Taufikurrahman
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang-30139
E-mail: taufikmesin@yahoo.co.id
ABSTRACT
Biogas technology has been introduced and developed for long time in Indonesia, however application as
alternative energy did not spread widely. There were several constrains such as lack of technical expertise,
misfunction of the reactor, design is not user friendly, need manually handling and highly investment for
construction. In the planning of biogas reactors have to consider several aspects, namely the number of cattle,
Quality from cattle dung, biogas production locations and costs are available. Also consider the number of
biogas users.Production of methane gas dependeds on C/N ratio of input material, hydraulic residence time, pH,
temperature and toxicity. Temperature of slurry inside digester was around 25–27oC and pH 7–7.8, reactor
produced biogas that contain methane gas content about 77%.
Taufikurrahman 1
Teknika, Vol. XXX, No.1, April 2011 ISSN: 0854-3143
pertama yang mengaitkan gas bakar ini dengan diperlukan pengkajian yang lebih mendalam secara
proses pembusukan bahan sayuran adalah teknis dan ekonomis serta cara-cara pendekatan baru
Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry dalam pengembangannya (Widodo dan Nurhasanah,
pada tahun 1806 mengidentifikasikan gas yang dapat 2004; Widodo, et al., 2006). Tujuan kegiatan
terbakar tersebut sebagai methan. Becham (1868), rekayasa dan pengembangan ini adalah untuk
murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), melakukan merekayasa dan menguji reaktor biogas.
memperlihatkan asal mikrobiologis dari Dalam perancangan disain unit instalasi
pembentukan methan. pemroses biomasa faktor penting yang harus diacu
Pada akhir abad ke-19 ada beberapa riset adalah jumlah sapi akan berpengaruh pada
dalam bidang ini dilakukan. Jerman dan Perancis kuantitas kotoran ternak, jumlah air pembersih,
melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia pengisian reaktor dipengaruhi oleh volume reactor,
dan beberapa unit pembangkit biogas dengan jumlah kotoran sapi yang akan digunakan, lamanya
memanfaatkan limbah pertanian. Selama Perang bahan berada di dalam reaktor (Hidraulic Retention
Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa Time), perkiraan tekanan gas metana yang
yang membuat digester kecil untuk menghasilkan dihasilkan dan perkiraan produksi volume gas
biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. metana.
Karena harga BBM semakin murah dan mudah Sedangkan perencanaan pembuatan unit
memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian instalasi pemroses energi biomasa dari kotoran
biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di negara- sapi harus memperhatikan empat faktor yaitu
negara berkembang kebutuhan akan sumber energi pertama, ketersediaan jenis bahan konstruksi yang
yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Kegiatan dapat dipakai untuk membuat unit penghasil biogas,
produksi biogas di India telah dilakukan semenjak kedua, ketersediaan jenis bahan organik buangan
abad ke-19. Alat pencerna anaerobik pertama sebagai bahan isian, ketiga, jumlah kebutuhan dasar
dibangun pada tahun 1900. (FAO, The Development akan energi dari suatu keluarga atau kelompok
and Use of Biogas Technology in Rural Asia, 1981). masyarakat dan keempat, jenis keperluannya,
Negara berkembang lainnya, seperti China, pemanfaatan bahan keluaran yang berupa lumpur
Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Niugini, telah untuk pupuk tanaman ataupun algae pada kolam
melakukan berbagai riset dan pengembangan alat ikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembangkit gas bio dengan prinsip yang sama, yaitu anaerobik (Monnet, 2003) yaitu Suhu. Proses
menciptakan alat yang kedap udara dengan bagian- anaerobik dapat terjadi dibawah dua kisaran kondisi
bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang suhu, yaitu kondisi mesopilik, yaitu antara 20o-45oC,
pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa pada umumnya 35oC dan kondisi thermopilik, yaitu
hasil pencernaan (slurry) dan pipa penyaluran gas antara 50-65oC, pada umumnya 55oC. Suhu yang
bio yang terbentuk. ptimal dari proses anaerobik bervariasi tergantung
Teknologi biogas bukanlah merupakan pada komposisi nutrient di dalam digester, tetapi
teknologi baru di Indonesia, sekitar tahun 1980-an kebanyakan proses anaerobik seharusnya dipelihara
sudah mulai diperkenalkan. Teknologi penggolahan secara konstan untuk mendukung tingkat produksi
biogas sampai saat ini belum mengalami gas.
perkembangan yang menggembirakan. Beberapa Secara umum proses anaerobik akan
kendala antara lain yaitu kekurangan technical menghasilkan gas Methana (Biogas). Biogas (gas
expertise, reaktor biogas tidak berfungsi akibat bio) adalah gas yang dihasilkan dari pembusukan
bocor/kesalahan konstruksi, disain kurang tepat user, bahan-bahan organik oleh bakteri pada kondisi
membutuhkan penanganan secara manual anaerob (tanpa ada oksigen bebas). Biogas tersebut
(pengumpanan/mengeluarkan lumpur dari reaktor) merupakan campuran dari berbagai macam gas
dan biaya konstruksi yang mahal. Oleh karena itu, antara lain:
Sifat penting dari gas metan ini adalah tidak berbau, salah satu cara untuk mengurangi pencemaran
tidak berwarna, beracun dan mudah terbakar. Karena lingkungan, karena dengan fermentasi bakteri
sifat gas tersebut, maka gas metan ini termasuk anaerob (bakteri metan) maka tingkat pengurangan
membahayakan bagi keselamatan manusia pencemaran lingkungan dengan parameter BOD,
(Sugiharto, 2005). Penggunaan biogas ini merupakan COD akan berkurang sampai 90%.
Taufikurrahman 2
Teknika, Vol. XXX, No.1, April 2011 ISSN: 0854-3143
Gas metan termasuk gas rumah kaca dilakukan pada saat tidak terdapat oksigen bebas.
(greenhouse gas), bersama dengan gas karbon Proses anaerobik dapat digunakan untuk mengolah
dioksida CO2 memberikan efek rumah kaca yang berbagai jenis limbah yang bersifat biodegradable,
menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan proses ini dilakukan didalam tabung reaktor.
global. Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat Perencanaan tabung reaktor untuk biogas ditentukan
berperan positif dalam upaya penyelesaian oleh beberapa faktor yaitu kuantitas kotoran, lokasi
permasalahan global (efek rumah kaca). reaktor gas dan konstruksi reaktor.
Mikroorganisme pengurai memegang peranan Pengembangan teknologi biogas memiliki
penting pada proses pembuatan biogas, banyak kendala yaitu kekurangan technical
mikroorganisme merupakan dasar fungsional untuk expertise, reaktor yang tidak berfungsi akibat
sejumlah proses penanganan. Proses penanganan kesalahan konstruksi, desain yang tidak bersahabat
biologi limbah kotoran secara biologik terdiri dari sehingga membutuhkan penanganan secara manual
campuran mikroorganisme yang mampu baik sistem pengumpan maupun sistem pengeluaran
memetabolisme limbah organik menjadi gas, lumpur dari reaktor serta biaya konstruksi yang
kelompok mikroorganisme tersebut adalah bakteri, mahal. Dalam menentukan tipe reaktor yang akan di
fungi, algae, protozoa, rotifera, crustacea, dan virus kembangkan sebaiknya mempertimbangkan aspek
(Metcalf and Eddy, 1979). pH juga merupakan teknis, ekonomis, bahan biogas dan lokasi.
faktor kunci dalam pertumbuhan mikroorganisme. Ada bebrapa alat pembangkit biogas atau
Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat digester (LIPI, 2006), yaitu Tipe Terapung
mentoleransi level pH diatas 9,5 atau dibawah 4,0. (Floating Type). Tipe terapung ini banyak
Secara umum pH optimal untuk pertumbuhan adalah dikembangkan di India yang terdiri atas sumur
antara 6,5 dan 7,5. Kebanyakan bakteri adalah pencerna dan diatasnya ditaruh drum terapung dari
kemoheterotrofik yaitu menggunakan bahan organik besi terbalik yang berfungsi untuk menampung gas
sebagai sumber energi dan karbon. Beberapa spesies yang dihasilkan oleh digester. Sumur dibangun
mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik seperti dengan menggunakan bahan-bahan yang biasa
NH3 untuk energi dan CO2 sebagai sumber karbon. digunakan untuk membuat fondasi rumah, seperti
Bakteri ini disebut kemoautotrof. Sebagian bakteri pasir, batu bata, dan semen. Karena banyak
bersifat fotosintetik dan menggunakan sinar sebagai dikembangkan di India, maka digester ini disebut
sumber energi dan CO2 sebagai sumber karbon. juga dengan tipe India.
Bakteri kemoheterotrofik merupakan bakteri Tipe Kubah (Fixed Dome Digester). Tipe ini
terpenting dalam penanganan biogas karena bakteri- merupakan tipe yang paling banyak dipakai di
bakteri ini akan memecah bahan-bahan organik. Indonesia. Tipe kubah adalah berupa digester
Secara umum proses anaerobik akan yang dibangun dengan menggali tanah kemudian
menghasilkan gas Methana (Biogas). Biogas (gas dibuat dengan bata, pasir, dan semen yang berbentuk
bio) adalah gas yang dihasilkan dari pembusukan seperti rongga yang kedap udara dan berstruktur
bahan-bahan organik oleh bakteri pada kondisi seperti kubah (bulatan setengah bola). Tipe ini
anaerob (tanpa ada oksigen bebas). Biogas tersebut dikembangkan di Cina sehingga disebut juga tipe
merupakan campuran dari berbagai macam gas kubah atau tipe Cina. Dengan sistem anaerobik-
antara lain CH4 (54%-70%), CO2 (27%-45%), O2 biogas, gas yang dihasilkan tergantung pada
(1%-4%), N2 (0,5%-3%), CO (1%), dan H2 (KLH, kandungan protein, lemak dan karbohidrat yang
2006). Sifat penting dari gas metan ini adalah tidak terkandung dalam limbah, lamanya waktu
berbau, tidak berwarna, beracun dan mudah terbakar. pembusukan minimal 30 hari karena semakin lama
Karena sifat gas tersebut, maka gas metan ini pembusukan semakin sempurna prosesnya, suhu di
termasuk membahayakan bagi keselamatan manusia o o
dalam digester yaitu 15 C-35 C, kapasitas kedelai
(Sugiharto, 2005). Penggunaan biogas ini merupakan minimal untuk dapat menghasilkan biogas adalah ±
salah satu cara untuk mengurangi pencemaran 400 kg, untuk produksi tahu dengan kapasitas
lingkungan, karena dengan fermentasi bakteri kedelai 700 kg/hari dihasilkan tidak kurang dari
anaerob (bakteri metan) maka tingkat pengurangan 10.500 liter gas bio per hari, kebutuhan satu rumah
pencemaran lingkungan dengan parameter BOD, tangga dengan 4-5 orang anggota ± 1.200–2.000
COD akan berkurang sampai 90%. Sistem ini liter gas bio per hari (KLH, 2006).
banyak dipakai dengan pertimbangan ada manfaat Adapun sistem pengolahan biogas meliputi
yang bisa diambil yaitu pemanfaatan biogas yang inlet (masuknya biogas), bak equalisasi, bak
sangat memungkinkan digunakan sebagai bahan pengendapan, bak Anaerobik Filter, bak peluapan,
sumber energi karena gas metan sama dengan gas bak pengurasan, dan outlet (keluarnya biogas yang
elpiji (liquid petroleum gas/LPG), perbedaannya telah diolah) (KLH, 2006). Bentuk dasar peralatan
adalah gas metan mempunyai satu atom C, proses biogas tipe kubah (fixed dome digester)
sedangkan elpiji lebih banyak. adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Proses anaerobik pada hakikatnya adalah
proses yang terjadi karena aktivitas mikroba yang
Taufikurrahman 3
Teknika, Vol. XXX, No.1, April 2011 ISSN: 0854-3143
Taufikurrahman 4
Teknika, Vol. XXX, No.1, April 2011 ISSN: 0854-3143
......................................(4)
dimana:
R = Jari-jari Kubah
T = Tinggi krucut bagian lantai reaktor
Taufikurrahman 5
Teknika, Vol. XXX, No.1, April 2011 ISSN: 0854-3143
Taufikurrahman 6