Anda di halaman 1dari 12

ENERGI ANGIN

BAB 1. LANDASAN TEORI

1.1. Energi Angin

Energi angin memiliki beberapa pengertian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misal untuk energi listrik dan
mekanik): daya (kekuatan) yang dapat digunakan berbagai proses kegiatan , misal dapat
merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari); tenaga.

Sedangkan menurut Michael J. Moran, energi merupakan konsep dasar dari termodinamika yang
menjadi aspek yang penting dari analisis teknis. Pengertian energi secara umum adalah kekuatan
yang dimiliki oleh sesuatu benda sehingga mampu untuk melakukan kerja.

Energi memiliki berbagai macam jenis, energi yang diketahui oleh manusia samapi saat
ini diantaranya yaitu: energi cahaya, energi kimia, energi panas, energi suara, energu listrik,
energi nuklir, energi potensial, dan energi gerak (energi kinetik). Energi gerak muncul pada
objek bergerak atau substansi, ketika benda gergerak atau substansi ada gerakan energi, hal ini
sejalan dengan perubahan energi air (gerakan air di sungat) untuk memutar turbin untuk
menghasilkan listrik pada pembangkit listrik tenaga angin.

Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya rotasi bumi dan juga adanya perbedaan
tekanan udara disekitar nya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke tempat yang
bertekanan udara rendah, atau dari daerah yang bersuhu tinggi. Buys Ballot seorang ahli ilmu
cuaca dari Frencis berpendapat bahwa angin adalah udara yang bergderak dari tempat bertekanan
tinggi ke tempat bertekanan rendah. Anemometer adalah yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin. Satuan dari kecepatan angin adalah km / jam atau knot (1 knot = 0,5148 m / s =
1,854 km / jam). Angin biasanya diberi nama sesuai dengan arah datangnya.

Angin mmempunyai banyak jenis, diantaranya yaitu; angin Passat (trade wind), angin
anti Passat, angin barat (westrnlies), angin timur kutub (polar easterlies), angin muson (mousun)
dan angin lokal. Angin likal terdiri dari: angin jatuh, angin gunung dan angin lembah, serta angin
darat dan angin laut. Angin darat dan angin laut merupakan jenis angin yang biasa dirasakan
dalam kehidupan sehari-hari , terutama penduduk yang menetap di daerah pesisir
Angin darat bertiup dari darat menuju ke laut, sedangkan angin laut bergerak dari laut
menuju ke darat. Pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari pada laut, karena suhu di
daratan pada malam hari lebih rendah menyebabkan tekanan di daratan tinggi (maksimum)
sedangkan tekanan di laurtan rendah, inilah yang menyebabkan angin darat terjadi pada malam
hari. Suhu di lautan saat siang hari lebih rendah ketimbang di daratan, maka angin bertiup dari
mlaut menuju kedaratan atau yang biasa kita sebut dengan nangin laut.

Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa energi angin adalah pengumpulan energi
yang berguna dari angin. Tenaga angin banyak jumlah nya, tidak terbatas, tersebar luas, bersih
dan tidak menimbulkan efek rumah kaca. Di Indonesia, pembangkit listrik yang memanfaatkan
tenaga angin di sebut dengan pembangkit tenaga bayu.

1.2. Peta Potensi Angin di Indonesia.

Indonesia memiliki potensi energi angin yang besar. Menurut data Kementrian ESDM
tanggal 21 September 2018. Beberapa daerah di Indonesia seperti Sidrap dan Jeneponto mampu
menghasilkan energi listrik lebih dari 100 megawatt (MW). Selain 2 daerah tersebut wlayah
Sukabumi, Garut, Pandeglang, Lebak, dan wilayah pantai selatan Pulau Jawa juga memiliki
potensi angin yang cukup besar. Peta potensi wilayah di Indonesia dapat di lihat pada gambar
1.1.
Gambar 1.1 Peta potensi kecepatan angin di Indonesia(sumber :
http://indonesia.windprospecting.com/)

1.3. Turbin Angin.

a). Pengertian turbin angin

Turbin angin adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah energi angin menjadi
energi gerak dan selanjutnya dikoversikan menjadi energi listrik menggunakan generator di
dakam turbin angin. Turbin angin baik (bagus) beroperasi pada kecepatan angin 3 – 20 m/s

b). Sejarah turbin angin

Orang – orang Mesir Awal abad 350 SM sudah mampuh untuk memanfaatkan energi
angin. Mereka menggunakan layar untuk menggerakkan perahu mereka melewati sungai Nil;
Kincir angin pertama di dokumentasikan tahun 200 SM di Persia. Turbin angin yang mampu
menghasailkan listrik pertama dikembangkan oleh Charles F Brush di Cleveland, Ohio, Amerika
Serikat. Turbin angin digunakan pettama kali untuk mengisibaterai di Skotlandia pada bulan Juli
1887 oleh James Blyth. Pengembangan turbin angin di Denmark tercatat dimulai pada tahun
1908, dan Uni Soviet pada tahun 1931.

c). Jenis-jenis turbin angin

Berdasarkan arah sumbu Turbin di bagi menjadi 2. Yaitu:


1. Turbin angin sumbu horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros utama yang menghubungkan blade ke
generator berbentuk horizontal, semua komponen tersebut berada di puncak tower atau menara
penyangga. Turbin angin ini memiliki jumlah blade yang bervariatif mulai dari satu sampai
delapan bergantung dari nilai tip speed ratio nya. Jenis-jenis dari TASH dapat dilihat pada
gambar 1.2
Gambar 1.2 : jenis turbin angin sumbu horizontal (TASH
(sumber: http://imperishable173. com/)

Kelebihan turbin angin suimbu horizontal


1). Dasar nmenara yang tinggi lebih kuat dibandingkan TASV
2). Semakin tinggi tower, semakin tinggi pula daya yang dihasilkan (kecepatan angin
meningkat 20% setiap 10 m keatas, dibeberapa wilayah gesekan angin)

Kelebihan turbin angin suimbu horizontal


1). Memerlukan biaya pemasaran yang lebih mahal dari pada TASV
2). Pemasangan blade yang relatif lebih sulit dari pada TASV
3). Membutuhkan konstruksi menara yang kuat untuk menyangga blade, motor, tail dan
transmisi.
4). Menimbulkan ekor pengarah untuk mengarahkan turbin angin agar sesuai dengan arah
angin.

2. Turbin angin sumbu vertikal


Turbin angin sumbu vertikal (TASV) memiliki poros utama yang menghubungkan blade ke
generator berbentuk vertikal. Turbin angin jenis ini memiliki jumlah blade minimal 2 buah dan
jumlah blade tergantung dari nilai tip speed ratio nya. Turbin angin sumbu vertikal memilki
beberapa jenis, yaitu tipe H-rotor, Darrieus , dan Savonius. Jenis-jenis dari TASV dapat dilihat
pada gambar 3.3
Gambar 3.3: Jenis-jenis turbin TASV
(sumber: http://ANZDOC.com/)

Kelebihan turbin angin sumbu vertikal


1).Tidak membutuhkan struktur menara yang besar
2). Perawatan komponen yang lebih mudah karena turbin nlebih dekat ke tanah dibandingkan
TASH
3). TASH mampu menghasilkan listrik pada kecepatan angin mulai dari 10 km/jam.
4). Memiliki Tip Speed Ratio yang rendah sehingga kecil kemungkinan rusak saat angin
kencang.
5). TASV dapat menyusaikan dengan arah datangnya angin, sehingga tidak membutuhkan ekor
pengarah.
Kekurangan turbin angin sumbu vertikal
1). TASV tidak mendapat keuntungan dari angin yang berhembus kencang pada elevasi
yang lebih tinggi.
2). Membutuhkan energi yang cukup besar untuk mulai berputar, karena TASV memiliki torsi
awal yang lebih rendah.

d). Komponen dari turbin angin

Seperti yang kita tahu, setiap mesin atau alat pasti terdiri dari berbagai komponen penyusun
nya, begitu pula dengan turbin angin ini. Adapun komponen dari turbin angin adalah
sebagai berikut:
Blade (Baling – baling / Sudu)
Blade turbin angin berfungsi untuk menerima energi dari angin (energi kinetik) dan
merubah nya menjadi energi putar untuk kemudian diteruskan ke generator melalui gearbox.
Blade (Baling – baling / Sudu)
Blade turbin angin berfungsi untuk menerima energi dari angin (energi kinetik) dan
merubah nya menjadi energi putar untuk kemudian diteruskan ke generator melalui gearbox.
Hub.
Fungsi utama dari hub yaitu menghubungkan blade atau sudu dengan poros input turbin
angin.
Pitch (Kontrol pitch sudu)
Pitch berfungsi untuk mengatur posisi sudut pada blade saat angin bertiup mengenai
turbin angin tersebut.
Brake
Brake berfungsi untuk mengatur kecepatan blade agar tetap stabil saat kondisi kecepatan
angin terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Poros
Poros turbin angin memiliki fungsi utama yaitu meneruskan putaran dari blade menuju ke
generator. Poros ini terdapat di dalam gear box.
Gear box.
Gear box berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk poros input dan output, gear input
dan output, serta bantalan input dan input. Di dalam gear box.putaran dari sudu di ubah agar
sesuai dengan spesifikasi rpm generator yang dipakai dengan menggunakan roda gigi
pembanding.
Generator
Generator adalah komponen yang penting di dalam turbin angin. Komponen ini
berfungsi untuk merubah energi gerak menjadi energi listrik. Generator menggunakan prinsip
induksi elektromagnetis untuk menghasilkan arus listrik.
Tower
Tower berfungsi sebagai penyangga komponen-komponen dari turbin angin seperti blade,
Generator, dan Tail. Untuk turbin angin jenis horizontal. Semakin tingi tower maka daya
yang akan dihasilkan juga akan semakin meningkat. Komponen dari turbin angin dapat dilihat
pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Komponen turbin angin
(sumber : www.getsttpln.com)

1.4 Syarat angin untuk PLTB


Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit
listrikntenaga bayu/angin. Tabel di bawah ini akan menjelaskan klasifikasi dan kondisi angin
yang dapat di gunakan untuk menghasilkan energi listrik. Tabel kondisi angin dapat dilihat pada
Tabel 1.1, dan tabel tingkat kecepatan angin 10 meter diatas permukaan tanah dapat dilihat pada
Tabel 1.2.
Tabel 1.1 : Tabel kondisi angin
Kelas angin Kecepatan angin Kecepatan angin Kecepatan angin
(m/s) km/jam) (knot/jam)
1 0,30 – 1,50 1,00 – 5,40 0,58 – 2,92
2 1,60 – 3,30 5,50 – 11,9 3,11 – 6,42
3 3,40 – 5,40 12,0 – 19,5 6,61 – 10,5
4 5,50 – 7.90 19,6 – 28,5 10,7 – 15,4
5 8,00 – 10,7 28,6 – 38,5 15,6 – 20,8
6 10,8 – 13,8 38,6 – 49,7 21,0 – 26,8
7 14,9 – 17,1 49,8 – 61,5 27,0 – 33,3
8 17,2 – 20,7 61,6 – 74,5 33,5 – 40,3
9 20,8 – 24,4 74,6 – 87,9 40,5 – 47,5
10 24,5 – 28,4 88,0 – 102,3 47,7 – 55,3
11 28,5 – 32,6 102,4 – 117,0 55,4 – 63,4
12 32,7 – 118,0 - 63,4 -
(sumber : Wikipelodia/2013)

Tabel 1.2 Tingkat kecepatan angin 10 meter diatas permukaan tanah.


Kelas angin Kecepatan angin Kondisi angin di daratan
(m/s)
1 0,00 – 0,02
2 0,03 – 1,50 Angin tenag, asap lurus ke atas
3 1,50 – 3,30 Asap bergerak mengikuti arah angin
4 3,40 – 5,40 Wajah terasa ada angin, daun” bergoyang pelan
5 5,50 – 7,90 Debu jalanan bertebangan, ranting pohon bergoyang
6 8,00 – 10,7 Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar
7 10,8 – 13,8 Ranting pohon besar bergoyang
8 13,9 – 17,1 Ujung pohon melengkung
9 17,2 – 20,7 Dapat mematahkan ranting pohon
10 20,8 – 24,4 Rumah roboh
11 24,5 – 28,4 Dapat merobohkan pohon, menimbulkan kerusakan
12 28,5 – 32,6 Menimbulkan kerusakan parah
13 32,7 – 36,9 Tornado
(sumber : Wikipelodia/2013)
Angin kelas 3 adalah batas minimum, dan angin kelas 8 batas maksimum energi angin
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

1.4 Dasar Perancangan Turbin Angin


a) Daya.
Daya adalah usaha yang dibutuhkan per satuan waktu. Dalam sistem SI, satuan daya
adalah Joule / detik (J/) atau Watt. Daya adalah salah satu besaran skalar.
Daya input dari angin dapat dihitung dengan menggunakan rumus energi kinetik yang
dapat dilihat pada persamaan 1.1 :

EK = . m. , ................................................................. (1.1)

Dengan, EK = Energi kinetik (Joule), m = massa (kg), V = kecepatan angin, (m/s)


Tenaga pada permukaan kincir dapat dilihat pada persamaan 1.2 :

P = . . A. ,............................................................... (1.2)

Dengan, P = Tenaga (Watt, = Mssa jenis udara (1,225 kg/m3 pada permukaan laut)
A = permukaan kincir (m2), dan V = kecepatan angin :
Daya kincir angin dapat dilihat pada persamaan 1.3 :
P = 0,5 x x Ar x Cp x V3x Ng x Nb,................................................(1.3).
Dengan :, P = Daya dalam watt (746 watt = 1 hp) (1000 watt = 1 kilowatt)
= Massa jenis udara (1,225 kg/m3) pada permukaan laut)
Ar = Luas permukaan kincir ( m2 )
C = Koefisien kinerja (maksimum teoritis – 0,5 (betz limit), desain = 0,35)
Nb = Efisiensi gearbox / bearing (jika bagus dapat mencapai 95 % )
Ng = Efisiensi generator (50% alternator mobil, 80% atau lebih untuk permanent
magnet generator.
b) Power coefisient.
Power coefisient adalah perbandingan daya yang dihasilkan secara mekanik pada blade
akibat gaya angin terhadap daya yang di hasilkan oleh gaya lift pada aliran udara. Rumus power
coefisient dapat dilihat pada gambar 1.4..
( )( )
Cp = ,..............................(1.4)

Dengan :, Cp = Koefisien daya


P = Daya mekanik dihasilkan rotoe (Watt)
Po = Daya mekanik total yang terkandung dalam angin yang melalui sudu
= Massa jenis udara (kg / m3 )
A = Luas penampang bidang ( m2 )
V1 = Kecepatan aliran udara sebelum melewati sudu rotor ( m / s )
V2 = Kecepatan aliran udara setelah melewati sudu rotor ( m / s )
c) Tip Speed ratio .
Tip speed ratio (rasio kecepatan ujung) adalah perbandingan kecepatan angin dengan
kecepatan angin sudu. Tip speed ratio sangat menentukan lebar sudu, semakin tinggi tip speed
ratio yang di pilih, maka secara teortis berdasarkan teori momentum elemen sudu Cp akan
semakin tinggi dan sudu akan semakin ramping dan tipis. Tip speed ratio dapat dihitung dengan
persamaan 1.5.

ƛ= ,..........................................................(1.5)

Dengan; ƛ = Tip speed tratio, r = jari-jari rotor (m)


n = putaran rotor, V = Kecepatan angin (m / s)

d) Gaya horizontal akibat kecepatan angin (kg).


Energi maksimum angin dapat dihitung dengan persamaan 1.6;

P = . . A. ,......................................................(1.6)

Dengan, P = Tenaga (Watt, = Mssa jenis udara (kg / m3)


A = Luas penampang blade (m2), dan V = kecepatan angin (m / s)
Untuk mengetahui kecepatan anginyang sesungguhnya, capture area dapat dilihat pada
persamaan 1.7 berikut ini:
Pcapture area = A x Df,...........................................(1.7)
Dengan, A = Luas blade ( m2 ) Df = Gaya drag (kg / m2)
Gaya Df adalah gaya yang bekerja mengenai blade turbin secfara horizontal yang dapat dilihat
pada persamaan 1.8.: berikut ini.
Df = P sin (kg / m2), .........................................(1.8)

d). Pemilihan jumlahbilah sudu


Sudu dapat ditentukan jumlah nya berdasarkan harga satuan TSR (Erich Hau: 2000)
senbagaimana gambar 1.5.
Gambar 1.5 Penentuan Jumlah Jenis sudu
f). Geometri bilah sudu
Jari – jari sudu dibagi menjadi 5 bagian untuk memudahkan perhitungan, maka diperoleh
jari – jari lokal tiap bagian dari pusat rotor adalah serbagai berikut :
r1 r2 r3 r4 r5
0,4 0,8 1,2 1,6 2,0
Rasio kecepatan lokal dapat dihitung menggunakan rumus dari Djoyodiharjo (1983) yang dapat
dilihat pada persamaan 1.9 :

= . ,..................................................(1,9)

Dengan :, = Rasio kecepatan lokal

= Rasio kecepatam ujung


r = Jari – jari lokal dari pusat rotor ( m )
= Radiu baling-baling ( m )

g). Desain ekor pengarah


Rumus luas daun ekor pengarah dapat dilihat pada persamaan 1.10. berikut ini :
Ao = 0,16 . Ar . ,.......................................................................(1.10)

Dengan, Ao = Luas daerah ekor pengarah ( m2 )


Ar = Luas sapuan rotor ( m2 )
Ir = Jarak rotor ke sumbu vertikal menara ( m )
IV = Jarak pusat daun ekor ke sumbu vertikal menara ( m )
Ar = ( m2 )

h). Desain poros


Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, berrpenampang bulat dan biasanya
sebagai tempat dipasang nya komponen-komponen seperti roda gigi. Rumus dari diameter poros
dapat dilihat pada persamaan 1.11, berikut ini:

=[ ] ,.......................................................(1.11)

Dengan :, = Diameter poros ( mm )


= Rasio kecepatam ujung
Kt = Faktor kureksi (nilai 1 jika dikenakan beban secara halus)
= Faktor bila terjadi dengan pemakaian beban lentur (1,2 – 1,3)
T = momen puntir pada poros

Anda mungkin juga menyukai