Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI

ENERGI ANGIN

Oleh :
Fifa Indywara Nareswari
NIM A1C017034

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi,

dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan, serta merupakan pendukung

bagi kegiatan ekonomi nasional. Sumber energi berjumlah besar dan bersifat

kontinyu terbesar yang tersedia bagi manusia adalah energi surya, khususnya energi

elektromagnetik yang dipancarkan oleh matahari. Energi angin yang tersedia di

Indonesia ternyata belum dimanfaatkan sepenuhnya sebagai energi alternatif.

Angin selama ini dipandang sebagai proses alam biasa yang kurang memiliki nilai

ekonomis bagi kegiatan produktif masyarakat. Pengembangan sumber energi

alternatif angin sangat cocok di Indonesia terutama di laut, mengingat wilayah laut

Indonesia cukup luas dan di laut energi angin sangat besar jumlahnya.

Energi angin merupakan energi alternatif yang mempunyai prospek baik,

karena mempunyai sumber yang bersih dan terbarukan kembali serta memiliki

kerapatan energi dan kemudahan perubahan/perpindaan energi yang cukup baik,

namun tidak semua daerah di Indonesia memiliki tingkat kecepatan angin yang

merata. Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas

permukaan bumi. Angin dikendalikan oleh energi dari matahari, merupakan udara

yang bergerak, sehingga ia mempunyai energi gerak yakni energi kinetik. Untuk

memanfaatkan angin perlu diketahui kecepatan dan arah angin melalui suatu

pengukuran. Mengukur kecepatan angin dapat dilakukan dengan instrumen yaitu

anemometer dan untuk menentukan arah angin dapat digunakan baling-baling


angin. Kebanyakan pengukuran pada instrumen ini menggunakan pengukuran

secara analog. Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk

mengukur kecepatan angin dan untuk mengukur arah, anemometer merupakan

salah satu instrumen yang sering digunakan oleh balai cuaca seperti Badan

Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer berasal dari

Yunani anemos yang berarti angin. Angin merupakan udara yang bergerak ke

segala arah, angin bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain.

B. Tujuan

1. Mengetahui cara penggunaan anemometer.

2. Mengetahui manfaat energi angin dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengetahui tingkat potensi energi angin pada suatu daerah.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat

dimanfaatkan menjadi energi mekanik atau listrik melalui suatu konversi yang

dinamakan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA). Komponen utama SKEA

terdiri dari rotor dengan sudu sebagai penggerak utama, generator sebagai

pengubah energi mekanik menjadi energi listrik, pengaruh dan perangkat sistem

kontrol elektrik. Kecepatan angin pada suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi dan

letak geografisnya. Karena itu, perubahan kecepatan dan arah angin pada suatu

lokasi berbeda antara satu lokasi dengan yang lainnya. Untuk mengetahui variasi

kecepatan dan arah angin pada suatu lokasi, diperlukan data selama 1 tahun

pengukuran. Kecepatan angin pada suatu lokasi dipengaruhi oleh ketinggian

pengukuran, yang secara umum bahwa kecepatan angin akan bertambah dengan

pertambahan ketinggian. Ada dua model perubahan kecepatan angin secara vertikal

untuk lokasi atau daerah datar. Yang pertama model logaritmik yang berdasarkan

pada batas lapisan mekanika fluida dan kajian atmosfer. Yang kedua hukum daya

yang paling banyak digunakan dalam analisa potensi kecepatan angin (Soeripno

dan Malik, 2009).

Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk tetap

bertahan di bumi. Sumber energi terbagi menjadi dua yakni sumber energi

terbarukan dan sumber energi tidak terbarukan. Kebutuhan energi yang semakin

meningkat tidak sebanding dengan pasokan sumber energi tidak terbarukan yang

ada (bahan bakar fosil). Salah satu alternatif untuk mengatasi krisis energi tersebut
adalah dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan, salah satunya dengan

tenaga angin. Di Indonesia pembangkit listrik tenaga angin banyak dimanfaatkan

di bidang perikanan dan pertanian. Tenaga angin dimanfaatkan untuk

menggerakkan turbin sehingga energi listrik yang timbul dapat membuat pompa

mengaliri tambak maupun sawah petani dan dapat menghidupkan lampu di area

tambak maupun sawah. Angin dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber

pembangkit tenaga listrik. Salah satu keuntungan menggunakan tenaga angin

adalah sumber energi tersebut merupakan sumber energi yang ramah lingkungan

dan ketersediaannya melimpah (Hirmansyah et al., 2017).

Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) merupakan salah satu jenis energi

terbarukan yang memanfaatkan angin sebagai sumber energinya. Karena sifatnya

yang ramah lingkungan sumber energi angin mulai dikembangkan guna

mengantisipasi terjadinya krisis energi. Perhitungan energi angin berdasarkan

prinsip perubahan energi kinetik yang dikonversikan menjadi energi mekanik yang

memutar turbin angin, turbin angin ini terhubung dengan rotor dari generator.

Generator mengubah energi mekanik menjadi energi listrik (Utami et al., 2018).

Energi angin merupakan energi alternatif yang mempunyai prospek baik,

karena mempunyai sumber yang bersih dan terbarukan kembali serta memiliki

kerapatan energi dan kemudahan perubahan/perpindaan energi yang cukup baik,

namun tidak semua daerah di Indonesia memiliki tingkat kecepatan angin yang

merata. Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas

permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan

bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin akan lebih berat dan
bergerak menempati daerah tersebut. Kekasaran permukaan menentukan berapa

lambat kecepatan angin dekat permukaan. Di area dengan kekasaran tinggi, seperti

hutan atau kota, kecepatan angin dekat permukaan cenderung lambat dan

sebaliknya kecepatan angin cukup tinggi pada area kekasaran rendah seperti daerah

datar, lapangan terbuka. Kecepatan angin rendah dan terdispersi harga berada

diantara 1,0 dan 2,0 sedangkan kecepatan angin relatif tinggi dan kurang terdispersi

harga k berada antara 2,0 dan 4,0 nilai faktor skala besar untuk kepatan angin tinggi

dan bernilai kecil bila kecepatan anginnya rendah. Angin bersifat tidak ajeg maka

untuk menganalisis kecepatan angin permukaan guna memperoleh karakteristik

kecepatan angin, harus didasarkan atas analisis statistik. Angin adalah udara yang

bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.

Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat pemanasan

atmosfir yang tidak merata oleh sinar matahari, oleh karena pergerakannya itu,

angin memiliki energi kinetik. Energi angin dapat dikonversi atau ditransfer ke

dalam bentuk energi lain seperti listrik atau mekanik dengan menggunakan kincir

atau turbin angin (Ihwan dan Ibrahim, 2010).

Energi angin merupakan energy alternative yang mempunyai prospek baik

karena selalu tersedia di alam, dan merupakan sumber energi yang bersih dan

terbarukan kembali. Angin merupakan udara yang bergerak yang terjadi karena

adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Adanya perbedaan

suhu udara ini karena adanya perbedaan tekanan udara di permukaan bumi. Udara

bergerak dari daerah yang memiliki tekanan udara yang tinggi ke daerah yang

memiliki tekanan udara yang rendah. Pada dasarnya angin yang bertiup di
permukaan bumi terjadi karena adanya penerimaan radiasi surya yang tidak merata

di permukaan bumi, sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Udara yang

bergerak mempunyai massa, kerapatan dan kecepatan. Sehingga dengan adanya

faktor-faktor tersebut, angin mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Arah

angin adalah arah dari mana angin berhembus atau dari mana arus angin datang dan

dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan

dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik kompas.

Umumnya arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup,

misalnya angin yang berhembus dari utara maka angin utara. Kecepatan angin

adalah kecepatan dari menjalarnya arus angin dan dinyatakan dalam knot atau

kilometer per jam maupun dalam meter per detik. Karena kecepatan angin

umumnya berubah-ubah, maka dalam menentukan kecepatan angin diambil

kecepatan rata-ratanya dalam periode waktu selama sepuluh menit dengan

dibulatkan dalam harga satuan knot yang terdekat (Sam dan Daud, 2015).

Angin merupakan sumber energi yang dapat diperbarui dan sangat potensial.

Pemanfaatan angin sebagai sumber energi sudah lama dilakukan oleh manusia.

Angin dianggap sebagai salah satu sumber energi paling praktis dan sempurna

karena bebas emisi dan gratis. Sisi terbaiknya angin dapat mengurangi beban listrik

50% hingga 80%. Pemanfaatan energi angin masih belum maksimal dikarenakan

sumber energi minyak masih melimpah. Turbin adalah mesin putar yang mengubah

energi dari aliran suatu zat (air, gas, uap dan angin) menjadi energi mekanik yang

dapat memutarkan turbin. Turbin angin sederhana terdiri atas rotor yang dilengkapi

dengan baling-baling. Baling-baling berfungsi untuk menangkap energi angin


sehingga dapat membuat rotor turbin berputar. Energi penggerak dari turbin angin

adalah aliran udara (Anggraini et al., 2016).

Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di

permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan

tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di

permukaan bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya,

sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Proses pemanfaatan energi angin

dilakukan melalui dua tahapan konversi energi, pertama aliran angin akan

menggerakkan rotor (baling-baling) yang menyebabkan rotor berputar selaras

dengan angin yang bertiup, kemudian putaran dari rotor dihubungkan dengan

generator, dari generator inilah dihasilkan arus listrik. Jadi proses tahapan konversi

energi bermula dari energi kinetik angin menjadi energi gerak rotor kemudian

menjadi energi listrik. Kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran

rotor yang akan menggerakkan generator (Habibie et al., 2011).

Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat fleksibel. Energi

angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya pemompaan air untuk

irigasi, pengering, pembangkit listrik, penggerak kincir. Angin merupakan aliran

udara dalam jumlah besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena ada

perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat udara

bertekanan tinggi ke bertekanan rendah. Jika dipanaskan, udara akan memuai.

Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini

terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Anemometer merupakan

alat pengukur kecepatan angin. Anemometer bekerja karena adanya hembusan


angin yang mengenai baling-baling pada perangkat tersebut. Putaran dari baling-

baling tersebut akan di konversi menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika.

Baling-baling pada anemometer digunakan sebagai alat reseptor atau yang

menangkap suatu rangsangan berupa hembusan angin. Setelah baling-baling

berputar maka hal ini akan menggerakan sebuah alat yang akan mengukur

kecepatan angin yang berhembus melalui putaran dari baling-baling pada

anemometer. Jenis yang paling sederhana adalah cup anemometer. Cup

anemometer terdiri dari tiang vertikal dengan empat lengan horisontal menempel

ke atas. Neoprene yang melekat pada ujung empat lengan, dan angin menyebabkan

cup untuk memutar lengan sekitar tiang tengah (Abdullah et al., 2016).
III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Alat tulis

2. Anemometer

3. Kalkulator

B. Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Tentukan arah angin, kemudian menghadap ke arah yang berlawanan dengan

arah angin.

3. Nyalakan anemometer dengan cara menekan tombol power. Layar tampilan

menghadap kearah pemegang anemometer dan angin akan datang dari arah

belakang layar tampilan.

4. Perhatikan angka yang menunjukan kecepatan angin pada layar tampil.

5. Apabila angka kecepatan angin telah konstan, tekan tombol hold, kemudian

catat hasilnya.

6. Setelah didapat kecepatan angin, hitung daya dan energinya menggunakan

rumus.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambar Alat

a. Anemometer

4)
1)

5) 2)
6)

3)

Gambar 1. Anemometer

b. Keterangan

1) Baling baling berfungsi untuk menangkap energi angin yang akan di

konversi

2) Handle berfungsi untuk pegangan anemometer

3) Kabel berfubgsi untuk menyalurkan hasil konversi baling baling dari

ke display

4) Layar display berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran

5) Tombol on/off untuk menyalakan atau mematikan

6) Tombol Konversi untuk mengkonversi satuan


c. Prinsip

Adanya hembusan angin yang mengenai baling baling putaran dan

baling baling akan dikonversikan menjadi satuan besaran atau sebuah

besaran oleh perangkat display pada anemometer yang terhubung dengan

kabel.

2. Data hasil pengamatan

a. Tabel 1. Data hasil pengamatan

Kelompok Waktu (t) Kecepatan angin Daya (P) Energi (E)


(v)
1 233 s 1,6 0,67 1,28
2 15 s 0,2 0,0013 0,02
3 129 s 1,6 0,67 1,28
4 62 s 0,8 0,0832 0,32
5 58 s 0,8 0,67 0,32
6 81 s 0,6 0,0351 0,18

b. Perhitungan daya

1) Perhitungan daya kelompok 1

Rumus :

P = 0,5 x A x V³ x ρ

P = 0,5 x 0,25 x (1,6)³ x 1,3

P = 0,67 W

2) Perhitungan daya kelompok 2

Rumus :

P = 0,5 x A x V³ x ρ

P = 0,5 x 0,25 x (0,2)³ x 1,3

P = 0,0013 W
3) Perhitungan daya kelompok 3

Rumus :

P = 0,5 x A x V³ x ρ

P = 0,5 x 0,25 x (1,6)³ x 1,3

P = 0,67 W

4) Perhitungan daya kelompok 4

Rumus :

P = 0,5 x A x V³ x ρ

P = 0,5 x 0,25 x (0,8)³ x 1,3

P = 0,0832 W

5) Perhitungan daya kelompok 5

Rumus :

P = 0,5 x A x V³ x ρ

P = 0,5 x 0,25 x (1,6)³ x 1,3

P = 0,67 W

6) Perhitungan daya kelompok 6

Rumus :

P = 0,5 x A x V³ x ρ

P = 0,5 x 0,25 x (0,6)³ x 1,3

P = 0,0351 W
c. Perhitungan Energi

1) Perhitungan Energi kelompok 1

Rumus :

E = ½ x m x V²

E = ½ x 1 x (1,6)²

E = 1,28 J

2) Perhitungan Energi kelompok 2

Rumus :

E = ½ x m x V²

E = ½ x 1 x (0,2)²

E = 0,02 J

3) Perhitungan Energi kelompok 3

Rumus :

E = ½ x m x V²

E = ½ x 1 x (1,6)²

E = 1,28 J

4) Perhitungan Energi kelompok 1

Rumus :

E = ½ x m x V²

E = ½ x 1 x (0,8)²

E = 0,32 J

5) Perhitungan Energi kelompok 1

Rumus :
E = ½ x m x V²

E = ½ x 1 x (0,8)²

E = 0,32 J

6) Perhitungan Energi kelompok 1

Rumus :

E = ½ x m x V²

E = ½ x 1 x (0,6)²

E = 0,18 J
B. Pembahasan

Angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang dapat

dimanfaatkan menjadi energi mekanik atau listrik melalui suatu konversi yang

dinamakan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) (Soeripno dan Malik, 2009).

Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke

tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh

perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang tidak merata oleh sinar

matahari, oleh karena pergerakannya itu, angin memiliki energi kinetik (Ihwan dan

Ibrahim, 2010).

Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke

tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh

perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang tidak merata oleh sinar

matahari. Energi kinetik diperoleh dari angin yang bergerak. Energi angin dapat

dikonversi ke dalam bentuk energi lain seperti listrik atau mekanik dengan

menggunakan kincir angin atau turbin angin. Oleh karena itu, kincir angin atau

turbin angin sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin atau di singkat

SKEA (Zaidun dan Yamin, 2010).

Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat fleksibel. Energi

angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya pemompaan air untuk

irigasi, pengering, pembangkit listrik, penggerak kincir (Abdullah et al., 2016).


Energi angin merupakan energy alternative yang mempunyai prospek baik

karena selalu tersedia di alam, dan merupakan sumber energi yang bersih dan

terbarukan kembali (Sam dan Daud, 2015).

Energi angin merupakan energi alternatif yang mempunyai prospek baik,

karena mempunyai sumber yang bersih dan terbarukan kembali serta memiliki

kerapatan energi dan kemudahan perubahan/perpindaan energi yang cukup baik,

namun tidak semua daerah di Indonesia memiliki tingkat kecepatan angin yang

merata (Ihwan dan Ibrahim, 2010).

Tenaga angin di Indonesia telah dimanfaatkan di NTT dimana wilayah NTT

merupakan wilayah kering yang ketersediaan airnya terbatas. Tenaga angin

dihasilkan oleh kincir angin untuk memompa air dengan debit 5 I/dt yang

digunakan untuk kebutuhan pertanian. Dalam prinsip ekoefisisensi, tenaga angin

bermanfaat untuk mengganti energi BBM memompa kincir angin (Sumardi et al.,

2009).

Di era modern ini, pemanfaatan angin untuk menghasilkan listrik banyak

dilakukan di negara-negara maju. Hampir 20% dari kebutuhan energi negara

Jerman dan Denmark telah dipenuhi oleh energi angin. Pemerintah Indonesia

berencana untuk memasang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Teluk

Bone dengan kapasitas sampai 250 MW dengan dalam jangka waktu hingga 2025.

Dalam potensi PLTB di Indonesia baru sekitar 0.5 GW yang dikembangkan dari

9,29 GW yang ada. Pengembangan PLTB di Indonesia memiliki kendala berupa

rendahnya distribusi kecepatan angin di Indonesia yang berkisar antara 2,5 – 6 m/s

dan besarnya fluktuasi kecepatan angin yang berarti profil kecepatan angin dapat
berubah drastis dengan interval yang cepat. Kincir angin yang efisien perlu terpapar

angin setidaknya 3-4,5 m/s untuk menghasilkan listrik dan akan mencapai performa

terbaik pada kecepatan dari 5,3-9 m/s. Dalam kondisi seperti ini, PLTB yang cocok

diterapkan di wilayah Indonesia adalah pembangkit dengan kapasitas di bawah 100

Kw dan dengan menggunakan Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV). Dengan

TASV berkincir diameter 60 cm 36 sudu menghasilkan daya 63.65 Watt saat angin

berkecepatan 1.45 m/s putaran kincir pada poros 229 RPM pada torsi sebesar 7.19

Nm. Untuk membangun PLTB dibutuhkan data klimatologis angin disuatu daerah

untuk pemilihan lokasi (sitting) yang tepat dan berlaku sepanjang waktu guna mesin

turbin angin (Dewita et al., 2015).

Di Indonesia pembangkit listrik tenaga angin banyak dimanfaatkan di bidang

perikanan dan pertanian. Tenaga angin dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin

sehingga energi listrik yang timbul dapat membuat pompa mengaliri tambak

maupun sawah petani dan dapat menghidupkan lampu di area tambak maupun

sawah. Angin dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembangkit tenaga

listrik. Mengingat Indonesia merupakan negara yang sangat besar memiliki potensi

tenaga angin menjadikan pembangkit listrik tenaga angin menjadi salah satu solusi

yang tepat dalam mengatasi masalah keterbatasan energi.Salah satu keuntungan

menggunakan tenaga angin adalah sumber energi tersebut merupakan sumber

energi yang ramah lingkungan dan ketersediaannya melimpah (Hirmansyah et al.,

2017).

Energi angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya

pemompaan air untuk irigasi, pengering, pembangkit listrik, penggerak kincir.


Pemanfaatan potensi energi angin di kawasan pesisir merupakan salah satu

alternatif mengingat Indonesia memiliki garis pantai yang sangat panjang. Sehingga

perlu diadakan kajian potensi angin apakah mampu menjadi penggerak kincir yang

dapat menghasilkan energi alternatif dan tujuannya disini yaitu untuk mengukur

dan menghitung kecepatan angin maksimum, minimum dan rata-rata di daerah

kawasan pesisir pantai dalam kurun waktu satu minggu serta menganalisa

kecepatan angin yang didapat sehingga diperoleh kesimpulan terkait potensi energi

angin sebagai penggerak turbin (Abdullah et al., 2016).

Macam-macam pengukur angin diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Wind meter

Wind meter adalah salah satu alat pengukur cuaca yang digunakan untuk

mengukur kecepatan angin dan arah angin. Untuk menentukan arah angin dapat

menggunakan kantong angin dan untuk menentukan kecepatan angin dapat

menggunakan kincir atau sensor angin.

Gambar 2. Wind meter.

2. Higrometer

Higrometer adalah alat pengukur cuaca yang digunakan untuk mengukur

kelembaban disuatu wilayah. Higrometer mempunyai dua jenis, yaitu analog

dan digital. Untuk higrometer analog menggunakan penunjuk angka sedangkan

digital berupa alat yang dapat menampilkan hasil pengukuran dan mencatatnya
secara otomatis dalam satuan persen. Pada higrometer digital juga ditampilkan

hasil dari pengukuran suhu.

Gambar 3. Higrometer.

3. Anemometer

Anemometer adalah alat pengukur cuaca yang digunakan untuk mengukur

kecepatan angin disuatu wilayah secara otomatis. Anemometer berbentuk

protabel sehingga dapat dibawa secara mudah dan hasilnya dapat ditampilkan

secara otomatis di display.

Gambar 4. Anemometer.

Praktikum acara 1 adalah tentang “Energi Angin”, kami menghitung

kecepatan angin menggunakan anemometer bertempat di tengah sawah di belakang

lab riset biologi. Pemilihan tempat didasarkan pada kekuatan angin serta tempat

yang tidak terhalangi oleh apapun. Cara menggunakan anemometer sangat mudah,

baling-baling diarahkan pada angin yang berhembus lalu tekan power pada
anemometer lalu set satuan yang akan digunakan, setelah itu lihat angka yang

tertera pada display dan itulah kecepatan anginnya, lakukan percobaan ini selama

15 menit dan lihat pada angka berapa kecepatan mencapai angka konstan. Setelah

data sudah terkumpul, kami lalu mencari nilai daya dan energi. Masukan pada tabel

dan tukar data dengan semua kelompok.

Energi angin merupakan energy alternative yang mempunyai prospek baik

karena selalu tersedia di alam, dan merupakan sumber energi yang bersih dan

terbarukan kembali. Angin merupakan udara yang bergerak yang terjadi karena

adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Adanya perbedaan

suhu udara ini karena adanya perbedaan tekanan udara di permukaan bumi. Udara

bergerak dari daerah yang memiliki tekanan udara yang tinggi ke daerah yang

memiliki tekanan udara yang rendah. Pada dasarnya angin yang bertiup di

permukaan bumi terjadi karena adanya penerimaan radiasi surya yang tidak merata

di permukaan bumi, sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara. Udara yang

bergerak mempunyai massa, kerapatan dan kecepatan. Sehingga dengan adanya

faktor-faktor tersebut, angin mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Arah

angin adalah arah dari mana angin berhembus atau dari mana arus angin datang dan

dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan

dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik kompas.

Umumnya arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup,

misalnya angin yang berhembus dari utara maka angin utara. Kecepatan angin

adalah kecepatan dari menjalarnya arus angin dan dinyatakan dalam knot atau

kilometer per jam maupun dalam meter per detik. Karena kecepatan angin
umumnya berurbah-ubah, maka dalam menentukan kecepatan angin diambil

kecepatan rata-ratanya dalam periode waktu selama sepuluh menit dengan

dibulatkan dalam harga satuan knot yang terdekat (Sam dan Daud, 2015).

Berdasarkan jurnal ‘Pemanfaatan Tenaga Angin dan Surya Sebagai Alat

Pembangkit Listrik Pada Bagan Perahu’ yang ditulis oleh Ari Wibawa Budi

Santosa dan Imam Pujo Mulyatno pada tahun 2014 energi gerak angin dapat

dimanfaatkan dengan cara menerapkan angin tersebut ke penampang baling-baling

supaya berputar. Putaran inilah yang akan membangkitkan listrik sedemikian rupa

sehingga energi listrik tersebut dapat disimpan dalam batere.

Kendala saat praktikum adalah praktikum yang terlambat dari jadwal dan

dilakukan di pinggir jalan sehingga mengganggu pengguna jalan.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum mengenai energi surya ini adalah praktikan telah

mampu memahami cara penggunaan dari anemometer, mengetahui manfaat energi

angin dalam kehidupan sehari-hari dan juga mengetahui tingkat potensi energi

angin pada suatu daerah.

B. Saran

Pada praktikum selanjutnya diharapkan agar pada saat praktikum

berlangsung, tiap kelompok dapat bekerja dengan tertib sehingga praktikum dapat

berjalan dengan kondusif.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ilmi., Jufrizal dan Hasanuddin. 2016. “Kajian Potensi Energi Angin di
Daerah Kawasan Pesisir Pantai Serdang Bedagai untuk Menghasilkan
Energi Listrik”. Jurnal Ilmiah Mekanik. 3/1: 31-38.
Anggraini, Fitri., Arif dan Gurum. 2016. “Pemanfaatan Energi Angin pada Sepeda
Motor Bergerak untuk Menyalakan Lampu”. Jurnal Teori dan Aplikasi
Fisika. 4/2: 168-174.
Dewita, Anggi., Ahmad dan Khalid. 2015. “Pemanfaatan WRF-ARW untuk
Simulasi Potensi Angin sebagai Sumber Energi di Teluk Bone”. Jurnal
Material dan Energi Indonesia. 5/2: 17-23.
Habibie, Najib., Sasmito dan Roni. 2011. “Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah
Sulawesi dan Maluku”. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. 12/2: 181-187.
Hirmansyah., Risty dan Ramli. 2017. “Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga
Angin Menggunakan Kendali Pi”. Jurnal SAINS Terapan. 3/1: 22-26.
Ihwan, Andi dan Ibrahim. 2010. “Kajian Potensi Energi Angin untuk Perencanaan
Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) di Kota Pontianak”. Jurnal Fisika
FLUX. 7/2: 130-140.
Sam dan Daud. 2015. “Studi Energi Angin di Kota Palu untuk Membangkitakn
Energi Listrik”. Jurnal Smartek. 3/1. Palu.
Soeripno dan Malik. 2009. “Analisa Potensi Energi Angin dan Estimasi Energi
Output Turbin Angin di Lebak Banten”. Jurnal Teknologi Dirgantara. 7/1:
51-59.
Sumardi., Siti dan Amin. 2009. Geografi Fisik dan Lingkungan. Jakarta: CV Putra
Nugraha.
Utami, Irine R., Ishak dan Apriansyah. 2018. “Perhitungan Potensi Energi Angin
di Kalimantan Barat”. Jurnal Prisma Fisika. 6/1: 65-69.
Zaidun, Rusnia dan Yasmin. 2010. “Pengembangan Program Komputer untuk
Pemilihan Kincir Angin Pembangkit Tenaga Listrik di Pedesaan”. Jurnal
Keteknikan Pertanian. 24/2: 90-94.

Anda mungkin juga menyukai