Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Disusun oleh :
Kresna Ludnica Dwilingga
2312120181154916

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
TAHUN ANGGARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Ekonomi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan, dengan judul “ Matahari Sebagai Sumber Energi “.

Penulis juga sampaikan terima kasih kepada dosen Pengampu yang telah membantu
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada temen-teman yang sudah memberikan bantuan dan masukannya.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.

Penulis

Kresna Ludnica Dwilingga

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................... 4
1.3. Tujuan Pembahasan................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori........................................................................................................ 5
2.2. Pengertian PLTA..................................................................................................... 5
2.3. Prinsip PLTA dan konversi energi........................................................................... 6
2.4. Komponen Dasar PLTA.......................................................................................... 8
2.5. Jenis PLTA..............................................................................................................11
2.6. Waduk......................................................................................................................11
2.7. Parameter yang Mempengaruhi Pengoperasian PLTA............................................12
2.8. Klasifikasi PLTA.....................................................................................................15
2.9. Jenis Turbin Air.......................................................................................................17
2.10. Metode Pembahasan................................................................................................18
2.11. Pembahasan.............................................................................................................18
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN........................................................................................................20
3.2. ...

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi
listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan
listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit
listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di
Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan
untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi air yang
ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah, dikembangkan untuk menciptakan energi yang
diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang
murah pada listrik di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber
pembangkit listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula
beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik tenaga surya,
pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit tinggi
tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau a i r t e r j u n )
menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energy
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia
ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan
24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA termasuk jenis
pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya. Saat ini
pengetahuan tentang PLTA perlu untuk diketahui oleh para mahasiswa sebagai
modal awal untuk kedepannya.
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa itu
merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di
dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan
lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan
bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar
minyak mulai menipis.
Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe
generator lain adalah :
1. Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.
3
2. Ramah Lingkungan.
3. Tidak memerlukan bahan bakar.
4. Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
5. Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
6. Hampir tidak ada resiko meledak.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun hal yang akan dibahas mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan PLTA?
2. Bagaimana sebuah PLTA bisa beroperasi?
3. Bagaimana prinsip kerja PLTA?
4. Siapa sasaran dari pembangunan PLTA?
5. Apa saja yang dibutuhkan untuk membangun PLTA?
6. Apakah dampak dari pembangunan PLTA?
1.3. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pembangkitan listrik, khususnya PLTA.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sebuah PLTA.
3. Dengan membahas PLTA, kita bisa mengetahui faktor penting dalam pembangunan
PLTA dan dampak bagi masyarakat sekitar.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori


Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki beberapa
keuntungan yang tidak dapat dipisahkan. Bahan bakar untuk PLTU adakah batubara.
Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan bakr untuk PLTA
adalah air. Nyatanya suatu jurnal teknis mengenai tenag air menamakannya sebagi batubara
putih. Tetapi keunggulan untuk bahan bakar PLTA ini sama sekali tidak akan habis terpakai
ataupun berubah menjadi yang lain.
PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah. PLTA meruapkan suatu
sumber energy yang abadi. Air melintas melalaui turbin tanpa kehilangan kemampuan
pelayanan untuk wilayah di hilirnya. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat
rendah.
Pada PLTA, transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah. Turbin-turbin
pada PLTA bisa dioperasikan setiap saat dan cukup sederhana untuk dimengerti. Peralatan
PLTA yang mutakhir, umumnya memiliki peluang yang besar untuk bisa dioperasikan selama
50 tahun. PLTA bisa diamnfaatkan untuk cadangan yang bisa diandalakn pada sistem
kelistrikan terpadu.

2.2. Pengertian PLTA


Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair)
dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik
tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air
dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper
reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhkebutuhan dalam
pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut, perhitungan keadaan air yang
masuk pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam
5
waduk / dam dan perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan
untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang
didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik,
sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan
efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat
beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel
minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar
orang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tanaga
listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah
tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.

2.3. Prinsip PLTA dan konversi energi


Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis
dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya
aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik
melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan
sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah
air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan
energi, yaitu:
1. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat
adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
6
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
2. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air
dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
3. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya
energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi
mekanis.
dirumuskan: Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
4. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik
sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

7
2.4. Komponen Dasar PLTA
Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air
yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
1. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan
memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di
hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai
air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral
chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros,
bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja
karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang
menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan
propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa digerakkan).
Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi
sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor dengan cara
manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses penurunan tekanan air
terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip
Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok
berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisinya tetap (tidak bisa digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu
aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan
(mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa
berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai
bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan
karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang
biasa digunakan untuk PLTA.

8
2. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor
terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga
membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari
Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu
poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet
yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil”
yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar
generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
i. Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor,
sesuai dengan persamaan:
η = 60 . f / P
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi
system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.
ii. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya
listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit
iii. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan
dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan
timbul magnet dari rotor.

9
Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,
sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat
kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang
masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk,
makin kecil pula nilai kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat,
yaitu:
 Jenis biasa thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
 Jenis Payung (Umbrella Generator) thrust bearing dan satu guide bearing
diletakkan dibawah rotor.
 Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan thrust
bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.
 Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling. Generator
yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.
3. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo
step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.
Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam
ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan
pumped-storage plant.
4. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki

10
bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap
atau berkelanjutan.

Jenis bendungan antara lain:


a. Bendungan Beton
 Bendungan Gravitasi
 Bendungan Busur
 Bendungan Rongga
b. Bendungan Urugan
 Bendungan Urugan Batu
 Bendungan Tanah
c. Bendungan Kerangka Baja
d. Bendungan Kayu

2.5. Jenis PLTA


1. PLTA jenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak
kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.
2. PLTA jenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang
disungai, pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air
dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar
sebagai pembangkit listrik.
3. PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi
energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

2.6. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan.
Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.Sesuai dengan kondisi alam,
pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung.

11
Tipe waduk dapat berupa bendungan(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan
tipe aliran langsung dapat berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung
dengan bendungan pendek (run-off river with low head dam). Contohnya adalah bendungan
Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan.
Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai
waduk tersebut penuh, dan dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.
a. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan
sebagai: Dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam".
b. Berdasarkan tujuan dibuatnya, yaitu: untuk menyediakan air untuk irigasi atau
penyediaan air di perkotaan meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik,
menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya. Pencegahan
banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik.
c. Berdasarkan ketinggian, yaitu: dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih
dari 150 m.-dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium antara 30 -100 m,
dan dam tinggi lebih dari 100 m.Beberapa bendungan lainnya yaitu bendungan Sadel
sebenarnya adalah sebuah dike,yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk
melindungi tanah disekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok
yang dibuatsepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya
darikebanjiran. Sebuah bendungan Pengukur overflow dam didisain untuk dilewati air.
Weir adalah sebuah tipe bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur
input air. Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain
untuk mengurangi dan mengontrol arus soil erosion. Pumped-storage plant memiliki dua
penampungan yaitu:
i. Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air
dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
ii. Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower
reservoir sebelum dibuang disungai.

2.7. Parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA


1. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim
penghujan. Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan besar volume air
yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus
dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi banjir, berapa besar
12
volume air yang harus dibuang keluar dari waduk / dam melalui pintu pembungan air,
sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat
dihindari kerusakan bangunan waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya.
Untuk kebutuhan perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada
dalam waduk / dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi
keadaan air yang akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut
dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS dalam waduk / dam
tersebut.
2. Konstruksi Saluran Air ke Turbin
Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang
dialirkan ke turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit air
yang dialirkan beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan air
tersebut. Semakin lebar diameter dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka, semakin
besar debit air yang dialirkan, semakin tinggi tekanan air yang terjadi masuk ke turbin.
Selain hal tersebut diatas, rancangan dan peletakan saluran air tersebut, juga
mempengaruhi tekanan air yang dialirkan ke turbin.
Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA,
disebabkan oleh :
a. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim
penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume
air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang
harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin.
Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari
waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air
dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk /
dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan
keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam,
dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang
akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam.
Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada
DAS dalam waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh pada
stasiun pengukuran, ditransmisikan melalui media komunikasi yang digunakan ke

13
pusat kontrol operasi PLTA untuk diproses sesuai fungsinya dalam sistem kontrol
tersebut.
Pada perhitungan keberadaan air tersebut, ada beberapa parameter yang harus
diperhatikan antara lain:
a) Aliran permukaan ( surface flow)
Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan
lama turunnya hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan dan semakin lama
waktu turunnya hujan, semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar sungai.
Tinggi permukaan dipengaruhi aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin
besar aliran permukaan dan aliran dasar, semakin tinggi muka air yang terjadi,
sehingga semakin besar volume air yang mengalir ke dalam waduk / dam.
b) Aliran dasar ( Base flow)
c) Tinggi muka air
d) Kehilangan air karena keadaan lingkungan
Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan,
dipengaruhi antara lain:
 Suhu udara semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air.
 Kelembaban semakin kecil kelembaban (humidity), semakin besar
kehilangan air.
 Kecepatan angin semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin besar
kehilangan air.
 Penyinaran matahari semakin panas dan semakin lama penyinaran matahari,
semakin besar kehilangan air.
e) Keadaan DAS
Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :
 Vagitasi semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon) dalam DAS,
semakin besar aliran dasar sungai.
 Penduduk semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam DAS,
semakin besar kehilangan air.
 Industri semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS, semakin
besar kehilangan air

14
2.8. Klasifikasi PLTA
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
1. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai
air, irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga
listrik.
2. Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan
prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang
menggunakan prinsip ini. Yaitu:
a. Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang menggunakan
kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.
b. Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan yaitu
pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama denagn
mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani permintaan
tenaga listrik yang tidak begitu berat.
c. Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut
menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air pasang
adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air
surut. Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat
disalurkan ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan
dialirkan kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.
d. Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah sumber
air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan topografis yang
alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian tekanan air untuk
membangkitkan tenaga listrik.
3. Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan
permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang
mempunyai banyak unit.
4. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut
diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun.

15
Tanpa kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran
keadaan normal.
5. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran.
Pembangkit di pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di
daerah dataran berupa tanggul.
6. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
a. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW
b. Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW
c. Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW
d. Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW
7. Berdasarkan ketinggian tekanan air
a. PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari :dibawah 15 m
b. PLTA dengan tekan air menengah berkisar :15 m – 70 m
c. PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar :71 m – 250 m
d. PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi :diatas 250 m
8. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama
Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:
 Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa
pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi
pembangkit listrik. Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai
kolam cadangan untuk penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran
pengatur jalannya air dari kolam penyimpanan itu.
 Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka bendungan itu
merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam penampung cadangan air,
dan konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul.
 Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang dialirkan
melalui sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup jauh dari
kolam penyimpanan. Air dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam sungai semula
denagn suatu pengalihan aliran air. Pembangkt listrik tenaga air dengan pengalihan
ketinggian, tekanan air dialirkan melalui sebuah sitem terowongan dan terusan yang
menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain melalui lokasi bangunan ini.

16
2.9. Jenis Turbin Air
1. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah20
meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air
turbin dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan
menyerupai baling-baling dari kipas angin.
2. Turbin Francis
Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan
untuk tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan
energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui
proses reaksi sehingga turbin Francis jugadisebut sebagai turbin reaksi.
3. Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300
meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada
roda air turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut
sebagai turbin impuls.
Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang
mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini,
daya turbin dapat diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang harus
ditutup apabila turbin air dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau
perbaikan pada turbin. Apabila terjadi gangguan listrik yang menyebabkan PMT
generator trip, maka untuk mencegah turbin berputar terlalu cepat karena hilangnya
beban generator yang diputar oleh turbin, katup pengatur air yang menuju ke turbin
harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan menimbulkan gelombang air
membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water hammer (palu air). Water hammer
ini menimbulkan pukulan mekanis kepada pipa pesat ke arah atas (hulu) yang
akhirnya diredam dalam tabung peredam (surge tank).
Kecepatan spesifik (specffic speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah
putaran per menit [rpm] (rotation per minute [rpm] dari turbin untuk menghasilkan
satu daya kuda pada tinggi terjun H = I meter.
Saluran air dari dam atau kolam tando sampai pada. tabung peredam,
panjangnya dapat mencapai beberapa kilometer. Apabila saluran ini tidak rata,
jalannya naik turun, maka di bagian-bagian cekungan yang rendah, harus ada katup
17
untuk membuang endapan pasir atau lumpur yang terjadi di cekungan rendah tersebut.
Di sisi lain, yaitu di bagian-bagian lengkungan yang tinggi juga harus ada katup, tetapi
dalam hal ini untuk membuang udara yang terperangkap dalam lengkungan yang
tinggi ini. Secara periodik, katup-katup tersebut di atas harus dibuka untuk membuang
endapan yang terjadi maupun untuk membuang udara yang terperangkap.

2.10. Metode Pembahasan


Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode studi literatur yang
bersumber dari referensi – referensi jurnal yang bahasannya meliputi tentang Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA), tidak hanya itu kamipun menggunakan metode searching melalui
internet. Sehingga materi – materi yang kami dapat tidak hanya dari 1 sumber saja, melainkan
kumpulan dari point – point penting dari setiap setiap jurnal dan artikel.
2.11. Pembahasan
EBTKE—Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di
Asia Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas
8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan
produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun.
Kapasitas 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit masing-
masing operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan
daya terpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan empat unit masing-masing 126 MW,
yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I dan II
mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun yang kemudian dislaurkan
melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-
Madura-Bali (Jamali).
Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah
turbin dengan kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM. Adapun
tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air maksimum 135 m3
perdetik.
PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di
bawah tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control switchyard berjarak
sekitar 2 kilometer (km) dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house. PLTA
tersebut merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan
Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan

18
melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur
oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B).
Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak dan
beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load Frequency Control),
dimana memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan Start
up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit.
PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru,
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang pendirian PLTA ini,
dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan
yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan
potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang
lebih 60 km sebelah barat laut kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan
Purwakarta. (ferial).

19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan
air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh
waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar
kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya
jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan
seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin
terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

20
DAFTAR PUSTAKA

M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto. Pembangkit


Listrik Tenaga Air, 1991. Cet 1. -, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi ekonomi. Cet 1.
Edisi Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Rancangan Sistem Kontrol Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air.
http://tumoutou.net/3_sem1_012/b_nababan.htm
http://rafflesia.wwf.or.id/library/admin/attachment/clips/2006-08-02-006-00C4-001-04-
0904.pdf
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/04/pembangkit-listrik-tenaga-air.html
http://anekasurya.indonetwork.co.id/profile/aneka-surya-com-perakitan-penjualan-dan-
penyedia-pembangkit.html
http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=52156
http://www.fab.utm.my/download/ConferenceSemiar/ICCI2006S2PP14.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai