Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


Dalam penelitian ini, untuk landasan teori dibagi menjadi dua yaitu penelitian terdahulu
dan teori-teori yang mendukung dalam penelitian. Adapun penjabaran dari landasan teori
sebagai berikut:
1.1.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian pemodelan peramalan Energi
Baru Terbarukan (EBT) Kabupaten Sumbawa tahun 2017-2027 dengan menggunakan
piranti lunak LEAP, adapun penelitian tersebut dapat antara lain berikut ini:
Khoirul Umam (2007) dalam penelitianya tentang Analisis Potensi Energi
Alternatif dan Implikasinya terhadap sosial ekonomi masyarakat mengatakan bahwa,
implikasi yang menyangkut keadaan sosial masarakat indonesia dengan pemamfaatan
energi alternatif terletak pada efisiensi penggunaannya. Dimana dalam penelitiannya
konsumsi energi diindonesia terbagi menjadi 3 kategori (Rumah tangga, Industri dan
Transportasi). Dari hasil penelitianya diperoleh bahwa terdapat dua ancaman serius yang
muncul terhadap ketergantungan bahan bakar fosil yakni faktor ekonomi dan faktor
dampak lingkungan yang ditimbulkan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
Syahrul (2015) prospek pemanfaatan energi angin sebagai energi alternatif di
daerah pedesaan dalam penelitiannya tersebut menyebutkan bahwa pemanfaatan energi
angin di Indonesia dewasa ini diarahkan untuk listrik pedesaan, dan berkontribusi
sebagai energi altematif di masa mendatang. Informasi kecepatan angin menunjukkan
bahwa penggunaan turbin angin kecil adalah potensial, sementara penggunaan turbin
angin besar juga dimungkinkan. Dengan terus berkembangnya teknologi energi angin
dan meningkatnya kebutuhan energi, sistem energi angin akan semakin berdaya saing
Agus Sofyan (2015) melakukan kajian perencanaan kebutuhan dan pemenuhan
energi listrik di Kota Manado, dari hasil ajian yang dilakaukan diketahui bahwa,
konsumsi energi listrik dikota manado dari tahun 2014 hingga 2030 selalu mengalami
peningkatan. Hal ini dipicu oleh tiga faktor utama, yaitu: tingkatperekonomian,
pertumbuhan penduduk dan pembangunan daerah.

6
Crissatya M, dan Joni H (2013) memalukan penelitan tentang kajian kontribusi jawa
timur terhadap Emisi CO2 memalui transportasi dan Penggunaan Energi, menyatakan
bahwa peningkatan emisi CO2 dalam udara di provinsi Jawa timur dipengaruhi oleh gas
buang kendaraan dan juga hasil pembakaran bahan bakar fosil dari pembangkit listrik.
Sehingga dalam penelitianya ia memberikan saran bahwa penggunaan energi alternatif
akan membuat emisi CO2.
MR. Kresnawan dan Indra D (2018) melakukan penelitian tentang kajian proyeksi
jangka panjang sektor pembangkitan listrik di Provinsi Kalimantan Timur dengan
penerapan model LEAP, menyatakan bahwa komposisi pembangkit listrik berdasarkan
kedua skenario memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Timur, namun penerapan
skenario bauran ET akan menurunkan 53,21% dari setara 2.34848 juta metrik ton CO 2
menjadi 1.1158 juta metrik ton CO2.

Firdauz Riyanda (2010) melakukan Studi pembangunan pembangkit listrik energi


terbarukan untuk memenuhi kebutuhan dipulau sumbawa. Dalam penelitianya Firdauz
mengatakan bahwa potensi yang dimiliki oleh pulau sumbawa cukup besar untuk energi
alternatifnya. Diketahui bahwa pembangunan pembangkit listrik berbasis energi alternatif
memiliki nilai jual yang tinggi hal ini dikarnakan biaya investas yang cukup besar dan
juga dipengaruhi oleh harga bahan bakar fosil yang masih relatif murah.

Ahmad Jaya dan Nova Aryanto (2018) Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
(PLTBM) di provinsi NTB ini menjadi salah satu upaya nyata untuk menggunakan sumber
daya lokal berupa pemanfaatan potensi tongkol jagung yang banyak tersedia tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal di NTB dan bisa menjadi salah satu sumber energi listrik
alternatif. Pada penjelasan dan uraian diatas menunjukkan penelitian terdahulu dan
menjadi referensi dalam penelitian

Adapun perbedaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian ini yaitu terletak
pada jenis variabel yang digunakan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan ada dua
yaitu mekanisme bauran energi dan menggunakan piranti lunak LEAP sebagai alat bantu
pemodelan.

2.1.2. Energi Terbarukan

Konsep energi terbaharui diperkenalkan pada tahun 1970 sebagai bagian dari usaha
mencoba bergerak melewati pengembangan bahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling

7
umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam, proses
berkelanjutan. Di bawah definisi ini, bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk ke
dalamnya. Sumber energi ini belumlah banyak dimanfaatkan oleh banyak orang. Sumber
energi ini dapat berasal dari alam (DEN :Outlook Energi Indonesia, 2019)
Sumber-sumber energi terbarukan memiliki beragam jenis diantaran, energi air, matahari
angin dan lain sebagainya. Sumber energi terbarukan jika dapat dimanfaatkan dengan
maksimal akan memberikan dampak kepada ketersediaannya energi bersih dimasa depan.
Secara tidak langsung pemanfaatan energi terbarukan juga memberikan pengaruh yang besar
terhadap keberlangsungan makhluk hidup lainnya (Dinser, 2013)
2.1.3 Jenis – Jenis Energi Terbarukan
2.1.3.1 Geothermal
Energi ini merupakan energi pancaran dan radiasi yang dapat digunakan untuk
memasak. Geothermal adalah energi yang dihasilkan dengan cara mengambil panas
bumi. Ada 3 macam power plants yang digunakan untuk mendapatkan energi dari
energi geothermal, yaitu dry steam, flash, dan binary. Dry steam plants mengambil uap
panas bumi dan langsung digunakan untuk menggerakan turbin yang memutar
generator penghasil listrik. Flash plants mengambil air panas, biasanya bersuhu lebih
dari 200oC, dari tanah yang kemudian mendidih pada saat naik ke permukaan dan
kemudian dipisahkan antara air panas dan uap panas yang dialirkan ke turbin. Untuk
binary plants, air panas mengalir melalui heat exchangers, mendidihkan cairan organik
yang memutarkan turbin. Uap panas yang dimampatkan dan sisa dari cairan
geothermal, dari ketiga cara diatas disuntikkan lagi ke batuan panas agar menghasilkan
panas lagi. Energi geothermal berasal dari penguraian radioaktif di pusat Bumi, yang
membuat Bumi panas dari dalam, dan dari matahari, yang membuat panas permukaan
bumi.

Gambar 2.1 Geothermal

8
2.1.3.2. Surya
Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah "energi surya" istilah ini sedikit
membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan
langsung dari cahaya matahari. Tenaga surya dapat digunakan untuk:
Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
 Menghasilkan listrik menggunakan pembangkit tenaga panas surya
 Menghasilkan listrik menggunakan menara surya
 Memanaskan gedung, secara langsung
 Memanaskan gedung, melalui pompa panas
 Memanaskan makanan, menggunakan oven surya.

Gambar 2.2 Energi Surya


2.1.3.3. Angin
Karena matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata, maka
terbentuklah angin. Energi kinetik dari angin dapat digunakan untuk menjalankan
turbin angin, beberapa mampu memproduksi tenaga 5 Mega Watt (MW). Tenaga
keluaran adalah fungsi kubus dari kecepatan angin, maka turbin tersebut paling tidak
membutuhkan angin dalam kisaran (20 km/jam), dan dalam praktek sangat sedikit
wilayah yang memiliki angin yang bertiup terus menerus. Namun begitu di daerah
pesisir atau daerah di ketinggian, tersedia angin yang cukup konstan. Pada tahun 2005
telah ada ribuan turbin angin yang beroperasi di beberapa bagian dunia, dengan
perusahaan "utility" memiliki kapasitas total lebih dari 47.317 MW. Kapasitas
merupakan output maksimum yang memungkinkan dan tidak menghitung "load
factor". Ladang angin baru dan taman angin lepas pantai telah direncanakan dan dibuat
di seluruh dunia. Ini merupakan cara penyediaan listrik yang tumbuh dengan cepat di

9
abad ke-21 dan menyediakan tambahan bagi stasiun pembangkit listrik utama.
Kebanyakan turbin yang digunakan menghasilkan listrik sekitar 25% dari waktu (load
factor 25%), tetapi beberapa mencapai 35%. Load factor biasanya lebih tinggi pada
musim dingin. Ini berarti bahwa turbin 5 MW dapat memiliki output rata-rata 1,7 MW
dalam kasus terbaik.

Gambar 2.3 Energi Angin yang dimamfaatkan


2.1.3.4 Biomassa
adalah sumber renewable energy atau energi terbarukan karena energi ini berasal
dari matahari. Melalui proses photosintesa, tanaman menangkap tenaga matahari .
Tumbuhan biasanya menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga surya, air, dan
CO2 . Bahan bakar bio adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomass - organisme
atau produk dari metabolisme mereka, seperti kotoran dari sapi merupakan energi
terbaharui. Biasanya bahan bakar bio dibakar untuk melepas energi kimia yang
tersimpan di dalamnya. Riset untuk mengubah bahan bakar bio menjadi listrik
menggunakan sel bahan bakar adalah bidang penelitian yang sangat aktif. Dalam hal
ini biomass berfungsi sebagai aki tempat penyimpanan energi surya. Biomass yang
diproduksi dengan teknik pertanian, seperti biodiesel, ethanol, dan bagasse (seringkali
sebuah produk sampingan dari pengkultivasian Tebu) dapat dibakar dalam mesin
pembakaran dalam atau pendidih. Pembuatan biomass harus melalui beberapa proses
seperti berikut: harus dikembangkan, dikumpulkan, dikeringkan, difermentasi dan
dibakar. Seluruh langkah ini membutuhkan banyak sumber daya dan infrastruktur.

Gambar 2.4 Biomassa

10
2.1.3.5 Energi Air (Hydro Power)
Energi dapat digunakan dalam bentuk gerak atau perbedaan suhu. Karena air
ribuan kali lebih berat dari udara, maka aliran air yang pelan pun dapat menghasilkan
sejumlah energi yang besar. Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif
mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi
kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari
air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam
wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan
dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air
terjun atau aliran air di sungai. Kalau listrik yang dihasilkan tidak terlalu besar,
teknologi yang digunakan disebut microhydro, listrik dari cara ini maksimal
menghasilkan 100 Kilo Watt. Sejak awal abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan
sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil.
Memasuki abad 19, turbin air mulai dikembangkan. (Prayitno, 2005)

(Sumber: Google.com)

Gamabr 2.5 Pemamfaatan Energi air


2.1.4. Ketahanan Energi
Kondisi ketahanan energi bersifat dinamis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan strategis baik internal maupun eksternal, antara lain perkembangan kebutuhan
dan pasokan energi, investasi pembangunan infrastruktur energi, dan dampak kebijakan dan
regulasi sektor energi dan lintas sektor terkait. Dengan demikian, dinamika kondisi

11
ketahanan energi tersebut perlu dilakukan pemantauan secara berkala untuk mengidentifikasi
arah perubahan pembangunan sektor energi dalam rangka menjamin keberlanjutan
penyediaan dan pemanfaatan energi, mendukung peningkatan nilai tambah pemanfaatan
energi bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan rakyat, menuju sasaran dan target
yang telah ditetapkan dalam kebijakan energi nasional. model ketahanan energi nasional
ditinjau dari lingkup 4 aspek (seperti model ketahanan energi tahun 2014) yang saling terkait
dan berpengaruh, yaitu aspek ketersediaan (availability), kemampuan akses (accessibility),
keterjangkauan (affordability) dan penerimaan masyarakat (acceptability). Berdasarkan nilai
ketahanan energi tersebut dapat diukur tingkat kemampuan untuk menjamin ketersediaan
energi primer dari sisi suplai energi, memenuhi kebutuhan energi masyarakat melalui
penyediaan infrastruktur energi untuk menyalurkan dan melayani energi ke masyarakat, dan
harga keekonomian energi dari sisi produsen dan keterjangkauan harga dari sisi konsumen
serta meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan (DEN : Buku Ketahanan Energi Nasional, 2019)

2.1.5. Pemodelan Energi

Gambar 2.6. Tahapan


Pengembangan Model Sistem Energi

Perencanaan energi yang terpadu diperlukan dalam mengantisipasi konsumsi energi


yang semakin meningkat dan cadangan sumber daya energi yang semakin berkurang.
Perencanaan energi tersebut harus memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan hidup dan
kesinambungan suplai energi untuk jangka panjang. Salah satu instrumen yang digunakan
untuk perencanaan energi adalah model energi. Fungsi model energi adalah merefleksikan
sistem energi yang kompleks dalam bentuk yang mudah dimengerti, membantu
mengorganisasi data yang sangat besar, dan menyediakan framework yang konsisten untuk

12
menguji hipotesis (Bapenas, 2013)
Secara umum, Model Energi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pendekatannya
yaitu :
1. Model Sistem Energi yaitu untuk mengetahui tingkah laku sistem energi secara
keseluruhan (daerah, negara, dunia). Jenis model ini sering disebut model bottom up
2. Model Ekonomi Energi yaitu untuk mengetahui dampak sistem energi pada ekonomi
secara luas. Jenis model ini sering disebut model top-down
3. Model Hibrid yang mencoba menggabungkan kelebihan dan kekurangan dua model di
atas melalui penggabungan pendekatan.
2.1.6. Konsep Pemodelan Energi

Sistem dinamik diperkenalkan pada pertengahan tahun 1950-an oleh Jay W Forrester
dari Massachusetts Institute of Technology melalui bukunya Industrial Dynamics
(Forrester,1961). Sejak dipublikasikannya buku tersebut ruang lingkup dinamik merupakan
metodologi untuk mempelajari dan mengelola sistem umpan balik yang kompleks. Kita dapat
mempelajari hubungan antara X dan Y dan secara independen, hubungan antara Y dan X dan
memprediksikan kelakuan (behaviour) dari sistem [6]. Kompleksitas dinamis berpijak pada
hubungan dan saling ketergantungan yang mengikat bersama sistem bisnis dan sosial. Jika
terjadi perubahan di salah satu bagian sistem akan berpengaruh pada bagian lain di sistem
tersebut dan sebaliknya. Sering implikasi tersebut tidak selalu jelas dan sering
counterintuitive.Kompleksitas dinamis tidak selalu berarti besar, detail dan kompleks dengan
melibatkan ratusan atau ribuan komponen yang saling berinteraksi. Hal yang penting bukan
pada jumlah komponen/variabel yang terlibat, tetapi kejelasan yang menyatukan variabel-
variabel tersebut. Kejelasan tersebut meliputi: (i) penundaan waktu, (ii) proses akumulasi
stok, (iii) ketidaklinieran (non-linierities), dan (iv) lup umpan balik tertutup (closed feedback
loops) (J. D. W. Morecroft, 2013)
Tahapan dalam mengembangkan model sistem dinamik diawali dengan pemahaman
sistem dan permasalahannya dihubungkan sehingga membentuk lingkaran tertutup hubungan
sebab akibat) seperti yang terlihat pada Gambar diatas. Pembuatan model sistem dinamik
pada umumnya menggunakan software khusus. Contohnya vensim, powersim, stella dan
dynamo. Melalui software , model dibuat dengan menggambarkan variable beserta
hubungannya. Dalam mengembangkan model perlu diperhatikan dua hal yaitu struktur dan
perilaku. ktur merupakan suatu unsur pembentuk fenomena. Pola yang mempengaruhi
keterkaitan unsur-unsur tersebut adalah (A. Additya, 2018).

13
Dalam membangun suatu model perlu adanya validasi yang berfungsi untuk membuktikan
apakah model yang dibuat sudah mewakili sistem nyata. Terdapat 2 cara dalam pengujaian
model (E. Dimas, 2017)

Gambar 2.7. Jenis Variabel


 Perbandingan Rata – Rata (Mean Comparasion)
|S− A|
E 1=
A

Dimana:
S = Nilai Rata – Rata Hasil Simulasi
A = Nilai Rata – Rata Data
Model dianggap Valid apabila E1 Ā ≤ 5%

 Perbandingan Variasi Amplitudo (% Error Variance)

|Ss−Sa|
E 2=
Sa

Dimana:
Ss = Stamdard Deviasi Model
Sa = Standard Deviasi Data
Model dianggap Valid apabila E2 Ā ≤ 30%

2.1.7.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Laju Permintaan Energi


Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya maka
pemakaian energi akan selalu meningkat.
Menurut [26], ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat tinggal atau
berdomisili pada suatu wilayah atau daerah, hal ini yang mempengaruhi laju
pertumbuhan terhadap kebutuhan bahan bakar, setiap jumlah penduduk yang
meningkat disisi lain penggunaan bahan bakar pasti akan meningkat pula.

14
b. Faktor pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan
dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu, pertumbuhan
penduduk ini memiliki pengaruh besar terhadap kebutuhan pemakaian bahan
bakar. Sesuai dengan prinsip demografi, pertumbuhan penduduk akan terus
naik setiap tahunnya sampai pada suatu saat akan berada pada kondisi yang
stabil.

c. Jumlah Rumah Tangga


Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami
seluruh bangunan fisik/sensus dan mempunyai satu kepala keluarga, hal ini
juga mempengaruhi terhadap penggunaan bahan bakar, dan penelitian ini
dilakukan fokus kepada sektor rumah tangga.
d. Pertumbuhan Rumah Tangga
Pertumbuhan rumah tangga ini akan seiring dengan jumlah penduduk, jika
jumlah penduduk terjadi peningkatan maka akan ada penambahan rumah
tangga baru tiap tahunnya.
e. Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB)
PDRB adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari
seluruh kegiatan perekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu dan
biasanya satu tahun.
f. Pertumbuhan Pendapatan Daerah Regional Bruto
Kenaikan pendapatan disuatu daerah akan cenderung meningkatkan permintaan
suatu barang dan jasa dengan asumsi barang yang relatif murah dan barang yang
digunakan merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat

2.1.8. Rencana Umum Energi Daerah

Rencana Umum Energi Daerah (RUED) merupakan pedoman dalam


merencanakan dan pengembangan terhadap energi yang mengacu kepada
kebijakan-kebijakan pemerintah tentang energi. Upaya yang dilaksanakan dalam
rangka pengelolaan energi daerah sebagai berikut

1. Rasionalisasi harga energi

2. Penerapan mekanisme insentif ekonomi dan pajak energi

3. Peningkatan efisiensi energi, khususnya BBM

15
4. Peningkatan status cadangan terbukti energi

5. Konservasi sumber daya energi

6. Mengembangkan energi alternatif BBM non fosil lainnya

7. Peningkatan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan

8. Penerapan insentif ekonomi, baik dalam bentuk fiskal maupun non fiskal,
khususnya untuk pasokan energi bagi kebutuhan domestik, pengembangan energi
baru terbarukan dan peningkatan efisiensi energi
9. Pengembangan infrastuktur energi

10. Penyelenggaraan sosialisasi energi alternatif secara kontinyu

11. Peningkatan peluang bisnis dan industri pabrikasi dengan fokus sumber
energi terbarukan.
12. Pengembangan desa mandiri energi

13. Pengembangan kawasan khusus energi

14. Pengembangan kemampuan wirausaha energi daerah.

15. Pengembangan pemanfaatan energi untuk kegiatan ekonomi

16. Pengembangan energi alternatif untuk transportasi, rumah tangga dan industri

Kegiatan utama pemerintah daerah yang merupakan penjabaran dari upaya


pengelolaan energi sebagai berikut :

1. Peralihan penggunaan EBT sebesar 20% ke dalam pemanfaatan energy mix.

2. Pengembangan energi alternatif dan efisiensi energi

3. Peningkatan rasio elektrifikasi

4. Penerapan peralatan hemat energi pada sektor rumah tangga

5. Survei potensi energi baru terbarukan

6. Pengembangan infrastruktur energi baru dan terbarukan

7. Penetapan kebijakan energi daerah

Dalam hal ini perlu disadari bahwa semakin jauh jangka waktu kedepan

16
kondisi yang akan diperkirakan, maka semakin besar ketidakpastiannya. Karena itu
cara (metode) apapun yang digunakan dalam membuat proyeksi, kita hanya akan
dapat memberikan suatu nilai perkiraan. Akan sangat sulit untuk mengatakan
ramalan jangka panjang misalnya 10 atau 15 tahun mendatang dapat memberikan
angka yang tidak tepat.

Dalam usaha untuk mendapatkan angka proyeksi yang akurat perlu terus
menerus dilakukan penelitian dalam perkembangannya dan diadakan tinjauan
terhadap data atau angka yang digunakan (review and updating). Sehingga misalnya
proyeksi untuk rencana satu tahun perlu diadakan review and updating setiap tiga
bulan. Untuk jangka menengah dan panjang perlu diadakan review and updating
setiap tahun. (Meisha. D, 2019)

2.1.9. Metode Perencanaan Energi


2.1.9.1. Skenario Dasar atau BAU
Skenario Dasar (BAU) adalah skenario prakiraan energi yang merupakan
kelanjutan dari perkembangan historis atau tanpa ada intervensi kebijakan
Pemerintah yang dapat merubah perilaku historis. Selain asumsi - asumsi dasar
yang telah disebutkan sebelumnya, prakiraan penyediaan energi nasional jangka
panjang pada skenario BAU memerlukan beberapa asumsi lainnya.
2.1.9.2. Skenario RUED atau EBT
Skenario RUED (Rencana Umum Energi Daerah) adalah skenario yang
memproyeksikan kebutuhan energi dimasa mendatang, dengan mempertimbangkan
dinamika demographi dan kewilayahan, penetrasi teknologi, perubahan kebijakan
dan pengendalian variabel-variabel sebelumnya [8]. Skenario RUED secara umum
akan menurunkan kebutuhan energi sektor rumah tangga di masa mendatang
dibandingkan skenario BAU, dengan cara menekan angka Intensitas Energi,
walaupun levelaktivitas akan mengalami peningkatan.
2.1.10. Teknik Prakiraan Energi
Dalam melakukan suatu perencanaan, dibutuhkan teknik baku yang
digunakan. Sama halnya dengan melakukan prakiraan energi, dibutuhkan suatu
teknik untuk melakukannya. Ada beberapa pendekatan untuk menyusun prakiraan
permintaan energi listrik, diantaranya pendekatan trend, pendekatan
ekonometrik, pendekatan end use, pendekatan proses, pendekatan time series,
atau pendekatan gabungan dari berbagai model pendekatan prakiraan. Namun yang

17
sering digunakan dalam prakiraan permintaan energi listrik yaitu pendekatan trend,
pendekatan ekonometrik, dan pendekatan end use. Pada penelitian ini penulis
menggunakan teknik pendekatan trend. Pendekatan trend adalah pendekatan dengan
menggunakan data pada tahun-tahun sebelumnya atau yang telah lampu.
2.1.11. Macam-Macam software Prakiraan
Pada dekade terakhir isu semakin meningkat dengan isu lingkungan. Oleh
karena itu, muncul perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai media dalam
melakukan prakiraan energi. Penyedia fasilitas ini dari berbagai kalangan, mulai
dari akademisi hingga pelaku usaha. Diantaranya :
1. Cities for Climate Protection Software (CCP)
CCP adalah sebuah perangkat lunak yang dirancang terutama untuk
membantu anggota ICLEI untuk Kampanye Perlindungan Iklim (Climate
Protection Campaign) mengembangkan rencana aksi iklim lokal. Perangkat lunak
ini digunakan untuk menghitung emisi dari aktivitas energi, keuangan dan strategi
pengurangan emisi gas rumah kaca.
2. COMPEED XL
Program ini dirancang untuk melakukan berorientasi eksternalitas techno-
proyek energi ekonomi analisis. COMPEED menawarkan biaya-manfaat dan
analisis efektivitas biaya yang didasarkan pada berbagai manfaat dan biaya penting
yang mengelilingi sebuah keputusan, termasuk sumber daya energi, lingkungan,
biaya ekonomi, biaya keuangan, kesempatan kerja, neraca pembayaran, biaya fiskal.
3. Energi PLAN
Sebuah alat berbasis Windows yang dibuat untuk membantu dalam desain
nasional atau regional tentang strategi prakiraan energi. Program ini menggunakan
model deterministik masukan/keluaran. Secara umum, inputnya berupa data sumber
energi terbarukan, kapasitas stasiun energi, biaya dan sejumlah pilihan yang
berbeda menekankan pada strategi peraturan impor/ekspor dan kelebihan produksi
listrik. Hasil/keluaran yang dihasilkan berupa keseimbangan energi dan hasil
produksi tahunan, konsumsi bahan bakar, impor/ekspor listrik, dan biaya total
termasuk pendapatan dari pertukaran listrik.
4. Energi Costing Tool
Program ini untuk melakukan perhitungan energi utama ke dalam MDGs
berbasis strategi pembangunan nasional. Sebuah bagian penting dari MDG
pengembangan berbasis strategi pembangunan nasional adalah penetapan biaya

18
MDG, yang secara spesifik menghitung keuangan dan sumber daya manusia yang
diperlukan, serta infrastruktur yang diperlukan, untuk memenuhi MDGs.

5. ENPEP (The Energi and Power Evaluation Program)


ENPEP adalah satu alat analisis energi, lingkungan, dan ekonomi yang
memiliki 10 set module. ENPEP dapat digunakan untuk mengevaluasi seluruh
sistem energi (penawaran dan sisi permintaan), melakukan analisis rinci dari sistem
tenaga listrik, dan mengevaluasi dampak lingkungan dari strategi energi yang
berbeda.
6. HOMER
HOMER memiliki optimasi dan algoritma analisis sensitivitas yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi dan teknis dari sejumlah besar
pilihan teknologi dan untuk memperhitungkan variasi dalam biaya teknologi serta
ketersediaan sumber daya energi.
7. LEAP (Long-range Energi Alternatives Planning)

LEAP adalah perangkat yang sangat komprehensif dalam merencanakan


energi. Banyak variabel yang bisa menjadi input variabel seperti pendapatan
(PDRB), populasi, teknologi, hingga prakiraan permintaan. Untuk selengkapnya
tentang LEAP akan dibahas di bagian lain dalam bab ini.
8. MESSAGE

MESSAGE digunakan untuk merumuskan dan mengevaluasi strategi


pasokan energi alternatif di bawah yang ditetapkan pengguna yang berbeda dan
kendala fisik. Contohnya antara lain membatasi investasi baru, tingkat penetrasi
pasar untuk teknologi baru, ketersediaan dan perdagangan bahan bakar, emisi
lingkungan, dll.
9. RETScreen

RETScreen International Clean Energi Project Analysis Software dapat


digunakan di seluruh dunia untuk mengevaluasi produksi energi, biaya siklus-hidup
dan pengurangan emisi gas rumah kaca untuk berbagai jenis hemat energi dan
teknologi energi terbarukan (RETs). Perangkat lunak RETScreen ini termasuk
modul untuk mengevaluasi energi angin, hydro kecil, tenaga surya fotovoltaik(PV),
gabungan panas dan tenaga, biomassa pemanas, pemanas air matahari, pemanas

19
tenaga surya pasif dan pendinginan.

10. SUPER

SUPER adalah model yang berguna untuk studi prakiraankoneksi energi


dalam kurun waktu beberapa tahun. Parameter yang digunakan seperti hydro-risk,
fitur reservoir, pertumbuhan permintaan, karakteristik parameter per jam,
konservasi energi dan program pengelolaan beban, biaya bahan bakar, periode
pelaksanaan proyek, interkoneksi, dll.
11. TIMES/MARKAL

MARKAL (Market Allocation) adalah perangkat untuk pemodelan terkait


dengan energi, ekonomi dan lingkungan. MARKAL adalah model generik yang
disesuaikan dengan data input untuk mewakili perubahan selama periode tertentu,
biasanya 20-50 tahun dari II-52 energi spesifik-sistem lingkungan di tingkat
nasional, regional, negara bagian atau provinsi, maupun tingkatan tertentu dalam
masyarakat. (E.H Tampubolon, 2014)
2.1.12. Teknik Perencanaan menggunakan Perangkat Lunak Leap
2.1.12.1. Perangkat Lunak LEAP
LEAP adalah singkatan dari Long-range Energy Alternatives Planning system.
LEAP adalah suatu software komputer yang dapat digunakan untuk melakukan analisa
dan evaluasi kebijakan dan perencanaan energi. LEAP dikembangkan oleh Stockholm
Environment Institute, yang berkantor pusat di Boston, Amerika Serikat. Versi pertama
LEAP diluncurkan tahun 1981. Versi LEAP terakhir adalah LEAP 2006, yang
merupakan pengembangan dari LEAP 2000. Mulai LEAP 2000, software LEAP telah
berbasis window. Metodologi pemodelan dalam LEAP adalah akunting (accounting).
Permintaan energi atau pemasokan energi dalam metode akunting ini dihitung dengan
menjumlahkan pemakaian dan pemasokan energi masing-masing jenis kegiatan. Saat ini
LEAP juga digunakan untuk membantu perencanaan gas rumah kaca yang tertuang
dalam Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan Gas
Rumah Kaca (RAN-GRK) dan implementasinya di daerah melalui Rencana Aksi Daerah
Pengurangan Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) (O. T. Winarno, 2006).

LEAP adalah alat pemodelan dengan skenario terpadu yang komprehensif


berbasis pada lingkungan dan energi. LEAP mampu merangkai skenario untuk berapa

20
konsumsi energi yang dipakai, dikonversi dan diproduksi dalam suatu sistem energi
dengan berbagai alternatif asumsi kependudukan, pembangunan ekonomi, teknologi,
harga dan sebagainya. Hal ini memudahkan untuk pengguna aplikasi ini memperoleh
fleksibilitas, transparansi dan kenyamanan.
LEAP mendukung untuk proyeksi permintaan energi akhir maupun permintaan
pada energi yang sedang digunakan secara detail termasuk cadangan energi,
transportasi, dan lain sebagainya. Pada sisi penawaran, LEAP mendukung berbagai
metode simulasi untuk pemodelan baik perluasan kapasitas maupun proses pengiriman
dari pembangkit. Di dalam LEAP terdapat database Teknologi dan Lingkungan Database
(TED) berisi data mengenai biaya, kinerja dan faktor emisi lebih dari 1000 teknologi
energi. LEAP dapat digunakan untuk menghitung profil emisi dan juga dapat digunakan
untuk membuat skenario emisi dari sektor non- energi (misalnya dari produksi semen,
perubahan penggunaan lahan, limbah padat, dll).
LEAP memiliki fitur yang dirancang untuk membuat dan menciptakan skenario,
mengelola dan mendokumentasikan data dan asumsi, serta melihat laporan hasil dengan
mudah dan fleksibel. Sebagai contoh, struktur data utama LEAP secara intuitif
ditampilkan sebagai hirarki "pohon" (tree) yang dapat diedit dengan “menyeret dan
menjatuhkan” (drag and drop) atau copy dan paste setiap “cabang” (branch) yang ada.
Tabel standar neraca energi dan diagram Reference Energy System (RES) secara otomatis
digenerasi dan terus disinkronisasi bersamaan dengan pengguna (user) mengedit pohon.
Hasil tampilan adalah laporan yang digenerasikan dengan sangat kuat sehingga mampu
menghasilkan ribuan laporan dalam bentuk diagram atau tabel.
LEAP dirancang untuk dapat bekerja secara terhubung dengan produk Microsoft
Office (Word, Excel, PowerPoint) sehingga mudah untuk impor, ekspor dan
menghubungkan ke data serta model yang dibuat di tempat lain. Perancang program
aplikasi ini adalah dari Stokholm Environment Institute (SEI) dan memiliki komunitas
yang saling berinteraksi yaitu COMMEND (Community for Energy Environment and
Development).

2.1.12.2. Bagian-Bagian LEAP


Ketika pertama kali membuka aplikasi LEAP, maka akan muncul tampilan seperti
pada gambar 2.8 dibawah ini menunjukkan perangkat lunak LEAP yang digunakan
adalah keluaran terbaru yaitu tahun 2017 dengan seri lisensi yang digunakan adalah
lisensi untuk pendidikan seperti ditunjukkan pada lampiran. Bagian-bagian menu yang

21
ada pada tampilan windows sangat mudah dimengerti dan dapat disesuaikan dengan
bahasa yang diinginkan yang tersedia pada Operating System Windows yang digunakan.

Gambar 2.8. Tampilan LEAP


LEAP memiliki beberapa terminologi umum, diantaranya sebagai berikut :
Area : sIstem yang sedang dikaji ( Negara atau wilayah)
Current accounts : data yang menggambarkan tahun dasar (tahun awal) dari jangka waktu
kajian.
Scenario : sekumpulan tentang asumsi mengenai kondisi masa depan
Tree : diagram yang mempresentasikan struktur model yang disusun seperti tampilan dalam
Windows Explorer. Tree terdiri atas beberapa Branch. Terdapat empat Branch utama, yaitu
Driver Variable, Demand, Transformation, dan Resources. Masing-masing Branch utama
dapat dibagi lagi menjadi beberapa Branch tambahan (anak cabang).

Branch : cabang atau bagian dari Tree, Branch utama ada empat, yaitu Modul Variabel
Penggerak (Driver Variable), Modul Permintaan (Demand), Modul Transformasi
(Transformation) dan Modul Sumber Daya Energi (Resources).

Expression : formula matematis untuk menghitung perubahan nilai suatu variabel.


Saturation : perilaku suatu variabel yang digambarkan mencapai suatu kejenuhan tertentu.
Persentase kejenuhan adalah 0% ≤ X ≤ 100%. Nilai dari total persen dalam suatu Branch
dengan saturasi tidak perlu berjumlah 100%.

22
Share : perilaku suatu variabel yang mengambarkan mencapai suatu kejenuhan 100%. Nilai
dari total persen dalam suatu Branch dengan Share harus berjumlah 100%.
LEAP terdiri dari 4 modul utama yaitu Modul Variabel Penggerak (Driver Variable) yang
dalam versi baru disebut juga Key Assumptions, Modul Permintaan (Demand), Modul
Transformasi (Transformation) dan Modul Sumber Daya Energi (Resources). Proyeksi
penyediaan energi dilakukan pada Modul Transformasi dan Modul Sumber Daya Energi.
Sebelum memasukkan data ke dalam Modul Transformasi untuk diproses, terlebih dahulu
dimasukkan data cadangan sumber energi primer dan sekunder ke Modul Sumber Daya
Energi yang akan diakseskan ke Modul Transformasi. Demikian juga data permintaan dengan
beberapa skenario yang telah dimasukkan ke dalam Modul Permintaan, diakseskan ke Modul
Transformasi. Pada penelitian ini hanya akan menggunakan 2 modul yaitu modul variabel
penggerak dan modul demand. Hal ini karena data yang ada pada Kota Pekanbaru tidak
begitu lengkap dan sulit didapatkan. (O. T. Winarno, 2006)
2.1.12.3. Pengoperasian LEAP
sebelum melakukan pengimputan awal dalam LEAP ada beberapa tahapan yang
dilakukan sebelumnya dengan melakukan perhitungan data sekunder. Selanjutnya
perhitungan tersebut yang akan diimputkan dimodul asumsi dasar pada LEAP.

2.2. Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir yang disebut juga dengan paradigma atau model penelitian
menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada pembaca yang
dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti serta keterkaitan antar
variabel yang diteliti (Unaradjan, 2019). Berikut ini adalah kerangka berpikir dalam penelitin
ini:

23
Gambar 2.9. Kerangka Berfikir
Gambar 2.9. merupakan alur dari kerangka berpikir penulis, yaitu dalam penelitian ini
tedapat tahapanan Pengumpulan data dan dikelola dengan mengelompokkan sumber data,
kemudian data tersebut dikelompokkan berdasarkan sektor energi, kemudian membuat
pemodelan berdasarkan beberapa skenario : skenario standar, dan skenario EBT. Sehingga
dapat memberikan stimulus dan rekomendasi analisa pemanfaatan EBT dalam penggunaan
sumber energi untuk menjaga ketahanan energi daerah.

24
25

Anda mungkin juga menyukai