Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Energi Alternative


Menurut Wahyuni (2013: 2), energi merupakan salah satu kebutuhan paling
esensial bagi makhluk hidup, terutama manusia. Tanpa keberadaan sumber energi
manusia akan kesulitan dalam menjalankan roda kehidupan. Pasalnya, hamper semua
aktivitas kerja manusia membutuhkan sumber energi. Manusia membutuhkan sember
energi untuk kehidupan sehari-hari, mulai bergerak transportasi hingga aneka
kebutuhan rumah tangga, seperti alat memasak dan penerangan.
Menurut Agung (2013), pemanfaatan sumber daya energi terbarukan sebagai
bahan baku produksi energi listrik mempunyai kelebihan antara lain; pertama relatif
mudah didapat, bahkan diperoleh dengan gratis, berarti biaya operasional sangat
rendah, kedua tidak mengenal problem limbah termasuk didalamnya proses produksi
tidak menyebabkan kenaikan temperatur bumi, dan yang terpenting tidak terpengaruh
kenaikkan harga bahan bakar. Sedangkan Riyanto (2006: 139) menyatakan bahwa,
energi alternative adalah energi yang dapat menjadi pengganti bahan bakar minyak.
Jadi, dapat dikatakan energi alternatif adalah energi yang ramah lingkungan
dan tidak mengancam kesehatan, tidak seperti energi konvensional yang
menyebabkan rusaknya lingkungan dengan pengeluaran gas emisi karbon diosida
dalam jumlah tinggi yang berujung pada pemanasan global.
Sumber energi alternatif haruslah sesuatu yang mudah didapat, ekonomis, dan
tidak pernah habis. Hal ini tentu berlawanan dengan sumber energi konvensional
yang berasal dari fosil yang terkubur; yang lama-kelamaan akan habis. Macam-
macam energi alternatif yang telah dimanfaatkan dan sedang diuji agar dapat
dimanfaatkan adalah air, angin, sinar matahari, biogas, dan sebagainya.
Meski penggunaan energi alternatif belum bisa sepenuhnya menggantikan
sumber energi konvensional, diharapkan bertahun-tahun ke depan setiap negara
menyadari pentingnya menjaga kelestarian bumi dengan cara menggunakan sumber
energi alternatif.

1
B. Jenis-jenis Energi Alternative dan Pemanfaatannya
Menurut Aksara (2007: 12-13), beberapa sumber energi alternative yang ada, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Biomassa dan biodiesel
Berasal dari sampah pertanian atau perkotaan, dapat digunakan sebagai bahan
pembangkit tenaga listrik. Biodiesel adalah pengganti pengganti bahan bakar diesel
yang diperoleh dari minyak tanaman, yaitu antara lain minyak sawit dan minyak biji
buah jarak pagar.
Menurut Kholig (2015), biomassa merupakan sumber energi primer yang sangat
potensial di Indonesia, yang dihasilkan dari kekayaan alamnya berupa vegetasi hutan
tropika. Biomassa bisa diubah menjadi listrik atau panas dengan proses teknologi
yang sudah mapan.
Berikut adalah berbagai contoh dari energi biomassa:
a. Biogas
Menurut Padmono dan Susanto (2007), biogas adalah suatu prosesfermentasi
anaerobik yang didasarkan padaberapa bahan organik yang dapatdidegradasi.
Untuk dapat memenuhi jumlahbiogas yang diharapkan harus dipenuhijumlah
sumber penghasil bahan organikyang memadai.
Biogas merupakan jenis energi alternatif yang diproduksi melalui pemecahan
bahan organik, seperti pupuk kandang, kotoran manusia, material tanaman dan
lainnya. Cara membuat biogas adalah semua bahan organik tersebut diuraikan
melalui proses fermentasi dengan menggunakan bantuan mikroorganisme
anaerobik untuk menghasilkan gas metana dan karbon dioksida. Gas yang
dihasilkan dari proses ini dapat dimanfaatkan untuk menyalakan kompor,
pembangkit listrik dan juga sebagai pemanas.
Dibawah ini merupakan gambar dari biogas

2
b. Kayu
Kayu yang dibakar dan digunakan sebagai bahan bakar adalah bentuk
sederhana dari biomassa dengan menggunakan kayu. Energi panas yang
dilepaskan oleh kayu tersebut digunakan untuk menghasilkan panas, memask
dan masih banyak lagi. Tak hanya itu saja, dalam skala besar kayu juga
digunakan untuk produksi listrik, seperti pembangkit listrik tenaga uap.
Meskipun begitu, jenis energi alternatif ini memiliki sejumlah kekurangan,
seperti pembakaran kayu dengan emisi karbon dioksida dapat menyebabkan efek
rumah kaca.  Namun jangan khawatir, karena hal ini juga dapat disiasati dengan
cara menanam lebih banyak pohon. Sehingga dapat menyerap karbon dioksida
dari atmosfer bumi.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian juga dapat digunakan untuk produksi energi biomassa.
Limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk energi ini adalah kotoran
ternak, ampas tebu dan juga jerami. Limbah-limbah tersebut dapat diolah
menjadi bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan juga panas.
d. Tanaman energy
Contoh dari energi biomassa selanjutnya adalah tanaman energi. Hingga saat
ini terdapat tanaman energi yang ditanam secara komersial sebagai sumber
energi. Tanaman tersebut diantaranya adalah rami, jagung, gandum dan juga

3
kedelai. Tanaman-tanaman tersebut memang sengaja di tanam dalam skala besar
untuk menghasilkan bahan bakar, seperti propanol, biodiesel, butanol dan juga
etanol.
2. Tenaga air
Tenaga air merupakan sumber tenaga yang sudah lama dikenal, dalam bentuk air
terjun maupun gelombanng air laut. Bahkan, untuk mendapatkan besarnya air terjun,
seperti yang diharapkan, maka dibangun waduk-waduk raksasa, contohnya waduk
Jatiluhur. Aliran air ini dapat menggerakkan tubin sebagai pembangkit tenaga listrik.
3. Tenaga angin
Habibie, dkk (2011) menyatakan angin adalah udara yang bergerak karena
adanya perbedaan tekanan di permukaan bumi ini. Angin bergerak dari suatu
daerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang
lebih rendah. Energi angin telah lazim digunakan oleh perahu layar. Energi
angin dapat diubah energi listrik. Negara yang telah menggunakan energi ini,
antara lain Belanda, Australia, dan Amerika Serikat.
4. Tenaga Matahari
Energi matahri dapat pula membangkitkan listrik. Beberapa Negara, termasuk
Indonesia telah memanfaatkan tenaga matahari ini. Pemanfaatan energi matahari,
antara lain untuk pemanas air dan pemanasan ruangan. Alat yang digunakan untuk
mengubah sinar matahari menjadi energi listrik adalah sel surya.
Menurut Kholig (2015), berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun
dari 18 lokasi di Indonesia menunjukan bahwa radiasi surya di Indonesia dapat
diklasifikasikan berturut-turut untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan
distribusi penyinaran.
a. Kawasan barat Indonesia (KBI) = 4.5kWh/m2 hari, variasi bulanan sekitar 10%
b. Kawasan timur Indonesia (KTI) = 5.1kWh/m2 hari, variasi bulanan sekitar 9%
c. Rata-rata Indonesia = 4.8 kWh/m2 hari,variasi bulanan sekitar 9%. Hal ini
mengisyaratkan bahwa
d. Radiasi surya tersedia hampir meratasepanjang tahun.
e. Kawasan timur Indonesia memiliki penyinaran yang lebih baik. Energi surya

4
dapat dimanfaatkan melalui dua macam teknologi yaitu energi surya termal dan
surya fotovoltaik.
a) Surya Fotovoltaik
Energi surya atau lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell,
merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas
dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu merubah langsung
energi surya menjadi energi listrik.
b) Surya Termal
Sebagian besar dan secara komersial, pemanfaatan energi surya termal
banyak digunakan untuk penyediaan air panas rumah tangga, khususnya rumah
tangga perkotaan. Jumlah pemanas air tenaga surya (PATS) diperkirakan
berjumlah150.000 unit dengan total luasan kolektor sebesar 400,000 m2. Secara
non-komersial dan tradisional, energi surya termal banyak digunakan untuk
keperluan pengeringan berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan,
industrikecil, dan keperluan rumah tangga. Secara komersial, energi surya
mempunyai potensi ekonomi untuk penyediaan panas proses suhu rendah (s/d
900 C) menggunakan sistem energi surya termik (SEST) bagi keperluan
pengolahan pasca panen komoditas tersebut dengan lebih efektif danefisien.
Pengalaman menunjukkan bahwa penerapan SEST untuk pengeringan dapat
memberikan berbagai nilai tambah yang tinggi berupa: peningkatan dan jaminan
kualitas produk, mengurangi rugi-rugi (losses) material selama produksi (a.l.
rusak dan hilang), dan waktu pengolahan yanglebih singkat. Meskipun belum
banyak dikembangkan, pemanfaatan energi surya termal untuk proses disalinasi
pada daerah atau pemukiman dekat pantai kemungkinan besar akan berkembang
mengingat mulai munculnya banyak kesulitan air dikawasan-kawasan tersebut.
5. Energi Nuklir
Kebutuhan energi nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama
kebutuhan energi listrik. Peningkatan tersebut sejalan dengan laju pertumbuhan
ekonomi, laju pertumbuhan penduduk, dan pesatnya perkembangan sektor industri.
Untuk memenuhi kebutuhan energi nasional tidak cukup hanya mengandalkan

5
sumber energi yang ada, karena sumber energi kita sudah banyak terkuras selama
beberapa tahun terakhir.
Untuk itu, perlu mencari sumber-sumber energi alternatif yang lain yang cukup
potensial untuk menggantikannya, misalnya energi baru dan terbarukan. Energi nuklir
adalah energi baru yang perlu dipertimbangkan karena energi ini bias menghasilkan
energi yang dalam order yang besar sampai ribuan megawatt, tetapi harus
memperhatikan beberapa aspek. Aspek itu antara lain aspek keselamatan, sosial,
ekonomi, teknis, sumber daya manusia, dan teknologi.
Manfaat PLTN
a. Penggunaan untuk Pembangkitan Listrik
b. Diversifikasi : pasokan energi dalam bentuk listrik
c. Konservasi: penghematan penggunaan sumber daya energi nasional
d. Pelestarian Lingkungan : Mengurangiemisi gas rumah kaca (GHC) secara
signifikan
e. Penggunaan untuk Non Listrik
Pengembangan konsep reaktor cogeneration untuk produksi air bersih/desalinasi,
penggunaan panas proses (untuk industri, pencairan-gasifikasi batubara, produksi
hidrogen, Enhance OilRecovery, dll )
Manfaat lain iptek nuklir dalam sektor energy:
Teknologi Nuklir di Indonesia berperan dalam energi Hidro pengelolaan air dan
sumbernya mikrohidro (contoh di Bribin, pengeloaan air tanah dalam), Geothermal
(Sibayak, Kamojang, Lahendong), Biofuel/biodiesel (sorgum, jarak pagar), dan
membersihkan gas SOx dan NOx dari PLTU fosil dengan EBM.Program energi
nuklir biasanya harus melalui beberapa tahapan yang terencana dan dilaksanakan
secara berkesinambungan. Di samping kegiatan utama diperlukan juga kegiatan
pendukung yang lain, misalnya, kegiatan penelitian/studi pengembangan teknologi
nuklir, kegiatan/studi daur ulang bahan bakar nuklir, pengaturan/perizinan dalam
bidang nuklir serta pendidikan dan pelatihan.

6. Sel bahan bakar (“Fuel Cell”)

6
Bahan baku utama sebagai sumber energi sel bahan bakar adalah gas hidrogen.
Gas hidrogen dapat langsung digunakan dalam pembangkit energi listrik dan
mempunyai kerapatan energi yang tinggi. Beberapa alternatif bahan baku seperti
methane, air laut, air tawar, dan unsur-unsur yang mengandung hidrogen dapat pula
digunakan namun diperlukan sistem pemurnian sehingga menambah jumlah system
cost pembangkitnya.
a. Energi panas laut yaitu dengan menggunakan beda temperatur antara temperatur
di permukaa laut dan temperatur di dasar laut.
b. Energi pasang surut dengan menggunakan beda ketinggian antara laut pasang
terbesar dan laut surut terkecil.
c. Energi gelombang adalah dengan menggunakan besar ketinggian gelombang dan
panjang gelombang.
d. Energi arus laut prinsip kerjanya persis sama dengan turbin angin.
7. Ethanol
Merupakan bahan bakar yang berbasis alkohol dari fermentasi tanaman, seperti
jagung dan gandum. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan
bakar. Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan kadar
oktan dan kualitas emisi. Namun, ethanol memiliki dampak negatif terhadap harga
pangan dan ketersediannya.
8. Propana
Propana atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan
gas alam dan minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai
bahan bakar. Propana menghasilkan emisi lebih sedikit dibandingkan bensin, namun
penciptaan metananya lebih buruk 21 kali lipat.
Propana dijual sebagai bahan bakar, propana dikenal juga sebagai LPG (liquified
petroleum gas - gas petroleum cair) yang dapat berupa campuran dengan sejumlah
kecil propena, butana, dan butena. Kadang ditambahkan juga etanetiol sebagai bahan
pemberi bau agar dapat digunakan sebagai deteksi jika terjadi kebocoran. (Ningsih,
2008)
Propana tidak beracun, namun jika terhirup akan menimbulkan asfiksi ringan

7
karena kekurangan oksigen. Produk komersial yang mengandung hidrokarbon
propana, dapat meningkatkan risiko. Umumnya disimpan di bawah tekanan pada
suhu kamar, propana dan campurannya memuai ke seluruh ruangan dan mendingin
ketika dilepas serta dapat menyebabkan radang dingin ringan. Pembakaran propana
jauh lebih bersih daripada pembakaran bensin meskipun tidak sebersih pembakaran
gas alam. Kehadiran ikatan C-C, ditambah beberapa ikatan propilena dan butilena,
menciptakan buangan organik selain karbon dioksida dan uap air selama pembakaran.
Ikatan ini juga menyebabkan terlihatnya api ketika propana terbakar. (Ningsih, 2008)

9. Methanol
Methanol yang juga dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif
pada kendaraan. Methanol dapat menjadi energi alternatif yang penting di masa
depan karena hidrogen yang dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang
ini produsen kendaraan tidak lagi menggunakan methanol sebagai bahan bakar.
10. P-Series
P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran
(MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup
tinggi. Penggunaannya pun sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses
dengan teknologi lain. Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan
yang menciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
Ada pula teknologi Hybrid, Hybrid merupakan sebuah konsep penggabungan
dua atau lebih sumber energi untuk tercapainya sebuah efisiensi dalam berbagai hal.
Dewasa ini teknologi kendaraan bermotor yang sedang gencar dilakukan
pengembangannya adalah teknologi mesin Hybrid yang juga disebut sebagai salah

8
satu eco-car (kendaraan ramah lingkungan).
Teknologi hybrid dikembangkan pada sebuah kendaraan roda empat. Salah satu
faktor adalah kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang memang sudah
seharusnya sudah bisa digantikan dengan energi lain. Dengan keterbatasan sumber
daya alam, teknologi Hybrid didesain untuk pengurangan konsumsi bahan bakar serta
emisi rendah gas buang yang ramah lingkungan.
Gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor merupakan penyumbang
terbesar polusi udara di perkotaan. Beberapa produsen kendaran bermotor telah
mengembangkan kendaraan dengan sistem hybrid yang hemat energi dan rendah
emisi. Karena berbagai jenis kanker bisa muncul karena polusi udara dari asap
knalpot kendaraan, seperti kanker saluran nafas atau nasofaring dan juga kanker kulit
(Aksara, 2007)

C. Hambatan yang Dihadapi Manusia Dalam Pencarian Energi Alternatif


Hambatan yang dihadapi oleh manusia dalam pencarian energi alternatif
tersebutdiantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pembiayaan yang terbatas dan kesulitan untuk menentukan arah/pola pendidikan,
sains, riset,dan perkembangan teknologi yang tepat dan serasi.
2. Bertambahnya angkatan kerja dan kesukaran dalam bidang pengembangan
industri.
3. Masalah pengadaan dan permintaan akan bahan-bahan dasar seperti bahan
mineral, baja, danbahan energi.
4. Masalah yang menyangkut kebijaksanaan pengelolaan sumber daya alam,
energi, danlingkungan hidup.
5. Langkanya sumber daya manusia, langkanya keterampilan, dan langkanya
sumber dayapenunjang.
6. Masih memerlukan suku cadang impor sehingga memboroskan biaya produksi.
7. Penciptaan teknologi tepat guna sangat lambat sehingga perlu dilakukan oleh ahli
teknologidari pihak asing ke tangan ahli Indonesia.

9
8. Kurangnya peran serta lembaga-lembaga dalam pengembangan teknologi tepat
guna.
9. Kurangnya pendidikan kejuruan dan kurangnya kesadaran akan arti penting
dariketerampilan dan keahlian dalam memanfaatkan teknologi.
Masalah-masalah tersebut terjadi karena manusia-manusia pada umumnya
masih mengkotak-kotakkan keahliannya masing-masing, yaitu para ahli sains dan
teknologi, paraahli ekologi, para ahli ekonomi, ahli kependudukan, ahli sosiologi,
dan sebagainya. Masing-masing tersebut lebih menonjolkan kepentingan/bidang yang
ditekuni tanpa memperhatikan kepentingan-kepentingan di bidang lain. Seharusnya
Para ahli tersebut bersama-sama mulai belajar memandang alam, masyarakat, dan
teknologi dalam keterpaduan suatu hubungan sistematis
(Kholiq, 2015)

Daftar Rujukan

Agung, Achmad Imam. 2013. “Potensi Sumber Energi Alternatif dalam Mendukung
Kelistrikan Nasional”. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Vol. 2 No. 2.
Aksara, Komunitas Dian. 2007. Energi Alternatif. Bandung: Yudistira.
Habibie, Muhammad Najib, dkk. 2011. “Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah
Sulawesi dan Maluku”. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Vol. 12 No. 2.
Kholig, Imam. 2015. “Pemanfaatan Energi Alternatif sebagai Energi Terbarukan
untuk Mendukung Subtitusi BBM”. Jurnal IPTEK. Vol. 19 No. 2.
Ningsih, M.I. 2008. Energi alternatif. Jakarta:CV alafarisi Putra.

Padmono, Djoko, Susanto, Djoko Padmono. 2007.”Biogas sebagai Energi Alternatif


antara Mitos dan Fakta ilmiah”. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. 8 No. 2.
Riyanto, Jaka Wismono. 2006. Ilmu Pengertahuan Alam. Jakarta: Grasindo.
Wahyuni, Sri. 2013. Biogas: Energi Alternatif pengganti BBM, Gas dan Listrik.
Jakarta: Agro Media Pustaka.

10

Anda mungkin juga menyukai