NIM : 19312241002
Kelas : P IPA A
Ringkasan Materi
Perubahan Sosial dan Pendidikan Karakter
Dengan adanya perkembangan multi media pembelajaran, interaksi tatap muka secara
langsung antara pendidik dengan peserta didik tetap perlu dilakukan, karena interaksi
dalam pembelajaran tak ubahnya interaksi humanis antar manusia yang melibatkan
berbagai nilai karakter (values). Media apapun tidak dapat menggantikan peran
manusiawi tersebut, melainkan hanya sebagai instrumen pengayaan saja. Selain mengajak
pembaca untuk melakukan refleksi kritis akan pentingnya pendidikan karakter bagi
generasi muda di era digital, tulisan ini juga menyajikan deskripsi tentang berbagai
tantangan serta model pendidikan karakter alternatif bagi generasi muda di era global
yang sesuai dan dapat ditawarkan.
b. Personal, social, and civic responsibility (tanggung jawab personal, sosial, dan
kemasyarakatan)
1. The Disciplinary Mind yaitu penguasaan terhadap disiplin keilmuan yang menjadi
fokus kajian.
2. The Synthesizing Mind yaitu kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai ide dari
disiplin ilmu yang berbeda.
3. The Creating Mind yaitu kemampuan kreatif untuk menemukan dan menjelaskan
fenomena baru.
4. The Respectful Mind yaitu kesadaran dan apresiasi terhadap keragaman dalam
kehidupan bermasyaraka).
5. The Ethical Mind yaitu memenuhi tanggungjawab sebagai warganegara
Fungsi pendidikan dalam menghadapi perubahan sosial di era digital harus diubah dari
reaktif menuju proaktif bahkan antisipatif. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pendidikan karakter di era digital perlu dikembangkan lebih efektif melalui modifikasi
multi pendekatan, multi metode, strategi, dan multi media berikut ini:
1. Modelling (keteladanan)
2. Habituating (pembiasaan)
11. Empowering, anticipating dan emansipatoris (ada keterlibatan generasi muda sebagai
subjek dalam berbagai aktivitas kehidupan di masyarakat)
Berbagai alternatif model di atas dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Di era
digital ini, lebih tepat jika orang tua memposisikan generasi muda sebagai partner dialog
(bukan subordinat), sebagai subjek (bukan objek), yang proaktif (bukannya pasif),
sehingga generasi muda memiliki peran partisipatif dan emansipatoris (ada keterlibatan
sebagai subjek). Namun demikian, orang tua juga perlu senantiasa meng-update dan
mengakselerasi diri dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan teknis yang terkait
dengan teknologi informasi di era digital. Jangan sampai orang tua justru gagap teknologi
dan ketinggalan informasi, sehingga mereka justru kehilangan “power” dan “wibawa”
dalam berinteraksi dengan generasi muda.
Daftar Pustaka
Burkhardt, Gina, et all. 2003. enGauge 21st Century Skills: Literacy in the Digital Era. The
North Central Regional Educational Laboratory and the Metiri Group.
Piliang, Yasraf Amir. 2004. Dunia yang Berlari Mencari “Tuhan-Tuhan” Digital. Jakarta:
Grasindo.
Tilaar. H.A.R. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik Transformatif
untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo.