Anda di halaman 1dari 3

3.

Teori dan Prinsip Kerja


Pembangkit Listik Tenaga Biomassa (PLBm) adalah pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar yang dikonversikan dari bahan biologis dan organik.
Pemakaian bahan bakar fosil diketahui memberikan kerugian seiring pertambahan
populasi manusia dan kebutuhan akan energi. Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran
adanya krisis bahan bakar dikemudian hari. Oleh sebab itu, muncul ide tentang
penggunaan energi alternatif yang berasal dari biomassa. Dibandingkan dengan bahan
bakar fosil, Pembangkit Listrik Energi Biomassa jauh lebih bersih sehingga dapat
mengurangi emisi karbon. Pemanfaatan limbah untuk pembangkit listrik juga dapat
menghindari produksi gas metan jika limbah tersebut dibuang ke tempat pembuangan
akhir.
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa menerapkan prinsip pengolahan sampah
menjadi listrik melalui proses konversi termal. Ada bermacam limbah yang bisa digunakan
sebagai bahan bakar PLTBm, seperti:
1. Limbah Pertanian, bahan baku yang berasal dari limbah pertanian yaitu jerami, ampas
tebu, kotoran unggas dan ternak lainnya. Sebagaimana diketahui biomassa, terutama
dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian, merupakan sumber daya energi yang
tertua. (teknik energi terbarukan)
2. Biogas, biasanya sumber energi ini diproduksi dari bahan organik seperti material
tanaman, kotoran manusiam, pupuk kandang dan lain-lain.
3. Tanaman Energi, tumbuhan tertentu yang berpotensi menghasilkan energi
dikembangkan salam skala besar dan ditaman secara komersil. Beberapa jenis tanaman
sumber energi adalah kedelai, rami, jagung, dan gandum. Sedangkan produk yang
dihasilkan tanaman energi adalah etanol, butanol, methanol, propanol, dan bio diesel.
4. Kayu, bahan bakar ini paling populer di seluruh dunia. Kayu merupakan bentuk paling
sederhana dari biomassa. Namum penggunaan kayu cenderung memberikan polusi.
Mengingat karakteristik sampah yang bermacam-macam, maka sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Biomassa menerapkan Teknologi GALFAD (Gassification, Landfill, and
Anaerobic Digestion). Cara ini dimanfaatkan untuk mengubah limbah menjadi energi
bernilai ekonomis sesuai dengan sifat sampah yang diolah.
Pada proses ini, sampah dimanfaatkan melalui proses pembakaran untuk
menghasilkan gas yang akan menggerakkan generator. Ada beberapa tahapan dalam
proses gassification, yaitu:
 Pemilah Sampah
Tahap awal yang perlu dilakukan adalah memisahkan sampah basah dan kering
menggunakan Floating tank  atau metode lain, seperti penggunaan SDM yang paham
mengenai tahap ini.
 Pencacah Sampah
Setelah dipilah, sampah dicacah menggunakan mesin pencacah (Shredder) agar
ukurannya sama. Untuk sampah basah akan dilakukan proses pengeringan, kemudian
dicacah dengan Shredder.
 Proses Pembakaran
Sampah selanjutnya dimasukkan ke dalam tangki reaktor gasifer. Suhu pada proses
pembakaran awal adalah 100°C sampai 200°C.
Pada proses pembakaran selanjutnya, limbah dimasukkan kedalam pirolisa bersuhu
200°C sampai 500°C. Limbah hasil pembakaran akan menghasilkan gas yang
mengandung CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), CH4 (metana),
H2 (hydrogen). Selanjutnya dilakukan oksidasi yang menghasilkan gas CO dan energi
panas, suhu yang digunakan pada proses ini 1200-1400°C.
 Pemanasan Boiler dan Penggerak Generator
Panas yang digunakan untuk memanaskan boiler berasal dari proses pembakaran
sampah. Dalam proses ini, air dalam boiler akan dipanaskan hingga menguap. Setelah
itu, uap yang dihasilkan akan dialirkan untuk menggerakkan turbin. Turbin yang
bergerak dihubungkan dengan generator, sehingga energi gerak dari generator berubah
menjadi energi listrik.
Limbah yang dihasilkan dari proses ini berupa gas CO, H 2, CH4, CO2 dan gas lain yang
kemudian dipisahkan melalui proses treatment gas. Sedangkan limbah padatnya berupa
abu yang bisa dimanfaatkan untuk kompos.

Bahan biomassa dicampur dengan air sampai menjadi bubur setelah itu dituangkan
EM4 bakteri fermentasi 249 ml dengan perbandingan 1:1 yaitu 1 satuan volume biomassa
dan 1 satuan volume air. Di dalam digester bahan biomassa terfermentasi dan mengalami
proses anaerobik untuk menghasilkan gas metan. Gas metan yang dihasilkan dari proses
anaerobik akan terfilterisasi sehingga bersih dari unsur pengotor yang dapat merusak
mesin Gas metan yang sudah bersih dari unsur pengotor masuk melalui saluran yang
menuju ke ruang bakar motor dan terjadi proses pembakaran karena percikan bunga api
busi dan terjadi ledakan. Tegangan listrik dari genset dapat dimanfaatkan untuk
menghidupkan beban lampu.
Proses pencampuran Biomassa, seperti:
 Sampah organik dan kotoran sapi dikumpulkan dan dicampur di dalam wadah.
 Menimbang masing–masing sampah organik dan kotoran sapi guna menentukan yang
ditentukan dalam proses pencampuran bahan biomassa dengan air.
 Untuk sampah organik dapat dilakukan penggilingan agar mendapatkan ukuran sampah
organik lebih halus, agar mempermudah proses pencernaan dalam fermentasi
pembentuk kan gas metan.
 Bahan biomassa dimasukkan ke dalam bak dan ditambahkan air sehingga diperoleh
bahan dengan komposisi 1 : 1 air dan bahan biomassa.
 Pada saluran masukan masuk bahan biomassa yang telah tercampur didorong dengan
alat pendorong (jika konstruksi reaktor sempurna, maka akan masuk secara otomatis,
dan mendorong bahan biomasa yang telah menjadi ampas).

Anda mungkin juga menyukai