Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN ENERGI 1
PRAKTIKUM TUBRIN ANGIN

Dosen Pengampu : Ir. Abdul Razak MT

DI SUSUN

OLEH :

NAMA : MARSHA SABILA

KELAS : EN 4-C

NIM : 2205051007

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI TEKNIK


KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI
MEDAN

2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah semakin banyak


pemakaian energi tidak terbarukan. Suhu atmosfer bumi yang semakin meningkat
mengakibatkan semakin banyak es yang berada di kutub utara maupun kutub selatan
mencair. Jika segera diatasi dikhawatirkan akan berakibat buruk kepada kehidupan
manusia. Salah satu usaha yang sudah dilakukan oleh banyak Negara adalah
meminimalkan pemakaian energy tidak terbarukan dan sedapat mungkin memanfaatkan
semua jenis sumber energy terbarukan yang ada. Indonesia memiliki banyak energi
terbarukan. Potensi tiap jenis energy terbarukan tersebut juga cukup besar. Belum semua
jenis energy terbarukan tersebut dimanfaatkan secara maksimal. Diperlukan usaha dan
kerja keras banyak pihak untuk memanfaatkan energy terbarukan. Sosialisasi
pemanfaatan eergi terbarukan juga sangat diperlukan untuk menyadarkan masyarakat
Indonesia akan kekayaan sumber energi terbarukan yang dimilikinya.

Peningkatan populasi manusia menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan


akan energi termasuk salah satunya adalah energi listrik. Listrik menjadi salah satu energi
yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena zaman sekarang hampir semua peralatan
yang dibutuhkan manusia membutuhkan energi listrik.

Pengembangan energi angin menjadi salah satu pilihan pemerintah untuk


mencukupi kebutuhan energi listrik di Indonesia. Karena posisi Indonesia yang
berdekatan dengan Samudra Hindia sehingga Indonesia memiliki potensi yang baik dlam
pengembangan turbin angin. Tutbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Listrik ini nantinya akan disimpan dalam baterai adlah
digunakan langsung.
1.2 Tujuan

a) Untuk mempelajari prinsip kerja sistem konversi energi angin dengan turbin
horisontal
b) Untuk mengenal komponen dan peralatan sistem konversi energi angin
c) Melakukan pengukuran daya keluaran turbin
d) Untuk membandingkan dan menganalisis hasil pengujian dengan simulasi
computer

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Turbin Angin

Pengertian Kincir Angin Sebagai Pembangkit Listrik Angin adalah salah satu
bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin meng
konversikan energi angin menjadi energy Listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga
akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam
baterai sebelum dapat di manfaatkan. Kincir angin adalah sebuah mesin yang digerakkan
oleh tenaga angin untuk menumbuk biji-bijian. Kincir angin juga digunakan untuk
memompa air untuk mengairi sawah. Kincir angina modern adalah mesin yang
digunakan untuk menghasilkan energi listrik, disebut juga dengan turbin angin

2.2 Sejarah Kincir Angin

Sebetulnya, kincir angin yang pertama kali digunakan adalah di Persia pada abad
5. Kemudian kincir angin tersebut menyebar ke seluruh Eropa. Di Belanda sendiri, kincir
angin digunakan pertama kali sekitar abad 13. Pada saat itu, masih banyak lokasi di
Belanda yang masih berada di bawah air. Dengan menggunakan kincir air yang ada di
dalam bangunan kincir angin tersebut, air yang ada di tanah Belanda dialihkan, disalurkan
dan dibendung sehingga kita bisa melihat saat ini tidak banyak air di sini. Selanjutnya,
tanah yang masih sedikit basah di keringkan dengan kincir angin. Dengan adanya
perkembangan teknologi dan arsitektur, penggunaan kincir angin pun juga berkembang.
Sekitar abad 17, banyak terjadi revolusi di negara-negara Eropa. Karena faktor
tersebut, masyarakat di Belanda menggunakan kincir angin untuk kepentingan lain. Tidak
hanya digunakan sebagai alat untuk mengalihkan dan membendung air, kincir angin
juga dipergunakan sebagai salah satu sarana pembantu dalam bidang pertanian dan
industri. Kincir angin memang memegang peran penting dalam berbagai bidang dinegara
ini.

Energi kinetik angin yang dapat masuk ke dalam area efektif turbin angin dapat
dihitung berdasarkan persamaan berikut :

mv2 (ρAv)v2 ρAv3


P= = =
2 2 2

dimana pada persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa energi angin (P ; Watt) bergantung
terhadap faktor-faktor seperti aliran massa angin (m ; kg/s), kecepatan angin (v ; m/s),
densitas udara (ρ ; kg/m3 = 1,225 kg/m3 pada permukaan laut), luas permukaan area
efektif turbin (A ; m3 ).

2.3 Jenis Turbin Angin

Jenis turbin angin ada 2, yaitu :

2.3.1 Turbin angin sumbu horizontal.

Turbin angin sumbu horizontal ialah jenis turbin angin yang paling banyak
digunakan. Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat sebuah
baling-baling yang berfungsi sebagai rotor dan menghadap atau membelakangi arah
angin. Kebanyakan turbin angin jenis ini mempunyai dua atau tiga bilah baling-baling
walaupun ada juga turbin bilah baling balingnya kurang atau lebih daripada yang disebut
diatas.

Turbin angin sumbu tegak (misalnya turbin angin Darrieus) Turbin angin sumbu
horizontal Turbin angin megawatt pertama di dunia berada di Castleton, Vermont
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan generator
listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-
baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar
pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah
servo motor.

Sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang
pelan menjadi lebih cepat berputar.Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi
di belakangnya, turbin biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah
turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan
tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu
dan sedikit dimiringkan.Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan
realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind (melawan
arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut
jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap
sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat kencang. Bilah-bilahnya
bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dandengan demikian juga
mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.

Kelebihan TASH:

 Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat ditempat-
tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin
antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfer bumi. Disejumlah
lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat
sebesar 20%.
Kelemahan TASH :

 Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter
sulitdiangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20%
dariseluruh biaya peralatan turbin angin.
 TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat
tinggidan mahal serta para operator yang tampil.
 Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah
yangberat, gearbox, dan generator.
 TASH yang tinggi bisa memengaruhi radar airport.
 Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan
mengganggupenampilan lansekap.
 Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur yang disebabkan
olehturbulensi.
 TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk
membelokkankincir ke arah angin.
2.3.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal

Turbin angin Darrieus 30 m di Kepulauan Magdalen

Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu rotor


utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak
harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di
tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu mendaya gunakan
angin dari berbagai arah. Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa
ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokong nya dan lebih mudah
diakses untuk keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain
menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan
sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar
.Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih dekat
ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan. Kecepatan
angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi
angin yang sedikit.

Aliran udara di dekat tanah dan objek yang lain mampu menciptakan aliran
yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
getaran, diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya
pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang
dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal
bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.

Kelebihan TASV:

 Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.Karena bilah-bilah rotornya


vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme . Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat
ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih
mudah.
 TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat
secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan ke aerodinamisan yang tinggi
sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.
 Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak
atauempat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar
untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH.
 TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH.
Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10km/jam (6 m.p.h.)
 TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan
putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah
sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat
kencang.
 TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi
dilarang dibangun.
 TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari
berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti
gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit),
 TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
 Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.
Kekurangan TASV:

 Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH


karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar. TASV tidak
mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang dielevasi yang
lebih tinggi.
 Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan
energi untuk mulai berputar.
 Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi
tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada
bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong
ke bawah saat angin bertiup.
2.4 Komponen – Komponen Turbin Angin

Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dariangin
menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Sebenarnya prosesnya tidak semudah
itu, karena terdapat berbagai macam sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan
efisiensi dari turbin angin, yaitu :

1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada
titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator
memiliki titik kerja aman dalam peng operasiannya. Generator ini akan menghasilkan
energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan.
Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran yangc ukup cepat pada
poros generator, sehingga jika tidak di atasi maka putaran ini dapat merusak generator.
Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor
breakdown, kawat pada generator putus karena tidak dapat menahan arus yang cukup
besar.
3. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbinangin.
Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat
dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu
pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk
fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros
generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang
akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik
tertentu. Tegangan dan arus listrik yang di hasilkan ini di salurkan melalui kabel jaringan
listrik untuk akhirnya di gunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan oleh generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk
gelombang kurang lebih sinusoidal.
4. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin
akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu
digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik.
Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan
angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhanp ermintaan akan daya listrik
tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang di
hasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat
penggunaan daya pada Masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini di akomodasi
dengan menggunakan alatp enyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat di jadikan
referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil
memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat di
pakai untuk mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt.
Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC
(Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator di
hasilkan catu daya AC (Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan
rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini. Rectifier-inverter akan di
jelaskan berikut.

2.4.1 Rectifier-inverter

Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang


sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti
pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya)maka catu yang
dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan
rumah tangga menggunakan catu daya AC , makadiperlukan inverter untuk
mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat
digunakan oleh rumah tangga

2.5 Cara Kerja Turbin Angin Sebagai Pembangkit Listrik


1) Angin akan meniup bilah kincir angin sehingga bilah bergerak bilah kincir angin akan
memutar poros didalam nacelle
2) Poros di hubungkan ke gearbox, di gearbox kecepatan perputaran poros di tingkatkan
dengan cara mengatur perbandingan roda gigi dalam gearbox
3) Gearbox di hubungkan ke generator. generator merubah energi mekanik menjadi
energi listrik
4) Dari generator energi listrik menuju transformer untuk menaikan tegangannya
kemudian baru di distribusikan ke konsumen.

2.6 Efesiensi Turbin


Efisiensi turbin angin adalah perbandingan antara energi kinetik yang diserap oleh
turbin angin terhadap energi kinetik angin yang tersedia. Persamaan untuk
mendapatkan efesiensi maksimum turbin angin adalah
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛
Cp = X 100%
1/2𝜌𝐴𝑉 2
8/27𝜌𝐴′𝑉 3
Cp = X 100%
1/2𝜌𝐴𝑉 3

16
Cp = 27X 100%

Nilai 16/27 adalah batas maksimum Betz yang menyatakan daya maksimum yang
mampu diserap oleh turbin angina tidak lebih dari 59,3% dari daya angin yang
tersedia.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Praktik 1 : Penentuan parameter khas Aero generator.

3.1.1 Tujuan

Tujuan dari praktik ini adalah untuk memverifikasi dan untuk memahami
fungsi aerogenerator, dengan menentukan kurva I-V dan parameter operasional
khasnya,sebagai arus sirkuit pendek (Isc),tengan sirkuit terbuka (Voc), serta
tenaga maksimal (P maks).

3.1.2 Elemen-Elemen yang di perlukan.

Peralatan tenaga angin.

3.1.3 Pengembangan praktik

1. Sambungkan pasokan daya fase tunggal dan operasikan antar muka. Lakukan
hal tesebut setelah memverifikasi bahwa setiap sensor telah di sambungkan
dengan benar.
2. Nyalakan antar muka
3. Nyalakan antar modul DC
4. Jalankan SCADA oleh EDIBON, EEEC.exe. pastikan bahwa PC tersambung
ke antar muka utama melalui kabel SCASI.
5. Atur pemilih Meas ke posisi sebelum
6. Nyalakan kipas angin
7. Verifikasi bahwa posisi reostat beban DC pada ketahanan maksimal (posisi
kiri)
8. Letakkan pemilih beban DC pada posisi 2
9. Putuskan sambungan lampu DC yang di sambungkan secara paralel dengan
reostat (posisi saklar lebih rendah)
10. Putar saklar Meas. Setelah/sebelum ke sebelum.
11. Gerakkan kontrol AVE-1 ke posisi maksimal, dimana dalam hal ini, kita akan
mendapatkan kecepatan udara maksimal. Tulis nilai-nilai yang di ukur dengan
sensor arus (I_DC), tegangan (V_DC), dan kecepatan udara (SV_1).
12. Ubah posisi reostat beban yang mendekati 90% dari R dan tulis nilai-nilai
parameter yang di peroleh.
13. Ulangi poin 12 dengan kenaikan atau penurunan rata rata 10% dari reostat
beban hingga 1% dari R dicapai, inilah titik sirkuit pendek panel matahari.
14. Untuk mendapatkan tegangan sirkuit terbuka panel, tempatkan pemilih beban
DC di posisi 1.
3.2 Praktik 2 : Penentuan keluaran tenaga maksimal Aero generator

3.2.1 Tujuan
Tujuan praktik ini adalah untuk memperoleh poin kinnerja maksimal atau
P maks aero generator pada tingkat kecepatan udara yang berbeda.

3.2.2 Komponen Komponen yang di perlukan


Peralatan tenaga angin.

3.3 Praktikum 3 : Kajian daya yang dibangkitkan oleh Aero generator, bergantung
pada sudut masuk.

3.3.1 Tujuan
Ketika perilaku efisiensi Aero generator dengan kecepatan angin telah
di analisa, maka akan menarik untuk menganalisa pengaruh sudut masuk udara pada daya
yang di tangkap oleh rotor. Tampaknya mudah untuk memahami bahwa efisiensi Aero
generator akan bergantung pada udara masuk, sesuatu yang menghasilkan rotasi
kecepatan yang berbeda di rotor.

3.3.2 Elemen-Elemen yang di perlukan.

1. Kipas angin
2. Rotor dengan 6 bilah
3. Anemometer
4. Sensor kecepatan
5. Kuar tegangan (watt meter)
6. Kuat arus (wattmeter)
7. Modul beban
8. Sensor suhu, termokopel jenis J
9. Regulator
10. Sistem kontrol (SCADA)

3.3.3 Penjelasan

Ada 2 cara untuk melakukan pekerjaan ini :

1. Pada cara yang pertama, untuk kecepatan kipas angin permanen, kita
dapat meletakkan rotor pada posisi sudut tetap untuk udara masuk, dan
ambil data (sebagaimana dalam praktik pertama). Kemudian, kita
dapat mewakilkan daya yang di tangkap dengan posisi sudut rotor.
Ulangi proses nya untuk kecepatan kipas angin yang berbeda.
2. Pada cara yang kedua, ketika Anda telah melakukan cara yang
pertama, Anda dapat mengukur data untuk posisi sudut tetap rotor
yang mengubah kecepatan udara. Anda akan memperoleh daya pada
kecepatan angin untuk posisi sudut tetap. Ulangi proses yang sama
untuk posisi sudut yang berbeda.
BAB IV

DATA PERCOBAAN

4.1 Tabel praktikum 1: Penentuan parameter khas Aero generator.

V angin (m/s) I_dc (A) V_dc (v) N (rpm)


4,4 0,000 5,3 329,8

5,2 0,001 5,6 379,8

5,7 0,003 6,3 420,8

6,2 0,002 6,6 457,7

6,1 0,002 6,9 482,5

4.1.1 Tabel praktikum 2 : Kajian daya yang dibangkitkan oleh Aero


generator, bergantung pada sudut masuk.

AVE-1 (%) Pmaks (W) (IxV) SVA-1 (m/s)

55 0,00 4,4
65 0,0056 5,2

75 0,0189 5,7
85 0,0132 6,2
95 0,0138 6,1
<<<<
<<<
<<
<
Minimal
Mati
4.2 Tabel praktikum 2 : Tabel praktikum Penentuan parameter khas Aero
generator.

V angin (m/s) I_dc (A) V_dc (v) N (rpm)


4,4 0,015 3,0 294,9

4,9 0,039 4,1 347,9

5,5 0,041 4,5 397.0

6,0 0,033 4,7 438,6

5,9 0,035 5,8 478,8

4.2.1 Tabel praktikum 2 : Kajian daya yang dibangkitkan oleh Aero


generator, bergantung pada sudut masuk.

AVE-1 (%) Pmaks (W) (IxV) SVA-1 (m/s)

50 0,045 4,4
60 0,1599 4,9

70 0,1845 5,5
80 0,1551 6,0
90 0,203 5,9
<<<<
<<<
<<
<
Minimal
Mati
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil dan Pengamatan


5.1.1 Grafik Hubungan pada Praktikum 1
5.1.1.1 Grafik hubungan antara kecepatan angin dengan putaran

hubungan kecepatan angin dengan


putaran
600
500
400
300
200
100
0
1 2 3 4 5

V angin (m/s) N (rpm)

Dari grafik hubungan yang pertama yaitu hubungan antara kecepatan


angin (m/s) dengan putaran baling-baling (Rpm) dapat dilihat bahwa semakin
tinggi kecepatan angin maka semakin tinggi pula putaran dari baling-baling.

5.1.1.2 Grafik hubungan antara kecepatan angin dengan arus.

Kecepatan angin dengan Arus (dc)


7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5

V angin (m/s) I_dc (A)

Pada grafik hubungan yang kedua yaitu hubungan antara kecepatan angin
dengan arus dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan angin mka semakin
tinggi pula arus yang dihasilkan.
5.1.1.3 Grafik Hubungan antara kecepatan angin dengan tegangan.

Kecepatan angin dengan tegangan (dc)


8

0
1 2 3 4 5

V angin (m/s) V_dc (v)

Pada grafik hubungan yang ketiga yaitu hubungan antara kecepatan angin
dengan tegangan dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan angin maka
semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan.

5.1.1.4 Grafik hubungan antara kecepatan angin dengan daya (Watt)

Kecepatan angin dengan daya (watt)


7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5

V angin (m/s) Pmaks (W) (IxV)

Pada grafik hubungan yang keempat yaitu hubungan antara kecepatan


angin dengan daya output dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan angin
maka semakin tinggi pula daya output yang dihasilkan
5.1.2 Grafik hubungan pada Praktikum 2

5.1.2.1 Grafik hubungan antara kecepatan angin dengan putaran

Kecepatan angin dengan putaran


600
500
400
300
200
100
0
1 2 3 4 5 6

V angin (m/s) N (rpm)

Dari grafik hubungan yang pertama yaitu hubungan antara kecepatan


angin (m/s) dengan putaran baling-baling (Rpm) dapat dilihat bahwa semakin
tinggi kecepatan angin maka semakin tinggi pula putaran dari baling-baling.

5.1.2.2 Grafik hubungan antara kecepatan angin dengan arus.

kecepatan angin dengan arus (dc)


7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5

V angin (m/s) I_dc (A)

Pada grafik hubungan yang kedua yaitu hubungan antara kecepatan angin
dengan arus dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan angin mka semakin
tinggi pula arus yang dihasilkan.
5.1.2.3 Grafik hubungan antara kecepatan angin dengan tegangan.

kecepatan angin dengan tegangan (dc)


8

0
1 2 3 4 5

V angin (m/s) V_dc (v)

Pada grafik hubungan yang ketiga yaitu hubungan antara kecepatan angin
dengan tegangan dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan angin maka
semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan.

5.1.2.4 Grafik hubungan antara kecepatan angin dengan daya (Watt)

Kecepatan angin dengan daya (Watt)


8

0
1 2 3 4 5

V angin (m/s) Pmaks (W) (IxV)

Pada grafik hubungan yang keempat yaitu hubungan antara kecepatan


angin dengan daya output dapat dilihat bahwa semakin tinggi kecepatan angin
maka semakin tinggi pula daya output yang dihasilkan
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin
menjadi energi putar pada kincir, selanjutnya putaran kincir digunakan untuk memutar
generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.
2. Komponen dan peralatan sistem konversi energi angin
1) Gearbox
2) Generator
3) Rotor blade
4) Tower
3. Kecepatan angin sangat berpengaruh pada komponen lainnya (arus, tegangan, putaran,
dan watt). Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar pula nilai pada tiap
komponennya.
6.2 Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Fitaistiana.Voni.2008.Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Bayu (PLTB) di Paneungpeak,Tugas Akhir Teknik Mesin.Universitas

Pancasila:Jakarta.

http://harirustianto.blogspot.com/2010/03/angin-lokal-angin-lokal-dapat-terjadi.html, 16
Mei 2018, pukul 19:00 WITA

Anda mungkin juga menyukai