Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Biomassa menjadi sumber energi terbarukan jika laju pengambilan tidak melebihi
laju produksinya, karena pada dasarnya biomassa merupakan bahan yang
diproduksi oleh alam dalam waktu relatif singkat melalui berbagai proses
biologis. Berbagai kasus penggunaan biomassa yang tidak terbarukan sudah
terjadi, seperti kasus deforestasi zaman romawi, dan yang sekarang terjadi,
deforestasi hutan amazon. Gambut juga sebenarnya biomassa yang
pendefinisiannya sebagai energi terbarukan cukup bias karena laju ekstraksi oleh
manusia tidak sebanding dengan laju pertumbuhan lapisan gambut.
Biomassa merupakan salah satu sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang
potensinya sangat melimpah di Indonesia, tetapi penggunaannya belum optimal.
Biomassa yang digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar) di Indonesia pada
umumnya, memiliki nilai ekonomis rendah, atau merupakan limbah yang telah
diambil produk primernya. Potensi sumber daya biomassa di Indonesia
diperkirakan sebanyak 49.810 MW, yang berasal dari tanaman dan limbah.
Potensi besar biomassa yang ada untuk energi saat ini adalah limbah hasil
perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa dan tebu, serta limbah hasil hutan, seperti
limbah gergajian dan limbah produksi kayu. Limbah tanaman pangan (pertanian)
juga memiliki jumlah yang besar, tetapi sebagian besar telah digunakan oleh
masyarakat untuk berbagai kepentingan (pertanian, energi, industri).
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan
sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan
sumber energi secara berkesinambungan (sustainable). Prinsip Dasar Pada
Biomassa, Tanaman akan meyerap energi dari matahari melalui proses
fotosintesis dengan memanfaatkan air dan unsur hara dari dalam tanah serta CO2
dari atmosfer yang akan menghasilkan bahan organik untuk memperkuat jaringan
dan membentuk daun, bunga atau buah.
Pada saat biomassa diubah menjadi energi CO2 akan dilepaskan ke atmosfer.
Yang dalam hal ini siklus CO2 akan menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
yang dihasilkan dari pembakaran minyak bumi atau gas alam. Ini berarti CO2
yang dihasilkan tersebut tidak memiliki efek terhadap kesetimbangan CO2 di
atmosfer. Kelebihan inilah yang dimanfaatkan untuk mendukung terciptanya
energi yang berkelanjutan.
Para ahli berpendapat, dengan pola konsumsi seperti sekarang diperkirakan energi
fosil akan segera habis. Minyak bumi habis 30 tahun lagi pada tahun 2052, Gas
bumi habis 40 tahun lagi pada tahun 2060 dan Batubara habis 70 tahun lagi pada
tahun 2090, sebagai digambarkan pada Gambar 1. Biomassa adalah bahan organik
yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan.
Biomassa yang umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah yang memiliki
nilai ekonomis rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.
Dafpus:
Abimanyu Haznan dan Hedrana Sunit, 2014, Konversi Biomassa Untuk Alternatif
Energi di Indonesia: Tinjauan Sumber Daya, Teknologi, Manajemen dan
Kebijakan, Cetakan Pertama, LIPI Press, Jakarta.
Dosen Pendidikan, 2020, Energi Biomassa, tersedia pada https://www.dosen
pendidikan.co.id/, diakses pada tanggal 12 September 2022.
Elyvani, 2015, Konversi Energi Biomassa, tersedia pada : http://elyvani.blogspot.
com/ diakses pada tanggal 12 September 2022.