Anda di halaman 1dari 84

RESUME MATERI BERDASARKAN PETA KONSEP

IPA SEKOLAH 1

Disusun oleh:

Nama : Widya Aprilia Mujiarsih


NIM : 19312241005
Kelas : Pendidikan IPA A 2019

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
MATERI 1
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

A. Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup


Makhluk hidup di alam sangat beragam. Selain beraneka ragam, dalam satu jenis
makhluk hidup juga terdapat variasi. Misalnya, terdapat beberapa jenis kucing, variasi
warna bunga mawar. Pada konteks pembelajaran IPA, proses pengelompokan sangat perlu
dilakukan terutama dalam pengelompokan makhluk hidup, sehingga mempermudah kita
untuk mengenal dan mempelajari keanekaragaman makhluk hidup yang ada di permukaan
bumi ini. Pengelompokan makhluk hidup menjadi golongan-golongan dinamakan
klasifikasi makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan kesamaan ciri yang dimiliki.
B. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi.
Penyederhanaan objek studi sangat membantu dalam mengenali atau mempelajari makhluk
hidup yang begitu banyak dan beraneka ragam sifat serta ciri-cirinya. Klasifikasi yang
dilakukan oleh para ahli Biologi juga bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar


mudah dikenal (Membagi-bagi makhluk hidup berdasarkan kriteria tertentu, sehingga
mudah untuk dikenali baik asal, jenis maupun lain sebagainya
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
4. Mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya
Manfaat klasifikasi adalah untuk mengetahui jenis-jenis makhluk hidup dan
hubungan antarmakhluk hidup sehingga menjadi lebih mudah diketahui kekerabatan
antarmakhluk hidup yang beraneka ragam. Sedangkan klasifikasi memiliki manfaat
penting yang dapat langsung diterapkan bagi kepentingan manusia, yaitu:

C. Proses Klasifikasi
1. Mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya,
hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2. Setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari
urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut:
a. Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson genus. Genus memiliki kesamaan ciri, yaitu pada struktur
alat reproduksinya yang sama.
b. Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson famili.
c. Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
ordo.
d. Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
kelas.
e. Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Pengklasifikasian Makhluk Hidup
Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok-
kelompok berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki. Kelompok- kelompok tersebut dapat
didasarkan pada ukuran besar hingga kecil dari segi jumlah anggota kelompoknya.
Namun, kelompok-kelompok tersebut disusun berdasarkan persamaan dan perbedaan.
Urutan kelompok ini disebut takson atau taksonomi. Kata taksonomi sendiri berasal dari
bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang
digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan nomos (hukum).

Menurut Carolus Lennaeus, tingkatan takson diperlukan untuk pengklasifikasian,


yang berurutan dari tingkatan tinggi yang umum menuju yang lebih spesifik di tingkatan
yang terendah. Urutan hierarkinya yaitu:

• Kingdom (Kerajaan)
• Phylum (Filum) untuk hewan / Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
• Classis (Kelas)
• Ordo (Bangsa)
• Familia (Keluarga)
• Genus (Marga)
• Spesies (Jenis)
Dari tingkatan diatas, bisa disimpulkan jika dari spesies menuju kingdom, maka
takson semakin tinggi. Selain itu jika takson semakin tinggi, maka jumlah organisme
akan semakin banyak, persamaan antar organisme akan makin sedikit sedangkan
perbedaanya akan semakin banyak. Sebaliknya, dari kingdom menuju spesies, maka
takson semakin rendah. Dan jika takson semakin rendah, maka jumlah organisme akan
semakin sedikit, persamaan antar organisme akan makin banyak sedangkan perbedaannya
akan semakin sedikit.

D. Tata Nama Binomial


Binomial artinya penamaan dengan dua kata. Jadi semua makhluk hidup diberi nama
yang terdiri atas 2 kata Bahasa Latin atau yang dilatinkan. Sebagai contoh: Padi (Oryza
saitva), Kucing (Felix domestica), Macan tutul (Panthera pardus), dan sebagainya.

Perhatikan bahwa nama makhluk hidup di atas terdiri atas 2 kata, dengan pokok
peraturan sebagai berikut:

 Kata pertama menunjukkan tingkat Genus, dan kata kedua menunjukkan tingkat
Spesies.
 Nama tingkat genus ditulis dengan huruf awal kapital (huruf) besar, dan nama
tingkat spesies ditulis dengan huruf awal huruf kecil
 Jika ditulis dengan huruf tegak kedua kata harus digarisbawahi (misalnya Oryza
sativa) atau ditulis miring/italic (misalnya Oryza sativa)
 Apabila nama terdiri atas lebih dari dua kata, maka kata kedua dan berikutnya harus
digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau
Hibiscus rosa-sinensis.
 Jika memiliki subspesies, nama tersebut ditambahkan pada kata ketiga. Jadi, pada
subspesies terdiri atas tiga kata. Sistem penamaan yang terdiri atas tiga suku kata
disebut Trinomial nomenklatur, contohnya, Felix maniculata domestica (kucing
rumah/piaraan
Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut, contohnya
Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus)

Aturan penulisan nama spesies


1. Nama spesies ditulis dengan bahasa latin yang terdiri dari 2 kata.
2. Kata yang pertama merujuk pada nama genus sedangkan kata kedua menunjukan nama
spesies.
3. Penulisan kata pertama harus diawali dengan huruf besar, sedangkan pada kata untuk
spesies diawali dengan huruf kecil.
4. Apabila nama ditulis tegak, maka kata harus di garis bawahi (underline) secara terpisah.
Contoh Felis catus.
5. Apabila nama ditulis cetak miring, maka tidak perlu digaris bawahi. Contoh Felis
catus.
6. Jika nama spesies tumbuhan lebih dari 2 kata, maka kata yang kedua dan seterusnya
maka harus ditulis dengan menyertakan tanda penghubung. Contoh nama bunga sepatu
Hibicus rosa–sinensis (tanda – merupakan penghubung kata rosa dengan sinensis
karena nama spesies bunga sepatu lebih dari 2 kata).
7. Jika nama spesies hewan terdiri dari 3 kata, maka tidak perlu menggunakan tanda
penghubung. Misalnya nama untuk kucing jinak merupakan Felis manuculata
domestica.
8. Nama penemu untuk mengenang seseorang boleh dicantumkan pada kata kedua dengan
menambah huruf (i) di belakangnya, contoh untuk spesies pinus yang ditemukan oleh
merkus, nama pinus tersebut adalah pinus merkusi.
9. Singkatan “sp.” (hewan) atau “spec” (tumbuhan) digunakan jika nama spesies tidak
perlu tidak dapat dijelaskan lagi. Bentuk jamaknya adalah “spp.”. Misalnya Canis sp,
Artinya salah satu jenis dari genus Canis, atau jika tertulis Adiantum spp, berati jenis
jenis Adiantum.
10. Jika terdapat singkatan “ssp.” (hewan) atau “subsp.” (tumbuhan). Artinya menunjukan
subspesies yang belum di identifikasi.
11. Untuk singkatan “cf.” digunakan untuk identifikasi nama yang belum pasti. Contoh,
Corvus cf. Splendens, berati sejenis burung yang mirip dengan gagak namun belum
dipastikam sama dengan spesies ini.
12. Penamaan jamur mengikuti aturan penamaan tumbuhan
Aturan Penulisan Marga

Cara penulisan tata nama ilmiah untuk genus tumbuhan maupun hewan ditulis
dengan satu kata tunggal yang diambil dari karakteristik organisme tersebut. Penamaan
marga ditulis dengan huruf pertama yang ditulis dengan huruf kapital, misalnya pada nama
genus tumbuhan terong-terongan aitu Solanum, Felis (kucing), atau Canis (anjing).

Aturan penulisan nama famili (suku)


Selanjutnya aturan penulisan nama ilmiah untuk menulis takson famili diambil dari
nama genus yang ditambah akhiran oceae untuk tumbuhan, dan –idea untuk hewan.
Contohnya untuk nama famili terong terongan yaitu Solanaceae, sedangkan nama famili
untuk anjing adalah Canidae.
Aturan penulisan nama ordo (bangsa)
Penulisan nama ilmiah yang benar pada takson ordo pada tumbuhan ditambahkan
akhiran ales, sedangkan untuk hewan tidak memiliki akhiran. Misalnya dari hewan yang
memiliki ordo karnivora (pemakan daging), herbivora (pemakan tumbuhan). Sedangkan
untuk tumbuhan memiliki ordo Graminales (rumput-rumputan), atau rosales (untuk mawar
mawaran).
Aturan penulisan nama classis (kelas)
Taksonomi classis tumbuhan dapat ditulis dengan mengambil nama genus yang
ditambah akhiran –nae cotohnya Equisetinae yang diambil dari genus Equisetum.
Penamaan classis juga umumnya merupakan nama karakteristik atau ciri khas dari
oragnisme tersebut. Contohnya Chlorophyta (ganggang yang memiliki kloroplas).
E. Macam-Macam Sistem Klasifikasi
1. Sistem Klasifikasi Alami
Sistem klasifikasi alami adalah suatu cara pengelompokan organisme berdasarkan
banyaknya persamaan ciri morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan dengan
mengamati bentuk luar (morfologi) tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna,
ukuran tubuh (besar/kecil), tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki, dan
bentuk batang. Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles
adalah seorang ahli filsafat dari Yunani yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan
jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga, dan letak bakal buah. Selain
Aristoteles, juga ada Theophrastus (370-285 SM) yang disebut bapak Botani. Karya
ilmiahnya berjudul “History of Plants” berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi
empat kelompok, antara lain pohon, semak/perdu, setengah semak, dan herba/terna
2. Sistem Klasifikasi Buatan
Sistem klasifikasi buatan (artifisial) adalah pengelompokan makhluk hidup yang
didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan
tempat tumbuh dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur
yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya, kupu-kupu dan
kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya dapat terbang. Penganut sistem
klasifikasi ini adalah John Ray (1627-1705), seorang naturalis dari Inggris. Ia
menuangkan pendapatnya tentang sistem klasifikasi buatan untuk tumbuhan dalam
bukunya “Historia Plantarium” yang berisi pengelompokan 1.800 jenis tumbuhan
dengan menggunakan ciri bunga, batang, dan akarnya. Klasifikasi ini kurang teratur
dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem ini ialah semua orang dapat
melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan yang
digunakan. dengan demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan tersebut
antara orang yang satu dan yang lain tidak sama.
a. Sistem Klasifikasi Filogeni
Sistem Klasifikasi Filogeni adalah pengelompokan berdasarkan jauh
dekatnya hubungan kekerabatan antar takson (kelompok). Charles Robert Darwin
(1859) dalam bukunya “One the Origin of Species by Natural Selection”
mengaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar pemikiran Darwin adalah
organisme mengalami perubahan sehingga sifat/cirinya berbeda dari sifat/ciri
nenek moyangnya. Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya
hubungan filogenik antar organisme yang berada dalam satu kelompok. Selain itu,
banyak informasi yang dapat diperoleh, misalnya anggota kelompok dapat
ditambah dengan mudah dan kebanyakan organisme dalam kelompok memiliki ciri
dasar yang diturunkan.
b. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom
1) Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Dunia tumbuhan meliputi makhluk hidup yang mempunyai dinding
sel dari bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu melakukan
fotosintesis. Contoh: Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku.
Ditambah bakteri dan jamur walaupun tidak mempunyai klorofil.
2) Kingdom Animalia (Hewan)
Dunia hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan bisa bergerak
bebas. Contoh: hewan berpori (Porifera), cacing (Vermes), hewan
berongga (Coelenterata), hewan bersel satu (Protozoa), hewan lunak
(Mollusca), dan hewan bertulang belakang (Chordata).
c. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom
1) Kingdom Fungi (Jamur)
Meliputi segala organisme yang mendapatkan makanan secara
heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi). Jamur
memperoleh makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun dengan
cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).
Ciri-ciri jamur adalah:
- Eukariotik
- Multiseluler
- Dinding sel terbuat dari kitin.
- Para anggota kerajaan ini tidak memiliki pigmen fotosintetik dan
karena itu heterotrofik.
2) Kingdom Plantae
Meliputi segala organisme yang bisa membuat makanannya sendiri
(Autotrof) dengan melewati fotosintesis.
Ciri-ciri kerajaan tumbuhan adalah:
- Eukariotik
- Multiseluler
- Eukariotik
- Dinding sel yang terbuat dari selulosa.
Anggota kelompok Plantae mengandung pigmen fotosintesis dan
mendapatkan energi mereka melalui itu dan karena itu autotrofik
3) Kngdom Animalia
Meliputi segala organisme yang memperoleh makanannya secara
heterotrof dengan cara memakan organisme lain. Urutan klasifikasi
makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang
digunakan), yaitu:
- Domain (Daerah)
- Kingdom (Kerajaan)
- Phylum atau Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan)
- Classis (Kelas)
- Ordo (Bangsa)
- Familia (Suku)
- Genus (Marga)
- Spesies (Jenis)
4) Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
Sistem ini berkembang setelah ditemukan inti sel (nukleus). Ada
organisme yang inti sel nya tidak mempunyai selaput, terdapat juga
organisme yang inti sel nya diselubungi selaput.
a) Kingdom Monera
Anggota kingdom Monera semuanya tidak memiliki selaput inti,
untuk itu disebut organisme prokariotik. Contoh: bakteri dan
ganggang biru-hijau
b) Kingdom Fungi
Segala jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi.
c) Kingdom Plantae
Semua ganggang (kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan paku,
tumbuhan lumut, dan tumbuhan biji termasuk dalam kingdom ini.
d) Kingdom Animalia
Semua hewan mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke
dalam kingdom animalia
5) Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Whittaker mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi 5
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia karena
kemajuan IPTEK. Di sistem ini ganggang yang sebelumnya dimasukkan
di kingdom Plantae, serta Protozoa yang dahulu dimasukkan di dalam
kingdom Animalia kemudian dikelompokkan menjadi satu kingdom,
yaitu Kingdom Protista.
a) Kingdom Monera
Terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop
kebanyakan bakteri terlihat mempunyai ukuran dan bentuk yang
sama. Tetapi lewat bukti biologi molekular dijumpai perbedaan
pada ARN ribosom. Sehingga ahli mikrobiologi membedakan
bakteri menjadi eubacteria dan archaebacteria.
- Eubacteria ialah kelompok bakteri yang menghasilkan gas metan
dari sumber karbon yang sederhana dan hidup di lingkungan biasa
- Archaebacteria ialah kelompok bakteri yang dapat hidup di
lingkungan ekstrim, misalnya pada sumber air panas, di dalam laut
dengan kadar garam tinggi, atau di tempat yang asam.
b) Kingdom Protista
Terdiri dari organisme yang mempunyai selaput inti dan bersel
tunggal dan bisa ditemui dimana saja. Protista dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu protista menyerupai tumbuhan (Ganggang), dan
protista menyerupai jamur, protista menyerupai hewan (Protozoa).
Ciri-ciri: Hampir semua protista hidup di air karena mereka tidak
mempunyai pelindung yang dapat menjaga tubuhnya dari
kekeringan.
c) Kingdom Fungi
Biasanya bersel banyak, mempunyai membran inti sekaligus peran
sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan
makanan dengan cara saprofit atau parasit.
d) Kingdom Plantae
Merupakan organisme yang memiliki membran inti yang bisa
membuat makanannya sendiri dan bersel banyak. Biasanya
kingdom ini hidup di darat. Cara berkembang biak bisa secara kawin
dan tidak kawin.
e) Kingdom Animalia
Merupakan organisme yang memakan makhluk hidup lain untuk
kebutuhan makanannya. Sel hewan tidak mempunyai dinding sel.
F. Membuat Kunci Determinasi
Kunci Determinasi adalah petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan famili,
ordo, genus atau spesies pada hewan dan tumbuhan. Kunci ini terdiri dari sederetan
pernyataan yang terdiri dari dua baris dan berisi deskripsi dari ciri-ciri organisme yang
disajikan dengan ciri yang berlawanan. Kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh
Carolus Linnaeus, tetapi sebenarnya Lammarck (1778) yang pernah menggunakan kunci
modern untuk identifikasi.
Kunci determinasi yang banyak dikenal adalah kunci determinasi yang tersusun
menggarpu atau dengan dua pilihan yang saling berlawanan/berbalikan dalam setiap
nomor. Susunan yang demikian disebut dengan dikotomi (bercabang dua), sehingga cara
yang digunakan dikenal dengan kunci dikotom.
Adapun contoh dari kunci determinasi ini yaitu
Kunci determinasi untuk mengenal varietas jahe (Rugayah, 1994);

1. Rimpang memanjang menyerupai tabung, permukaan luar berwarna putih kotor;


perbungaan dilindungi oleh bractea yang tersusun rapat, staminodia melonjong dengan
bagian basal tumpul menyempit dan simetris………….var. officinale
2. Rimpang pendek, merunjung hingga membulak, permukaan luar berwarna ungu
kemerahan; perbungaan dilindungi oleh bractea yang tersusun longgar, staminodia
membulat telur dengan bagian basal membuntal dan umumnya tidak simetris karena
terdapat cuping tambahan……..var. sunthi
Cara membuat kunci determinasi yaitu:
1. Kunci harus dikotom (berlawanan), sehingga satu bagian dapat diterima, sedangkan
yang lain ditolak.
2. Ciri yang dimasukkan mudah diamati.
3. Deskripsikan Deskripsi karakter dengan istilah umum sehingga dapat dimengerti orang
4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin
5. Setiap kuplet diberi nomor
6. Kata pertama dari setiap pernyataan dalam satu kuplet harus identik
7. Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif
dalam kuplet

Salah satu kunc determinasi disusun dengan menggunakan ciri-ciri taksonomi yang
saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternative (dua
ciri yang saling berlawanan.
G. Mengidentifikasi Tumbuhan dan Hewan dengan Kunci Determinasi
Tumbuhan

1. a. Tumbuhan dengan ciri batangnya termasuk dalam batang tidak sejati atau tidak
memiliki alat tubuh yang menyerupai batang ………….. Lumut hati
b. Tumbuhan dengan batang sejati atau memiliki alat tubuh yang menyerupai batang
… (2)
2. a. Pada batang tidak ditemukan pembuluh …………….Lumut daun
b. Pada batang terdapat jaringan pembuluh …………………. (3)
3. a. Tumbuhan tidak berbunga ……………………………………..(4)
b. Tumbuhan berbunga atau memiliki organ yang berfungsi seperti bunga … (4)
4. a. Pada daun terdapat bintik kuning atau coklat, jika ditekan akan keluar serbuk kecil
….Tumbuhan paku
b. Pada daun tidak ditemukan adanya bintik kuning atau coklat …….. (5)
5. a. Tumbuhan tidak dengan bunga sejati, pada ujung ranting atau ketiak daun terdapat
badan berbentuk kerucut yang menghasilkan bakal biji …….. Gymnospermae
b. Tumbuhan dengan bunga sejati dan tidak mempunyai organ berbentuk kerucut
pada ujung atau ketiak daunnya …… (6)
6. a. Berakar serabut ……………………….. (7)
b. Berakar tunggang ………………………..(8)
7. a. Batang berongga ……………………..Padi
b. Batang tidak berongga ……………………….. Jagung
8. a. Bunga berbentuk kupu-kupu …………….Kacang
b. Bunga berbentuk terompet ………………….. Terong
Kunci dikotomi dari jagung yaitu: 1b-2b-3b-4b-5b-6a-7b

Hewan

1. Hewan A
a. Memiliki tanduk
b. Memiliki ekor yang pendek
c. Hewan herbivore
d. Memiliki hidung, mata dan tanduk yang silindris, 2 buah bola mata, dan 2 buah tanduk,
gigi terletak pada kedua rahang dan berdeferensiasi sesuai dengan makanannya
e. Memiliki tulang tempurung kepala, leher terdiri atas 7 ruas, punggung, dan ekor yang
panjang dan dapat digerakkan. Memiliki empat anggota kaki dengan telapak
f. Pada betina nampak puitng susu.
2. Hewan B

a. Memiliki kaki depan dan belakang yang sama panjang


b. Memiliki sepasang tanduk yang tersusun oleh zat keratin
c. Pada umumnya berpunuk atau disebut juga dengan istilah berkelasa, walaupun ada
juga yang tidak berpunuk
d. Pada bagian ujung telinga meruncing
e. Kepala panjang dengan dahi sempit
f. Kulit longgar dan tipis (5-6 mm)
g. Kelenjar keringat besar
h. Timbunan lemak rendah.
i. Garis punggung pada bagian tengah berbentuk cekung dan pada bagian
tunggingnya miring.
j. Bahu pendek, halus dan rata.
k. Kakinya panjang sehingga bergerak lincah.
Kunci determinasi invertebrata
1.a. Karnivora………………………………………………………………...……………Nomor 2
b. Herbivora…………………………….………………………….……..…..…………Nomor 7
c. Omnivora……….……………………………………………………………...…….Nomor13
2.a.Memiliki Puting Susu………………………………………………….………………Nomor 4
b.Tidak Memiliki Puting susu……………………………………………….……….….Nomor 3
3.a.Berbentuk
Ikan……………………….…………………………………………………Cetacea
b.Berbentuk seperti mamalia pada umumnya………………………...…………….Monotremata
4.a.Pemakan daging…………………………………………..………………………….Karnivora
b.Pemakan Serangga………………………………………...…………………………..Nomor 5
5.a.Memiliki Gigi……….……………………………………...……………………….Insectivora
b.Tidak memiliki ……………………………………………………………………..…Nomor 6
6.a.Bersisik………………………………………………………...……………………..Pholidota
b.Berkulit perisai…….…………………………………………….………………….…Edentata
7.a.Memiliki kantung……………………………………………………………………Marsupilia
b.Tidak memiliki kantong …………………………………………………………….…Nomor
8
8.a.Hidup di air……………………………………………………………………..………Sirenia
b.Hidup di Darat……………………………………….………………………….….….Nomor 9
9.a.Memiliki belalai……..……………………………………………………………..Proboscidae
b.Tidak memiliki belalai ………………………………………………………………Nomor 10
10. a. Kaki depan pendek…………………………………………………………Lagomorpha
b.Kaki depan dan belakang sama………………………………………….……..Nomor 11
11. a.Berukuran lebih kecil dari 20 cm………………………………………………..Scadentia
b.Berukuran lebih besar dari 20 cm………………………………………………Nomor 12
12. a.Berkuku jari genap…………………………………………………….……..Artiodactyla
b.Berkuku jari ganjil……………………………………………………..…..Perissodactyla
13. a.Modifikasi tubuh untuk terbang………………………………………………Chiroptera
b.Tidak dapat terbang………………………………………………………….…Nomor 14
14. a.Ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari
lain………………………………………..Primata
b. Ibu jari yang tidak dapat disentuhkan ke jari lain…………..………..…………Rodentia
Jawaban kunci determinasi hewan yang dibandingkan
Kambing
Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Familia : Bovidae
Subfamilia : Caprinae
Genus : Capra
Spesies : Capra aegagrus
Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang. Kambing liar
jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar.
Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan
berbulu lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter – 1,4
meter, sedangkan ekornya 12 sentimeter – 15 sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram – 55
kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram.
Kunci Dikotomi: 1b….7b….8b….9b….10b….11b….12a….…….Ordo Artiodactylac
Sapi
Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Upafamili : Bovinae
Genus : Bos

Spesies : Bos Indicus


Sapi adalah hewan ternak dari familia Bovidae dan subfamilia Bovinae. Selain dipelihara
untuk bercocok tanah (menarik bajak, dan lain-lain), sapi juga diambil susu dan dagingnya.
Kunci Dikotomi: 1b….7b….8b….9b….10b….11b….12a….…….Ordo Artiodactylae
MATERI 2
ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN DAN PERUBAHANNYA
FOTOSINTESIS

A. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata Foton cahaya, sintesis penyusunan. Fotosintesis adalah
peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbondioksida)
dengan pertolongan energi cahaya matahari. Karena bahan baku yang dipergunakan
adalah zat karbon (karbondioksida), maka dapat juga disebut asimilasi zat karbon.
B. Proses Fotosintesis
Pada dasarnya, proses fotosintesis merupakan kebalikan dari pemapasan. Proses
pemapasan bertujuan memecah gula menjadi karbondioksida, air dan energi.
Sebaliknya proses fotosintesis mereaksikan (menggabungkan) karbondioksida dan air
menjadi gula dengan menggunakan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis
umumnya hanya berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil pada waktu siang hari
asalkan ada sumber cahaya
C. Tempat terjadinya Fotosintesis
1. Daun
Pada tumbuhan tingkat tinggi, biasanya kloroplas terbatas pada sel-sel batang
muda, buah-buah bel urn matang, dan daun. Daun inilah yang merupakan pabrik
fotosintesis yang sebenamya pada tumbuhan. Irisan melintang dari daun yang khas
menyingkapkan beberapa lapisan-lapisan jaringan yang berbeda-beda
Permukaan atas daun tertutup selapis sel tunggal yang menyusun epidermis
atas. Sel-sel ini sedikit a tau tidak memiliki kloroplas. Karena itu agak transparan
dan membiarkan sebagian cahaya yang mengenainya melewati sel-sel di bawahnya.
Sel-sel terse but juga mengeluarkan suatu zat yang transparan seperti lilin yang
dinamakan kutin. Bahan ini membentuk kutikula, yang berfungsi sebagai
penghalang lembab dipermukaan atas daun tersebut, jadi mengurangi hilangnya air
dari daun.
Di bawah sel-sel epidermis atas tersusun satu atau lebih barisan sel yang
membentuk lapisan palisade. Sel-selnya berbentuk tabung dan tersusun sedemikian
hingga sumbu panjang tegak lurus pada bidang daunnya. Setiap sel penuh dengan
kloroplas, dan sel-sel inilah yang melakukan fotosintesis paling banyak di dalam
daun.
Di bawah lapisan palisade terdapat lapisan bunga karang. Sel-selnya tidak
beraturan bentuknya dan tersusun tidak rapat. Walau hanya berisi sedikit kloroplas,
fungsi utamanya penyimpan sementara molekul-molekul makanan yang dihasilkan
sel-sellapisan palisade. Juga membantu pertukaran gas diantara daun dan
sekitamya. Selama siang hari sel-sel ini mengeluarkan oksigen dan uap air ke ruang
udara diambilnya. Ruang-ruang udara ini saling berhubungan dan akhimya ke
bagian luar daun-daun melalui pori-pori khusus yang dinamai stomata.
2. Kloroplas
Kloroplas adalah plastida berwama hijau, umumnya berbentuk lensa,
terdapat di dalam sel tumbuhan lumut, paku-pakuan dan tumbuhan berbiji. Garis
tengah dari lensa tersebut 2-6 mm, sedangkan tebalnya 0,5-1,0 mm. jika dilihat
dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran yang paling kuat, kloroplas sering
kelihatan berbentuk butir.
Bagian-bagiannya yang kelihatan berwama tua disebut grana, sedangkan
bagianbagian yang kelihatan berwama muda disebut stroma. Sejajar dengan
permukaannya yang lebar, di dalam kloroplas terdapat lamella. Secara urn urn
suatu sel mesofil daun mengandung 30-500 butir kloroplas yang berbentuk
cakram atau gelendong.
Bentuk kloroplas yang beraneka ragam ditemukan pada ganggang (Algae).
Kloroplast berbentukjala ditemukan pada Cladophora, yang berbentuk pita spiral
ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang bentuk bintang ditemukan pada
Zygnema.
3. Klorofil
Terdapat 4 jenis klorofil yaitu a, b, c, dan d.

Chlorophyl Chlorophy Chlorophyll Chlorophyll Chlorophyll


l ll c1 b c2 d
a
Molecu C55H72O5 C35H3O5 C55H70O6 C35H28O5 C54H70O6
la r N4 Mg N4 Mg N4 Mg N4 Mg N4 Mg
formula
C3 -CH=CH2 -CH=CH2 -CH=CH2 -CH=CH2 -CHO
group
C7 -CH3 -CH3 -CHO -CH3 -CH3
group
C8 -CH2CH3 -CH2CH3 -CH2CH3 CH-CH2 -CH2CH3
group
C17 - - - - -
group CH2CH2C CH2=CHC CH2CH2C CH2=CHC CH2CH2C
O O OH O O OH O
O-phytyl O-phytyl O-phytyl
C17- Single Double Single Double Single
C18
bond
Occurr universal Various Mostly Various Cyanobacte
en ce algae plants algae r ia
Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya mengandung klorofil a dan b. Klorofil ini
mempunyai panjang gelombang yang berbeda. Dapat dilihat pada gambar:

Gambar 1.1 Spektrum absorpsi klorofil a dan b


Sumber: (Poruka, 2004).
D. Reaksi Fotosintesis
1. Reaksi Terang
Yang pertama-tama melihat sepintas peranan cahaya dalam fotosintesis adalah Van
Niel, mikrobiologis dari Amerika. Dia meneliti fotosintesis pada bakteri belerang
ungu dan sampai pada kesimpulan tersebut. Mikroorganisme ini menghasilkan
glukosa dari C02 seperti halnya tumbuhan hijau, dan untuk memperoleh hal itu
jasad renik terse but memerlukan cahaya. Akan tetapi, air tidak dipakai sebagai
bahan pemula, tetapi bakteri ini menggunakan Hidrogen sulfide (H2 S). tambahan
pula, selama fotosintesis ini tidak ada oksigen yang dibebaskan melainkan unsur
sulfur. Van Niel berpendapat bahwa tindakan cahaya menyebabkan dekomposisi
H-2 S menjadi atom hydrogen dan sulfur. Kemudian dalam reaksi gelap, atom-atom
hydrogen dipakai untuk mereduksi C02 dalam serangkaian reaksi gelap
CO2 + 2H2S (CH2O) + H2O + 2S
Ia berpendapat bahwa pada tumbuhan hijau, energi cahaya menyebabkan air pecah
menjadi hydrogen dan oksigen. Kemudian atom hydrogen dipakai untuk mereduksi
C02 dalam serangkaian reaksi gelap.
CO2 + 2H2S (CH2O) + H2O + 2S
Jika teori ini benar, kesimpulannya ialah bahwa oksigen yang dihasilkan dalam
fotosintesis berasal dari air seperti halnya seluruh sulfur yang diperoleh dalam
proses fotosintesis bakteri diturunkan dari H2S. persamaan reaksi fotosintesis harus
diulang:
6CO2 + 12H2O (C6H12O6) + 6H2O + 6O2
Penemuan dua pigmen pusat reaksi sangat memuaskan para ahli karena dapat
membantu menjelaskan satu ciri lain dari fotosintesis. Jika kita membandingkan
spectrum tindakan pada fotosintesis dengan spectrum absorpsi pada ldoroffi, maka
teijadi pertentangan yang aneh.
Cahaya merah yang panjang gelombangnya lebih besar dari pada kirakira 680 nm
tidak memadai untuk melancarkan fotosintesis walau klorofil pada panjang
gelombang terse but masih menyerap. Pada tahun 1956, Robert Emerson dan rekan-
rekannya menunjukkan bahwa penurunan tajam koefisienan fotosintesis pada
panjang gelombang diluar 680 nm dapat ditanggulangi jika kloroplas disinari secara
simultan dengan cahaya berpanjang gelombang lebih pendek.
Dengan penyinaran simultan dari dua berkas cahaya monokromatik, misalnya 670
nm dan 710 nm, koefisienan fotosintetik sungguh lebih besar dari pada
keefisienannya dengan satu panjang gelombang dari intensitas total yang sama.
Pengamatan ini mengarah kepada kesimpulan bahwa reaksi-reaksi terang hams
mencakup dua proses yang berlainan: satu yang diberi energi oleh cahaya den.gan
panjang gelombang lebih besar, dinamai fotosistem 1 dan yang satu la,gi dinamai
fotosistem n yang mendapat energi dari cahaya ber-panjang gelomban,g lebih
pendek dilakukannya dengan melibatkan fotosistem II
.

Gambar 1.2 Fosforilasi Siklik

a. Fotosintesis I
Energi yang diperoleh pigmen- pigmen antena pada fotosistem I ditransfer
ke molekul P700. Elektron pada P700 ditingkatkan keposisi yang sedemikian
tingginya (kira-kira 0,6 volt) hingga dapat mereduksi akseptor elektron yang
tampak pada gambar sebagai X.
Sebenamya substansi x menyumbangkan elektronnya kepada NADP+,
kemudian mereduksinya dan membentuk NADPH yang diperlukan untuk
reaksi - reaksi gelap. Dengan cara ini, cahaya yang diabsorpsi oleh fotosistem I
menyediakan energi yang diperlukan untuk mengoksidasi P700 dan mereduksi
NADP+ menjadi NADPH. Namun elektron-elektron yang dipakai untuk
mereduksi NADP+ kemudian digunakan dalam reaksi gelap untuk sintesis
PGAL. Jika fotosistem I harus terus beroperasi, harus menggantikan elektron-
elektron ini. Hal itu
Sumber: Pearson Education, Inc.
Keterangan:
Fotofosforilasi siklik ini hanya melibatkan satu fotosistem saja, yaitu
fotosistem 1. Elektron yang terdapat pada pusat reaksi fotosistem 1 tereksitasi
dan di tangkap oleh aseptor penerima electron primer P430 oleh pemberian
cahaya pada FS 1, karena electron pada siklus ini energinya tidak mencukupi
maka dari itu electron kembali menuju ke citokrom melalui jalan pintas
kemudian dipindahkan menuju plastosianin dan kembali ke pusat reaksi
fotosistem 1. Karena pemberian cahaya pada FS 1 dapat menyebabkan electron
berdaur secara terus menerus keluar pusat reaksi FS 1 dan kembali lagi ke
dalamnya, tiap electron didorong di sekitar siklus ini energy yang dihasilkan
oleh absoapsi satu kuamntum cahaya. Selama aliran electron, tidak terjadi
pembentukan NADPH dan pembebasan oksigen. Namun demikian, siklus
aliran electron diikuti oleh fosforilasi ADP menjadi ATP, ditunjukan sebagai
fotofosforilasi siklik
b. Fotosintesis II
Absorpsi cahaya oleh fotosistem II mengarah kepada oksidasi P 680 dalam
suatu cara yang sama dengan caranya fotosistem I. Namun P 680 terokSidasi
merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P 700 • dengan
potensial redoks yang lebih besar daripada + 0.82 volt, hal itu cukup
elektronegatif untuk memperoleh elektron-elektron dari (dan oleh sebab itu
direduksi oleh) molekulmolekul air. Langkah-langkah tepat yang terlibat masih
bel urn pasti, tetapi untuk setiap 4 elektron yang diperoleh P 680 • maka molekul
oksigen dilepaskan.
2H2O 4e 4H+ O2
Absorpsi cahaya meningkatkan elektron-elektron ini ke atas energi yang
cukup tinggi sehingga elektron itu dapat mereduksi P700 dalam fotosistem I. Jadi
telah diketahui satu di antara dua senyawa yang amat penting pada reaksi gelap,
suatu mekanisme yang menyediakan energi sebagai elektronelektron dan
mampu bergerak dalam lintasan tak terputus dari molekul air ke NADP. Namun
harus diketahui bahwa ATP merupakan senyawa yang penting pada reaksi
gelap. Inipun dibangkitkan oleh reaksi terang pada fotosintesis
Gambar 1.3 Fosforilasi Nonsiklik
Sumber: Pearson Education, Inc
Keterangan:
Molekul klorofil dieksitasi oleh cahaya, tingkat energy electron di dalam
strukturnya ditingkatkan oleh sejumlah energy cahaya yang diserap dan klorofil
menjadi tereksitasi. Energy eksitasi tersebut ditangkap oleh acceptor primer
yang diserahkan kepada plastokuinon atau PQ yang menyerupai ubikuinon pada
rantai respirasi mitokondria dan merupakan pembawa electron pertama.
Electron yang berasal dari plastokuinon selanjutnya diberikan kepada jenis
sitokrom lalu melewatkan electron menuju plastosianin atau PC. Pengangkutan
electron dari plastokuinon menuju sitokrom dirangkaikan dengan pembentukan
ATP dari ADP + Pi.Electron berenergi tinggi yang mengalir menurun dari
fotosistem II ke fotosistem I, selanjutnya memperoleh energinya kembali dari
kuantum cahaya yang diabsorpsi yang menyebabkan tereksitasinya kembali
electron. Electron yang telah tereksitasi di fotosistem I ditangkap oleh aseptor
primer menuju feredoksin atau Fd. Jika kuanta cahaya diserap oleh fotosistem
I, electron kaya energi yang dikeluarkan dari pusat reaksi mengalir di sepanjang
rantai pembawa electron menuju NADP+ untuk mereduksinya menjadi NADPH
Pada reaksi terang ini terjadi dalam 2 bagian, yaitu Fotosistem I (non
siklik) dan Fotosistem II (siklik).
Fotosistem I Fotosistem II
Digunakan • 4 photons • 2 photons
• 1 ADP • 1 ADP
• 1 gruop Phosphate • 1 gruop Phosphate
• 1 H2O
• 1 NADP+
Produk • 1 ATP 1 ATP
• 1 NADPH + H+
• ½ O2
Dalam reaksinya Menagkap energi dalam Menangkap ennergi
pembentukan ATP dan dalam pembentukan
NADPH; transfer ATP
hydrogen (seperti
NADPH) ke
reaksi gelap.
P P 680 dan P700 P700

2. Reaksi Gelap
Reaksi gelap pada fotosintesis itu sebenamya merupakan serangkaian reaksi
yang melibatkan pengambilan C02 oleh tumbuhan dan reduksi C02 oleh atom
hydrogen. Dr. Calvin dan rekan-rekannya di Universitas California bertahun-tahun
menyelidiki urutan langkah demi langkah reaksi-reaksi kimia yang terlibat.
Prosedur percobaan dasamya ialah mengekspos suspensi ganggang hijau
uniseluler terhadap cahaya dan karbon dioksida radioaktif. Penggunaan karbon
radioaktif (14C) pada karbon dioksida "membuntuti" atom tersebut sehingga
memungkinkan meneliti transformasi kimianya.
Untuk menentukan substansi mana, jika ada yang terpisah pada kromatogram
itu yang radioaktif, maka sehelai film sinar X ditempatkan dekat kromatogram. Jika
muncul titiktitik hi tam pada film itu (karena ada radiasi yang dipancarkan oleh
atom-atom 14C), maka posisinya dapat dikorelasikan dengan posisi zat kimia pada
kromatogram.
Dengan teknik autoradiografi ini, Calvin menemukan bahwa 14C muncul
dalam molekul-molekul glukosa 30 detik setelah dimulainya fotosintesis. Bila ini
dibiarkan fotosintesis itu hanya berlangsung lima detik, dia menemukan
radioaktivitas itu pada molekul-molekullain yang lebih kecil.
Secara bertahap, lintasan fiksasi karbon dapat ditentukan. Salah satu substansi
penting dalam proses ini ialah gula lima karbon yang difosforilasi yaitu
ribulosafosfat.
Bila dim.asukkan ke dalam molekul itu gugus fosfat kedua oleh ATP, maka
senyawa yang dihasilkan ialah ribulosa difosfat, yang dapat bergabung dengan
CO2. Lalu molekul gula enam karbon yang terbentuk itu pecah menjadi dua
molekul asam 3fosfogliserat.
Masing-masing menerima gugus fosfat yang kedua ( dari molekul ATP),
sehingga terbentuklah 2 molekul asam 1,3-difosfogliserat (DPGA). Kemudian zat
ini direduksi menjadi 3-fosfogliseraldehidaa (PGAL). Dalam proses terse but,
dikeluarkan gugus fosfat.
Agen pereduksinya ialah bentuk tereduksi koenzim NADP. NADP ini sama
seperti NAD kecuali pada gugus fosfat yang ketiga. Sebagaimana NAD, koenzim
itu dapat direduksi dengan perolehan dua elektron bentuk tereduksi itu yang kita
sebut NADPH karena (sebagaimana NAD), hanya satu proton yang menyertai
reduksi itu. Bila teroksidasi, itu harus dispesifikasi, maka akan tampak sebagai
NADP+ .
Fakta mengenai reaksi-reaksi gelap fotosintetik yaitu dari asam 3-
fosfogliserat ke PGA, langkah-langkahnya merupakan kebalikan yang tepat dari
langkah-langkah pada glikolisis.

Gambar 1.3 Reaksi Gelap Fotosintesis


Sumber: Pearson Education, Inc.
E. Produk Fotosintesis
1. Glukosa
Glukosa digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa
dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Dan menjadi zat makanan seperti
protein dan lemak bagi tumbuhan. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler.
Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan
persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi
dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
glukosa yang disimpan dalam bentuk amilum (karbohidrat dan dilepaskan oksigen)
dalam akar, batang, daun, dan biji.
2. Oksigen
Oksigen adalah produk sampingan yang akan dilepaskan oleh tumbuhan dan
berguna bagi makhluk hidup lainnya, seperti manusia dan hewan untuk
bernapas.Oksigen yang dihasilkan pada fotosintesis berasal dari fotolisis H2O
menjadi 2e- + ½ O2 + 2H+. Fotolisis sama dengan reaksi terang yang berlangsung
di grana.
F. Pengaruh Cahaya terhadap Klorofil
Bila suatu larutan klorofil diternpatkan dalarn seberkas cahaya, rnaka akan
rnengeluarkan cahaya berwarna rnerah tua. Fenornena ini dinarnakan fluoresensi. Hal
ini dapat dengan rnudah diperagakan. Ekstrak klorofil kasar dapat dengan mudah
diperagakan. Ekstrakklorofil yang kasar dapat dipersiapkan dengan mencelupkan daun-
daun rumput kedalam etanol. Dalam seberkas cahaya putih, larutan ini menunjukkan
fluoresensi.
Keterangan untukfenomena ini adalah bahwa energi cahaya yang diserap
ditransfer pada suatu elektron dalam molekul klorofil, sehingga mengangkatnya
ketingkat energi yang lebih tinggi. Elektron ini bebas berpindah-pindah mengitari
molekul. Elektron-elektron inilah yang dengan mudah diangkat ke tingkat energi
tinggi, maka molekul klorofil itu disebut "terangsang". Dalam larutan klorofil tersebut,
keadaan terangsang itu berlalu dengan cepatnya. Elektronelektronnya kembali
ketingkat energi semula. Dengan demikian, elektron itu mengeluarkan energi yang
telah mengangkatnya pada permulaan. Sebagian besar energi ini dibebaskan sebagai
cahaya merah dengan panjang gelombang yang sangat jelas.
G. Faktor penentu laju fotosintesis
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbondioksida
3. Semakin banyak karbondioksida di udara, makin banyakjumlah bahan yang dapat
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis
4. Suhu
5. Enzim-enzim yang bekelja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekelja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
6. Kadar air
7. Kekurangan air ataukekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis
8. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
9. Kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
MATERI 3
ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN DAN PERUBAHANNYA
RESPIRASI PADA MANUSIA

A. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah sebuah proses reduksi, oksidasi, dan dekomposisi, bisa
menggunakan oksigen maupun tidak, yang akan merubah senyawa organik kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana, dan juga disertai dengan proses pelepasan
sejumlah energi ke dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Phosphat). Bentuk dari energi yang
dihasilkan dari proses ini berasal dari energi potensial kimia yang berupa ikatan kimia
B. Respirasi Aerob
Respirasi Aerob adalah reaksi pemecahan senyawa glukosa yang memerlukan
bantuan oksigen. Oksigen disini memiliki peran dalam menangkap elektron yang
kemudian akan bereaksi dengan ion hidrogen dan menghasilkan air (H2 O). Kejadian ini
akan berlangsung di dua tempat yaitu sitoplasma (berlangsungnya glikolisis) dan
mitokondria (berlangsungnya dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron).
1. Tahapan Respirasi Aerob
a. Glikolisis
Pada proses ini terjadi pemecahan glukosa (6 atom karbon) menjadi asam
piruvat (3 atom karbon). Proses ini berlangsung di sitoplasma dalam dua jenis
reaksi, Endergonik (membutuhkan ATP) dan Eksergonik (menghasilkan ATP).
Pada tahap ini akan dihasilkan 2 ATP, 2 Asam Piruvat dan 2 NADH, Asam piruvat
yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan pada proses selanjutnya, yaitu
dekarboksilasi oksidatif
Gambar1. Reaksi Kimia Glikolisis (Guyton, 1994:134).
b. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif berlangsung dalam mitokondria. Merupakan reaksi
yang mengawali siklus krebs. Peristiwa ini mengubah asam piruvat menjadi
molekul asetil Ko-A. Asetil Ko-A mengandung dua karbon. Dalam peristiwa ini
juga dihasilkan satu molekul NADH untuk setiap pengubahan molekul asam
piruvat menjadi asetil Ko-A (Lud Waluyo. 2007).

c. Siklus Krebs
Pada organisme eukariotik, proses ini berlangsung pada matriks dalam
mitokondria, sedangkan pada prokariotik, berlangsung dalam sitoplasma. Tahapan-
tahapan siklus krebs (Lud Waluyo. 2007) :

1) Asam piruvat dari glikolisis bereaksi dengan NAD+ dan ko-enzim A atau
Ko-A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH
dibebaskan. Perubahan C dari 3C (Asam Piruvat) menjadi 2C (Asetil Ko-
A).

2) Reaksi asetil Ko-A (2C) dengan asam oksaloasetat (4C) terbentuk asam
sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
3) Asam Sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C)
dengan membebaskan CO2 .

4) Pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi dengan NAD+ dengan


membebaskan NADPH, CO2 , dan menghasilkan ATP setelah bereaksi
dengan ADP dan asam fosfat anorganik.

5) Asam suksinat bereaksi dengan FAD dan membentuk asam malat (4C)
dengan membebaskan FADH2.

6) Asam malat (4C) bereaksi dengan NAD+ dan membentuk asam


oksaloasetat (4C) dengan membebaskan NADH karena asam oksolo
asetat akan kembali dengan asetil Ko-A seperti langkah 2.

Siklus krebs mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan 6 NADH, 2 FADH2


, 2 ATP, serta membentuk kembali oksloasetat. Oksaloasetat berfungsi untuk siklus
kreb berikutnya.

d. Transport Elektron

Transpor Elektron atau Fosforilasi Oksidatif adalah tahap dimana terjadi


pengubahan NADH dan FADH2 menjadi energi yang berbentuk ATP agar bisa
digunakan oleh tubuh. Tempat berlangsungnya tahapan transpor elektron berada di
bagian mitokondria, tepatnya di membran dalam (krista) mitokondria. Bagian
membran dalam mitokondria tersusun atas fosfolipid bilayer, koenzim Q, sitokrom
C, ATPase, dan kompleks protein. Proses transpor elektron NADH menghasilkan
3 molekul ATP sedangkan FADH2 menghasilkan 2 molekul ATP. Jadi, dalam
transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil glikolisis dan
siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total
38 ATP dari satu molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk
melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36
ATP.

C. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2.
Respirasi anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan mengurangi senyawa
organik. Respirasi anaerob menghasilkan sejumlah energi yang lebih kecil yaitu 2 ATP.
Proses respirasi anaerob didapati pada reaksi fermentasi dan pernapasan intra molekul.
Respirasi anaerob, glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan
CO2. Di respirasi anaerob, hidrogen bergabung bersama sejumlah komponen yaitu Asam
Piruvat, Asetaldehid yang selanjutnya membentuk asam laktat dan etanol.
1. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi adalah proses diproduksinya energi oleh sel-sel tubuh dengan
tanpa menggunakan oksigen. Proses tersebut tergolong proses anaerob karena tidak
menggunakan oksigen dan tidak menghasilkan air (H2O ). Salah satu contoh
fermentasi yang akan kita bahas kali ini adalah fermentasi asam laktat. Hasil akhir
dari fermentasi ini adalah asam laktat dan energi.
Proses fermentasi asam laktat memerlukan bahan dasar berupa glukosa dan
dibantu dengan menggunakan enzim. Oleh karena itu kita akan merasa tidak
berenergi jika tubuh kita kekurangan glukosa. Selain menghasilkan energi, proses
ini juga akan menghasilkan asam laktat.
Proses fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan glikolisis yang
menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya oksigen maka asam piruvat
akan mengalami degradasi molekul (secara anaerob) dan dikatalisis oleh enzim
asam laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi
dan asam laktat.

Fermentasi asam laktat juga bisa terjadi pada sel-sel manusia, tepatnya di
daerah otot. Misalnya ketika kita menggerakan tangan untuk meraih benda.
Pergerakan tersebut akan menghasilkan energi sehingga kita bisa mengambil
benda tersebut. Tanpa kita sadari, proses tersebut juga akan menghasilkan asam
laktat yang terkumpul di otot – otot tersebut.

Peristiwa fermentasi asam laktat pada otot manusia dapat terjadi bila otot kita
kekurangan oksigen, sementara energi yang perlu dihasilkan cukup banyak. Energi
yang terbentuk dari proses fermentasi asam laktat tersebut adalah sebanyak 2 ATP.
Asam laktat pada otot akan menyebabkan kita merasa pegal, kaku, atau bahkan
kram. Jika kita terlalu banyak melakukan aktivitas yang menggunakan banyak
energi, otomatis kita badan kita akan terasa pegal. Asam laktat dapat hilang sendiri
secara berangsur-angsur setelah proses fermentasinya berakhir. Itulah sebabnya
kita merasa pegal kita berkurang setelah kita beristirahat. Rasa pegal juga bisa
berkurang jika kita mandi. Ini karena asam laktat tersebut dapat terbawa air dan
terbuang.
2. Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan proses pembuatan alkohol dengan
memanfaatkan aktivitas yeast. Proses fermentasi adalah anaerob, yaitu mengubah
glukosa menjadi alkohol, tetapi dalam pembuatan starter dibutuhkan suasana aerob
dimana oksigen diperlukan untuk pembiakan sel.
Fermentasi alkohol diawali dengan proses glikolisis yang pemecahan satu
molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Pada proses glikolisis ini,
dihasilkan 2 ATP dan 2 NADH. Selanjutnya asam piruvat diubah menjadi etanol
atau etil alkohol melalui dua langkah reaksi. Langkah pertama dalam pembebasan
CO2 dari asam piruvat tiga karbon yang kemudian diubah menjadi asetaldehida dua
karbon. Langkah kedua adalah elektron dan ion hydrogen ditransfer dari NADH ke
asetaldehida membentuk NAD+ dan alkohol etanol. NAD+ terbentuk akan digunakan
kembali untuk glikolisis selanjutnya. Dengan terbentuknya NAD+ , glikolisis dapat
terjadi kembali. Sehingga, asam piruvat selalu tersedia, yang kemudian diubah
menjadi energi lagi. Tanpa suplai NAD+ yang memadai, proses glikolisis pada
Respirasi anaerob dapat terhenti. Oleh karena itu, organisme yang melakukan
respirasi anaerob harus mampu mengoksidasi NADH menjadi NAD+ kembali. Pada
fermentasi ini, energi ATP yang dihasilkan dari satu molekul glukosa hanya dua
molekul ATP, berbeda dengan proses respirasi aerob yang mampu mengkonversi
satu molekul glukosa menjadi 34 energi ATP.
D. Mekanisme Pernapasan
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan
(Majumder, N. 2015.)
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang nafas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu:
Gambar Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut saat Inspirasi dan Ekspirasi
Sumber: Reece et al, 2010.
1. Respirasi/ Pernapasan Dada
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut. Tulang rusuk terangkat
ke atas Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi/ Pernapasan Perut
Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi Diafragma datar Volume rongga
dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga
udara masuk ke paru-paru.
Pada saat inspirasi, diafragma dan otot dada berkontraksi, volume rongga dada
membesar, paru-paru mengembang, dan udara masuk ke paru-paru. Pada saat ekspirasi,
diafragma dan otot dada berelaksasi, volume rongga dada kembali normal, paru-paru
kembali normal, dan udara keluar dari paru-paru. Satu kali pernapasan terdiri atas satu
kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Berdasarkan aktivitas otot otot pernapasan,
bernapas dengan membesarkan dan mengecilkan volume rongga dada disebut
pernapasan dada.
Begitu juga jika membesarkan dan mengecilkan volume rongga perut, disebut
pernapasan perut.
3. Jenis Pernapasan
Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu
pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal).
a. Pernapasan Eksternal (External Respiration)
Pernapasan eksternal merupakan pertukaran O2 dari udara dengan CO2 dari
kapiler darah dalam alveolus. Pernapasan eksternal terjadi di dalam paru- paru.
Dalam proses ini oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida keluar menuju
atmosfer.
Pada sistem pernapasan eksternal, O2 di dalam alveolus paru paru masuk ke
kapiler arteri darah dengan cara berdifusi . Proses difusi dapat berlangsung karena
adanya perbedaan tekanan parsial antara O2 dalam alveolus dengan oksigen O2
dalam kapiler darah. Tekanan parsial oksigen O2 dalam alveolus lebih tinggi
dibanding oksigen O2 dalam kapiler darah. Proses difusi akan terjadi dari daerah
yang bertekanan parsial tinggi ke daerah yang bertekanan parsial rendah.
Di dalam kapiler arteri darah O2 kemudian diikat oleh hemoglobin. Proses
reaksi pengikatan oksigen O2 oleh hemoglobin melalui reaksi berikut:
Hb + O2 → HbO2
Oksigen atau O2 yang diikat hemoglobin akan dibawa ke seluruh tubuh untuk
diberikan ke sel (mitokondria) untuk proses oksidasi. Oksidasi dalam sel akan
menghasilkan CO2 yang kemudian akan diangkut lewat kapiler vena darah menuju
alveolus. Karbon dioksida CO2 dalam alveolus ini akan dikeluarkan lewat paru-
paru.
Karbon dioksida CO diangkut sebagai ion bikarbonat (HCO3-)
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
H + + HCO 3−→H2CO 3→H 2O + CO 2
Proses Reaksi ini dibantu oleh enzim karbonat anhidrase, yang terdapat dalam
sel-sel darah merah.
b. Pernapasan Internal (Internal Respiration)
Pernapasan internal, yaitu proses pertukaran O2 dan CO2 dari kapiler darah
ke sel-sel tubuh (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh). Oksigen dan karbon
dioksida bergerak berlawanan. Oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel.
Sedangkan karbondioksida berdifusi dari dalam sel menuju darah. Hemoglobin
dalam darah berfungsi untuk mengikat dan melepaskan oksigen. Pada pernapasan
internal O2 yang sudah terikat pada hemoglobin dalam bentuk oksihemoglobin
diangkut menuju sel.
Selanjutnya, oksi hemoglobin akan melepaskan O2 ke dalam jaringan tubuh
atau sel. Kemudian Op diterima oleh mitokondria untuk digunakan pada proses
oksidasi. Proses oksidasi menghasilkan karbon dioksida. Kemudian Karbon
dioksida CO» akan berdifusi masuk ke kapiler vena darah. Karbon dioksida CO,
ini akan diangkut oleh kapiler vena darah menuju alveolus dalam paru paru.
Proses pengangkutan gas karbon dioksida CO) melalui tiga cara berikut.
1) Karbon dioksida CO2 larut dalam plasma dan membentuk asam karbonat.
Mekanisme terjadinya reaksi ini hanya menggunakan 5 persen dari total
karbondioksida yang ada dalam plasma. Reaksinya seperti berikut.
CO2+ H2O → H2CO3
2) Karbon dioksida diangkut dengan membentuk karbominohemoglobin.
Karbondioksida ini berdifusi ke dalam sel darah merah dan berikatan
dengan Amin (-NH2). Amin merupakan protein dari hemoglobin. Proses
ini hanya memanfaatkan 30 persen dari total karbon dioksida yang ada.
Secara sederhana,reaksi CO2 dengan Hb dapat ditulis sebagai berikut.
CO2 + Hb → HbCO2
3) Karbon dioksida diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-). Proses
ini berantai dan disebut pertukaran klorida. Karbon dioksida bersenyawa
dengan air membentuk asam karbonat, yang mengurai menjadi H + + HCO

3 . Reaksi ini dibantu oleh enzim karbonat anhidrase. Ion bikarbonat
HCO3+ akan keluar dari sel darah merah dan masuk plasma darah.
Kedudukan HCO3- diganti dengan ion klorida. Proses reaksi
memanfaatkan sekitar 65 persen dari total karbon dioksida
E. Saluran Pernapasan
Sistem pernapasan pada manusia terdiri atas (Patwa, A. and Shah, A, 2015):

Gambar Sistem Pernapasan pada Manusia

Sumber: Reece et al, 2010.

1. Hidung (Cavum nasalis)


Pada hidung terdapat selaput lendir, rambut, dan konka. Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga
rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk
bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang
berfungsi menghangatkan udara yang masuk
2. Faring
Faring adalah hulu kerongkongan yang merupakan percabangan dua saluran, yaitu
antara aluran yang menghubungkan mulut-kerongkongan – disebut saluran pencernaan
atau orofarings yang berada pada bagian belakang, dan hidung-tenggorokan – disebut
saluran pernapasan atau nasofarings yang berada pada bagian depan. Fungsi utama
faring dalam sistem pernapasan manusia adalah sebagai saluran pencernaan yaitu
membawa makanan masuk ke dalam kerongkongan. Faring juga berperan dalam proses
masuknya udara ke dalam pita suara untuk menghasilkan suara. Faring juga
menjadikan manusia mungkin untuk bernapas melalui mulut.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk
dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan
ruang dengung (resonansi) untuk suara percakapan.

Gambar Struktur Organ Pernapasan: Rongga hidung, Faring, dan Laring


Sumber Shier et al, 2009

3. Laring
Laring atau kotak suara merupakan organ pada leher mamalia yang melindungi
trakea dan terlibat dalam produksi suara. Laring adalah saluran pernapasan yang
membawa udara menuju ke trakea. Laring disebut kotak suara karena di dalamnya
terdapat pita suara. Ini Merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang
rawan yang salah satunya adalah tulang rawan tiroid, pada laki-laki dewasa ini yang
disebut jakun.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok
(epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok
dan pada waktu bernapas katup membuka.
Gambar Struktur Pita Suara dalam Laring
Sumber Shier et al, 2009
4. Trakea
Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus. Trakea
merupakan tabung memanjang yang memiliki diameter sekitar 20-25 mm dan panjang
sekitar 10-16 cm. Trakea tersusun dari 20 tulang rawan berbentuk cincin yang kuat,
tapi fleksibel. Dinding trakea tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput
lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea
untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Sehingga
kotoran atau debu yang masuk ke dalam tenggorokan akan didorong ke atas oleh silia
dan dikeluarkan melalui mulut dengan mekanisme batuk.
Pada bagian bawah trakea bercabang menjadi dua saluran yang disebut dengan
bronkus. Saluran bercabang ke sebelah kiri menuju paru-paru sebelah kiri dan
bercabang ke sebelah kanan menuju paru-paru sebelah kanan.Udara yang telah masuk
ke laring selanjutnya masuk ke trakea (batang tenggorokan).
5. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan
keluar paru-paru.
6. Bronkiolus
Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus merupakan cabang-
cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-ujung bronkiolus terdapat gelembung-
gelembung yang sangat kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus (jamak =
alveoli).
7. Alveolus
Alveolus merupakan kantung berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis.
Tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang
dihirup. Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel pipih.
Struktur yang demikian memudahkan molekul molekul gas melaluinya. Dinding
alveolus berbatasan dengan pembuluh kapiler darah, sehingga gas-gas dalam alveolus
dapat dengan mudah mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada di dalam darah.
Adanya gelembung-gelembung alveolus memungkinkan pertambahan luas permukaan
untuk proses pertukaran gas. Luas permukaan alveolus 100 kali luas permukaan tubuh
manusia. Besarnya luas permukaan seluruh alveolus dalam paru-paru menyebabkan
penyerapan oksigen lebih efisien.
8. Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi menjadi dua
bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru
kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh selaput
rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung tertutup yang berisi cairan
limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis. Di dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam pertukaran gas
oksigen dan gas karbon dioksida yaitu alveolus.

Gambar Struktur Paru-paru, Bronkus, Bronkiolus, dan Alveolus


Sumber: Shier et all, 2009.
MATERI 4
SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN

A. Molekul
Tingkatan terendah adalah proton, neutron, dan elektron. Partikel proton, neutron, dan
elektron bergabung membentuk atom, seperti contoh atom C (carbon), atom H (hidrogen)
atom (nitrogen n), dan atom 0 oksigen). Atom-atom akan berikatan membentuk molekul
kehidupan. Molekul yang paling gampang adalah air atau H:0 tersusun oleh atom H dan
atom 0. Contoh molekul yang lain adalah glukosa (tersusun atom C, H, dan O), asam amino
(tersusun atas atom C, H, O, dan N), pita DNA/ polinukleotida, tersusun atas atom C. H.
O,N dan P (Gambar 1) (Hebert,2017:3).
Gambar 1. Pita DNA dalam bentuk atom dan molekul
(Sumber: Campbell et al,2007; Raven dan Johnson, 2002)

1. Asam Nukleat
Terdapat dua tipe asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA). Kedua asam nukleat tersebut memungkinkan organisme hidup
memproduksi komponen-komponen kompleksnya dari satu generasi ke generasi
berikutnya. DNA merupakan satu-satunya molekul yang menyediakan arahan untuk
replikasi dirinya sendiri. DNA juga mengarahkan sintesis RNA dan melalui RNA dapat
mengontrol sintesis protein.
2. Karbohidrat
Karbohidrat mencakup gula sekaligus polimer-polimer gula. Karbohidrat paling
sederhana adalah monosakarida dikenal juga sebagai gula sederhana. Disakarida adalah
gula ganda, terdiri dari dua monosakarida yang digabungkan oleh reaksi dehidrasi.
Karbohidrat juga mencakup makromolekul yang disebut polisakarida, polimer yang
tersusun dari banyak blok pembangun gula.
3. Protein
Hampir setiap fungsi dinamik dalam makhluk hidup bergantung pada protein.
Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian besar sel dan protein sangat
penting bagi hampir semua hal yang dilakukan oleh organisme. Beberapa protein
mempercepat reaksi kimia sedangkan yang lain berperan dalam penyongkongan
struktural, penyimpanan, transpor, komunikasi selular, pergerakan, serta pertahanan
melawan zat asing.
4. Lemak
Lipid atau lemak adalah salah satu kelas molekul biologis yang berukuran besar
yang tidak mencakup polimer sejati dan biasanya tidak cukup besar untuk dianggap
sebagai makromolekul. Senyawa-senyawa yang disebut lipid dikelompokkan menjadi
satu karena memiliki satu kesamaan ciri penting. Lipid sulit tercampur dengan air
bahkan mungkin tidak bisa sama sekali. Perilaku hidrofobik lipid ini disebabkan oleh
struktur molekulnya. Lipid memiliki bentuk dan fungsi yang bervariasi.
B. Sel
Pada hierarki organisasi kehidupan, sel berada di tingkatan struktural terendah yang
masih mampu menjalankan semua fungsi kehidupan. Sel mampu melakukan regulasi
terhadap dirinya sendiri, memproses energi, tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap
lingkungan, serta melakukan reproduksi untuk melestarikan jenisnya. Setiap organisme
tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktural berbeda. Kedua jenis sel
tersebut adalah sel prokariotik dan sel eukariotik.
1. Prokariotik dan Eukariotik
a. Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe
prokariotik. Untuk itu mempelajari struktur dan fungsi pada sel prokariotik, sel
bakteri merupakan contoh yang cukup mewakili dari berbagai tipe sel
prokariotik. Bakteri memiliki ukuran (panjang) berkisar antara 0,15 – 15µ.
Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan sitoplasma
(Gambar 2).
Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran
plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi
untuk melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida.
Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan
beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan struktur
dinding selnya bakteri dikelompokkan menjadi bakteri Gram negatif dan Gram
positif (lihat Gambar 3). Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur
pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian
penutup yang paling dalam. Membran plasma bakteri mengandung enzim
oksida dan respirasi. Fungsinya serupa dengan fungsi mitokondria pada sel
eukariotik. Membran plasma pada bakteri membentuk lipatan-lipatan yang
berlapis-lapis. Lipatan ini disebut desmosom. Pada beberapa daerah membran
plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom
yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konjugasi.
Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya
mengandung vili yang berfungsi untuk melekatkan diri.
Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk
koloid yang agak padat yang mengandung butiran-butiran protein, glikogen,
lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri tidak
ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan
Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas, mitokondria, badan mikro, dan
lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada sitoplasma bakteri.
Materi genetik bakteri berupa DNA atau kromosom bakteri atau genophore
terdapat dalam sitoplasma, di daerah inti yang tidak dibatasi oleh sistem
membran, yang disebut nukleotida. Pada beberapa bakteri di dalam
sitoplasmanya ada yang mengandung kromofor yaitu bakteri yang
mengandung klorofil.

Gambar 2. Struktur umum sel prokariotik


(Sumber: Campbell et al., 2000)

Gambar 3. Struktur dinding bakteri Gram positif dan bakteri Gram


negatif.
(Sumber: Campbell et al., 2000)

b. Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik


Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe
ini secara struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel
tersebut memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang
lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang
memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler
maupun yang uniseluler.
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan.
Pada sel hewan memiliki sistem endomembran sehingga pada sel tipe ini
ditemukan berbagai organel pada sitoplasmanya. Pada gambar(4) tampak
organel badan Golgi (apparatus Golgi), RE (kasar dan halus), mitokondria, dan
peroksisom (bagian dari badan mikro), selain itu tampak adanya ribosom,
sentriol, dan sitoskeleton yang memiliki peran penting di dalam sel. Pada
bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan
dan jamur ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel
tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur
didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan
ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan tidak
ditemukan. memiliki sistem endomembran sehingga pada sel tipe ini
ditemukan berbagai organel pada sitoplasmanya. Pada gambar (5) tampak sel
tumbuhan memiliki organel kloroplas, hanya terdapat pada tumbuhan, selain
organel yang serupa ditemukan pada sel hewan. Selain itu tampak adanya
beberapa bagian sel yang hanya dimiliki oleh tumbuhan seperti : dinding sel
dan plasmodesmata. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel hewan,
tumbuhan, dan jamur memiliki struktur yang serupa.

Gambar 3. Sel hewan


(Sumber: Saefudin,2012:4)
Gambar 4. Sel tumbuhan
(Sumber: Saefudin,2012:5)

2. Uniseluluer dan Multiseluler


Uniseluler memiliki arti secara harfiah satu sel. Hal ini menunjukkan bahwa
organisme yang disebut sebagai organisme uniseluler komponennya hanyalah satu
buah sel. Contoh organisme uniseluler adalah makhluk hidup dari kingdom
monera, seperti amoeba. Pada organisme uniseluler, badannya hanya terdiri dari
satu sel maka satu sel tersebut melakukan seluruh aktivitas yang diperlukan untuk
bertahan hidup.
Multiseluler memiliki arti yaitu banyak sel, artinya organisme multiseluler
komponen tubuhnya terdiri dari berbagai macam sel. Organisme multiseluler
memiliki organ-organ yang dikhususkan melakukan fungsi yang spesifik,
membuat tiap organ melakukan tugasnya dengan efisien. Pembuatan sel-sel
multiseluler bergantung pada diferensiasi sel karena diferensiasi sel menyebabkan
sel yang fungsinya belum spesifik dibuat menjadi lebih spesifik.
3. Organel Sel
Sel-sel tersebut akan menyusun tubuh makhluk hidup melalui
pengorganisasian yang sistematis. Dalam organisasi tubuh, sel memiliki peranan
yang sangat penting. Di dalam sel terdapat penyusun sel atau organel sel. Namun,
organel tidak disebut sebagai unit terkecil kehidupan sebab organel tidak mampu
hidup mandiri. Makhluk hidup bersel satu dapat hidup mandiri dan dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri seperti energi, mineral, dan sebagainya.
Umumnya, sel berukuran mikroskopis. Namun, ada sel yang berukuran
makroskopis (besar), seperti telur burung unta dan sel saraf zarafah yang memiliki
panjang lebih dari 1 meter. Organel Sel terdiri dari:
a. Membran
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen,
nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran
sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid
dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat
bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun
dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi
kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus
lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain
membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada
pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor
yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel.
Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan
merupakan protein membran
b. Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel
eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas).
Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya adalah organel yang
paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus,
namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan
ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang
kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang
disebut nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran
yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait.
Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar
20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar
100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi
kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk
benang akan menggulung, menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui
mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah
ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom
disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui
pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi ribosom.
Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya
dan tahap reproduksi sel tersebut. Nukleus mengendalikan sintesis protein di
dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul pembawa pesan berupa
RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA
ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada
ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam
amino protein yang disintesis.
c. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati
manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas
berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA. Ribosom eukariota lebih
besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam hal
struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit
kecil yang bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa
juta dalton.
Pada eukariot, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada
bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi
ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat
umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam
membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau
untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik
dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif
masing-masing ribosom begitu metabolismenya berubah.
d. Sistem endomembran
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem
endomembran. Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung
atau melalui transfer antarsegmen membran dalam bentuk vesikel (gelembung
yang dibungkus membran) kecil. Sistem endomembran mencakup selubung
nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola,
dan membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk sintesis
dan modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau ke
luar sel, sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun.
e. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang
terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel
yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu
retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum
endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak
ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan
tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum
endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam
retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein tersebut
mengalami pelipatan dan modifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan
ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum
endoplasma, dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam
modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi,
yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya.
Retikulum endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid
komponen membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran
retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang mengubah obat-obatan,
racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-
senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh
f. Badan golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun
atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya
terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang
memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan
Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif
melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini
biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis,
sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi cis,
protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di dalam lumen, protein tersebut
dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat, ditandai dengan
penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya
masing-masing.
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang
disekresikan ke luar sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai
protein transmembran, dan ada pula yang ditempatkan di dalam lisosom.
Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma di dalam
vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan
membran plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis,
dapat terjadi bila membran plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk
vesikel endositosis yang dibawa ke badan Golgi atau tempat lain, misalnya
lisosom.
g. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30
jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel
menggunakan kembali subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom itu.
Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai
ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri
dari badan Golgi.
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui
endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam
proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi
dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan
sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan.
Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang
disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
h. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel
tumbuhan. Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem
endomembran, disebut tonoplas. Vakuola berasal dari kata bahasa Latin
vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian karena organel ini tidak
memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan
kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola
kecil yang kemudian bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring
dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan
menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola sentral juga
mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah
metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam
vakuola sebagai mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam
mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel
hewan dan protista uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola
makanan, yang bergabung dengan lisosom agar makanan di dalamnya dapat
dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola kontraktil, yang
mengeluarkan kelebihan air dari sel.
i. Mitokondria
Sebagian besar sel eukariotik mengandung banyak mitokondria, yang
menempati sampai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel
yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan
kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti benang
(bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya. Organel ini
memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang
dipisahkan oleh ruang antar membran. Luas permukaan membran dalam lebih
besar daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang
menyembul ke dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu
proses kimiawi yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak
merupakan contoh molekul makanan berenergi tinggi yang dipecah menjadi air
dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria, dengan
pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu ditangkap
oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian
besar ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk
menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan
molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut dilakukan oleh enzim-enzim
yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria. Mitokondria
memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain.
Organel ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein
mitokondria, yang dibuat pada ribosomnya sendiri yang serupa dengan
ribosom prokariota.
j. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastida pada
tumbuhan dan alga. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang
menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang
mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam
molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.
Satu sel alga uniseluler dapat memiliki satu kloroplas saja, sementara satu
sel daun dapat memiliki 20 sampai 100 kloroplas. Organel ini cenderung lebih
besar daripada mitokondria, dengan panjang 5–10 µm atau lebih. Kloroplas
biasanya berbentuk seperti cakram dan, seperti mitokondria, memiliki
membran luar dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang antarmembran.
Membran dalam kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim
yang bertanggung jawab membentuk karbohidrat dari karbon dioksida dan air
dalam fotosintesis. Suatu sistem membran dalam yang kedua di dalam stroma
terdiri dari kantong-kantong pipih disebut tilakoid yang saling berhubungan.
Tilakoid-tilakoid membentuk suatu tumpukan yang disebut granum (jamak,
grana). Klorofil terdapat pada membran tilakoid, yang berperan serupa dengan
membran dalam mitokondria, yaitu terlibat dalam pembentukan ATP.
Sebagian ATP yang terbentuk ini digunakan oleh enzim di stroma untuk
mengubah karbon dioksida menjadi senyawa antara berkarbon tiga yang
kemudian dikeluarkan ke sitoplasma dan diubah menjadi karbohidrat.
Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya
sendiri serta tumbuh dan memperbanyak dirinya sendiri. Kedua organel ini
juga dapat berpindah-pindah tempat di dalam sel.
k. Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam
semua sel eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya
mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan
bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan
untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu
tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih
pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna.
Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai molekul
beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom
pada biji tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi
karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan.
l. Sitoskeleton
Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu
mikrotubulus, filamen intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton
yang serupa dan berfungsi sama dengan sitoskeleton eukariota ditemukan pula
pada prokariota. Mikrotubulus berupa silinder berongga yang memberi bentuk
sel, menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom pada saat
pembelahan sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu
pergerakan, juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk
sel dan membuat organel tetap berada di tempatnya. Sementara itu,
mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin, berfungsi antara lain
dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan pseudopodia untuk pergerakan
sel amoeba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel tumbuhan.
Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang
sitoskeleton eukariota. Secara umum, protein motor dapat digolongkan dalam
tiga jenis, yaitu kinesin, dinein, dan miosin. Kinesin dan dinein bergerak pada
mikrotubulus, sementara miosin bergerak pada mikrofilamen.

Dari uraian di atas dapat kita perhatikan bahwa sel merupakan unit struktural
yang khas dan di dalamnya terjadi berbagai proses yang mendukung aktivitas sel.
Setiap sel mampu melakukan aktivitas tersebut sendiri-sendiri. Aktivitas pada
makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan merupakan manifestasi dari aktivitas
berjuta juta sel yang menyusunnya Sehingga dengan demikian sel dikatakan
sebagai unit struktural dan fungsional terkecil dan makhluk hidup.
C. Jaringan
Setiap sel suatu organisme memiliki ukuran yang bervariasi. Ukuran sel
mencerminkan fungsi yang dilakukan sel saling bersangkutan. Semua fungsi hidup
organisme bersel satu dilakukan oleh sel tunggal itu sendiri. Pada organisme bersel banyak,
seringkali sel tidak dapat bekerja sendiri. Setiap sel bergantung kepada sel yang lain. Kerja
sama dan interaksi di antara sel ini menyebabkan organisme dapat mempertahankan
hidupnya. Sel-sel yang mempunyai fungsi dan bentuk sama akan berkelompok. Kelompok
sel disebut jaringan. Tumbuhan mempunyai bermacam-macam jaringan. Hewan maupun
manusia mempunyai bermacam-macam jaringan juga.
1. Jaringan Hewan
a. Jaringan Epitelium
Terdapat sebagai lembaran-lembaran sel, jaringan epitel menutupi bagian luar
tubuh serta melapisi organ-organ dan rongga-rongga di dalam tubuh. Sel-sel epitel
yang tersusun rapat, seringkali melibatkan sambungan ketat yang memungkinkan
jaringan epitel berfungsi sebagai penghalang melawan cedera mekanis, patogen,
dan kehilangan cairan. Bentuk-bentuk dari jaringan epitelium terdapat beberapa
jenis seperti, kubus, kolumnar, skuamosa, epitelium sederhana, epitelium berlapis,
dan epitelium berlapis-semu. Bentuk dan susunan sel yang berbeda-beda
berkorelasi dengan fungsi yang berbeda-beda.
b. Jaringan Ikat
Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat adalah untuk mengikat dan
mendukung jaringan-jaringan lain di dalam tubuh. Jaringan ikat terdiri dari populasi
sel-sel longgar yang tersebar di seluruh matriks ekstraseluler. Matriks umumnya
terdiri dari jejaring serat yang tertanam dalam fondasi seragam yang mungkin cair,
serupa jel, atau padat. Jaringan ikat yang menahan banyak jaringan dan organ secara
bersamaan di posisinya mengandung sel-sel yang tersebar dengan fungsi yang
bervariasi. Di antara sel-sel tersebut, terdapat dua tipe sel yang mendominasi yaitu
fibroblas dan makrofag.
c. Jaringan Tulang
Tulang merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi utama sebagai
pembentuk rangka dan alat gerak tubuh, melindungi organ-organ internal, serta
tempat penyimpanan mineral (kalsium-fosfat). Proses pembentukan tulang disebut
dengan osifikasi. Proses osifikasi terjadi pada masa perkembangan fetus (prenatal)
dan setelah individu lahir (postnatal). Jaringan tulang bersifat dinamis karena secara
konstan mengalami pembaharuan yang dikenal dengan proses remodeling. Jaringan
tulang terdapat 2 jenis yaitu jaringan tulang rawan dan jaringan tulang keras. Tulang
rawan adalah jaringan yang bersifat elastis dan lentur yang terdapat pada rangka di
awal perkembangan makhluk hidup. Tulang keras berfungsi untuk memberi bentuk
tubuh, tempat melekat otot, dan melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah.
d. Jaringan Darah
Klasifikasi darah sebagai jaringan ikat karena darah mengandung bahan
ekstraseluler yang melimpah, yaitu cairan plasma. Ini berbeda dari yang lain
jaringan ikat di mana banyak protein plasma diproduksi sel darah. Sel darah adalah
eritrosit, atau sel darah merah, dan leukosit, atau sel darah putih. Darah juga
mengandung trombosit, atau trombosit, yang merupakan fragmen dari sejenis
sumsum tulang sel. Darah merupakan jaringan penyambung khusus yang terdiri
dari sel-sel banyak interstitial ekstrasel serta tempat pembentukan sumsum merah
dari tulang

(Sumber: Raven, 2017:1021).


e. Jaringan Saraf
Fungsi jaringan saraf adalah untuk mengindra rangsangan dan
mentransmisikan sinyal-sinyal dalam bentuk impuls-impuls saraf dari satu bagian
ke bagian yang lain. Jaringan saraf mengandung neuron, atau sel saraf yang
memiliki penjuluran bernama akson yang terspesialisasi secara unik untuk
mentransmisikan impuls-impuls saraf. Jaringan saraf juga mencakup berbagai
bentuk sel glia, yang membantu menyediakan makanan, menginsulasi, dan
menyegarkan kembali neuron. Konsentrasi jaringan saraf membentuk otak yaitu
pusat pengolahan informasi.
f. Jaringan Otot
Jaringan yang bertanggung jawab terhadap hampir semua tipe gerakan tubuh
adalah jaringan otot. Semua sel-sel otot terdiri atas filamen-filamen yang
mengandung protein aktin dan miosin, yang bersama-sama memungkinkan otot
berkontraksi. Otot adalah jaringan paling melimpah dan aktivitas otot menyusun
sebagian besar kerja selular yang mengkonsumsi energi pada hewan yang aktif.
Jaringan otot pada tubuh vertebrata terdiri dari otot rangka, otot jantung, dan otot
polos.
2. Jaringan Tumbuhan
a. Jaringan Meristem
Jaringan meristematik (muda) adalah jaringan yang terus menerus membelah
dan tidak memiliki fungsi khusus. Jaringan ini relatif sangat muda, sitoplasmanya
penuh, mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan
membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa. Dan jaringan meristem
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Jaringan meristem primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
pertumbuhan embrional/ lembaga/tunas. Kegiatan jaringan meristem
primer akan menjadikan batang dan akar bertambah panjang bukan
melebar. Hal itu karena pada jaringan tersebut cenderung menghasilkan
hormon auksin yang mengakibatkan terjadinya pembelah yang terus
menerus ke arah memanjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer
disebut pertumbuhan primer. Dan, meristem yang terdapat di ujung akar
dan batang disebut dengan meristem apikal/dominasi apical.

Jaringan Meristem Apikal


(Sumber: Phoenixhillna.org)
2) Jaringan meristem sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari
jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Jaringan meristem
sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem
primer yang melakukan diferensiasi dan spesialisasi, seperti layaknya
jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi. Jaringan ini
berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentukan jaringan
yang berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan jaringan meristem
sekunder disebut pertumbuhan sekunder yang kegiatan jaringan meristem
sekunder dapat menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh
jaringan meristem sekunder yaitu cambium.
b. Jaringan Dewasa
Jaringan permanen atau disebut juga dengan jaringan dewasa adalah jaringan
yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer maupun sekunder, yang
sudah mengalami perubahan bentuk/wujud sesuai dengan fungsinya yang bersifat
tidak aktif membelah, tidak tumbuh dan juga tidak berkembang lagi. Jaringan
dewasa dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu: Jaringan Epidermis (jaringan
pelindung, terdiri dari sel-sel yang menyusun lapisan luar daun dan bagian-bagian
tumbuhan yang masih muda), Jaringan Pengangkut (menyusun xilem dan floem),
dan Jaringan Dasar (mencakup parenkim, klorenkim, kolenkim, dan sklerenkim).
1) Epidermis
a) Merupakan jaringan yang terletak paling luar pada setiap organ
tumbuhan akar, batang dan daun.
b) Berfungsi sebagai pelindung organ dalam tumbuhan, pelindung
terhadap hilangnya air karena penguapan, kerusakan mekanik,
perubahan suhu, dan hilang nya zat-zat makanan.
c) Ciri-cirinya adalah: terdiri dari sel hidup, bentuk persegi panjang,
susunan sel rapat tidak ada ruang antar sel, tidak ada klorofil, dinding
sel bagian luar mengalami penebalan, dapat termodifikasi menjadi
stomata, trikoma, spina/ duri, velamen, sel kipas dan sel kersik
2) Parenkim
Jaringan dasar atau disebut juga dengan jaringan parenkim adalah
jaringan yang menyusun sebagian besar jaringan-jaringan pada zat akar,
batang ,daun dan buah, serta terdapat diantara xilem dan floem. Ciri
selnya adalah merupakan sel hidup berukuran besar, tipis dan lentur,
umumnya berbentuk segi enam, banyak vakuola, memiliki ruang antar sel
sehingga ruangan tidak rapat,mampu bersifat embrional /meristem,
karena dapat membelah diri. Jaringan dasar atau parenkim meliputi
jaringan klorenkim, kolenkim dan sklerenkim.

a) Jaringan Klorenkim, merupakan jaringan parenkim yang banyak


mengandung klorofil, seperti halnya pada mesofil merupakan bagian
jaringan aktif untuk kelangsungan fotosintesis, maka akan banyak
kloroplas.
b) Jaringan Kolenkim, merupakan jaringan tumbuhan yang berfungsi
sebagai jaringan penguat terutama pada organ organ tumbuhan yang
masih aktif membelah dan tumbuh serta berkembang. Jaringan
kolenkim tersusun atas sel sel yang masih hidup. Jaringan ini dapat
dijumpai pada batang, daun, bunga dan buah, serta akar yang terkena
matahari.
c) Jaringan Sklerenkim, jaringan penguat tumbuhan yang memiliki
dinding sekunder yang tebal, dan mengandung zat lignin. Jaringan
sklerenkim pada tumbuhan memiliki sel sel yang kenyal dan tidak
mengandung protoplas. Jaringan sklerenkim akan mudah ditemukan
pada bagian tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Jaringan terbagi atas dua yaitu serabut sklerenkim dan
jaringan sklereid (sel-sel batu)
3) Jaringan penyokong
Jaringan pengangkut/penyokong bertugas mengangkut zat-zat (air maupun
hara) dari akar ke daun atau sebaliknya yang dibutuhkan oleh tumbuhan
serta menyokong tumbuhan untuk berdiri secara kokoh dan kuat. Jaringan
pembuluh pada tumbuhan ada dua macam, yaitu pembuluh kulit kayu atau
disebut juga pembuluh tapis (floem) dan pembuluh kayu (xylem).

a) Pembuluh Tapis/Floem. Floem adalah suatu jaringan yang kompleks


yang tersusun atas sel tapis, sel penyerta, sel serabut, kulit kayu dan
sel parenkim kulit kayu. Jaringan floem berfungsi mengangkut dan
mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
b) Xilem adalah suatu jaringan yang kompleks yang terdiri dari beberapa
sel yang berbeda baik sel hidup maupun tak hidup. Jaringan xilem
berfungsi mengangkut atau menyalurkan air, mineral dan nutrisi dari
akar ke daun. Tersusun dari parenkim xylem, serabut xylem, trakeid
dan komponen pembuluh.
i) Trakeid, merupakan sel tumbuhan yang dindingnya mengalami
penebalan lignin, sel-sel akan mati setelah dewasa, bentuk lancip
dan panjang, memiliki dinding sel berlubang-lubang (pit).
Berfungsi sebagai penopang dan pengangkut air.
ii) Komponen pembuluh, merupakan sel-sel silinder yang mati setelah
dewasa, bagian ujung saling bersatu membentuk tabung
pengangkut air.
D. Organ
Kumpulan dari beberapa macam jaringan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan
untuk melakukan fungsi tertentu disebut organ.
1. Organ pada Tubuh Hewan Vertebrata dan Manusia
Organ pada manusia dan hewan terdapat bermacam-macam jenis. Masing-masing
organ tersebut tersusun atas macam jaringan dan menjalankan fungsi tertentu. Contoh
organ pada tubuh manusia antara lain jantung, paru-paru, mata, telinga, hidung, tangan
dan ginjal. Masing-masing organ tubuh tersebut tersusun atas 4 jaringan dasar yaitu
jaringan epitel, jaringan otot, jaringan saraf dan jaringan pengikat.
a. Mata berfungsi untuk melihat. Organ ini antara lain terbentuk dari jaringan otot
dan jaringan saraf.
b. Telinga berfungsi sebagai alat pendengaran dan keseimbangan tubuh. Organ ini
terbentuk antara lain oleh jaringan otot, jaringan epitel, dan jaringan saraf.
c. Paru-paru berfungsi sebagai alat pernapasan. Organ ini antara lain terbentuk
dari jaringan otot dan jaringan saraf.
d. Jantung berfungsi memompa darah supaya beredar ke seluruh tubuh. Organ ini
antara lain terbentuk dari jaringan otot jantung, jaringan pengikat, dan jaringan
saraf.
e. Hati berfungsi sebagai tempat menawarkan racun yang terbentuk dalam tubuh.
Organ ini antara lain terbentuk dari jaringan otot, jaringan pengikat, dan
jaringan saraf.
f. Lambung merupakan organ yang berfungsi sebagai salah satu alat pencernaan.
Organ ini antara lain terbentuk dari jaringan epitel, jaringan otot polos, dan
jaringan pengikat.
g. Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh dan pengaturan suhu. Organ ini
terbentuk antara lain oleh jaringan otot, jaringan epitel, dan jaringan saraf
2. Organ pada Tumbuhan
Seperti halnya pada hewan dan manusia, tumbuhan juga memiliki organ yang
tersusun atas jaringan-jaringan. Organ pada tumbuhan dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu, akar, batang, dan daun. Tumbuhan berbunga memiliki beberapa organ yaitu akar,
daun, batang, dan bunga. Masing-masing organ terdiri atas bermacam-macam jaringan.
a. Akar tersusun oleh jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan
pengangkut. Jaringan-jaringan tersebut bekerja sama sehingga akar dapat
berfungsi sebagai organ penyerap air dan zat hara (mineral), sebagai penegak
batang, dan organ pernapasan.

b. Batang tersusun oleh jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan korteks,


jaringan silinder pusat, dan jaringan pengangkut. Fungsi batang adalah sebagai
alat pengangkutan, dan penopang tubuh tumbuhan. Pada beberapa jenis
tumbuhan, batang berperan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan
cadangan.
c. Daun tersusun oleh jaringan epidermis, jaringan tiang, jaringan bunga karang,
dan jaringan pengangkut. Fungsi daun adalah sebagai tempat fotosintesis yang
menghasilkan makanan untuk kehidupan tumbuhan itu sendiri dan berfungsi
sebagai organ pernapasan.
d. Bunga
Organ bunga merupakan organ tambahan. Bunga sebenarnya merupakan hasil dari
modifikasi batang. Bunga merupakan ujung cabang yang berubah bentuk dan
tumbuh secara terbatas.

e. Buah dan Biji


Buah bukan merupakan organ pada tumbuhan yang pokok. Buah adalah organ
tumbuhan yang terbentuk setelah bunga mengalami proses penyerbukan.
Daging buah bagi tanaman berguna untuk melindungi biji. Biji terbentuk dari
hasil pembuahan yang terjadi di dalam bakal buah. Setelah dibuahi bakal biji
dan bakal buah akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi sebagai
pelindung biji dan sebagai tempat cadangan makanan. Sedangkan biji
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan.
E. Sistem Organ
Sistem organ merupakan bentuk kerja sama antar organ untuk melakukan fungsi
tertentu. Sistem organ memiliki struktur dan fungsi yang khas. Masing-masing sistem
organ saling tergantung satu sama lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada hewan, khususnya mamalia ada 11 sistem organ yang menyusun individu seperti
diuraikan di bawah ini:
1. Sistem Pencernaan
Komponen utamanya meliputi mulut, faring, lambung, usus halus, hati, pankreas, anus.
Fungsi utamanya adalah mengolah makanan sehingga makanan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh tubuh (aktivitasnya meliputi menelan, mencerna, penyerapan, dan
pembuangan).

Sistem Pencernaan Manusia


(Sumber: Anisya Citra, S.Gz, 2020)
2. Sistem Sirkulasi (peredaran)
Komponen utamanya meliputi jantung, pembuluh darah, dan darah. Fungsi utamanya
adalah distribusi bahan-bahan internal.
Skema Umum Peredaran Darah
(Sumber: Sheir et al, 2001)
3. Sistem Respirasi
Organ utamanya adalah paru-paru, trakea, bronkiolus, bronkus, laring, hidung. Fungsi
utamanya adalah pertukaran gas (pengambilan oksigen, pembuangan karbondioksida).

Sistem Pernapasan Manusia


(Sumber: Gregory, 2017: 4)
4. Sistem Kekebalan dan Limfatik
Komponen utamanya meliputi sumsum tulang, nodus limfa, dan sel darah putih. Fungsi
utamanya pertahanan tubuh (perlawanan terhadap infeksi dan kanker).
5. Sistem Ekskresi
Komponen utamanya meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Fungsi
utamanya adalah pembuangan sisa metabolisme dan pengaturan keseimbangan
osmotik darah.
Sistem Ekskresi Manusia
(Sumber: Yulasmi, 2012: 5)
6. Sistem Endokrin
Komponen utamanya meliputi hipofisis (pituitari), tiroid, pankreas dan kelenjar
penghasil hormon lainnya. Fungsi utamanya adalah koordinasi aktivitas tubuh
(misalnya pencernaan, metabolisme).

Sistem Endokrin
(Sumber: Arifin dan Herlyana, 2013: 6)
7. Sistem Reproduksi
Organ utamanya adalah ovarium, testis, dan organ-organ terkait. Fungsi utamanya
adalah reproduksi
8. Sistem Saraf
Komponen utamanya adalah otak, sumsum tulang belakang, sel saraf, dan organ
sensoris. Fungsi utamanya adalah koordinasi aktivitas tubuh seperti deteksi stimulus
dan formulasi atau penentuan respon terhadap stimulus.
9. Sistem Integumen
Organ utamanya adalah kulit dan organ aksesorisnya (rambut, kuku, dan kelenjar kulit).
Fungsi utamanya adalah penyokong tubuh, perlindungan terhadap cedera mekanis,
infeksi, dan kekeringan.
10. Sistem Rangka
Organ utamanya adalah rangka tubuh (rangka aksial, apendikular, dan tulang rawan).
Fungsi utamanya penyokong tubuh dan perlindungan organ-organ dalam.
11. Sistem Otot
Organ utamanya adalah otot rangka dengan fungsi utamanya pergerakan, lokomosi.
F. Organisme
Organisme disebut juga sebagai individu. Istilah individu berasal dari bahasa latin
yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang berarti dapat dibagi. Jadi individu adalah
makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak
mempunyai hubungan dengan sesamanya. Individu juga disebut satuan makhluk hidup
tunggal. Misalnya, seorang manusia, seekor hewan atau sebatang pohon.
Masing-masing unit yang disebut individu tersebut dapat melakukan proses hidup
yang masing-masing terpisah. Setiap individu seperti pohon pisang dalam rumpunnya akan
dapat hidup apabila dipisahkan dari rumpunnya tersebut. Individu dalam ekologi memiliki
makna yang sangat penting, karena dari individu dapat dikumpulkan bermacam-macam
data untuk mempelajari tentang kehidupan dalam hubungannya dengan lingkungannya
Klasifikasi ilmiah dalam biologi menganggap organisme identik dengan kehidupan di
Bumi. Berdasarkan jenis sel, organisme dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok
prokariotik dan eukariotik. Prokariotik mewakili dua domain, yaitu Bakteri dan Archaea.
Organisme eukariotik, dengan dibatasi membran inti sel, juga mengandung organel, yaitu
mitokondria dan (pada tumbuhan) plastida, umumnya dianggap berasal dari bakteri
endosymbiotic. Jamur, hewan dan tumbuhan adalah contoh spesies yang eukariota.
G. Populasi
Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di
suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Suatu organisme disebut
sejenis apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Menempati daerah atau habitat yang sama
2. Mempunyai persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktivitas
3. Mampu menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang mampu berkembang biak
Sebagai contoh, pada suatu lahan seluas 200 m² terdapat 500 batang tanaman jagung,
100 ekor belalang, 50 ekor jangkrik, 10 ekor burung, dan 3 batang tanaman turi.
Berdasarkan data tersebut maka di dalam lahan atau daerah tersebut terdapat beberapa
populasi, yaitu populasi jagung, populasi belalang, populasi jangkrik, populasi burung dan
populasi turi.
H. Komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai seluruh populasi yang menempati daerah yang
sama. Antar jenis makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya akan terjadi interaksi di
daerah tersebut, kemudian interaksi itu membentuk suatu kumpulan dimana di dalamnya
setiap individu menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kumpulan tersebut terdapat suatu kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan,
dan hubungan timbal balik yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Misalnya,
dalam suatu komunitas kebun terdapat berbagai macam populasi hewan dan tumbuhan
yang tinggal di kebun tersebut. Anggota komunitas kebun, misalnya populasi pohon
kelapa, populasi pohon mangga, populasi rumput teki, populasi semut, populasi cacing
tanah, dan populasi belalang. Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui dalam
mempelajari struktur komunitas antara lain adalah:
1. Jenis organisme penyusunnya, misalnya untuk mempelajari komunitas rumput di
Hutan Wisata Kaliurang, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah jenis-jenis
rumput apa saja yang tumbuh di sana.
2. Densitas (kepadatan), misalnya berapa jumlah rumput jenis ″A″ per meter persegi.
3. Keanekaragaman jenis.
I. Ekosistem
Ekosistem merupakan tatanan secara utuh dari seluruh unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang
kompleks antara organisme dengan lingkungannya.
Berdasarkan sejarah terbentuknya, ekosistem dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami, tanpa adanya pengaruh
atau campur tangan manusia. Misalnya, ekosistem gurun pasir, ekosistem hutan tropis,
dan ekosistem hutan gugur. Setiap ekosistem mempunyai ciri khas. Ciri itu sangat
ditentukan oleh faktor suhu, curah hujan, iklim, dan lain-lain.
2. Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya,
kolam, waduk, sawah, ladang, dan tanam. Pada umumnya, ekosistem buatan
mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada
ekosistem sawah, komponen biotik yang banyak, yaitu padi dan kacang.
3. Ekosistem suksesi, yaitu ekosistem yang merupakan hasil suksesi lingkungan yang
sebelumnya didahului oleh kerusakan. Pada lingkungan demikian, jenis tumbuhan
yang berkembang ditentukan oleh jenis organisme yang hidup di sekitarnya.
Sebagai suatu sistem, tentu saja ekosistem terdiri atas sejumlah komponen.
Berdasarkan fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua komponen yaitu:
1. Komponen autotrof (autos = sendiri, trophikos = menyediakan makanan), yaitu
organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanan sendiri yang berupa
bahan-bahan anorganik dan dari bahan-bahan organik dengan bantuan energi matahari
dan klorofil. Oleh karena itu, organisme yang mempunyai klorofil disebut organisme
autotrof.
2. Komponen heterotrof (heteros=berbeda,lain), yaitu organisme yang mampu
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut
disintesis dan disediakan oleh organisme lain. Manusia, hewan, jamur dan jasad renik
termasuk dalam kelompok ini.

Jika melihat ekosistem berdasarkan komponen penyusunnya, maka dapat dibedakan


menjadi empat komponen yaitu
1. Komponen abiotik, yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara,
sinar matahari, dan sebagainya dan merupakan medium atau substrat tempat
berlangsungnya kehidupan.
2. Produsen yaitu organisme autotrof misalnya umumnya terdiri dari tumbuhan
berklorofil, yang dapat mensintesis makanan dari bahan-bahan anorganik yang
sederhana.
3. Konsumen yaitu organisme heterotrof, misalnya hewan dan manusia untuk hidupnya
memakan organisme lain.
4. Pengurai, perombak yaitu organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal
dari organisme mati (bahan organik kompleks) menyerap sebagian hasil penguraian
tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali
oleh produsen, bakteri dan jamur termasuk dalam kelompok ini.
MATERI 5
INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN

A. Populasi, Komunitas, Ekosistem


1. Individu
Untuk lebih jelasnya, marilah kita bahas individu dalam keseharian. Anda tentu
pernah melihat seekor kucing sedang tiduran, seorang anak sedang berlarian atau
sebatang pohon rambutan tumbuh di pekarangan. Apa yang Anda lihat tersebut adalah
satu makhluk hidup. Satu makhluk hidup yang Anda lihat itu disebut individu. Jadi
Anda menyebut Anda sendiri sebagai individu, demikian juga tiap sebatang pohon
pisang dalam rumpunnya. Tentu Anda dapat mengamati dengan jelas setiap jenis
individu, Anda dapat menghitung banyaknya individu dalam kelompoknya.
Kita kadang - kadang agak sukar untuk menentukan individu dari satu kelompok
organisme. Misalnya memisahkan individu rumput pada lapangan rumput, individu
binatang pada binatang karang, begitu pula dengan memisahkan sebatang pohon kunyit
dari rumpunnya.
Pernahkah Anda menanam ubi kayu dengan steknya? Potongan ubi kayu itu akan
tumbuh menjadi individu baru. Telur burung berasal dari induk burung betina dapat
menetas dan menghasilkan individu burung. Oleh sebab itu berprinsip bahwa individu
selalu bersifat tunggal.
2. Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu ”populus” yang artinya rakyat, berarti
penduduk. Populasi dari suatu negara dimaksudkan adalah penduduk dari negara
tersebut. Sedangkan populasi yang dimaksudkan dalam ekologi adalah populasi dari
spesies-spesies atau jenis-jenis organisme. Populasi meliputi kumpulan individu-
individu organisme di suatu tempat yang memiliki sifat-sifat serupa, mempunyai asal-
usul yang sama, dan tidak ada yang menghalangi anggotaanggota individunya untuk
berhubungan satu sama lain mengembangkan keturunan secara bebas. Individu-
individu itu merupakan kumpulankumpulan yang heteroseksual. Diperkirakan di atas
planet Bumi saat ini ditemui kurang lebih 5 juta spesies tumbuhan, 10 juta spesies
hewan dan lebih kurang 2-3 juta spesies mikroorganisme, dan lebih kurang 10% dan
semua organisme itu yang berhasil diidentifikasi dan diberi nama.
3. Komunitas
Clements (1990) mengatakan bahwa suatu komunitas merupakan suatu organisme
dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan. Komunitas
merupakan salah satu jenjang organisme biologik langsung di bawah ekosistem, namun
satu jenjang di atas populasi. Posisi itu menunjukkan bahwa kaidah-kaidah tingkat
populasi akan mempengaruhi konsep-konsep komunitas, dan pada gilirannya kaidah-
kaidah komunitas harus dipertimbangkan dalam memahami konsep-konsep ekosistem.
Struktur komunitas adalah sekumpulan populasi dari spesies-spesies yang
berlainan dan secara bersama-sama menghuni suatu tempat. Semua populasi di tempat
yang menjadi perhatian termasuk komunitas, seperti semua tumbuhan dan hewan serta
mikroorganisme. Secara sempit sering dicontohkan misalnya komunitas tumbuhan
paku-pakuan, komunitas hutan tropis basah, atau komunitas burung pemakan biji-
bijian di sawah. Karakteristik komunitas yang unik adalah keragamam (diversity), yaitu
jumlah spesies dan jumlah individu-individu masingmasing spesies pada suatu
komunitas. Keberadaan suatu komunitas tertentu hidup pada suatu tempat tertentu
disebabkan adanya lingkungan abiotik yang sesuai dimana terjadi interaksi antara
komunitas-komunitas.
4. Ekosistem
Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergantung pada kehadiran organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Kehadiran organisma lain dan berbagai
komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan,
pertumbuhan, perkembangan, dan lain-lain. Hubungan antar organisme atau dengan
lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks, mereka saling berinteraksi satu sama
lain membentuk suatu sistem ekologi atau sering disebut ekosistem.
Konsep ekosistem bukanlah istilah yang baru, namun istilah itu pertama kali
diusulkan oleh A.G. Tansley pada tahun 1935 (Odung, 1994). Istilah ini memiliki
banyak padanan seperti “biocoenosis”, “mikrokosmos”, “geobiocoenosis”,
“halocoen”, dan “biosistem”. Menurut Tansley, ekosistem adalah semua organisme dan
lingkungannya yang terdapat dilokasi tersebut. Berdasarkan undang-undang republik
Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, ekosistem diartikan tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh-menyeluruh dan saling memengaruhi dalam membentuk keseimbangan stabilitas,
dan produktivitas lingkungan hidup. Sebagai suatu sistem (baca : sistem ekologi), tentu
saja ekosistem terdiri atas sejumlah komponen.
B. Komponen Ekosistem
1. Dari segi makanan (trofik)
a. Komponen autrotop (memberi makanan sendiri), disini terjadi pengikatan energi
sinar matahari.
b. Komponen heterotrophik (memakan yang lainnya), disini terjadi pemakaian,
pengaturan kembali dan perombakan bahan-bahan yang kompleks.
2. Dari segi keperluan deskriptif
a. Komponen abiotik
1) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis - jenis organisme yang hanya
dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
2) Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan
oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
3) Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan
sebagai air minum dan sarana hidup lain. Misalnya transportasi bagi manusia,
dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan,
air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
4) Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur - unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
5) Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut,
karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia
yang berbeda.
6) Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
7) Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi
organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis
lintang tertentu saja
b. Komponen biotik
1) Produsen
Kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan
makanan dari zat - zat anorganik. Umumnya merupakan makhluk - makhluk
hidup yang dapat melakukan proses fotosintesa. Termasuk kelompok ini
terutama tumbuh - tumbuhan yang mempunyai hijau daun.
2) Konsumen
Merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat - zat
organik atau makanan yang dibuat oleh produsen. Termasuk ke dalam organik
atau makanan yang dibuat oleh produsen. Termasuk ke dalam kelompok ini
yaitu hewan - hewan dan manusia.
3) Pengurai
adalah makhluk - makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa - sisa
makhluk hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat - zat organik
yang terdapat dalam sisa - sisa atau makhluk - makhluk hidup yang sudah mati
itu, terurai kembali menjadi zat - zat anorganik. Dengan demikian zat - zat
anorganik ini dapat dipergunakan kembali oleh produsen untuk membentuk zat
- zat organik atau makanan. Termasuk kelompok berarti kelompok pengurai ini
misalnya kebanyakan bakteri dan jamur - jamur.
C. Peristiwa dalam Ekosistem
1. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan
urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai
produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan
tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular
dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer
menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang.

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut
produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.

Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :

a. Rumput bertindak sebagai produsen.


b. Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
c. Katak sebagai konsumen II (Carnivora)
d. Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)
e. Jamur sebagai dekomposer.
2. Jaring-jaring Makanan
Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena
satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora,
sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan
demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan
membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan
sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring
makanan berikut!

Dapatkah kalian menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring


makanan tersebut? Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan berapa
jumlah rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan, kalian harus menuliskan
urutannya satu per satu dengan teliti.
3. Piramida Makanan
Seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan
terjadi? Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena
tidak ada pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada
makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena
jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya
bertambah banyak.
Dari ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya
apabila jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen
I harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila kondisi tersebut
digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida makanan. Berikut adalah contoh
piramida makanan dari jaring-jaring kehidupan di atas.

Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti
kalian ketahui di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi
kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan tidak
melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan hidup
kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan menjaga
kelestarian alam di sekitar kita.
D. Interaksi Antar Komponen Ekosistem
1. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik
Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen abiotik. Tumbuhan sangat
bergantung keberadaan dan pertumbuhannya dari tanah, air, udara tempat hidupnya.
Jenis tanaman tertentu dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah tertentu. Sebaran
tumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Misalnya di pantai, tanaman
kelapa dapat tumbuh subur, tetapi tidak demikian di daerah pegunungan. Sebaliknya
komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen biotik. Keberadaan tumbuhan
mempengaruhi kondisi tanah, air, dan udara disekitarnya. Banyaknya tumbuhan
membuat tanah menjadi gembur dan dapat menyimpan air lebih banyak serta membuat
udara menjadi sejuk. Organisme lainnya seperti cacing juga mampu menggemburkan
tanah, menghancurkan sampah atau serasa daun, dan menjadikan pengudaraan tanah
menjadi lebih baik, sehinga semua dapat menyuburkan tanah.
2. Interaksi antar Komponen Abiotik
Di alam antar komponen abiotik juga saling berinterkasi. Komponen abiotik dapat
memengaruhi komponen abiotik lain secara timbal balik. Proses pelapukan batuan
dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan air
di suatu wilayah. Suhu udara di suatu tempat dalam kadar tertentu dipengaruhi oleh
warna batuan, kandungan mineral dalam air juga dipengaruhi oleh batuan dan tanah
yang dilaluinya. Contoh lain. jika intensitas cahaya matahari yang mengenai suatu
perairan meningkat mengakibatkan laju penguapan meningkat. Dari peristiwa tersebut
terbentuklah awan yang apabila dalam jumlah banyak dapat menghalangi sinar
matahari ke bumi, sehingga intensitas cahaya matahari ke bumi berkurang, di samping
juga dapatmenyebabkanairhujankembalikeperairan
3. Interaksi antar Komponen Biotik
a. Netralisme
Adalah interaksi antara dua jenis organisme yang tidak saling memengaruhi.
Artinya, jika “On” kedua belah pihak (A dan B) tidak terpengaruh (netral),
demikian pula jika “Off”. Interaksi netralisme sesungguhnya jarang terjadi di alam.
Contoh: kambing vs kupu-kupu.

b. Mutualisme adalah bentuk interaksi obligat (kekerasan) .Jika “On” maka kedua
belah pihak akan untung, sedangkan jika “off” maka kedua belah pihak akan rugi
(tertekan). Contoh: fiksasi nitrogen simbiotik antara bakteri rhizobium dengan
bintil akar tumbuhan polong-polongan. (gambar) contoh lain adalah mychorrizae,
yaitu hypa jamur tertentu menyelimuti ujung akar pohon dan membentuk jaring-
jaring penyerap yang melakukan penyerapan nutrisi oleh pohon. Jamur mendapat
suplai makanan (hasil fotosintesis) dari pohon tersebut. Mychorrizae ada dua
macam yaitu ectomychorrizae dan endomychorrizae
c. Protokoperasi
Adalah bentuk interaksi fakultatif (tidak merugikan keduanya) antara dua
organisme sehingga jika “On” maka kedua belah pihak akan untung (terpacu),
sedangkan bila “Off” maka keduanya tidak terpengaruh (netral). Salah satu contoh
interaksi ini adalah saling menempelnya akar (graft) antara dua pohon. Diketahui
ada beberapa jenis pohon yang membentuk graft alami. Sebagian dari mereka
menggunakan graft interspesifik, bahkan ada yang sampai intergenerik (sudah
berkembang jauh). Kedua pohon yang mengalami graft akan saling bertukar hasil
fotosintesis dari pohon, sehingga menghasilkan fotosintesis yang lebih seragam.
d. Komensalisme
Adalah interaksi yang menstimulir secara menguntungkan satu organisme tapi tidak
berpengaruh terhadap organisme lainnya. Contoh : tumbuhan epifit seperti lumut,
paku-pakuan, dan anggrek. Tumbuhan epifit ini tidak menyerap makanan
(fotositrat) dari tumbuhan inangnya. Terkadang ada tumbuhan epifit yang berubah
menjadi parasit jika tumbuhan inang mengembangkan organ penyerap (haustoria)
yang menembus floem tubuh inang.

e. Parasitisme
Predasi dan herbivore pada umumnya mempunyai pola interaksi yang sama.
Jika “On” maka salah satu organisme diantaranya akan untung (terpacu) sedangkan
organisme lainnya akan rugi (tertekan). Sebaliknya, jika “Off” maka organisme
yang semula untung akan rugi (tertekan) sedang organisme yang semula rugi akan
untung. Interaksi parasitisme melibatkan organisme inang dan parasit. Parasit
biasanya lebih kecil dari pada inang. Parasit ada yang bersifat ecto-parasit dan
adapula yang bersifat endo-parasit. Parasit tidak memakan organisme melainkan
menghisap nutrient dari inang. Contoh: kerbau vs kutu, dimana kutu menghisap
darah dari kerbau.

f. Predasi (predatorisme)
Disebut juga pemangsa adalah interaksi antara pemangsa (predator) dan mangsa
(preis). Pada umumnya pemangsa lebih besar dari pada mangsa. Berbeda dengan
parasit, pemangsa akan memakan organisme mangsanya. Jadi, pemangsa akan
membunuh mangsanya. Sebagai contoh: Burung jalak vs kutu kerbau. Burung jalak
akan memangsa kutu-kutu pada kulit kerbau.

g. Kompetisi
Dibedakan atas kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik. Kompetisi
intraspesifik adalah kompetisi yang terjadi atas organisme dengan spesies yang
sama. Contoh: anjing vs anjing dalam berebut makanan atau pasangan; contoh lain,
tumbuhan mangga vs tumbuhan mangga, dalam satu bidang pohon untuk berebut
nutrisi, air, cahaya, dan sebagainya. Kompetisi interspesifik adalah kompetisi yang
terjadi antara organisme dengan yang terjadi antara organisme dengan spesies yang
berbeda. Contoh: singa vs harimau dalam berebut mangsa di hutan; contoh lain,
tumbuhan mangga dengan durian dalam satu bidang lahan untuk berebut nutrisi,
air, cahaya, dan sebagainya.
MATERI 6
PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. Pengertian Pencemaran Lingkungan


Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat
kegiatan manusia atau proses alam. Sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai peruntukannya.
National Geographic mendefinisikan polusi sebagai masuknya bahan berbahaya ke
lingkungan. Bahan berbahaya ini disebut polutan. Polutan dapat merusak kualitas
lingkungan di sekitar manusia mencakup udara, air dan tanah. Dikutip dari Encyclopaedia
Britannica, polusi juga disebut pencemaran lingkungan adalah penambahan zat apa pun
(padat, cair atau gas) atau segala bentuk energi (seperti panas, suara atau radioaktivitas) ke
lingkungan.
Zat atau bahan yang mengakibatkan pencemaran disebut polutan atau bahan pencemar.
Bahan pencemar adalah zat, partikel atau organisme yang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan secara langsung maupun tidak langsung mengurangi kualitas lingkungan
hidup. Semua makhluk hidup, mulai dari mikroba bersel satu hingga paus biru, bergantung
pada pasokan udara dan air di bumi. Bila sumber daya ini tercemar, semua bentuk
kehidupan akan terancam.
Industri dan rumah tangga menghasilkan sampah dan limbah yang dapat mencemari
air, udara dan tanah. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan jika keberadaannya
menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Karakteristik polutan antara lain:
Jumlahnya melebihi jumlah normal Berada pada waktu yang tidak tepat Berada pada
tempat yang tidak tepat Terdapat beberapa jenis bahan pencemar, antara lain: Polutan
kimiawi adalah zat-zat kimia yang menyebabkan pencemaran seperti gas karbon dioksida
(CO2). Polutan fisik adalah zat cair, padat atau gas yang menimbulkan pencemaran seperti
botol plastik. Polutan biologis adalah berbagai macam mikro organisme penyebab penyakit
seperti bakteri.
B. Macam-Macam Pencemaran Lingkungan
1. Pencemaran Air

Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam


sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan penggunaannya, kriterianya
berbeda-beda. Air yang sangat kotor untuk diminum mungkin cukup bersih untuk
mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Air
yang terlalu kotor untuk berenang ternyata cukup baik untuk bersampan maupun
memancing ikan dan sebagainya.
Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global,
dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau
daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air
tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada
lahan pertanian akan terbawa air ke daerah sekitarnya sehingga mencemari air pada
permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat
menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan.
Dengan demikian banyak sekali penyebab terjadinya pencemaran air ini, yang
akhirnya akan bermuara ke lautan, menyebabkan pencemaran pantai dan laut
sekitarnya. Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang
Penetapan Baku Mutu Lingkungan Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya
tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
a. Sumber Pencemaran
1) Limbah Industri
Air limbah dari hasil pengolahan industri ini cenderung mengandung zat
berbahaya. Biasanya industri dari pabrik tekstil atau pabrik kertas yang paling
banyak menjadi polutan. Jenis limbah dari kedua pabrik tersebut itu memiliki
bau yang tidak sedap. Limbah ini disebut dengan limbah organik. Lain halnya
dengan limbah pabrik baja, pabrik cat, dan pabrik farmasi. Limbah dari jenis
pabrik ini berupa cairan panas, berbusa, mengandung asam belerang, dengan
bau yang menyengat. Limbah ini disebut dengan limbah anorganik.

2) Limbah Rumah Tangga


Limbah rumah tangga hasil kegiatan perumahan seperti rumah tangga, pasar,
perkantoran, rumah makan, dan puing bahan bangunan. Limbah rumah tangga
terbagi atas bahan organik, anorganik, dan bahan berbahaya lainnya. Limbah
organik itu misalnya kulit buah, sayuran, sisa makanan, daun, dan sebagainya.
Limbah anorganik itu contohnya aluminium, plastik, kaca, kaleng minuman.
Limbah berbahaya lainnya itu bisa berwujud oli bekas yang ada di bengkel-
bengkel kendaraan.
3) Limbah Pertanian
Sektor ini ada faktor penyebab limbah, yakni penggunaan pupuk dan bahan
kimia. Insektisida misalnya. Bahan kimia tersebut memang berfungsi sebagai
pembasmi hama, namun namanya berbahan dasar dari obat-obatan, pasti ada
efek sampingnya untuk kesehatan. Efek dari terpapar insektisida yang
berlebihan, bisa menyebabkan pertumbuhan kelenjar tiroid meningkat.
b. Dampak Pencemaran Air
1) Penurunan kualitas lingkungan
2) Gangguan kesehatan
3) Pemekatan hayati
4) Mengganggu keindahan wilayah
5) Mempercepat proses kerusakan benda
c. Penanggulangan
1) Pembuatan kolam stabilisasi
Di kolam stabilisasi ini air limbah diolah secara alami. Ini dilakukan untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai
2) IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah
Pengolahan air limbah dengan IPAL ini menggunakan alat-alat khusus dan
menggunakan tiga tahapan, yakni primary treatment (pengolahan pertama),
secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan
lanjutan).
3) Pengelolaan Excrexta (Human Excreta). Pengelolaan ini dapat ditemukan
dalam septic tank yang bisa diolah dengan cara anaerobik menjadi biogas.
Setelah itu bisa dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga.
4) Dalam menangani limbah baik dalam bentuk padat atau cair tetap
memperhatikan prinsip ekologi yang dikenal dengan 4R, yaitu Recycle (daur
ulang), Reuse (penggunaan ulang), Reduce (pengurangan penggunaan), dan
Repair (perbaikan).
2. Pencemaran Tanah
Pencemaran Tanah, yaitu benda asing yang ditambahkan di suatu areal lahan yang
menyebabkan kualitas tanah di areal lahan tersebut kualitasnya menurun atau
membahayakan makhluk hidup yang memanfaatkan tanah tersebut. Jenis bahan
pencemar tanah dapat berupa bahan kimia, mikroorganisme, bahan radioaktif. Semua
bahan pencemar yang ada dalam air juga mencemari tanah yang berkontak langsung
dengan air tercemar tersebut
a. Sumber Pencemaran
1) Penggunaan pupuk secara berlebihan
Pupuk yang digunakan secara berlebihan dengan tujuan untuk menyuburkan
tanaman dapat berakibat mematikan tanaman dan hewan kecil yang ada di
dalam tanah jika digunakan berlebihan, terutama pupuk anorganik (urea, TSP,
Amonium sulfat, dan KCL).
2) Penggunaan pestisida untuk membasmi hama
Pestisida yang digunakan untuk membunuh hewan pengganggu (hama), dan
serangga, dapat juga mematikan jamur yang masuk ke dalam tanah dan juga
mematikan mikroba-mikroba pengurai di tanah, sehingga akan menyebabkan
siklus zat di alam terganggu atau terputus.
3) Penggunaaan detergen dan sabun yang berlebhan dan dibuang ke tanah akan
mengganggu kehidupan organisme di tanah, terutama deterjen yang sukar
diuraikan oleh mikroorganisme.
4) Sampah berupa plastik yang sukar hancur, botol-botol, dan kaleng-kaleng
bekas, kulit bekas sepatu, karet yang sukar dan tidak bisa terurai jika dibuang
ke tanah atau ditumbuk di tanah akan mengganggu kehidupan organisme di
tempat tersebut. Sampah berupa kertas bekas, bagian tanaman atau hewan yang
sudah mati dapat terurai, akan tetapi ini mengganggu kehidupan di tanah
tersebut dan akan menimbulkan bau yang busuk.
5) Sampah berupa zat radioaktif yang mempunyai waktu paruh yang lama, yang
dibuang ke tanah dapat mempengaruhi faktor genetis organisme yang terkena
zat tersebut.
b. Dampak Pencemaran Tanah
1) Timbunan sampah bisa menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, zat
mercury, chrom dan arsen yang menimbulkan pencemaran tanah / gangguan
terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah.
2) Limbah oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak menjadi racun di
permukaan tanah.
3) Tanaman sulit tumbuh dan bahkan mati sebab tidak mendapatkan makanan
untuk berkembang. Sampah anorganik yang tidak terbiodegradasi
menyebabkan peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang
dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah akan berkurang.
4) Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga; peresapannya
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang
terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
c. Penanggulangan
Pencegahan dan penanggulangan pencemaran pada tanah merupakan dua
tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, atau dalam arti lain kedua tindakan
ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak
dapat dilakukan, maka dilakukan langkah penanganan.
1) Langkah pencegahan
Pada prinsipnya pencegahan pencemaran tanah ini dilakukan untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, antara lain:
a) Pengolahan sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh
mikroorganisme.
Penanganan ini dapat dilakukan dengan mengubur sampah- sampah dalam
tanah secara tertutup dan terbuka untuk mengurangi terciumnya bau busuk
dari gas gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan
sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah. Selain itu sampah
tersebut dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
b) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme.
Penanganan ini dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah
yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual
maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak
dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel
kecil, kemudian dikubur.
c) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang
akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
d) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur-
sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak
berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal
pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat
dalam.
e) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun
sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
f) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik
yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
2) Langkah Penanganan
Penanganan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah sangat banyak
diperlukan agar tidak mencemari tanah.
a) Pemisahan sampah menjadi sampah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme (non- biodegradable).
b) Mendaur ulang sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme, seperti menjadi lukisan orang, tas, maupun meja dan
kursi.
c) Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk
pemberantasan hama seperti pestisida.
d) Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke sungai
3. Pencemaran Udara

Pencemaran udara merupakan suatu kondisi dimana kehadiran satu atau lebih
substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang membahayakan.
Berbahaya kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Kerusakan kualitas udara disebabkan oleh
berbagai sumber, baik sumber biologis maupun non biologis. Polusi udara dapat
bersumber dari berbagai macam, antara lain: asap kendaraan bermotor, asap pabrik,
limbah industri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Penyebab pencemaran udara di Indonesia sekitar lebih dari 70% merupakan hasil
emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun
terhadap lingkungan. Zat berbahaya tersebut seperti timbal/timah hitam (Pb),
suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon
monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox).
a. Sumber Pencemaran
Terdiri dari dua sumber:
1) Sumber pencemaran udara alamiah, misalnya akibat letusan gunung berapi.
Bisa juga berupa kebakaran hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi.
2) Sumber pencemaran udara berasal dari manusia. Sumber pencemaran jenis ini
misalnya dari transportasi, emisi pabrik. Zat penyebab pencemaran udara yang
bersumber dari kegiatan manusia antara lain Karbon Monoksida (CO), Oksida
Sulfur (SOx), Oksida Nitrogen (NOx), Partikulat, Hidrokarbon (HC), dan
Oksida fotokimia, termasuk ozon.
b. Penanggulangan
Pencemaran udara dapat ditanggulangi dengan:
1) Gunakan moda angkutan umum. Mendorong diri sendiri dan masyarakat untuk
menggunakan moda angkutan umum akan menurunkan tingkat polusi udara
2) Hemat energi. Matikan kipas angin, lampu, penyejuk udara saat anda bepergian
keluar. Sejumlah besar bahan bakar fosil dibakar untuk menghasilkan listrik.
Dengan mengurangi pemakaian listrik, berarti kita turut mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil dan menyelamatkan udara.
3) Gunakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Teknologi energi
terbarukan ramah lingkungan seperti matahari, angin dan panas bumi semakin
mutakhir. Pemerintah berbagai negara telah memberikan hibah kepada
konsumen yang tertarik untuk memasang panel surya untuk rumah mereka
4) Gunakan perangkat teknologi atau listrik hemat energi.
4. Pencemaran Suara
Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada sebuah lingkungan
akibat bunyi atau suara yang menyebabkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitar
bunyi tersebut. Pencemaran suara ini terjadi bila terdapat suara bervolume tinggi dan
keras, serta pada frekuensi tertentu yang menyebabkan kebisingan baik bagi manusia
dan hewan. Gangguan suara dianggap subjektif, karena bergantung pada tanggapan
makhluk hidup yang mendengar suara tersebut apakah terganggu atau tidak terganggu.
Secara alami, manusia memiliki batasan atau kemampuan mendengar suara mulai
dari 20 Hz hingga 20.000 Hz. Dalam satuan desibel, angka tersebut berada pada kisaran
140 desibel. Batas maksimum pendengaran manusia terhadap suara adalah 80 desibel.
Sehingga jika terdapat sumber suara yang melebih angkat tersebut dapat di katakan
sebagai indikasi pencemaran suara.Pencemaran suara disebabkan oleh bunyi atau suara
yang mengganggu pendengaran makhluk hidup di sekitar sumber suara
a. Penyebab Polusi
1) Suara klakson motor dan mobil
2) Suara knalpot kendaraan bermotor
3) Suara mesin pesawat
4) Suara kereta api
5) Suara alami, seperti petir dan ledakan gunung berapi
6) Suara speaker yang tidak dalam kondisi baik
7) Suara teriakan yang memekakan telinga dan lain sebagainya
b. Dampak Polusi
1) Dampak bagi manusia
a) Stress
b) Darah tinggi
c) Sistem pendengaran rusak
d) Penyakit jantung
e) Gangguan psikolohi
f) Insomnia
2) Dampak bagi hewan
Pencemaran suara akan mengganggu kemampuan burung hantu untuk mencari
mangsa karena burung hantu menggunakan indera pendengarannya untuk
menemukan mangsa.Ikan dapat terganggu akibat aktivitas manusia di perairan
laut maupun sungai, seperti pengeboran minyak, suara kapal, dan suara sonar.
Akibatnya, akan berpengaruh terhadap distribusi ikan dan kemampuannya
untuk bereproduksi, berkomunikasi serta menghindari pemangsa. Sehingga
semakin meningkatnya level kebisingan di lautan mempengaruhi distribusi
ikan dan kemampuan ikan-ikan itu bereproduksi, berkomunikasi dan
menghindari pemangsa.
c. Cara menanggulangi
1) Seorang dosen elektro ITB, Dr.Ir.Bambang Riyanto Trilaksono mengatakan
alat peredam dapat mencegah paparan pencemaran suara. Alat peredam dapat
diletakan pada dinding ruang yang akan dikurangi kebisinganya atau bisa juga
diletakan pada sekitar sumber bising.
2) Kedua, bisa dengan sosialisasi Dengan melakukan sosialisasi mengenai bahaya
pencemaran suara, dampak bisa diminamilisir. Sosialisasi bisa dilakukan
dilingkungan terkecil seperti didalam keluarga dan lingkungan sekitar
mengenai bahaya pencemaran lingkungan.
3) Selanjutnya, dengan pendidikan. Melalui sekolah sekolah, pemahaman tentang
menjaga lingkungan termasuk memberikan edukasi bahaya pencemaran bisa
dilakukan. Siswa diajak mengenal beragam pencemaran beserta cara
mengantisipasinya.
4) Media massa. Dengan media massa, sosialisasi akan lebih luas. Masyarakat
diajak untuk menjaga lingkungan dan mengetahui bahaya dan dampak
berbagai pencemaran lingkungan, termasuk tentang bahaya pencemaran suara.
Dengan media massa, efeknya akan semakin luas dan kemungkinan besar akan
diikuti oleh masyarakat.
5) Cara sosialisasi menjaga lingkungan dan mencegah dampak pencemaran suara
juga bisa dilakukan dengan cara cara kreatif seperti mengadakan pameran.
Pameran ini mengkampanyekan untuk melestarikan lingkungan dan mencegah
pencemaran suara. Dalam hal ini pemerintah mesti pro aktif, mengedukasi
masyarakat untuk mengetahui bahaya serta mengantisipasi dampak dampak
dari pencemaran suara.
DAFTAR PUSTAKA
Aman Kusna N. 2019. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Materi Sistem Organisasi
Kehidupan Makhluk Hidup dengan Media Flash Card Matching Game pada Peserta
Didik Kelas VII F SMP Negeri 1 Pejagoan Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
(dokumen). Jurnal Pendidikan “Konvergensi”, edisi 29 Volume VI, diakses melalui
https://books.google.co.id pada 19 Oktober 2020.

Anisya Citra, S.Gz. 2020. Sistem Pencernaan. Diakses dari https://apki.or.id pada tanggal 20
Oktober 2020 Pukul 15.10 WIB.

Arifin dan Herlyana Putri. 2013. Anatomi Histologi Manusia: Sistem Endokrin. Bandung: Sekolah
Tinggi Farmasi Bandung.
Campbell, Neil A. and Reece, Jane B. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. and Reece, Jane B. 2010. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Gregory J. Fernandez. 2017. Sistem Pernafasan. Denpasar: Universitas Udayana.
Hebert Adrianto. 2017. Biologi Sel dan Molekular. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Jurnal Medika Veterinaria, Volume 11 Nomor 1, diunduh melalui https://jurnal.unsyiah.ac.id pada


20 Oktober 2020.
Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Majumder, N. 2015. Physiology of Respiration. IOSR Journal of Sports and Physical Education.

Patwa, A. and Shah, A. 2015. Anatomy and physiology of respiratory system relevant to
anaesthesia. Indian Journal of Anaesthesia.

Putri Dewe, dkk. 2017. Density of Lumbal Vertebrae Bone Ovariectomized Rat (Rattus Norvegius)
Given the Extract Sipatah-patah (Cissus quadrangularis Salisb) (dokumen).
Ramlawati, dkk. 2017. Bab VI Ekologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Raven, et al. 2017. Biology Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill Company.
Raven, P. H., and Johnson, G. B. 2002. Biology. 6th ed. New York: McGraw-Hill Company.

Saefudin. 2012. Struktur dan Fungsi Sel. Diunduh dari https://file.upi.edu pada 20 Oktober 2020
Pukul 11.45 WIB.

Saefudin. 2012. Struktur Tubuh dan Gerak Pada Makhluk Hidup. Diakses dari https://file.upi.edu
pada 20 Oktober 2020 Pukul 13.45 WIB.
Sheir, et al. 2001. Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw Hill Company.
Shier D, Butler J, Lewis R. 2009. Hole’s essentials of human anatomy & physiology. Edisi
kesebelas. New York: Mc Graw Hill Companies.

Yulasmi. 2012. Sistem Ekskresi. Diakses dari https://file.upi.edu pada tanggal 20 Oktober 2020
Pukul 16.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai