Anda di halaman 1dari 40

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Disusun oleh :

Eriska Sastia : 220150002

Mifdal Trinaldi Harepa : 220150006

Muhammad Raihan : 220150012

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu


wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pembangkit Daya Listrik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Salam

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ..................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................. 3
DAFTAR TABEL ......................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR .................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 7
1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 8
1.3 TujuanPenelitian ...................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah PLTA ........................................................................... 13
2.2 Konstruksi / Bagian PLTA ....................................................... 20
2.2.1 Bendungan................................................................... 20
2.2.2 Turbin........................................................................... 21
2.2.3 Generator...................................................................... 27
2.2.4 Jalur Transmisi............................................................. 30
2.2.5 Pipa Pesat ( Penstock )................................................. 30
2.3 Prinsip Kerja PLTA .................................................................. 30
2.3.1 Energi Potensial........................................................... 31
2.3.2 Energi Kinetis.............................................................. 31
2.3.3 Energi Mekanis............................................................ 31
2.3.4 Energi Listrik............................................................... 32
2.4 Cara Kerja PLTA ..................................................................... 32
2.5 Sistem Pemeliharaan Pada PLTA ............................................ 34
2.5.1 Pengertian Pemeliharaan.............................................. 34
2.5.2 Pemeliharaan Rutin...................................................... 35

3
2.5.3 Pemeliharaan Periodik................................................. 37
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................... 38
3.2 Saran.......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air.. 11

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air pada umumnya........... 9


Gambar 2. Pembangkit Energi Listrik Tenaga Air dunia dalam TWh
......................................................................................................... 10
Gambar 3. Bendungan .................................................................... 21
Gambar 4. Turbin Pelton ................................................................ 23
Gambar 5. Turbin Turgo................................................................. 24
Gambar 6. Turbin Crossflow .......................................................... 25
Gambar 7. Turbin Francis .............................................................. 26
Gambar 8. Generator ...................................................................... 27

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu
pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah
satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga
sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di
jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara
energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada
sejak dahulu kala. Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai
pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang
masih belum digunakan.
Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan
kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa
catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir air untuk pertanian,
pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun
peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum
masa itu. Pada masa-masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri,
aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik yang dapat
digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan.
Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian
berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain
tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles
dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang
sepadan dengan 56 kW energi listrik.

7
Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi
energi mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir
melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan
menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar.
Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin
menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang
dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai
ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi
masyarakat yang memberikan banyak keuntungan terutama bagi
masyarakat pedalaman di seluruh Indonesia. Disaat sumber energi lain
mulai menipis dan memberikan dampak negatif, maka air menjadi sumber
yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi pembangkit
listrik yang murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia
kaya akan sumber daya air sehingga sangat berpotensial untuk
memproduksi energi listrik yang bersumber daya air. Di Indonesia terdapat
banyak sekali sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai
daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan
energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi
listrik.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat
pembangkit listrik tenaga air tergantung pada ketinggian (h) dimana air
jatuh dan laju aliran airnya. Ketinggian (h) menentukan besarnya energi
potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP = m x g x h). Laju aliran air
adalah volume dari air (m3) yang melalui penampang kanal air per
8
detiknya (q m3/s). Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat ditulis
sebagai:

Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin


air menjadi daya mekanik. Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis
lainnya memiliki efisiensi yang lebih rendah dari 100% (biasanya 90%
hingga 95%), daya listrik yang dibangkitkan akan lebih kecil dari energi
kasar yang tersedia. Gambar 1 menunjukkan pusat pembangkit listrik
tenaga air pada umumnya.

Gambar 1. Pembangkitan listrik tenaga air umumnya


Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari
besarnya luas penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil,
daya keluaran akan lebih kecil dari daya optimal karena laju air q dapat
lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara
sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju
pengisian air pada reservoir air di belakang bendungan.

9
Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan,
tergantung dari laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim
kering, ketinggian air pada reservoir dapat berkurang karena jumlah air
dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim hujan, ketinggiannya dapat
naik kembali karena air yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi
bendungan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk
menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk membangkitkan energi
listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui sumber alami seperti
curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan
yang terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000
MW kapasitas daya listrik yang terpasang di seluruh dunia, yang
menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun pada 1998).
Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit skala kecil yang
menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik
tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik pada tahun 1998, atau
sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi dari
sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika
dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber
listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar 2
memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat
secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air
yang berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk
pengembangan lebih jauh dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total
potensi air di dunia yang telah digunakan.

10
Gambar 2. Pembangkitan energi listrik tenaga air dunia dalam TWh [5].

Hampir semua proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki skala


yang besar, yang biasanya didefinisikan kapasitasnya lebih besar dari 30
MW. Tabel 1 menampilkan perbandingan antara beberapa ukuran
pembangkit listrik tenaga air.

Tabel 1. Kapasitas beberapa pembangkit energi listrik tenaga air

Air yang tersimpan dapat digunakan ketika dibutuhkan, baik secara


terus-menerus (jika ukuran reservoirnya cukup besar) atau hanya saat
beban listrik sangat dibutuhkan (beban puncak). Keuntungan dari
pengaturan penyimpanan air ini tergabung dengan kapabilitas alami dari
pembangkit listrik tenaga air yang memiliki respon yang cepat dalam
ukuran menit terhadap perubahan beban. Oleh karena itu, pembangkit jenis

11
ini sangat berharga karena memiliki pembangkitan listrik yang fleksibel
untuk mengikuti perubahan beban yang terduga maupun yang tak terduga.
Pembangkit listrik tenaga air berskala besar telah berkembang
dengan baik dan digunakan secara luas. Di perkirakan bahwa 20% hingga
25% dari potensi air skala besar di dunia telah dikembangkan. Pembangkit
listrik tenaga air skala besar merupakan sumber energi terbarukan yang
paling diinginkan berdasarkan ketersediaan dan fleksibilitas dari sumber
energinya. Pada tahun 2008 telah dibangun proyek Three Gorges Dam
yaitu PLTA dengan skala 22.5 GW dengan membendung sungai Yangtse di
Cina dan merupakan PLTA terbesar di dunia saat ini. Pembangunan PLTA
berskala besar membutuhkan biaya awal yang besar sementara biaya
operasinya sangat kecil. Hal ini berbeda dengan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil seperti batu bara dan diesel.
Di Indonesia terdapat banyak sekali potensi air yang masih belum
dimanfaatkan. Seperti sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di
berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk
pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum
terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan dalam bentuk
mikrohidro ataupun pikohidro yang biayanya relatif kecil.

1.3 TUJUAN MAKALAH


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mempelajari Pembangkit Listrik Tenaga Air secara teori

2. Merupakan tugas studi dari dosen pengampu

12
3. Sebagai bahan pembelajaran dan pengajaran bagi pihak-pihak yang
membutuhkan informasi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air
secara teori

13
BAB II
TINJAUAN PUASTAKA

2.1 SEJARAH PLTA

Tenaga air telah dimanfaatkan orang-orang zaman dahulu terutama


untuk menumbuk gandum atau dimanfaatkan keperluan lainnya. Baru pada
pertengahan 1770-an, insinyur Perancis, Bernard Forest de Belidor,
memublikasikan buku yang berjudul Architecture Hydraulique.
Hydropower lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA). Pembangkit tersebut menghasilkan tenaga
listrik dengan menfaatkan kekuatan gravitasi dari air terjun atau arus air.
PLTA ini termasuk bentuk energi terbarukan (renewable energy) yang
digunakan secara luas. Dibandingkan pembangkit listrik tipe lain, PLTA
tergolong pembangkit yang tidak menghasilkan limbah secara langsung.
Kelebihan lain adalah level emisi gas rumah kaca karbondioksida
(CO2) dari PLTA yang sangat rendah dibandingkan dengan pembangkit
yang menggunakan bahan bakar dari fosil.
Dengan besarnya keuntungan tersebut, banyak negara membangun
PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka.
Data 2006 menunjukkan bahwa kapasitas PLTA yang tersebar di seluruh
dunia idengan 777 GWe telah mampu memasok 2.998 TWh. Artinya,
hampir 20% kebutuhan listrik dunia berasal dari PLTA atau sekitar 88%
sumber energi terbarukan berasal dari pemanfaatan tenaga air.

14
Namun sejumlah pertanyaan muncul, sejak kapan sebenarnya PLTA
itu berdiri? Tenaga air telah dimanfaatkan orangorang kuno terutama untuk
menumbuk gandum atau dimanfaatkan keperluan lainnya. Tetapi pada
pertengahan 1770-an, seorang insinyur Perancis, Bernard Forest de Belidor,
memublikasikan buku yang berjudul Architecture Hydraulique.
Dalam buku itu, dia menjelaskan tentang mesin hidrolik aksis
vertikal dan horizontal.
Selanjutnya pada abab ke-19, generator elektrik dikembangkan dan kini
dikombinasikan dengan mesin hidrolik.
Permintaan meningkat seiring Revolusi Industri yang mendorong
pembangunan. Tepat pada 1878, untuk pertama kalinya di dunia dibangun
rumah pembangkit hydroelectricity dengan nama Cragside di
Northumberland, Inggris. Tiga tahun kemudian atau tepatnya pada 1881,
pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air, Schoelkopf Power Station No 1
dekat Niagara Falls, Amerika Serikat (AS).
Setelah itu, beberapa PLTA dibangun. Pembangkit listrik
hidroelektrik Edison atau diberi nama Vulcan Street Plant beroperasi pada
30 September 1882 dengan kapasitas 12,5 kilowatt di Appleton,
Winconsin, AS. Sampai 1886,sebanyak 45 Pembangkit Listrik Tenaga Air
dibangun di AS dan Kanada. Bahkan memasuki 1889, PLTA
tumbuhdengan cepat dan saat itu AS memiliki 200 PLTA.
Pada awal abad ke-20, banyak PLTA skala kecil dibangun
perusahaan komersial di daerah pegunungan dekat area metropolitan. Kota
Grenoble, Prancis pun untuk pertama kalinya menggelar pameran bertajuk
‘International Exhibition of Hydropower and Tourism’ yang
didatangi jutaan pengunjung. Selanjutnya, pada 1920, sebanyak 40%

15
pembangkit di AS merupakan PLTA hingga mendorong pemerintah
membuat Federal Power Act yang dijadikan undang-undang dan dasar
hukum. Federal Power Act mengatur pembentukan Komisi Pembangkit
Federal yang bertugas mengatur PLTA di sumber air dan tanah negara
bagian. Ketika skala PLTA kian besar, bendungan dari pembangkit
dikembangkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik, tetapi
termasuk mengendalikan banjir, irigasi, dan navigasi. Seiring dengan
begitu bermanfaatnya PLTA untuk memenuhi bermacam kebutuhan,
pemerintah negara bagian pun menggelontorkan anggaran untuk
pembangunan PLTA skala besar dan PLTA dimiliki pemerintah. Pada
1933, dibangun PLTA Tennessee Valley Authorty dan Bonneville Power
Administration pada 1937.
Taganya itu, Biro Reklamasi AS yang bertanggung jawab terhadap
irigasi wilayah barat AS juga membangun PLTA besar pada 1928 dengan
nama Hoover Dam (Bendungan Hoover). Para insinyur dari Korps
Angkatan Darat AS juga terlibat dalam pengembengan PLTA dengan turut
mendukung penuntasan pembangunan Bendungan Bonneville pada 1937
yang sebelum dikenal sebagai pusat pengendali banjir utama.
Pengembangan PLTA terus berlanjut sepanjang abad ke-20. Bahkan
sebutan hydropower diberi nama white coal (batu bara putih) karena
sebelumnya banyak pembangkit listrik yang mengandalkan bahan baku
batu bara. Tepat pada 1936,PLTA Bendungan Hoover dengan kapasitas
1.345 MW menjadi PLTA pertama terbesar di dunia. Memasuki 1942
dibangun PLTA Grand Coulee Dam dengan kapasitas lebih besar atau 6809
MW.

16
Pengembangan PLTA terus merambah ke benua lain dan masuk ke
benua Afrika. Pada 1984, pemerintah Afrika Selatan meresmikan PLTA
Bendungan Itaipu dan menghasilkan 14.000 MW. Namun ‘Negara
Tirai Bambu’ membuat kejutan pada 2008 dengan meresmikan
PLTA Bendungan Three Gorges dengan kapasitas 22.500 MW.
Sejak itu, sejumlah negara seperti Norwegia, Republik Demokrasi
Kongo, Paraguay, dan Brazil juga mengembangkan PLTA yang mampu
memenuhi kebutuhan listrik di negara mereka hingga 85%.Sejarah PLTA
di Tanah Air dimulia pada 1917, Biro Tenaga Air (Waterkraht burean) di
bawah Jawatan Perkeretaapian Negara (Steratz foorwegen) dari perusahaan
negara (Gouvemementsbedrijven) diubah kedudukannya menjadi Jawatan
Tenaga Air dan Listrik (Dienstvoor Waterkracht in Electriciteit). Dengan
begitu, jawatan tersebut mulai bergerak dalam pengembangan kelistrikan
hingga penggunaan secara ekonomis dari sumber-sumber tenaga air
tersedia.
Jawatan tersebut tak hanya mengurus pemberian lisensi-lisensi untuk
tenaga air dan listrik, tetapi juga mengawasi pula kesamaan instalasi -
instalasi listrik di seluruh Indonesia. Pada 1906, PLTA Pakar dengan
sumber air dari sungai Cikapundung dengan kekuatan 800 KW diresmikan.
PLTA tersebut dikelola Maskapai listrik Bandung (Bandungte Electriciteits
Masatsehappij) dan dapat dianggap sebagai pengolahan pertama untuk
pemberian energi listrik dengan penggunaan tenaga air.
Pada 1920 didirikan Perusahaan Listrik Umum Bandung sekitarnya
(Electriciteitsbederjif Bandung en omstreken, singkatnya GEBEO), dengan
modal dari pemerintah dan swasta. Kemudian, maskapai tersebut ambil alih
PLTA Pakar di Bandung dan PLTA Cijedil (2x174 KW dan 2x220 KW) di

17
Cianjur. Selanjutnya bekerjasama dengan perusahaan listrik negara untuk
memasok listrik kepada masyarakat. Direksi bagian swasta dipegang oleh
perusahaan swasta NV Maintz & Co. Pada 1934, Dienstvoor Waterkraht an
Electriciteit diubah menjadi Electriciteitswezen (Kelistrikan) singkatnya
E.W.

Perusahaan Tenaga Air Negara


Dataran Tinggi Bandung (Landiswaterkrachtbedijf Bandung en)
mempunyai dua grup PLTA-PLTA, yaitu Bengkok (3x1050 KW) dan
Dago (1x 700KW) pada 1923 dengan menggunakan sumber air dari Sungai
Cikapundung, selanjutnya Plengan (3x1050 KW (1923), ditambah 2000
KW (1962) dan Lamajan dengan kapasitas 2x6400 KW (1924), dan
ditambah 6400 KW pada 1933 dengan sumber air Sungai Cisangkuy dan
Cisarua. Sebagai cadangan air untuk musin kemarau dibangun situ
Cileunca (9,89 Juta M3 air) pada 1922 dan Cipanunjang (21,8 Juta M3 air)
pada 1930. Untuk mencapai jumlah banyaknya air seperti tersebut, maka
bendungan Pulo, Playangan dan Cipanunjang' dipertinggi pada 1940,
sedangkan situ-situnya mendapat tambahan air dari sungai-sungai
sekitarnya.
Dari PLTA Plengan dibangun jalur transmisi 30 KV sepanjang 80 Km ke
GI-GI Sumadra, Garut dan Singaparna untuk menghantarkan tenaga listrik
ke bagian Priangan Timur. Selanjutnya dari GI Kiaracondong dibangun
jalur transmisi 30 KV ke GI Rancaekek hingga Sumedang ke Priangan
Utara - Timur dan kemudian hingga PLTA Parakan. Kini tegangan Dari
PLTA Lamajan pada 1928 dibangun jalur transmisi 30 KV (kemudian 70
KV) ke GI Padalarang, Purwakarta dan Kosambi untuk daerah Priangan

18
Barat dan pada tahun 1966 dari Kosambi ke Cawang. Di tahun 1920
dibangun PLTU Dayeuhkolot (2x750 KW) untuk keperluan pemancar
radio ke luar negeri, namun pada 1940 dibongkar dan kemudian
menjadi PLTD Dayeuhkolot (2x550 KW). Kini seluruhnya telah tiada dan
bangunan menjadi GI Dayeuhkolot, gudang, dan bengkel Dayeuhkolot
yang sudah ada duluan. Pada 1928 dibangun Central Electriciteit
Laboratorium, singkat CEL di komplek Sekolah Tinggi Tinggi (Technische
Hooge School), yang meliputi pekerjaan testing dan perbaikan peralatan
listrik. Kini CEL telah diserahkan kepada Institut Tehnologi Bandung
(ITB ).
Pada 1962 beroperasi PLTA Cikalong (3 x 6400 KW) bekerja paralel
dengan PLTA-PLTA yang telah ada. Kini Sektor Priangan mempunyai 4
Gardu Induk utama yaitu: GI North di Utara, GI Cigereleng di Selatan, GI
Cibeurem di Barat dan GI Sukamiskin di Timur.

Sektor Cirebon
Berhubungan dengan rencana pembangunan PLTA Parakan
(4x2500KW) di tahun 1939 didirikan Perusahaan Tenaga Air Negara
Cirebon (Lanbswaterkrachtbedrijf Cirebon). Kota Cirebon dan sekitarnya
dahulu mendapat energi listrik dari PLTD Kebonbaru kepunyaan maskapai
Gas Hindia Belanda (Nederland Indische Gas Maatsekapij, singkatnya
N.I.E.M).
Setelah PLTA Parakan beroperasi di tahun 1957, maka PLTD
Kebonbaru praktis bersifat standby. Kini di Sektor Cirebon pada tahun
1982 beroperasi PLTG Sunyaragi (2x25,125 KW).

19
Perusahaan Tenaga Air Negara Jawa Barat
Perusahaan ini mempunyai PLTA Ubrug (2x5400 KW) di tahun
1924 ditambah dengan 1x6300 KW di tahun lima puluhan dan PLTA
Kracak (2x5500 KW) di tahun 1929, kemudian ditambah dengan 1x5500
KW. Kedua PLTA tersebut dengan perantaraan transmisi 70 kV
dihubungkan bersama ke GI di Bogor dan dari sini dihantarkan dengan lin
transmisi 70 kV ke Jakarta dengan GI-GI Cawang, Muster Cornelis
(Jatinegara), Weltercoler (Gambir), dan Ancol. PLTU Gambir di pinggir
kali Ciliwung adalah kepunyaan Maskapai Gas Hindia Belanda (NIGM)
dan merupakan sentral uap pertama yang dibangun tahun 1897 untuk
Jakarta dan sekitarnya. Pada 1931, sentral uap tersebut (3200 + 3000 +
1350 KW) diambil alih dan kini tidak ada lagi.Dari PLTA Ubrug pada
1926 dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI Lembursitu sepanjang 16 km
untuk Sukabumi dan sekitarnya. Dari PLTA Kracak pada 1931 dibangun
jalur transmisi 30 kV sepanjang 57 km untuk Rangkasbitung dan
sekitarnya. PLTA Ubrug dan PLTA Kracak kini termasuk Sektor Bogor
yang didirikan di tahun 1946. Sentral-sentral tambahan setelah perang
dunia II, adalah PLTD Karet (12x1000 KW), PLTD Ancol (12x1000 KW),
yang dua-duanya tak beroperasi lagi karena rusak, selanjutnya PLTD
Senayan (8x2500 KW), yang sebagian mesin-mesinnya telah rusak dan
sisanya selalu stand by, tahun 1961 PLTU Priok (2x25 + 2x50 MW) tahun
1962, PLTU Muara karang dan PLTG Pulo Gadung yang masing-masing
beroperasi penuh.
PLTA Jatiluhur (6 x 25 MW) pada 1964 yang mempunyai status
otorita, memberi energi listrik via jalur transmisi 150 kV ke Bagian Timur
dengan GI Cigereleng dan via lin transmisi 150 kV ke Bagian Barat dengan

20
GI Cawang. Kemudian PLTA Saguling (4 x 175 MW) yang beroperasi
pada 1986.

2.2 KONTRUKSI / BAGIAN PLTA

2.2.1 Bendungan
berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh
air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energi. Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun
untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi.
Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik
Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air
untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau
berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:
1. Bendungan Beton
a) Bendungan Gravitasi
b) Bendungan Busur
c) Bendungan Rongga

2. Bendungan Urugan
a) Bendungan Urugan Batu
b) Bendungan Tanah
3. Bendungan Kerangka Baja
4. Bendungan Kayu

21
Gambar 3.Bendungan

2.2.2 Turbine
berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi
dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar
turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik yang disebabkan gaya
jatuh air menjadi energi mekanik. Turbin merupakan peralatan yang
tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin,
diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral
chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman,
poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum air
turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin
impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin
impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin
francis dan propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya

22
tetap (tidak bisa digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan
berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada
sumbunya) yang diatur oleh servomotor dengan cara manual atau otomatis
sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses penurunan tekanan air terjadi
baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan (runner blade).
Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi Sudu-sudu yang
berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisinya tetap
(tidak bisa digerakkan).

Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam
sudu-sudu aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi
pada sudu-sudu jalan (mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan
untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun
diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah. Karena
sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan
karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai jenis
turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.

Bagian-Bagian Secara Umum Turbin


a) Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari :
- Sudu-sudu berfungsi untuk menerima beban pancaran yang
disemprotkan
Oleh nozzle.
- Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak
putar\
yang dihasilkan oleh sudu.

23
- Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen
dengan
tujuan agar tidak mengalami kebocoran pada sistem.

b) stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
- Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida
sehinggatekanan dan kecepatan alir fluida yang digunakan di dalam
sistem besar.
- Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen
komponen dari turbin.

Jenis-Jenis Turbin Air


1) Turbin Pelton

24
Gambar 4.Turbin Pelton
A.Keuntungan turbin pelton
a) Daya yang dihasilkan besar.
b) Konstruksi yang sederhana.
c) Mudah dalam perawatan.
d) Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.

B.Kekurangan
a) Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau
bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak.
b) Turbin pelton digolongkan ke dalam jenis turbin impuls atau tekanan
sama. Karena selama mengalir di sepanjang sudu-sudu turbin tidak
terjadi penurunan tekanan, sedangkan perubahan seluruhnya terjadi
pada bagian pengarah pancaran atau nosel.

c) Energi yang masuk ke roda jalan dalam bentuk energi kinetik. Pada
waktu melewati roda turbin, energi kinetik dikonversikan menjadi
kerja poros dan sebagian kecil energi terlepas dan sebagian lagi
digunakan untuk melawan gesekan dengan permukaan sudu turbin.
2) Turbin Turgo

25
Gambar 5.Turbin Turgo
Turbin turgo Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya
berbeda keuntungan kerugian juga sama.
3) Turbin Crossflow

Gambar 6.Turbin Crossflow


Turbin Cross-Flow adalah salah satu turbin air dari jeis turbin aksi
(impulse turbine).
Pemakaian jenis Turbin Cross-Flow lebih menguntungkan dibanding
dengan pengunaan kincir air maupun jenis turbin mikro hidro lainnya.
Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya
pembuatan penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air
dengan bahan yang sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran
Turbin Cross-Flow lebih kecil dan lebih kompak dibanding kincir air.

26
4) Turbin francis

Gambar 7.Turbin Francis

Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang


diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan
rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah.
Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial.
Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada
waktu air masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah
bekerja di dalam sudu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk.
Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya
pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan
dengan semaksimum mungkin. Turbin yang dikelilingi dengan sudu
pengarah semuanya terbenam dalam air. Air yang masuk kedalam turbin
dialirkan melalui pengisian air dari atas turbin (schact) atau melalui
sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah keong). Semua roda jalan
selalu bekerja. Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara
mengubah posisi pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah
dapat dilakuakan dengan tangan atau dengan pengatur dari oli
27
tekan(gobernor tekanan oli), dengan demikian kapasitas air yang masuk
ke dalam roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil. Pada sisi sebelah
luar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang dari 1 atmosfir) dan
kecepatan aliran yang tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan alirannya
akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik sehingga air bisa
dialirkan keluar lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti
keadaan sekitarnya.
2.2.3 Generator

Gambar 8.Generator

Dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika


baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator
selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik.
Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik
lainnya. Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub
pada rotor, sesuai dengan persamaan: Generator listrik adalah sebuah alat
yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis. Generator

28
terdiri leh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9
pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari
Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor
terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor
juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat
setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu
tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa
menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1.Putaran
η = 60 . f / P
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan
frekuensi system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar
333 rpm.

2.Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi
besarnya daya listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

3.Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan
dihasilkan dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus
eksitasi dari AVR maka akan timbul magnet dari rotor.
29
Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L

Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan
kumparan, sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa
diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus
yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai
kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula
nilai kemagnetannya.

Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi


empat, yaitu:
1. Jenis biasa – thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua
guide bearing.
2. Jenis Payung (Umbrella Generator) – thrust bearing dan satu guide
bearing diletakkan dibawah rotor.
3. Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) – kombinasi
guide dan thrust bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide
bearing diletakkan diatas rotor.
4. Jenis Penunjang Bawah – thrust bearing diletakkan dibawah
coupling.
30
Generator yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah
Payung.

2.2.4 Jalur Transmisi


berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-
rumah dan pusat industri.
2.2.5 Pipa pesat (penstock)
berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong
turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10
cm diatas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan
pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak
penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m diatas permukaan
air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung
pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa
pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari
dalam pipa pesat pada saat start awal PLTMH mulai dioperasikan. ½
inch.Diameter pipa udara ± .

2.3 PRINSIP KERJA PLTA


Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi
energi kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi
energi mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu
energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor
pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan
sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan
berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
31
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa
tahapan perubahan energi, yaitu:

2.3.1 Energi Potensial


Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda
potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian.
Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
2.3.2 Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air
sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan:

Ek = 0,5 m . v . v

Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
2.3.3 Energi Mekanis

32
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan
turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial
dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis dirumuskan:

Em = T . ω . t

Dimana:

Em : Energi mekanis
T : torsi
Ω : sudut putar
T : waktu (s)

2.3.4 Energi Listrik


Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga
menghasilkan energi listrik sesuai persamaan:

El = V . I . t

Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
T : waktu (s)

2.4 CARA KERJA PLTA

33
Aliran sungai dengan sejumlah anak sungainya dibendung dengan
sebuah Dam. Airnya ditampung dalam waduk yang kemudian dialirkan
melaui Pintu Pengambilan Air (Intake Gate) yang selanjutnya masuk ke
dalam Terowongan Tekan (Headrace Tunnel). Sebelum memasuki Pipa
Pesat (Penstock), air harus melewati Tangki Pendatar (Surge Tank) yang
berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan kejut atau
tekanan mendadak yang biasa disebut sebagai pukulan air (water hammer)
saat Katup Utama (Inlet Valve) ditutup seketika. Setelah Katup Utama
dibuka, aliran air memasuki Rumah Keong (Spiral Case). Aliran air yang
bergerak memutar Turbin dan dari turbin, air mengalir keluar melalui Pipa
Lepas (Draft Tube) dan selanjutnya dibuang ke Saluran Pembuangan (Tail
Race). Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan poros Generator
sehingga menghasilkan energi listrik. Melalui Trafo Utama (Main
Transformer), energi listrik disalurkan melewati Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui Gardu Induk.
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator
dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga
berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang
berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar
kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan
turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan
menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan

34
air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.


Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet
didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang
membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC)
agar listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo
yang digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah
atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi
dengan travo step down.

2.5 Sistem Pemeliharaan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


2.5.1 Pengertian pemeliharaan
Pemeliharaan atau sering disebut maintenance adalah suatu tindakan
teknis, adminstrasi dan finansial yang ditujukan untuk mempertahankan
dan atau mengembalikan agar sesuatu (misal generator pembangkit)
kembali pada unjuk kerja seperti pada saat performance test.
Prinsip dasar pemeliharaan didasarkan pada:
a. Time based maintenance (pemeliharaan berdasarkan waktu)
b. Condition base maintenance (pemeliharaan berdasarkan kondisi atau
keadaan)
Pada pelaksanaannya, kedua prinsip tersebut kebanyakan digabungkan dan
selalu dikaitkan dengan efisiensi dan efektivitas, terutama jika menyangkut

35
masalah biaya.Yang menjadi pertimbangan lain pada pemeliharaan adalah
masalah prediksi maintenance dan pemeliharaan ke tiga.
2.5.2 Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan pada waktu atau
frekuensi kurang dari 1 (satu) tahun.Sesuai rentang waktu dan lingkup
pekerjaannya, pada pemeliharaan
rutin dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu:
1) Pemeliharaan Harian
Pemeliharaan harian, antara lain meliputi: memantau parameter
dan kondisi selama operasi, pembersihan, melakukan tindakan
ringan setelah memeriksa kondisi operasi, dan lain-lain yang
dilakukan setiap hari.

2) Pemeliharaan Mingguan
Pada pemeliharaan mingguan, kegiatan yang dilakukan antara
lain mengulang pemeliharaan harian, dilanjutkan pada
pemeriksaan Grease Lubrucation, pembersihan filter-filter, dan
cooler sesuai kebutuhan.

3) Pemeliharaan Bulanan
Pada pemeliharaan bulanan merupakan kegiatan yang mengulang
pekerjaan pemeliharaan harian, mingguan dan melakukan
perbaikan yang diperlukan.
4) Pemeliharaan Triwulan
Pada pemeliharaan Triwulan merupakan kegiatan yang
mengulang pekerjaan pemeliharaan bulanan yang harus dilakukan
sesuai dengan instruksi pada manual dan maintenance book.

36
2.5.2 Pemeliharaan Perodik
Pemeliharaan periodik atau berkala yang dilakukan berdasarkan jumlah
jam operasi mesin. Pemeliharaan periodik dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1) Anual Inspection (AI)
Pemeliharaan yang dilakukan sekali dalam setahun, pada umumnya
mesin jumlah jam operasinya mencapai 6.000 jam sampai dengan 8.000
jam (dihitung sejak mesin atau alat
beroperasi baru atau sejak overhoal).
2) General Inspection (GI)
Pemeliharaan dilakukan jika jumlah jam operasi telah mencapai
20.000 (dua puluh ribu) jam terhitung sejak mesin beroperasi baru atau
sejak overhoal.
3) Mayor Overhoal (MO)
Pemeliharaan dilakukan jika jumlah jam operasi telah mencapai
40.000 (empat puluh ribu) jam, terhitung sejak mesin beroperasi baru atau
sejak mesin overhoal.

37
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca yang budiman pada umumnya.

3.1 Kesimpulan
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator
dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga
berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang
berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar
kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan
turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan
menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan

38
air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet
didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang
membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC)
agar listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo
yang digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah –
rumah atau industri.Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi
dengan travo step down.

3.2 Saran
Agar dilakukan studi secara langsung di lapangan. Agar data-data
yang dibutuhkan lebih akurat. Bisa dilakukan peneliian terhadap PLTA
yang da di Indonesia

39
DAFTAR PUSTAKA

http://www.vale.com/indonesia/bh/business/energy/our-hydro-power- plant
-in-indonesia/pages/default.a spx

, diakses pada tanggal 02 Maret 2015.

http://ichsandi.blogspot.com/2011/05/pusat-listrik-tenaga-air-plta.html

, diakses pada tanggal02 Maret 2015.

http://cae-corp.blogspot.com/2012/10/listrik-adalah-kebutuhan-yang-
sangat.html

, diakses pada tanggal 01 Maret 2015.

http://www.beritasatu.com/nasional/173119-ketersediaan-air-tentukan-
masa-depan-ketahanan-pangan-dan-energi.html

, diakses pada tanggal 02 Maret 2015.

http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1101089425&9

, diakses pada tanggal 27Februari 2015.

40

Anda mungkin juga menyukai