Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA

“SUMBER ENERGI ALTERNATIF”

DISUSUN OLEH
ZYLIE LAELA PUTRI ZAMARIS

XII IPA 3

GURU PEMBIMBING
ISRAWATI IDRIS,S.Pd

SMA N 3 KOTA PARIAMAN


TAHUN AJARAN
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan
sosial,ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan
serta merupakanpendukung bagi kegiatan ekonomi nasional.
Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk.

Peningkatan kebutuhan energi di Indonesia dapat dilihat dari


pengeksploitasi besar-besaran terhadap bahan bakar fosil serta upaya
pencarian dan pengembangan energi alternatif sekarang ini.
Sedangkan, ketersediaan bahan bakar fosil diantaranya batu bara, gas
alam, produk minyak dan minyak Bumi terus mengalami pengurangan
sementara itu proses alam memerlukan waktu yang sangat lama untuk
dapat kembali menyediakannya, hal inilah yang menyebabkan
ketersediaan bahan bakar fosil menjadi sangat terbatas.

Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami


seperti: Matahari, angin, dan air. Sumber alami akan selalu tersedia dan
tidak merugikan lingkungan. Sumber energi alternatif adalah sumber
energi sebagai pengganti sumber energi yang tak terbaharui. Semua
sumber energi terbaharui termasuk sumber energi alternatif. Sumber
energi terbaharui didefinisikan sebagai sumber energi yang dapat
dengan cepat diisi kembali oleh alam, proses berkelanjutan. Berikut ini
adalah yang termasuk sumber energi terbaharui, yaitu: Matahari, angin,
air, biomasa, dan panas Bumi.

B.Rumusan Masalah
A.Pengertian Energi dan Semacamnya.

B.Macam- macam Energi.

C.Usaha Manusia Untuk Melestarikan Energi.

C. Tujuan Penulisan
A. Mengetahui Penegertian Energi dan Semacamnya.

B.Menegtahui Macam macam energi.

C.Mengetahui Tentang Usaha Manusia Untuk Melestarikannya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Energi Alternatif
Energi alternatif sering dikenal juga dengan istilah energi
terbarukan. Pada dasarnya energi alternatif ini berfungsi untuk
menggantikan bahan bakar konvensional. Maka dari itu, untuk
mendapatkan energi alternatif dibutuhkan campur tangan
manusia agar energi terbarukan bisa digunakan dengan
maksimal.
Pada dasarnya energi alternatif ini sangat berperan dalam
keberlangsungan manusia dan bumi. Dengan penggunaan
energi alternatif dengan maksimal, maka kondisi bumi kita saat
ini bisa dirasakan oleh generasi berikutnya. Namun, sangat
disayangkan bahwa masih sedikit manusia yang menggunakan
energi alternatif dan lebih sering menggunakan energi fosil,
seperti minyak bumi dan batu bara dalam memenuhi
kebutuhan hidup.

Energi alternatif adalah energi sebagai pengganti dari energi


bahan bakar fosil. Energi alternatif adalah energi yang berasal
bukan dari minyak bumi, misalnya tenaga air, panas bumi,
nuklir, surya, angin, gelombang, biomassa, gas alam, gambut,
batu bara, dan gas alam.

Sebagian masyarakat yang sudah sadar akan bahaya dari energi


yang tak terbarukan yang dapat merusak atau mengganggu
keberlangsungan bumi dan manusia, mereka mulai
meninggalkan energi yang tak terbarukan.Sumber energi
alternatif adalah energi yang didapatkan melalui sumber energi
yang dapat diperbaharui (terbarukan), bisa dipulihkan, atau
kekal. Misalnya sungai, pasang surut air laut, biomassa, biogas,
matahari, dan aliran sungai.

B. Berbagai Sumber Energi Alternatif


Salah satunya adalah:
Energi Biomasa
a. Pengertian energi biogas
(Energi biogas adalah energi yang dihasilkan dari limbah organik
seperti kotoran ternak, atau limbah dapur seperti sayuran yang sudah
digunakan. Limbah-limbah tersebut akan melalui proses urai yang
dinamakan anaerobik digester di ruang kedap udara. Komponen utama
dari energi biogas ini adalah gas metana (CH4) dan karbondioksida
(CO2). Kedua gas tersebut dapat dibakar atau dioksidasi dan melepas
energi, dan energi tersebutlah yang dapat dimanfaatkan manusia untuk
kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, besarnya komponen gas tersebut
tergantung pada proses anaerobik dan komposisi dari bahan dasar
pembuatan energi biogas. Semakin besar kandungan metana dari
energi biogas, maka akan semakin besar juga energi yang bisa
dihasilkan dari biogas tersebut.
Biogas merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2)
dan gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian material organik
seperti kotoran hewan, kotoran manusia, tumbuhan oleh bakteri
pengurai metanogen pada sebuah biodigester. Jadi, Untuk
menghasilkan biogas, dibutuhkan pembangkit biogas yang disebut
biodigester. Proses penguraian material organik terjadi secara anaerob
(tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke 4 – 5 sesudah
biodigester terisi penuh, dan mencapai puncak pada hari ke 20 – 25.
Biogas yang dihasilkan oleh biodigester sebagian besar terdiri dari 50 –
70% metana (CH4), 30 – 40% karbondioksida (CO2), dan gas lainnya
dalam jumlah kecil.

Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan


biogas, yaitu:

1. Kelompok bakteri fermentatif: Steptococci, Bacteriodes, dan


beberapa jenis Enterobactericeae
2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio
3. Kelompok bakteri metana: Mathanobacterium, Mathanobacillus,
Methanosacaria, dan Methanococcus

4. Bakteri methanogen secara alami dapat diperoleh dari berbagai


sumber seperti: air bersih, endapan air laut, sapi, kambing,
lumpur (sludge) kotoran anaerob ataupun TPA (Tempat
Pembuangan Akhir).

Selama beberapa tahun, masyarakat pedesaan di seluruh dunia telah


menggunakan biodigester untuk mengubah limbah pertanian dan
peternakan yang mereka miliki menjadi bahan bakar gas. Pada
umumnya, biodigester dimanfaatkan pada skala rumah tangga. Namun
tidak menutup kemungkinan untuk dimanfaatkan pada skala yang lebih
besar (komunitas). Biodigester mudah untuk dibuat dan diperasikan.
Beberapa keuntungan yang dimiliki oleh biodigester bagi rumah tangga
dan komunitas antara lain:

 Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu,


dsb) oleh rumah tangga atau komunitas
 Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil
sampingan
 Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan
mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran
air/sungai)
 Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan jumlah
karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar minyak/kayu
bakar

Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi yang


menguntungkan dalam jangka panjang.

b. Cara membuat biogas


Dalam pembangunan biodigester, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu: Lingkungan abiotis – Biodigester harus
tetap dijaga dalam keadaan abiotis (tanpa kontak langsung
dengan Oksigen (O2). Udara (O2) yang memasuki biodigester
menyebabkan penurunan produksi metana, karena bakteri
berkembang pada kondisi yang tidak sepenuhnya anaerob.

Temperatur – Secara umum, ada 3 rentang temperatur yang


disenangi oleh bakteri, yaitu:
1) Psicrophilic (suhu 4 – 20 C) -biasanya untuk negara-
negara subtropics atau beriklim dingin
2) Mesophilic (suhu 20 – 40 C)
3) Thermophilic (suhu 40 – 60 C) – hanya untuk men-digesti
material, bukan untuk menghasilkan biogas

Untuk negara tropis seperti Indonesia, digunakan unheated


digester (digester tanpa pemanasan) untuk kondisi temperatur
tanah 20 – 30 C.
Derajat keasaman (pH) – Bakteri berkembang dengan baik
pada keadaan yang agak asam (pH antara 6,6 – 7,0) dan pH
tidak boleh di bawah 6,2. Karena itu, kunci utama dalam
kesuksesan operasional biodigester adalah dengan menjaga
agar temperatur konstan (tetap) dan input material sesuai.

Rasio C/N bahan isian – Syarat ideal untuk proses digesti adalah
C/N = 25 – 30. Karena itu, untuk mendapatkan produksi biogas
yang tinggi, maka penambangan bahan yang mengandung
karbon (C) seperti jerami, atau N (misalnya: urea) perlu
dilakukan untuk mencapai rasio C/N = 25 – 30. Berikut tabel
yang menunjukkan kadar N dan rasio C/N dari beberapa jenis
bahan organik.
Kebutuhan Nutrisi - Bakteri fermentasi membutuhkan
beberapa bahan gizi tertentu dan sedikit logam. Kekurangan
salah satu nutrisi atau bahan logam yang dibutuhkan dapat
memperkecil proses produksi metana. Nutrisi yang diperlukan
antara lain ammonia (NH3) sebagai sumber Nitrogen, nikel (Ni),
tembaga (Cu), dan besi (Fe) dalam jumlah yang sedikit. Selain
itu, fosfor dalam bentuk fosfat (PO4), magnesium (Mg) dan
seng (Zn) dalam jumlah yang sedikit juga diperlukan. Tabel
berikut adalah kebutuhan nutrisi bakteri fermentasi.

Pengaruh starter – Starter yang mengandung bakteri metana


diperlukan untuk mempercepat proses fermentasi anaerob.
Beberapa jenis starter antara lain:
 Starter alami, yaitu lumpur aktif seperti lumpur kolam
ikan, air comberan atau cairan septic tank, sludge,
timbunan kotoran, dan timbunan sampah organik
 Starter semi buatan, yaitu dari fasilitas biodigester dalam
stadium aktif
 Starter buatan, yaitu bakteri yang dibiakkan secara
laboratorium dengan media buatan

C. Jenis biogas
Pemilihan jenis biodigester disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan pembiayaan/ finansial. Dari
segi konstruksi, biodigester dibedakan menjadi:
o Fixed dome – Biodigester ini memiliki volume tetap
sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan
dalam reactor (biodigester). Karena itu, dalam
konstruksi ini gas yang terbentuk akan segera
dialirkan ke pengumpul gas di luar reaktor.
o Floating dome – Pada tipe ini terdapat bagian pada
konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk
menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor.
Pergerakan bagian reaktor ini juga menjadi tanda
telah dimulainya produksi gas dalam reaktor biogas.
Pada reaktor jenis ini, pengumpul gas berada dalam
satu kesatuan dengan reaktor tersebut.
Dari segi aliran bahan baku reaktor biogas, biodigester
dibedakan menjadi:
 Bak (batch) – Pada tipe ini, bahan baku reaktor
ditempatkan di dalam wadah (ruang tertentu) dari
awal hingga selesainya proses digesti. Umumnya
digunakan pada tahap eksperimen untuk
mengetahui potensi gas dari limbah organik.
 Mengalir (continuous) – Untuk tipe ini, aliran bahan
baku masuk dan residu keluar pada selang waktu
tertentu. Lama bahan baku selama dalam reaktor
disebut waktu retensi hidrolik (hydraulic retention
time/HRT).

Sementara dari segi tata letak penempatan biodigester,


dibedakan menjadi:

Seluruh biodigester di permukaan tanah – Biasanya


berasal dari tong-tong bekas minyak tanah atau aspal.
Kelemahan tipe ini adalah volume yang kecil, sehingga
tidak mencukupi untuk kebutuhan sebuah rumah tangga
(keluarga). Kelemahan lain adalah kemampuan material
yang rendah untuk menahan korosi dari biogas yang
dihasilkan.
Sebagian tangki biodigester di bawah permukaan tanah –
Biasanya biodigester ini terbuat dari campuran semen,
pasir, kerikil, dan kapur yang dibentuk seperti sumuran
dan ditutup dari plat baja. Volume tangki dapat
diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan.
Kelemahan pada sistem ini adalah jika ditempatkan pada
daerah yang memiliki suhu rendah (dingin), dingin yang
diterima oleh plat baja merambat ke dalam bahan isian,
sehingga menghambat proses produksi.

Seluruh tangki biodigester di bawah permukaan tanah –


Model ini merupakan model yang paling popular di
Indonesia, dimana seluruh instalasi biodigester ditanam
di dalam tanah dengan konstruksi yang permanen, yang
membuat suhu biodigester stabil dan mendukung
perkembangan bakteri methanogen.

D.Komponen Biogas
Komponen pada biodigester sangat bervariasi, tergantung
pada jenis biodigester yang digunakan. Tetapi, secara
umum biodigester terdiri dari komponen-komponen
utama sebagai berikut:

 Saluran masuk Slurry (kotoran segar) - Saluran ini


digunakan untuk memasukkan slurry (campuran
kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama.
Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan
potensi biogas, memudahkan pengaliran, serta
menghindari terbentuknya endapan pada saluran
masuk.
 Saluran keluar residu – Saluran ini digunakan untuk
mengeluarkan kotoran yang telah difermentasi oleh
bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip
kesetimbangan tekanan hidrostatik. Residu yang
keluar pertama kali merupakan slurry masukan yang
pertama setelah waktu retensi. Slurry yang keluar
sangat baik untuk pupuk karena mengandung kadar
nutrisi yang tinggi.
 Katup pengaman tekanan (control valve) – Katup
pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan
gas dalam biodigester. Katup pengaman ini
menggunakan prinsip pipa T. Bila tekanan gas dalam
saluran gas lebih tinggi dari kolom air, maka gas
akan keluar melalui pipa T, sehingga tekanan dalam
biodigester akan turun.
 Sistem pengaduk – Pengadukan dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu pengadukan mekanis, sirkulasi
substrat biodigester, atau sirkulasi ulang produksi
biogas ke atas biodigester menggunakan pompa.
Pengadukan ini bertujuan untuk mengurangi
pengendapan dan meningkatkan produktifitas
biodigester karena kondisi substrat yang seragam.
 Saluran gas – Saluran gas ini disarankan terbuat dari
bahan polimer untuk menghindari korosi. Untuk
pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran
pipa bisa disambung dengan pipa baja antikarat.
 Tangki penyimpan gas – Terdapat dua jenis tangki
penyimpan gas, yaitu tangki bersatu dengan unit
reaktor (floating dome) dan terpisah dengan reaktor
(fixed dome). Untuk tangki terpisah, konstruksi
dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan
yang terdapat dalam tangki seragam, serta
dilengkapi H2S Removal untuk mencegah korosi.

C. Cara Melestarikan Energi Alternatif


Berikut adalah beberapa cara melestarikan sumber energi seperti air
bersih, listrik, dan bahan bakar yang bisa manusia lakukan bersama-
sama guna menghindari kelangkaan energi yang menopang kehidupan
kita:

 Menggunakan air bersih seperlunya dan menutup kran apabila


selesai digunakan.
 Menyiram tanaman dengan air secukupnya.
 Tidak berlama-lama mandi dan membuang-buang banyak air.
 Mematikan tv jika tidak sedang ditonton.
 Mematikan lampu apabila sudah pagi atau terang.
 Mematikan AC atau kipas angin jika sudah tidak digunakan.
 Mengurangi konsumsi BBM dengan berjalan kaki/bersepeda jika
tujuannya dekat.
 Tidak menggunakan kendaraan bermotor untuk tujuan yang
belum jelas.

BAB III
PENUTUPAN

Energi biogas merupakan sumber energi terbarukan yang dapat


digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan listrik dan bahan
bakar kendaraan. Biogas ini mulai dikenal oleh masyarakat secara
gencar ketika krisis energi melanda negara Indonesia, dan
demikian juga dengan negara yang lainnya. Krisis energi ini telah
terjadi beberapa tahun belakangan ini dan diperkirakan akan
terus terjadi untuk beberapa tahun ke depan jika tidak diatasi
dengan serius.
Padahal peningkatan permintaan kebutuhan energi seperti pada
listrik dan bahan bakar minyak akan terus terjadi. Hal ini tidak bisa
dipisahkan dengan populasi penduduk yang akan semakin
meningkat, sehingga kebutuhan penduduk akan listrik dan bahan
bakar minyak ini akan meningkat sepanjang masa. Sehingga hal ini
membutuhkan penanganan yang bersifat segera untuk
menciptakan dan memproduksi energi terbarukan.

ini merupakan alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan


yang mulai dikembangkan dan diproduksi oleh beberapa negara.
Selain menghasilkan listrik, biogas juga dapat digunakan untuk
kebutuhan akan bahan bakar kendaraan yang kini semakin
banyak. Dan ini merupakan alternatif yang sangat pas untuk
diproduksi secara besar-besaran, karena merupakan alternatif
yang sangat pas untuk mengatasi adanya krisis energi karena
memiliki sifat dapat diperbaharui. Namun sayang, hingga saat ini
pemanfaatan biogas belum maksimal karena adanya beberapa
hal.
Biogas sendiri merupakan gas dari produk akhir pencernaan atau
degradasi anaerobik dari bahan-bahan organik yang dilakukan
oleh bakteri anaerobik yang terdapat dalam lingkungan bebas.
Dan ini bisa kita lihat dalam kotoran manusia, kotoran hewan,
limbah dari rumah tangga, dan sampah biodegradable dalam
kondisi anaerobik.
Adapun komponen terbesar yang ada pada energi biogas ini
adalah metana dan karbon dioksida. Namun demikian, tergantung
juga terhadap proses anaerobik yang terjadi sehingga komposisi
bisa biogas bervariasi. Namun dari semua kandungannya, metana
merupakan unsur penting karena dapat menjadi tolak ukur energi
atau nilai kalor yang terdapat pada biogas tersebut. Dengan
asumsi bahwa semakin tinggi nilai metana dalam biogas, maka
akan semakin tinggi juga energi yang dimiliki biogas tersebut, dan
semakin rendah nilai metana maka semakin kecil juga nilai kalor
yang ada.

Energi biogas dapat diperbaiki kualitasnya dengan melakukan


beberapa cara yaitu dengan menghilangkan hidrogen sulphur,
atau kandungan karbon dioksida dan air. Hidrogen sulfur ini justru
dapat membahayakan apabila biogas mengandungnya, karena
justru akan menyebabkan gas berbahaya. Selain itu, hidrogen
sulphur ini mengandung zat yang menyebabkan korosi dan juga
racun.

Gas methan ini sebenarnya bukan sebuah penemuan baru di


dunia ini, karena orang-orang Mesir telah menggunakannya sejak
jaman dahulu yaitu digunakan sebagai penghasil panas. Dan alat
penghasil biogas ini telah dibangun sejak tahun 1900, sehingga
kemunculan gas methan ini bukan sesuatu yang baru, hanya saja
mungkin masih memerlukan pengembangan untuk hasil yang
lebih baik.

Proses pembuatan biogas ini terjadi dengan cara dekomposisi


dengan tanpa menggunakan udara. Dan tingkat keberhasilannya
sangat ditentukan pada proses dekomposisi ini. Dan proses
dekomposisi ini sangat memerlukan kehadiran mikroorganisme,
yang bisa kita dapatkan dari perpaduan kerja yang dilakukan oleh
mikroorganisme anaerob. Setelah terjadi hidrolisis, fermentasi
dan proses metanogen yang dilakukan oleh mikroorganisme maka
akan dihasilkan biogas.

Untuk melakukan proses metanogen, maka diperlukan kotoran


sapi. Hal ini karena perkembangan metanogen sangat cocok jika
berada di dalam lambung sapi. Namun demikian, kondisi
lingkungan yang optimal sangat diperlukan untuk membentuk
metanogen sehingga didapatkan energi biogas.

Anda mungkin juga menyukai