ENERGI ANGIN
Oleh :
Fifa Indywara Nareswari
NIM A1C017034
A. Latar Belakang
bagi kegiatan ekonomi nasional. Sumber energi berjumlah besar dan bersifat
kontinyu terbesar yang tersedia bagi manusia adalah energi surya, khususnya energi
Angin selama ini dipandang sebagai proses alam biasa yang kurang memiliki nilai
alternatif angin sangat cocok di Indonesia terutama di laut, mengingat wilayah laut
Indonesia cukup luas dan di laut energi angin sangat besar jumlahnya.
karena mempunyai sumber yang bersih dan terbarukan kembali serta memiliki
namun tidak semua daerah di Indonesia memiliki tingkat kecepatan angin yang
merata. Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas
permukaan bumi. Angin dikendalikan oleh energi dari matahari, merupakan udara
yang bergerak, sehingga ia mempunyai energi gerak yakni energi kinetik. Untuk
memanfaatkan angin perlu diketahui kecepatan dan arah angin melalui suatu
salah satu instrumen yang sering digunakan oleh balai cuaca seperti Badan
Yunani anemos yang berarti angin. Angin merupakan udara yang bergerak ke
segala arah, angin bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain.
B. Tujuan
dimanfaatkan menjadi energi mekanik atau listrik melalui suatu konversi yang
terdiri dari rotor dengan sudu sebagai penggerak utama, generator sebagai
pengubah energi mekanik menjadi energi listrik, pengaruh dan perangkat sistem
kontrol elektrik. Kecepatan angin pada suatu wilayah dipengaruhi oleh kondisi dan
letak geografisnya. Karena itu, perubahan kecepatan dan arah angin pada suatu
lokasi berbeda antara satu lokasi dengan yang lainnya. Untuk mengetahui variasi
kecepatan dan arah angin pada suatu lokasi, diperlukan data selama 1 tahun
pengukuran, yang secara umum bahwa kecepatan angin akan bertambah dengan
pertambahan ketinggian. Ada dua model perubahan kecepatan angin secara vertikal
untuk lokasi atau daerah datar. Yang pertama model logaritmik yang berdasarkan
pada batas lapisan mekanika fluida dan kajian atmosfer. Yang kedua hukum daya
yang paling banyak digunakan dalam analisa potensi kecepatan angin (Soeripno
Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk tetap
bertahan di bumi. Sumber energi terbagi menjadi dua yakni sumber energi
terbarukan dan sumber energi tidak terbarukan. Kebutuhan energi yang semakin
meningkat tidak sebanding dengan pasokan sumber energi tidak terbarukan yang
ada (bahan bakar fosil). Salah satu alternatif untuk mengatasi krisis energi tersebut
adalah dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan, salah satunya dengan
menggerakkan turbin sehingga energi listrik yang timbul dapat membuat pompa
mengaliri tambak maupun sawah petani dan dapat menghidupkan lampu di area
tambak maupun sawah. Angin dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
adalah sumber energi tersebut merupakan sumber energi yang ramah lingkungan
Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) merupakan salah satu jenis energi
prinsip perubahan energi kinetik yang dikonversikan menjadi energi mekanik yang
memutar turbin angin, turbin angin ini terhubung dengan rotor dari generator.
Generator mengubah energi mekanik menjadi energi listrik (Utami et al., 2018).
karena mempunyai sumber yang bersih dan terbarukan kembali serta memiliki
namun tidak semua daerah di Indonesia memiliki tingkat kecepatan angin yang
merata. Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas
permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan
bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin akan lebih berat dan
bergerak menempati daerah tersebut. Kekasaran permukaan menentukan berapa
lambat kecepatan angin dekat permukaan. Di area dengan kekasaran tinggi, seperti
hutan atau kota, kecepatan angin dekat permukaan cenderung lambat dan
sebaliknya kecepatan angin cukup tinggi pada area kekasaran rendah seperti daerah
datar, lapangan terbuka. Kecepatan angin rendah dan terdispersi harga berada
diantara 1,0 dan 2,0 sedangkan kecepatan angin relatif tinggi dan kurang terdispersi
harga k berada antara 2,0 dan 4,0 nilai faktor skala besar untuk kepatan angin tinggi
dan bernilai kecil bila kecepatan anginnya rendah. Angin bersifat tidak ajeg maka
kecepatan angin, harus didasarkan atas analisis statistik. Angin adalah udara yang
bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat pemanasan
atmosfir yang tidak merata oleh sinar matahari, oleh karena pergerakannya itu,
angin memiliki energi kinetik. Energi angin dapat dikonversi atau ditransfer ke
dalam bentuk energi lain seperti listrik atau mekanik dengan menggunakan kincir
karena selalu tersedia di alam, dan merupakan sumber energi yang bersih dan
terbarukan kembali. Angin merupakan udara yang bergerak yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Adanya perbedaan
suhu udara ini karena adanya perbedaan tekanan udara di permukaan bumi. Udara
bergerak dari daerah yang memiliki tekanan udara yang tinggi ke daerah yang
memiliki tekanan udara yang rendah. Pada dasarnya angin yang bertiup di
permukaan bumi terjadi karena adanya penerimaan radiasi surya yang tidak merata
faktor-faktor tersebut, angin mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Arah
angin adalah arah dari mana angin berhembus atau dari mana arus angin datang dan
dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan
dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik kompas.
Umumnya arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup,
misalnya angin yang berhembus dari utara maka angin utara. Kecepatan angin
adalah kecepatan dari menjalarnya arus angin dan dinyatakan dalam knot atau
kilometer per jam maupun dalam meter per detik. Karena kecepatan angin
dibulatkan dalam harga satuan knot yang terdekat (Sam dan Daud, 2015).
Angin merupakan sumber energi yang dapat diperbarui dan sangat potensial.
Pemanfaatan angin sebagai sumber energi sudah lama dilakukan oleh manusia.
Angin dianggap sebagai salah satu sumber energi paling praktis dan sempurna
karena bebas emisi dan gratis. Sisi terbaiknya angin dapat mengurangi beban listrik
50% hingga 80%. Pemanfaatan energi angin masih belum maksimal dikarenakan
sumber energi minyak masih melimpah. Turbin adalah mesin putar yang mengubah
energi dari aliran suatu zat (air, gas, uap dan angin) menjadi energi mekanik yang
dapat memutarkan turbin. Turbin angin sederhana terdiri atas rotor yang dilengkapi
permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan
tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di
permukaan bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya,
dilakukan melalui dua tahapan konversi energi, pertama aliran angin akan
dengan angin yang bertiup, kemudian putaran dari rotor dihubungkan dengan
generator, dari generator inilah dihasilkan arus listrik. Jadi proses tahapan konversi
energi bermula dari energi kinetik angin menjadi energi gerak rotor kemudian
angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya pemompaan air untuk
udara dalam jumlah besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena ada
Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini
baling tersebut akan di konversi menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika.
berputar maka hal ini akan menggerakan sebuah alat yang akan mengukur
anemometer terdiri dari tiang vertikal dengan empat lengan horisontal menempel
ke atas. Neoprene yang melekat pada ujung empat lengan, dan angin menyebabkan
cup untuk memutar lengan sekitar tiang tengah (Abdullah et al., 2016).
III. METODOLOGI
1. Alat tulis
2. Anemometer
3. Kalkulator
B. Prosedur Kerja
arah angin.
menghadap kearah pemegang anemometer dan angin akan datang dari arah
5. Apabila angka kecepatan angin telah konstan, tekan tombol hold, kemudian
catat hasilnya.
rumus.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambar Alat
a. Anemometer
4)
1)
5) 2)
6)
3)
Gambar 1. Anemometer
b. Keterangan
konversi
ke display
kabel.
b. Perhitungan daya
Rumus :
P = 0,5 x A x V³ x ρ
P = 0,67 W
Rumus :
P = 0,5 x A x V³ x ρ
P = 0,0013 W
3) Perhitungan daya kelompok 3
Rumus :
P = 0,5 x A x V³ x ρ
P = 0,67 W
Rumus :
P = 0,5 x A x V³ x ρ
P = 0,0832 W
Rumus :
P = 0,5 x A x V³ x ρ
P = 0,67 W
Rumus :
P = 0,5 x A x V³ x ρ
P = 0,0351 W
c. Perhitungan Energi
Rumus :
E = ½ x m x V²
E = ½ x 1 x (1,6)²
E = 1,28 J
Rumus :
E = ½ x m x V²
E = ½ x 1 x (0,2)²
E = 0,02 J
Rumus :
E = ½ x m x V²
E = ½ x 1 x (1,6)²
E = 1,28 J
Rumus :
E = ½ x m x V²
E = ½ x 1 x (0,8)²
E = 0,32 J
Rumus :
E = ½ x m x V²
E = ½ x 1 x (0,8)²
E = 0,32 J
Rumus :
E = ½ x m x V²
E = ½ x 1 x (0,6)²
E = 0,18 J
B. Pembahasan
dimanfaatkan menjadi energi mekanik atau listrik melalui suatu konversi yang
dinamakan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) (Soeripno dan Malik, 2009).
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke
tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh
perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang tidak merata oleh sinar
matahari, oleh karena pergerakannya itu, angin memiliki energi kinetik (Ihwan dan
Ibrahim, 2010).
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke
tekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh
perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang tidak merata oleh sinar
matahari. Energi kinetik diperoleh dari angin yang bergerak. Energi angin dapat
dikonversi ke dalam bentuk energi lain seperti listrik atau mekanik dengan
menggunakan kincir angin atau turbin angin. Oleh karena itu, kincir angin atau
turbin angin sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin atau di singkat
angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya pemompaan air untuk
karena selalu tersedia di alam, dan merupakan sumber energi yang bersih dan
karena mempunyai sumber yang bersih dan terbarukan kembali serta memiliki
namun tidak semua daerah di Indonesia memiliki tingkat kecepatan angin yang
dihasilkan oleh kincir angin untuk memompa air dengan debit 5 I/dt yang
bermanfaat untuk mengganti energi BBM memompa kincir angin (Sumardi et al.,
2009).
Jerman dan Denmark telah dipenuhi oleh energi angin. Pemerintah Indonesia
Bone dengan kapasitas sampai 250 MW dengan dalam jangka waktu hingga 2025.
Dalam potensi PLTB di Indonesia baru sekitar 0.5 GW yang dikembangkan dari
rendahnya distribusi kecepatan angin di Indonesia yang berkisar antara 2,5 – 6 m/s
dan besarnya fluktuasi kecepatan angin yang berarti profil kecepatan angin dapat
berubah drastis dengan interval yang cepat. Kincir angin yang efisien perlu terpapar
angin setidaknya 3-4,5 m/s untuk menghasilkan listrik dan akan mencapai performa
terbaik pada kecepatan dari 5,3-9 m/s. Dalam kondisi seperti ini, PLTB yang cocok
TASV berkincir diameter 60 cm 36 sudu menghasilkan daya 63.65 Watt saat angin
berkecepatan 1.45 m/s putaran kincir pada poros 229 RPM pada torsi sebesar 7.19
Nm. Untuk membangun PLTB dibutuhkan data klimatologis angin disuatu daerah
untuk pemilihan lokasi (sitting) yang tepat dan berlaku sepanjang waktu guna mesin
sehingga energi listrik yang timbul dapat membuat pompa mengaliri tambak
maupun sawah petani dan dapat menghidupkan lampu di area tambak maupun
sawah. Angin dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembangkit tenaga
listrik. Mengingat Indonesia merupakan negara yang sangat besar memiliki potensi
tenaga angin menjadikan pembangkit listrik tenaga angin menjadi salah satu solusi
2017).
alternatif mengingat Indonesia memiliki garis pantai yang sangat panjang. Sehingga
perlu diadakan kajian potensi angin apakah mampu menjadi penggerak kincir yang
dapat menghasilkan energi alternatif dan tujuannya disini yaitu untuk mengukur
kawasan pesisir pantai dalam kurun waktu satu minggu serta menganalisa
kecepatan angin yang didapat sehingga diperoleh kesimpulan terkait potensi energi
1. Wind meter
Wind meter adalah salah satu alat pengukur cuaca yang digunakan untuk
mengukur kecepatan angin dan arah angin. Untuk menentukan arah angin dapat
2. Higrometer
digital berupa alat yang dapat menampilkan hasil pengukuran dan mencatatnya
secara otomatis dalam satuan persen. Pada higrometer digital juga ditampilkan
Gambar 3. Higrometer.
3. Anemometer
protabel sehingga dapat dibawa secara mudah dan hasilnya dapat ditampilkan
Gambar 4. Anemometer.
lab riset biologi. Pemilihan tempat didasarkan pada kekuatan angin serta tempat
yang tidak terhalangi oleh apapun. Cara menggunakan anemometer sangat mudah,
baling-baling diarahkan pada angin yang berhembus lalu tekan power pada
anemometer lalu set satuan yang akan digunakan, setelah itu lihat angka yang
tertera pada display dan itulah kecepatan anginnya, lakukan percobaan ini selama
15 menit dan lihat pada angka berapa kecepatan mencapai angka konstan. Setelah
data sudah terkumpul, kami lalu mencari nilai daya dan energi. Masukan pada tabel
karena selalu tersedia di alam, dan merupakan sumber energi yang bersih dan
terbarukan kembali. Angin merupakan udara yang bergerak yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Adanya perbedaan
suhu udara ini karena adanya perbedaan tekanan udara di permukaan bumi. Udara
bergerak dari daerah yang memiliki tekanan udara yang tinggi ke daerah yang
memiliki tekanan udara yang rendah. Pada dasarnya angin yang bertiup di
permukaan bumi terjadi karena adanya penerimaan radiasi surya yang tidak merata
faktor-faktor tersebut, angin mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Arah
angin adalah arah dari mana angin berhembus atau dari mana arus angin datang dan
dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan
dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik kompas.
Umumnya arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup,
misalnya angin yang berhembus dari utara maka angin utara. Kecepatan angin
adalah kecepatan dari menjalarnya arus angin dan dinyatakan dalam knot atau
kilometer per jam maupun dalam meter per detik. Karena kecepatan angin
umumnya berurbah-ubah, maka dalam menentukan kecepatan angin diambil
dibulatkan dalam harga satuan knot yang terdekat (Sam dan Daud, 2015).
Pembangkit Listrik Pada Bagan Perahu’ yang ditulis oleh Ari Wibawa Budi
Santosa dan Imam Pujo Mulyatno pada tahun 2014 energi gerak angin dapat
supaya berputar. Putaran inilah yang akan membangkitkan listrik sedemikian rupa
Kendala saat praktikum adalah praktikum yang terlambat dari jadwal dan
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum mengenai energi surya ini adalah praktikan telah
angin dalam kehidupan sehari-hari dan juga mengetahui tingkat potensi energi
B. Saran
berlangsung, tiap kelompok dapat bekerja dengan tertib sehingga praktikum dapat
Abdullah, Ilmi., Jufrizal dan Hasanuddin. 2016. “Kajian Potensi Energi Angin di
Daerah Kawasan Pesisir Pantai Serdang Bedagai untuk Menghasilkan
Energi Listrik”. Jurnal Ilmiah Mekanik. 3/1: 31-38.
Anggraini, Fitri., Arif dan Gurum. 2016. “Pemanfaatan Energi Angin pada Sepeda
Motor Bergerak untuk Menyalakan Lampu”. Jurnal Teori dan Aplikasi
Fisika. 4/2: 168-174.
Dewita, Anggi., Ahmad dan Khalid. 2015. “Pemanfaatan WRF-ARW untuk
Simulasi Potensi Angin sebagai Sumber Energi di Teluk Bone”. Jurnal
Material dan Energi Indonesia. 5/2: 17-23.
Habibie, Najib., Sasmito dan Roni. 2011. “Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah
Sulawesi dan Maluku”. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. 12/2: 181-187.
Hirmansyah., Risty dan Ramli. 2017. “Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga
Angin Menggunakan Kendali Pi”. Jurnal SAINS Terapan. 3/1: 22-26.
Ihwan, Andi dan Ibrahim. 2010. “Kajian Potensi Energi Angin untuk Perencanaan
Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) di Kota Pontianak”. Jurnal Fisika
FLUX. 7/2: 130-140.
Sam dan Daud. 2015. “Studi Energi Angin di Kota Palu untuk Membangkitakn
Energi Listrik”. Jurnal Smartek. 3/1. Palu.
Soeripno dan Malik. 2009. “Analisa Potensi Energi Angin dan Estimasi Energi
Output Turbin Angin di Lebak Banten”. Jurnal Teknologi Dirgantara. 7/1:
51-59.
Sumardi., Siti dan Amin. 2009. Geografi Fisik dan Lingkungan. Jakarta: CV Putra
Nugraha.
Utami, Irine R., Ishak dan Apriansyah. 2018. “Perhitungan Potensi Energi Angin
di Kalimantan Barat”. Jurnal Prisma Fisika. 6/1: 65-69.
Zaidun, Rusnia dan Yasmin. 2010. “Pengembangan Program Komputer untuk
Pemilihan Kincir Angin Pembangkit Tenaga Listrik di Pedesaan”. Jurnal
Keteknikan Pertanian. 24/2: 90-94.