TET/C1.10
KELOMPOK : 3
Disusun oleh :
Marsha Amanda N. (H41231810)
Ahmad Nadzif (H41231932)
Marfuan Adi P. (H41232024)
Rizky Agung S. (H41231928)
Gulam Ahmad A. (H41231860)
Abel Maulana S. (H41231817)
Alfin Bintang F. (H41231871)
Nabil Aditya W. (H41231887)
PENDAHULUAN
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum,untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan
yang sering dilakukan, besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung
pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu.
Proses perpindahan panas memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi manusia.
Salahsatunya, mekanisme perpindahan panas memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi
manusia,sebagai salah satu sumber energi yang bisa menggunakan ketergantungan manusia
padasumber energi minyak. Hal ini mengingat sumber energi minyak merupakan salah
satusumber energi bumi yang bersifat tidak terbarukan. Di sisi lain, jumlah energi minyak
setiaptahun selalu menyusut jumlahnya. Sementara energi yang memanfaatkan energi
panasmemiliki jumlah yang berlimpah dan belum banyak dimanfaatkan oleh manusia.
Terdapat tiga macam proses perpindahan energi panas. Proses tersebut adalah
perpindahan energi secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Perpindahan energi panas
secarakonduksi merupakan perpindahan energi panas yang disalurkan secara langsung antar
molekul tanpa adanya perpindahan dari molekul yang bersangkutan. Proses konduksi terjadi
pada benda padat, cair maupun gas jika terjadi kontak secara langsung dari ketiga macam
benda tersebut. Jika zat mendapat energi panas maka energi panas tersebut digunakan untuk
menggetarkan partikel-partikel zat tersebut.
Tujuan pada praktikum kali ini adalah untuk mengetahui konversi energi mekanik pada
tembaga dan aluminium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konversi energi adalah proses pengubahan suatu bentuk energi menjadi energi dalam
bentuk lain. Energi memiliki arti sebagai kekuatan atau kemampuan untuk melakukan
sesuatu, seperti menghasilkan gerak, kerja, dan tenaga. Ada beberapa jenis energi yang bisa
dikonversikan. Drs. Kandi, M.A., dan Drs. Yamin Winduono, M.Pd., dalam buku Energi dan
Perubahannya menyebutkan bermacam-macam energi sebagai berikut.
Energi Listrik
Energi listrik adalah daya atau tenaga dalam bentuk listrik. Energi listrik adalah daya
atau kekuatan yang dihasilkan dari adanya pergesekan atau proses kimia.
Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang diserap atau dibebaskan dalam reaksi kimia selama
penguarian atau pembentukan senyawa.
Energi Cahaya
Energi cahaya adalah energi dari radiasi gelombang elektromagnetik yang berupa
sinar.
Energi Bunyi
Energi bunyi adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-partikel
udara di areal sumber bunyi.
Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan oleh proses perubahan massa nuklir.
Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yangada pada suatu benda karena letak benda itu dalam
medan gaya. Beberapa bentuk energi potensial, yaitu energi gravitasi, energi pegas, dan
sebagainya.
Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi gerak. Benda-benda yang ada di dunia ini sebagian besar
mempunyai energi kinetik. Energi ini juga muncul karena adanya konversi dari energi lain.
Energi Mekanik
Energi mekanik gabungan total dari energi kinetik dan potensial. Jenis energi ini
biasanya ditemukan pada benda yang jatuh bebas
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat berubah dari Satu bentuk ke
bentuk lainnya, ini disebut Hukum Kekekalan Energi. Menurunkan Hukum Kekekalan Energi
Mekanik di awali dengan pembahasan hukum kekekalan energi mekanik dengan
menurunkannya secara kuantitatif. Bunyi hukum kekekalan energi mekanik yaitu: “Jika dalan
suatu sistem hanya gaya dalam konservatif yang beroperasi (tidak ada gaya luar dan gaya
dalam nonkonservatif). Maka energi mekanik sistem pada semua posisi selalu konstan.
Artinya energi mekanik sistem pada posisi akhir sama dengan energi mekanik pada posisi
awal” (Kanginan, 2013).
b. Energi Angin
Energi angin adalah salah satu bentuk energi matahari tidak langsung Karena angin
dihasilkan oleh pemanasan bumi yang tidak merata oleh matahari,sehingga terjadi perbedaan
tekanan di atmosfer. Angin bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah (Pudjanarsa & Nursuhud,2013). Oleh karena itu, energi angin juga merupakan suatu
energi kinetik dari pergerakan massa udara. Sistem PLTB menggunakan energi angin untuk
memutar turbin, sehingga dengan adanya putaran turbin dapat mengubah energi angin
menjadi energi listrik (Hidayatullah et al., 2016). Rumus energi kinetik pada turbin adalah:
Ek =12mv2 (1)
Dengan nilai:
m = ρ Av
Dengan nilai:
Pa =12 ρ Av
Dengan nilai:
c. Energi Listrik
Energi listrik merupakan energi yang sangat didambakan oleh segenap warga Masyarakat
sebagai sumber energi untuk berbagai kegiatan seperti penerangan, informasi maupun
industri. Namun kebutuhan energi listrik di Indonesia masih belum dapat dirasakan oleh
sebagian kecil masyarakat yang letak daerah tempat tinggalnya sangat jauh dari sebagian
besar pemukiman penduduk. Hal ini menunjukkan bahwasannya distribusi penyaluran energi
listrik yang disediakan pemerintah melalui perusahaan PLN masih belum mencukupi
kebutuhan masyarakat. Padahal listrik kini menjadi kebutuhan pokok bagi
manusia,sebagaimana kita ketahui bersama aktivitas kehidupan kita saat ini sangat
bergantung dengan teknologi yang sumber tenaganya berasal dari energi listrik.Misal untuk
keperluan rumah tangga seperti setrika, kulkas, kipas angin, televisi, lampu penerangan dll.
Kemudian untuk keperluan hampir semua aktivitas di industri dan perkantoran di berbagai
bidang, energi listrik merupakan komponen yang paling dominan. Di Indonesia masih banyak
daerah terpencil yang dalam waktu beberapa tahun kedepan belum dapat dilayani oleh PLN.
Merujuk Surat Keputusan Menteri energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
No.1122K/30/MEM/2002 tentang Pembangkit Skala Kecil Tersebar (PSKT) dan pemanfaatan
energi terbarukan, bahwa penyediaan energi listrik bisa dilakukan tidak hanya dengan suatu
pembangkit dalam skala yang sangat besar dan terpusat, namun juga bisa terpenuhi dengan
memanfaatkan sumber-sumber pembangkit listrik walaupun dalam skala yang kecil. Untuk
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, pemerintah perlu menyadiakan listrik yang
bersumber dari energi alternatif terutama pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Listrik
merupakan bentuk energi yang paling mudah diikonversi melalui panas, tenaga gerak
maupun magnet. Dengan demikian listrik banyak dibangkitkan untuk konsumsi penerangan
maupun industri. Khusus bagi desa terpencil pemerintah mempunyai kewajiban untuk
menyediakan energi listrik bila di desa tersebut terdapat sumber energi alternatif. Sebenarnya
listrik dapat dihasilkan sendiri meskipun dalam skala yang kecil, yaitu yang kita sebut
sebagai mikrohidro. Salah satu syarat yang dibutuhkan adalah air yang mengalir kontinyu dan
air yang mengalir dengan deras atau setidaknya aliran air yang memiliki perbedaan
ketinggian. Tapi memang daya yang dihantarkan tidak sedahsyat energy listrik yang diberikan
oleh PLN, namun cukup untuk keperluan listrik daya rendah seperti lampu rumah.
Pembangkit listrik yang demikian disebut Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Disebut
mikro karena daya yang dihasilkan tergolong kecil (masih dalam hitungan ratusan
kilowatt).Pembangkit listrik yang biasa digunakan pada suatu sistem tenaga listrik terdiri Dari
pembangkit listrik tenaga air dan unit-unit thermal. Pembangkit-pembangkit Itu sekarang ini
umumnya sudah berhubungan satu dengan yang lainnya.
Generator PLTB berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Ketika
angin memutar turbin yang terhubung dengan poros generator, poros generator yang
terhubung dengan magnet permanen akan berputar pada porosnya. Diluar poros yang
berputar terdapat stator yang berisi kumparan-kumparan yang membentuk loop. Sehingga
ketika turbin berputar,dari putaran ini menyebabkan perubahan fluks listrik. Perubahan fluks
listrik tersebut menghasilkan tegangan dan arus listrik yang dapat dimanfaatkan sebagai
energi listrik. Energi listrik pada turbin angin merupakan proses akhir yang terjadi pada
Proses konversi energi. Energi listrik dipahami sebagai konversi energi Mekanik melalui
generator menjadi arus listrik. Hasil keluaran dari turbin angin yaitu nyala lampu yang dapat
dilihat juga tegangan dan arusnya. Melalui tegangan dan arus ini kita bisa mencari daya dan
energi yang dihasilkan dari turbin angin tersebut.
Saat ini banyak upaya yang dapat dilakukan dalam konservasi energi listrikya tersebut
dapat dilakukan di sisi konsumsi listrik (demand) maupun divsisi penyedia listrik (supply).
Demand Side Management (DSM) merupakan metode untuk mencapai efisiensi konsumsi
energi listrik pada sisi pemakai energi listrik dimana salah satu jenisnya adalah konservasi
energi listrik. Konservasi energi didefinisikan sebagai sumber energi, penggunaan energi, dan
sumber daya energi secara rasional dan efisien tanpa mengurangi penggunaan energi yang
memang benar-benar diperlukan dan tidak menurunkan fungsi energi itu sendiri secara teknis
namun memiliki tingkat ekonomi yang serendahrendahnya, tidak pula mengganggu
lingkungan dan dapat diterima oleh masyarakat. Jadi konservasi energi listrik adalah
penggunaan energi listrik secara efisiensi tinggi melalui langkah-langkah penurunan berbagai
kehilangan (loss) energi listrik pada semua taraf pengelolaan,mulai dari pemanfaatan,
pengiriman atau transmisi dan sampai pada pembangkitan. mudahnya dengan kata lain yang
lebih sederhana, konservasi energi listrik merupakan penghematan energi listrik.
P=V×I
V = tegangan (V)
METODOLOGI
1. Kalorimeter
2. Termometer
3. Tali
4. Pemberat
5. Alat Putar
3.2. Prosedur
5. Putar bahan uji dengan alat uji dengan banyak putaran yang sudah ditentukan yaitu
300 putaran;
7. Catat hasilnya.
BAB IV
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum, didapat data pertama yang dilakukan oleh kelompok 1
dan kelompok 2. Efisiensi energi tembaga pada data 1 yaitu sebesar 94,4% dan efisiensi
energi aluminium pada data 1 yaitu sebesar 90,6%. Untuk data 2 yang dilakukan oleh
kelompok 3 dan 4, didapat efisiensi energi tembaga sebesar 62,89% sedangkan efisiensi
energi aluminium sebesar 90,51%.
Terdapat sebuah perbedaan pada kedua data tersebut. Data pertama menunjukkan
bahwa tembaga memiliki efisiensi energi lebih besar dibanding aluminium. Sedangkan pada
data kedua, aluminium memiliki efisiensi energi yang jauh lebih besar dibanding tembaga.
Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan antara Qn karena beda Δ T.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan konversi energi mekanik dapat disimpulkan sebagai berikut :