Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Energi Angin


Energi memiliki beberapa pengertian, Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misal untuk
energi listrik dan mekanika) ; daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses kegiatan, misal dapat merupakan bagian suatu bahan
atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari) ; tenaga. Sedangkan menurut
Michael J. Moran, energi merupakan konsep dasar dari termodinamika yang
menjadi aspek yang penting dari analisis teknis. Pengertian energi secara umum
adalah kekuatan yang dimiliki oleh sesuatu benda sehingga mampu untuk
melakukan kerja.
Energi memiliki berbagai macam jenis, energi yang diketahui oleh
manusia sampai saat ini diantaranya yaitu: energi cahaya, energi kimia, energi
panas, energi suara, energi listrik, energi nuklir, energi potensial, dan energi gerak
(energi kinetik). Energi gerak muncul pada objek bergerak atau substansi, ketika
benda bergerak atau substansi ada gerakan energi, hal ini sejalan dengan
perubahan energi air (gerakan air di sungai) untuk memutar turbin untuk
menghasilkan listrik. Energi gerak memiliki contoh lain yaitu gerakan turbin
angin yang berputar untuk menghasilkan listrik pada pembangkit listrik tenaga
angin.
Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya rotasi bumi dan juga
adanya perbedaan tekanan udara disekitar nya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah, atau dari daerah
yang bersuhu rendah ke wilayah bersuhu tinggi. Buys Ballot seorang ahli ilmu
cuaca dari perancis berpendapat bahwa angin adalah udara yang bergerak dari
tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Anemometer adalah alat
yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Satuan dari kecepatan angin
adalah km / jam atau knot ( 1 knot = 0,5148 m / det = 1,854km / jam). Angin
biasanya diberi nama sesuai dengan arah datangnya.
Angin mempunyai banyak jenis, diantaranya yaitu: angin Passat (trade
wind), angin anti – Passat, angin barat (westernlies), angin timur kutub (polar
easterlies), angin muson (monsun) dan angin lokal. Angin lokal terdiri dari: angin
jatuh, angin gunung dan angin lembah, serta angin darat dan angin laut. Angin
darat dan angin laut merupakan jenis angin yang biasa dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari, terutama penduduk yang menetap di daerah pesisir. Angin darat
bertiup dari darat menuju ke laut, sedangkan angin laut bergerak dari laut menuju
kedarat. Pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari pada laut, karena suhu di
daratan pada malam hari lebih rendah menyebabkan tekanan di daratan tinggi
(maksimum) sedangkan tekanan dilautan rendah, inilah yang menyebabkan angin
darat terjadi pada malam hari. Suhu di lautan saat siang hari lebih rendah
ketimbang di daratan, maka angin bertiup dari laut menuju kedaratan atau yang
biasa kita sebut dengan angin laut .
Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa energi angin adalah
pengumpulan energi yang berguna dari angin. Tenaga angin banyak jumlah nya,
tidak terbatas, tersebar luas, bersih dan tidak menimbulkan efek rumah kaca. Di
Indonesia, pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga angin di sebut dengan
pembangkit listrik tenaga bayu.

2.2 Peta Potensi Angin di Indonesia


Indonesia memiliki potensi energi angin yang besar. Menurut data
Kementerian ESDM tanggal 21 september 2018, beberapa daerah di Indonesia
seperti sidrap dan jeneponto mampu menghasilkan energi listrik lebih dari 100
megawatt. Selain 2 daerah tersebut wilayah Sukabumi, Garut, Pandeglang, Lebak,
Lombok, dan wilayah pantai selatan Pulau Jawa juga memiliki potensi angin yang
cukup besar. Peta potensi wilayah angin di Indonesia dapat di lihat pada Gambar
2.1.
Gambar 2.1 : peta potensi kecepatan angin di Indonesia
(sumber : http://indonesia.windprospecting.com/)

2.3 Turbin Angin


2.3.1 Pengertian Turbin Angin
Turbin angin adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah energi
angin menjadi energi gerak dan selanjutnya di konversikan menjadi energi
listrik menggunakan generator di dalam turbin angin. Turbin angin bagus
beroperasi pada kecepatan angin 3-20 m/s.
2.3.2 Sejarah Turbin Angin
Orang-orang Mesir awal abad 3500 SM sudah mampu untuk
memanfaatkan energi angin. Mereka menggunakan layar untuk
menggerakkan perahu mereka melewati sungai Nil. Kincir angin pertama di
dokumentasikan tahun 200 SM di Persia.Turbin angin yang mampu
menghasilkan listrik pertama dikembangkan oleh Charles F Brush di
Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Turbin angin digunakan pertama kali
untuk mengisi baterai di Skotlandia pada bulan Juli 1887 oleh James Blyth.
Pengembangan turbin angin di Denmark tercatat dimulai pada tahun 1900,
Amerika pada tahun 1908, dan Uni Soviet pada tahun 1931.
2.3.3 Jenis-jenis Turbin Angin
Berdasarkan arah sumbu Turbin angin di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Turbin angin sumbu horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros utama
yang menghubungkan blade ke generator berbentuk horizontal.
semua komponen tersebut berada di puncak tower atau menara
penyangga. turbin angin ini memiliki jumlah blade yang bervariatif
mulai dari satu sampai delapan bergantung dari nilai tip speed ratio
nya. Jenis-jenis dari TASH dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 : jenis turbin angin sumbu horizontal (TASH)


(Sumber : http://imperishable173.com/)

 Kelebihan turbin angin sumbu horizontal


1) Dasar menara yang tinggi lebih kuat dibandingkan TASV.
2) Semakin tinggi tower, semakin tinggi pula daya yang dihasilkan
(kecepatan angin meningkat 20% setiap 10 m keatas, di
beberapa wilayah geseran angin).
 Kekurangan turbin angin sumbu horizontal
1) Memerlukan biaya pemasangan yang lebih mahal dari pada
TASV
2) Pemasangan blade yang relatif lebih sulit dari pada TASV.
3) Membutuhkan konstruksi menara yang kuat untuk menyangga
blade, motor, tail dan trsnsmisi.
4) Membutuhkan ekor pengarah untuk mengarahkan turbin angin
agar sesuai dengan arah angin.
2. Turbin angin sumbu vertical
Turbin angin sumbu vertikal (TASV) memiliki poros utama
yang menghubungkan blade ke generator berbentuk vertikal. Turbin
angin jenis ini memiliki jumlah blade minimal 2 buah dan jumlah
blade tergantung dari nilai tip speed ratio nya.Turbin angin sumbu
vertikal memiliki beberapa jenis, yaitu tipe H – rotor, Darrieus, dan
Savonius. Jenis-jenis dari TASV dapat dilihat pada Gambar 2.3 .
Gambar 2.3 : jenis - jenis turbin TASV
( Sumber : http://ANZDOC.com/ )

 Kelebihan turbin angin sumbu vertical


1) Tidak membutukhan struktur menara yang besar.
2) Perawatan komponen yang lebih mudah karena turbin lebih
dekat ke tanah dibandingkan TASH.
3) TASV mampu menghasilkan listrik pada kecepatan angin mulai
dari 10 km/jam.
4) Memiliki Tip Speed Ratio yang rendah sehingga kecil
kemungkinan rusak saat angin kencang.
5) TASV dapat menyesuaikan dengan arah datangnya angin,
sehingga tidak membutuhkan ekor pengarah.
 Kekurangan turbin angin sumbu vertical
1) TASV tidak mendapat keuntungan dari angin yang berhembus
kencang pada elevasi yg lebih tinggi.
2) Membutuhkan energi yang cukup besar untuk mulai berputar,
karena TASV memiliki torsi awal yang rendah.

2.4 Komponen Turbin Angin


2.4.1 Bilah
Bilah merupakan komponen turbin angin yang berinteraksi langsung
dengan angin. Bilah berfungsi untuk mengonversikan energi angin menjadi
energi mekanik. Besaran energi listrik yang dihasilkan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan dari bilah untuk dapat mengekstrak energi angin menjadi
energi mekanik. Energi mekanik yang dihasilkan bilah diteruskan untuk
memutarkan shaft pada generator. Besaran energi mekanik yang dihasilkan
bilah sangat dipengaruhi oleh jenis bilah dan kemampuan bilah untuk dapat
mengekstrak energi angin yang melewatinya. Jumlah bilah turbin angin
terdiri dari bilah tunggal, bilah dua, bilah tiga, dan multi blade, Semakin
banyak jumlah bilah yang digunakan pada turbin angin akan membentuk
dinding yang dapat menahan laju angin sehingga terjadi thrust yang
menyebabkan bilah tidak dapat berputar dengan cepat. Turbin angin dengan
menggunakan tiga bilah banyak dipilih karena memiliki efisiensi paling
tinggi.

Gambar 2.4 Bilah turbin angin skala mikro


2.4.2 Generator
Generator merupakan sebuah mesin listrik yang digunakan untuk
mengonversi energi mekanik menjadi energi listrik melalui proses induksi
elektromagnetik. Generator mengonversikan energi mekanik dari bilah untuk
memutarkan shaft sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Pada generator
energi listrik dihasilkan dari proses induksi elektromagnetik pada kumparan
stator. Hasil keluaran dari generator TSD-500 yaitu listrik arus AC tiga fasa.

Gambar 2.5 Generator TSD-500


2.4.3 Controller
Controller berfungsi sebagai alat untuk mengonversi listrik arus AC
tiga fasa dari generator menjadi arus DC dua fasa 24 volt dan pengatur sistem
tegangan output dari generator untuk distabilkan sebelum disimpan ke
baterai. Controller terdiri dari rectifier dan MPPT (maximum power point
tracker) dan rectifier. MPPT berfungsi untuk mengoptimalisasikan keluaran
arus dan tegangan untuk disesuaikan dengan kapasitas baterai yang
digunakan. Rectifier berfungsi sebagai alat untuk mengonversi listrik arus AC
menjadi listrik arus DC. Controller juga berfungsi sebagai alat untuk
melindungi komponen-komponen yang ada di dalam controller itu sendiri
dari aliran arus listrik yang tinggi. Controller dapat secara otomatis
melakukan cut-in ketika arus dan tegangan sudah mencapai batas minimum
untuk mulai melakukan pengisian dan akan melakukan cut-out ketika arus
dan tegangan sudah mencapai batas maksimum, pada saat baterai sudah
penuh dan pada saat kelebihan arus tegangan pada saat terjadi over speed.

Gambar 2.6 Controller


2.4.4 Data Logger
Data logger berfungsi sebagai media perekam dan penyimpanan data.
Arus dan tegangan dari controller sebelum disimpan pada baterai akan
melewati data logger terlebih dahulu untuk dilakukan perekaman. Arus dan
tegangan direkam dalam setiap detik. Pada data logger tidak hanya merekam
arus dan tegangan melainkan terdapat data kecepatan angin dan arah angin.
Data hasil perekaman pada data logger disimpan dalam memori card sehingga
data dapat diambil untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan untuk
mengetahui jumlah energi listrik yang dihasilkan dari turbin angin dengan
durasi tertentu.
Gambar 2.7 Data Logger
2.4.5 Baterai
Baterai berfungsi sebagai media penyimpanan energi listrik yang
dihasilkan dari generator yang sebelumya telah melewati beberapa tahapan
sebelum disimpan ke baterai. Terdapat dua fungsi kerja baterai yaitu charging
adalah ketika baterai berfungsi sebagai beban dialiri listrik dari generator dan
discharging adalah ketika baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik
untuk pengisian beban. Baterai yang digunakan yaitu jenis deep cycle gel 24
volt.

Gambar 2.8 Baterai


2.4.6 Inverter
Inverter merupakan suatu rangkaian elekronik yang berfungsi untuk
mengonversi listrik arus DC menjadi listrik arus AC dengan tegangan dan
frekuensi yang dibutuhkan. Listrik arus AC 12/24 volt yang merupakan input
inverter biasanya bersumber dari baterai. Inverter digunakan karena peralatan
elektronik kebanyakan menggunakan listrik arus AC dengan tegangan 220
volt.
Gambar 2.9 Inverter

2.5 Skema Turbin Angin


Energi mekanik dari bilah digunakan untuk memutarkan shaft pada
generator. Hasil keluaran dari generator TSD-500 yaitu listrik arus AC tiga fasa
kemudian diteruskan ke controller. Pada controller listrik arus AC tiga fasa dari
generator distabilkan dan dikonversi dari listrik arus AC tiga fasa menjadi listrik
arus DC dua fasa 24 volt, karena mendia untuk penyimpanan energi listrik yang
dihasilkan harus listrik arus arus DC dua fasa 24 volt. Setelah melalui tahap
konversi arus pada controller, kemudian memasuki tahap perekaman data arus
dan tegangan dalam setiap detik pada data logger, sehingga dapat melakukan
pengambilan data untuk melakukan penelitian serta dapat mengetahui jumlah
energi listrik yang dihasilkan dengan durasi tertentu. Setelah melalui tahap
perekaman arus dan tegangan pada data logger energi listrik kemudian disimpan
pada baterai. Sebelum digunakan pada beban, energi listrik dari baterai harus
dikonversi terlebih dahulu melalui inverter dari listrik arus DC 24 volt menjadi
listrik arus AC 220 volt, karena peralatan elektronik kebanyakan menggunakan
listrik arus AC dengan tegangan 220 volt.
DATA LOGGER

TURBIN ANGIN CONTROLLER BATERAI

INVERTER

AC 220 V

Gambar 2.10 Skema turbin angin dan skala mikro


2.6 Jenis-jenis Bilah Turbin Angin
2.6.1 Bilah Jenis Taper
Bilah jenis taper memiliki lebar chord ujung lebih kecil dibandingkan
dengan lebar chord pangkal. Bilah jenis taper memiliki keungulan yaitu thrust
yang dihasilkan relatif lebih kecil terutama pada putaran rendah karena lebar
chord bilahnya mengecil ke ujung sehingga laju aliran angin yang
melewatinya tidak terhalang ketika bilah beputar. Bilah dengan chord yang
mengecil ke ujung dapat berputar dengan kecepatan tinggi sehingga shaft
pada generator dapat berputar dengan lebih cepat dan tidak diperukan
gearbox yang besar B), Kekurangan dari bilah jenis taper yaitu memiliki torsi
yang kecil terutama pada putaran rendah yang mengakibatkan bilah jenis ini
akan sulit untuk mulai berputar.

Gambar 2.11 Bilah jenis taper


2.6.2 Bilah Jenis Taperless
Bilah jenis taperless memiliki lebar chord dari pangkal ke ujung sama.
Bilah jenis taperless memiliki kecepatan putar lebih rendah dan memiliki torsi
yang besar terutama pada putaran rendah dibandingkan dengan bilah jenis
taper, sehingga bilah jenis taperless akan mudah untuk mulai berputar. Bilah
jenis taperless memiliki thrust yang lebih besar dibandingkan dengan bilah
jenis taper karena bilah jenis ini memiliki lebar chord dari pangkal keujung
sama sehingga akan membentuk dinding ketika bilah berputar yang
menyebabkan angin yang melewatinya terhalang.
Gambar 2.12 Bilah jenis taperless
2.6.3 Bilah Jenis Inverse Taper
Bilah jenis inverse taper memiliki bentuk chord ujung lebih besar dari
pada chord pangkal. Bilah jenis inverse taper memiliki kecepatan putar yang
lebih rendah dan memiliki torsi yang paling besar. Bilah dengan lebar chord
yang membesar ke ujung berdampak pada nilai starting torque yang
dihasilkan lebih besar sehingga bilah akan mudah untuk mulai berputar 121,
Bilah jenis inverse taper memiliki thrust yang paling besar dibandingkan
dengan bilah jenis taper dan taperless karena bilah jenis ini memiliki chord
yang melebar ke ujung sehingga akan membentuk dinding ketika bilah
berputar yang menyebabkan angin yang melewatinya terhalang. Geometri
bilah dengan chord yang melebar ke ujung sangat rentan terhadap terjadinya
perubahan struktur material yang mengakibatkan bilah akan sangat mudah
mengalami patah.

Gambar 2.13 Bilah jenis inverse taper

2.7 Gaya Pada Bilah Turbin Angin


2.7.1 Gaya angkat
Gaya angkat adalah gaya yang bekerja tegak lurus dengan arah
datangnya angin bebas yang menyebabkan bilah dapat berputar. Gaya angkat
terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara permukaan atas dan
permukaan bawah airfoil. Gaya angkat dipengaruhi oleh nilai coefficient lift
airfoil. Gaya angkat pada setiap elemen bilah dapat dihitung menggunakan
persamaan (2.2) berikut:
1
dFL = ρ da w2 CL …………………………………………….………… (2.2)
2
Keterangan :
dF : Gaya angkat per elemen (N)
ρ : Masa jenis udara (kg/m3)
da : Kecepatan angin relatif (m/s)
CL : Coefficient lift
2.7.2 Gaya hambat
Gaya hambat adalah gaya yang bekerja sejajar dengan arah datangnya
angin relatif yang menyebabkan bilah terhambat ketika berputar karena
adanya interaksi aliran angin dengan airfoil. Gaya hambat dipengaruhi oleh
coefficient drag airfoil. Gaya hambat pada setiap elemen bilah dapat dihitung
menggunakan persamaan (2.3) berikut :
1
dFD = ρ da w2 CD…………………………………………….………… (2.3)
2
Keterangan :
dFD : Gaya angkat per elemen (N)
ρ : Masa jenis udara (kg/m3)
da : Kecepatan angin relatif (m/s)
CD : Coefficient lift
2.7.3 Thrust
Thrust adalah resultan dari gaya angkat dan gaya hambat. Thrust
merupakan gaya yang mendorong bilah searah datangnya angin bebas yang
dapat menyebabkan bilah patah. Thrust pada setiap elemen bilah dapat
dihitung menggunakan persamaan (2.4) berikut:
1
dFϮ = B ρ da w2 (CL cos Ø - CD sin Ø)………… ………… …………… (2.4)
2
Keterangan :
dFϮ : Thrust per elemen (N)
B : Jumlah bilah
ρ : Masa jenis udara (kg/m3)
da : Kecepatan angin relatif (m/s)
CL : Coefficient lift
CD : Coefficient drag
Ø : Sudut (derajat)

2.8 Material Bilah Turbin Angin


Terdapat beberapa pilihan material yang dapat digunakan sebagai material
bilah turbin angin seperti logam, komposit, styrofoam, dan kayu 119, Material
logam aluminium cenderung mudah terjadi bengkok, sedangkan material logam
besi menyebabkan bilah sulit berputar karena massa jenis materialnya berat.
Material komposit seterti resin polyster merupakan jenis material yang banyak di
gunakan, tapi diperlukan cetakan sehingga untuk membuatnya memerlukan biaya
tambahan.
Material styrofoam memiliki sifat yang ringan, mudah dibentuk namun
mudah patah. Material kayu memiliki sifat ringan, kuat dan mudah dibentuk
schinnga dapat dijadikan material bilah. Kayu untuk material bilah sebaiknya
kayu yang ringan kuat dan memiliki serat yang rapat serta bebas dari mata kayu.
Jenis kayu yang biasa di jadikan material bilah adalah kayu pinus, basswood, dan
meranti (1) Dikarenakan jenis kayu tersebut langka maka pada penelitian ini
menggunakan material kayu mahoni (swietenia macrophylla).

2.9 Air Foil


Airfoil adalah bentuk sebuah penampang aerodinamic yang apabila
diberikan aliran fluida akan menghasilkan gaya angkat atau coefficient lift dan
gaya hambat atau coefficient drag. Pada saat dialirkan fluida airfoil akan memiliki
gaya angkat yang lebih besar dari pada gaya hambat, karena kecepatan aliran
fluida di permukaan atas airfoil lebih cepat dari pada kecepatan aliran fluida di
permukaan bawah airfoil. Pada permukaan atas airfoil memiliki tekanan yang
lebih rendah dari pada di permukaan bawah airfoil, maka aliran udara pada
permukaan bawah akan mengangkat airfoil sehingga terjadilah gaya angkat. Nilai
gaya angkat akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya nilai sudut serang
sehingga akan mencapai suatu kondisi stall dimana gaya angkat akan menurun
dan gaya hambat meningkat.

Gambar 2.14 Kurva CL terhadap sudut terang

Stall merupakan suatu kondisi ketika airfoil bekerja pada nilai sudut
serang yang tinggi. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan wind tunnel
menunjukan bahwa nilai coefficient lift dan coefficient drag tidak konstan sangat
bervariasi terhadap perubahan sudut serang.

Gambar 2.15 Kurva CL-CD airfoil

2.10 Air Foil NACA


NACA merupakan kepanjangan dari National Advisory Committee of
Aerounatics merupakan salah satu lembaga perancang airfoil. Airfoil NACA
digunakan untuk kebutuhan industri pesawat terbang, namun saat ini airfoil
NACA digunakan sebagai bentuk penampang bilah turbin angin Airfoil NACA 4
angka seri 44XX dan airfoil NACA 5 angka seri 230XX memiliki nilai coefficient
lift yang tinggi dan coefficient drag yang rendah.
Pada airfoil NACA terdapat kode angka yang menunjukan bentuk dari
airfoil itu sendiri. Pada airfoil NACA 4 angka, untuk angka pertama menunjukan
maksimum camber dalam seperseratus chord, angka kedua menunjukan posisi
maksimum camber dalam sepersepuluh chord dari leading edge dan dua angka
terakhir menunjukan maksimum tickness dalam seperseratus chord Pada Airfoil
NACA 5 angka, untuk angka pertama menunjukan nilai clefficient lift jika
dikalikan dengan 0.15, angka kedua dan ketiga jika dibagi dua menunjukan letak
maksimum camber dalam seperseratus chord dari leading edge dan dua angka
terakhir menunjukan maksimum tickness dalam seperseratus chord.

2.11 Dasar Perhitungan Pengujian Turbin Angin


Rumus-rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan dan analisa
dalam penelitian unjuk kerja kimcir angin ini adalah sebagai berikut :
A. Luas Penampang Lorong
Luas penampang adalah luas permukaan bidang datar rata yang berbentuk
lingkaran. Sehingga mencari luas penampang sama dengan luas lingkaran,
yaitu :
A = π r2
Karena hubungan jari-jari lingkaran (r) dan diameter lingkaran (d) adalah :
R=½d
Maka luas penampang atau luas lingkaran jika diketahui diameter adalah :
A = π r2
1
A = π ( d)2
2
1
A = π( d)2 ……………………………………………………..……..
4
(2.3)

B. Debit Aliran Udara


Debit aliran udara dapat dinyatakan secara matematis dengan menggunakan
persamaan seperti berikut :
Q = V
A ………………………………………………………………………... (2.4)
Keterangan : v = Kecepatan Aliran (m/s)
A = Luas penampang (m2)
C. Daya Angin
Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik. Energi kinetik ini
merupakan energi yang dihasilkan oleh laju aliran massa udara yang mengalir
melewati suatu penampang tempat A (m2) dengan kecepatan v (m/s),
sehingga dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
1 2
Ek = mv ……………..…………………………………………………
2
(2.5)
Keterangan :
Ek : energi kinetik (J)
m : massa udara (kg)
v : kecepatan angin (m/det)
daya merupakan energi per satuan waktu, maka dari rumus diatas dapat
dituliskan :
1
Pin= mv2 ………………………………………………………………… (2.6)
2
Keterangan :
Pin = daya yang dihasilkan angin J/s (Watt)
m = massa udara yang mengalir per satuan waktu (kg/s)
v = kecepatan angin (m/s)
massa udara yang mengalir per satuan waktu adalah :
m = ρ Av………………………………………………….……………… (2.7)
Keterangan :
ρ : massa jenis udara (kg/m3)
A : luas penampang yang membentuk sebuah lingkaran (m2) 45rrrrrrf
V = kecepatan angin (m/s)

D. Gaya Dorong Angin


Rumus Gaya dorong angin sebagai berikut :
F = Gaya Dorong Angn (N)
F = m . v ……………………………………………………………… (2.8)
Keterangan :
m = laju aliran massa (kg/s)
v = kecepatan aliran udara (m/s)

E. Gaya tangensial
Besar gaya tangensial yang dialami bilah dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :

Ft ?
Tan α = =
Fd
5,07
Sin 25 =
12,01
Fdtan 25
Ft = 25 = are.sin
10,89 tan 25
5,07
12,01
Ft = 5,27 N

F. Gaya Radial
F radial = √ Fd 2+ Ft 3
F radial =
Fd
F rad =
cos 25

G. Torsi Kincir Angin


Torsi adalah gaya bekerja pada poros yang dapat menghasilkan gaya dorong
pada sumbu kincir angin, dimana gaya dorong ini memiliki jarak dan arah
tegak lurus terhadap sumbu poros yang berputar, persamaannya sebagai
berikut :
Dlt
T = Fx
2

T = F x r
............................................................………………. (2.11)
Keterangan :
T = torsi dinamis yang dihasilkan dari putaran poros (Nm)

H. Daya Kincir Angin


Daya kincir angin adalah daya yang dihasilkan oleh poros kincir akibat daya
angin yang melintasi sudu-sudu kincir. Koefisien daya (Cp) untuk tiap jenis
kincir angin harganya berbeda dan harganya berubah sesuai dengan tip speed
ratio (tsr), daya efektif yang dapat diambil kincir angin adalah sebesar 59.3%.
angka 59.3% adalah batas Betz (Betz Limit, diambil dari ilmuan jerman
Albert Betz).

Gambar 2.20 Diagram Cp vstsr merupakan karakteristik dari beberapa kincir


angin.
Umumnya perhitungan daya gerak melingkar dapat dituliskan dengan
Persamaan :
ω = kecepatan sudut (rad/s)
Kecepatan sudut (ω) didapat dari
putaran
ω =n
menit
nx 2 xπ rad nπ
¿ = ………………………..……………………………….
60 detik 30
(2.13)
Dengan demikian daya yang dihasilkan oleh kincir angin dinyatakan dengan
persamaan :
Pout = Tω
=T

…………………….………………………………………………….
30
(2.14)

K eterangan :
Pout = daya yang dihasilkan kincir angin (watt)
n = kecepata putaran poros (rpm)

I. Daya Listrik
Daya listrik merupakan laju hantaran energi listrik pada sebuah rangkaian
kelistrikan untuk setiap satuan waktu. Dalam satuan Sl, satuan dari daya
adalah Joule per detik (J/s) atau Watt. Persamaan umum yang digunakan
untuk menghitung daya listrik dalam sebuah rangkaian kelistrikan yaitu
sebagai berikut :
P = V x I
………………………………………………………………..………... (2.15)
Keterangan :
P = Daya Listrik (Watt)
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus (Ampere)
Pada kondisi-kondisi tertentu rumus dasar diatas tentu tidak akan dapat
dipergunakan. Sehingga untuk mempermudah perhitungan, rumus dasar
tersebut dikembangkan dan dihasilkan persamaan lainnya yang berdasarkan
konsep Hukum Ohm sebagai berikut :
V = I x R
………………………………………………………….……………….(2.16)
Keterangan : V = tegangan listrik (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan(Ω)
Dengan merubah variable tegangan (V) sesuai persamaan pada Hukum Ohm
diatas, maka persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya
daya persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya daya
listrik yaitu sebagai berikut :
P = VxI
P = (IxR)xI
P = I2xR
Berdasarkan Hukum Ohm pula, persamaan yang digunakan untuk
menghitung besarnya kuat arus (I) yaitu sebagai berikut :
V
I =
R
…………………………………………….(2.17)

J. Efesiensi Turbin (ηT)


Efisiensi Turbin (ηT) adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan
oleh generator listrik arus DC (Pout), sehingga dapat dirumuskan :
Pout
(ηT) =
Pin
100%.........................................................................(2.18)
Keterangan :
(ηT) = Efisiensi Turbin(%)
Pout = Daya yang dihasilkan oleh kincir angin (Watt)
Pin = Adalah daya yang dihasilkan oleh angin (Watt)

Anda mungkin juga menyukai