Anda di halaman 1dari 17

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA):

Solusi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan

DISUSUN OLEH X-4:


1. ANITA NAZIRA PUTRI
2. IJAL RAMDAN
3. IKHSAN FAUZI AMINUDIN
4. NAYLA DWI KIRANIA
5. NISA SITI ANGRRAENI
6. SYLVIANI NUR RIDHA ZAHRA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI TANJUNGSARI


JL. RAYA TANJUNGSARI No. 404 TANJUNGSARI
KABUPATEN SUMEDANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA): Solusi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan”. Makalah ini membahas
salah satu solusi terkini dalam menjawab tantangan energi dan lingkungan yang dihadapi oleh
dunia saat ini.
Pertumbuhan populasi yang pesat dan pembangunan industrI telah menimbulkan
kebutuhan energi yang semakin meningkat. Namun, dampak negatif dari penggunaan sumber
energi terhadap lingkungan ini tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, penelitian dan
pengembangan dalam bidang energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA), menjadi sangat penting. PLTA tidak hanya memberikan alternatif yang ramah
lingkungan, tetapi juga membuka peluang untuk menciptakan masa depan berkelanjutan bagi
generasi mendatang.
Makalah ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai PLTA, mulai dari
pengertian, komponen dasar PLTA, prinsip kerja, komponen dasar, kelebihan dan kekurangan
PLTA hingga implementasi nyata dalam menghasilkan energi bersih dan berkelanjutan. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan wawasan baru dan menginspirasi pembaca untuk turut
mendukung dan memperjuangkan penggunaan PLTA sebagai salah satu solusi utama ramah
lingkungan dalam menghadapi tantangan energi dan lingkungan di masa depan.
Terakhir, kami ingin menyampaikan apresiasi yang tulus kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat berkontribusi dalam mewujudkan masa
depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II. ISI/PEMBAHASAN
2.1. Pengertian PLTA
2.2. Komponen Dasar PLTA
2.3. Prinsip/Cara Kerja PLTA
2.4. Jenis PLTA
2.5. Dampak Positif dan Dampak Negatif Pembangunan PLTA
2.6. PLTA sebagai Energi Baru Terbaharukan Ramah Lingkungan
BAB III. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pertumbuhan populasi yang pesat dan pembangunan industri telah menimbulkan
kebutuhan energi yang semakin meningkat. Namun, dampak negatif dari penggunaan sumber
energi terhadap lingkungan ini tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, pengembangan dalam
bidang energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), menjadi sangat
penting. PLTA tidak hanya memberikan alternatif yang ramah lingkungan, tetapi juga
membuka peluang untuk menciptakan masa depan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu cara yang efisien dan ramah
lingkungan untuk menghasilkan listrik di Indonesia. PLTA menggunakan energi air dari
sungai, waduk, atau bendungan untuk menggerakkan turbin dan generator listrik. Indonesia
memiliki banyak sumber daya air yang melimpah, menjadikan PLTA sebagai sumber energi
yang potensial untuk menghasilkan listrik yang murah dan terjangkau bagi masyarakat.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang
menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah
responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi
gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi
terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala.
Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak
beberapa puluh abad yang laluBeberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir
air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun
peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-
masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber
energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga
hewanPerkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara
berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun
1600-an untuk istana Versailles dibagian luar Paris, PrancisSistem tersebut memiliki kapasitas
yang sepadan dengan 56 kW energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat yang
memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh Indonesia.
Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan dampak negatif maka air menjadi
sumber yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang
murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu Indonesia kaya akan sumber daya air sehingga
sangat berpotensial untuk memproduksi energi listrik yang bersumber daya air. Di Indonesia
terdapat banyak sekali sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal
ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya
daerah yang belum terjangkau energi listrik.
Beberapa alasan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe generator lain
adalah :
a. Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.
b. Ramah Lingkungan.
c. Tidak memerlukan bahan bakar.
d. Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
e. Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
f. Hampir tidak ada resiko meledak.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan PLTA?
b. Bagaimana cara kerja PLTA i?
c. Apa saja komponen pembangunan PLTA?
d. Apa saja jenis-jenis PLTA?
e. Apa saja dampak positif dan negarif pembangunan PLTA?
f. Bagaimana PLTA sebagai sumber energi ramah lingkungan masa depan?

I.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep, cara kerja,
mengenal jenis PLTA, dan komponen pembangunan PLTA, serta membahas dampak positif
(keuntungan) dan dampak negatif PLTA. Melalui makalah ini, diharapkan dapat memahami
pentingnya PLTA sebagai solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Manfaatnya adalah
memberikan pemahaman mendalam tentang implementasi PLTA dalam memenuhi kebutuhan
energi global, sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
BAB II.
ISI/PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang
menggunakan energi air sebagai sumber daya utamanya. PLTA mengubah energi potensial air
menjadi energi kinetik yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin dan
menghasilkan listrik.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu cara yang efisien dan ramah lingkungan
untuk menghasilkan listrik di Indonesia. PLTA menggunakan energi air dari sungai, waduk,
atau bendungan untuk menggerakkan turbin dan generator listrik.

2.2. KOMPONEN PEMBANGUNAN PLTA

Gambar. 1. Komponen Bangunan PLTA

Komponen pembangunan PLTA sebagai berikut :

a.Tampungan (Reservoir atau Waduk)


PLTA membutuhkan jumlah air yang banyak, sehingga pembangunan waduk sendiri berguna
untuk mnyediakan tampungan air. Bentuk dari kapasitas waduk sendiri beraturan dan dapat
dihitung dengan rumus menghitung jumlah volumen benda padat.

b.Bendungan

Bendungan berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air agar
tenaga yang dihasilkan semakin besar. Selain menyimpan air bendungan juga dibangun dengan
tujuan untuk menyimpan energiBendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk
menahan laju air menjadi wadukdanauatau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air Kebanyakan dam juga memiliki bagian
yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau
berkelanjutan. Selain itu juga bendungan berfungsi sebagai irigasi, pengendaliaan banjir,
budidaya perikanan, dll.

c.Bangunan Pelimpah

Tujuan dibangunnya bangunan ini sebagai pengaman dari bendungan, sehingga pelimpah
harus memiliki kapasistas yang mampu menyalurkan aliran air sungai yang masuk ke
bendungan ketika waktu bendungan penuh.

d.Bangunan Pemasok Air (Intake)

Bangunan ini digunakan untuk mengambil air dari bendungan melalui pipa tekan kemudian
disalurkan ke turbin PLTA.

e.Pipa Pesat (Penstock)

Dapat disebut sebagai pipia tekan yang berfungsi untuk mengalirkan air dari tangki atas (head
tank) atau langsung dari bangunan pemasok air. Tidak hanya itu, ia berfungsi sebagai alat
pengantar air ke turbin PLTA. Untuk alat ini dapat digunakan, pipa tersebut bagian luarnya
harus rapat atau kedap air serta kuat untuk menahan atau mengimbangi tekanan air di dalam
pipa
f. Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Gaya
jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan
seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling- baling
digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik yang
disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik. Turbin merupakan peralatan yang tersusun
dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa
pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing) katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft
tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum air
turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi
bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang
menghantam sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalanposisinya tetap
(tidak bisa digerakkan). Secara umum bagian-bagian turbin sebagai berikut:

a) Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari:

• Sudu-sudu berfungsi untuk menerima beban pancaran yang disemprotkan Oleh nozzle
• Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa gerak putar\ yang
dihasilkan oleh sudu.
• Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-komponen dengan tujuan agar
tidak mengalami kebocoran pada sistem.

b) Stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :

• Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira fluida sehinggatekanan dan


kecepatan alir fluida yang digunakan di dalam system besar
• Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan-komponen komponen dari turbin

g. Generator

Generator berfungsi mengubah energi kinetik dari turbin menjadi energi listrik dengan
cara memanfaatkan putaran turbin tersebut. Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan
poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet
didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Gerakan turbin digunakan untuk menggerakkan rotor generator yang terdiri dari kumparan-
kumparan yang dipasangkan pada poros. Gerakan rotor menghasilkan medan magnet yang
berubah-ubah dalam generator, yang kemudian menghasilkan listrik pada kumparan stator.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18
buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang
kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator
(AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin
berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat
setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang
kemudian menjadi listrik.

h.Jalur Transmisi

Jalur transmisi berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah
dan pusat industri.

i.Transformator

Melalui induksi elektromagnetik dan frekuensi yang tepat, transformator menjadi


komponen pada sistem tenaga listrik yang dapat memindahkan daya arus bolak-balik dalam
sebuah rangkaian listrik ke rangkaian lainnya.

2.3. Cara/Prinsip Kerja PLTA

PLTA bekerja dengan mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik yang
kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Proses ini dimulai dengan mengumpulkan
air dari sungai atau danau ke dalam waduk atau bendungan. Ketika air dilepaskan melalui pipa
atau saluran, tekanan air akan memutar turbin yang terhubung ke generator listrik. Generator
akan menghasilkan listrik yang kemudian dialirkan melalui kabel dan transmisi untuk
digunakan oleh rumah tangga, industri, dan masyarakat.
Pada prinsipnya PLTA (Gambar 2) mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan
adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi
listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan
dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar
jumlah air yang mengalir (debit).

Gambar 2. Prinsip/Cara Kerja PLTA

Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:
a. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat adanya
perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air
dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v2
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)

c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi
mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi
mekanis.
Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)

d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai
persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

Adapun cara/prinsip kerja PLTA adalah liran sungai dengan sejumlah anak sungainya
dibendung dengan sebuah Dam. Airnya ditampung dalam waduk yang kemudian dialirkan
melaui Pintu Pengambilan Air (Intake Gate) yang selanjutnya masuk ke dalam Terowongan
Tekan (Headrace Tunnel). Sebelum memasuki Pipa Pesat (Penstock), air harus melewati
Tangki Pendatar (Surge Tank) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi
tekanan kejut atau tekanan mendadak yang biasa disebut sebagai pukulan air (water hammer)
saat Katup Utama (Inlet Valve) ditutup seketika. Setelah Katup Utama dibuka, aliran air
memasuki Rumah Keong (Spiral Case). Aliran air yang bergerak memutar Turbin dan dari
turbin, air mengalir keluar melalui Pipa Lepas (Draft Tube) dan selanjutnya dibuang ke Saluran
Pembuangan (Tail Race)Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan poros Generator
sehingga menghasilkan energi listrik. Melalui Trafo Utama (Main Transformer), energi listrik
disalurkan melewati Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui
Gardu Induk.

PLTA bekerja dengan mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik yang
kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Proses ini dimulai dengan mengumpulkan
air dari sungai atau danau ke dalam waduk atau bendungan. Ketika air dilepaskan melalui pipa
atau saluran, tekanan air akan memutar turbin yang terhubung ke generator listrik. Generator
akan menghasilkan listrik yang kemudian dialirkan melalui kabel dan transmisi untuk
digunakan oleh rumah tangga, industri, dan masyarakat.

2.4. Jenis-jenis PLTA

PLTA terdiri dari beberapa jenis, antara lain:

1. PLTA Sungai: menggunakan aliran air dari sungai untuk menggerakkan turbin dan
generator listrik.
2. PLTA Bendungan: menggunakan bendungan untuk menampung air dan
mengalirkannya ke turbin.
3. PLTA Waduk: menggunakan waduk atau danau buatan untuk menampung air dan
mengalirkannya ke turbin.
Berdasarkan dari daya listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan menjadi:
(1) pico hydro yang menghasilkan 5 kW,
(2) micro hydro yang menghasilkan 5-100 kW,
(3) mini hydro yang menghasilkan daya di atas 100 kW, namun tetap di bawah 1MW
(4) Bendungan/ dam/ large hydro dengan daya yang dihasilkan sebesar lebih dari 100 MW.

2.5. Dampak positif dan Dampak Negatif Pembangunan PLTA

Keuntungan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memiliki banyak keuntungan sebagai sumber
energi terbarukan. Berikut adalah beberapa keuntungan utama dalam menggunakan PLTA:

a. Energi Terbarukan
PLTA menggunakan energi air yang terbarukan, seperti sungai, waduk, atau air
terjun, yang berarti sumber energinya tidak terbatas dan dapat diperbaharui secara
alami oleh siklus air. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar
fosil yang terbatas dan membantu menjaga ketersediaan energi dalam jangka panjang.

b. Ramah Lingkungan
PLTA merupakan salah satu bentuk energi bersih karena tidak menghasilkan emisi
gas rumah kaca dan polusi udara lainnya. Penggunaan PLTA membantu mengurangi
dampak negatif terhadap perubahan iklim dan lingkungan secara keseluruhan.

c. Biaya Operasional Rendah


Setelah pembangunan selesai, biaya operasional PLTA cenderung rendah. Meskipun
investasi awal dalam pembangunan PLTA bisa cukup besar, biaya operasionalnya
relatif rendah karena energi yang digunakan berasal dari sumber alami yang gratis,
yaitu air.

d. Stabilitas Pasokan Listrik


PLTA memberikan pasokan listrik yang stabil karena aliran air bisa diatur dan
diprediksi dengan baik. Hal ini membantu mengurangi risiko pemadaman listrik yang
disebabkan oleh fluktuasi pasokan energi.

e. Fleksibilitas Operasional
PLTA dapat dengan mudah diatur untuk mengatur produksi listrik sesuai dengan
permintaan. Peningkatan atau penurunan produksi listrik dapat dilakukan dengan
mengatur jumlah air yang mengalir ke turbin.

f. Sumber Listrik Desentralisasi


PLTA dapat dibangun di wilayah terpencil atau pedalaman, sehingga dapat
menyediakan akses listrik yang lebih baik untuk komunitas yang terpencil atau
terisolasi.

g. Pemanfaatan Multipurpose
Waduk yang dibentuk oleh PLTA dapat memiliki manfaat ganda, seperti irigasi untuk
pertanian, penanganan banjir, pariwisata, dan aktivitas rekreasi air.

h. Umur Panjang
PLTA memiliki masa hidup yang relatif panjang dan dapat beroperasi selama
beberapa dekade dengan perawatan yang tepat.

Kerugian Pembangkit Listrik Tenaga Air

Meskipun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memiliki banyak keuntungan, ada
juga beberapa kerugian yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknologi ini. Beberapa
kerugian PLTA antara lain:
a. Dampak Lingkungan
Pembangunan PLTA seringkali memerlukan pemindahan penduduk dan
mengakibatkan kehilangan lahan yang luas. Bendungan yang dibangun juga dapat
mengubah ekosistem sungai dan lingkungan sekitarnya. Perubahan aliran air dapat
mempengaruhi ekosistem sungai, termasuk hewan dan tumbuhan yang bergantung
pada pola aliran air yang asli.

b. Pengurangan Sumber Daya Air


Pembangunan waduk untuk PLTA dapat mengurangi ketersediaan air bagi pertanian,
pemenuhan kebutuhan air bersih, dan ekosistem air di hilir waduk. Hal ini dapat
menyebabkan dampak negatif pada pertanian dan lingkungan di wilayah yang
terdampak.

c. Banjir dan Pencemaran


Pengaturan aliran air oleh bendungan dapat menyebabkan banjir di hilir waduk ketika
debit air tiba-tiba dilepaskan. Selain itu, waduk juga dapat menjadi penampung
sedimen dan polutan, yang berpotensi menyebabkan pencemaran air.

d. Risiko Kegagalan Struktur


Adanya risiko kerusakan atau kegagalan pada struktur bendungan atau peralatan
PLTA dapat menyebabkan bencana alam dan ancaman bagi keselamatan masyarakat
yang tinggal di sekitar daerah tersebut.

e. Perubahan Pola Iklim Mikro


Pembangunan PLTA dapat menyebabkan perubahan mikro iklim di sekitar waduk,
karena perubahan luas dan kedalaman air. Hal ini dapat mempengaruhi tanaman,
hewan, dan manusia yang tinggal di sekitar waduk.

f. Biaya dan Investasi Awal


Pembangunan PLTA memerlukan biaya dan investasi awal yang besar. Meskipun
biaya operasionalnya rendah setelah pembangunan selesai, investasi awalnya bisa
menjadi kendala terutama di daerah dengan sumber daya finansial yang terbatas.

g. Ketergantungan pada Faktor Alam


Efisiensi PLTA sangat tergantung pada curah hujan dan debit air yang stabil.
Perubahan pola cuaca atau perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan air dan
performa PLTA.

2.6. PLTA sebagai Sumber Energi Terbaharukan yang Ramah Lingkungan


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu cara yang efisien dan ramah
lingkungan untuk menghasilkan listrik di Indonesia. PLTA menggunakan energi air dari
sungai, waduk, atau bendungan untuk menggerakkan turbin dan generator listrik. Indonesia
memiliki banyak sumber daya air yang melimpah, menjadikan PLTA sebagai sumber energi
yang potensial untuk menghasilkan listrik yang murah dan terjangkau bagi masyarakat.
Hingga 10 tahun ke depan energi air masih menjadi andalan dan motor untuk
pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia yang memiliki banyak aliran sungai. Karena itu
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) akan menjadi tulang punggung untuk Indonesia transisi
dari energi fosil ke energi terbarukan. Potensi energi air di Indonesia mencapai 94 GW,
sedangkan pemanfaatannya baru mencapai 6,2 GW. Karena itu, pemerintah mendorong
pembangunan PLTA di beberapa lokasi, antara lain PLTA Poso yang akan berfungsi sebagai
peaker dengan kapasitas 515 MW, PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan yang berkapasitas
510 MW, dan PLTA upper Cisokan pumped storage sebesar 1000 MW.
Sebagai upaya transisi dari fosil ke energi terbarukan, pemerintah menerapkan beberapa
kebijakan hijau untuk mengurangi energi fosil. Kebijakan transisi energi fosil ke energi
terbarukan perlu dukungan semua pihak karena pemerintah tidak akan mampu melakukan ini
sendiri. Dampak penggunaan EBT dalam mengurangi emisi sangat besar. Menurut
perhitungan, satu megawatt dari pembangkit EBT mampu mengurangi karbon sebesar 483 ton
CO2. Contohnya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru berkapasitas 510 MW
di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara diatur untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon
sekitar 1,6 juta ton per tahun atau setara dengan kemampuan 12 juta pohon menyerap karbon.
Dengan demikian pembangunan PLTA merupakan sumber energi baru terbaharukan yang
ramah lingkungan di masa depan.
BAB. III
PENUTUP

PLTA merupakan salah satu cara yang efisien dan ramah lingkungan untuk
menghasilkan listrik di Indonesia. PLTA menggunakan energi air dari sungai, waduk, atau
bendungan untuk menggerakkan turbin dan generator listrik. PLTA sebagai sumber energi
yang potensial untuk menghasilkan listrik yang murah dan terjangkau bagi masyarakat.
PLTA bekerja dengan mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik yang
kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin. Proses ini dimulai dengan mengumpulkan
air dari sungai atau danau ke dalam waduk atau bendungan. Ketika air dilepaskan melalui pipa
atau saluran, tekanan air akan memutar turbin yang terhubung ke generator listrik. Generator
akan menghasilkan listrik yang kemudian dialirkan melalui kabel dan transmisi untuk
digunakan oleh rumah tangga, industri, dan masyarakat.
PLTA memiliki banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh masyarakat, antara lain:
- Sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan
- Murah dan terjangkau, sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat
- Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin langka
- Mengurangi emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan
- Menyediakan sumber daya energi yang stabil dan dapat diandalkan
Energi air masih menjadi andalan dan motor untuk pertumbuhan energi terbarukan di
Indonesia yang memiliki banyak aliran sungai. PLTA akan menjadi tulang punggung untuk
Indonesia transisi dari energi fosil ke energi terbarukan. Potensi energi air di Indonesia
mencapai 94 GW, sedangkan pemanfaatannya baru mencapai 6,2 GW. Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) berkontribusi pada pengurangan emisi karbon Dengan demikian
pembangunan PLTA merupakan sumber energi baru terbaharukan yang ramah lingkungan dan
merupakan salah satu solusi pengembangan energi ramah lingkungan di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/nN9yZZGN-mengenal-plta-
pembangkit-listrik-paling-ramah-lingkungan

https://atonergi.com/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta/
https://finance.detik.com/energi/d-3044074/melihat-lebih-dekat-plta-terbesar-di-indonesia-
yang-dibangun-di-perut-bumi

https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1880696/wow-ternyata-waduk-jatiluhur-bisa-
jadi-tempat-wisata-asyik/1

https://coaction.id/air-sebagai-sumber-energi-terbarukan/

Anda mungkin juga menyukai