Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA AIR

Muhammad Fachrurozi Surya


2114210433
Latar Belakang

Kebutuhan akan sumber energi yang berkelanjutan semakin mendesak di tengah


pertumbuhan populasi yang pesat dan industrialisasi dunia. Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) adalah salah satu solusi yang sangat menjanjikan dalam memenuhi kebutuhan energi
dunia. Air merupakan sumber energi terbarukan yang melimpah, dan PLTA memiliki
manfaat besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak lingkungan negatif.

Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang teknologi
PLTA, manfaatnya, tantangan yang dihadapi, serta perkembangan terbaru dalam industri ini.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
sumber energi terbarukan dalam mengatasi masalah energi dan lingkungan.

Ruang Lingkup

Makalah ini akan membahas berbagai aspek PLTA, termasuk prinsip dasar operasinya,
manfaat, tantangan teknis dan lingkungan, perkembangan terbaru dalam teknologi PLTA,
serta dampak lingkungan dan sosial yang terkait.

1.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang
menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah
responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi
gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi
terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut
ini merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan
potensi energi air yang masih belum digunakan.
Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak
beberapa puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir
air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun
peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-
masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber
energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan.
Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara
berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun
1600-an untuk istana Versailles dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas
yang sepadan dengan 56 kW energi listrik.
Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan
kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati
kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air
ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran
turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat
digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki
kualitas listrik pada jaringan.
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat yang
memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh Indonesia.
Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan dampak negatif, maka air menjadi
sumber yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang
murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya air sehingga
sangat berpotensial untuk memproduksi energi listrik yang bersumber daya air. Di Indonesia
terdapat banyak sekali sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal
ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya
daerah yang belum terjangkau energi listrik.
1.2 Bagian – bagian utama dari PLTA
1. Bendungan
berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain
menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi. Bendungan
atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau
tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik
Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air
yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:

Gambar 1.Bendungan
2. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul
sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke
generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.
Turbin memiliki prinsip kerja yakni sebagai berikut gaya jatuh air yang mendorong baling-
baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan
menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar
turbin. Selanjutnya turbin merubah energi.

Gambar 2. Turbin
3. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Gambar 3. Komponen Generator Dalam PLTA

4. Transformator
Berfungsi untuk mentransmisikan dan mengubah energy dari ukuran satu keukuran yang lain.
Transformator yang digunakan adalah transformator step up. Karena digunakan untuk
mengubah energi yang dihasilkan generator menjadi energi yang lebih besar ukuranya.
5. Jalur Transmisi
Berfungsi untuk mengalirkan energy listrik dari PLTA menuju konsumen listrikya itu rumah-
rumah dan pusat industri.
1.3 Prinsip Kerja dari PLTA
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan
adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air
yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui
perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber
daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang
mengalir (debit).
Gambar 4. Proses kerja PLTA
Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas penampang
kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari daya optimal
karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara
sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada
reservoir air di belakang bendungan.
Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari laju air
yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat
berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim hujan, ketinggiannya
dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi bendungan.
Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air yang
digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui
sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan
paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang
terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun
pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan
listrik 115 TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520
TWh listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga
menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah negara di
Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber listrik yang
menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar 2 memperlihatkan
pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di
samping pembangkit listrik tenaga air yang berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat
ruang untuk pengembangan lebih jauh dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total
potensi air di dunia yang telah digunakan.
1.4 Klasifikasi PLTA
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
1. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air, irigasi,
kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga listrik.
2. Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan prinsip dasar
hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang menggunakan prinsip ini.
Yaitu:
 Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang menggunakan
kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.
 Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan yaitu
pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama denagn
mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani permintaan tenaga
listrik yang tidak begitu berat.
 Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut
menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air pasang
adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air
surut. Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan
ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan dialirkan
kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.
 Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah sumber
air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan topografis yang
alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian tekanan air untuk
membangkitkan tenaga listrik.
3.Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan permintaan,
atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang mempunyai banyak
unit.
4. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut diperlukan
ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa kolam
penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan normal.
5. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit di
pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran berupa
tanggul.
6. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
1. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW
2. Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW
3. Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW
4. Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW
7. Berdasarkan ketinggian tekanan air
 PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari :dibawah 15 m
 PLTA dengan tekan air menengah berkisar :15 m – 70 m
 PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar :71 m – 250 m
 PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi :diatas 250 m
1.5 Kelebihan dan Kekurangan PLTA
Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum
secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga
pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak
untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi
terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain,
seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.
Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga efek negatif pembangunan
PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:
1. Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat
dibangunnya bendungan.
2. Biaya investasi paling mahal.
3. Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.
4. Memerlukan lahan yang luas.
5. Di samping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko
kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang
mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik.
2. Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air)
dan dari energi mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).
3. Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
4. Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi
5. Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000
mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau
14,2 % dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.
6. PLTA memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Daftar Pustaka
1. http://misbahulilmi.blogspot.co.id/2015/10/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-
air.html
2. https://my-engin.blogspot.co.id/2011/02/turbin-air.html(Gambar)
3. https://66fadli.wordpress.com/2012/04/30/implementasi-generator-pada-plta/

Anda mungkin juga menyukai