Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH ANGIN

TERHADAP OUTPUTAN DAYA TURBIN NO 16 DAN 17 PLTH


PANDANSIMO,
BANTUL D.I.YOGYAKARTA
PROPOSAL KERJA PRAKTEK

LUCMAN AJI SAPUTRA


5150711030

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2018
1. Latar Belakang

Energi Listrik merupakan jenis energi yang paling banyak


digunakan oleh manusia karena energi listrik mudah dikonversi menjadi
bentuk energi lain (Manan, 2009). Sebagai Negara kepulauan, Indonesia
mengalami banyak hambatan dalam pengembangan ketanagalistrikan.
Sampai tahun 2009 rasio elektrifikasi indonesia baru mencapai 65%
(ESDM, 2010). Sumber energi listrik di indonesia selama ini banyak
mempergunakan hasil konversi dari energi fosil seperti minyak bumi,
batubara dan gas alam. Sumber energi fosil ini semakin lama semakin
berkurang dan harganya terus meningkat, sehingga perlu adanya sumber
energi alternatif lain sebagai penghasil energi. Sumber energi terbarukan
(renewable energy), seperti energi matahari, angin tenaga air pasang surut
air laut dan biosma merupakan sumber-sumber energi alternatif yang dapat
diandalkan. Pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan ini, perlu
dikembangkan secara lebih luas untuk dapat dijadikan sebagai pengganti
pembangkit tenaga listrik masa depan.
Perkembangan kebutuhan energi kistriki dari tahun ke tahun semakin
meningkat, apalagi pada negara yang masih berkembang seperti indonesia.
Dengan perkembangan kebutuhan listrik yang terus meningkat maka
diperlukan sumber energi primer dalam skala yang lebih besar, sedangkan
energi primer yang tidak dapat di perbarui jumlahnyaterus menurun. Oleh
karena itu pemakaian energi terbarukan harus ditingkatkan untuk
mengimbangi kenaikan kebutuhan energi listrik.
Sejalan dengan sasaran Pengolahan Energi Nasioanal 2005-2025
yang memberikan sasaran peningkatan pencapaian energi baru terbarukan
pada tahun 2025 menjadi 5% (ESDM, 2007). Maka perlu adanya upaya
untuk melakukan diversifikasi energi pada pembangkit tenaga listrik dengan
memperioritaskan pemanfaatan energi baru terbarukan secara optimal.
Kebijakan di dalam pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai sumber
energi listrik harus tetap memperhatikan aspek teknis, ekonomi, dan
keselamatan lingkungan hidup. Sehingga sumber energi terbarukan dapat
dijadikan sebagai solusi energi alternatif dalam mengatasi krisis energi
listrik di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dan permintaan kebutuhan akan
tenaga listrik yang terus meningkat perlu diimbangi dengan usaha
penyediaan listrik yang mencukupi. Usaha penyediaan tenaga listrik
meliputi usaha pembangkitan, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga
listrik (Undang-undang nomor 30 tentang ketenagalistrikan, 2009).
Letak geografis pantai baru di pesisir selatan pulau jawa yang
berhadapan langsung dengan Samudra Hindia memiliki potensi energi
terbarukan dari sumber energi matahari yang bersinar sepanjang hari dan
energi angin dengan itensitas kecepatan angin rata-rata 4 m/s (ESDM,
2007). Kondisi ini cukup layak untuk dimanfaatkan sebagai sumber sumber
energi hibrid. Hal ini telah diimplementasikan melalui pembangunan PLTH
Bayu Baru yang merupakan hasil kerjasama pemerintah, pihak nswasta,
pihak perguruan tinggi dan masyarakat sekitar. Teknologi hibrid ini
merupakan percontohan untuk dikembangkan ke daerah lain, terutama
daerah terpencil guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakatterpencil. Hal
ini bertujuan agar kesejahteraan masyarakat diindonesia dapat merata.
Untuk mendapatkan daya yang maksimal faktor pengaruh angin juga
menentukan hasil daya yang dikeluarkan, Kicir angin yang ada di group
barat PLTH pandansimo mempunyai tegangan 240 V, besar kecilnya kincir
angin juga mempengaruhi daya yang dikeluarkan, di group barat satu kincir
angin berkapasitas 1 kW, terdapat 21 unit yang ada di group barat. Kincir
angin pandansimo ini terletak di pesisir pantai baru.

2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian kerja praktik ini adalah:
1. Berapa daya yang dihasilkan turbin angin No.16 & No.17 setelah melalui
dioda
2. Berapakah rata-rata kecepatan angin pada turbin angin no.16&17
3. Berapakah daya yang masuk sebelum melelui dioda
4. Bagaimana prinsip kerja turbin angin

3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditentukan didalam penelitian agar pembahasan
berfokus pada satu bahasan diantaranya adalah:
1. Penelitian dilakukan pada pembangkit listrik sistem 240 Volt dengan
pembangkit listrik berupa kincir angin.
2. Penelitian dilakukan pada kincir angin PLTH Bayu Baru grup Barat
3. Daya terukur pada sisi beban merupakan daya keseluruhan dari beban
yang terpasang dan tidak dibahas secara terperinci didalam penelitian ini.

4. Tujuan Penelitian
Tujuan di lakukan kerja praktek ini adalah:
1. Memperluas wawasan ilmu mahasiswa tentang orientasi pengembangan
teknologi di masa sekarang dan mendatang, sehingga diharapkan
Mahasiswa dapat memahami teori dan kenyataan yang dihadapi di
lapangan.
2. Menambah informasi dan pengetahuan mengenai prinsip yang dipelajari
selama kuliah dengan aplikasinya di lapangan.
3. Mengukur sejauh mana kemampuan analisa perbandingan secra teori
dengan kondisi nyata di lapangan.
4. Menumbuhkan jiwa Eingineer yang tanggap terhadap aplikasi yang ada
di dunia Kerja kepda para Mahasiswa

5. Manfaat penelitian
1. Memperdalam ilmu tentang alat-alat yang digunakan dalam instalasi
PLTH Bayu Baru
2. Menambah Wawasan mengenai kincir angim
3. Meningkatkan pengetahuan pengembangan energi terbarukan yang
bersumber dari energi matahari sebagai pembangkit energi listrik di
lingkungan pantai Baru.
4. Memberikan sumbangan pemikiran berupa aplikasi dan teori dalam
memperkaya wawasan pengembangan pembaqngkit energi listrik dari
energi terbarukan di lingkungan PLTH Bayu Baru.
5. Memberikan kontinuitas energi listrik dan kenyamanan terhadap
lingkungan pantai Baru.

6. Tinjauan Pustaka
Minat pada perkembangan energi baru terbarukan (EBT) terus
meningkat dari tahun ketahun. Tidak terkecuali untuk pembangkitan listrik
dengan energi angin yang di Indonesia dikenal dengan nama Pembangkit
Listrik tenaga Bayu (PLTB). Peningkatan minat pada perkembangan
pemanfaatan energi angin harus diiringi dengan peningkatan penelitian pada
bidang pemanfaatan energi angin itu sendiri, terlebih pada bidang
pembangkitan listrik dan pengintegrasian pembangkit tersebut ke dalam
sistem. Salah satu topik yang menjadi fokus pada bidang tersebut adalah
tentang stabilitas. Stabilitas sendiri dibagi menjadi rotor angle stability dan
voltage stability. Voltage stability atau stabilitas tegangan adalah tema
stabilitas yang akan dibahas pada skripsi ini. Pada analisa stabilitas tegangan
akan dibahas tanggapan sistem saat terjadi voltage deviation yang
diakibatkan oleh short circuit dengan beban dinamis dan statis
menggunakan metode time-domain simulation dan menggunakan p-v curve,
karena subjeknya adalah PLTB maka akan dilakukan analisis pengaruh
perbedaan kecepatan angin terhadap daya dan variabel - variabel lainnya
untuk nilai slip yang berbeda - beda pada DFIG. Sistem yang digunakan
adalah sistem interkoneksi 3 bus SMIB. PLTB yang menjadi subjek
penelitian merupakan type 3 wind turbine yang menggunakan Doubly Fed
Induction Generator (DFIG) sebagai pembangkit listriknya. Hasil yang
didapat menunjukan bahwa perbedaan nilai operasi slip dapat
mempengaruhi stabilitas tegangan sistem, yang diakibatkan saat beroperasi
pada slip yang berbeda daya keluaran DFIG akan berubah dan perubahan
daya keluaran ini berpengaruh pada level tegangan di bus beban.(Ardhi
Arviansyah,2017)
terbatasnya wilayah yang memiliki kecepatan angin yang tinggi
merupakan faktor utama penyebab rendahnya jumlah pengembangan
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Indonesia. Umumnya
kecepatan angin di Indonesia di bawah 5,9 m/detik dengan kecepatan rata-
rata sebesar 3 m/s. Daya yang dihasilkan turbin angin sebanding dengan
kecepatan angin. Oleh karena itu, peningkatan daya keluaran turbin angin
sangat efektif dilakukan dengan meningkatkan kecepatan aliran angin.
Modifikasi pada turbin angin yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
kecepatan angin yang melalui turbin adalah dengan penambahan selubung
diffuser yang berperan untuk mengumpulkan dan mempercepat angin yang
mengenai turbin angin.(Ignasius Bayu Dwianditya,2017)
Turbin angin adalah suatu benda yang digunakan untuk merubah
energi kinetik dari angin menjadi energi listrik. Turbin angin biasanya
dibagi menjadi dua tipe yaitu turbin angin poros horizontal dan turbin angin
poros vertikal. Prinsip kerja turbin angin adalah dengan memanfaatkan
energi kinetik yang diterima oleh sudu turbin angin untuk memutar
generator yang akan menghasilkan listrik. oleh karena itu penulis
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sudu turbin angin dengan
material kayu dan aluminium dengan laminasi fiberglass dengan tujuan agar
turbin angin dapat dibuat dengan skala kecil dan skala UMKM. Tujuan
penelitian ini ialah mengetahui apakah sudu turbin yang terbuat dari kayu
dan alumunium dengan laminasi fiberglass akan kuat dan aman untuk
dipakai oleh masyarakat. Dilakukan pengujian dan simulasi pembebanan
dengan metode uji defleksi sesuai dengan kecepatan angin di Indonesia agar
dapat memprediksi kekuatan sudu turbin. Berdasarkan hasil penelitian dan
simulasi yang telah dilakukan, sudu turbin angin yang telah dirancang
mampu untuk menahan beban yang diberikan yaitu pada kondisi kecepatan
angin normal di Indonesia sebesar 5 m/s, berdasarkan pengujian terjadi
defleksi sebesar 3,2 mm dan berdasarkan simulasi terjadi defleksi sebesar
0,627 mm.(Mohammad Firdaus Erwin,2017)
Alat ukur arus - tegangan listrik dc beserta data logger merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur arus dan tegangan yang dihasilkan turbin
angin serta merekam hasil pengukurannya. Alat ini berfungsi untuk
mengaktifkan dummy load pada sistem kontrol turbin angin untuk
mengurangi tegangan yang melebihi batas aman saat penyimpanan energi
listrik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan menganalisis
alat ukur arus - tegangan listrik DC beserta data logger berbasis arduino uno
yang mampu mengukur arus dan tegangan listrik DC yang dihasilkan
pembangkit listrik tenaga hybrid (PLTH) di Pantai Baru Pandansimo Bantul
Yogyakarta, serta menganalisis secara metrologi untuk mengetahui
besarnya ketidakpastian dari alat ukur yang telah dibuat. Dalam penelitian
ini metode yang digunakan adalah metode heuristik. Metode tersebut
digunakan untuk mengetahui karakteristik sensor yang digunakan. (Sri
Murti,2017)
Kecepatan angin yang rendah merupakan salah satu tantangan energi
angin di beberapa negara. Desain inovatif penambah kecepatan angin
merupakan salah satu solusi dari tantangan tersebut. Penambah kecepatan
angin ini menggunakan prinsip penyempitan di mana kecepatan akan
meningkat pada daerah yang lebih sempit. Desain inovatif penambah
kecepatan angin ini memiliki keunikan karena turbin angin dipasang dekat
dengan permukaan tanah. Keunikan tersebut dapat mengurangi biaya
pemasangan, perawatan serta dapat mengurangi kemungkinan kerusakan
yang disebabkan karena petir. Walaupun demikian, desain penambah
kecepatan angin ini memerlukan lahan yang luas sehingga dibutuhkan
kinerja yang optimal. Kinerja penambah kecepatan angin yang optimal
dapat diperoleh dengan memvariasikan geometri dan mengamati kecepatan
angin pada bagian penyempitan. Variasi panjang corong ini menghasilkan
pelipatan kecepatan angin sampai 2,26 menggunakan COMSOL
Multiphysics 5.0 dan ANSYS 16.2.(Teodorus Tio Wibowo,2016)
Sudu merupakan bagian yang paling penting dalam turbin angin.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang, sudu tidak hanya
dirancang dengan menggunakan metode dua dimensional -hanya
memperhatikan lebar chord dan twist- namun juga memperhatikan aspek
tiga dimensional yaitu bentuk sudu. Sudu berbelok (sudu swept) merupakan
salah satu jenis sudu yang dirancang dengan memperhatikan aspek tiga
dimensional. Penelitian menggunakan wind tunnel terhadap sudu double
swept menunjukkan bahwa bentuk sudu mempengaruhi performa dan
karakteristik keluaran rotor. Baik sudu backward-forward swept maupun
sudu forwardbackward swept cenderung menghasilkan daya yang lebih
besar dibandingkan sudu lurus. Sudu backward-forward swept
menghasilkan daya yang paling besar pada kecepatan angin yang tinggi,
sedangkan pada kecepatan angin rendah, sudu forward-backward swept
menghasilkan daya yang paling besar. Selain itu, letak belokan sudu swept
juga mempengaruhi daya yang dihasilkan rotor. Sudu dengan letak belokan
pada 0,54 terhadap panjang sudu menghasilkan daya yang paling
besar.(Absar Parama Panji,2016)
Angin merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat
diperbarui. Energi dari angin dapat dimanfaatkan dengan menggunakan
turbin angin. Turbin angin mengonversi energi kinetik angin menjadi energi
listrik, sehingga dapat membantu mengurangi penggunaan Bahan Bakar
Minyak (BBM) untuk pembangkit listrik. Memiliki kecepatan angin rata-
rata 3-6 m/s, Indonesia berpotensi untuk menggunakan turbin angin sebagai
alat pembangkit listrik. Langkah pertama pembuatan turbin angin adalah
dengan mengetahui kecepatan angin pada daerah pemasangannya.
Kecepatan angin mempengaruhi ukuran rotor dan sudu yang akan
digunakan untuk turbin angin. Sudu dirancang menggunakan metode
Schmitz dan mamakai airfoil NACA 4412, dimana sudu dibagi menjadi 10
elemen. Setiap elemen akan mempunyai panjang chord dan sudut pitch yang
berbeda. Geometri sudu dari metode Schmitz dapat dioptimalkan dengan
cara linearisasi chord. Performa setiap elemen sudu dapat dihitung
menggunakan Teori Blade Element Momentum. Kemampuan turbin angin
mengonversi energi angin menjadi daya dinyatakan dengan koefisien daya
(Cp). Perhitungan menunjukkan bahwa perancangan sudu menggunakan
metode Schmitz yang di linearisasi memiliki performa yang baik, dengan
mempunyai nilai axial interference factor (a) yang rendah. Analisis
menggunakan software QBlade menunjukkan bahwa sudu ini memiliki nilai
Cp mendekati 0,5.(Fadel Muhammad, 2015)
Turbin angin dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan sumbu
porosnya, turbin angin sumbu vertikal dan turbin angin sumbu horizontal.
Turbin angin bersudu loopwing termasuk jenis turbin angin sumbu
horizontal. Penggunaan turbin angin bersudu loopwing saat ini masih jarang
pemanfaatannya, turbin angin bersudu loopwing memiliki kelebihan
diantaranya dapat berputar pada kecepatan angin yang relatif rendah dengan
power coefficient yang tinggi dan tidak menghasilkan tip vortex sehingga
tidak menghasilkan suara bising. Salah satu cara untuk mengetahui
karakteristik turbin angin adalah dengan menggunakan simulasi numerik
fluida atau yang biasa disebut dengan Computational Fluid Dynamic
(CFD).(Bagus Nur Mei Majid,2015)
Energi angin dapat diproduksi dengan menjalankan turbin angin
vertikal. Turbin angin tipe vertikal dipasang dalam rangka turbin kemudian
ditiup oleh angin di pantai Baru. Energi dari rotasi turbin angin dipindahkan
ke generator listrik dengan belt puli karet. Sehingga, energi listrik dapat
dihasilkan. Kinerja tertinggi pada jenis savonius turbin angin dengan dua
sudu kombinasi darrieus dihasilkan output tegangan hanya 4,15 V dan
output dari arus hanya 0,11 A pada kecepatan angin 6,9 m /s, sedangkan
turbin dengan tiga sudu kombinasi darrieus dihasilkan tegangan hanya 3,8
V dan output f saat ini hanya 0,09 A pada kecepatan angin 4,7 m/ s. (
Theodorus Oxario D, 2015)
Energi tenaga angin dapat dimanfaatkan dengan cara membuat turbin
angin vertikal tipe savonius 3 blade. Putaran turbin tersebut yang akan
memutarkan generator yang ditransmisikan menggunakan puli. Maka dari
generator tersebut dapat menghasilkan energi listrik. Dari analisis
pengukuran dan data, turbin angin savonius 3 blade dapat menghasilkan
tegangan maksimal 9.2 Volt, arus 0.23 Ampere, dan daya 2.645 Watt
dengan kecepatan angin 7.3 m/s. Nilai ini berbanding lurus terhadap
kecepatan angin yang digunakan.(Ginanjar Widyatmoko, 2014)
peningkatan koefisien daya pada turbin angin dual rotor counter
rotating dengan variasi perbandingan diameter rotor depan dan belakang
sehingga bisa mengetahui efisiensi optimal dalam menentukan rancangan
turbin angin skala besar. Metode yang dilakukan dengan menggunakan
metode atau pendekatan secara literatur dan eksperimental. Kajian secara
literatur dilakukan untuk mendapatkan referensi dalam teori tentang turbin
angin dual rotor counter rotating. Sedangkan pendekatan secara
eksperimental dilakukan dengan menggunakan software autodesk inventor
professional untuk pembuatan model geometri turbin dan software autodesk
cfd untuk proses perhitungan computational fluid dynamics. Data-data hasil
pengujian kemudian dijadikan bahan analisis dan evaluasi dalam penelitian
ini. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan radius rotor depan antara
lain 200 mm, 300 mm, 400 mm, 500 mm, 600 mm, 700 mm, dan 800
mm.selain memvariasikan radius rotor depan, variasi dilakukan juga untuk
kecepatan angin sebelum melewati rotor turbin antara lain 4 m/s, 7 m/s, 10
m/s. Sedangkan untuk radius rotor belakang, radius dibuat tetap yakni 1000
mm. Dari hasil penelitian didapatkan Dual rotor dengan perbandingan 0.5
menghasilkan peningkatan koefisien daya (Cp) tertinggi dibandingkan
kondisi satu rotor saat kecepatan angin 4 m/s dengan peningkatan sebesar
3.95 %, sedangkan untuk kondisi kecepatan angin 7 m/s, dual rotor dengan
perbandingan 0.8 menghasilkan peningkatan koefisien daya tertinggi
dengan peningkatan sebesar 1.6% dan untuk kondisi kecepatan angin 10
m/s, dual rotor dengan perbandingan 0.6 menghasilkan peningkatan
koefisien daya tertinggi dengan peningkatan sebesar 1.00 %.(Anandya Reza
Pratama,2015).
pengaruh variasi ketinggian terhadap kecepatan angin untuk
mengetahui pengaruh variasi ketinggian terhadap kecepatan angin di daerah
PLTH Pandansimo. Pengukuran dilakukan dengan metode variasi
ketinggian, yaitu 1 m, 2 m, 4 m, 6 m, dan 8 m. Data pengukuran di ambil
sebanyak 20 kali pengukuran pada satu ketinggian. Data yang diambil
berupa kecepatan angin (m/s), suhu, Kelembaban (RH%) dan tekanan (atm).
menunjukan bahwa variasi ketinggian pada pagi, siang, dan sore hari
mempengaruhi kecepatan angin. Data menunjukan bahwa kecepatan angin
yang paling rendah pada ketinggian 1 meter dan paling tinggi pada
ketinggian 8 meter. Hasil pengukuran rata-rata pada ketinggian terendah
yaitu 1 meter pada pagi, siang, dan sore hari adalah 1,69 m/s, 1,68 m/s, dan
2,23 m/s. Hasil pengukuran kecepatan angin di ketinggian tertinggi yaitu 8
meter pada pagi, siang, dan sore hari adalah 5,86 m/s, 4,96 m/s, dan 5,46
m/s. Dibandingkan dengan rumus empiris kecepatan angin di ketinggian 1
meter pada pengukuran pagi, siang, dan sore hari adalah 0,27 m/s, 0,23 m/s,
dan 0,23 m/s.(Ipmawan Hari Sanjaya,2016).
Estimasi pembangkitan daya dipengaruhi oleh beberapa variabel
penentu, yaitu koefisien daya turbin angin, swept area rotor turbin angin,
kerapatan udara dan kecepatan angin. Kecepatan angin sendiri tergantung
pada beberapa variabel penentu, yaitu ketinggian menara turbin dan tipe
dataran dimana turbin akan dipasang. Dengan mengkombinasikan variabel-
variabel di atas, estimasi daya dilakukan untuk memperoleh nilai daya
keluaran turbin yang optimal. Algoritma Genetik sangat cocok dalam kasus
optimasi yang bersifat kombinatorial. Oleh karena itu kasus ini diselesaikan
menggunakan metode Algoritma Genetik. Dari proses Algoritma Genetik
akan didapat suatu kombinasi sistem turbin angin yang menghasilkan daya
paling optimum, dengan nilai fitnes 50.989,15 watt. Mempunyai variabel
dengan komposisi koefisien daya 0,45, diameter rotor 72 m, tinggi menara
turbin 144 m dan panjang roughness 0,0002. Perhitungan daya keluaran
turbin angin dengan program Algoritma Genetik mempunyai persen
kesalahan 5 % dibanding nilai hitung secara matematis.(Rahmawati
Yuni,2003).
7. Metodologi Penelitian
Adapun pengerjaan penelitian kerja praktik ini akan dilakukan metodelogi
sebagai berikut
1. Studi Literatur
Metode Pengumpulan data yang diperoleh darfi berbagai buku dan media
yang lainnya seperti internet, serta jurnal-jurnal yang telah dipublikasi
peneliti sebelumnya
2. Alat dan Bahan
Metode pengerjaan pada penelitian ini ditunjang oleh oleh ketersediaan
alat dan bahan yang ada di PLTH pandansimo, Bantul, Yogyakarta.
Untuk menunjang penyelesaian masalah dan penelitian pada kerja
praktik ini.
3. Alur Penelitian
Metode pengerjaan pada penelitian ini berawal dari observasi lapangan
kemudian konsultasi pembimbing lapangan untuk mengetahui metode
pengaruh angin terhadap daya outputan turbin no 16 &17, kemudian
mengambil sample data yang telah ada dan kemudian dibandingkan
dengan teori yang sudah ada selanjutnya pengambilan sample data baru
guna mengetahui daya outputan pada turbin no 16 &17.
4. Analisa
Melakukan pengambilan sample dari titik yang sudah ada/mengambil
dari titik yang terdekat dari sekian banyak turbin angin yang tersedia di
PLTH, Pandansimo, Bantul, Yogyakarta dan kemudian dilakukan
perhitungan teoritis dengan data yang telah diperoleh.
8. Jadwal Penelitian

9. Daftar Pustaka
Arviansyah,Ardhi.2017.PengaruhKecepatanAnginTerhadapStabilitasTega
nganSistemInterkoneksiPLTBBerbasisMesinDFIG.Skripsi,Yogyakarta:Tek
nik Elektro,UGM.

Dwianditya,Bayu,Ignasius.2017.OptimasiGeometridiffuser Turbin Angin


Dengan Penambahan Lengkungan Inlet dan Tepian (FLANGE).Skripsi,
Yogyakarta:Teknikfisika,UGM.

Erwin,Firdaus,Mohammad.2017.Pembuatan Prototipe Sudu Turbin Angin


Dengan Bahan Komposit Fiberglass.Skripsi, Yogyakarta:Teknik
Mesin,UGM.

Murti,Sri.2017.Pembuatan dan Analisis Alat Ukur Arus-Tegangan listrik


DC Beserta Data Logger berbasis Arduino UNO Pada Sistem Kontrol
Turbin Angin Pandansimo.Skripsi, Yogyakarta:D3 METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI SV UGM, UGM.

Wibowo,Tio,T.2017.Kajian Numerik Pengaruh Variasi Rasio Celah


Corong dan Panjang Corong terhadap Kinerja Desain Inovatif Penambah
Kecepatan Angin.Skripsi,yogyakarta:Teknik Fisika, UGM.

Panji,Parama,Abshar.2016.Perancangan Model Bilah Turbin Angin Di


Wind Tunnel Berdasarkan Modifikasi Bentuk Sudu.Skripsi,
Yogyakarta:Teknik Mesin,UGM.

Muhammad,Fadel.2017.Perancangan Turbin Angin Sumbu Horizontal 600


Watt 3 Bilah tanpa Gearbox untuk Pantai Selatan Jawa.Skripsi,
yogyakarta:Teknik Mesin, UGM.

Majid,Nur,Mei,Bagus.2015.Simulasi Numerik Pengaruh Tinggi Flanged


Pada Diffuser Terhadap Unjuk Kerja Turbin Angin Bersudu
Loopwing.Skripsi, yogyakarta:Teknik Mesin,UGM.

D,Oxario,Theodorus.2015.Uji Performa Antara Turbin Angin Sumbu


Vertikal Tipe Savonius Sudu 2 (DUA) Kombinasi Darrieus dan Savonius
Sudu 3 (TIGA) Kombinasi Darrieus.Tugas Akhir,yogyakarta:Teknik
Mesin,UGM.

Widyatmoko,Ginanjar.2014.Perancangan dan Pembuatan Turbin Angin


Sumbu Vertikal Tipe Savonius 3 ( TIGA ) Sudu.Skripsi,yogyakarta:Teknik
Mesin,UGM

Anda mungkin juga menyukai