dengan baik. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam
yang berlimpah. Energi sangat penting dalam kelangsungan hidup sehari-hari.
Seluruh kegiatan termasuk kegiatan untuk meningkatkan kemajuan ekonomi
sangat bergantung pada faktor energi.
Sumber daya alam terdiri atas dua jenis, yaitu sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (renewable) dan yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable).
Contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu tumbuhan, hewan,
air, tanah, sinar matahari, angin dan lain sebagainya. Contoh sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu minyak bumi dan batu
bara. Unrenewable energy suatu saat nanti pasti akan habis dan menyebabkan
polusi dan pemanasan global, oleh karena itu perlu perencanaan energi sejak
dini.
Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat signifikan dalam
kehidupan manusia. Berbagai hal dapat dilakukan dengan mudah,
pertumbuhan ekonomi semakin maju serta kemajuan peradaban kehidupan
manusia tidak lepas dari energi listrik. Indonesia masih dominan
menggunakan batu bara untuk menghasilkan energi listrik, padahal Indonesia
yang merupakan negara kepulauan yang memiliki letak strategis sehingga
mempunyai banyak potensi energi renewable yang dapat dikonversi menjadi
energi listrik.
Beberapa energi yang dapat dikonversi menjadi energi listrik.
1. Energi matahari
Jenis energi ini dikenal dengan istilah pembangkit listrik tenaga surya. Energi
matahari diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan photovoltaic.
Saat ini sudah ada kendaraan tenaga surya, dengan adanya kendaraan tenaga
surya ini maka akan menghemat pemakaian bahan bakar minyak. Indonesia
memiliki sumber daya matahari yang berlimpah karena hanya memiliki dua
musim yaitu musim panas dan musim dingin.
Biaya awal yang sangat tinggi karena terbuat dari bahan yang mahal
Membutuhkan peningkatan efisiensi dengan cara dioperasikan pada daerah instalasi yang luas.
Panel surya bekerja efektif jika diarahan ke matahari tanpa hambatan seperti pohon dan
gedung-gedung tinggi.
Membutuhkan tempat atau media untuk menyimpan energinya
Membutuhkan lahan yang cukup luas dan air untuk tujuan pendinginan
Hanya dapat digunakan pada daerah tertentu yang dikenai oleh sinar matahari yang memadai
1. Energi biomassa
Biomassa merupakan bahan bakar atau energi yang terdapat pada makhluk
hidup, baik dari hewan maupun tumbuhan. Indonesia memiliki tumbuhan
yang melimpah yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk
menggantikan sumber energi utama.
Dibutuhkan banyak sumber daya untuk mengubah bahan baku biomassa menjadi sumber
energi yang bisa digunakan.
Dibutuhkan banyak biaya untuk memproduksi energi.
Bahan biomassa sulit diperoleh. Misalnya, tanaman tertentu tidak tumbuh setiap tahun maka
perlu waktu untuk panen.
Jika tanaman dibakar langsung maka akan mengakibatkan polusi, kecuali jika diendapkan.
1. Energi angin
Energi angin dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Prinsip
kerjanya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Pada PLTA
turbin akan digerakkan oleh air. Dalam hal ini angin yang akan membuat
turbin berputar. Ketika turbin bergerak maka generator akan bekerja dan
menghasilkan energi listrik. Energi listrik ini akan disimpan ke dalam baterai
sebelum dimanfaatkan. Pembangkitan energi angin menjadi energi listrik
tidak menimbulkan emisi dan polusi udara. Pada daerah pesisir selalu terjadi
pergerakan angin laut dan angin darat sehingga potensi angin ini dapat
digunakan sebagai energi konversi.
Kelebihan energi angin yaitu :
1. Energi Nuklir
Prinsip kerja PLTN mirip dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
yaitu menggunakan uap bertekanan tinggi sehingga energi kinetik uap air
akan memutar turbin. Perbedaannya adalah sumber panas yang digunakan.
PLTN menggunakan uranium sebagai sumber panasnya melalui reaksi
pembelahan inti (fisi). PLTU menggunakan boiler untuk menghasilkan
panasnya sedangkan PLTN menggunakan reaktor nuklir. PLTU
menggunakan bahan bakar batu bara, minyak bumi, gas alam dan sebagainya
untuk menghasilkan panas dengan cara dibakar sehingga dapat memanaskan
air di dalam boiler, kemudian air tersebut akan menghasilkan uap yang
digunakan untuk memutar turbin. Turbin berputar mengakibatkan generator
ikut berputar sehingga dihasilkan energi listrik. Uranium digunakan sebagai
bahan bakar pada PLTN.
Uranium sangat mudah bereaksi lewat reaksi fisi. Reaksi fisi terjadi saat
neutron menumbuk Uranium sehingga terbagi menjadi 2 buah atom Kr dan
Br disertai dengan energi panas yang sangat besar. Pada saat uranium
ditumbuk oleh neutron, maka akan dihasilkan 2 sampai 3 neutron bebas yang
akan menumbuk uranium lainnya. Reaksi seperti ini akan terjadi terus-
menerus di dalam reaktor nuklir. Karena neutron bergerak sangat cepat maka
reaksi fisi ini dilakukan didalam media air ringan. Pada PLTN energi panas
yang sangat besar ini digunakan sebagai untuk menghasilkan uap air. Uap air
yang dihasilkan akan memutar turbin dan membuat generator menghasilkan
listrik.
Reaksi Nuklir menghasilkan energi yang lebih besar. Energi ini dikonversi menjadi energi
listrik.
PLTN tidak mengeluarkan emisi carbon sehingga tidak mengakibatkan global warming.
Bahan bakar sedikit. Energi yang dihasilkan satu kilogram uranium yang digunakan dalam
PLTN sebanding dengan 1500 ton batu bara.
Kekurangan energi nuklir yaitu
Tidak mengakibatkan efek rumah kaca karena tidak menhasilkan gas emisi karbon.
Dalam hal konsumsi energi, pembangkit listrik geothermal merupakan pembangkit energi
mandiri. Energi panas yang diperoleh adalah energi alami yang dimiliki leh bumi.
Setelah dibangun hanya memerlukan sedikit pemeliharaan.
Pasokan energi panas bumi melimpah.
1. Energi Piezoelektrik
Piezoelektrik adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengubah gaya
mekanik berupa tekanan menjadi energi listrik. Medan listrik terbentuk
ketika material dikenai tekanan. Piezoelektrik biasanya digunakan di tempat-
tempat umum yang sering dilalui manusia untuk menghasilkan energi listrik.
Aplikasi lain dari piezoelektrik ini yaitu aplikasinya pada tempat-
tempat club, stasiun, dan bandara. Di London, Inggris, para peneliti
memanfaatkan energi gerakan para pengunjung kafe yang menari untuk
menghasilkan listrik dengan menggunakan Piezoelektrik. Lantai kafe telah
dipasangi pegas dan material piezoelektrik yang akan mengubah energi
kinetik dari hentakan kaki para pengunjung kafe yang menari menjadi listrik
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan energi listrik kafe tersebut. Hal ini
dapat diaplikasikan di stasiun, bandara dan bahkan dalam rumah penduduk
untuk keperluan listrik mereka masing-masing
Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat
kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya
matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial
menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala
milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga
umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya
biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam
kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara
paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya
yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul
surya.
Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang dirangkai seri untuk memperbesar total
daya output. (Gambar :”The Physics of Solar Cell”, Jenny Nelson)
Struktur Sel Surya
Sesuai dengan perkembangan sains&teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya pun berkembang
dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan empat,
dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula (Jenis-jenis teknologi
surya akan dibahas di tulisan “Sel Surya : Jenis-jenis teknologi”). Dalam tulisan ini akan
dibahas struktur dan cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel
surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel
surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).
S
truktur dari sel surya komersial yang menggunakan material silikon sebagai semikonduktor.
(Gambar:HowStuffWorks)
Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya. Secara umum terdiri
dari :
1. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat juga
harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak terminal
positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam seperti aluminium
atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga
berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material
yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide
(FTO).
2. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya mempunyai tebal
sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan 1-3
mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi
menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang
digunakan adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan
untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk
pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan
amorphous silikon, disamping material-material semikonduktor potensial lain yang dalam
sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material
semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas) dan
tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci
dari prinsip kerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n
junction dan sel surya akan dibahas dibagian “cara kerja sel surya”.
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor biasanya
dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif.
4.Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap oleh
semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi. Material
anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik antara
semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor
sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.
Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang
dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai
kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan
hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut
bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk
mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk
mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah
menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron).
(Gambar : eere.energy.gov)
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan
hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor
tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n
ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub
negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk
medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan
mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya
dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu
elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.
Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. (Gambar : sun-nrg.org)
*Definisi dari istilah-istilah teknis diartikel ini bisa ditemukan di menu “Daftar istilah-istilah”