TINJAUAN PUSTAKA
6
Crissatya M, dan Joni H (2013) memalukan penelitan tentang kajian kontribusi jawa
timur terhadap Emisi CO2 memalui transportasi dan Penggunaan Energi, menyatakan
bahwa peningkatan emisi CO2 dalam udara di provinsi Jawa timur dipengaruhi oleh gas
buang kendaraan dan juga hasil pembakaran bahan bakar fosil dari pembangkit listrik.
Sehingga dalam penelitianya ia memberikan saran bahwa penggunaan energi alternatif
akan membuat emisi CO2.
MR. Kresnawan dan Indra D (2018) melakukan penelitian tentang kajian proyeksi
jangka panjang sektor pembangkitan listrik di Provinsi Kalimantan Timur dengan
penerapan model LEAP, menyatakan bahwa komposisi pembangkit listrik berdasarkan
kedua skenario memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Timur, namun penerapan
skenario bauran ET akan menurunkan 53,21% dari setara 2.34848 juta metrik ton CO 2
menjadi 1.1158 juta metrik ton CO2.
Ahmad Jaya dan Nova Aryanto (2018) Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
(PLTBM) di provinsi NTB ini menjadi salah satu upaya nyata untuk menggunakan sumber
daya lokal berupa pemanfaatan potensi tongkol jagung yang banyak tersedia tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal di NTB dan bisa menjadi salah satu sumber energi listrik
alternatif. Pada penjelasan dan uraian diatas menunjukkan penelitian terdahulu dan
menjadi referensi dalam penelitian
Adapun perbedaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian ini yaitu terletak
pada jenis variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan ada dua
yaitu mekanisme bauran energi dan menggunakan piranti lunak LEAP sebagai alat bantu
pemodelan.
Konsep energi terbaharui diperkenalkan pada tahun 1970 sebagai bagian dari usaha
mencoba bergerak melewati pengembangan bahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling
7
umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam, proses
berkelanjutan. Di bawah definisi ini, bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk ke
dalamnya. Sumber energi ini belumlah banyak dimanfaatkan oleh banyak orang. Sumber
energi ini dapat berasal dari alam (DEN :Outlook Energi Indonesia, 2019)
Sumber-sumber energi terbarukan memiliki beragam jenis diantaran, energi air, matahari
angin dan lain sebagainya. Sumber energi terbarukan jika dapat dimanfaatkan dengan
maksimal akan memberikan dampak kepada ketersediaannya energi bersih dimasa depan.
Secara tidak langsung pemanfaatan energi terbarukan juga memberikan pengaruh yang besar
terhadap keberlangsungan makhluk hidup lainnya (Dinser, 2013)
2.1.3 Jenis – Jenis Energi Terbarukan
2.1.3.1 Geothermal
Energi ini merupakan energi pancaran dan radiasi yang dapat digunakan untuk
memasak. Geothermal adalah energi yang dihasilkan dengan cara mengambil panas
bumi. Ada 3 macam power plants yang digunakan untuk mendapatkan energi dari
energi geothermal, yaitu dry steam, flash, dan binary. Dry steam plants mengambil uap
panas bumi dan langsung digunakan untuk menggerakan turbin yang memutar
generator penghasil listrik. Flash plants mengambil air panas, biasanya bersuhu lebih
dari 200oC, dari tanah yang kemudian mendidih pada saat naik ke permukaan dan
kemudian dipisahkan antara air panas dan uap panas yang dialirkan ke turbin. Untuk
binary plants, air panas mengalir melalui heat exchangers, mendidihkan cairan organik
yang memutarkan turbin. Uap panas yang dimampatkan dan sisa dari cairan
geothermal, dari ketiga cara diatas disuntikkan lagi ke batuan panas agar menghasilkan
panas lagi. Energi geothermal berasal dari penguraian radioaktif di pusat Bumi, yang
membuat Bumi panas dari dalam, dan dari matahari, yang membuat panas permukaan
bumi.
8
2.1.3.2. Surya
Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah "energi surya" istilah ini sedikit
membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan
langsung dari cahaya matahari. Tenaga surya dapat digunakan untuk:
Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
Menghasilkan listrik menggunakan pembangkit tenaga panas surya
Menghasilkan listrik menggunakan menara surya
Memanaskan gedung, secara langsung
Memanaskan gedung, melalui pompa panas
Memanaskan makanan, menggunakan oven surya.
9
abad ke-21 dan menyediakan tambahan bagi stasiun pembangkit listrik utama.
Kebanyakan turbin yang digunakan menghasilkan listrik sekitar 25% dari waktu (load
factor 25%), tetapi beberapa mencapai 35%. Load factor biasanya lebih tinggi pada
musim dingin. Ini berarti bahwa turbin 5 MW dapat memiliki output rata-rata 1,7 MW
dalam kasus terbaik.
10
2.1.3.5 Energi Air (Hydro Power)
Energi dapat digunakan dalam bentuk gerak atau perbedaan suhu. Karena air
ribuan kali lebih berat dari udara, maka aliran air yang pelan pun dapat menghasilkan
sejumlah energi yang besar. Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif
mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi
kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari
air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam
wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan
dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air
terjun atau aliran air di sungai. Kalau listrik yang dihasilkan tidak terlalu besar,
teknologi yang digunakan disebut microhydro, listrik dari cara ini maksimal
menghasilkan 100 Kilo Watt. Sejak awal abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan
sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil.
Memasuki abad 19, turbin air mulai dikembangkan. (Prayitno, 2005)
(Sumber: Google.com)
11
ketahanan energi tersebut perlu dilakukan pemantauan secara berkala untuk mengidentifikasi
arah perubahan pembangunan sektor energi dalam rangka menjamin keberlanjutan
penyediaan dan pemanfaatan energi, mendukung peningkatan nilai tambah pemanfaatan
energi bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan rakyat, menuju sasaran dan target
yang telah ditetapkan dalam kebijakan energi nasional. model ketahanan energi nasional
ditinjau dari lingkup 4 aspek (seperti model ketahanan energi tahun 2014) yang saling terkait
dan berpengaruh, yaitu aspek ketersediaan (availability), kemampuan akses (accessibility),
keterjangkauan (affordability) dan penerimaan masyarakat (acceptability). Berdasarkan nilai
ketahanan energi tersebut dapat diukur tingkat kemampuan untuk menjamin ketersediaan
energi primer dari sisi suplai energi, memenuhi kebutuhan energi masyarakat melalui
penyediaan infrastruktur energi untuk menyalurkan dan melayani energi ke masyarakat, dan
harga keekonomian energi dari sisi produsen dan keterjangkauan harga dari sisi konsumen
serta meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan (DEN : Buku Ketahanan Energi Nasional, 2019)
12
menguji hipotesis (Bapenas, 2013)
Secara umum, Model Energi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pendekatannya
yaitu :
1. Model Sistem Energi yaitu untuk mengetahui tingkah laku sistem energi secara
keseluruhan (daerah, negara, dunia). Jenis model ini sering disebut model bottom up
2. Model Ekonomi Energi yaitu untuk mengetahui dampak sistem energi pada ekonomi
secara luas. Jenis model ini sering disebut model top-down
3. Model Hibrid yang mencoba menggabungkan kelebihan dan kekurangan dua model di
atas melalui penggabungan pendekatan.
2.1.6. Konsep Pemodelan Energi
Sistem dinamik diperkenalkan pada pertengahan tahun 1950-an oleh Jay W Forrester
dari Massachusetts Institute of Technology melalui bukunya Industrial Dynamics
(Forrester,1961). Sejak dipublikasikannya buku tersebut ruang lingkup dinamik merupakan
metodologi untuk mempelajari dan mengelola sistem umpan balik yang kompleks. Kita dapat
mempelajari hubungan antara X dan Y dan secara independen, hubungan antara Y dan X dan
memprediksikan kelakuan (behaviour) dari sistem [6]. Kompleksitas dinamis berpijak pada
hubungan dan saling ketergantungan yang mengikat bersama sistem bisnis dan sosial. Jika
terjadi perubahan di salah satu bagian sistem akan berpengaruh pada bagian lain di sistem
tersebut dan sebaliknya. Sering implikasi tersebut tidak selalu jelas dan sering
counterintuitive.Kompleksitas dinamis tidak selalu berarti besar, detail dan kompleks dengan
melibatkan ratusan atau ribuan komponen yang saling berinteraksi. Hal yang penting bukan
pada jumlah komponen/variabel yang terlibat, tetapi kejelasan yang menyatukan variabel-
variabel tersebut. Kejelasan tersebut meliputi: (i) penundaan waktu, (ii) proses akumulasi
stok, (iii) ketidaklinieran (non-linierities), dan (iv) lup umpan balik tertutup (closed feedback
loops) (J. D. W. Morecroft, 2013)
Tahapan dalam mengembangkan model sistem dinamik diawali dengan pemahaman
sistem dan permasalahannya dihubungkan sehingga membentuk lingkaran tertutup hubungan
sebab akibat) seperti yang terlihat pada Gambar diatas. Pembuatan model sistem dinamik
pada umumnya menggunakan software khusus. Contohnya vensim, powersim, stella dan
dynamo. Melalui software , model dibuat dengan menggambarkan variable beserta
hubungannya. Dalam mengembangkan model perlu diperhatikan dua hal yaitu struktur dan
perilaku. ktur merupakan suatu unsur pembentuk fenomena. Pola yang mempengaruhi
keterkaitan unsur-unsur tersebut adalah (A. Additya, 2018).
13
Dalam membangun suatu model perlu adanya validasi yang berfungsi untuk membuktikan
apakah model yang dibuat sudah mewakili sistem nyata. Terdapat 2 cara dalam pengujaian
model (E. Dimas, 2017)
Dimana:
S = Nilai Rata – Rata Hasil Simulasi
A = Nilai Rata – Rata Data
Model dianggap Valid apabila E1 Ā ≤ 5%
|Ss−Sa|
E 2=
Sa
Dimana:
Ss = Stamdard Deviasi Model
Sa = Standard Deviasi Data
Model dianggap Valid apabila E2 Ā ≤ 30%
14
b. Faktor pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan
dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu, pertumbuhan
penduduk ini memiliki pengaruh besar terhadap kebutuhan pemakaian bahan
bakar. Sesuai dengan prinsip demografi, pertumbuhan penduduk akan terus
naik setiap tahunnya sampai pada suatu saat akan berada pada kondisi yang
stabil.
15
4. Peningkatan status cadangan terbukti energi
8. Penerapan insentif ekonomi, baik dalam bentuk fiskal maupun non fiskal,
khususnya untuk pasokan energi bagi kebutuhan domestik, pengembangan energi
baru terbarukan dan peningkatan efisiensi energi
9. Pengembangan infrastuktur energi
11. Peningkatan peluang bisnis dan industri pabrikasi dengan fokus sumber
energi terbarukan.
12. Pengembangan desa mandiri energi
16. Pengembangan energi alternatif untuk transportasi, rumah tangga dan industri
Dalam hal ini perlu disadari bahwa semakin jauh jangka waktu kedepan
16
kondisi yang akan diperkirakan, maka semakin besar ketidakpastiannya. Karena itu
cara (metode) apapun yang digunakan dalam membuat proyeksi, kita hanya akan
dapat memberikan suatu nilai perkiraan. Akan sangat sulit untuk mengatakan
ramalan jangka panjang misalnya 10 atau 15 tahun mendatang dapat memberikan
angka yang tidak tepat.
Dalam usaha untuk mendapatkan angka proyeksi yang akurat perlu terus
menerus dilakukan penelitian dalam perkembangannya dan diadakan tinjauan
terhadap data atau angka yang digunakan (review and updating). Sehingga misalnya
proyeksi untuk rencana satu tahun perlu diadakan review and updating setiap tiga
bulan. Untuk jangka menengah dan panjang perlu diadakan review and updating
setiap tahun. (Meisha. D, 2019)
17
sering digunakan dalam prakiraan permintaan energi listrik yaitu pendekatan trend,
pendekatan ekonometrik, dan pendekatan end use. Pada penelitian ini penulis
menggunakan teknik pendekatan trend. Pendekatan trend adalah pendekatan dengan
menggunakan data pada tahun-tahun sebelumnya atau yang telah lampu.
2.1.11. Macam-Macam software Prakiraan
Pada dekade terakhir isu semakin meningkat dengan isu lingkungan. Oleh
karena itu, muncul perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai media dalam
melakukan prakiraan energi. Penyedia fasilitas ini dari berbagai kalangan, mulai
dari akademisi hingga pelaku usaha. Diantaranya :
1. Cities for Climate Protection Software (CCP)
CCP adalah sebuah perangkat lunak yang dirancang terutama untuk
membantu anggota ICLEI untuk Kampanye Perlindungan Iklim (Climate
Protection Campaign) mengembangkan rencana aksi iklim lokal. Perangkat lunak
ini digunakan untuk menghitung emisi dari aktivitas energi, keuangan dan strategi
pengurangan emisi gas rumah kaca.
2. COMPEED XL
Program ini dirancang untuk melakukan berorientasi eksternalitas techno-
proyek energi ekonomi analisis. COMPEED menawarkan biaya-manfaat dan
analisis efektivitas biaya yang didasarkan pada berbagai manfaat dan biaya penting
yang mengelilingi sebuah keputusan, termasuk sumber daya energi, lingkungan,
biaya ekonomi, biaya keuangan, kesempatan kerja, neraca pembayaran, biaya fiskal.
3. Energi PLAN
Sebuah alat berbasis Windows yang dibuat untuk membantu dalam desain
nasional atau regional tentang strategi prakiraan energi. Program ini menggunakan
model deterministik masukan/keluaran. Secara umum, inputnya berupa data sumber
energi terbarukan, kapasitas stasiun energi, biaya dan sejumlah pilihan yang
berbeda menekankan pada strategi peraturan impor/ekspor dan kelebihan produksi
listrik. Hasil/keluaran yang dihasilkan berupa keseimbangan energi dan hasil
produksi tahunan, konsumsi bahan bakar, impor/ekspor listrik, dan biaya total
termasuk pendapatan dari pertukaran listrik.
4. Energi Costing Tool
Program ini untuk melakukan perhitungan energi utama ke dalam MDGs
berbasis strategi pembangunan nasional. Sebuah bagian penting dari MDG
pengembangan berbasis strategi pembangunan nasional adalah penetapan biaya
18
MDG, yang secara spesifik menghitung keuangan dan sumber daya manusia yang
diperlukan, serta infrastruktur yang diperlukan, untuk memenuhi MDGs.
19
tenaga surya pasif dan pendinginan.
10. SUPER
20
konsumsi energi yang dipakai, dikonversi dan diproduksi dalam suatu sistem energi
dengan berbagai alternatif asumsi kependudukan, pembangunan ekonomi, teknologi,
harga dan sebagainya. Hal ini memudahkan untuk pengguna aplikasi ini memperoleh
fleksibilitas, transparansi dan kenyamanan.
LEAP mendukung untuk proyeksi permintaan energi akhir maupun permintaan
pada energi yang sedang digunakan secara detail termasuk cadangan energi,
transportasi, dan lain sebagainya. Pada sisi penawaran, LEAP mendukung berbagai
metode simulasi untuk pemodelan baik perluasan kapasitas maupun proses pengiriman
dari pembangkit. Di dalam LEAP terdapat database Teknologi dan Lingkungan Database
(TED) berisi data mengenai biaya, kinerja dan faktor emisi lebih dari 1000 teknologi
energi. LEAP dapat digunakan untuk menghitung profil emisi dan juga dapat digunakan
untuk membuat skenario emisi dari sektor non- energi (misalnya dari produksi semen,
perubahan penggunaan lahan, limbah padat, dll).
LEAP memiliki fitur yang dirancang untuk membuat dan menciptakan skenario,
mengelola dan mendokumentasikan data dan asumsi, serta melihat laporan hasil dengan
mudah dan fleksibel. Sebagai contoh, struktur data utama LEAP secara intuitif
ditampilkan sebagai hirarki "pohon" (tree) yang dapat diedit dengan “menyeret dan
menjatuhkan” (drag and drop) atau copy dan paste setiap “cabang” (branch) yang ada.
Tabel standar neraca energi dan diagram Reference Energy System (RES) secara otomatis
digenerasi dan terus disinkronisasi bersamaan dengan pengguna (user) mengedit pohon.
Hasil tampilan adalah laporan yang digenerasikan dengan sangat kuat sehingga mampu
menghasilkan ribuan laporan dalam bentuk diagram atau tabel.
LEAP dirancang untuk dapat bekerja secara terhubung dengan produk Microsoft
Office (Word, Excel, PowerPoint) sehingga mudah untuk impor, ekspor dan
menghubungkan ke data serta model yang dibuat di tempat lain. Perancang program
aplikasi ini adalah dari Stokholm Environment Institute (SEI) dan memiliki komunitas
yang saling berinteraksi yaitu COMMEND (Community for Energy Environment and
Development).
21
ada pada tampilan windows sangat mudah dimengerti dan dapat disesuaikan dengan
bahasa yang diinginkan yang tersedia pada Operating System Windows yang digunakan.
Branch : cabang atau bagian dari Tree, Branch utama ada empat, yaitu Modul Variabel
Penggerak (Driver Variable), Modul Permintaan (Demand), Modul Transformasi
(Transformation) dan Modul Sumber Daya Energi (Resources).
22
Share : perilaku suatu variabel yang mengambarkan mencapai suatu kejenuhan 100%. Nilai
dari total persen dalam suatu Branch dengan Share harus berjumlah 100%.
LEAP terdiri dari 4 modul utama yaitu Modul Variabel Penggerak (Driver Variable) yang
dalam versi baru disebut juga Key Assumptions, Modul Permintaan (Demand), Modul
Transformasi (Transformation) dan Modul Sumber Daya Energi (Resources). Proyeksi
penyediaan energi dilakukan pada Modul Transformasi dan Modul Sumber Daya Energi.
Sebelum memasukkan data ke dalam Modul Transformasi untuk diproses, terlebih dahulu
dimasukkan data cadangan sumber energi primer dan sekunder ke Modul Sumber Daya
Energi yang akan diakseskan ke Modul Transformasi. Demikian juga data permintaan dengan
beberapa skenario yang telah dimasukkan ke dalam Modul Permintaan, diakseskan ke Modul
Transformasi. Pada penelitian ini hanya akan menggunakan 2 modul yaitu modul variabel
penggerak dan modul demand. Hal ini karena data yang ada pada Kota Pekanbaru tidak
begitu lengkap dan sulit didapatkan. (O. T. Winarno, 2006)
2.1.12.3. Pengoperasian LEAP
sebelum melakukan pengimputan awal dalam LEAP ada beberapa tahapan yang
dilakukan sebelumnya dengan melakukan perhitungan data sekunder. Selanjutnya
perhitungan tersebut yang akan diimputkan dimodul asumsi dasar pada LEAP.
23
Gambar 2.9. Kerangka Berfikir
Gambar 2.9. merupakan alur dari kerangka berpikir penulis, yaitu dalam penelitian ini
tedapat tahapanan Pengumpulan data dan dikelola dengan mengelompokkan sumber data,
kemudian data tersebut dikelompokkan berdasarkan sektor energi, kemudian membuat
pemodelan berdasarkan beberapa skenario : skenario standar, dan skenario EBT. Sehingga
dapat memberikan stimulus dan rekomendasi analisa pemanfaatan EBT dalam penggunaan
sumber energi untuk menjaga ketahanan energi daerah.
24
25