PENGOPERASIAN PLTA
DURASI : 16 JP
Energi yang terkandung dalam suatu fluida ialah energi potensial, dalam proses aliran di
dalam pipa energi potensial berangsur-angsur berubah menjadi energi kinetik, di dalam
turbin energi kinetik air berubah menjadi energi mekanik. Dan energi mekanik dayanya
diteruskan lewat poros generator sehingga berubah menjadi energi listrik.
a. Energi Potensial
Air merupakan energi potensial berdasarkan perbedaan ketinggian /
kedudukannya.
Untuk menentukan energi potensial dapat diperoleh dengan menyesuaikan
kondisi air tersebut dan yang perlu diperhatikan adalah;
a. Jumlah air yang tersedia
b. Ketinggian hidrolik dari air yang ada.
Gambar 2 Pada peristiwa benda jatuh terjadi perubahan energi potensial menjadi energi
kinetik
Jika benda jatuh dari ketinggian tertentu, kecepatan awalnya nol. Makin
mendekati permukaan tanah, kecepatan benda jatuh makin besar. Kecepatan maksimal
benda jatuh adalah saat menyentuh permukaan tanah. Besar kecepatan maksimal
tersebut berfantung pada ketinggian benda dari permukaan tanah.
b. Energi Mekanik
Energi mekanik ialah energi yang menggerakan poros dengan perantara sudu
jalan dalam rumah turbin. Energi potensial air dengan melalui injector atau
casing atau saluran, mendorong sudu jalan yang selanjutnya memutar poros
turbin.
c. Energi Listrik
Energi listrik terjadi karena perbedaan medan magnit di generator yang
disebabkan oleh poros turbin yang berputar.
Energi Listrik
H = Head
Energi
Potensial
Energi Kinetik
Energi Mekanik
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pusat pembangkit tenaga listrik yang
mengubah energi potensial air (energi gravitas air) menjadi energi listrik. Mesin
penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air
menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor generator untuk menghasilkan
energi listrik.
Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dari sungai secara langsung
disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung dahulu (bersamaan
dengan air hujan) dengan menggunakan kolam tando atau waduk sebelum disalurkan
untuk memutar turbin.
Daya listrik yang dibangkitkan dapat dihitung menggunakan pendekatan rumus :
P = 9,8 Q X H X ή t x ή g ( kW )
Dimana :
P = Daya yang dihasilkan (kW)
Q = Debit air dalam (m3/detik)
H = Tinggi terjun (m)
ήt = Efisiensi turbin (%)
ήg = Efisiensi Generator (%)
220
218
216
214
212
210
208
206
204
202
200
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES JAN
Dari cara memperoleh potensi air sebagai sumber energi, PLTA dapat dibagi
sebagai berikut:
a. PLTA aliran sungai langsung tanpa kolam tando
b. PLTA aliran sungai langsung dengan kolam tando
c. PLTA aliran sungai langsung dengan waduk/reservoir
d. PLTA aliran danau
e. PLTA pasang surut
f. PLTA pompa
g. PLTA sistem kaskade
Keterangan:
1. Sungai 7. Power house
2. Saringan 8. Bendung
3. Bak pengendapan pasir 9. Saluran pembersih
4. Pressure tunel 10. Saluran pengelak
5. Surge tank 11. Sungai
6. Penstock valve
g. PLTA Kaskade
Pemanfaatan sungai, berarti sepanjang sungai dibangun beberapa PLTA, maka
daerah PLTA itu disebut sistem Kaskade PLTA, dimana PLTA yang berada di
bawah memanfaatkan air setelah digunakan oleh PLTA di atasnya.
Contoh :
Kaskade PLTA S.Citarum ( Saguling, Cirata, dan Jati Luhur )
Gambar 12 Spillway
Gambar 15 Intake
G
a
m
b
a
r
1
.
1
4
Gambar 22 Manhole
5.1 Energi
Air yang ditampung diatas level tertentu memiliki energi dan kemungkinan
daya. Air yang tertampung tersebut memiliki energi potensial. Pada saat air
tersebut dilepaskan dengan alat tertentu, ia akan mengalir, dan akan
mengurangi tenaga kinetik. Energi potensial dan energi kinetik dapat saling
diubah, pada saat air dipompa dari tail race. Unit pembangkit kedalam
reservoir adalah untuk memperoleh energi potensial kembali dengan bantuan
sebuah pompa. Demikian pula pada saat air dialirkan melalui pipa pesat,
energi potensial dirubah menjadi energi kinetik dimana sejumlah energi hilang
karena gasekan yang akan merubah energi gerak menjadi energi panas.
Energi kinetik air dapat data kedalam energi listrik melalui penggunaan mesin
walaupun satu bentuk energi dapat dirubah kedalam bentuk lain dengan
berbagai cara. Energi berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya tetapi tidak
dapat bertambah/berkurang.
5.2 Head
Air yang disimpan dalam dam yang melebihi ketinggian normal dimana ia
dapat mengalir dikatakan memiliki head. Didalam pembangkitan dikenal
dengan total/gross head yaitu perbedaan elevasi antara permukaan air
sebelum melalui kisi/penyaring sampah dengan permukaan air didalam
tailrace setelah ia memancar dari draft tube/pipa lepas. Dengan kata lain total
gross adalah jarak elevasi vertikal antara air pada reservoir.
Didalam perhitungan efesiensi-turbin ataupun turbine formance lainnya yang
dipergunakan adalah head efektif/head netto yaitu gross head dikurangi
dengan kerugian pipa pesat yang sama, penghentian satu turbin dapat
menyebabkan tekanan atau head menjadi terbalik pada turbin yang masih
beroperasi.
Jika tekanan air diukur dalam lb/in 2 panda, saluran masuk air kedalam turbin
serta pembacaan yang diperoleh dikalikan dengan 2,308, head efektif dari
tempat ini hingga tinggi elevesi dalam forebay diatas, head (dalam feet) harus
diubah. Kedalam pound/inchi2 dengan mengalikannya dengan 0,43327.
Dari uraian diatas dapat (disederhanakan bahwa head netto atau head efektif
pada turbin air adalah grosshead dikurangi dengan kerugian hidrolik kecuali.
semua yang dapat dimasukkan kedalam kerugian turbin. Beberepa kerugian
non-turbin adalah disebabkan oleh aliran melalui penggaruk sampah, aliran air
Head netto bervariasi terbadap beban pada unit pembangkit karena gesekan
dan kerugain kecepatan bertambah kira-kira sama dengan 1/4 pancaran air
dari unit. Unit pembangkit hydro dengan low-head. Dengan saluran air yang
sangat pendek memlliki head netto yang hampir sama, dengan grosshead.
Namun demikian, unit pembangkit dengan medium head dan high-head
dimana dipergunakan pipa pesat/tunnel yang panjang dapat hanya memiliki
head netto 90 dari groeshead atau bahkan kurang.
karena
V = Qt
dimana.
V = Volume air yang dIgunakan
Q = Air yang dipancarkan
t = Waktu
dengan demikian
E = WqtHe
adalah energi air yang diberikan selama periode waktu dan detik.
Daya adalah besarnya usaha yang dilakukan. Dengan kata lain, jumlah
usaha yang dilakukan dalam suatu waktu tertentu. Istilah yang digunakan
untuk daya adalah HP 33.000 ft – lb/menit atau 550 ft–lb/det. Karena 1 HP
= 745,7 watt maka usaha 1 kw = 550 : 0.7457 = 737,96 ft – lb/det. Untuk
mempermudah didalam perhitungan umumnya dibuat 1 kw = 738 ft–lb/det.
Jika diinginkan mencari horse power atau kw dari volume air tertentu yang
diubah menjadi energi yang dinyatakan dalam persamaan (2), kita
sederhanakan dengan bantuan :
Dimana
Q = Pancaran air yang digunakan dalam ft kubik/detik
H = Tinggi jatuh brutto
Output output generator
Efesiensi (e)
Input 0,0845 QH
Perlu ditambahkan bahwa efesiensi termasuk kerugian dalam pipa pesat. Dari
rumus diatas terlihat bahwa output generator tergantung pada jumlah air yang
diubah menjadi tenaga oleh turbin, tinggi jatuh yang ada dan efesiensi unit turbin.
Jelas pula bahwa semakin lebar pintu turbin dibuka semakin banyak air yang
digunakan.
Pembukaan pintu turbin sebanding dengan titik pembebanan yang paling efisien,
tetapi tidak banyak berubah terhadap tinggi jatuh. Dapat diasumsikan bahwa
operasi yang paling efisien dari suatu unit akan terjadi pada pembukaan pintu yang
sama, seperti yang telah ditentukan pada waktu testing. Jika terdapat beberapa
unit dalam pembangkit, pembebanan aktual seringkali merupakan hasil
pertimbangan praktis yang diperintahkan secara lisan oleh sistem interkoneksi,
seperti isyarat "mempercepat" persediaan dan kemungkinan untuk memperoleh
output maksimum sesuai dengan temperatur pengoperasian generator serta
transformer yang lebih aman tanpa memperhatikan air yang digunakan.
Dalam sistem tenaga listrik banyak sekali terjadi gangguan yang dapat merusak peralatan
pembangkit listrik. Untuk melindungi peralatan listrik terhadap gangguan yang terjadi
dalam sistem diperlukan alat-alat pengaman. Khusus alat pengaman yang berbentuk relai
mempunyai 2 fungsi, yaitu :
a. Melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem, jangan sampai
mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, alat pengaman harus bekerja cepat agar
pengaruh gangguan dapat segera dihilangkan sehingga pemanasan berlebihan akibat
hubung singkat dapat segera dihentikan.
b. Melokalisir akibat gangguan, jangan sampai meluas dalam sistem. Oleh sebab itu,
alat pengaman dalam sistem harus dapat dikoordinir satu sama lain, sehingga hanya
alat-alat pengaman yang terdekat dengan tempat gangguan saja yang bekerja.
Ditinjau dari letaknya dalam unit PLTA ada 3 kategori pengamanan, yaitu:
a. Pengaman generator
b. Pengaman transformator dalam GI
c. Pengaman turbin air
Masing-masing pengaman dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pengaman Generator
Generator sebagai sumber energi listrik dalam sistem ketenagalistrikan, perlu diamankan
jangan sampai mengalami kerusakan, karena kerusakan generator akan sangat
mengganggu jalannya operasi sistem tenaga listrik. Oleh karenanya generator perlu
dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat merusak generator. Pengaman
generator secara garis besar terdiri dari:
a. Pengaman terhadap gangguan di luar generator, yaitu gangguan dalam sistem yang
dihubungkan dengan generator. Gangguan di luar generator yang belum diamankan
adalah gangguan di rel dimana pengamanan yang dibutuhkan bersifat back-up. Oleh
karena itu untuk gangguan di rel yang langsung berhubungan dengan generator,
Pengaman Transformator
Turbin air sebagai penggerak mula generator, perlu diamankan jangan sampai
mengalami kerusakan, karena kerusakan turbin akan sangat mengganggu jalannya
operasi sistem tenaga listrik. Oleh karenanya turbin air perlu dilindungi terhadap semua
gangguan yang dapat merusak turbin. Pengaman turbin secara umum terdiri dari:
Proteksi Kondisi
Relief valve Tekanan lebih pada spiral case (rumah keong)
Overspeed relay Putaran lebih (overspeed)
Magnetic switch Safety pin patah
Sensor dan kontrol vibrasi Getaran (vibrasi) mesin yang berlebihan
Temperature relay Temperatur bearing tinggi / overheat bearing
Apabila tekanan minyak terlalu rendah, maka turbin perlu segera dihentikan karena
tekanan minyak terlalu rendah dapat menimbulkan kerusakan bantalan. Begitu pula
apabila temperatur air pendingin menjadi terlalu tinggi maka turbin tersebut perlu segera
dihentikan dan unit harus juga ditripkan. Trip unit karena tekanan minyak pelumas terlalu
rendah, atau karena suhu air pendingin terlalu tinggi dilakukan oleh relai mekanik.
Alat ukur temperatur dan level di sistem pelumasan digunakan untuk alarm atau trip.
Penggunaan alat ini antara lain di sistem pelumasan di turbine guide-bearing, lower and
upper guide-bearings serta thrust bearing. Alat ukur tekanan dipasang di sistem udara
6.1.3 Trouble-shooting
Untuk setiap peralatan atau sistem yang dimungkinkan terkena gangguan, dalam
melaksanakan trouble shooting perlu diketahui:
a. Sistem-sistem yang ada termasuk pengkabelan (wiring) atau diagram pemipaan
(piping diagram)
b. Konstruksi dan bagian-bagiannya
c. Batasan-batasan ukuran (dimensi), penyetelan (setting) dan kelonggaran (clearance)
d. Indikasi yang muncul sewaktu gangguan.
Interpretasi Gambar
Interpretasi gambar diperlukan untuk memahami prinsip kerja dan perilaku atau
karakteristik suatu alat. Gambar-gambar disini dapat berupa sketsa alat, konstruksi alat
dan grafik karakteristik alat. Sketsa alat diperlukan untuk mengetahui prinsip kerja alat,
misalnya dimana input dan outputnya, aliran masuk dan keluar, atau dimana energi
masuk dan keluar. Gambar konstruksi diperlukan untuk mengetahui jenis dan susunan
komponen yang membentuk alat tersebut. Disini dapat juga diketahui bahan dan ukuran
komponennya.
Gambar karakteristik dapat memberitahukan perilaku alat. Untuk mengoperasikan
peralatan, operator harus mengetahui dan memahami karakteristik alat ketika
dioperasikan dengan kondisi kerja berubah. Pada karakteristik tersebut terdapat unjuk
kerja alat pada kondisi kerja dengan parameter yang bernilai rendah, menengah atau
tinggi. Pada karakteristik tersebut terdapat kecenderungan perubahan unjuk kerja alat,
misalnya perubahan turun atau naik, perubahan linear atau non linear dan kondisi kerja
kritis atau perlu perhatian serta batasan operasionalnya. Data batasan operasional
diperlukan untuk mengetahui daerah operasi dimana alat masih bekerja efektif dengan
handal dan aman dengan tidak terjadinya penyimpangan yang tidak ditolerir, gangguan
atau bahkan kerusakan.
Dalam operasinya ataupun saat start setelah pemeriksaan turbin air dan peralatan
bantunya, dapat ditemui masalah-masalah yang menyebabkan unit mengalami kondisi
alarm atau bahkan trip. Sering ditemui permasalahan yang kecil dapat menimbulkan trip
unit karena kelalaian operator yang keliru mengantisipasi gangguan pada turbin dan alat
bantunya.
Masalah-masalah pada operasi turbin air antara lain:
- Vibrasi yang cenderung naik
- Temperatur bantalan dan minyak pelumas cenderung naik
- Aliran kebocoran air cukup besar
- Aliran air pendingin terlalu rendah
- Aliran minyak pendingin terlalu rendah
- Tekanan minyak tekan terlalu rendah
- Tekanan udara tekan terlalu rendah.
Berikut ini Tabel 5.1 memuat jenis gangguan umum dan analisis indikasi dan
kemungkinan-kemungkinan penyebabnya (trouble-shooting) pada turbin air.
Objek
Standar
Kemung-
kinan sebab
Gambar 5.1: Data dan informasi serta analisis digunakan untuk mengambil keputusan
untuk tindakan perbaikan dan pencegahan terhadap gangguan
PLTA umumnya dilengkapi dengan fasilitas alarm apabila terjadi adanya penyimpangan
atau gangguan pada unit-unit vital. Pada sistem modern, fasilitas alarm ini dihubungkan
dengan fasilitas kontrol komputer. Fasilitas alarm ini sangat berguna untuk mengetahui
adanya penyimpangan misalnya kenaikan temperatur pada minyak pendingin bearing
atau pada transformer. Alarm akan berbunyi (buzzing, ringing) atau sinyal berkedip-kedip
(blinking) apabila indikator temperatur telah menunjukkan angka yang mencapai atau
lebih dari ambang alarm yang disetel sebelumnya.
Dengan adanya peringatan bunyi alarm, operator harus segera bertindak untuk
menurunkan temperatur minyak pendingin misalnya dengan cara manual langsung di
lokasi peralatan pendingin untuk bearing tersebut dan kemudian melihat kondisi dan
kemungkinan penyebab apa aliran air kurang atau oli bocor.
Pada PLTA Singkarak, penyimpangan, kesalahan dan gangguan dapat direkam oleh
komputer. Data dan kapan peristiwa itu terjadi dapat ditampilkan kembali untuk
laporan dan analisis. Gambar 5.2 memperlihatkan tampilan pada komputer atau
hasil print-out yang melaporkan semua peristiwa pada pembangkit termasuk
apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan.
Gangguan dapat terjadi pada exciter misalnya tegangan yang dibutuhkan tidak
keluar. Gambar 5.3 memperlihatkan cara penanggulangan gangguan akibat tidak
keluarnya tegangan pada sistem eksitasi.
SASARAN:
- Mempercepat waktu penormalan unit pembangkit yang trip atau terganggu
- Mampu mengatasi kendala yang terjadi swaktu terjadi gangguan
pembangkit
- Koordinasi antar sesama dan UPB dalam hal penanggulangan relai proteksi
yang bekerja untuk penyampaian pelaporan.
KASUS:
1. Gangguan internal unit pembangkit
2. Gangguan eksternal (sistem)
3. PMT lepas parallel
4. Unit Trip
I. KONDISI NORMAL:
Semua Peralatan Dalam Kondisi Normal Operasi (Check List Peralatan
Normal Operasi)
Water treatment, Main storage tank dan Valve chamber (Lihat Gambar):
i. PMT 20 KV Powerhouse Water Treatment posisi close (Panel 30+BC
001)
ii. PMT 20 KV Main Storage Tank Water Treatment posisi close (Panel 42+BC
003)
iii. PMT 20 KV Control Building Water Treatment posisi close (Panel 50+BC
001)
iv. PMT 20 KV MV Valve chamber, Main storage tank posisi close (Panel
38+BC 002)
v. PMT 20 KV Main storage tank, Valve chamber posisi close (Panel 41+BC
003)