LANDASAN TEORI
Dari hasil simulasi yang dilakukan Aditya Idra Bayu (2012) dengan tinggi
rotor 220 mm dan diameter 120 mm, didapatkan nilai Torsi. Dari Torsi ini,
dikalikan dengan kecepatan angular didapatkan daya output turbin angin actual
(Pactual). Dengan perbandingan dengan energi kinetik total yang dapat diekstrak
dari angin oleh turbin angin, didapatkan nilai Cp. Untuk nilai Ct, didapatkan
melalui perbandingan Torsi terhadap gaya momentum yang terdapat pada angin
yang dapat diekstrak oleh turbin angin. Model yang memiliki performa paling
tinggi adalah Twist 45°, hal ini dikarenakan kontur Twist 45˚ yang menyebabkan
angin memberikan gaya lebih banyak akibat perpanjangan lengan momen. Nilai
Cp tertinggi dengan nilai 0.35 dipegang pada Overlap Ratio 0.25 dan nilai λ=0.4.
Secara keseluruhan, Helical memilki performa yang cukup baik pada setiap
konfigurasi dan cenderung stabil pada nilai Cp tertinggi dengan λ=0.7 untuk
kedua nilai Overlap Ratio. Nilai Cp tertinggi yang diraih adalah 0.25 pada
sumbu vertikal savonius rotor helix dengan sudut puntir 90° sebagai objek
penelitian eksperimantal. Turbin memiliki dimensi tinggi rotor sebesar 440 mm,
diameter rotor 350 mm, diameter poros 8 mm, dan daya rotor 10 watt. Sudu
dibuat dengan bahan pelat alumunium dengan tebal 0,3 mm. Pengujian dilakukan
dengan wind tunnel menggunakan kecepatan angin 4 m/s, 4,5 m/s, dan 5 m/s.
5
6
Pada kecepatan angin 4 m/s turbin menghasilkan tegangan listrik 2,20 volt,
pada kecepatan angin 4,5 m/s turbin menghasilkan tegangan listrik 2,64 volt, dan
pada kecepatan angin 5 m/s turbin menghasilkan tegangan listrik 2,91 volt.
semakin naik kecepatan angin yang menggerakan turbin maka semakin tinggi
tegangan listrik yang dihasilkan. Dengan kecepatan angin yang sama, turbin
dibandingkan dengan turbin angin savonius tipe U yang memiliki dimensi turbin
yang sama.
Ahmed S. Saad, dkk (2017) melakukan unjuk kerja turbin angin savonius
helix dengan rotor yang dimodifikasi. Turbin memiliki sudut puntir 45° dengan
diameter rotor 40 cm, tinggi 40 cm, dan rasio overlap 0,15. Analisis dilakukan
digunakan pada simulasi sebesar 6 m/s. Coefficient of Power (Cp) tertinggi yang
didapat 0,183 dan Tip Speed Ratio (λ) sesuai denganCp sebesar 0,8. Coefficient of
Torque (Ct) tertinggi didapat 0,31 dan nilai λ sesuai Ct sebesar 0,4.
Berdasarkan penelitian dari Suryadi, dkk (2020) Turbin angin vertikal tipe
savonius bentuk helix yang memiliki sudut 180°, berputar dengan kecepatan
tinggi 200 cm dan terpasang panel kontrol dan solar cell pada kapasitas 20 WP.
Turbin angin savonius helix membutuhkan kecepatan angin minimal 2,45 m/s
18,64 volt pada putaran generator 304 rpm disaat tanpa beban sedangkan dalam
7
keadaan berbeban putaran pada generator sebesar 281,3 rpm, tegangan generator
sebesar 11,73 volt serta daya yang dihasilkan sebesar 0,038 watt pada kecepatan
2.2. Angin
Energi angin adalah aliran angin yang timbul akibat adanya perbedaan
temperatur antara dua tempat dengan kecepatan tertentu. Udara yang panas di
suatu tempat di permukaan bumi menjadi lebih ringan dan naik ke atas. Untuk
mengisi kekosongan udara di tempat tersebut, maka udara yang lebih dingin dari
tempat lain akan bergerak ke tempat yang panas, sehingga terjadilah pergerakan
udara/angin.
Energi yang terkandung dalam angin adalah energi kinetik yang dapat
pompa air, menggiling padi, hingga dapat membangkitkan energi listrik yang
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.
Turbi angin terdahulu lebih banyak dibangun di negara-negara Eropa dan lebih
menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun
sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi
lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
listrik.
Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) memiliki poros rotor utama dan
turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang
yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar.
kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan
tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak
begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind (melawan arah
mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat
mereka dan dengan demikian juga mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah
itu.
downwind :
Keuntungan dari desain ini adalah rotor tidak terkena wind shade
yaw. Rotor juga dapat dibuat lebih fleksibel, dan beratnya menjadi
energi angin yang terjadi dapat memberikan beban yang lebih pada
yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak
harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di
dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses
11
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang
lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah
bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga
yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan
obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa
pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap
yang dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini
merupakan titik optimal bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi angin
yang minimal.
Savonius :
a. Pada tipe Darrieus, bilah dibentuk dan diputar dengan pola garis
dibuat.
Namun, hingga saat ini biaya produksi sistem ini masih sangat
12
horizontal.
turbin ini dapat bekerja secara efektif bahkan ketika arah angin
berubah dan dapat bekerja baik pada kecepatan angin yang rendah
stage pada rotor. Osilasi moment pada saat beroperasi dengan menggunakan rotor
Energi kinetik angin yang berhembus dalam satuan waktu (daya angin)
adalah :
1
P Av 3 .…………………………………...……………………(1)
2
Dimana :
persamaan untuk energi kinetik yang terdapat pada angin secara aktual :
1
P Av 3 Cp ………………………………………………….….(2)
2
Cp = coefficient of power
Swept area adalah luas efektif dari bilah turbin yang mampu menerima
energi kinetik angin, dan mengubahnya menjadi energi mekanik. Untuk tipe
A H D
……………………………………………...………..….(3)
D 2r
Dimana :
Putaran turbin dipengaruhi oleh kecepatan angin dan diameter dari turbin.
v
n 60 …………………………………………………..............(4)
D
Dimana :
Tip Speed Ratio (TSR) atau perbandingan kecepatan ditiap turbin angin
(ujung) dan kecepatan angin yang didapat oleh turbin (Suryadi dkk, 2020). TSR
nD
……………………………………………………………(5)
60v
Dimana :
π = 3,14
Untuk kecepatan putar yang sama, semakin besar torsi yang diberikan maka
semakin besar daya yang diserap, demikian juga sebaliknya. Persamaan torsi
adalah:
30 P
T ……………………………………………………………..(6)
n
Dimana :
T = torsi (Nm)
P = daya (W)
Coefficient of power atau biasa disingkat dengan Cp, digunakan sebagai nilai
kinerja dari turbin angin. Cp adalah perbandingan dari energi angin yang berhasil
diekstrak oleh turbin angin dengan energi keseluruhan yang terdapat pada angin
Paktual P
Cp 1 aktual 3 …………………………………………...…(7)
Pteoritis 2 Av
Paktual T ……………………………………………………....….(8)
Dimana :
T = torsi (Nm)
4T
Ct ……………………………………………………….(9)
v D 2 H
2
Dimana :
Ct = koefisien torsi
T = torsi (Nm)