Disusun oleh :
Kelompok :2
Kelas : Pendidikan IPA D
2021
A. Judul
1. Alat Pemotong Gabus : Perubahan Energi Listrik Menjadi Panas
2. Motor Listrik : Pengubahan Energi Listrik Menjadi Motor
B. Tujuan
1. Praktikum 1 :
a. Menunjukkan perubahan energi listrik menjadi energi panas
2. Praktikum 2 :
a. Menjelaskan hubungan antara perubahan medan magnet dengan
terjadinya gaya gerak listrik induksi melalui percobaan.
b. Menjelaskan prinsip kerja motor listrik.
C. Dasar Teori
1. Energi
Menurut Astu (2013: 1), Energi adalah kemampuan untuk melakukan
kerja (energy is the capability for doing work). Energi merupakan besaran
yang kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Satuan energi menurut
Satuan Internasional (SI) adalah joule. Sedangkan menurut Campbell, Reece,
& Mitchell (2002), energi adalah kemampuan untuk mengatur ulang suatu
kumpulan materi atau dengan kata lain, energi adalah kapasitas atau
kemampuan untuk melaksanakan kerja.
2. Energi listrik
Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang
bermuatan listrik. muatan listrik yang diam (statis) menimbulkan energi
potensial listrik, sedangkan muatan listrik yang bergerak (dinamis)
menimbulkan arus listrik dan energi magnet. arus listrik adalah banyaknya
muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. tegangan listrik adalah
perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik dan
dinyatakan dalam satuan volt (Kunlestiowati, 2018 : 35).
Jika energi listrik ditransmisikan pada tegangan V maka arus listrik
yang mengalir adalah I = P/V. Tampak bahwa arus listrik yang ditransmisikan
berbanding terbalik dengan tegangan transmisi (Mikrajuddin, 2017: 259).
Energi listrik yang terjadi pada kawat yang dialiri arus listrik dapat diubah
menjadi kalor. Energi listrik karena adanya beda potensial V pada kawat
sehingga mengalir arus i pada selang waktu t, adalah:
W(t) = Vit
Dimana W = energi listrik, V = tegangan listrik yang diberikan kawat, i = kuat
arus listrik yang mengalir pada kawat, t = waktu selama arus listrik mengalir
pada kawat (Nani, 2018).
Konversi energi merupakan kondisi fisis perubahan bentuk energi dari
satu bentuk menjadi bentuk yang lain. Salah satu contoh konversi energi
adalah energi listrik dapat berubah menjadi energi panas (kalor). Salah satu
alat untuk mengubah energi listrik menjadi kalor dilengkapi dengan elemen
pemanas, dialiri arus listrik, yaitu aliran elektron yang mengalir melalui
elemen pemanas, sehingga dapat mengubah energi listrik menjadi kalor
(Emma, 2013).
3. Energi panas
Agustina dan Tika (2013: 97) berpendapat bahwa energi panas atau
kalor adalah energi yang diterima oleh sebuah benda sehingga suhu benda itu
naik atau wujud benda berubah. Energi panas juga dapat diartikan sebagai
energi yang dilepaskan oleh suatu benda sehingga suhu benda itu turun atau
wujud benda berubah.
Energi panas disebut juga kalor. Douglas C. Giancoli (2001: 490) dan
Yosaphat Sumardi. et. al (2007: 8.17) mengatakan bahwa panas merupakan
energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lain karena perbedaan
temperatur. Panas juga muncul dari benda-benda yang dibakar. Panas yang
dihasilkan dari pembakaran dapat membangkitkan gaya untuk melakukan
kerja.
Douglas C. Giancoli (2001: 493) mengatakan bahwa panas atau kalor
dapat digunakan untuk meleburkan atau menguapkan suatu zat. Hal ini berarti
bahwa panas dapat merubah wujud benda. Contoh perubahan wujud benda
karena panas adalah:
a. Besi yang dipanaskan akan berubah menjadi pijar merah, jika
dipanaskan terus akan menjadi pijar putih dan dalam waktu yang
cukup lama dipanaskan terus menerus akan melebur seperti bubur.
Setelah dingin akan mengeras lagi.
b. Kayu yang dibakar akan berubah menjadi arang.
c. Jika es dipanaskan maka akan berubah menjadi air. Jika dipanaskan
terus menerus akan berubah menjadi uap air. Hal ini karena panas
membuat molekul benda bergerak lebih cepat dan melepaskan ikatan
di antara benda-benda itu.
Q = m.c.𝛥T
Q = banyaknya kalor (jumlah panas) dalam joule
m = adalah massa benda dalam kg
c = adalah kalor jenis dalam joule/kg °C, dan
∆T = adalah besarnya perubahan suhu dalam °C
(Kirsten et al, 2011).
4. Kawat Nikelin
Kawat nikelin adalah kawat untuk elemen pemanas dengan arus listrik.
Kawat ini biasa digunakan untuk elemen pemanas pada alat pemotong karet,
stempel warna, alat pemotong plastik, styrofoam, dan alat seal plastik (alat
penutup/pengemas plastik) dan masih banyak lagi kegunaannya. Kawat
nikelin berfungsi untuk menyalurkan panas, sehingga kawat nikelin termasuk
ke dalam bahan konduktor dan juga bahan yang dapat digunakan untuk
mempercepat aliran panas pada suatu benda (Hasyim dkk, 2019 : 7).
5. Resistor
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban
jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya
sama dengan satu. Tegangan dan arus satu fasa. Persamaan daya sebagai
berikut:
P = V.I
Dengan :
P = Daya aktif yang diserap beban (watt)
V = Tegangan yang mencatu beban (volt)
I = Arus yang mengalir pada beban (A)
Untuk mencari besarnya beban resistif suatu benda dapat dicari dari rumus
dibawah ini:
R = VI
Keterangan :
R = Resistansi (Ω)
V = Tegangan pada beban resistif (Volt)
I = Arus yang mengalir pada beban resistif (Ampere)
(Trevor Linsey, 2004: 116).
Jika arus listrik mengalir pada sebuah hambatan maka hambatan tersebut akan
menjadi panas. Ini menunjukkan bahwa pada hambatan tersebut terjadi proses
perubahan energi dari energi listrik menjadi energi panas (Mikrajuddin, 2017 :
265).
6. Motor listrik
Motors are devices into which energy is transferred by electrical
transmission while energy is transferred out by work. Essentially, a motor is a
generator operating in reverse. Instead of generating a current by rotating a
coil, a current is supplied to the coil by a battery, and the torque acting on the
current-carrying coil causes it to rotate. (Jewett & Serway, 2004) Motor
adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
gerak. Motor bekerja dengan prinsip kebalikan dari generator, yaitu berupa
kumparan yang dialiri arus di atas magnet, sehingga menghasilkan medan
magnet yang memunculkan torsi untuk berputar.
When a motor is turned on, there is initially no back emf; thus, the current
is very large because it is limited only by the resistance of the coils. As the
coils begin to rotate, the induced back emf opposes the applied voltage, and
the current in the coils is reduced. (Halliday, et al, 2004) Saat motor
dihidupkan di awal, maka akan menghasilkan arus yang sangat besar karena
tidak adanya hambatan, akan tetapi ketika ia sudah mulai berputar, maka akan
ada ggl induksi balik dari motor tersebut yang mengurangi kuat arus menjadi
lebih wajar.
7. GGL
Gaya gerak listrik adalah perubahan dari suatu bentuk energi ke bentuk
energi listrik. Besar gaya gerak listrik dari suatu sumber secara kuantitatif
dapat diartikan sebagai energi setiap satuan muatan listrik yang melalui
sumber itu. Secara singkat, gaya gerak listrik adalah energi persatuan muatan.
Gaya gerak listrik sebuah sumber ditulis dengan simbol. Jika muatan yang
digerakkan itu adalah dQ dan usaha yang dibutuhkan dW, maka diperoleh
hubungan :
τ = F s = i l B sin θ
(Amin, 2015)
D. Metodologi Percobaan
1. Waktu dan Tempat
a. Waktu : 24-28 Februari 2021
b. Tempat : Kediaman praktikan masing-masing
2. Alat dan Bahan
a. Praktikum 1
1) Stik bambu / stik es krim
2) Kawat nikelin
3) Baterai
4) Kabel
5) Styrofoam
6) Selotip
7) Hambatan
8) Kardus
9) Penjepit buaya
b. Praktikum 2
1) Kawat kumparan 0,2 mm kira-kira 1 meter
2) 2 buah peniti atau penjepit kertas
3) 2 kabel dengan ujung jepit buaya
4) Magnet batang
5) 2 baterai dan dudukannya berukuran 20 x 30 cm
3. Prosedur Percobaan
a. Praktikum 1
1) Kegiatan 1
● Pasang kawat nikelin pada sepotong stik bambu atau
stik kayu.
● Susunlah baterai secara seri kemudian rekat dengan
selotip.
● Hubungkan kedua ujung kawat nikelin dengan 2 kabel.
● Sambungkan kedua ujung kabel pada baterai, gunakan
selotip untuk merekatkannya.
● Cobalah memotong styrofoam dengan menggunakan
alat ini.
● Lakukan hal yang sama dengan memvariasikan jumlah
baterai
2) Kegiatan 2
● Pasang kawat nikelin pada sepotong stik bambu atau
batang kayu yang dilengkungkan seperti busur.
● Susunlah baterai secara seri dan gulunglah dengan
karton, kemudian rekat dengan selotip.
● Susunlah hambatan secara seri pada rangkaian
● Hubungkan kedua ujung kawat nikelin dengan 2 kabel.
● Sambungkan kedua ujung kabel pada baterai, gunakan
selotip untuk merekatkannya.
● Cobalah memotong styrofoam dengan menggunakan
alat ini.
● Lakukan hal yang sama dengan memvariasikan besar
hambatan
b. Praktikum 2
1) Kegiatan 1
● Buatlah 6 – 8 lilitan kawat kumparan berbentuk
lingkaran, kemudian lilitkan kedua ujung kawat pada
kumparan sebagai pengikat (gambar 1)
● Kupaslah separuh lapisan isolator pada salah satu ujung
lengan kumparan, sedangkan pada ujung lengan yang
lain dikupas seluruhnya.
● Pasanglah 2 penjepit kertas pada landasan untuk
menyangga kumparan (gambar 2)
● Susun kedua kutub baterai secara seri, dan hubungkan
dengan kabel.
● Gunakan selotip untuk menguatkan sambungan antara
baterai dan kabel.
● Letakkan kumparan pada penyangga dan atur posisi
kumparan sehingga seimbang.
● Letakkan magnet secara tegak di antara dua penyangga.
● Amati apa yang terjadi dengan kumparan tersebut !
● Lakukan percobaan di atas dengan menggunakan 2 dan
3 baterai yang disusun seri.
2) Kegiatan 2
● Buatlah 3 lilitan kawat kumparan berbentuk lingkaran,
kemudian lilitkan kedua ujung kawat pada kumparan
sebagai pengikat (gambar 1)
● Kupaslah separuh lapisan isolator pada salah satu ujung
lengan kumparan, sedangkan pada ujung lengan yang
lain dikupas seluruhnya.
● Pasanglah 2 penjepit kertas pada landasan untuk
menyangga kumparan (gambar 2)
● Susun kedua kutub baterai secara seri, dan hubungkan
dengan kabel.
● Gunakan selotip untuk menguatkan sambungan antara
baterai dan kabel.
● Letakkan kumparan pada penyangga dan atur posisi
kumparan sehingga seimbang.
● Letakkan magnet secara tegak di antara dua penyangga.
● Amati apa yang terjadi dengan kumparan tersebut !
● Lakukan percobaan di atas dengan menggunakan 5 dan
7 lilitan kawat kumparan.
E. Desain Percobaan
1. Praktikum 1
2. Praktikum 2
F. Data Hasil
1. Praktikum 1
a. Kegiatan 1
No. Jumlah Waktu yang diperlukan Keadaan Styrofoam
Baterai untuk memotong
(buah) styrofoam dengan
sempurna
b. Kegiatan 2
No. Jumlah Waktu yang diperlukan Keadaan Styrofoam
Hambatan untuk memotong styrofoam
dengan sempurna
2. Praktikum 2
a. Kegiatan 1
No. Jumlah Baterai (buah) Kecepatan putaran
1 1 8 putaran/detik
2 2 16 putaran/detik
3 3 17 putaran/detik
Ket :
Jumlah lilitan yang digunakan : 6 buah
b. Kegiatan 2
No. Jumlah Lilitan (buah) Kecepatan putaran
1 6 7 putaran/detik
2 13 14 putaran/detik
3 19 13 putaran/detik
G. Pembahasan
Praktikum IPA Terapan Dasar 2 ini terdiri dari 2 unit praktikum dengan
masing-masing 2 variasi kegiatan yaitu Praktikum pembuatan alat pemotong gabus
dan praktikum motor listrik. Praktikum ini bertujuan untuk menunjukkan perubahan
energi listrik menjadi energi panas, menjelaskan hubungan antara perubahan medan
magnet dengan terjadinya gaya gerak listrik induksi melalui percobaan serta
menjelaskan prinsip kerja motor listrik.. Kegiatan praktikum dilaksanakan pada
rentang waktu 24-28 Februari di kediaman masing-masing praktikan.
W = V.I.t
Dimana :
W = energi listrik,
V = tegangan listrik yang diberikan kawat,
I = kuat arus listrik yang mengalir pada kawat,
t = waktu selama arus listrik mengalir pada kawat
Pada kegiatan ini dilakukan dua percobaan, yang pertama dilakukan dengan
memvariasikan jumlah baterai yang dirangkai secara paralel, sehingga dapat
meningkatkan kuat arus yang mengalir pada kumparan. Yang kedua,
dilakukan dengan memvariasikan jumlah lilitan pada kumparan, sehingga
dapat memberikan pengaruh kepada medan magnet yang dihasilkan.
Dari data hasil tersebut dapat diamati bahwa semakin banyak jumlah
baterai yang digunakan maka semakin besar pula gaya gerak listrik yang
dihasilkan. bisa dilihat pada kecepatan putaran per detiknya semakin cepat.
Hal ini sesuai dengan prinsip gaya Lorentz yaitu Gaya Lorentz membentuk
koppel, dengan momen putar :
τ = F s = i l B sin θ
Motor listrik bekerja dengan prinsip Gaya Lorentz. Gaya Lorentz adalah gaya
yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang
berada dalam suatu medan magnet. Arus listrik dalam medan magnet akan
memberikan gaya jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi
sebuah lingkaran/loop. Salah satu sisi loop didekatkan dengan sisi loop
sehingga sisi-sisi loop mendapatkan gaya yang berlawanan. Gaya yang
berlawanan ini akan menghasilkan tenaga putar/torsi untuk memutar kumparan
(Amin, 2015)”
H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa:
Kegiatan 1 : Alat pemotong gabus
1. Perubahan energi listrik menjadi energi panas/kalor terjadi ketika arus listrik
dialirkan pada kawat nikelin yang kemudian diubah menjadi energi panas
untuk memotong gabus/styrofoam. Aliran elektron pada arus listrik bertemu
dengan bahan nikelin yang ideal dalam menghantarkan panas. Semakin besar
energi listrik yang diberikan, maka energi panas yang dihasilkan juga semakin
besar sehingga gabus/styrofoam lebih mudah terpotong serta kualitas hasil
pemotongan semakin baik.
Kegiatan 2 : Motor listrik sederhana
1. Saat kumparan dialiri arus listrik, kumparan tersebut juga akan menghasilkan
medan magnet. kemudian, magnet diletakkan di dekat kumparan yang dialiri
arus listrik sehingga terjadi perbedaan (fluks) gaya antara kumparan dan
magnet yang menyebabkan munculnya gaya lorentz. Kumparan kawat
tembaga yang dialiri listrik dapat menarik magnet. Hal ini menunjukkan
bahwa kumparan kawat berarus listrik dapat menghasilkan medan magnet.
Medan magnet juga dapat ditimbulkan oleh kawat penghantar lurus yang
dialiri listrik. Berdasarkan hasil percobaan tersebut terbukti bahwa arus listrik
yang mengalir dalam kawat penghantar ini menghasilkan medan magnetik,
atau disekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet. Pada saat arus
listrik yang mengalir dalam penghantar diperbesar yaitu dengan
memperbanyak jumlah baterai yang disusun secara paralel, ternyata kecepatan
putarannya semakin cepat. Hal ini berarti semakin besar arus listrik yang
digunakan semakin besar medan magnetik yang dihasilkan
2. Motor listrik bekerja dengan prinsip Gaya Lorentz. Gaya Lorentz adalah gaya
yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang
berada dalam suatu medan magnet. Arus listrik dalam medan magnet akan
memberikan gaya jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi
sebuah lingkaran/loop. Salah satu sisi loop didekatkan dengan sisi loop
sehingga sisi-sisi loop mendapatkan gaya yang berlawanan. Gaya yang
berlawanan ini akan menghasilkan tenaga putar/torsi untuk memutar
kumparan. Pada peristiwa ini terjadi perubahan energi yaitu energi listrik
menjadi energi motor/gerak.
I. Daftar Pustaka
Amin. (2015). Rumus Gaya Lorentz dan Cara Menentukan Arahnya. Diunduh pada
tanggal 3 Maret 2021 pada
https://rumushitung.com/2015/01/16/rumus-gaya-lorentz-
Arhamsyah M, Syam H, dan Jamaluddin P. 2018. Rancang Bangun Elemen Pemanas
Listrik Dengan Memanfaatkan Udara Panas dari Elemen Pemanas Listrik. Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian. Vol 4: S196-S208 UNM, Makassar.
Astu Pudjanarsa dan Djati Nursuhud. 2013. Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: C.V
Andi OFFSET.
Bambang Murdaka Eka Jati Dkk. 2010. Fisika Dasar. Yogyakarta : Erlangga.
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biolog Jilid 1 Edisi Kelima.
Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Erlangga.
David Halliday dkk.2010. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga
Emma Carlson Berne. 2013. Heat Energy. The Rosen Publishing Group. p. 18. ISBN
978-1-4488-9886-2.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta :Erlangga.
Gupta, S. K. 2010. Electro Magnetic Field Theory. Meerut: Krishna Prakashan
Media.
Halliday et al. 2004. Fundamental of Physics. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.
Hasyim Asyari, Umar, Angga Purna Irawan. 2019. Desain Prototipe Kompor Listrik
Tenaga Surya. Jurnal Teknik Elektro Vol 19 No 1. Diakses melalui
http://journals.ums.ac.id pada Selasa, 2 Maret 2021 pukul 08.28 WIB.
H Kunlestiowati. 2018. Analisis penyimpangan konversi energi listrik menjadi kalor
pada perangkat eksperimen Hukum Joule. JRKPF UAD Vol.5 No.1. Diakses
melalui http://journal.uad.ac.id pada Selasa, 2 Maret 2021 pukul 18.50 WIB.
Kirsten R. Daehler. Jennifer Folsom; Mayumi Shinohara. 2011. Making Sense of
Science: Energy: For Teachers of Grades. 6- 8. WestEd. ISBN
978-0-914409-78-6.
Mikrajuddin Abdullah. 2017. Fisika Dasar II. Bandung : ITB Press.
Myco Hersandi. 2013. Pengaruh Bentuk Elemen Pemanas Terhadap Jumlah Kalor
yang Dihasilkan. Diakses melalui http://repository.unej.ac.id pada Selasa, 2
Maret 2021 pukul 08.43 WIB
Nani Yuningsih. 2018. Optimasi Besaran Fisis Yang Mempengaruhi Proses Konversi
Energi (Studi Kasus Percobaan Tara Kalor Mekanik Dan Hukum Joule).
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2018 Vol VII. Diakses
melalui http://journal.unj.ac.id pada Selasa, 2 Maret 2021 pukul 18.33 WIB.
Serway and Jewett. 2004. Physics for Scientists and Engineers. California: Thomson
Brooks/Cole.
Sri Suratmi. 1995. Listrik Magnet. Bandung : Erlangga.
Sumardi,Yosaphat. 2009. Konsep Dasar IPA DI SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tri Agustina, IG.A. & Tika IN. 2013. Konsep Dasar IPA Aspek Fisika dan Kimia.
Yogyakarta: Ombak.
Trevor Linsley. 2004. Instalasi Listrik Dasar. Jakarta: Erlangga.
J. Lampiran
1. Percobaan 1
a. Kegiatan 1
Rangkaian Alat
Perlakuan 2 Perlakuan 3
Perlakuan 4 Perlakuan 1
Hasil Pemotongan Styrofoam Hasil Pemotongan perlakuan 2 (1Ω)
2. Percobaan 2
Kegiatan 1 : variasi jumlah baterai
Gambar 1. Variasi jumlah baterai 1 Gambar 2. Variasi jumlah baterai 2