Anda di halaman 1dari 56

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kerja Magang


Listrik telah menjadi salah satu bentuk energi yang sangat banyak
dibutuhkan sekarang ini. Manusia membutuhkan energi listrik dalam setiap
kegiatannya. Sayangnya untuk mendapatkan energi listrik ini, umumnya
listrik dibangkitkan oleh suatu generator dalam pembangkit listrik yang
menggunakan sumber energi minyak bumi atau batubara. Padahal ini
merupakan sumber energi yang terbatas jumlahnya, untuk itu diperlukan
sistem pembangkit listrik dengan sumber energi yang baru. Salah satu
sumber energi baru yang tidak akan habis adalah energi angin. Karenanya
banyak dibuat pembangkit listrik energi angin/bayu yang memiliki sistem
dan cara kerja sedikit berbeda dengan pembangkit listrik konvensional
yang berbahan bakar minyak atau batubara.
Di Indonesia, dengan banyak potensi energi angin yang bisa
didapatkan karena panjangnya garis pantai yang memiliki banyak energi
angin. Cepat atau lambat pembangkit listrik tenaga angin akan menjadi
salah satu pembangkit listrik yang digunakan di Indonesia. Untuk itu dalam
kerja magang ini dipelajari bagaimana suatu sistem pembangkit listrik
tenaga angin bekerja. Juga didasarkan karena pembangkit listrik ini
termasuk suatu teknologi yang masih jarang. Maka topik ini diambil, demi
menguasai teknologi pembangkit ini yang akan banyak digunakan di masa
depan.

1.2

Tujuan Kerja Magang


Kerja magang dilakukan untuk melihat bagaimana keseluruhan
sistem suatu pembangkit listrik tenaga angin, dan bagaimana cara kerja
masing-masing bagiannya. Proses pembelajaran juga termasuk membuat
secara langsung bagian-bagian turbin angin, seperti bilah. Juga melakukan
pemeliharaan rutin untuk menguji suatu sistem turbin masih layak
digunakan.

1.3

Manfaat Kerja Magang


Dari kerja magang ini diharapkan mendapatkan pengetahuan
mengenai sistem pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB), mempelajari
bagaimana cara kerja dan melakukan pemeliharaan sistem PLTB sesuai
dengan prosedur.

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam tugas akhir ini ada
beberapa permasalahan seperti berikut :
1. Bagaimana cara kerja PLTB
2. Bagaimana melakukan pemeliharan pada sistem PLTB.

1.5

Batasan Masalah
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan agar isi dan
pembahasan mengenai proyek akhir menjadi terarah, pembahasan dibatasi
hanya:
1. Sistem pembangkit listrik tenaga angin skala mikro kapasitas 500

Watt
2. Turbin angin jenis sumbu horizontal 3 bilah

1.6

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini merujuk pada pedoman
penyusunan tugas akhir dengan struktur pada Bab I : Pendahuluan berisi
latar belakang, tujuan kerja magang, manfaat kerja magang, rumusan
masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan; Bab II : Landasan
teori berisi teori-teori pendukung yang berkaitan dengan kegiatan kerja
magang mengenai pembangkit listrik tenaga angin; Bab III: Uraian Kegiatan
berisi jadwal dan kegiatan kerja magang beserta uraian masing-masing
kegiatan berupa tujuan dan langkah kerja; Bab IV : Kesimpulan dan Saran
berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan bab dan kerja magang, beserta
saran yang diberikan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Angin
Dalam ilmu meteorologi, angin adalah gerakan massa udara dalam
atmosfer yang penyebabnya sebagian besar karena perbedaan suhu
lingkungan. Perbedaan suhu ini terjadi karena panas dari matahari. Secara
umum, sebenarnya sumber-sumber energi terbarukan seperti angin,
merupakan akibat dari energi radiasi matahari (kecuali energi pasang surut
air laut dan panas bumi). Matahari menghasilkan radiasi yang sampai ke
bumi dan mempengaruhi kondisi alam di permukaannya. Salah satu akibat
dari radiasi matahari adalah munculnya perbedaan panas udara di
permukaan bumi, tetapi panas ini tidak merata di setiap tempat. Panas
udara ini kemudian membuat udara memiliki kuat tekanan yang berbedabeda, sehingga secara alami, udara cenderung berpindah dari tempat yang
bertekanan tinggi menuju tempat yang bertekanan rendah. Selain karena
tekanan udara, perpindahan udara juga dipengaruhi oleh rotasi bumi.

2.1.1 Energi dalam Angin


Karena angin adalah massa udara yang bergerak maka angin
memiliki jenis energi gerak (kinetik) yang bisa dimanfaatkan untuk
menggerakkan sesuatu atau dikonversi menjadi bentuk energi lain. Energi
adalah ukuran kesanggupan suatu benda untuk melakukan usaha. Dan
energi berhubungan dengan daya yang merupakan usaha yang dilakukan

per satuan waktu. Besar energi kinetik yang tersimpan dalam angin (yang
merupakan fluida) per satuan volume bisa dihitung menggunakan
persamaan :

...2.1
Dimana :
EK

Energi Kinetik (Joule)

Densitas Fluida

Luas Wilayah (m2)

Kecepatan Angin (m/s)

Sedangkan untuk suatu fluida yang mengalir melewati suatu area dengan
luas dan kecepatan tertentu. Maka daya yang dimiliki angin yang melewati
area seluas A dengan kecepatan v adalah :

...2.2

2.1.2 Kecepatan Angin


Hal yang biasanya dijadikan patokan untuk mengetahui potensi
angin adalah kecepatannya. Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin
atau pergerakan udara persatuan waktu dan dinyatakan dalam satuan
meter per detik (m/s), kilometer per jam (km/jam), atau mil per jam
(mil/jam).

Yang

biasanya

menjadi

masalah

adalah

ketidakstabilan

kecepatan angin, karena angin yang terus berubah terhadap waktu dan

tempat. Di wilayah Indonesia, umumnya kecepatan angin pada siang hari


lebih kencang dibandingkan malan hari. Karena itu perlu dilakukan
perhitungan kecepatan rata-rata dengan melakukan pengukuran kecepatan
angin secara terus menerus.
Udara bergerak yang terlalu dekat dengan permukaan tanah,
kecepatan angin yang diperoleh akan kecil sehingga daya yang dihasilkan
sangat sedikit. Semakin tinggi akan semakin baik. Pada keadaan ideal,
untuk mendapatkan angin berkecepatan sekitar 5-7 m/s, diperlukan
ketinggian 5-12 m di atas permukaan tanah.

Gambar 2.1 Grafik Hubungan Kecepatan Terhadap Kenaikan Tenaga Angin

Faktor lain yang perlu diperhatikan untuk turbin angin konvensional

adalah desain baling-baling. Untuk baling-baling yang besar (misalnya


dengan diameter 20 m), kecepatan angin pada ujung bilah bagian atas kirakira 1,2 kali dari kecepatan angin ujung bilah bagian bawah. Artinya, ujung
bilah pada saat di atas akan terkena gaya dorong yang lebih besar
daripada pada saat di bawah. Hal ini perlu diperhatikan pada saat
mendesain kekuatan bilah dan tiang (menara) khususnya pada turbin angin
yang besar. Jika kecepatan angin di bilah atas dan bawah berbeda secara
signifikan, maka yang perlu diperhitungkan selanjutnya adalah pada
kecepatan angin berapa turbin angin dapat menghasilkan daya optimal.
Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh kontur dari permukaan. Di
daerah perkotaan dengan banyak rumah, apartemen dan perkantoran
bertingkat, kecepatan angin akan rendah. Sementara kecepatan angin
pada daerah lapang lebih tinggi. Kepadatan (porositas) di permukaan bumi
akan menyebabkan angin mudah bergerak atau tidak. Faktor porositas ini
juga penting untuk diperhatikan ketika mendesain turbin angin.

2.1.3 Potensi Energi Angin di Indonesia


Angin memiliki kekuatan yang bisa digunakan untuk menghasilkan
sesuatu.

Energi

angin

dapat

dikumpulkan

dan

digunakan

untuk

menggerakkan sesuatu, sehingga energi angin ini bisa diubah menjadi


bentuk lain, seperti gerak mekanik atau energi listrik. Di wilayah Indonesia
yang berada di daerah khatulistiwa memiliki cukup banyak potensi angin
yang tersedia. Seperti peta angin pada gambar 1.1, menampilkan arah dan
kekuatan angin pada tanggal 4 Juni 2015 pada pukul 08:03:29. Terlihat

rata-rata angin di Indonesia banyak di daerah pantai dan semakin kuat


angin pada daerah Indonesia bagian timur.

Gambar 2.2 Peta Persebaran Angin di Wilayah Indonesia

Pada peta berikut ini ditunjukkan daerah-daerah daerah di Indonesia


yang memiliki potensi energi angin berdasarkan data kecepatan angin ratarata pada ketinggian 10 m. Berdasarkan kriteria turbin angin seperti TSD500 maka dibutuhkan angin berkecepatan minimal 3 m/s untuk mulai
berproduksi (LAN, 2012). Dan daerah yang memiliki kecepatan rata-rata
angin di atas 3 m/s banyak ditemui pada pesisir Selatan Jawa, Sumatera,
dan pulau-pulau di Indonesia bagian timur.

Gambar 2.3. Kecepatan Angin Rata-rata per Agustus 1999-Juli 2000


Menurut

Tim

Lentera

Angin

Nusantara

(LAN)

yang

telah

mengadakan pengujian potensi energi angin dan juga turbin angin di Pantai
Cipatujah, Tasikmalaya-Jawa Barat sejak Januari 2012. Dan berdasarkan
hasil pengujian didapatkan bahwa kecepatan angin di atas 3 m/s pada
ketinggian 5 meter berhembus selama 2510 jam atau sekitar 104 hari
dengan rata-rata energi per harinya sebesar 490 Wh.

Dalam menentukan energi angin di suatu daerah bukanlah


hanya dengan mengetahui kecepatan angin rata-rata pada daerah
tersebut karena kecepatan angin sangat fluktuatif setiap waktunya
maka yang terpenting adalah perhitungan lama/durasi kecepatan
angin produktif tersebut berhembus setiap harinya sehingga dapat
diketahui besar energinya. Misalkan saja dengan kecepatan angin 3
m/s bila konstan terjadi dalam 8 jam saja, maka mampu
menghasilkan energi 415 Wh/harinya (asumsi jari-jari jari blade 1m
dan densitas udara 1.225). Oleh sebab itu, pengukuran angin dan

10

pengkajian engkajian ini perlu dilakukan langsung di tempat yang


akan dijadikan site energi angin selama beberapa waktu/bulan
ataupun tahun bila diperlukan.

2.2

Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik adalah fasilitas industri yang digunakan untuk
menghasilkan energi listrik. Umumnya pembangkit listrik memiliki satu atau
lebih generator, yaitu alat yang mampu mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik berdasarkan Hukum Faraday dimana konduktor yang bergerak
dalam suatu medan magnet atau sebaliknya akan menghasilkan arus listrik
dalam konduktor. Sumber energi mekanik yang dibutuhkan oleh generator
ini bermacam-macam, tapi umumnya menggunakan pembakaran bahan
bakar fosil dan ada juga yang menggunakan energi nuklir. Tetapi sekarang
sumber energi untuk pembangkit listrik sudah meluas menggunakan
sumber energi terbarukan yang lebih bersih, seperti matahari, angin,
gelombang laut, dan hidroelektrik.

2.3

Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau biasa juga disebut turbin
angin adalah alat yang mampu mengubah energi kinetik dari angin menjadi
energi listrik. Walaupun secara teknis tidak ada turbin yang digunakan
dalam PLTB, fungsi turbin digantikan oleh bilah (sudu) untuk menerima
secara langsung energi dari aliran fluida (dalam hal ini aliran fluida adalah
aliran angin). Angin yang bergerak ini ditangkap oleh turbin, membuat bilah

11

berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan generator dan


akhirnya membangkitkan listrik. Karena turbin dan generator yang menyatu
ini membuat pembangkit listrik tenaga angin disebut turbin angin.
Turbin angin pada awalnya digunakan untuk membantuk menggiling
padi atau jagung, keperluan irigasi, atau memompa air. Sedangkan sebagai
pembangkit listrik, turbin angin telah digunakan di Denmark sejak tahun
1890. Kemudian karena beberapa dekade terakhir kekhawatiran akan
habisnya sumber energi fosil semakin menguat, telah banyak dilakukan
penelitian dan pengembangan turbin angin. Bahkan angin menjadi sumber
energi dengan perkembangan relatif cepat dibandingkan dengan sumber
energi lain. Walaupun penggunaan dan kapasitasnya masih belum bisa
menyaingi pembangkit listrik konvensional. Karenanya pengkajian potensi
angin dan penelitian sistem pembangkit listrik tenaga angin perlu dilakukan
dengan tepat.
2.3.1 Prinsip Kerja PLTB
Prinsip kerja PLTB adalah dengan memanfaatkan energi kinetik
angin yang masuk ke dalam area sapuan bilah turbin untuk memutar bilah
tersebut menjadi energi mekanik, kemudian energi mekanik ini diteruskan
ke generator untuk membangkitkan energi listrik.

2.3.2 Jenis-jenis PLTB


Untuk mendapatkan energi angin, ada beragam jenis turbin angin
dengan bentuk yang berbeda-beda. Tapi secara umum, turbin angin
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan penempatan porosnya, yaitu:
1.

Turbin Angin Sumbu Horizontal

12

Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor


utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil
diarahkan oleh sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca)
yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya
menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah
servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah roda gigi untuk
mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat
berputar.
Kelebihan yang dimiliki turbin angin jenis sumbu horizontal
adalah :
a.

Dasar menara yang tinggi memberikan akses ke angin


yang lebih kencang dan stabil. Di beberapa lokasi geseran
angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin

meningkat sebesar 20%.


b. Merupakan jenis turbin angin yang mendekati ideal
c.

efisiensinya.
Dengan efisiensi tinggi, banyak energi angin yang bisa
dihasilkan menjadi energi listrik. Sehingga jenis ini memiliki
kapasitas pendapatan energi paling banyak dibanding

jenis lain.
Sedangkan kelemahan dari turbin angin jenis ini adalah:
a. Menara yang tinggi serta bilah yang panjang menyulitkan
instalasi bangunan.
b. Turbin angin yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan alat
bantu yang yang sangat tinggi dan mahal serta para
operator yang terampil.
c. Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur
yang disebabkan oleh turbulensi angin.
d. Turbin angin membutuhkan mekanisme kontrol yaw

13

tambahan untuk membelokkan kincir menghadap angin.


2.

Turbin Angin Sumbu Vertikal


Turbin angin sumbu vertikal (TASV) memiliki sumbu rotor
utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini
adalah turbin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif.
Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya
sangat bervariasi. Dengan sumbu yang vertikal, generator serta
gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu
menyokongnya

dan

lebih

mudah

diakses

untuk

keperluan

perawatan. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda


padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir
berputar.
Kekurangan turbin angin sumbu vertikal yaitu produksi energi
hanya 50 % dari efisiensi jenis horizontal karena gaya drag
tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar. Turbin angin sumbu
vertikal tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih
kencang di tingkat yang lebih tinggi. Kebanyakan jenis ini
mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi lebih
sedikit untuk mulai berputar.

2.3.3 Efisiensi Turbin Angin


Tidak ada sistem yang bekerja dengan sempurna, karenanya ada
ukuran efisiensi dalam suatu sistem. Dalam sistem turbin angin ini juga
memiliki nilai efisiensi sendiri. Ada banyak komponen dalam sistem yang
memiliki tingkat efisien berbeda. Contohnya pada jenis turbin angin, ada

14

banyak jenis turbin yang bisa dibuat dan masing-masing memiliki nilai
efisiensi yang berbeda-beda. Urutan jenis turbin angin berdasarkan tingkat
efisiensinya (dari rendah ke tinggi) antara lain : 1. Tipe Belanda; 2. Tipe
Savonius; 3. Tipe Darius; 4. Tipe Linear; 5. Tipe Propeller 2 Bilah; 6. Tipe
Propeller 3 Bilah; 7. Tipe Banyak Bilah.

Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Cp dan TSR jenis-jenis turbin angin

Semakin tinggi efisiensi suatu turbin, semakin maksimal juga energi

15

angin yang bisa diubah oleh turbin angin. Jenis bilah turbin angin yang
paling ideal tingkat efisiensinya adalah jenis propeller 3 bilah dengan Cp
yang mendekati 45%. Jenis turbin angin dengan 2 dan 3 bilah inilah yang
paling banyak ditemukan di pasaran. Pemanfaatan energi angin juga
sama dengan pemanfaatan energi lainnya, yang terbagi dalam beberapa
skala. Dari skala besar sampai mikro. Ukuran skala menentukan sebesar
apa kapasitas energi yang mampu dihasilkan suatu turbin angin.

2.4

Turbin Angin TSD-500


Bagian utama dari turbin angin berupa generator, blade, cone, fin,
dan ekor. TSD-500 ini merupakan turbin angin horizontal dengan 3 blade
propeller yang memiliki tingkat efisiensi 40%. Turbin ini mulai berputar pada
kecepatan angin 2.5 m/s dan mulai memproduksi listrik pada kecepatan
angin 3 m/s. Daya maksimal yang mampu dihasilkan oleh turbin adalah 500
Wattpeak (Wp) pada kecepatan angin 12 m/s dan n di atasnya. Turbin ini
dapat bertahan sampai pada kecepatan angin 33 m/s.
Blade turbin menggunakan bahan kayu pinus. Selain kualitasnya
yang ringan dan kuat, kuat bahan ini mudah ditemui di Indonesia (untuk
pengembangan produksi lokal) dan juga harganya yang relatif terjangkau
dibandingkan dengan bahan lainnya. Turbin angin TSD-500 dipasang pada
ketinggian 4 hingga 6 meter di ataspermukaan tanah. Inilah yang membuat

16

proses instalasi turbin mudah dipelajari dan lebih aman.

Tabel 2.1 Spesifikasi Turbin Angin TSD-500

2.4.1 Komponen-komponen Sistem Turbin Angin


PLTB merupakan suatu sistem yang memiliki banyak komponenkomponen di dalamnya yang saling bekerja agar fungsi PLTB tercapai.
Secara umum, PLTB memiliki komponen-komponen yang terbagi menjadi
dua, yaitu :
Komponen Utama
1.

Bilah (Blade)
Blade merupakan bagian penting dalam suatu sistem turbin
angin sebagai komponen yang berinteraksi langsung dengan angin.
TSD-500 merupakan turbin angin tipe sumbu horizontal dengan 3
blade propeller yang memiliki nilai Cp 40%, yang berarti mampu
mengambil 40% dari total energi angin yang diterimanya (energi per

17

luas sapuan blade) menjadi energi mekanik.

Gambar 2.5. Bagian-bagian Bilah


Blade terdiri dari beberapa bagian, antara lain : Radius (jari-jari
bilah); Chord (lebar bilah); Leading edge; Trailing edge; Chord line
(garis yang menghubungkan leading dan trailing edge); Setting of
angle (pitch, sudut antara chord line dan bidang rotasi dari rotor);
Angle of attack (sudut antara chord line dengan arah gerak udara
relatif).

18

Gambar 2.6. Bentuk jenis-jenis Bilah


Blade memiliki 3 jenis berdasarkan desainnya, yaitu taper
(mengecil ke ujungnya), tapperless (pangkal dan ujungnya memiliki
lebar yang sama), dan

inverse-taper (membesar ke ujungnya).

Ketiga blade ini memiliki kapasitasnya masing-masing seperti jenis


taper yang sesuai untuk angin berkecepatan tinggi, sementara
inverse-taper inverse sesuai untuk kecepatan angin rendah (putaran
rendah, torsi tinggi) dan blade tapper-less dengan kemampuan di
antara keduanya.
2.

Generator
Secara sederhana, generator merupakan alat konversi energi
mekanik menjadi energi listrik untuk dimanfaatkan. Energi mekanik
bisa didapatkan dari beragam sumber, bisa dilakukan manual
dengan tangan atau dengan bantuan mesin lain.

19

Gambar 2.7. Skema Kerja Generator


Pada jaringan listrik yang digunakan di rumah-rumah hampir
semua energi listriknya berasal dari generator. Generator termasuk
dalam salah satu mesin listrik, yang prinsip kerjanya berdasarkan
prinsip Induksi Magnet. Secara umum generator memiliki dua
bagian, yaitu rotor dan generator. Generator bekerja dengan
memutar kumparan di dalam medan magnet sehingga listrik mengalir
yang besar arusnya bisa diatur dengan mengatur tegangan keluaran
generator. Pada turbin angin generator disimpan dalam nacelle agar
terlindungi dan rotor yang terhubung langsung dengan bilah.
Berdasarkan sistem kelistrikannya generator dibagi menjadi
dua jenis, yaitu dinamo dan alternator.
a. Dinamo adalah generator yang menghasilkan listrik arus
searah (DC) dan dilengkapi komutator didalamnya.
b. Alternator adalah generator yang menghasilkan listrik arus
bolak-balik (AC).
Dan secara mekanik, generator memiliki menjadi dua bagian,
stator yang merupakan bagian diam (statis) dari generator, dan rotor
yang merupakan bagian bergerak/berputar (rotasi). Sedangkan
secara elektrik juga terbagi dua, yaitu kumparan armature yang
merupakan komponen penghasil energi listrik dan bisa diletakkan

20

pada stator atau rotor. Lalu ada medan sebagai penghasil medan
magnet, bisa berupa kumparan medan yang membutuhkan listrik
untuk menjadi elektromagnet atau magnet permanen. Juga bisa
diletakkan pada stator atau rotor.
Generator memiliki banyak komponen Generator Secara
rumus, generator dengan kapasitas daya (P) tertentu mendapatkan
energi mekanik yang memiliki besar torsi (T) dan menyebabkan rotor
berputar dengan kecepatan tertentu (). Kemudian diubah menjadi
energi listrik yang memiliki besar tegangan (V) dan kuat arus (I).

Komponen Pendukung
1.

Bagian Ekor
Ekor turbin angin berfungsi mengarahkan turbin angin
menghadap arah angin. Ukuran ekor perlu disesuaikan dengan turbin
angin sehingga mampu mendorong badan turbin ke arah angin.
TSD-500 memiliki sirip ekor yang terbuat dari bahan fiber dan batang
ekornya terbuat dari besi.

21

Gambar 2.8. Bentuk Ekor TSD-500

2.

Controller
Controller berperan sebagai alat konversi energi listrik dari AC
menjadi DC dan pengatur sistem tegangan masukan yang fluktuatif
dari generator untuk distabilkan sebelum disimpan ke baterai.

Gambar 2.9. Skema Kerja Controller

Pada gambar di atas, diperlihatkan controller memiliki fitur


MPPT. Maximum Power Point Tracker (MPPT) adalah suatu
rangkaian DC yang mengoptimasikan keluaran daya dari generator
sebelum dialirkan untuk disimpan ke baterai. Regulator tegangan
(Cut-OFF tegangan maksimal 130 V) melindungi komponen-

22

komponen komponen yang ada di dalam controller dari aliran arus


tinggi. Controller dapat secara otomatis menghentikan pengecasan
saat baterai penuh.
Pada controller, juga dilengkapi komponen rectifier berperan
dalam mengkonversi

tegangan AC menjadi DC sehingga sesuai

dengan media penyimpanan listrik, yaitu baterai DC. Hasil dari


rectifier ini kemudian diolah oleh sistem MPPT dengan bantuan
transformator dan mosfet yang mengkonversi DC power untuk
dipecah-pecahkan menjadi tegangan DC yang lebih kecil dan arus
yang disesuaikan sehingga cocok dengan kapasitas baterai.
Misalnya saja, tegangan dan arus AC dari sumber awalnya bernilai
160 V dan 3 A (P=V.I , maka nilai Powernya 480 W) dialirkan ke
controller untuk dikonversi menjadi listrik DC yang sesuai dengan
kapasitas baterai, maka tegangan dan arusnya menjadi 24 V dan 20
A (P=480 W).

Gambar 2.10. Bentuk Controller dan Terminalnya

23

3.

Data Logger
Data Logger berperan sebagai media penyimpanan data,
tegangan dan arus dari controller akan melewati data logger untuk
direkam. Kemudian tegangan dan arus ini kembali dialirkan kembali
menuju baterai. Rekaman data disimpan di dalam SD Card dalam
format excel seperti waktu perekaman data dalam detik,

Gambar 2.11. Grafik Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Listrik

Data tegangan (V) dan arus (I) digunakan untuk menghitung

24

daya yang dihasilkan P=V.I), serta masukan arus dan tegangan saat
turbin dalam kecepatan angin tertentu. Melalui data V dan I ini juga
diketahui kondisi baterai penuh atau tidaknya, serta kualitas baterai.

4.

Baterai
Baterai berperan sebagai media penyimpanan energi listrik.
Pada baterai terjadi reaksi elektrokimia charging dan discharging.
Proses charging ini bekerja saat baterai berfungsi sebagai beban dan
sumber energinya dari generator, sementara itu proses discharging
adalah ketika baterai menjadi sumber energi untuk menyuplai listrik
ke beban lain (misalnya lampu).

Gambar 2.12. Dua Proses Kerja Baterai

Pada sistem TSD-500, baterai yang digunakan adalah baterai


jenis deep cycle gel dan terdapat 2 macam, yaitu baterai dengan
kapasitas 12V/100Ah dan 2V/800Ah. Hal ini ditujukan berdasarkan
kebutuhan penggunaannya.

25

5.

Inverter
Inverter berfungsi sebagai alat konversi listrik DC dari baterai
(12/24 V) menjadi listrik AC (220 V) sehingga bisa digunakan untuk
peralatan listrik AC,

seperti peralatan rumah tangga sehari-hari

sehari hari yaitu lampu, televisi, kulkas, dll.

Gambar 2.13. Aliran Kerja Inverter

2.4.2 Teknologi Coggingless


Perbedaan mendasar antara TSD-500 dengan turbin angin lainnya
terletak pada generatornya. Tipe generator 3 fasa magnet permanen yang
digunakan pada turbin ini memiliki teknologi cogging-less. Cogging
merupakan suatu hentakan (torsi yang berlawanan dengan arah putar
turbin) saat memutar rotor yang mengakibatkan rotor sulit sekali diputar
dengan tangan dan hal ini mengurangi efisien kerja turbin, menimbulkan
getaran dan bunyi yang mengganggu. Seandainya angin dalam kecepatan
rendah maka turbin akan sangat sulit berputar. Cogging terjadi karena
adanya perbedaan permeabilitas antara magnet dengan material nonmagnet. Dengan adanya teknologi cogging-less ini maka rotor dapat
diputar tanpa hambatan (sangat mulus) dan turbin angin ini mampu

26

berputar pada kecepatan angin rendah.

2.4.3 Teknologi Furling


Teknologi lainnya yang berperan dalam TSD-500 ini adalah
teknologi furling. Teknologi ini dimaksudkan sebagai sistem pengamanan
generator dan baterai. Bila baterai dalam kondisi penuh, maka turbin angin
akan

secara

otomatis

mengerem/berhenti

berputar

dengan

cara

menghindar dari arah datangnya angin. angin Ekor turbin seakan menari
untuk mengarahkan badan turbin menghindari dari arah datangnya angin
dan turbin pun berhenti berputar. Dan bila baterai sudah bisa diisi kembali
maka ekor turbin akan mengarahkan kembali badannya ke arah angin.

2.5

Pengukuran Angin
Dasar dalam perhitungan potensi energi angin adalah pengukuran
angin. Di dalam pengukuran angin terdapat dua variabel utama yaitu
kecepatan (m/s) dan arah angin (derajat). Pengukuran kecepatan angin
dapat menggunakan anemometer, sementara untuk arah angin dengan
menggunakan

Wind

Direction

Sensor

(WDS).

Keduanya

akan

menyampaikan data untuk direkam oleh data logger. Data angin yang
dihasilkan ini berupa data per detik. Melalui data angin ini dapat dilakukan
pengkajian dasar maupun lanjutan sebelum membangun suatu power plant
(sistem pembangkit listrik tenaga angin) seperti :
1. Perhitungan dan pemetaan potensi energi angin

27

2. Karekteristik angin pada daerah tersebut


3. Durasi untuk kecepatan angin produktif
4. Simulasi wind shear di sekitar wind farm
5. Analisa angin pada ketinggian tertentu
6. Prakiraan angin
7. Wind gust factor, dll.

Gambar 2.14. Contoh Grafik Hasil Pengukuran Arah Angin Rata-rata


Harian

28

Gambar 2.15. Contoh Grafik Hasil Pengukuran Kecepatan Angin (Atas) dan
Perolehan Daya Listrik (Bawah).

4 3 2 1 No

/Tan
ggal

sehing Mengol
pengisi MelihateMeMeM
eli
M Urai
Keg
ga
ah
an sistem
an
muncul ulang
data
dalam pada
turbin
bentuk angin
Ms.
grafik Excel
dalam
untuk Battery
Station

mengolMenga
kompo MempeMeMeMeM Keg
ah
mbil
nen elajari
data dan
turbin cara
iata
angin kerja
n
dan

Februa Februa
ri 2015 ri 2015

Tabel 3.2. Laporan Harian Magang Minggu ke-2

2
eS Hari

1 No

Selasa,
Rabu, 4
3 /Tan
Februari
ggal
Februari
2015
2015

sehing Mengol
kecepaMenga
dimaksu
eliM Mempel
pengatu PengenKeg
eP Urai
ga
ah
tan
mbild
ajari
rannya
apa alan
an
muncul data
angin data
dengan yang tentang
dalam pada
dan
angin
sistem
bentuk Ms.
dan cara
turbin
grafik Excel
angin
untuk
dan

kecepaMengol Break
teknolog
eM Mengen Pengen eP Keg
tan
ah OFF -i
al
alan
angin data Break
Sistem
dan
ON
Turbin iata
listrik
Data
Angin n
Logger

Februa Februa
ri 2015 ri 2015

Sabtu, Jumat,aK
7
6

3.1.

Sabtu, Jumat,aKaRelSeS Hari


14
13

29

BAB III

LAPORAN KERJA MAGANG

Laporan Harian Magang

Tabel 3.1. Laporan Harian Magang Minggu ke-1

No

/Tan
ggal

Mengol
bagaimanMempelaj
KegUrai
aha bilah
ari
an
data
mampu bagianpada
bagian
Ms.
bilah dan
Excel

Mengol
uliK
uliK Mempelaj Keg
ah
ari Teori
data
Bilah
Turbiniata
Angin n

Jumat,
Mare
6
t
Maret
2015
2015

aKaR Sela
MarSeni Hari
sa,et3 n, 2

54 3

3 2 1 No

Febru
ari
2015
/Tan
ggal

sehing Mengol Menggunaka nA


ulM
eM Urai
Keg
ga
ah n Solidworks ai
an
muncul data
untuk
dalam pada
membuat
bentuk Ms. bentuk nyata
grafik Excel bilah hasil
untuk
rancangan
dan gambar
kerjanya

kecepaMengol Membuat anc


nA Mer Keg
tan
ah
model 3 ang
angin data dimensi dan
iata
dan
gambar kerja
n
listrik
bilah

Februa Februa
ri 2015 ri 2015

Sabtu, Jumat, KamiaRelSeS Hari


28
27 s, 26

Tabel 3.4. Laporan Harian Magang Minggu ke-4

Membuat
Solidwor Menggun
eM Urai
Keg
model
ks untuk
3
akan
an
dimensi
membuat
komponen
model 3
turbindimensi
angin

Melatih
SolidworMempelaeM Keg
kemampuan
ks
jari
menggunakan
iata
Solidworks
n

Hari

1 No

Sabtu, Jumat,
FebRab SelaeS
21
20
u, sa,
18 17
Febr /Tan
Februa Februa
uari
ggal
ri 2015 ri 2015
2015

30

Tabel 3.3. Laporan Harian Magang Minggu ke-3

Tabel 3.5. Laporan Harian Magang Minggu ke-5

1 No

gelomban
elM Mensimula
eM Urai
Keg
g listrik di sikan
an
dalamnya motor
BLDC
untuk
melihat

eM Membuat eM Keg
Model
Eksitasi
120o BLDCiata
Motor n

aK Rabu SelaeS Hari


, 25 sa,
24
Mare Mare /Tan
t
t
ggal
2015 2015

Tabel 3.8. Laporan Harian Magang Minggu ke-8

No

Mare /Tan
t
ggal
2015

aKaRelS Seni Hari


n, 16

4 3 2

standa Memp
seti
peruba
Mem Melihat
KegUrai
r
erbaiki han
ilah
an
bilah kerja
bilah
tidak turbin
yang
sesuaiangin
pada
beban
yang

iata
n

KesetiMenguj
Kes
Pengar
Men Menga Keg
i
guji
uh
mati

Jumat,
20
Maret
2015

2 1 No

Tabel 3.7. Laporan Harian Magang Minggu ke-7


sehing Mengol
bagaimpemerik
Menga Melaksa
pelajMem
KegUrai
ga
ah
ana saan
mati nakan
ari
an
muncul data
data dan
dalam pada
logger
bentuk Ms.
grafik Excel
untuk

KecepMengol Memp Pemelih


PeraKulia Keg
atan
ah elajari araan
h
Angin Data Sistem Rutin
iata
dan
Kerja Turbin
n
Listrik
Data Angin
Logger

Mar Mar
Ka Rabelnin
S Se Hari
et mis,
et u, , 9
12 11
Sabtu, Jumat,
/Tan
14
13
ggal
Maret Maret
2015 2015

dianali sehing
sa
ga
muncul
dalam
bentuk
grafik
untuk

kecepa
tan
angin
dan
listrik

Sabtu,
7
Maret
2015

31

Tabel 3.6. Laporan Harian Magang Minggu ke-6

Me Urai
Keg
an

iata
n

Me Keg

/Tan
ggal

ninSe Hari
,
20

1 No
5

/Tan
ggal

aKaRelSeS Hari

4 3 2 1 No

softwar Mengg Menguji eM


erM
eM Urai
Keg
e
unakan data
an
Fritzing
logger
yang
telah
dibuat

Rangk Memb Membuat Data Keg


aian uat
Logger
Data
iata
Logger
n

Sabtu, Jumat,
18
17
April April
2015 2015

Tabel 3.10. Laporan Harian Magang Minggu ke-10


sehing Mengol
rangkaiMembeMeM
elM
elM Urai
Keg
ga
ah
an
uat
an
muncul data
data ulang
dalam pada
logger
bentuk Ms.
yang
grafik Excel
telah
untuk
ada

iata
n

ePeP Keg

/Tan
ggal

aKaRelSeS Hari

4 3 2 1 No

kecepa
Rangkaia
Mengol Membuat
tan
nah
angin data
dan
listrik

Jumat,
Sabtu,
10
11 April
April
2015
2015

bagaimsehing
Memp Mengol
ana elajari
ga
ah
roda muncul data
gigi dalam pada
bekerjabentuk Ms.
dan grafik Excel
untuk

Trans Kuliah
kecepaMengol
misi Umum
tan
ah
angin data
dan
listrik

Sabtu, Jumat,
28
27
Maret Maret
2015 2015

32

Tabel 3.9. Laporan Harian Magang Minggu ke-9

Tabel 3.11. Laporan Harian Magang Minggu ke-11

M Urai
Keg
an

iata
n

M Keg

/Tan
ggal

eS Hari

1 No

/Tan
ggal

aKaRelSeS Hari

4 3 2 1 No

Tabel 3.13. Laporan Harian Magang Minggu ke-13

Sabtu,
2 Mei
2015

/Tan
ggal

aKel
RSeS Hari

4 3 2 1 No

rancanMemb
simula MembeMelM
elM
eM Urai
Keg
gan uat
si
uat
an
bilah kinerja
pada bilah
kayu

Tabel 3.12. Laporan Harian Magang Minggu ke-12

KesetimbangaMenguji Mempelaj
kec ngol
n Bilah
ari
ah
Sistem data
Kerja
Data
Logger

Rab Sela
u, sa,
Kam 22 21
Sabtu, Jumat,
is, April April
25
24
201 201
23
April April
5
5
April
2015 2015
2015

rangkaiMenguj
erM M
eP
eM UraikesetimbangaMelakukan uji Mempelaj
pad ngol
Keg
an
i
ari cara
a ah
an n pada bilah.
kerja data
Ms. data
logger

Membuat Bilah ePeP


erP Keg RangkaiaMembuat
mePeeP Keg
Turbin Angin
n
Pemutus
iata
iata
Beban
n
n
Otomatis

Sabtu, Jumat,
9 Mei 8 Mei
2015 2015

33

Tabel 3.14. Laporan Harian Magang Minggu ke-14

3.2

No

Uraian Kegiatan Kerja Magang

ubungkMengh
inverte Menggereprogra
mbo
M Me Melakuk
KegUrai
an
r lama anti m pada
an
an

iata
n

Mengganti
ControlControlle
Menge Memper Keg
Inverterler mas
r
baiki

aK Rab
Sen Hari
u,
in,
26 Sela 24
Sabtu, Jumat,
Mei sa, /Tan
Mei
201
201
30 Mei 29 Mei
25 ggal
5
5
2015 2015
Mei
2015

5
aK

1 No

SelaeS Hari
sa,
18
Rab
Mei
u,19
201 /Tan
ggal
Mei
5
2015

denga Mengg
sehing Mengol
gana
eM Men
masMe
er
M Urai
Keg
n bilah anti
ga
ah lisa ang
an
baru muncul
bilah data hasil data
dalam
turbin pada
bentuk
angin Ms.
grafik
yang Excel
patah
untuk

Mengg
kecepaMengoleM Mempelajari Keg
anti
tan
ah
Sistem
Bilah
angin data
Rangkaian
iata
Turbin
dan
Panel Surya
n
Angin
listrik

Sabtu, Jumat,
22 Mei 21 Mei
2015 2015

aRelS

3 2

baterai MempeMme
,
elajari
cara
kerja

Kuliah eMme
Umum
Baterai

Jumat,
15 Mei
2015

34

Tabel 3.15. Laporan Harian Magang Minggu ke-15

Tabel 3.16. Laporan Harian Magang Minggu ke-16

35

3.2.1 Pengambilan dan Pengolahan Data Kecepatan Angin dan Karateristik


Listrik
Tempat kerja magang merupakan Pusat Studi dan Pengembangan
Teknologi

Energi

Terbarukan

yang

melakukan

penelitian

terhadap

pemanfaat energi angin sebagai sumber energi untuk membangkitkan


listrik. Karena itu dilakukan pengamatan yang mendalam terhadap angin
sebagai sumber energi. Untuk memanfaatkan energi angin digunakan
Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang berfungsi mengubah energi angin
yang berupa energi kinetik menjadi energi listrik.

36

37

Data yang diambil adalah kecepatan angin pada ketinggian 4, 6, 8,


10, 12, dan 15 m di atas permukaan tanah, besar tegangan dan arus listrik
yang dihasilkan 5 unit turbin angin dan 2 unit panel surya. Kegiatan
pengambilan data ini dilakukan selama 24 jam yang dilakukan dengan
bantuan data logger yang mampu mencatat dan mengumpulkan data
tersebut secara otomatis ke dalam kartu memori. Kemudian dilakukan
Break OFF - Break ON yang merupakan kegiatan mematikan data logger,
mengganti kartu memori yang berisi data pada data logger yang sedang
bekerja, dengan kartu memori kosong dan menyalakan kembali data
logger, agar bisa dilakukan pengolahan data. Kegiatan ini dilakukan setiap
hari pada pukul 06:00 untuk data logger listrik panel surya dan 07:00 WIB
untuk data logger kecepatan angin dan listrik turbin angin.

1.

Tujuan dilakukannya kegiatan ini antara lain :


a.

Mengetahui kecepatan angin pada saat penelitian

b.

Mengetahui perolehan energi angin

c.

Memperoleh hasil pendapatan listrik (Panel Surya dan Turbin


Angin) pada satu hari dan menganalisa polanya.

2.

d.

Memantau kondisi sistem turbin angin

e.

Mengetahui kinerja turbin angin

Dalam kegiatan instalasi dibutuhkan alat dan perlengkapan sebagai


berikut :

38

a.

b.

3.

Pengambilan Data
1)

Kartu Memori SD dan Wadahnya

2)

Borang Pengambilan Data dan Alat Tulis

3)

Alat Penunjuk Waktu/Jam

4)

Multimeter

Pengolahan Data
1)

Komputer yang dilengkapi software pengolah data

2)

Kartu memori SD yang berisi data

Kegiatan pengambilan dan pengolahan data ini memiliki prosedur


sebagai berikut :
a.

Pengambilan Data
1)

Siapkan alat dan perlengkapan pengambilan data.

2)

Isi tanggal pengambilan data pada borang.

3)

Pastikan kondisi sistem turbin angin dalam keadaan


baik.

4)

Siapkan kartu memori kosong untuk penggantian


dengan kartu memori pada data logger.

5)

Matikan data logger dengan cara memindahkan


saklarnya ke posisi tengah (Posisi 0). Catat waktu
mematikan data logger tersebut.

39

1
0
2

Gambar 3.1. Posisi saklar pada data logger.


6)

Ambil kartu memori dari data logger dengan menekan


kartu ke arah dalam sampai terasa klik dan cabut
kartu

memori.

Tempatkan

pada

wadah

yang

disediakan.
7)

Masukkan kartu memori kosong ke dalam data logger.

8)

Nyalakan data logger dengan memindahkan posisi


saklar ke bawah (Posisi 2). Perhatikan lampu indikator
hijau-kuning menyala bergantian, menandakan data
logger memroses kartu memori.

Gambar 3.2. Lampu Indikator pada Data Logger


9)

Tunggu hingga lampu indikator hijau menyala stabil


setiap detik, catat waktu lampu pertama kali menyala.

10)

Ulangi prosedur 4-9 untuk data logger lainnya.

40

11)

Kumpulkan kartu memori yang berisi data dalam


wadahnya untuk dilakukan proses pengolahan data.

b.

Pengolahan Data
1)

Siapkan alat dan perlengkapan pengambilan data.

2)

Nyalakan komputer, buka software pengolah data dan


masukkan kartu memori berisi data.

3)

Buka isi kartu memori, akan terdapat file dengan


ekstensi CSV.

4)

Gunakan fitur Open pada software pengolah data, dan


buka file .CSV tersebut. Akan muncul jendela wizard
yang memberikan pilihan bagaimana cara membaca
data tersebut. Tambahkan centang pada bagian
comma, kemudian OK/Finish. Pada beberapa komputer
file CSV akan terbaca otomatis.

5)

Terlihat data hasil rekaman selama 24 jam, yang biasa


berjumlah ~86.000 baris data. Data ini masih dalam
bentuk digital. Masukkan masing-masing data ke dalam
persamaan yang disesuaikan dengan jenis data
tersebut. Hasil persamaan tersebut adalah data dalam
bentuk analog.

6)

Buat grafik berdasarkan data analog tersebut. Grafik


tersebut adalah hasil pengolahan data yang siap
dianalisa.

41

3.2.2 Instalasi Turbin Angin


Instalasi turbin angin adalah kegiatan merakit komponen-komponen
turbin angin menjadi satu sistem yang mampu bekerja dengan baik.
Instalasi turbin angin ini juga sebagai kegiatan simulasi dan untuk
mengenal

turbin

angin

sebelum

melakukan

pemasangan

atau

pemeliharaan turbin angin pada kondisi sebenarnya di lapangan. Karena itu


pada kegiatan instalasi turbin angin ini dilakukan di bengkel dan digunakan
tiang yang pendek. Kegiatan ini tidak memiliki jadwal rutin, tetapi biasanya
dilakukan sebelum melakukan pemeliharaan atau selama 2 minggu sekali.
Dibutuhkan minimal 2 orang untuk melakukan kegiatan ini.

1.

Tujuan dilakukannya kegiatan ini antara lain :


a.

Mengetahui komponen turbin angin dan fungsinya

b.

Mempelajari cara kerja turbin angin

c.

Simulasi sebelum kegiatan nyata di lapangan

d.

Melatih kemampuan memasang dan memelihara turbin


angin

2.

Dalam kegiatan instalasi dibutuhkan alat dan perlengkapan


sebagai berikut :
a.

Komponen turbin angin, yang terdiri dari :


1)

Generator dan nacelle/rumah generator

2)

1 set bilah (terdiri dari 3 bilah)

3)

Flange/Penahan bilah dengan rotor

4)

Batang sirip dan sirip

42

b.

5)

Cone/Penutup moncong turbin angin

6)

Mur dan Baut

Kunci L

Kegiatan instalasi turbin angin ini memiliki prosedur sebagai berikut :


1.

Siapkan tempat/bengkel untuk melakukan kegiatan, dengan


membersihkan, merapikan, dan menyiapkan alas khusus
tempat meletakkan alat dan perlengkapan.

2.

Siapkan alat dan perlengkapan dan letakkan pada alas yang


telah disediakan. Pastikan alat dan perlengkapan lengkap
dan layak digunakan.

3.

Pastikan mur pada leher nacelle telah dilonggarkan. Pasang


generator yang telah menyatu dengan nacelle dengan
memasukkan lehernya dari atas tiang. Pastikan nacelle telah
terpasang sempurna, kemudian eratkan mur dengan bantuan
tangan. Periksa apakah tidak goyang dan terpasang dengan
baik. (Memasang nacelle dibutuhkan 2 orang, satu orang
mengangkat nacelle dan lainnya membantu mengarahkan
kabel dan leher nacelle)

4.

Pasang satu bilah pada rotor generator, menggunakan mur


dan flange. Memasang bilah pertama dengan ujung bilah ke
arah tanah dan mengarahkan lubang mur pada pangkal bilah,
flange, dan rotor telah sejajar. Pasang mur dengan
memasukkannya pada lubang mur menggunakan tangan,

43

dan jangan terlalu erat. Pemasangan mur dimulai dari mur


bagian tengah.
5.

Memasang bilah kedua, dengan menyisipkan bilah diantara


rotor dan flange. Dengan bantuan teman, tahan bilah pertama
pada pada sudut 240o

sehingga bilah kedua mudah

disisipkan dari bawah. Pasang mur dengan urutan yang sama


saat memasang bilah pertama, jangan terlalu erat.

Gambar 3.3 Posisi Pemasangan Bilah Kedua


6.

Memasang bilah ketiga, dengan menyisipkan bilah di antara


rotor dan flange. Memasang bilah ketiga dari arah atas,
sehingga posisi bilah lainnya tidak perlu diubah. Pasang mur
dengan urutan yang sama, dan jangan dieratkan.

7.

Mengeratkan mur menggunakan kunci L dimulai dari mur


bagian tengah pada bilah pertama, kemudian mur bagian
tengah bilah kedua, dan mur bagian tengah bilah ketiga.
(Mengeratkan mur menggunakan kunci L tidak terlalu kuat

44

untuk menghindari retak pada bilah). Mengeratkan mur


dilanjutkan untuk mur posisi selanjutnya dengan urutan
seperti gambar 3.2.

Gambar 3.4. Urutan Pengeratan Mur Pada Turbin Angin


8.

Pasang cone untuk menutup bagian tengah turbin angin.


Posisikan cone sesuai celah pada bilah dan pasang mur
menggunakan obeng.

9.

Rakit bagian ekor turbin angin dengan menyisipkan sirip pada


bagian ujung batang sirip dan dieratkan dengan 3 pasang
mur-baut.

10.

Pasang bagian ekor pada bagian belakang nacelle dan


eratkan mur menggunakan kunci L.

11.

Pastikan turbin angin bekerja dengan baik dengan memutar


bilah atau dibiarkan saja untuk mendapatkan angin. Periksa
dan ulangi prosedur jika tidak bekerja dengan baik.

45

3.2.3 Pengujian Kesetimbangan Bilah Turbin Angin


Agar turbin angin mampu bekerja dengan baik, setiap komponen
yang menyusunnya harus selalu dalam kondisi baik. Bilah merupakan
komponen yang paling penting karena fungsinya untuk mendapatkan
angin. Karena itu bllah harus dirancang dengan sedemikian rupa agar
mampu menangkap energi angin dengan optimal, memiliki bobot yang
ringan, dan mudah berputar walau kecepatan angin rendah. Untuk itu
satu unir bilah turbin angin yang terdiri dari 3 bilah harus identik, memiliki
bentuk dan berat yang sama agar ketika dipasang mampu berfungsi
dengan baik.
Bilah yang setimbang adalah bilah yang merata beratnya dan titik
beratnya tepat ditengah-tengah turbin (dibagian rotor) sehingga ketika
posisi apapun bilah bisa berhenti dan mudah berputar. Tujuan kegiatan
pengujian ini antara lain :
1.

Mendapatkan bilah yang layak untuk digunakan.

2.

Memperbaiki bilah yang tidak seimbang.

3.

Melatih kemampuan mengatur mur agar bilah seimbang.

Prosedur kegiatan pengujian kesetimbangan bilah ini, sebagai


berikut :
1.

Pastikan kondisi lingkungan tidak dipengaruhi angin dan


siapkan alat dan perlengkapan untuk pengujian pada alas
khusus.

2.

Siapkan bilah-bilah yang akan diuji kesetimbangannya,


catat nomor seri bilah.

46

3.

Pasang nacelle pada tiang.

4.

Pasang bilah pada nacelle, dan perhatikan posisi lubang


baut pada bilah. Apakah sejajar minimal 2 lubang tiap bilah
dengan lubang baut pada flange dan rotor? Jika tidak
berikan catatan pada identitas bilah.

5.

Jika iya, lanjutkan pemasangan bilah sampai ketiga bilah


terpasang. Tandai tiap bilah. Bisa dengan memberikan
nomor menggunakan alat tulis.

6.

Uji

kesetimbangan,

dimulai

dari

bilah

dengan

mengarahkan ujungnya kearah bawah (sudut 270 o).


7.

Setelah bilah pada posisi yang sesuai, lepas dan perhatikan


apakah bilah bergerak atau tidak? Jika diam, kemungkinan
bilah telah seimbang.

8.

Jika bergerak, tunggu hingga bilah berhenti bergerak dan


perhatikan posisinya. Seharusnya bilah yang berat akan
berada di posisi bawah. Catat posisinya.

9.

Posisikan kembali bilah 1 ke arah kanan atau sudut 0 o dan


perhatikan. Catat kondisinya.

Gambar 3.5. Posisi Uji Kesetimbangan

47

10.

Ulangi uji kesetimbangan untuk bilah 2 dan bilah 3. Catat


hasilnya.

11.

Ambil kesimpulan apakah bilah telah setimbang atau belum.


Jika belum, simpulkan masing-masing bilah dari yang paling
ringan sampai paling berat.

3.2.4 Pemeliharaan Turbin Angin TSD-500


Turbin angin memiliki fungsi untuk menyuplai listrik kepada beban.
Karena itu turbin angin harus selalu berada dalam kondisi yang baik dan
mampu bekerja dengan optimal. Untuk itu dilakukan pemeliharaan secara
berkala untuk memeriksa, menguji, memperbaiki, dan memastikan turbin
angin selalu dalam kondisi terbaik untuk memberikan kinerja optimal.
Pemeliharaan turbin angin dilakukan satu kali dalam sebulan, yang
biasanya memakan waktu dua hari. Waktu pelaksanaan ditentukan sesuai
jadwal pada hari-hari minggu pertama atau kedua setiap bulan, atau
ditentukan sesuai kebutuhan turbin angin tergantung pada kondisi
lapangan. Kegiatan pemeliharaan biasanya dilakukan pada pagi hari
untuk kenyamanan dan keamanan petugas, karena cuaca masih dalam
kondisi cerah dan angin belum berhembus kencang.
Pemeliharaan turbin angin ini dilakukan secara langsung di
lapangan dengan menaiki tiang/tower tempat turbin angin dipasang, karena
itu pemeliharaan wajib dilakukan pada kondisi cuaca yang baik dan turbin
angin tidak berputar/tidak bekerja. Kegiatan ini idealnya membutuhkan 4-5
petugas guna pemeliharaan berlangsung lancar. Petugas yang dibutuhkan
antara lain : 2 orang pelaksana operasi bekerja di atas tiang, 1-2 orang

48

petugas sebagai pemantau kegiatan dan membantu menyiapkan peralatan


di

bawah,

dan

satu

orang

yang

bertugas

mengawasi

dan

mendokumentasikan kegiatan. Pemeliharaan turbin angin hanya bisa


dilakukan setelah mendapatkan izin dari supervisor.

Alat dan Perlengkapan


Dalam pemeliharaan turbin angin digunakan alat dan perlengkapan
sebagai berikut :
1.

2.

Alat
a.

Kunci ukuran 12-18

b.

Pelumas/Oli

c.

Sikat Kawat

d.

Kamera Digital

e.

Tali

Perlengkapan
a.

Pakaian Kerja.

b.

Helm

c.

Sarung Tangan dan Sepatu

d.

Body Harness

Kegiatan pemeliharaan turbin angin dilakukan dengan tahapan


sebagai berikut :
Persiapan
1. Memastikan kondisi lingkungan mendukung untuk melakukan
pemeliharaan.

49

2. Semua petugas yang bekerja melakukan briefing untuk menjelaskan


tugas masing-masing.
3. Petugas

menggunakan

perlengkapan

pelindung,

terutama

pelaksana operasi menyiapkan diri dengan perlengkapan K3 berupa


safety helmet, pakaian kerja, sarung tangan, sepatu, dan body
harness.
3. Groundman menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
4. Pendokumentasi menyiapkan peralatan dokumentasi

Pelaksanaan Pemeliharaan
1. Pendokumentasi segera mendokumentasikan dan mencatat rincian
kegiatan. Petugas lainnya wajib melaporkan kondisi turbin angin
kepada

pendokumentasi,

dalam

setiap

tahap

pelaksanaan

pemeliharaan.
2. Pemeliharaan dimulai dengan

memeriksa kondisi tiang/tower

penopang turbin angin. Perhatikan apakah tiang atau tower masih


berdiri lurus atau tidak? Jika tiang atau tower melengkung atau
miring, bahas bersama tim untuk menentukan langkah perbaikan.
3. Periksa mur-baut penahan tiang pada pondasi, jika longgar, eratkan
mur-baut menggunakan kunci yang sesuai.
4. Perhatikan kondisi angin, apakah turbin angin berputar atau tidak.
Jika berputar karena angin, gunakan tongkat penahan untuk
menangkap sirip turbin angin dan mengarahkannya berlawanan arah
hembusan angin. Pastikan turbin angin telah berhenti berputar.

50

5. Pelaksana operasi pertama membawa peralatan pemeliharaan naik


berdiri sejajar dengan turbin angin, jika pemeliharaan pada tiang
menggunakan tangga. Sedangkan jika pemeliharaan pada tower,
panjat tower dengan hati-hati.
6. Pelaksana operasi pertama mendekati turbin angin dan memasang
lanyard melingkari tiang sebagai pengaman saat bekerja. Kemudian
mengikat bilah pada tiang penopang agar tidak berputar.
7. Pelaksana operasi kedua kamera dan peralatan tambahan jika ada,
kemudian menaiki tiang dengan hati-hati, dan memasang lanyard
pengaman setelah sampai di atas.
8. Sewaktu menunggu pelaksana operasi kedua, pelaksana operasi
pertama memeriksa setiap mur-baut, bilah, dan bagian ekor turbin
angin.
9. Pelaksana operasi kedua mengambil foto kondisi turbin angin, dan
bagian-bagian yang diperiksa pelaksana operasi pertama terutama
pada bagian yang perlu dilakukan pemeliharaan.
10. Pada mur-baut tiang dan nacelle biasanya terjadi penggaraman atau
timbul karat, bersihkan bagian-bagian tersebut dan beri pelumas
untuk melindungi. Eratkan mur-baut yang longgar.
11. Pada bilah, periksa permukaan bilah dan pelindung aluminiumnya.
Pastikan bilah masih setimbang dan dapat bekerja dengan baik. Jika
terjadi kerusakan, biasanya terjadi pengelupasan cat dan rusak
akibat benturan benda-benda tajam yang terbang ambil foto kondisi
bilah.

51

12. Buka ikatan bilah dan lakukan uji kesetimbangan. Jika bilah sedikit
tidak

setimbang,

lakukan

proses

menyeimbangkan

dengan

mengatur kekuatan mur yang menjepit bilah pada rotor. Jika bilah
tidak setimbang parah, tambahkan beban pada bilah yang kurang
berat. Berikan tanda pada bilah berupa selotip yang berbeda warna
tiap bilahnya. Ini bertujuan untuk melihat kondisi bilah apakah selalu
pada posisi yang sama ketika berhenti.
13. Pada ekor turbin angin, periksa mur-baut yang menahan ekor, murbaut yang menahan sirip, dan kondisi sirip. Jika terdapat karat atau
garam, bersihkan dan beri pelumas. Jika sirip terkelupas atau
hancur, ambil foto kondisi sirip.
14. Pastikan semua bagian turbin angin telah diperiksa dan dilakukan
pemeliharaan.
15. Pelaksana operasi melepas lanyard pengaman dan turun dengan
hati-hati dimulai dari pelaksana operasi kedua, dan dilanjutkan
pelaksana operasi pertama.
16. Semua pelaksana operasi telah turun. Semua petugas memeriksa
kembali kelengkapan alat dan perlengkapan dan dikembalikan ke
tempat semula. Pemeliharaan selesai.

52

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 3.6 Survei Lapangan Sebelum Melakukan Pemeliharaan

Gambar 3.7 Perlengkapan Keselamatan Kerja dan Lilitan Tali Pada


Body Harness

53

Gambar 3.8 Karat dan garam yang muncul pada turbin angin

Gambar 3.9 Karat pada ekor dan retak pada bilah

Gambar 3.10 Karat pada ekor dan retak pada bilah

54

BAB IV
PENUTUP

4.2 Simpulan
Dari pembahasan laporan kegiatan kerja magang yang dilaksanakan
selama empat bulan di Pusat Studi dan Pengembangan Teknologi Energi
Terbarukan milik PT. Lentera Angin Nusantara yang telah diuraikan di atas,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.

Pusat Studi dan Pengembangan Teknologi Energi Terbarukan milik PT.


Lentera Angin Nusantara adalah salah satu tempat yang serius
melakukan penelitian terhadap PLTB.

2.

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin memiliki potensi sangat baik untuk


digunakan di wilayah Indonesia. Dengan perkiraan listrik yang bisa
diperoleh lumayan besar.

3.

Butuh waktu agar PLN mampu menerapkan PLTB sebagai pembangkit


listrik utama.

4.

Sistem hibrid (PLTB dan Panel Surya) sangat sesuai untuk wilayah
terpencil di Indonesia khususnya bagian Timur.

5.

Sistem pembangkit listrik energi baru terbarukan membutuhkan biaya


lebih mahal pada awal pembangunan tetapi biaya lebih murah dalam
jangka panjang.

6.

Perlu penyempurnaan sistem turbin angin untuk bisa dihubungkan


dengan sistem distribusi listrik PLN (On-Grid)

55

4.2

Saran
Setelah mengikuti kerja magang di PT. Lentera Angin Nusantara, ada
beberapa saran sebagai berikut :
1.

Kerja magang merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan kualitas


pendidikan dan keterampilan mahasiswa. Karena itu, sebaiknya pihak
Perguruan Tinggi hendaknya menjalin hubungan khusus dengan berbagai
instansi, demi memudahkan mahasiswa mendapatkan kesempatan
melaksanakan kerja magang atau setidaknya mendapatkan pilihan
rekomendasi instansi untuk mengajukan kerja magang. Dengan demikian
diharapkan dapat memudahkan dan mempercepat proses pengajuan
kerja magang.

2.

Untuk perusahaan tempat melakukan kerja magang, diharapkan lebih


tegas kepada petugas agar selalu melakukan pekerjaan sesuai SOP dan
menggunakan perlengkapan keamanan sesuai standar. Ini bertujuan
untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan petugas dan lingkungan.

56

DAFTAR PUSTAKA
1. Piggot, Hugh. Windpower Workshop. British Wind Energy Association.
2. Al-Shemmeri, T. Wind Turbines. Ventus Publishing ApS.
3. Lentera Angin Nusantara. 2014. Pengenalan Teknologi Pemanfaatan Angin.
4. Lentera Angin Nusantara. 2014. SOP Break ON-OFF, Instalasi, dan
Pemeliharaan Turbin Angin

Anda mungkin juga menyukai