponen reaktor lainnya dan sebagai tempat
berlangsungnya reaksi nuklir. Tangki yang berdinding tebal ini juga berfungsi sebagai
penahan radiasi agar tidak keluar dari sistem reaktor.
2. Teras Reaktor
Komponen reaktor yang berfungsi sebagai tempat untuk bahan bakar. Teras
reaktor dibuat berlubang (kolom) untuk menempatkan bahan bakar reaktor yang
berbentuk batang. Teras reaktor dibuat dari logam yang tahan panas dan tahan korosi.
3. Bahan Bakar Nuklir
Bahan bakar adalah komponen utama yang memegang peranan penting untuk
berlangsungnya reaksi nuklir. Bahan bakar dibuat dari isotop alam seperti Uranium,
Thorium yang mempunyai sifat dapat membelah apabila bereaksi dengan neutron.
4. Bahan Pendingin
Untuk mencegah agar tidak terjadi akumulasi panas yang berlebihan pada
teras reaktor, maka dapat dipergunakan bahan pendingin untuk pertukaran panasnya.
Bahan pendingin ini bisa digunakan air a tau gas.
5. Elemen Kendali

Reaksi nuklir bisa tidak terkendali apabila partikel-partikel neutron yang


dihasilkan dari reaksi sebelumnya sebagian tidak ditangkap atau diserap. Untuk
mengendalikan reaksi ini, reaktor dilengkapi dengan elemen kendali yang dibuat dari
bahan yang dapat menangkap atau menyerap neutron. Elemen kendali juga berfungsi
untuk menghentikan operasi reaktor (shut down) sewaktu-waktu apabila terjadi
kecelakaan.
6. Moderator
Fungsi dari moderator adalah untuk memperlambat laju neutron cepat
(moderasi) yang dihasilkan dari reaksi inti hingga mencapai kecepatan neutron
thermal untuk memperbesar kemungkinan terjadinya reaksi nuklir selanjutnya (reaksi
berantai). Bahan yang digunakan untuk moderator adalah air atau grafit.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Reaksi fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti
atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi.
2. Reaksi fisi atau reaksi pembelahan inti, adalah peristiwa terjadinya pembelahan
inti oleh satu netron menghasilkan dua sampai empat netron.
3. Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk
membuat, mengatur dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju
yang tetap, baik pembelahan inti (fisi) ataupun penggabungan inti (fusi).
Komponen utama reactor nuklir adalah tangki reaktor, teras reaktor, bahan bakar
nuklir, bahan pendingin, elemen kendali dan moderator.

Anda mungkin juga menyukai