1.PENGERTIAN BIOMASSA
Biomasa adalah bahan yang berasal dari makhluk hidup,termasuk tanaman, hewan
dan mikroba. Penelitian mengenai nilai tambah yang dapatdieksplorasi dari biomasa banyak
dilakukan dekade terakhir ini, terutama biladikaitkan degan hajat hidup utama manusia yang
menyangkut pada kebutuhan energi dan bahan lain yang selama ini didapat dari sumber yang
tidak dapatdiperbaharui. menjadikan biomasa sebagai sumber untuk memenuhi
kebutuhantersebut menjadi menarik sebab biomasa merupakan bahan yang dapat
diperbaharui meliputi pohon tumbuhan tanaman produksi dan residunya serat-serat tanaman
limbah hewan limbah industri dan limbah-limbah lain yang berupa bahan organik.
Pemanfaatan energi biomasa yang sudah banyak ada saat ini adalah dari limbah biomasa.
Yakni sisa-sisa biomasa yang sudah tidak terpakaisemisal bagas (bekas tebu kering) tangkai
jagung tangkai padi dan yang semisalnya. Pencarian dan pengujian jenis tanaman yang secara
khusus telahdisiapkan untuk ditanam sebagai sumber energi biomasa sudah dilakukan
selama beberapa tahun terakhir
Biomasaa adalah energi dibuat untuk bahan bakar yang didapatkan dari sumber alami
yang dapat diperbarui. Jadi, energi biomassa ini bisa menjadi jalan keluar dari bahan bakar
yang selama ini tidak dapat diperbaharui dan mencemari lingkungan hidup. Biasanya, bahan
pembuat biomassa ini berasal dari dua jenis, dari kategori hewan yang bisa berupa
mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Selain itu, digunakan juga bahan-bahan energi biomassa dari tumbuhan seperti
tanaman sisa pengolahan ataupun hasil panen secara langsung. Energi biomassa ini muncul
berdasarkan adanya siklus carbon di bumi. Dimana, hampir semua unsur kehidupan, mulai
dari tumbuhan, hewan hingga manusia memiliki unsur karbon yang pada dasarnya terus
berputar. Karena itulah, biomassa sendiri bisa dibuat bahan bakar karena juga mengandung
unsur carbon.
Para peneliti mengkategorikan biomasa dalam berbagai kelompok namun secara mudah
dapat diklasifikan sebagai berikut:
1. Tanaman berkayu (wood plant/lignocellulose)
2. Tanaman rerumputan (herbaceous plants/rasses)
3. Tanaman air (aquatic plants)
4. Pupuk (manure/compos)
Masing-masing kategori memiliki kadar rasio selulosa,hemiselulosa, dan lignin yang
berbeda. Saat ini kategori biomasa tanaman berkayu rerumputandan tanaman air sedang
digalakkan untuk dipelajari oleh sebagian besar penelitidan penyedia teknologi
Sifat dan Karakteristik Biomasa
Biomasa dapat dikonversi menjadi 3 jenis produk utama:
1. Energi panas+listrik
2. Bahan bakar transportasi
3. Bahan baku kimia
Pemilihan jenis biomasa untuk dikonversi produk-produk di atas sangat terkait sifat-sifat
kimia dan fisika yang dimilikinya (chemical/physical property).Sifat-sifat ini adalah sifat
yang melekat pada Biomasa yang menentukan pilihan proses konversi dan teknologi
pengolahan selanjutnya.Sifat-sifat dan karakteristik penting pada biomasa yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. kadar air (intrinsik dan ekstrinsik)
2. nilai kalori
3. kandungan residu+abu
4. kandungan logam alkali
5. rasio antara selulosa dan lignin
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian juga dapat digunakan untuk produksi energi biomassa. Limbah pertanian
yang dapat dimanfaatkan untuk energi ini adalah kotoran ternak, ampas tebu dan juga jerami.
Limbah-limbah tersebut dapat diolah menjadi bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan
juga panas.
4. Tanaman energi
Contoh dari energi biomassa selanjutnya adalah tanaman energi. Hingga saat ini terdapat
tanaman energi yang ditanam secara komersial sebagai sumber energi. Tanaman tersebut
diantaranya adalah rami, jagung, gandum dan juga kedelai. Tanaman-tanaman tersebut
memang sengaja di tanam dalam skala besar untuk menghasilkan bahan bakar, seperti
propanol, biodiesel, butanol dan juga etanol.
2. Definisi Tentang Energi Biomassa
Dari definisi energi biomassa yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar, maka
peran pembaruan lahan sebagai sumber energi biomassa harus dilakukan. Meskipun beberapa
sumber energi biomassa untuk beberapa jenis memang secara alami tersedia, tapi untuk
menghasilkan energi biomassa ini tentu diperlukan jumlah besar untuk menghasilkan energi
bahan bakar yang besar.
Penggunaan energi biomassa dari bahan-bahan alami memang perlu untuk dilakukan untuk
melepas ketergantungan pada energi yang tidak dapat diperbaharui. Perkembangan terus
dikembangkan untuk menghasilkan energi biomassa yang dapat diperbaharui dengan cepat
dan tetap bersahabat dengan lingkungan. Pengertian tentang energi biomassa yang
merupakan bahan penghasil energi dari unsur biologis seperti organisme mati ataupun
tanaman hidup tentu akan semakin diperhatikan untuk kelangsungan energi untuk
kedepannya. Karena, keterbatasan bahan energi tidak terbarukan suatu saat akan habis.
Pentingnya Penggunaan Energi Biomassa. Penggunaan energi biomassa dapat dijadikan jalan
keluar dari terbatasnya energi yang tidak dapat dipperbaharui. Untuk itu, energi biomassa
sejak tahun-tahun sebelumnya sudah banyak diteliti untuk menggantikan kelangkaan energi
bahan bakar yang tidak terbarukan. Indonesia dengan potensi alam yang sangat melimpah
sebenarnya berpotensi untuk menghasilkan energi biomassa yang beragam untuk keperluan
manusia. Pengelolaan dari bahan-bahan penghasil energi biomassa ini sebenarnya akan lebih
menghemat pengeluaran negara dengan manajemen pengelolaan yang baik. Untuk itu,
pengertian energi biomassa perlu diketahui oleh semua lapisan masyarakat untuk
mengembangkan energi terbarukan.
GAMBAR ANEKA JENIS ENERGI BIOMASSA
Biomassa residu yang berasal dari industri minyak sawit merupakan bahan bakar energi
terbarukan yang populer di Asia Tenggara. Melimpahnya sumberdaya biomass cangkang
sawit dikarenakan perkembangan industri minyak sawit yang cepat di Indonesia, Malaysia
dan Thailand. Dalam value chain minyak sawit ada surplus yang dihasilkan karena
pemanfaatan produk ini masih tergolong rendah.
Cangkang sawit ( Palm Kernel Shells ) adalah sisa pecahan dari cangkang setelah biji sawit
dikeluarkan dan dihacurkan di palm oil mill. Cangkang sawit merupakan bahan yang berserat
dan mudah penanganannya hingga produk ini siap dipasarkan. Dalam proses pembuatan
cangkang sawit, terdapat pecahan besar dan kecil bercampur dengan debu dan serat kecil.
Kadar air dalam cangkang sawit tergolong rendah ( 11% - 13 %) dibandingkan dengan residu
biomassa lain dengan sumber yang berbeda. Cangkang sawit mengandung residu dari bagian
minyak sawit yang cocok untuk penghangat ruangan dengan nilai yang sedikit lebih tinggi
dari kebanyakan lignocellulosic biomassa. Dengan perbandingan dengan industri residu
biomassa lainnya, cangkang sawit merupakan bahan bakar yang berkualitas baik dengan
ukuran yang seragam, mudah menghancurkannya dan proses pembakaran yang cepat karena
tingkat kelembapan yang rendah.
Serat dan cangkang yang dihasilkan minyak kelapa secara umum digunakan sebagai bahan
bakar untuk ketel uap. Uap yang dihasilkan digunakan untuk menjalankan turbin yang
memporduksi listrik. Dari dua bahan bakar tersebut mampu menghasilkan energi lebih dari
cukup untuk memenuhi kebutuhan energi di pabrik kelapa sawit. Permintaan cangkang sawit
meningkat pesat di Malaysia, Indonesia dan Thailand yang mengakibatkan menurunnya
permintaan batu bara. Saat ini, industri semen menggunakan cangkang sawit untuk
mengganti batubara dikarenakan CDM Benefit
Cangkang sawit sebagai sumber biomassa menjadi energi alternatif ketika harga batu bara
meninggi dan menipis pasokannya. Tentunya jika diolah dengan tepat, maka asap hasil
pembakarannya bisa dibuat lebih ramah lingkungan. Tempurung atau lebih dikenal dengan
sebutan cangkang kelapa sawit sejatinya memiliki banyak kandungan unsur yang luar biasa.
Mulai dari kadar air yang lembab, intensitas abu yang minim, kadar penguapan yang tinggi
sampai dengan kandungan karbon aktif. Sehingga tidak heran apabila cangkang sawit ini
banyak digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Namun meskipun demikian dalam tulisan
ini, pemanfaatan cangkang sawit ini akan difokuskan pada biomassa alternatif. Adapun
beberapa hal penting yang harus anda ketahui mengenai biomassa cangkang sawit ini ialah
sebagai berikut:
Kadaritas Penguapan Tinggi
Kandungan intensitas kadar penguapan yang lumayan tinggi, (volatile matter) yakni berkisar
69-70%. Apabila demikian, hal ini berarti dengan menggunakan cangkang Sawit akan jauh
lebih ramah terhadap lingkungan sekitar. Sebab cangkang Sawit lebih relatif rendah
mengandung zat sulphur karbon, sehingga mengurangi pencemaran polusi udara. Berbeda
halnya tatkala anda menggunakan batu bara maupun bahan bakar sumber daya alam yang
akan membuat polusi yang tinggi. Dengan tingginya kadar penguapan ini, setidaknya
cangkang sawit ini mampu menjadi potensi energi alternatif di bumi pertiwi yang terbarukan.
Terlebih-lebih, apabila mengingat dan mempertimbangkan bahwa energi ini sangat masih
jarang dipergunakan.
Potensi energi Pembaharu
Alasan logis lainnya yang memperkuat mengapa cangkang sawit sangat cocok untuk menjadi
potensi energi biomassa yang menjanjikan ialah mempertimbangkan pula jumlah total
pembakit listrik yang ada di Inodonesia sendiri. Hal itu dapat kita telusuri bahwa jumlah total
pembangkit listrik di indonesia kurang lebih sekitar 25.218 MW, yang secara mayoritas
mengandalkan tenaga fosil. Sementara di sisi yang lain, pertumbuhan pembangunan yang
diimbangi dengan banyaknya permintaan pemasangan listrik terus meningkat. Terhitung jelas
semenjak 10 tahun terakhir, rata-rata sampai menyentuh angka 6-9% pertahun. Sudah barang
tentu hal ini tidak dimbangi dengan pasokan energi listrik yang ada. Sebagai dampaknya,
banyak daerah yang harus mengalami krisis listrik.
Solusi Tepat
Sebagai solusi jitunya, yakni dengan menjadikan energi biomassa limbah produksi kelapa
sawit, utamanya cangkang sebagai salah satu sumber energi yang sangat terbaharukan.
Jawaban tepat untuk menyelesaikan persoalan kebutuhan energi listrik. Limbah sawit yang
dapat dijadikan sebagai sumber energi yakni tempurung (cangkang) dan serabut. Dimana
kedua bagian komponen dari kelapa sawit tersebut kaya akan kandungan kalori. Cangkang
atau tempurung sawit misalnya, jumlah kalori yang dimilikinya kurang lebih sekitar 3500
kkl/kg. Sementara bagian serabut dari kelapa sawit mempunyai kalori sebesar 2637-3998
kkl/kg. Untuk perhitungannya biasanya disesuaikan dengan masa panen. Dalam skala
pengolahan tandan buah segar (TBS) hasil panen 1 ton kelapa sawit sendiri, pada umumnya
hanya akan menghasilkan 120 kg serabut dan 60 kg cangkang sawit.
Proses Pengolahan energi
Untuk menghasilkan energi biomassa melalui pengolahan cangkang sawit relatif mudah.
Dimana anda harus mempunyai ketel uap. Caranya tempurung atau cangkang sawit cukup
dibakar dengan tingkat panas tertentu sesuai aturan. Kemudian uap ini ditampung dan
hilirkan melalui pipa hingga menuju mesin uap yang dimanfaatkan sebagai sumber energi
pembangkit listrik.