Anda di halaman 1dari 25

2.

TEORI PENUNJANG

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pembangkit listrik tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga, dari
tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik dengan
menggunakan turbin air dan generator.
Energi yang dimanfaatkan dari air untuk menghasilkan energi listrik adalah
energi potensial air. Yaitu energi yang dimiliki oleh air akibat kedudukannya.
Kedudukan yang dimaksud adalah ketingian permukaan air terhadap poros turbin
dalam power house. Air yang memiliki ketinggian tersebut dialirkan sehingga
memiliki energi kinetik sebagai kecepatan dari air mengalir. Energi kinetik inilah
yang digunakan untuk memutar turbin. Dalam proses ini terjadi perubahan energi
kinetik yang dimiliki oleh air menjadi energi mekanik. Selanjutnya energi
mekanik tersebut digunakan untuk memutar generator. Dalam generator terjadi
perubahan energi mekanik menjadi energi listrik sebagai akibat dari adanya
medan magnet dalam generator. (Arismunandar dan Kuwahara)

Gambar 2. 1 Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Air Skala Small-Hydro


Sumber :
<http://elektro.studentjournal.ub.ac.id/index.php/teub/article/view/184/146>.

Gambar 2.1 merupakan proses pembangkitan listrik tenaga air skala small
hydro dimulai dari saluran irigasi atas yang terdapat penyaringan sampah untuk

4
Universitas Kristen Petra
menyaring kotoran yang mengambang di atas air, saluran pembuangan untuk
membuang kelebihan air yang mengalir melalui pintu saluran pembuangan. Akhir
dari saluran ini adalah sebuah kolam penenang (forebay tank) yang berfungsi
untuk mengendapkan dan menyaring kembali air agar kotoran tidak masuk dan
merusak turbin. Selain itu kolam penenang ini berfungsi juga untuk menenangkan
aliran air yang akan masuk ke dalam pipa pesat. Pipa pesat (penstock) ini akan
mengalirkan air ke rumah pembangkit (power house) yang terdapat turbin dan
generator di dalamnya. Besar volume air yang masuk ke pipa pesat diatur melalui
pintu pengatur.
Turbin pada proses pembangkitan listrik ini berputar karena adanya pengaruh
energi potensial air yang mengalir dari pipa pesat dan mengenai sudu-sudu turbin.
Berputarnya turbin kemudian akan mengakibatkan generator juga berputar
sehingga generator dapat menghasilkan listrik sebagai keluarannya.
PLTA memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan jenis
pembangkit lainnya. Beberapa kelebihan tersebut antara lain :
 Jangka waktu pemanfaatan PLTA mencapai 50 tahun.
 PLTA tidak memerlukan bahan bakar, sehingga biaya operasional menjadi
murah.
 Biaya dari PLTA tidak bergantung pada beban. Sedangkan biaya bahan
bakar PLTU bergantung pada beban.
 Biaya perawatan lebih murah dibandingkan dengan PLTU.
 Selain dimanfaatkan sebagai PLTA, maka dam dapat juga digunakan
sebagai sarana irigasi, pengendali banjir, dan sebagainya.
 Bebas polusi
Tetapi sebaliknya, PLTA juga memiliki kekurangan, seperti :
 Biaya konstruksi yang tinggi menyebabkan biaya per KWh dari PLTA lebih
tinggi dari pembangkit lain.
 Energi listrik yang dibangkitkan bergantung pada suplai air.
 Pembangunan PLTA memakan waktu yang lama.
 Lahan yang digunakan sangat besar, termasuk untuk reservoir air, sehingga
dapat menimbulkan masalah sosial baru.

5
Universitas Kristen Petra
 Di Indonesia, air dipakai untuk pertanian sebagai prioritas, sedangkan untuk
PLTA menjadi prioritas kedua.
Negara seperti Indonesia, memiliki sangat banyak persediaan air, sehingga
sangat cocok untuk menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga air. Selain itu,
letak geografis Indonesia di daerah tropis juga mendukung untuk pemanfaatan air
sebagai penghasil energi listrik. Dengan terletak di daerah tropis, tidak aka nada
musim dingin yang menyebabkan air di danau atau sungai membeku dan tidak
dapat dimanfaatkan energinya. Tetapi hanya terdapat musim hujan dan musim
kemarau saja. Saat musim hujan, air disimpan untuk digunakan pada musim
kemarau. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk memilih tempat
mendirikan sebuah PLTA, yaitu :
 Ketersediaan air untuk menyuplai PLTA. Ketersediaan air ini juga
berpengaruh untuk menentukan jenis PLTA yang akan dibangun.
 Kapasitas area untuk penampungan air.
 Ketinggian air.
 Sarana Transportasi ke daerah tersebut.
 Jarak dari beban.
 Situasi geografis sekitar area.
(Arismunandar dan Kuwahara)

2.2 Jenis – Jenis PLTA


Pembangkit listrik tenaga air, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik ada beberapa jenis. Pembangkit listrik yang memanfaatkan bendungan
sebagai sumber air, ada juga yang memanfaatkan aliran sungai. Selain itu, ada
juga PLTA yang memanfaatkan pasang surut permukaan air laut. Tetapi yang
paling umum digunakan di Indonesia adalah PLTA dengan memanfaatkan
bendungan sebagai penyedia air, sedangkan untuk PLTA skala kecil yang
tergolong dalam microhydro PLTA memanfaatkan air sungai.
Menurut aliran airnya, maka PLTA dapat digolongkan menjadi :
 Pembangkit listrik dengan aliran sungai langsung (run-off river), yaitu pusat
listrik yang langsung memanfaatkan aliran sungai.

6
Universitas Kristen Petra
 Pembangkit listrik dengan kolam pengatur (regulating pond), yaitu pusat
listrik yang menggunakan kolam pengatur yang menggunakan kolam
pengatur yang dibangun melintang sungai. Kolam pengatur yang dibangun
dapat mengatur aliran sungai selama jangka waktu tertentu yang tidak begitu
lama, seperti setiap minggu atau setiap hari.
 Pembangkit listrik dengan menggunakan bendungan (dam), yaitu pusat
listrik yang menggunakan bendungan besar untuk menaikkan ketinggian air,
sehingga terbentuk danau buatan. Atau dapat juga sebuah danau asli yang
dipakai sebagai waduk. Pusat listrik dengan bendungan dapat menyediakan
air sepanjang tahun.
 Pembangkit listrik dengan menggunakan pompa (pumped storage), yaitu
PLTA yang menggunakan kelebihan tenaga listrik yang dihasilkan saat tidak
sedang beban puncak untuk memompa air ke waduk yang memiliki
ketinggian tertentu. (Arismunandar dan Kuwahara)
Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan
menjadi :
 Large-hydro : lebih dari 100MW
 Medium-hydro : antara 15 – 100MW
 Small-hydro : antara 1 – 15MW
 Mini-hydro : antara 100kW – 1MW
 Micro-hydro : antara 5kW – 100kW
 Pico-hydro : daya yang dikeluarkan 5kW
(Dandekar dan Sharma)
Berdasarkan tinggi terjun yang ada, pembangkit listrik tenaga air dibedakan
menjadi :
 Jenis terusan air (water way) adalah pusat listrik yang mempunyai tempat
ambil air di hulu sungai, dan mengalirkan air melalui terusan air dengan
kemiringan yang agak kecil. Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara
memanfaatkan tinggi terjun dengan kemiringan sungai tersebut.
 Jenis bendungan (dam) adalah jenis pusat listrik dengan bendungan yang
melintang sungai guna menaikkan permukaan air di bagian hulu bendungan dan

7
Universitas Kristen Petra
membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tinggi terjun yang diperoleh
antara sebelah hulu dan hilir sungai.
 Jenis bendungan dan terusan air merupakan gabungan dari kedua jenis
tersebut. Jenis ini membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan tinggi
terjun yang didapat dari bendungan dan terusan. (Arismunandar dan Kuwahara)
Untuk menghitung kecepatan aliran sungai digunakan rumus sebagai berikut :
Kecepatan rata-rata:
Jika n  0.30, maka V = 0.4775 n + 0.014 (m/s) (2. 1)
Jika n  0.30, maka V = 0.5167 n + 0.001 (m/s) (2. 2)

dimana
n : jumlah putaran per detik
V : kecepatan aliran (m/s)
(PLTA Malea Energy, 2014)

2.3 Komponen Utama PLTA


PLTA yang ideal harus memiliki beberapa komponen penting. Akan tetapi
keberadaan masing-masing komponen tersebut bergantung pula pada masa
dimana PLTA tersebut dibangun, dan kondisi geografis dari PLTA itu sendiri.
Tetapi pada dasarnya keberadaan komponen-komponen penunjang yang lengkap
tentunya akan menghasilkan data yang akurat, efisiensi yang baik, selain itu
tentunya akan membuat usia peralatan dan PLTA itu sendiri menjadi jauh lebih
panjang.
Beberapa komponen penting yang digunakan pada PLTA yang
memanfaatkan air sungai langsung adalah sebagai berikut :
 Bendungan (Dam)
 Saluran tekan (Pressure Tunnel)
 Reservoir harian
 Surge tank
 Pipa pesat (penstock)
 Power house
 Saluran tail race dari power house untuk menyalurkan air dari turbin ke luar.

8
Universitas Kristen Petra
Sedangkan untuk PLTA yang memanfaatkan waduk yang cukup besar
sebagai sumber air minimal harus diperlengkapi dengan komponen yang sama
dengan PLTA dan aliran sungai. Tetapi biasanya tidak diperlukan reservoir
harian, karena waduk yang cukup besar biasanya sudah diperhitungkan sebagai
reservoir tahunan. Waduk dapat menyediakan air sepanjang tahun. Pada saat
musim hujan makaelevasi permukaan air meningkat tinggi, dan persediaan air
melimpah. Jumlah air tersebut dan debit yang masuk ke waduk mencukupi untuk
persediaan setahun. Akan tetapi, kekurangannya adalah apabila curah hujan
rendah dan permukaan elevasi air menurun maka PLTA tidak dapat beroperasi.
Atau pengoperasian PLTA dibatasi hanya beberapa jam dalam satu hari. Biasanya
dioperasikan saat jam beban puncak. Sedangkan untuk mengatasi kotoran yang
ada pada air, maka pada PLTA dengan waduk yang besar digunakan intake tower.
Intake tower diletakkan di daerah yang dalam sehingga air yang masuk tidak
mengandung pasir. Selain itu intake tower harus dilengkapi juga dengan trash rack
yang dapat dibersihkan untuk menyaring sampah.

2.4 Bendungan
Ada banyak penggolongan bendungan. Seperti bahan, konstruksi,
pengambilan air, dan sebagainya. Yang paling umum digunakan adalah
penggolongan bendungan berdasarkan bahan konstruksi yang digunakan :
 Bendungan Beton
 Bendungan gravitas (gravity dam)
 Bendungan busur (arch dam)
 Bendungan rongga (hollow dam)
 Bendungan urugan (fill type down)
 Bendungan urugan batu (rick fill dam)
 Bendungan Tanah (earth dam)
 Bendungan kerangka baja (steel frame dam)
 Bendungan kayu (timber dam)
(Arismunandar dan Kuwahara)
Secara umum, bendungan untuk PLTA digunakan untuk menampung air
persediaan untuk jangka waktu tertentu, dan untuk menaikkan tinggi permukaan

9
Universitas Kristen Petra
air terhadap poros turbin. Tetapi apabila hanya digunakan untuk PLTA saja
efisiensi bendungan menjadi buruk. Karena bendungan dapat juga dimanfaatkan
untuk keperluan lain, seperti sarana irigasi, pengendalian banjir, perikanan,
pariwisata dan lain-lain. Sehingga bendungan dapat dikatakan sebagai bendungan
serba guna (multi-purpose).
Syarat yang cukup penting dari sebuah bendungan adalah bendungan tersebut
harus dapat menahan resapan air. Oleh karena itu, biasanya pada bendungan yang
terbuat dari beton akan dilapisi oleh lapisan licin yang tahan air pada bagian yang
terkena langsung air waduk. Sedangkan pada bendungan tipe urugan pada bagian
tengah bendungan dipasang dinding yang tahan rembesan. Apabila terjadi
rembesan yang kecil ke dalam struktur bendungan, maka sedikit demi sedikit
kebocoran tersebut akan menggerogoti struktur bendungan dan pada saatnya nanti
akan menghancurkan bendungan itu sendiri. Sehingga pada perancangan dan
pembangunan bendungan itu harus diperhatikan dengan saksama. Pada saat proses
pembangunan bendungan, supaya tempat yang akan dibangun bendungan menjadi
kering, digunakan saluran pengelak.
Ada peralatan penting yang harus terdapat juga dalam bendungan yaitu
tersedianya saluran limpah (spillway). Spillway adalah pintu air yang dapat
digunakan untuk mengendalikan kelebihan air yang ada pada waduk. Saat terjadi
banjir, maka ketinggian air di waduk dapat meningkat secara drastis. Batasan
debit air pasang adalah 1,2 kali debit banjir yang diperkirakan. Dengan demikian,
saluran limpah ini harus diperhatikan penempatannya sehingga dapat
menyalurkan air saat terjadi kenaikan permukaan air.
Pada bendungan yang terbuat dari beton, saluran limpah dapat diletakkan
sedikit di bawah puncak bendungan dan dibuat supaya dapat mengalirkan air ke
bawah. Tetapi pada bendungan tipe urugan hal tersebut tidak dapat dilakukan,
karena dapat merusak bendungan itu sendiri. Oleh karena itu, biasanya pada
bendungan tipe urugan, saluran limpah diletakkan disamping bendungan.

2.5 Bangunan Ambil Air (Intake Tower)


Bangunan ambil air atau yang lebih dikenal dengan water intake adalah
bangunan yang digunakan untuk mengambil air dari waduk atau dari sungai

10
Universitas Kristen Petra
langsung. Bedanya apabila air diambil dari sungai, maka letak intake tower harus
dibangun dekat bendungan ambil air, dengan memilih dasar sungai yang stabil
dan tempat yang aman terhadap banjir. Sedangkan untuk pengambilan air dari
waduk, maka intake tower harus diletakkan pada daerah yang memiliki elevasi
cukup dalam, sehingga memungkinkan mengambil air dari elevasi permukaan air
terendah sekalipun. Dengan mengambil air dari kedalaman yang cukup tinggi
maka air yang diambil sudah bersih dan tidak mengandung banyak kotoran.
Tetapi untuk mengantisipasi sampah yang masih masuk digunakan saringan
sampah (trash rack) yang terbuat dari baja. Penyaring sampah tersebut harus bisa
diangkat juga untuk dibersihkan sehingga tidak mengganggu air masuk ke turbin.
Penyaring tersebut digerakkan oleh motor listrik. Apabila penyaring juga untuk
menangkal ikan masuk ke unit pembangkit, harus digunakan saringan ikan. Akan
tetapi ada juga PLTA yang tidak membbuat saringan dengan bagus karena
pertimbangan ekonomis dan biaya pembangunan sebuah PLTA.
Intake tower juga harus dilengkapi dengan beberapa perlatan darurat seperti
penerangan yang menggunakan sumber baterai. Sedangkan untuk penerangan
pada saat tidak dalam keadaan darurat digunakan sumber listrik dari station
transformer.
Air dari intake tower biasanya dialirkan ke penstock melalui terowongan
tekan. Terowongan ini juga bisa dibagun membelah bukit, oleh karena itu harus
dapat menahan tekanan yang tinggi. Tetapi apabila jarak dari intake tower ke
sentral tidak terlalu jauh, maka pressure tunnel ini dapat dihilangkan dan langsung
menggunakan pipa pesat untuk mengalirkan air ke turbin. (Dandekar dan Sharma)

2.6 Tangki Pendatar (Surge Tank)


Tangki Pendatar adalah tangki besar yang diletakkan di ujung terowongan
tekan. Fungsinya yang utama adalah untuk mengatasi water hammer (pukulan air)
pada pipa pesat dan terowongan tekan, akibat dari debit air pada turbin tiba-tiba
berubah. Untuk PLTA dengan waduk yang besar dan jarak yang tidak terlalu jauh
dari sentral, maka tidak diperlukan tangki pendatar, karena waduk itu sendiri yang
dapat dijadikan pelepas tekanan air.

11
Universitas Kristen Petra
Dalam desain tangki pendatar, efek dari gema air juga harus diperhitungkan.
Hal ini disebabkan adanya getaran dalam pipa pesat yang dapat disebabkan oleh
getaran turbin., getaran katup atau pintu-pintu, atau terjadi kebocoran pada pipa.
Hanya sedikit kasus kerusakan pipa yang diakibatkan oleh gema. Dengan adanya
tangki pendatar, efek gema dari pipa dapat dialihkan oleh tangki pendatar.
Selain itu, tangki pendatar juga memiliki beberapa fungsi khusus, akan tetapi
disesuaikan juga dengan kondisi PLTA itu dibangun. Fungsi tersebut antara lain :
 Mengatasi pusaran air yang terdapat di bangunan ambil air.
 Mengurangi kavitasi (terbentuknya gelembung-gelembung uap air yang
menyebabkan terjadinya perubahan tekanan yang terjadi saat air mengalir) pada
saluran pipa pesat dan terowongan tekan untuk pipa yang cukup panjang.
 Menstabilkan debit air yang masuk ke turbin, hal ini hanya digunakan apabila
tinggi tangki dibuat sama dengan ketinggian elevasi air maksimum.
 Mencegah pecahnya pipa pesat akibat keadaan vakum. Tangki jenis ini
digunakan apabila pipa pesat tidak dilengkapi dengan valve pengaman untuk
kondisi vakum, dan bagian atas pipa dibuat terbuka.
Pada umumnya, bentuk dari tangki pendatar adalah silinder besar, dengan
diameter yang cukup besar untuk mengatasi pukulan air yang kuat. Tetapi dalam
perkembangannya, tangki jenis ini tidak dikembangkan lagi, karena tidak
ekonomis, dan membutuhkan wilayah yang cukup luas. Sehingga dikembangkan
juga tangki pendatar bentuk lain seperti bentuk diferensial, dengan lubang
terbatas, dan tangki pendatar dengan ruangan.

2.7 Pipa Pesat (Penstock)


Pipa pesat lebih dikenal dengan penstock. Penstock adalah saluran yang
menghubungkan sumber air dengan turbin. Bahan yang dipilih untuk membuat
pipa ini disesuaikan dengan kondisi dimana pipa tersebut akan dipasang. Akan
tetapi pada umumnya bahan yang digunakan adalah baja. Selanjutnya
dikembangkan oleh Prof.Ir.Soedyatmo pipa pesat dengan bahan beton campur
baja yang dapat menahan tekanan air lebih besar, sehingga lebih ekonomis.
Metode pemasangannya juga bermacam-macam, ada yang menggunakan
cincin baja. Sedangkan untuk bagian yang melengkung digunakan blok angker,

12
Universitas Kristen Petra
dan pelana yang dipasang setiap jarak 6-12 meter. Keduanya menahan bobot dari
pipa.
Dalam perencanaan pipa pesat harus diperhitungkan kondisi tekanan air yang
berubah. Yang dijadikan acuan adalah tekanan air tertinggi dalam kondisi normal,
dan tekanan air lebih akibat pukulan air. Sedangkan tebal pipa harus dihitung
dengan memakai tekanan air maksimum pada tempat tersebut. Nilai itu harus
ditambah beberapa mm untuk mengatasi pengikisan akibat erosi dan korosi pada
pipa. Oleh karena itu tebal yang diperhitungkan harus ditambah anatara 1 sampai
3 mm.
Apabila menggunakan pipa yang terlalu tipis untuk sebuah saluran yang
berisi air dapat membahayakan pipa. Terutama saat air dari dalam pipa
dikosongkan, atau tiba tiba kosong akibat kebocoran, pipa dapat hancur akibat
kondisi vakum. Sehingga tebal pipa minimum ditentukan berdasarkan diameter
pipa yang digunakan sebagai berikut :
 Sampai dengan diameter 0,8 meter, digunakan tebal pipa 5 mm
 Sampai dengan diameter 1,5 meter, digunakan tebal pipa 6 mm
 Sampai dengan diameter 2,0 meter, digunakan tebal pipa 7 mm
Berikut ini, adalah cara menentukan diameter penstock :

D=( ) x 0,1875 (2. 3)

Dimana :
D = Diameter penstock (inchi)
N = Koefisien kekasaran 0,012 (roughness)
Q = Debit air (m³/s)
L = Panjang penstock (m)
H = Tinggi jatuhan air (head) (m)
(Dandekar dan Sharma)
Ketebalan pipa dapat dihitung dengan persamaan :

T= (2. 4)

Dimana :
T = Ketebalan pipa (inchi)

13
Universitas Kristen Petra
D = Diameter penstock (inchi)
(Dandekar dan Sharma)

Untuk unit pembangkit yang menggunakan saluran tekan dan tangki pendatar
bawah tanah, pipa pesat yang digunakan harus dilengkapi katup-katup kecil yang
digunakan untuk mengambil udara saat terjadi kebocoran penstock atau katup dan
apabila terjadi penutupan pintu masuk air dengan tiba-tiba. Saat terjadi masalah
tersebut, maka air akan keluar dan meninggalkan ruang kosong pada pipa. Ruang
kosong tersebut harus diisi dengan udara, apabila tidak ada udara yang mengisi
ruang kosong tersebut maka akan terjadi kondisi vakum pada pipa pesat.
Selanjutnya kondisi vakum tersebut akan menyebabkan akan menyebabkan
kerusakan pada pipa pesat.

2.8 Saluran Bawah (Tail Race)


Saluran bawah atau yang disebut tail race adalah saluran yang dilalui air
keluar dari turbin kembali ke saluran sungai lama. Air yang keluar diatur dulu
oleh waduk kecil dengan lebar saluran yang cukup besar. Sehingga tidak terjadi
perubahan permukaan air yang mencolok bila ada perubahann debit air mendadak.
Saluran bawah ada beberapa jenis yaitu saluran terbuka, saluran tertutup,
terowongan dan sebagainya.
Saluran ini dilengkapi dengan pintu untuk mengatur jumlah air yang keluar
ke saluran sungai lama. Peletakan pintu keluar harus memperhatikan kondisi
alamnya. Apabila pintu langsung berhubungan dengan sungai, maka pintu harus
dibuat anti banjir. Sedangkan saluran sesudah pintu harus diperhatikan juga
supaya tidak terjadi pengendapan pasir. Karena pengendapan pasir dapat
menaikkan ketinggian air sehingga air tidak dapat mengalir keluar.

2.9 Bangunan Sentral


Bangunan sentral adalah tempat turbin, generator, peralatan hidrolis
(governor, pompa oli, dan sebagainya), pengaturan valve, instrumentasi indikator-
indaikator, peralatan pelengkap yang mendukung pengoperasian sebuah PLTA.
Pemilihan jenis bangunan sentral juga bergantung pada topografi, kondisi

14
Universitas Kristen Petra
geografis sekitarnya. Pemilihan sentral harus diatas titik banjir. Yang banyak
digunakan adalah sentral dalam ruangan, sehingga lebih mudah dalam
pengawasan, pengoperasian dan perawatan peralatan. Selain itu dengan adanya
bangunan pelindung, maka kondisi udara disekitar sentral dapat diatur. Pada
pembangkit yang modern, bangunan sentral dimana terdapat generator dan
peralatan penting lainnya harus terdapat pendingin ruangan. Tujuannya adalah
untuk mengatur kelembaban udara. Sebab kelembaban udara berpengaruh pada
usia peralatan. Udara yang terlalu lembab dapat mengakibatlan korosi yang besar.
Tetapi pada sentral yang lama tidak digunakan pendingin ruangan, tetapi cukup
menggunakan blower saja, dan memanfaatkan udara luar sebagai pendingin.
Hal-hal penting yang harus terdapat dalam bangunan sentral sebagai
penunjang proses pembangkitan adalah :
 Ruang control, untuk menempatkan panel dan instrumentasi pengendalian
turbin, generator , peralatan proteksi, transmisi, dan pengaturan valve.
 Alat pengangkat berat yang mampu mengangkat minimal 15 ton. Peralatan
ini digunakan untuk proses pemasangan dan perawatan peralatan.
 Perpustakaan, untuk menyimpan dokumentasi penting dari peralatan yang ada
di sentral, untuk menyimpan buku-buku.
 Ruangan perkantoran, tetapi tidak mutlak berada satu gedung bersama sentral
(Barrows)

2.10 Turbin Air


Turbin adalah peralatan yang digunakan di PLTA untuk mengubah energi
kinetik yang dimiliki air menjadi energi mekanik yang digunakan untuk memutar
generator. Poros turbin dihubungkan dengan rotor dari generator. Ada yang
menggunakan hubungan langsung (satu poros), ada juga yang menggunakan roda
gigi untuk menghubungkan turbin dengan generator.

15
Universitas Kristen Petra
Tabel 2. 1 Spesifikasi Turbin Air
Jenis Maksimum Daya Maksimum Kecepatan
Penggerak Head (m) Maksimum diameter (rpm)
(MW) roda (m)
Pelton 300-2000 250 5,5 4-70
Francis 30-500 720 10 60-400
Kaplan 2-70 225 10 300-1100

Sumber : Nag P.K (2002, p.677 )

2.10.1 Jenis Turbin


2.10.1.1 Turbin Impuls
Turbin ini dibuat sehingga turbin memutar rotor akibat aliran air. Aliran air
yang kencang mendorong bucket (ember) dari turbin yang memutar turbin. Yang
khas dari jenis ini adalah turbin pelton.
Salah satu jenis turbin ini adalah turbin pelton yang digunakan untuk head
yang tinggi, sehingga kecepatan air cukup besar. Sekarang yang banyak
digunakan adalah turbin pelton dengan poros horizontal. Pada bagian sisi turbin
terdapat banyak ember-ember yang berfungsi untuk menangkap pancaran air dari
nozzles. Ember ini mengalihkan tenaga impuls pada piringan.
Banyaknya air yang masuk dan mendorong turbin diatur oleh jarum pada
nozzle. Jarum tersebut dapat maju dan mundur, sehingga membuka dan menutup
saluran air, dan dikendalikan oleh governor. Semakin banyak air yang masuk,
maka putaran turbin akan semakin besar. Untuk mengatasi hilangnya beban secara
tiba-tiba, maka di depan nozzles diletakkan deflector yang berfungsi secara
otomatis menghalangi laju air ke turbin apabila beban hilang tiba-tiba, dan
kecepatan turbin naik dengan cepat. Setelah deflector mengahalangi pancaran air
ke turbin, maka jarum nozzles akan menutup saluran air.
Secara mudahnya, turbin pelton adalah turbin yang :
 Dipakai untuk head yang tinggi, debit air rendah, daya turbin tidak terlalu
besar.
 Sekarang lebih banyak dipakai poros yang tegak atau horizontal.

16
Universitas Kristen Petra
 Rotor dilengkapi ember (bucket) yang dipasang di sekeliling piringan.
 Ember menerima semprotan dari nozzle dan mengalihkan energi impuls yang
didapatnya ke piringan roda pelton sehingga berputar.
 Poros dari turbin pelton dikopel dengan poros generator.
 Sebuah Jarum dipasang di ujung pancaran untuk mengatur jumlah aliran air.
Pergerakan jarum maju mundur diatur oleh speed governor sesuai dengan
perubahan beban.
 Apabila beban tiba-tiba terlepas maka alat deflector langsung membelokkan
arah aliran air dan jarum menyumbat tempat pancaran air sehingga turbin berhenti
berputar.
 Impuls turbin untuk merubah energi kinetik dalam air menjadi energi
mekanik.
 Tekanan dalam turbin adalah tekanan udara 1 atm.
 Jet air keluar nozzle mendorong sudu-sudu di buckets terpasang di epipery
(permukaan rotor), sehingga rotor berputar.

2.10.1.2 Turbin Reaksi


Turbin reaksi dibuat sehingga turbin dapat berputar karena aliran air dengan
tinggi terjun karena tekanan. Turbin ini dapat digunakan sebagai pompa dengan
membalik arah putaran rotor. Yang termasuk jenis ini adalah turbin francis, turbin
baling-baling (propeller), turbin aliran diagonal.
Turbin dengan baling-baling digunakan untuk tinggi terjun rendah.
Selanjutnya turbin jenis ini dibagi dua jenis berdasarkan bilah sudu (runner vane)
dari turbin tersebut. Turbin propeller adalah turbin jenis baling-baling dengan
runner vane yang tidak dapat diatur kemiringannya. Turbin Kaplan adalah turbin
baling-baling yang dapat diatur kemiringan runner vane. Kemiringan tersebut
juga mempengaruhi kecepatan putar dari turbin.
Turbin Francis digunakan untuk aliran air dengan tinggi terjun menengah.
Sedangkan untuk tinggi terjun yang lebih tinggi dapat digunakan turbin aliran
diagonal.

17
Universitas Kristen Petra
2.10.2 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin
Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan
kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat
spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan
mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem
operasi turbin, yaitu :
- Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan
dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton efektif
untuk beroperasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif
beroperasi pada head rendah.
- Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit
yang tersedia.
- Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator.
Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan
turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai
putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar
sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.
Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik,
Ns", yang didefinisikan dengan rumus :
Ns = N x P x H (2. 5)
dimana :
Ns = Kecepatan spesifik (rpm)
N = kecepatan putaran turbin (rpm)
P = maksimum output turbin (kW)
H = head efektif (m)
(Nag P.K)
Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu
berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air
adalah sebagai berikut:
Turbin Pelton 12≤Ns≤25
Turbin Francis 60≤;Ns≤300

18
Universitas Kristen Petra
Turbin Crossflow 40≤Ns≤200
Turbin Propeller 250≤Ns≤ 1000
Output turbin dihitung dengan rumus:
P= 9.81 x Q x H x ƞ (kW) (2. 6)
Dimana :
Q = debit air
H = efektif head
ƞ= efisiensi turbin
= 0.8 - 0.85 untuk turbin pelton
= 0.8 - 0.9 untuk turbin francis
= 0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow
= 0.8 - 0.9 untuk turbin propeller kaplan
(Nag P.K)

2.11 Generator
Generator adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Sama seperti turbin, generator juga dapat digolongkan
berdasarkan porosnya. Yaitu generator dengan poros vertikal, dan dengan poros
horisontal. Penggunaan poros turbin vertikal biasanya untuk generator dengan
daya kecil, dan putaran rendah. Sedangkan poros horisontal atau medatar cocok
untuk generator berputaran tinggi dan berdaya tinggi. Generator tidak dapat
berputar sendiri, oleh karena itu generator memerlukan alat bantu pemutar. Alat
bantu tersebut misalnya turbin uap, turbin air dan mesin diesel.
Generator yang digunakan di PLTA adalah generator dengan arus bolak balik
(AC). Generator AC harus berputar dengan kecepatan konstan, karena kecepatan
berkaitan erat dengan frekuensi. Generator PLTA bekerja dengan generator lain,
baik dari unit pembangkit yang sama, atau dengan generator lain yang terhubung
interkoneksi. Sehingga frekuensi generator AC harus tetap, maka generator AC
juga disebut generator sinkron.
Terdapat dua bagian utama dari generator, yaitu stator dan rotor. Stator
adalah bagian yang diam, dan rotor adalah bagian yang berputar.
Bagian-bagian dari rotor adalah :

19
Universitas Kristen Petra
 Armature Shaft, adalah silinder dimana komponen-komponen dipasang
seperti misalnya armature core, armature winding, dan komutator.
 Armature Core, tersusun dari banyak lapisan baja yang ditumpuk. Tiap
lapisan ini dilapisi dengan bahan isolasi. Bagian luar armature core terdapat
slot tempat armature coil dugulung.
 Armature winding, terdiri dari kabel konduktor yang dilapisi dengan bahan
isolasi dan digulung pada slot armature core .
 Komutator, tersusun atas segmen-segmen tembaga yang dipasang pada
silinder armature shaft. Tiap segmen tembaga ini dilapisi dengan bahan
isolasi, pada umumnya dengan mika. Segmen tembaga ini dihubungkan
dengan ujung dari armature coil.
Sedangkan bagian-bagian dari stator adalah :
 Field yoke (jalur magnet) atau frame, terbuat dari baja. Bagian ini
menyokong semua bagian dari stator. Dan juga menyediakan jalan kembali
bagi fluk yang dihasilkan oleh pole.
 Field winding (kumparan stator), digulung di sekitar field core dan dapat
dihubungkan baik secara seri maupun paralel dengan rangkain armature.
 Field pole, terbuat dari lapisan-lapisan baja yang diletakkan pada yoke
setelah kumparan stator sudah digulungkan pada pole. Pole shoe adalah
ujung dari pole core yang dekat dengan rotor. Bentuknya kurva dan lebih
lebar dari pole core. Pole shoe yang lebar ini menghasilkan fluk lebih
seragam, dan mendukung posisi kumparan stator.
 Air gap (celah udara) adalah ruang antara permukaan armature dan pole, atau
lebih jelasnya adalah celah antar stator dengan rotor. Besar celah ini
bervariasi sebanding dengan ukuran mesin, tetapi pada umumnya berkisar
antara 0,6 dan 0.16 cm.
 Brush, yang terletak pada segmen komutator adalah penghubung antara
kumparan armature dengan rangkaian eksternal. Brush terbuat dari karbon
dengan tingkat kepadatan yang bervariasi. Dalam beberapa kasus, brush
dapat terbuat dari campuran karbon dan metal tembaga. Brush ditahan oleh
pegas di dalam sebuah brush holder. Keseluruhan susunan brush dinamakan

20
Universitas Kristen Petra
brush rigging. Penghubung listrik antara brush holder dengan brush terbuat
dari tembaga fleksibel atau sering disebut pigtail.
 End bells menyokong brush rigging layaknya armature shaft. End bells ini
pada umumnya akan menentukan jenis proteksi dari generator, apakah
kontruksinya dapat dibuka, setengah dibuka atau sama sekali tertutup.
Dalam pengoperasian generator, terdapat beberapa rugi-rugi yang harus
ditekan sekecil mungkin karena akan mengurangi efisiensi dari generator itu
sendiri. Beberapa rugi-rugi yang muncul dapat disebabkan karena gerakan rotasi,
rugi-rugi elektris, rugi-rugi pada exciter, dan rugi-rugi karena penurunan beban.

Tabel 2. 2 Rugi-Rugi pada Generator


Losses Disebabkan Metode Pengukuran
karena
Rotasional :
 Gesekan :
Bearing
Brush Perubahan
Windage Kecepatan Pada Umumnya dengan
 Inti Armature : tes
Hysterisys Perubahan
Eddy Current kecepatan dan
fluks
Tembaga :
Gulungan Armature
Interpoles
Medan seri Beban atau
Compensating Winding x
Kontak Brush (1 s/d 6) x
Medan parallel Perubahan
x
tegangan
terminal

21
Universitas Kristen Petra
Tabel 2. 3Rugi-Rugi pada Generator (sambungan)

Losses Disebabkan Metode Pengukuran


karena
Penurunan beban Distorsi flux dan 1% dari daya output
komutasi untuk mesin > 150kw

Sumber : Guru, S.Bhag, Hiziroglu, Huseyin R ( 1998, p.248 )

Generator perlu pendingin. Dapat digunakan pendingin dengan saluran udara


terbuka, saluran udara tertutup dengan menggunakan pipa, atau dengan
menggunakan radiator yang dapat dilengkapi dengan water cooling dan heat
exchanger. Penggunaan jenis pendingin yang dipilih bergantung juga kepada
kondisi alam sekitar. Apabila kondisi alam sudah cukup dingin, maka pendingin
generator bisa diambil dari udara langsung. Tetapi untuk udara panas, dan sentral
yang besar harus dilengkapi juga dengan pendinginan menggunakan air.
Tegangan generator juga sangat menentukan generator yang akan digunakan.
Sebab semakin tinggi tegangan generator, maka bahan isolasi yang digunakan
harus lebih baik, sehingga akan menimbulkan baiya yang lebih besar. Dan harga
dari generator pun akan menjadi lebih mahal. Sebaliknya tegangan yang terlalu
rendah akan membuat gulungan stator menjadi terbatas, dan tidak ekonomis. Oleh
karena itu, dapat diberikan acuan secara kasar tegangan 3,3kV untuk 3 MVA atau
kurang ; 6,6 kV untuk 5-10 MVA; 13 kV untuk 50-100 MVA; 15,4 kV atau 16,5
kV untuk kapasitas diatas 100MVA.
Kecepatan putar generator bergantung pada frekuensi dan jumlah katub
generator berdasarkan rumus :

N= (2. 7)

Dengan,
N : kecepatan generator (rpm)
f : frekuensi
p : jumlah kutub
(Guru, Hiziroglu dan Huseyin )

22
Universitas Kristen Petra
Dimana f adalah frekuensi generator, dan p adalah jumlah kutub dari rotor
generator. Jika beban generator mengalami perubahan dan debit turun tidak
mengalami perubahan, maka kecepatan turbin akan bertambah jika beban
berkurang, dan kecepatan akan menurun jika beban bertambah. Oleh karena itu
kecepatan akan berubah terus dan demikian juga dengan frekuensi. Perubahan
frekuensi dan kecepatan tidak diperbolehkan. Sehingga setiap terjadi perubahan
beban, maka kecepatan turbin harus menyesuaikan juga. Pengaturan kecepatan
dan frekuensi dilakukan oleh governor.
Generator AC dijalankan dengan medan magnet DC. Untuk mendapatkan
tegangan DC digunakan exciter sebagai penguat. Generator pembangkit arus
searah dipasang satu poros dengan generator utama. Selain dengan generator
pembangkit arus searah, eksitasi dapat juga diperoleh dari generator AC yang
menggunakan sikat, sehingga arus yang keluar adalah DC. Atau bisa juga dengan
menggunakan penyearah. Standar tegangan eksitasi adalah 110 atau 220 volt DC.
Ada juga yang menggunakan 440 volt DC, tetapi khusus untuk generator berdaya
besar.
Untuk pengaman lain adalah pentahanan generator. Dapat digunakan sistem
pentanahan dengan tahanan yang dapat membatasi arus sampai 100 A. selain itu
juga digunakan relay pengaman lain yang memiliki fungsi pengaman sendiri-
sendiri.
Daya output generator dapat dihitung dengan rumus :
P= 9.81 x Q x H x ƞtotal (kW) (2. 8)
Dimana :
Q = debit air (m³/s)
H = efektif head (m)
ƞ= efisiensi total (ƞgenerator x ƞturbin)
(Arismunandar dan Kuwahara)

2.12 Governor
Kecepatan putar dari turbin generator diatur oleh governor. Governor
mengatur jumlah air yang masuk ke turbin. Semakin banyak air yang masuk ke

23
Universitas Kristen Petra
turbin maka putaran akan semakin cepat. Governor memegang peranan penting
dalam pengoperasian PLTA, terutama sebelum PLTA terhubung dalam jaringan
interkoneksi. Untuk sinkronisasi, diperlukan kesamaan frekuensi antara generator
dengan bus bertegangan. Masalahnya adalah frekuensi jaringan tidak selamanya
konstan 50 Hz. Sehingga frekuensi generator harus menyesuaikan dengan
frekuensi jaringan. Porses ini dilakukan oleh governor. Governor mengatur
kuantitas air yang masuk ke turbin, atau dengan kata lain mengatur kecepatan
turbin.
Setelah kerja parallel, governor berfungsi untuk menjaga frekuensi tetap 50
Hz, karena beban yang terhubung ke jaringan tidak konstan nilainya.
Struktur dan cara kerja mendasar dari governor, baik untuk turbin impuls, dan
reaksi adalah sama. Pada prinsipnya, governor mengatur banyaknya air yang
masuk untuk memutar turbin. Jadi untuk turbin impuls, pengaturan air dilakukan
dengan menggunakan jarum (nozzles), sedangkan pada turbin reaksi adalah
dengan menggunakan pintu yang dikenal dengan nama guide vane.
Governor memonitor perubahan kecepatan dari turbin dengan menggunakan
bola pendulum. Bola pendulum diputar oleh poros turbin, atau dengan
menggunakan motor pendulum yang mengambil sumber tegangan dari generator.
Dengan demikian, apabila terjadi perubahan kecepatan putar maka dapat langsung
terdeteksi dengan bola pendulum.

Gambar 2. 2 Bola Pendulum


Sumber : http://www.railway-technical.com/governor.gif

24
Universitas Kristen Petra
Saat terjadi perubahan putaran, maka kecepatan putar motor pendulum juga
akan berubah. Perubahan kecepatan akan menyebabkan jarak antara kedua bola
pendulum menyempit atau melebar, karena perubahan gaya sentrifugal bola
pendulum. Perubahan gaya sentrifugal dilawan oleh pegas, sehingga naik
turunnya motor tidak terlalu besar. Pergerakan naik turun dari motor pendulum
akan menyebabkan perubahan posisi naik atau turun dari titik 1. Titik 2 yang
terhubung dengan valve oli akan mengatur jumlah oli yang masuk ke servo motor,
dan oli masuk ke sisi yang mana dari servo motor.
Pergerakan servo motor ke kiri atau ke kanan adalah gerak translasi. Gerak
ini bisa digunakan langsung untuk mengatur jumlah air yang masuk pada turbin
pelton. Pengaturan jumlah air yang masuk ke turbin pelton dilakukan oleh nozzle.
Untuk meningkatkan efisiensi dari turbin dapat digunakan beberapa buah nozzle.
Sedangkan turbin reaksi, pergerakan translasi servo motor tidak dapat
digunakan langsung untuk mengatur banyaknya air yang amsuk ke turbin, tetapi
pergerakan translasi tersebut harus ditransformasikan mmenjadi gerakan rotasi.
Pintu air untuk turbin reaksi terdiri dari banyak daun, yang tersusun melingkar
mengelilingi turbin dan biasa disebut guide vane. Transformasi pergerakan
translasi servo motor menjadi gerakan rotasi untuk mengatur banyaknya air yang
masuk ke turbin dikerjakan oleh shifting ring.
Menggerakkan shifting ring atau nozzle pada turbin pelton tidak dapat
menggunakan tangan manusia. Karena jumlah air yang masuk terlalu besar.
Tetapi tidak bisa juga menggunakan elektro motor. Karena respon dari elektro
motor lebih lambat, sehingga pengaturan kecepatan tidak dapat berlangsung
seketika, tetapi memerlukan waktu. Sedangkan servo motor hidrolis dapat
merespon perubahan keceatan dengan cepat.

2.13 Transformator
Transformator adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan dan
menurunkan atau menaikkan tegangan listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik
ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi electromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam
bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem

25
Universitas Kristen Petra
tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-
tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman listrik
jarak jauh.
Untuk PLTA banyak digunakan transformator tiga fasa, jenis pasangan luar
yang terendam dalam minyak. Transformator dengan pendinginan sendiri (self-
cooling) dipakai untuk kapasitas kecil, apabila kapasitasnya besar digunakan cara
pendingnan udara paksa (forced), pendinginan minyak paksa dengan memakai
alat pendingin udara paksa (forced -air-cooler).
Kapasitas dasar transformator dipilih sama dengan daya dasar (rated output)
generator (kVA). Tegangan primer biasanya dipilih 5% dibawah tegangan dasar
generator. Namun dalam beberapa hal, khusunya untuk transformator yang
dihubungkan dengan kawat transmisi tegangan tinggi sekali (extra-high voltage)
maka, karena faktor daya sama dengan 1 atau bahkan mendahului (leading),
tegangan primer dipilih sama dengan tegangan generator. Pemakaian sistem
pengaturan tegangan dengan cara mengatur tegangan generator sebagai pengganti
dari perubahan penyadap tanpa beban (no-load tap-changer) pada sisi sekunder
lebih menguntungkan karena mengurangi biaya akibat penyederhanaan kostruksi
dan peningkatan keandalannya.

2.13.1 Rugi-Rugi Transformator


 Rugi tembaga adalah rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat
tembaga. Karena arus beban berubah-ubah, maka rugi tembaga juga tidak konstan
bergantung pada beban.
 Rugi besi terdiri dari rugi histerisis dan rugi arus eddy (eddy current). Rugi
histerisis yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi. Rugi arus
eddy yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi.

2.14 Menentukan Daya PLTA


Daya listrik dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut :
1. Daya Aktif (P)
P = V.I.√ .cosφ (Watt) (2. 9)

26
Universitas Kristen Petra
P = S x cosφ (Watt) (2.
10)

2. Daya Semu (S)


S = V.I.√ (VA) (2. 11)

S=√ (VA) (2. 12)


3. Daya Reaktif (Q)
Q = V.I.√ .sinφ (VAR) (2. 13)
Q = S x sinφ (VAR) (2. 14)
(Stevenson)
Potensi daya yang dihasilkan dari sebuah benda karena ketinggiannya
dirumuskan dengan rumus :
P = g. .Q.H (Watt) (2. 15)
P = daya keluaran secara teoritis (watt)
ρ = massa jenis fluida (kg/m³)
Q = debit air (m³/s)
H = ketinggian efektif (m)
g = gaya gravitasi (m/s²)
(Arismunandar dan Kuwahara)
Dimana P adalah daya dalam watt, g adalah potensial gravitasi yang besarnya
adalah 9,8 m/s, adalah massa jenis air yang besarnya 1000 kg/ , Q adalah
debit air dalam , dan H adalah ketinggian jatuh air dalam meter.
Sedangkan daya yang dibangkitkan oleh PLTA sendiri memperhitungkan
juga efisiensi dari turbin dan generator.
P = g.Q.H. (kW) (2. 16)
P = daya keluaran (watt)
Q = debit air (m³/s)
H = ketinggian efektif (m)
g = gaya gravitasi (m/s²)
= efisiensi total (ƞgenerator x ƞturbin)
(Arismunandar dan Kuwahara)

27
Universitas Kristen Petra
Selain itu perlu juga dilakukan perhitungan beberapa kWh yang dapat
dibangkitkan generator.
P = g.Q.H. .t (kWh) (2. 17)
Dimana,
P = daya keluaran (kWh)
Q = debit air (m³/s)
H = ketinggian efektif (m)
g = gaya gravitasi (m/s²)
= efisiensi (%)
(Arismunandar dan Kuwahara)

Dimana t adalah waktu dalam jam, dan adalah efisiensi dari peralatan yang
digunakan, diperoleh dari hasil perkalian antara efisiensi turbin dan efisiensi
generator. Dalam hal ini adalah efisiensi dari generator dan turbin. Karena
besarnya waktu yang digunakan dan efisiensi peralatan diketahui, maka daya yang
dihasilkan bergantung pada debit dan ketinggiannya.

2.15 Efisiensi pembangkit


Efisiensi pembangkit dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini :
total = turbin. generator (2. 18)
Dimana :
total = Efisiensi Pembangkit (%)
turbin = Efisiensi turbin (%)
generator = Efisiensi Generator (%)
(Arismunandar dam Kuwahara)

28
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai