Anda di halaman 1dari 3

HANDOUT 1

Nim : 202210130311093
Nama : M Agil Mukhtar Ismail

Jenis-jenis Pembangkit Tenaga Listrik Konvensional :

Sebelum masuk ke jenis-jenis pembangkit tenaga listrik konvensional,kita perlu mengetahui definisinya dahulu,pembangkit tenaga
listrik konvensional atau energi tak terbarukan adalah semua energi yang ditemukan di alam dengan cara yang terbatas. Dua jenis
energi konvensional dapat dibedakan menjadi bahan bakar fosil dan bahan bakar nuklir.

1. Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari sisa-sisa tanaman dan hewan prasejarah yang terkubur jauh di dalam
bumi jutaan tahun yang lalu karena beberapa proses alami, sehingga bahan bakar fosil termasuk ke dalam sumber energi tak
terbarukan.Tanaman dan hewan prasejarah yang terkubur di dalam bumi ini, tanpa adanya oksigen, tekanan, kalor, membuat bakteri
mengubahnya menjadi bahan bakar fosil baik berupa minyak, batu bara, maupun gas alam.Meskipun sangat penting dalam sistem
kelistrikan, masalah energi konvensional adalah bahwa energi tersebut terbatas dan merusak lingkungan, secara bertahap menyebabkan
pemanasan global. Dalam pemilihan bahan bakar fosil ada beberapa faktor yang harus diperhatikan diantaranya jumlah kalor yang
dihasilkan dari pemanasan, jumlah polusi yang akan dihasilkan, ketersediaannya, serta kemudahan disimpan dan dibawa. Adapun
kekurangan dari pembakaran bahan bakar fosil adalah saat proses pembakaran banyak oksidasi asam yang dilepaskan seperti karbon,
nitrogen dan belerang yang menjadi penyebab hujan asam.Selain itu, selama proses pembakaran bahan bakar fosil dihasilkan karbon
dioksida yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Bahan bakar fosil digunakan untuk menghasilkan listrik dan salah satu bentuk
aplikasinya pada turbin dan generator.

2. Bahan Bakar Nuklir

Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir atau reaksi inti. Dalam reaksi nuklir sebagian massa dikonversi menjadi
bentuk energi dengan memenuhi prinsip kesetaraan massa-energi yang dikemukakan oleh Einstein yaitu E = mc2.Sejumlah besar
energy panas dihasilkan dari reaksi nuklir, sehingga digunakan untuk menghasilkan uap. Uap ini digunakan untuk memutar turbin dan
generator guna menghasilkan listrik. Namun, ada beberapa keterbatasan dari energi nuklir diantaranya resiko kebocoran yang tinggi
dan pencemaran lingkungan, biaya yang mahal untuk pemasangan, serta resiko tinggi radiasi dan penyalahgunaan selama penyimpanan
serta pembuangan bahan bakar bekas.

Jenis-jenis Pembangkit Tenaga Listrik Non Konvensional :


Energi non-konvensional biasa disebut sebagai sumber daya energi baru dan terbarukan yang merupakakategori energi non fosil.
Sumber energi terbarukan (renewable) didefinisikan sebagai sumber energi yang dihasilkan dari sumber alami seperti matahari, angin,
dan air juga dapat dihasilkan berkali-kali.Berikut ini beberapa jenis

1. Hidro Energi

Hidro energi merupakan sumber energi yang dimiliki oleh air dan termasuk salah satu sumber energi terbarukan. Seperempat dari
kebutuhan energi dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga air. Hidro energi juga dapat menghasilkan listrik yang disebut dengan
hidrolistrik atau hidroelektrik.Sayangnya, ada beberapa kelemahan dari hidro energi ini diantaranya banyaknya daerah perbukitan
yang dijadikan pembangkit tenaga listrik air, jika terjadi kecoboran atau kerusakan dapat menyebabkan lahan pertanian dan
pemukiman terendam banjir. Selain itu, bendungan yang dibangun dapat menghasilkan gas metana yang menyebabkan efek rumah
kaca.

2. Biomassa

Biomassa merupakan energi yang berasal dari hewan atau tumbuhan residu dari pertanian atau kehutanan dan komponen-komponen
organic dari limbah kota dan industry. Pada zaman modern biomassa dapat dikonversi menjadi energi listrik yang lebih praktis dan
berguna.Pemanfaatan biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar, pembangkit energi, dan sebagai bahan baku produk yang ramah
lingkungan atau bioproduk. Selain itu, biomassa juga dapat langsung dikonversi menjadi bahan bakar cair seperti etanol, biodiesel,
dan methanol.Penggunaan biomassa berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Pembangkit listrik tenaga biomassa merupakan
salah satu bentuk aplikasi dari biomassa yang dikonversi menjadi energi listrik. Terdapat 2 cara untuk bisa mengkonversi biomassa
yaitu dengan pembakaran biomassa yang menghasilkan panas untuk menggerakan turbin generator uap, dan cara kedua dekomposisi
biomassa yang menghasilkan bahan bakar biogas.
1. Energi Angin
Energi angin merupakan energi yang berasal dari angin. Perbedaan tekanan di atmosfer yang dihasilkan energi matahari menyebabkan
pergerakan udara dan menghasilkan energi angin. Penggunaan energi angin dalam kehidupan sehari-hari ada pada pompa air, kincir
angin, pembangkit listrik, dan pada layar penggerak kapal.Pada negara-negara yang mempunyai intensitas angina yang tinggi biasanya
menggunakan energi angin sebagai sumber energi listrik. Dengan hembusan angin, maka akan mendorong baling-baling kincir angin,
sehingga berputar dan saat itu akan menghasilkan listrik.Ada beberapa keuntungan energi angin yaitu tidak menghasilkan banyak
biaya untuk produksi listrik, terbarukan, ekonomis, mudah tersedia, dan dapat didistribusikan secara luas, serta bebas polusi.
Sayangnya, ada keterbatas dari energi angin ini karena tidak bisa digunakan disemua tempat dan setiap saat, menciptakan banyak
suara, dan memerlukan pemeliharaan yang tinggi karena kondisi atmosfer yang buruk.

3. Energi Matahari

Energi matahari adalah energi yang diperoleh dari matahari dalam bentuk radiasi. Secara tradisional energi matahari ini digunakan
sebagai pengganti lampu pada siang hari, mengeringkan padi dan pakaian, maupun membuat garam laut. Namun, seiring dengan
berkembangnya teknologi energi matahari dapat digunakan pada sel surya dan sebagai sumber listrik.Ada keuntungan yang bisa
didapatkan dari energi matahari ini yaitu seluruh bagian statis sehingga tidak membutuhkan banyak perawatan, tidak membutuhkan
perangkat yang khusus, dan dapat digunakan di tempat terpencil dan jauh dari jangkauan. Namun, ada beberapa kekurangan yaitu
biaya produksi yang mahal, ketersediaan silicon yang digunakan untuk membuat sel surya masih rendah, dan efisiensinya pun masih
rendah.

4. Energi dari Laut

Laut merupakan sumber energi yang sangat besar. Laut menyimpan energi dalam berbagai bentuk seperti pasang surut yang didapat
dari pasang surut air laut yang dikonversi menjadi energi listrik, energi gelombang yang diperoleh dari arus laut mengonversi arus
permukaan air laut menjadi energi listrik, dan energi termal lautan yang diperoleh dengan mengonversi perbedaan suhu antara
permukaan dan suhu di kedalaman tertentu menjadi listrik.

5. Energi Panas Bumi

Dari berbagai kedalaman, yang dekat dengan permukaan bumi hingga yang letaknya jauh di perut bumi dapat menghasilkan sumber
energi panas bumi. Keuntungan dari pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah energinya tersedia melimpah, tidak menghasilkan
emisi karbon dan polutan berbahaya, dan tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.Namun sayangnya, ada kekurangan yang perlu
diperhatikan dari energi panas bumi ini yaitu memerlukan modal yang besar dan diduga bisa mempengaruhi kestabilan tanah di daerah
sekitarnya.

Refrensi : [1]. (Melina Andriani Santoso, 2018.Energi terbarukan).

[2]. (Abdul Kadir, 1995.Energi Konvensional)

Anda mungkin juga menyukai