Disusun oleh:
Michelle Celine Wiranata B12210011
Jennifer Puspadewi B12210094
ABSTRAK
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini sebagai berikut:
● Mengedukasi pembaca bagaimana efisiensi penggunaan turbin
angin dapat mengurangi angka penggunaan energi listrik yang
berkontribusi pada polusi udara.
● Menganalisa kemungkinan yang ada dalam menerapkan turbin
angin pada desain bangunan di daerah perkotaan Indonesia.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Energi Angin
Angin merupakan pergerakan udara akibatkan perbedaan
tekanan satu tempat dengan tempat lainnya. Karakteristik angin suatu
wilayah berbeda, hal ini dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah.
Nilai kekasaran permukaan (roughness length) Secara langsung
mempengaruhi nilai kecepatan saat angin. Pada daerah urban,
terdapat dua jenis profil lapisan angin, yaitu Urban Canopy Layer
(UCL) dari permukaan tanah sampai ketinggian bangunan dan Urban
Boundary Layer (UBL) dari ketinggian bangunan ke atas, seperti
yang ditunjukkan Gambar 1. Kondisi nilai roughness length yang
tinggi seperti daerah perkotaan menimbulkan zona turbulen yang
besar, selain itu pada saat bersamaan angin menumbuk bangunan dan
objek lain akan menimbulkan profil pusaran angin, seperti yang
ditunjukkan Gambar 2. Apabila direncanakan pemasangan turbin
angin di daerah urban, dengan sifat angin turbulen, diperlukan
penempatan turbin angin yang cukup tinggi, misalnya pada atap
(roof) bangunan, sedangkan setiap bentuk profil atap juga
mempengaruhi aliran angin
2.1.1 Jenis dan Kecepatan Angin yang Diperlukan
● Pondasi Bangunan
1. Lokasi
Tidak semua daerah di Indonesia memiliki kecepatan angin
yang cukup untuk kinerja yang maksimal pada turbin angin.
Daerah seperti DKI Jakarta, Riau, dan Jambi dengan kecepatan
angin di bawah 4 m/s tidak layak untuk dibangun turbin angin.
Daerah Jawa dan Sulawesi Selatan memiliki rata-rata kecepatan
angin yang moderat dan cukup baik bagi penggunaan turbin angin.
Nusa Tenggara Timur memiliki tingkat rata-rata kecepatan angin
yang paling tinggi, yaitu 6,1 m/s. Kecepatan angin tersebut
bervariasi pula, tergantung pada lokasi. Daerah pesisir dekat
perairan cenderung memiliki kecepatan angin yang lebih tinggi
daripada daerah perkotaan. Bila ingin membangun di daerah
perkotaan, harus menganalisa lebih dalam lagi apakah angin dapat
mengalir dengan baik ke arah bangunan, dan tidak terhalang
bangunan lain.
2. Jenis Turbin
Pemilihan jenis turbin memiliki peran penting bagi
keefektifan kinerja turbin angin. Banyak pertimbangan yang harus
dilakukan untuk memilih diantara kedua turbin angin ini. Turbin
angin horizontal lebih efektif dalam mengubah energi angin ke
energi listrik, namun memiliki kekurangannya yaitu hanya dapat
menerima angin dari satu sisi saja dan lebih sulit untuk diputar. Hal
tersebut membuat turbin angin horizontal tidak seberapa efektif
bila ditempatkan di daerah yang arah anginnya berubah-ubah dan
tidak kencang. Sebaliknya, turbin angin vertikal dapat menerima
angin dari segala arah, namun energi listrik yang bisa dihasilkan
lebih rendah daripada turbin angin horizontal. Segala kelebihan
serta kekurangan ini harus dapat disurvei dengan baik menurut
lokasi yang ingin dibangun.
3. Faktor Biaya
Biaya instalasi turbin angin akan sangat besar, mengingat
pengintegrasian turbin angin ke dalam bangunan merupakan hal
yang belum umum dan memerlukan survei dan tahap perancangan
yang tidak mudah. Oleh karena itu, diperlukan modal yang besar
serta perencanaan anggaran yang baik dan teliti.
Biaya instalasi turbin angin di awal cukup besar. Sebagian
besar biaya adalah pemasangan awal dan tahap pembangunan,
tetapi setelah itu, energi angin menghasilkan pasokan energi yang
tidak ada habisnya selama ada angin.