Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kebudayaan Suku Tolaki Sulawesi
Tenggara”
Adapun tujuan Penulisan makalah ini sebagai pemenuhan salah satu tugas pada mata
kuliah Wawasan .
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kamidapat menyelesaikan tugas ini.
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A. Sejarah dan Asal-usul Orang Tolaki di Sulawesi Tenggara.................................................4
B. Upacara Adat dan Keagamaan Suku Tolaki.........................................................................7
C. Kepercayaan Suku Tolaki...................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suku Tolaki adalah Suku yang mendiami nusantara yaitu letaknya di Sulawesi
Tenggara, di mana di sulawesi tenggara terdapat 4 suku yaitu Muna, Buton, Tolaki dan
Wolio. Suku Tolaki mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari dan
Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. Masyarakat Tolaki umumnya
merupakan peladang dan petani yang handal, hidup dari hasil ladang dan persawahan
yang dibuat secara gotong-royong keluarga. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo
(delapan hari). Masyarakat Kendari percaya bahwa garis keturunan mereka berasal dari
daerah Yunan Selatan yang sudah berasimilasi dengan penduduk setempat. Keberadaan
Suku Tolaki berdasarkan sejarah, tidak dapat dipisahkan dari Kalo/Kalo Sara sebagai
benda yang disakralkan oleh masyarakat hukum adat Suku Tolaki.
Masyarakat Tolaki sejak zaman prasejarah telah memiliki jejak peradaban, hal ini
dibuktikan dengan ditemukannya peninggalan arkeologi di beberapa gua atau kumapo di
Konawe bagian utara maupun beberapa gua yang ada di daerah ini. Lokasi situs gua-gua
di daerah ini umumnya terletak di Konawe bagian Utara seperti Asera, Lasolo, Wiwirano,
Langgikima, Lamonae, diantaranya gua Tanggalasi, gua Tengkorak I, gua Tengkorak II,
gua Anawai Ngguluri, gua Wawosabano, gua Tenggere dan gua Kelelawar serta masih
banyak situs gua prasejarah yang belum teridentifikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal-usul orang Tolaki di Sulawesi Tenggara?
2. Apa saja upacara adat dan upacara keagamaan suku Tolaki?
3. Bagaimana interaksi kepercayaan orang Tolaki?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal-usul orang Tolaki di Sulawesi Tenggara.
2. Untuk mengetahui seperti apa upacara adat dan upacara keagamaan suku Tolaki.
3. Untuk mengetahui interaksi kepercayaan orang Tolaki.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kerajaan Padangguni
Kerajaan Padangguni ini mulai berkembang dan memperluas wilayahnya dan
kerajaan ini eksis dan berkuasa selama 12 generasi. Adapun pimpinan atau Raja
pertama Padangguni bernama Tolahianga dengan gelar Bundu Wula atau
Tanggolowuta juga biasa digelar Sangia Ndudu Ipadangguni.
2. Kerajaan Wawolesea
Kerajaan Wawolesea terletak dipinggir atau pesisir pantai timur jazirah Tenggara
pulau Sulawesi di daerah Lasolo. Menurut Burhanudin bahwa kerajaan Wawolesea
merupakan keturunan dari raja Kediri di Jawa. Kerajaan ini tidak berkembang dan
maju disebabkan terjadinya peperangan antara Kerajaan Banggai di Sulawesi Tengah.
Penyebab lainnya menurut kepercayaan adalah terkena kutukan (molowu), akibat
Raja Wawolesea menikahi putrinya sendiri. Begitu terkena musibah tersebut maka
penduduk kerajaan Wawolesea ada yang mengadakan pelayaran menuju ke daerah
lain dan mereka terdampar disemenanjung utara pulau Buton dan pulau Wawonii.
Kerajaan Wawolesea ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Rundu Langi, dan
tidak mempunyai pewaris kerajaan sehingga kerajaan Wawolesea berintegrasi dengan
kerajaan Konawe.
3. Kerajaan Besulutu.
Kerajaan Besulutu ini berlangsung singkat hal ini disebabkan oleh karena Raja
Besulutu yang bernama Mokole Mombeeno mempunyai suatu kegemaran berperang
(momuho) dengan beberapa kerajaan disekitarnya. Sehingga rakyatnya banyak
berkurang, bahkan Rajanya terbunuh dalam peperangan. Sehingga tidak ada penerus
kerajaan tersebut.
4. Kerajaan Watu Mendonga
Kerajaan Watumendonga terletak di hulu sungai Konawe Eha yang terletak di Tonga
Una dan kerajaan ini pada saat itu masih dibawah kerajaan Konawe. Pada periode
selanjutnya kerajaan Watumendonga ini bergabung dengan kerajaan Mekongga. Pada
saat itu daerah Konawe bagian Utara seperti Kondeeha, Tawanga, Sanggona
diberikan kepada kerajaan Mekongga sebagai warisan kepada Wunggabae anak
Buburanda Sabandara Latoma bernama Buburanda atas pernikahannya dengan Bokeo
Teporambe anak dari Bokeo Lombo-Lombo. Sebagai pimpinan terakhir bernama
Mokole Lapanggili.
Menurut para penutur silsilah (kukua) raja-raja, hingga kini masih terdapat sisa-
sisa peninggalan dari kerajaan-kerajaan kecil tersebut, baik peninggalan berbentuk
arkeologi maupun etnografi, misalnya reruntuhan istana Raja Wawolesea di Toreo.
Menurut dua orang bersaudara Albert Cristian Kruyt, dan J. Kruyt, serta F.
Treferrs bahwa hal yang sama terjadi di Kerajaan Mekongga Kolaka dimana Wekoila dan
Larumbalangi, yang diceritakan tentang dua orang bersaudara kandung wanita-pria. Jadi
sebagai kakak adalah Wekoila sedangkan Larumbalangi merupakan adik. Mereka inilah
yang menurunkan raja-raja Konawe, dan Mekongga di Kolaka.
Wekoila ini adalah saudara dengan Larumbalangi dengan gelar Sangia Aha.
Wekoila ini dinamakan Wetendriabeng, atau dalam bahasa Tolaki dikenal dengan nama
Walandiate atau Watandiabe, karena lidah orang Tolaki dan orang Bugis tidak sama
pengucapan, kalau orang Tolaki sangat susah untuk menyebut Wetendriabe sehingga
berubah Watandiyate.
Kata Wekoila memiliki makna gadis cantik, terdiri dari dua kata We adalah nama
depan bangsawan perempuan, koila artinya mengkilat. Kemudian Wekoila atau
Watandiyate dikawinkan dengan putra Toramalangi Ndotonganowonua yang bernama
Ramandalangi yang bergelar Langgai Moriana. Toramalangi ini di dalam kitab sastra
Lagaligo disebut Remangrilangi. Setelah mereka kawin kemudian Wekoila dilantik
(Pinorehu) oleh orang-orang Tolaki menjadi raja mereka. Dan kemudian Wekoila setelah
menjadi raja maka kerajaan Padangguni diganti menjadi kerajaan Konawe. Dan
berakhirlah kerajaan Padangguni dan muncullah kerajaan Konawe, kejadian ini
berlangsung pada awal abad ke-10 Masehi. Pusat kerajaan Konawe pada awalnya
berlokasi di napo Olo-Oloho di pinggir sungai Konaweeha, kemudian pindah ke daerah
Unaaha di Inolobu Nggadue.
B. Upacara Adat dan Keagamaan Suku Tolaki
1. Upacara Adat Mosehe Wonua
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan di Indonesia sungguhlah sangat banyak ragamnya dan seluruhnya
hampir menyebar diseluruh daerah di Indonesia. Dan disetiap daerah tersebut memiliki
keunikan masing-masing dan antara satu daerah dengan daerah lainnya itu sangatlah
berbeda.
Salah satu kebudayaan tersebut adalah di Sulawesi Tenggara yaitu yang terdapat
pada suku Tolaki di Konawe. Disana ada ada sebuah simbol tradisi yang menjadi
pemersatu dan juga bisa dikenal sebagai sumber hukum didalam suku tersebut
yaitu Kalo. Jika dilihat kebudayaan itu sungguh sarat dengan pesan dan makna yang baik
misalnya saja untuk menyelesaikan masalah antar masyarakat disana maka
digunakanlah Kalo sebagai media untuk menyelesaikan masalah.
Bisa dibilang keunikan dari setiap kebudyaan tersebut perlu kita lestarikan dan
kita budayakan ataupun mungkin kita jadikan pedoman. Sewajarnya juga kita sebagai
generasi muda harus bisa mengenali karena hal tersebut adalah jati diri bangsa.
MAKALAH
521420027
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
2022