IPA SEKOLAH 1
Disusun oleh:
2020
MATERI 1
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
C. Proses Klasifikasi
1. Mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya,
hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2. Setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari
urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut:
a. Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson genus. Genus memiliki kesamaan ciri, yaitu pada struktur
alat reproduksinya yang sama.
b. Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson famili.
c. Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
ordo.
d. Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
kelas.
e. Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson
filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Pengklasifikasian Makhluk Hidup
Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok-
kelompok berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki. Kelompok- kelompok tersebut dapat
didasarkan pada ukuran besar hingga kecil dari segi jumlah anggota kelompoknya.
Namun, kelompok-kelompok tersebut disusun berdasarkan persamaan dan perbedaan.
Urutan kelompok ini disebut takson atau taksonomi. Kata taksonomi sendiri berasal dari
bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang
digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan nomos (hukum).
• Kingdom (Kerajaan)
• Phylum (Filum) untuk hewan / Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
• Classis (Kelas)
• Ordo (Bangsa)
• Familia (Keluarga)
• Genus (Marga)
• Spesies (Jenis)
Dari tingkatan diatas, bisa disimpulkan jika dari spesies menuju kingdom, maka
takson semakin tinggi. Selain itu jika takson semakin tinggi, maka jumlah organisme
akan semakin banyak, persamaan antar organisme akan makin sedikit sedangkan
perbedaanya akan semakin banyak. Sebaliknya, dari kingdom menuju spesies, maka
takson semakin rendah. Dan jika takson semakin rendah, maka jumlah organisme akan
semakin sedikit, persamaan antar organisme akan makin banyak sedangkan perbedaannya
akan semakin sedikit.
Perhatikan bahwa nama makhluk hidup di atas terdiri atas 2 kata, dengan pokok
peraturan sebagai berikut:
Kata pertama menunjukkan tingkat Genus, dan kata kedua menunjukkan tingkat
Spesies.
Nama tingkat genus ditulis dengan huruf awal kapital (huruf) besar, dan nama
tingkat spesies ditulis dengan huruf awal huruf kecil
Jika ditulis dengan huruf tegak kedua kata harus digarisbawahi (misalnya Oryza
sativa) atau ditulis miring/italic (misalnya Oryza sativa)
Apabila nama terdiri atas lebih dari dua kata, maka kata kedua dan berikutnya harus
digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau
Hibiscus rosa-sinensis.
Jika memiliki subspesies, nama tersebut ditambahkan pada kata ketiga. Jadi, pada
subspesies terdiri atas tiga kata. Sistem penamaan yang terdiri atas tiga suku kata
disebut Trinomial nomenklatur, contohnya, Felix maniculata domestica (kucing
rumah/piaraan
Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut, contohnya
Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus)
Cara penulisan tata nama ilmiah untuk genus tumbuhan maupun hewan ditulis
dengan satu kata tunggal yang diambil dari karakteristik organisme tersebut. Penamaan
marga ditulis dengan huruf pertama yang ditulis dengan huruf kapital, misalnya pada nama
genus tumbuhan terong-terongan aitu Solanum, Felis (kucing), atau Canis (anjing).
Salah satu kunc determinasi disusun dengan menggunakan ciri-ciri taksonomi yang
saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternative (dua
ciri yang saling berlawanan.
G. Mengidentifikasi Tumbuhan dan Hewan dengan Kunci Determinasi
Tumbuhan
1. a. Tumbuhan dengan ciri batangnya termasuk dalam batang tidak sejati atau tidak
memiliki alat tubuh yang menyerupai batang ………….. Lumut hati
b. Tumbuhan dengan batang sejati atau memiliki alat tubuh yang menyerupai batang
… (2)
2. a. Pada batang tidak ditemukan pembuluh …………….Lumut daun
b. Pada batang terdapat jaringan pembuluh …………………. (3)
3. a. Tumbuhan tidak berbunga ……………………………………..(4)
b. Tumbuhan berbunga atau memiliki organ yang berfungsi seperti bunga … (4)
4. a. Pada daun terdapat bintik kuning atau coklat, jika ditekan akan keluar serbuk kecil
….Tumbuhan paku
b. Pada daun tidak ditemukan adanya bintik kuning atau coklat …….. (5)
5. a. Tumbuhan tidak dengan bunga sejati, pada ujung ranting atau ketiak daun terdapat
badan berbentuk kerucut yang menghasilkan bakal biji …….. Gymnospermae
b. Tumbuhan dengan bunga sejati dan tidak mempunyai organ berbentuk kerucut
pada ujung atau ketiak daunnya …… (6)
6. a. Berakar serabut ……………………….. (7)
b. Berakar tunggang ………………………..(8)
7. a. Batang berongga ……………………..Padi
b. Batang tidak berongga ……………………….. Jagung
8. a. Bunga berbentuk kupu-kupu …………….Kacang
b. Bunga berbentuk terompet ………………….. Terong
Kunci dikotomi dari jagung yaitu: 1b-2b-3b-4b-5b-6a-7b
Hewan
1. Hewan A
a. Memiliki tanduk
b. Memiliki ekor yang pendek
c. Hewan herbivore
d. Memiliki hidung, mata dan tanduk yang silindris, 2 buah bola mata, dan 2 buah tanduk,
gigi terletak pada kedua rahang dan berdeferensiasi sesuai dengan makanannya
e. Memiliki tulang tempurung kepala, leher terdiri atas 7 ruas, punggung, dan ekor yang
panjang dan dapat digerakkan. Memiliki empat anggota kaki dengan telapak
f. Pada betina nampak puitng susu.
2. Hewan B
A. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata Foton cahaya, sintesis penyusunan. Fotosintesis adalah
peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbondioksida)
dengan pertolongan energi cahaya matahari. Karena bahan baku yang dipergunakan
adalah zat karbon (karbondioksida), maka dapat juga disebut asimilasi zat karbon.
B. Proses Fotosintesis
Pada dasarnya, proses fotosintesis merupakan kebalikan dari pemapasan. Proses
pemapasan bertujuan memecah gula menjadi karbondioksida, air dan energi.
Sebaliknya proses fotosintesis mereaksikan (menggabungkan) karbondioksida dan air
menjadi gula dengan menggunakan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis
umumnya hanya berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil pada waktu siang hari
asalkan ada sumber cahaya
C. Tempat terjadinya Fotosintesis
1. Daun
Pada tumbuhan tingkat tinggi, biasanya kloroplas terbatas pada sel-sel batang
muda, buah-buah bel urn matang, dan daun. Daun inilah yang merupakan pabrik
fotosintesis yang sebenamya pada tumbuhan. Irisan melintang dari daun yang khas
menyingkapkan beberapa lapisan-lapisan jaringan yang berbeda-beda
Permukaan atas daun tertutup selapis sel tunggal yang menyusun epidermis
atas. Sel-sel ini sedikit a tau tidak memiliki kloroplas. Karena itu agak transparan
dan membiarkan sebagian cahaya yang mengenainya melewati sel-sel di bawahnya.
Sel-sel terse but juga mengeluarkan suatu zat yang transparan seperti lilin yang
dinamakan kutin. Bahan ini membentuk kutikula, yang berfungsi sebagai
penghalang lembab dipermukaan atas daun tersebut, jadi mengurangi hilangnya air
dari daun.
Di bawah sel-sel epidermis atas tersusun satu atau lebih barisan sel yang
membentuk lapisan palisade. Sel-selnya berbentuk tabung dan tersusun sedemikian
hingga sumbu panjang tegak lurus pada bidang daunnya. Setiap sel penuh dengan
kloroplas, dan sel-sel inilah yang melakukan fotosintesis paling banyak di dalam
daun.
Di bawah lapisan palisade terdapat lapisan bunga karang. Sel-selnya tidak
beraturan bentuknya dan tersusun tidak rapat. Walau hanya berisi sedikit kloroplas,
fungsi utamanya penyimpan sementara molekul-molekul makanan yang dihasilkan
sel-sellapisan palisade. Juga membantu pertukaran gas diantara daun dan
sekitamya. Selama siang hari sel-sel ini mengeluarkan oksigen dan uap air ke ruang
udara diambilnya. Ruang-ruang udara ini saling berhubungan dan akhimya ke
bagian luar daun-daun melalui pori-pori khusus yang dinamai stomata.
2. Kloroplas
Kloroplas adalah plastida berwama hijau, umumnya berbentuk lensa,
terdapat di dalam sel tumbuhan lumut, paku-pakuan dan tumbuhan berbiji. Garis
tengah dari lensa tersebut 2-6 mm, sedangkan tebalnya 0,5-1,0 mm. jika dilihat
dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran yang paling kuat, kloroplas sering
kelihatan berbentuk butir.
Bagian-bagiannya yang kelihatan berwama tua disebut grana, sedangkan
bagianbagian yang kelihatan berwama muda disebut stroma. Sejajar dengan
permukaannya yang lebar, di dalam kloroplas terdapat lamella. Secara urn urn
suatu sel mesofil daun mengandung 30-500 butir kloroplas yang berbentuk
cakram atau gelendong.
Bentuk kloroplas yang beraneka ragam ditemukan pada ganggang (Algae).
Kloroplast berbentukjala ditemukan pada Cladophora, yang berbentuk pita spiral
ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang bentuk bintang ditemukan pada
Zygnema.
3. Klorofil
Terdapat 4 jenis klorofil yaitu a, b, c, dan d.
a. Fotosintesis I
Energi yang diperoleh pigmen- pigmen antena pada fotosistem I ditransfer
ke molekul P700. Elektron pada P700 ditingkatkan keposisi yang sedemikian
tingginya (kira-kira 0,6 volt) hingga dapat mereduksi akseptor elektron yang
tampak pada gambar sebagai X.
Sebenamya substansi x menyumbangkan elektronnya kepada NADP+,
kemudian mereduksinya dan membentuk NADPH yang diperlukan untuk
reaksi - reaksi gelap. Dengan cara ini, cahaya yang diabsorpsi oleh fotosistem I
menyediakan energi yang diperlukan untuk mengoksidasi P700 dan mereduksi
NADP+ menjadi NADPH. Namun elektron-elektron yang dipakai untuk
mereduksi NADP+ kemudian digunakan dalam reaksi gelap untuk sintesis
PGAL. Jika fotosistem I harus terus beroperasi, harus menggantikan elektron-
elektron ini. Hal itu
Sumber: Pearson Education, Inc.
Keterangan:
Fotofosforilasi siklik ini hanya melibatkan satu fotosistem saja, yaitu
fotosistem 1. Elektron yang terdapat pada pusat reaksi fotosistem 1 tereksitasi
dan di tangkap oleh aseptor penerima electron primer P430 oleh pemberian
cahaya pada FS 1, karena electron pada siklus ini energinya tidak mencukupi
maka dari itu electron kembali menuju ke citokrom melalui jalan pintas
kemudian dipindahkan menuju plastosianin dan kembali ke pusat reaksi
fotosistem 1. Karena pemberian cahaya pada FS 1 dapat menyebabkan electron
berdaur secara terus menerus keluar pusat reaksi FS 1 dan kembali lagi ke
dalamnya, tiap electron didorong di sekitar siklus ini energy yang dihasilkan
oleh absoapsi satu kuamntum cahaya. Selama aliran electron, tidak terjadi
pembentukan NADPH dan pembebasan oksigen. Namun demikian, siklus
aliran electron diikuti oleh fosforilasi ADP menjadi ATP, ditunjukan sebagai
fotofosforilasi siklik
b. Fotosintesis II
Absorpsi cahaya oleh fotosistem II mengarah kepada oksidasi P 680 dalam
suatu cara yang sama dengan caranya fotosistem I. Namun P 680 terokSidasi
merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P 700 • dengan
potensial redoks yang lebih besar daripada + 0.82 volt, hal itu cukup
elektronegatif untuk memperoleh elektron-elektron dari (dan oleh sebab itu
direduksi oleh) molekulmolekul air. Langkah-langkah tepat yang terlibat masih
bel urn pasti, tetapi untuk setiap 4 elektron yang diperoleh P 680 • maka molekul
oksigen dilepaskan.
2H2O 4e 4H+ O2
Absorpsi cahaya meningkatkan elektron-elektron ini ke atas energi yang
cukup tinggi sehingga elektron itu dapat mereduksi P700 dalam fotosistem I. Jadi
telah diketahui satu di antara dua senyawa yang amat penting pada reaksi gelap,
suatu mekanisme yang menyediakan energi sebagai elektronelektron dan
mampu bergerak dalam lintasan tak terputus dari molekul air ke NADP. Namun
harus diketahui bahwa ATP merupakan senyawa yang penting pada reaksi
gelap. Inipun dibangkitkan oleh reaksi terang pada fotosintesis
Gambar 1.3 Fosforilasi Nonsiklik
Sumber: Pearson Education, Inc
Keterangan:
Molekul klorofil dieksitasi oleh cahaya, tingkat energy electron di dalam
strukturnya ditingkatkan oleh sejumlah energy cahaya yang diserap dan klorofil
menjadi tereksitasi. Energy eksitasi tersebut ditangkap oleh acceptor primer
yang diserahkan kepada plastokuinon atau PQ yang menyerupai ubikuinon pada
rantai respirasi mitokondria dan merupakan pembawa electron pertama.
Electron yang berasal dari plastokuinon selanjutnya diberikan kepada jenis
sitokrom lalu melewatkan electron menuju plastosianin atau PC. Pengangkutan
electron dari plastokuinon menuju sitokrom dirangkaikan dengan pembentukan
ATP dari ADP + Pi.Electron berenergi tinggi yang mengalir menurun dari
fotosistem II ke fotosistem I, selanjutnya memperoleh energinya kembali dari
kuantum cahaya yang diabsorpsi yang menyebabkan tereksitasinya kembali
electron. Electron yang telah tereksitasi di fotosistem I ditangkap oleh aseptor
primer menuju feredoksin atau Fd. Jika kuanta cahaya diserap oleh fotosistem
I, electron kaya energi yang dikeluarkan dari pusat reaksi mengalir di sepanjang
rantai pembawa electron menuju NADP+ untuk mereduksinya menjadi NADPH
Pada reaksi terang ini terjadi dalam 2 bagian, yaitu Fotosistem I (non
siklik) dan Fotosistem II (siklik).
Fotosistem I Fotosistem II
Digunakan • 4 photons • 2 photons
• 1 ADP • 1 ADP
• 1 gruop Phosphate • 1 gruop Phosphate
• 1 H2O
• 1 NADP+
Produk • 1 ATP 1 ATP
• 1 NADPH + H+
• ½ O2
Dalam reaksinya Menagkap energi dalam Menangkap ennergi
pembentukan ATP dan dalam pembentukan
NADPH; transfer ATP
hydrogen (seperti
NADPH) ke
reaksi gelap.
P P 680 dan P700 P700
2. Reaksi Gelap
Reaksi gelap pada fotosintesis itu sebenamya merupakan serangkaian reaksi
yang melibatkan pengambilan C02 oleh tumbuhan dan reduksi C02 oleh atom
hydrogen. Dr. Calvin dan rekan-rekannya di Universitas California bertahun-tahun
menyelidiki urutan langkah demi langkah reaksi-reaksi kimia yang terlibat.
Prosedur percobaan dasamya ialah mengekspos suspensi ganggang hijau
uniseluler terhadap cahaya dan karbon dioksida radioaktif. Penggunaan karbon
radioaktif (14C) pada karbon dioksida "membuntuti" atom tersebut sehingga
memungkinkan meneliti transformasi kimianya.
Untuk menentukan substansi mana, jika ada yang terpisah pada kromatogram
itu yang radioaktif, maka sehelai film sinar X ditempatkan dekat kromatogram. Jika
muncul titiktitik hi tam pada film itu (karena ada radiasi yang dipancarkan oleh
atom-atom 14C), maka posisinya dapat dikorelasikan dengan posisi zat kimia pada
kromatogram.
Dengan teknik autoradiografi ini, Calvin menemukan bahwa 14C muncul
dalam molekul-molekul glukosa 30 detik setelah dimulainya fotosintesis. Bila ini
dibiarkan fotosintesis itu hanya berlangsung lima detik, dia menemukan
radioaktivitas itu pada molekul-molekullain yang lebih kecil.
Secara bertahap, lintasan fiksasi karbon dapat ditentukan. Salah satu substansi
penting dalam proses ini ialah gula lima karbon yang difosforilasi yaitu
ribulosafosfat.
Bila dim.asukkan ke dalam molekul itu gugus fosfat kedua oleh ATP, maka
senyawa yang dihasilkan ialah ribulosa difosfat, yang dapat bergabung dengan
CO2. Lalu molekul gula enam karbon yang terbentuk itu pecah menjadi dua
molekul asam 3fosfogliserat.
Masing-masing menerima gugus fosfat yang kedua ( dari molekul ATP),
sehingga terbentuklah 2 molekul asam 1,3-difosfogliserat (DPGA). Kemudian zat
ini direduksi menjadi 3-fosfogliseraldehidaa (PGAL). Dalam proses terse but,
dikeluarkan gugus fosfat.
Agen pereduksinya ialah bentuk tereduksi koenzim NADP. NADP ini sama
seperti NAD kecuali pada gugus fosfat yang ketiga. Sebagaimana NAD, koenzim
itu dapat direduksi dengan perolehan dua elektron bentuk tereduksi itu yang kita
sebut NADPH karena (sebagaimana NAD), hanya satu proton yang menyertai
reduksi itu. Bila teroksidasi, itu harus dispesifikasi, maka akan tampak sebagai
NADP+ .
Fakta mengenai reaksi-reaksi gelap fotosintetik yaitu dari asam 3-
fosfogliserat ke PGA, langkah-langkahnya merupakan kebalikan yang tepat dari
langkah-langkah pada glikolisis.
A. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah sebuah proses reduksi, oksidasi, dan dekomposisi, bisa
menggunakan oksigen maupun tidak, yang akan merubah senyawa organik kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana, dan juga disertai dengan proses pelepasan
sejumlah energi ke dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Phosphat). Bentuk dari energi yang
dihasilkan dari proses ini berasal dari energi potensial kimia yang berupa ikatan kimia
B. Respirasi Aerob
Respirasi Aerob adalah reaksi pemecahan senyawa glukosa yang memerlukan
bantuan oksigen. Oksigen disini memiliki peran dalam menangkap elektron yang
kemudian akan bereaksi dengan ion hidrogen dan menghasilkan air (H2 O). Kejadian ini
akan berlangsung di dua tempat yaitu sitoplasma (berlangsungnya glikolisis) dan
mitokondria (berlangsungnya dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron).
1. Tahapan Respirasi Aerob
a. Glikolisis
Pada proses ini terjadi pemecahan glukosa (6 atom karbon) menjadi asam
piruvat (3 atom karbon). Proses ini berlangsung di sitoplasma dalam dua jenis
reaksi, Endergonik (membutuhkan ATP) dan Eksergonik (menghasilkan ATP).
Pada tahap ini akan dihasilkan 2 ATP, 2 Asam Piruvat dan 2 NADH, Asam piruvat
yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan pada proses selanjutnya, yaitu
dekarboksilasi oksidatif
Gambar1. Reaksi Kimia Glikolisis (Guyton, 1994:134).
b. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif berlangsung dalam mitokondria. Merupakan reaksi
yang mengawali siklus krebs. Peristiwa ini mengubah asam piruvat menjadi
molekul asetil Ko-A. Asetil Ko-A mengandung dua karbon. Dalam peristiwa ini
juga dihasilkan satu molekul NADH untuk setiap pengubahan molekul asam
piruvat menjadi asetil Ko-A (Lud Waluyo. 2007).
c. Siklus Krebs
Pada organisme eukariotik, proses ini berlangsung pada matriks dalam
mitokondria, sedangkan pada prokariotik, berlangsung dalam sitoplasma. Tahapan-
tahapan siklus krebs (Lud Waluyo. 2007) :
1) Asam piruvat dari glikolisis bereaksi dengan NAD+ dan ko-enzim A atau
Ko-A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH
dibebaskan. Perubahan C dari 3C (Asam Piruvat) menjadi 2C (Asetil Ko-
A).
2) Reaksi asetil Ko-A (2C) dengan asam oksaloasetat (4C) terbentuk asam
sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A dibebaskan kembali.
3) Asam Sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam alfa ketoglutarat (5C)
dengan membebaskan CO2 .
5) Asam suksinat bereaksi dengan FAD dan membentuk asam malat (4C)
dengan membebaskan FADH2.
d. Transport Elektron
C. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2.
Respirasi anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan mengurangi senyawa
organik. Respirasi anaerob menghasilkan sejumlah energi yang lebih kecil yaitu 2 ATP.
Proses respirasi anaerob didapati pada reaksi fermentasi dan pernapasan intra molekul.
Respirasi anaerob, glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan
CO2. Di respirasi anaerob, hidrogen bergabung bersama sejumlah komponen yaitu Asam
Piruvat, Asetaldehid yang selanjutnya membentuk asam laktat dan etanol.
1. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi adalah proses diproduksinya energi oleh sel-sel tubuh dengan
tanpa menggunakan oksigen. Proses tersebut tergolong proses anaerob karena tidak
menggunakan oksigen dan tidak menghasilkan air (H2O ). Salah satu contoh
fermentasi yang akan kita bahas kali ini adalah fermentasi asam laktat. Hasil akhir
dari fermentasi ini adalah asam laktat dan energi.
Proses fermentasi asam laktat memerlukan bahan dasar berupa glukosa dan
dibantu dengan menggunakan enzim. Oleh karena itu kita akan merasa tidak
berenergi jika tubuh kita kekurangan glukosa. Selain menghasilkan energi, proses
ini juga akan menghasilkan asam laktat.
Proses fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan glikolisis yang
menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya oksigen maka asam piruvat
akan mengalami degradasi molekul (secara anaerob) dan dikatalisis oleh enzim
asam laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi
dan asam laktat.
Fermentasi asam laktat juga bisa terjadi pada sel-sel manusia, tepatnya di
daerah otot. Misalnya ketika kita menggerakan tangan untuk meraih benda.
Pergerakan tersebut akan menghasilkan energi sehingga kita bisa mengambil
benda tersebut. Tanpa kita sadari, proses tersebut juga akan menghasilkan asam
laktat yang terkumpul di otot – otot tersebut.
Peristiwa fermentasi asam laktat pada otot manusia dapat terjadi bila otot kita
kekurangan oksigen, sementara energi yang perlu dihasilkan cukup banyak. Energi
yang terbentuk dari proses fermentasi asam laktat tersebut adalah sebanyak 2 ATP.
Asam laktat pada otot akan menyebabkan kita merasa pegal, kaku, atau bahkan
kram. Jika kita terlalu banyak melakukan aktivitas yang menggunakan banyak
energi, otomatis kita badan kita akan terasa pegal. Asam laktat dapat hilang sendiri
secara berangsur-angsur setelah proses fermentasinya berakhir. Itulah sebabnya
kita merasa pegal kita berkurang setelah kita beristirahat. Rasa pegal juga bisa
berkurang jika kita mandi. Ini karena asam laktat tersebut dapat terbawa air dan
terbuang.
2. Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan proses pembuatan alkohol dengan
memanfaatkan aktivitas yeast. Proses fermentasi adalah anaerob, yaitu mengubah
glukosa menjadi alkohol, tetapi dalam pembuatan starter dibutuhkan suasana aerob
dimana oksigen diperlukan untuk pembiakan sel.
Fermentasi alkohol diawali dengan proses glikolisis yang pemecahan satu
molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Pada proses glikolisis ini,
dihasilkan 2 ATP dan 2 NADH. Selanjutnya asam piruvat diubah menjadi etanol
atau etil alkohol melalui dua langkah reaksi. Langkah pertama dalam pembebasan
CO2 dari asam piruvat tiga karbon yang kemudian diubah menjadi asetaldehida dua
karbon. Langkah kedua adalah elektron dan ion hydrogen ditransfer dari NADH ke
asetaldehida membentuk NAD+ dan alkohol etanol. NAD+ terbentuk akan digunakan
kembali untuk glikolisis selanjutnya. Dengan terbentuknya NAD+ , glikolisis dapat
terjadi kembali. Sehingga, asam piruvat selalu tersedia, yang kemudian diubah
menjadi energi lagi. Tanpa suplai NAD+ yang memadai, proses glikolisis pada
Respirasi anaerob dapat terhenti. Oleh karena itu, organisme yang melakukan
respirasi anaerob harus mampu mengoksidasi NADH menjadi NAD+ kembali. Pada
fermentasi ini, energi ATP yang dihasilkan dari satu molekul glukosa hanya dua
molekul ATP, berbeda dengan proses respirasi aerob yang mampu mengkonversi
satu molekul glukosa menjadi 34 energi ATP.
D. Mekanisme Pernapasan
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan
(Majumder, N. 2015.)
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang nafas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu:
Gambar Mekanisme Pernapasan Dada dan Perut saat Inspirasi dan Ekspirasi
Sumber: Reece et al, 2010.
1. Respirasi/ Pernapasan Dada
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut. Tulang rusuk terangkat
ke atas Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi/ Pernapasan Perut
Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi Diafragma datar Volume rongga
dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga
udara masuk ke paru-paru.
Pada saat inspirasi, diafragma dan otot dada berkontraksi, volume rongga dada
membesar, paru-paru mengembang, dan udara masuk ke paru-paru. Pada saat ekspirasi,
diafragma dan otot dada berelaksasi, volume rongga dada kembali normal, paru-paru
kembali normal, dan udara keluar dari paru-paru. Satu kali pernapasan terdiri atas satu
kali inspirasi dan satu kali ekspirasi. Berdasarkan aktivitas otot otot pernapasan,
bernapas dengan membesarkan dan mengecilkan volume rongga dada disebut
pernapasan dada.
Begitu juga jika membesarkan dan mengecilkan volume rongga perut, disebut
pernapasan perut.
3. Jenis Pernapasan
Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu
pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal).
a. Pernapasan Eksternal (External Respiration)
Pernapasan eksternal merupakan pertukaran O2 dari udara dengan CO2 dari
kapiler darah dalam alveolus. Pernapasan eksternal terjadi di dalam paru- paru.
Dalam proses ini oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida keluar menuju
atmosfer.
Pada sistem pernapasan eksternal, O2 di dalam alveolus paru paru masuk ke
kapiler arteri darah dengan cara berdifusi . Proses difusi dapat berlangsung karena
adanya perbedaan tekanan parsial antara O2 dalam alveolus dengan oksigen O2
dalam kapiler darah. Tekanan parsial oksigen O2 dalam alveolus lebih tinggi
dibanding oksigen O2 dalam kapiler darah. Proses difusi akan terjadi dari daerah
yang bertekanan parsial tinggi ke daerah yang bertekanan parsial rendah.
Di dalam kapiler arteri darah O2 kemudian diikat oleh hemoglobin. Proses
reaksi pengikatan oksigen O2 oleh hemoglobin melalui reaksi berikut:
Hb + O2 → HbO2
Oksigen atau O2 yang diikat hemoglobin akan dibawa ke seluruh tubuh untuk
diberikan ke sel (mitokondria) untuk proses oksidasi. Oksidasi dalam sel akan
menghasilkan CO2 yang kemudian akan diangkut lewat kapiler vena darah menuju
alveolus. Karbon dioksida CO2 dalam alveolus ini akan dikeluarkan lewat paru-
paru.
Karbon dioksida CO diangkut sebagai ion bikarbonat (HCO3-)
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
H + + HCO 3−→H2CO 3→H 2O + CO 2
Proses Reaksi ini dibantu oleh enzim karbonat anhidrase, yang terdapat dalam
sel-sel darah merah.
b. Pernapasan Internal (Internal Respiration)
Pernapasan internal, yaitu proses pertukaran O2 dan CO2 dari kapiler darah
ke sel-sel tubuh (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh). Oksigen dan karbon
dioksida bergerak berlawanan. Oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel.
Sedangkan karbondioksida berdifusi dari dalam sel menuju darah. Hemoglobin
dalam darah berfungsi untuk mengikat dan melepaskan oksigen. Pada pernapasan
internal O2 yang sudah terikat pada hemoglobin dalam bentuk oksihemoglobin
diangkut menuju sel.
Selanjutnya, oksi hemoglobin akan melepaskan O2 ke dalam jaringan tubuh
atau sel. Kemudian Op diterima oleh mitokondria untuk digunakan pada proses
oksidasi. Proses oksidasi menghasilkan karbon dioksida. Kemudian Karbon
dioksida CO» akan berdifusi masuk ke kapiler vena darah. Karbon dioksida CO,
ini akan diangkut oleh kapiler vena darah menuju alveolus dalam paru paru.
Proses pengangkutan gas karbon dioksida CO) melalui tiga cara berikut.
1) Karbon dioksida CO2 larut dalam plasma dan membentuk asam karbonat.
Mekanisme terjadinya reaksi ini hanya menggunakan 5 persen dari total
karbondioksida yang ada dalam plasma. Reaksinya seperti berikut.
CO2+ H2O → H2CO3
2) Karbon dioksida diangkut dengan membentuk karbominohemoglobin.
Karbondioksida ini berdifusi ke dalam sel darah merah dan berikatan
dengan Amin (-NH2). Amin merupakan protein dari hemoglobin. Proses
ini hanya memanfaatkan 30 persen dari total karbon dioksida yang ada.
Secara sederhana,reaksi CO2 dengan Hb dapat ditulis sebagai berikut.
CO2 + Hb → HbCO2
3) Karbon dioksida diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-). Proses
ini berantai dan disebut pertukaran klorida. Karbon dioksida bersenyawa
dengan air membentuk asam karbonat, yang mengurai menjadi H + + HCO
−
3 . Reaksi ini dibantu oleh enzim karbonat anhidrase. Ion bikarbonat
HCO3+ akan keluar dari sel darah merah dan masuk plasma darah.
Kedudukan HCO3- diganti dengan ion klorida. Proses reaksi
memanfaatkan sekitar 65 persen dari total karbon dioksida
E. Saluran Pernapasan
Sistem pernapasan pada manusia terdiri atas (Patwa, A. and Shah, A, 2015):
3. Laring
Laring atau kotak suara merupakan organ pada leher mamalia yang melindungi
trakea dan terlibat dalam produksi suara. Laring adalah saluran pernapasan yang
membawa udara menuju ke trakea. Laring disebut kotak suara karena di dalamnya
terdapat pita suara. Ini Merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang
rawan yang salah satunya adalah tulang rawan tiroid, pada laki-laki dewasa ini yang
disebut jakun.
Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok
(epiglotis). Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok
dan pada waktu bernapas katup membuka.
Gambar Struktur Pita Suara dalam Laring
Sumber Shier et al, 2009
4. Trakea
Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus. Trakea
merupakan tabung memanjang yang memiliki diameter sekitar 20-25 mm dan panjang
sekitar 10-16 cm. Trakea tersusun dari 20 tulang rawan berbentuk cincin yang kuat,
tapi fleksibel. Dinding trakea tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput
lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea
untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Sehingga
kotoran atau debu yang masuk ke dalam tenggorokan akan didorong ke atas oleh silia
dan dikeluarkan melalui mulut dengan mekanisme batuk.
Pada bagian bawah trakea bercabang menjadi dua saluran yang disebut dengan
bronkus. Saluran bercabang ke sebelah kiri menuju paru-paru sebelah kiri dan
bercabang ke sebelah kanan menuju paru-paru sebelah kanan.Udara yang telah masuk
ke laring selanjutnya masuk ke trakea (batang tenggorokan).
5. Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk dan
keluar paru-paru.
6. Bronkiolus
Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus merupakan cabang-
cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-ujung bronkiolus terdapat gelembung-
gelembung yang sangat kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus (jamak =
alveoli).
7. Alveolus
Alveolus merupakan kantung berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis.
Tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang
dihirup. Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel pipih.
Struktur yang demikian memudahkan molekul molekul gas melaluinya. Dinding
alveolus berbatasan dengan pembuluh kapiler darah, sehingga gas-gas dalam alveolus
dapat dengan mudah mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada di dalam darah.
Adanya gelembung-gelembung alveolus memungkinkan pertambahan luas permukaan
untuk proses pertukaran gas. Luas permukaan alveolus 100 kali luas permukaan tubuh
manusia. Besarnya luas permukaan seluruh alveolus dalam paru-paru menyebabkan
penyerapan oksigen lebih efisien.
8. Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi menjadi dua
bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru
kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh selaput
rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung tertutup yang berisi cairan
limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis. Di dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam pertukaran gas
oksigen dan gas karbon dioksida yaitu alveolus.
A. Molekul
Tingkatan terendah adalah proton, neutron, dan elektron. Partikel proton, neutron, dan
elektron bergabung membentuk atom, seperti contoh atom C (carbon), atom H (hidrogen)
atom (nitrogen n), dan atom 0 oksigen). Atom-atom akan berikatan membentuk molekul
kehidupan. Molekul yang paling gampang adalah air atau H:0 tersusun oleh atom H dan
atom 0. Contoh molekul yang lain adalah glukosa (tersusun atom C, H, dan O), asam amino
(tersusun atas atom C, H, O, dan N), pita DNA/ polinukleotida, tersusun atas atom C. H.
O,N dan P (Gambar 1) (Hebert,2017:3).
Gambar 1. Pita DNA dalam bentuk atom dan molekul
(Sumber: Campbell et al,2007; Raven dan Johnson, 2002)
1. Asam Nukleat
Terdapat dua tipe asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA). Kedua asam nukleat tersebut memungkinkan organisme hidup
memproduksi komponen-komponen kompleksnya dari satu generasi ke generasi
berikutnya. DNA merupakan satu-satunya molekul yang menyediakan arahan untuk
replikasi dirinya sendiri. DNA juga mengarahkan sintesis RNA dan melalui RNA dapat
mengontrol sintesis protein.
2. Karbohidrat
Karbohidrat mencakup gula sekaligus polimer-polimer gula. Karbohidrat paling
sederhana adalah monosakarida dikenal juga sebagai gula sederhana. Disakarida adalah
gula ganda, terdiri dari dua monosakarida yang digabungkan oleh reaksi dehidrasi.
Karbohidrat juga mencakup makromolekul yang disebut polisakarida, polimer yang
tersusun dari banyak blok pembangun gula.
3. Protein
Hampir setiap fungsi dinamik dalam makhluk hidup bergantung pada protein.
Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian besar sel dan protein sangat
penting bagi hampir semua hal yang dilakukan oleh organisme. Beberapa protein
mempercepat reaksi kimia sedangkan yang lain berperan dalam penyongkongan
struktural, penyimpanan, transpor, komunikasi selular, pergerakan, serta pertahanan
melawan zat asing.
4. Lemak
Lipid atau lemak adalah salah satu kelas molekul biologis yang berukuran besar
yang tidak mencakup polimer sejati dan biasanya tidak cukup besar untuk dianggap
sebagai makromolekul. Senyawa-senyawa yang disebut lipid dikelompokkan menjadi
satu karena memiliki satu kesamaan ciri penting. Lipid sulit tercampur dengan air
bahkan mungkin tidak bisa sama sekali. Perilaku hidrofobik lipid ini disebabkan oleh
struktur molekulnya. Lipid memiliki bentuk dan fungsi yang bervariasi.
B. Sel
Pada hierarki organisasi kehidupan, sel berada di tingkatan struktural terendah yang
masih mampu menjalankan semua fungsi kehidupan. Sel mampu melakukan regulasi
terhadap dirinya sendiri, memproses energi, tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap
lingkungan, serta melakukan reproduksi untuk melestarikan jenisnya. Setiap organisme
tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktural berbeda. Kedua jenis sel
tersebut adalah sel prokariotik dan sel eukariotik.
1. Prokariotik dan Eukariotik
a. Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe
prokariotik. Untuk itu mempelajari struktur dan fungsi pada sel prokariotik, sel
bakteri merupakan contoh yang cukup mewakili dari berbagai tipe sel
prokariotik. Bakteri memiliki ukuran (panjang) berkisar antara 0,15 – 15µ.
Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan sitoplasma
(Gambar 2).
Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran
plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi
untuk melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida.
Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan
beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan struktur
dinding selnya bakteri dikelompokkan menjadi bakteri Gram negatif dan Gram
positif (lihat Gambar 3). Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur
pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian
penutup yang paling dalam. Membran plasma bakteri mengandung enzim
oksida dan respirasi. Fungsinya serupa dengan fungsi mitokondria pada sel
eukariotik. Membran plasma pada bakteri membentuk lipatan-lipatan yang
berlapis-lapis. Lipatan ini disebut desmosom. Pada beberapa daerah membran
plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom
yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konjugasi.
Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya
mengandung vili yang berfungsi untuk melekatkan diri.
Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk
koloid yang agak padat yang mengandung butiran-butiran protein, glikogen,
lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri tidak
ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan
Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas, mitokondria, badan mikro, dan
lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada sitoplasma bakteri.
Materi genetik bakteri berupa DNA atau kromosom bakteri atau genophore
terdapat dalam sitoplasma, di daerah inti yang tidak dibatasi oleh sistem
membran, yang disebut nukleotida. Pada beberapa bakteri di dalam
sitoplasmanya ada yang mengandung kromofor yaitu bakteri yang
mengandung klorofil.
Dari uraian di atas dapat kita perhatikan bahwa sel merupakan unit struktural
yang khas dan di dalamnya terjadi berbagai proses yang mendukung aktivitas sel.
Setiap sel mampu melakukan aktivitas tersebut sendiri-sendiri. Aktivitas pada
makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan merupakan manifestasi dari aktivitas
berjuta juta sel yang menyusunnya Sehingga dengan demikian sel dikatakan
sebagai unit struktural dan fungsional terkecil dan makhluk hidup.
C. Jaringan
Setiap sel suatu organisme memiliki ukuran yang bervariasi. Ukuran sel
mencerminkan fungsi yang dilakukan sel saling bersangkutan. Semua fungsi hidup
organisme bersel satu dilakukan oleh sel tunggal itu sendiri. Pada organisme bersel banyak,
seringkali sel tidak dapat bekerja sendiri. Setiap sel bergantung kepada sel yang lain. Kerja
sama dan interaksi di antara sel ini menyebabkan organisme dapat mempertahankan
hidupnya. Sel-sel yang mempunyai fungsi dan bentuk sama akan berkelompok. Kelompok
sel disebut jaringan. Tumbuhan mempunyai bermacam-macam jaringan. Hewan maupun
manusia mempunyai bermacam-macam jaringan juga.
1. Jaringan Hewan
a. Jaringan Epitelium
Terdapat sebagai lembaran-lembaran sel, jaringan epitel menutupi bagian luar
tubuh serta melapisi organ-organ dan rongga-rongga di dalam tubuh. Sel-sel epitel
yang tersusun rapat, seringkali melibatkan sambungan ketat yang memungkinkan
jaringan epitel berfungsi sebagai penghalang melawan cedera mekanis, patogen,
dan kehilangan cairan. Bentuk-bentuk dari jaringan epitelium terdapat beberapa
jenis seperti, kubus, kolumnar, skuamosa, epitelium sederhana, epitelium berlapis,
dan epitelium berlapis-semu. Bentuk dan susunan sel yang berbeda-beda
berkorelasi dengan fungsi yang berbeda-beda.
b. Jaringan Ikat
Fungsi yang paling umum dari jaringan ikat adalah untuk mengikat dan
mendukung jaringan-jaringan lain di dalam tubuh. Jaringan ikat terdiri dari populasi
sel-sel longgar yang tersebar di seluruh matriks ekstraseluler. Matriks umumnya
terdiri dari jejaring serat yang tertanam dalam fondasi seragam yang mungkin cair,
serupa jel, atau padat. Jaringan ikat yang menahan banyak jaringan dan organ secara
bersamaan di posisinya mengandung sel-sel yang tersebar dengan fungsi yang
bervariasi. Di antara sel-sel tersebut, terdapat dua tipe sel yang mendominasi yaitu
fibroblas dan makrofag.
c. Jaringan Tulang
Tulang merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi utama sebagai
pembentuk rangka dan alat gerak tubuh, melindungi organ-organ internal, serta
tempat penyimpanan mineral (kalsium-fosfat). Proses pembentukan tulang disebut
dengan osifikasi. Proses osifikasi terjadi pada masa perkembangan fetus (prenatal)
dan setelah individu lahir (postnatal). Jaringan tulang bersifat dinamis karena secara
konstan mengalami pembaharuan yang dikenal dengan proses remodeling. Jaringan
tulang terdapat 2 jenis yaitu jaringan tulang rawan dan jaringan tulang keras. Tulang
rawan adalah jaringan yang bersifat elastis dan lentur yang terdapat pada rangka di
awal perkembangan makhluk hidup. Tulang keras berfungsi untuk memberi bentuk
tubuh, tempat melekat otot, dan melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah.
d. Jaringan Darah
Klasifikasi darah sebagai jaringan ikat karena darah mengandung bahan
ekstraseluler yang melimpah, yaitu cairan plasma. Ini berbeda dari yang lain
jaringan ikat di mana banyak protein plasma diproduksi sel darah. Sel darah adalah
eritrosit, atau sel darah merah, dan leukosit, atau sel darah putih. Darah juga
mengandung trombosit, atau trombosit, yang merupakan fragmen dari sejenis
sumsum tulang sel. Darah merupakan jaringan penyambung khusus yang terdiri
dari sel-sel banyak interstitial ekstrasel serta tempat pembentukan sumsum merah
dari tulang
Sistem Endokrin
(Sumber: Arifin dan Herlyana, 2013: 6)
7. Sistem Reproduksi
Organ utamanya adalah ovarium, testis, dan organ-organ terkait. Fungsi utamanya
adalah reproduksi
8. Sistem Saraf
Komponen utamanya adalah otak, sumsum tulang belakang, sel saraf, dan organ
sensoris. Fungsi utamanya adalah koordinasi aktivitas tubuh seperti deteksi stimulus
dan formulasi atau penentuan respon terhadap stimulus.
9. Sistem Integumen
Organ utamanya adalah kulit dan organ aksesorisnya (rambut, kuku, dan kelenjar kulit).
Fungsi utamanya adalah penyokong tubuh, perlindungan terhadap cedera mekanis,
infeksi, dan kekeringan.
10. Sistem Rangka
Organ utamanya adalah rangka tubuh (rangka aksial, apendikular, dan tulang rawan).
Fungsi utamanya penyokong tubuh dan perlindungan organ-organ dalam.
11. Sistem Otot
Organ utamanya adalah otot rangka dengan fungsi utamanya pergerakan, lokomosi.
F. Organisme
Organisme disebut juga sebagai individu. Istilah individu berasal dari bahasa latin
yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang berarti dapat dibagi. Jadi individu adalah
makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak
mempunyai hubungan dengan sesamanya. Individu juga disebut satuan makhluk hidup
tunggal. Misalnya, seorang manusia, seekor hewan atau sebatang pohon.
Masing-masing unit yang disebut individu tersebut dapat melakukan proses hidup
yang masing-masing terpisah. Setiap individu seperti pohon pisang dalam rumpunnya akan
dapat hidup apabila dipisahkan dari rumpunnya tersebut. Individu dalam ekologi memiliki
makna yang sangat penting, karena dari individu dapat dikumpulkan bermacam-macam
data untuk mempelajari tentang kehidupan dalam hubungannya dengan lingkungannya
Klasifikasi ilmiah dalam biologi menganggap organisme identik dengan kehidupan di
Bumi. Berdasarkan jenis sel, organisme dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok
prokariotik dan eukariotik. Prokariotik mewakili dua domain, yaitu Bakteri dan Archaea.
Organisme eukariotik, dengan dibatasi membran inti sel, juga mengandung organel, yaitu
mitokondria dan (pada tumbuhan) plastida, umumnya dianggap berasal dari bakteri
endosymbiotic. Jamur, hewan dan tumbuhan adalah contoh spesies yang eukariota.
G. Populasi
Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di
suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Suatu organisme disebut
sejenis apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Menempati daerah atau habitat yang sama
2. Mempunyai persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktivitas
3. Mampu menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang mampu berkembang biak
Sebagai contoh, pada suatu lahan seluas 200 m² terdapat 500 batang tanaman jagung,
100 ekor belalang, 50 ekor jangkrik, 10 ekor burung, dan 3 batang tanaman turi.
Berdasarkan data tersebut maka di dalam lahan atau daerah tersebut terdapat beberapa
populasi, yaitu populasi jagung, populasi belalang, populasi jangkrik, populasi burung dan
populasi turi.
H. Komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai seluruh populasi yang menempati daerah yang
sama. Antar jenis makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya akan terjadi interaksi di
daerah tersebut, kemudian interaksi itu membentuk suatu kumpulan dimana di dalamnya
setiap individu menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kumpulan tersebut terdapat suatu kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan,
dan hubungan timbal balik yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Misalnya,
dalam suatu komunitas kebun terdapat berbagai macam populasi hewan dan tumbuhan
yang tinggal di kebun tersebut. Anggota komunitas kebun, misalnya populasi pohon
kelapa, populasi pohon mangga, populasi rumput teki, populasi semut, populasi cacing
tanah, dan populasi belalang. Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui dalam
mempelajari struktur komunitas antara lain adalah:
1. Jenis organisme penyusunnya, misalnya untuk mempelajari komunitas rumput di
Hutan Wisata Kaliurang, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah jenis-jenis
rumput apa saja yang tumbuh di sana.
2. Densitas (kepadatan), misalnya berapa jumlah rumput jenis ″A″ per meter persegi.
3. Keanekaragaman jenis.
I. Ekosistem
Ekosistem merupakan tatanan secara utuh dari seluruh unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang
kompleks antara organisme dengan lingkungannya.
Berdasarkan sejarah terbentuknya, ekosistem dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami, tanpa adanya pengaruh
atau campur tangan manusia. Misalnya, ekosistem gurun pasir, ekosistem hutan tropis,
dan ekosistem hutan gugur. Setiap ekosistem mempunyai ciri khas. Ciri itu sangat
ditentukan oleh faktor suhu, curah hujan, iklim, dan lain-lain.
2. Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya,
kolam, waduk, sawah, ladang, dan tanam. Pada umumnya, ekosistem buatan
mempunyai komponen biotik sesuai dengan yang diinginkan pembuatnya. Pada
ekosistem sawah, komponen biotik yang banyak, yaitu padi dan kacang.
3. Ekosistem suksesi, yaitu ekosistem yang merupakan hasil suksesi lingkungan yang
sebelumnya didahului oleh kerusakan. Pada lingkungan demikian, jenis tumbuhan
yang berkembang ditentukan oleh jenis organisme yang hidup di sekitarnya.
Sebagai suatu sistem, tentu saja ekosistem terdiri atas sejumlah komponen.
Berdasarkan fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua komponen yaitu:
1. Komponen autotrof (autos = sendiri, trophikos = menyediakan makanan), yaitu
organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanan sendiri yang berupa
bahan-bahan anorganik dan dari bahan-bahan organik dengan bantuan energi matahari
dan klorofil. Oleh karena itu, organisme yang mempunyai klorofil disebut organisme
autotrof.
2. Komponen heterotrof (heteros=berbeda,lain), yaitu organisme yang mampu
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut
disintesis dan disediakan oleh organisme lain. Manusia, hewan, jamur dan jasad renik
termasuk dalam kelompok ini.
Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan
tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular
dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer
menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut
produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti
kalian ketahui di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi
kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan tidak
melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan hidup
kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan menjaga
kelestarian alam di sekitar kita.
D. Interaksi Antar Komponen Ekosistem
1. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik
Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen abiotik. Tumbuhan sangat
bergantung keberadaan dan pertumbuhannya dari tanah, air, udara tempat hidupnya.
Jenis tanaman tertentu dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah tertentu. Sebaran
tumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Misalnya di pantai, tanaman
kelapa dapat tumbuh subur, tetapi tidak demikian di daerah pegunungan. Sebaliknya
komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen biotik. Keberadaan tumbuhan
mempengaruhi kondisi tanah, air, dan udara disekitarnya. Banyaknya tumbuhan
membuat tanah menjadi gembur dan dapat menyimpan air lebih banyak serta membuat
udara menjadi sejuk. Organisme lainnya seperti cacing juga mampu menggemburkan
tanah, menghancurkan sampah atau serasa daun, dan menjadikan pengudaraan tanah
menjadi lebih baik, sehinga semua dapat menyuburkan tanah.
2. Interaksi antar Komponen Abiotik
Di alam antar komponen abiotik juga saling berinterkasi. Komponen abiotik dapat
memengaruhi komponen abiotik lain secara timbal balik. Proses pelapukan batuan
dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan air
di suatu wilayah. Suhu udara di suatu tempat dalam kadar tertentu dipengaruhi oleh
warna batuan, kandungan mineral dalam air juga dipengaruhi oleh batuan dan tanah
yang dilaluinya. Contoh lain. jika intensitas cahaya matahari yang mengenai suatu
perairan meningkat mengakibatkan laju penguapan meningkat. Dari peristiwa tersebut
terbentuklah awan yang apabila dalam jumlah banyak dapat menghalangi sinar
matahari ke bumi, sehingga intensitas cahaya matahari ke bumi berkurang, di samping
juga dapatmenyebabkanairhujankembalikeperairan
3. Interaksi antar Komponen Biotik
a. Netralisme
Adalah interaksi antara dua jenis organisme yang tidak saling memengaruhi.
Artinya, jika “On” kedua belah pihak (A dan B) tidak terpengaruh (netral),
demikian pula jika “Off”. Interaksi netralisme sesungguhnya jarang terjadi di alam.
Contoh: kambing vs kupu-kupu.
b. Mutualisme adalah bentuk interaksi obligat (kekerasan) .Jika “On” maka kedua
belah pihak akan untung, sedangkan jika “off” maka kedua belah pihak akan rugi
(tertekan). Contoh: fiksasi nitrogen simbiotik antara bakteri rhizobium dengan
bintil akar tumbuhan polong-polongan. (gambar) contoh lain adalah mychorrizae,
yaitu hypa jamur tertentu menyelimuti ujung akar pohon dan membentuk jaring-
jaring penyerap yang melakukan penyerapan nutrisi oleh pohon. Jamur mendapat
suplai makanan (hasil fotosintesis) dari pohon tersebut. Mychorrizae ada dua
macam yaitu ectomychorrizae dan endomychorrizae
c. Protokoperasi
Adalah bentuk interaksi fakultatif (tidak merugikan keduanya) antara dua
organisme sehingga jika “On” maka kedua belah pihak akan untung (terpacu),
sedangkan bila “Off” maka keduanya tidak terpengaruh (netral). Salah satu contoh
interaksi ini adalah saling menempelnya akar (graft) antara dua pohon. Diketahui
ada beberapa jenis pohon yang membentuk graft alami. Sebagian dari mereka
menggunakan graft interspesifik, bahkan ada yang sampai intergenerik (sudah
berkembang jauh). Kedua pohon yang mengalami graft akan saling bertukar hasil
fotosintesis dari pohon, sehingga menghasilkan fotosintesis yang lebih seragam.
d. Komensalisme
Adalah interaksi yang menstimulir secara menguntungkan satu organisme tapi tidak
berpengaruh terhadap organisme lainnya. Contoh : tumbuhan epifit seperti lumut,
paku-pakuan, dan anggrek. Tumbuhan epifit ini tidak menyerap makanan
(fotositrat) dari tumbuhan inangnya. Terkadang ada tumbuhan epifit yang berubah
menjadi parasit jika tumbuhan inang mengembangkan organ penyerap (haustoria)
yang menembus floem tubuh inang.
e. Parasitisme
Predasi dan herbivore pada umumnya mempunyai pola interaksi yang sama.
Jika “On” maka salah satu organisme diantaranya akan untung (terpacu) sedangkan
organisme lainnya akan rugi (tertekan). Sebaliknya, jika “Off” maka organisme
yang semula untung akan rugi (tertekan) sedang organisme yang semula rugi akan
untung. Interaksi parasitisme melibatkan organisme inang dan parasit. Parasit
biasanya lebih kecil dari pada inang. Parasit ada yang bersifat ecto-parasit dan
adapula yang bersifat endo-parasit. Parasit tidak memakan organisme melainkan
menghisap nutrient dari inang. Contoh: kerbau vs kutu, dimana kutu menghisap
darah dari kerbau.
f. Predasi (predatorisme)
Disebut juga pemangsa adalah interaksi antara pemangsa (predator) dan mangsa
(preis). Pada umumnya pemangsa lebih besar dari pada mangsa. Berbeda dengan
parasit, pemangsa akan memakan organisme mangsanya. Jadi, pemangsa akan
membunuh mangsanya. Sebagai contoh: Burung jalak vs kutu kerbau. Burung jalak
akan memangsa kutu-kutu pada kulit kerbau.
g. Kompetisi
Dibedakan atas kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik. Kompetisi
intraspesifik adalah kompetisi yang terjadi atas organisme dengan spesies yang
sama. Contoh: anjing vs anjing dalam berebut makanan atau pasangan; contoh lain,
tumbuhan mangga vs tumbuhan mangga, dalam satu bidang pohon untuk berebut
nutrisi, air, cahaya, dan sebagainya. Kompetisi interspesifik adalah kompetisi yang
terjadi antara organisme dengan yang terjadi antara organisme dengan spesies yang
berbeda. Contoh: singa vs harimau dalam berebut mangsa di hutan; contoh lain,
tumbuhan mangga dengan durian dalam satu bidang lahan untuk berebut nutrisi,
air, cahaya, dan sebagainya.
MATERI 6
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran udara merupakan suatu kondisi dimana kehadiran satu atau lebih
substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang membahayakan.
Berbahaya kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Kerusakan kualitas udara disebabkan oleh
berbagai sumber, baik sumber biologis maupun non biologis. Polusi udara dapat
bersumber dari berbagai macam, antara lain: asap kendaraan bermotor, asap pabrik,
limbah industri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Penyebab pencemaran udara di Indonesia sekitar lebih dari 70% merupakan hasil
emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun
terhadap lingkungan. Zat berbahaya tersebut seperti timbal/timah hitam (Pb),
suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon
monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox).
a. Sumber Pencemaran
Terdiri dari dua sumber:
1) Sumber pencemaran udara alamiah, misalnya akibat letusan gunung berapi.
Bisa juga berupa kebakaran hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi.
2) Sumber pencemaran udara berasal dari manusia. Sumber pencemaran jenis ini
misalnya dari transportasi, emisi pabrik. Zat penyebab pencemaran udara yang
bersumber dari kegiatan manusia antara lain Karbon Monoksida (CO), Oksida
Sulfur (SOx), Oksida Nitrogen (NOx), Partikulat, Hidrokarbon (HC), dan
Oksida fotokimia, termasuk ozon.
b. Penanggulangan
Pencemaran udara dapat ditanggulangi dengan:
1) Gunakan moda angkutan umum. Mendorong diri sendiri dan masyarakat untuk
menggunakan moda angkutan umum akan menurunkan tingkat polusi udara
2) Hemat energi. Matikan kipas angin, lampu, penyejuk udara saat anda bepergian
keluar. Sejumlah besar bahan bakar fosil dibakar untuk menghasilkan listrik.
Dengan mengurangi pemakaian listrik, berarti kita turut mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil dan menyelamatkan udara.
3) Gunakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Teknologi energi
terbarukan ramah lingkungan seperti matahari, angin dan panas bumi semakin
mutakhir. Pemerintah berbagai negara telah memberikan hibah kepada
konsumen yang tertarik untuk memasang panel surya untuk rumah mereka
4) Gunakan perangkat teknologi atau listrik hemat energi.
4. Pencemaran Suara
Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada sebuah lingkungan
akibat bunyi atau suara yang menyebabkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitar
bunyi tersebut. Pencemaran suara ini terjadi bila terdapat suara bervolume tinggi dan
keras, serta pada frekuensi tertentu yang menyebabkan kebisingan baik bagi manusia
dan hewan. Gangguan suara dianggap subjektif, karena bergantung pada tanggapan
makhluk hidup yang mendengar suara tersebut apakah terganggu atau tidak terganggu.
Secara alami, manusia memiliki batasan atau kemampuan mendengar suara mulai
dari 20 Hz hingga 20.000 Hz. Dalam satuan desibel, angka tersebut berada pada kisaran
140 desibel. Batas maksimum pendengaran manusia terhadap suara adalah 80 desibel.
Sehingga jika terdapat sumber suara yang melebih angkat tersebut dapat di katakan
sebagai indikasi pencemaran suara.Pencemaran suara disebabkan oleh bunyi atau suara
yang mengganggu pendengaran makhluk hidup di sekitar sumber suara
a. Penyebab Polusi
1) Suara klakson motor dan mobil
2) Suara knalpot kendaraan bermotor
3) Suara mesin pesawat
4) Suara kereta api
5) Suara alami, seperti petir dan ledakan gunung berapi
6) Suara speaker yang tidak dalam kondisi baik
7) Suara teriakan yang memekakan telinga dan lain sebagainya
b. Dampak Polusi
1) Dampak bagi manusia
a) Stress
b) Darah tinggi
c) Sistem pendengaran rusak
d) Penyakit jantung
e) Gangguan psikolohi
f) Insomnia
2) Dampak bagi hewan
Pencemaran suara akan mengganggu kemampuan burung hantu untuk mencari
mangsa karena burung hantu menggunakan indera pendengarannya untuk
menemukan mangsa.Ikan dapat terganggu akibat aktivitas manusia di perairan
laut maupun sungai, seperti pengeboran minyak, suara kapal, dan suara sonar.
Akibatnya, akan berpengaruh terhadap distribusi ikan dan kemampuannya
untuk bereproduksi, berkomunikasi serta menghindari pemangsa. Sehingga
semakin meningkatnya level kebisingan di lautan mempengaruhi distribusi
ikan dan kemampuan ikan-ikan itu bereproduksi, berkomunikasi dan
menghindari pemangsa.
c. Cara menanggulangi
1) Seorang dosen elektro ITB, Dr.Ir.Bambang Riyanto Trilaksono mengatakan
alat peredam dapat mencegah paparan pencemaran suara. Alat peredam dapat
diletakan pada dinding ruang yang akan dikurangi kebisinganya atau bisa juga
diletakan pada sekitar sumber bising.
2) Kedua, bisa dengan sosialisasi Dengan melakukan sosialisasi mengenai bahaya
pencemaran suara, dampak bisa diminamilisir. Sosialisasi bisa dilakukan
dilingkungan terkecil seperti didalam keluarga dan lingkungan sekitar
mengenai bahaya pencemaran lingkungan.
3) Selanjutnya, dengan pendidikan. Melalui sekolah sekolah, pemahaman tentang
menjaga lingkungan termasuk memberikan edukasi bahaya pencemaran bisa
dilakukan. Siswa diajak mengenal beragam pencemaran beserta cara
mengantisipasinya.
4) Media massa. Dengan media massa, sosialisasi akan lebih luas. Masyarakat
diajak untuk menjaga lingkungan dan mengetahui bahaya dan dampak
berbagai pencemaran lingkungan, termasuk tentang bahaya pencemaran suara.
Dengan media massa, efeknya akan semakin luas dan kemungkinan besar akan
diikuti oleh masyarakat.
5) Cara sosialisasi menjaga lingkungan dan mencegah dampak pencemaran suara
juga bisa dilakukan dengan cara cara kreatif seperti mengadakan pameran.
Pameran ini mengkampanyekan untuk melestarikan lingkungan dan mencegah
pencemaran suara. Dalam hal ini pemerintah mesti pro aktif, mengedukasi
masyarakat untuk mengetahui bahaya serta mengantisipasi dampak dampak
dari pencemaran suara.
DAFTAR PUSTAKA
Aman Kusna N. 2019. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Materi Sistem Organisasi
Kehidupan Makhluk Hidup dengan Media Flash Card Matching Game pada Peserta
Didik Kelas VII F SMP Negeri 1 Pejagoan Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
(dokumen). Jurnal Pendidikan “Konvergensi”, edisi 29 Volume VI, diakses melalui
https://books.google.co.id pada 19 Oktober 2020.
Anisya Citra, S.Gz. 2020. Sistem Pencernaan. Diakses dari https://apki.or.id pada tanggal 20
Oktober 2020 Pukul 15.10 WIB.
Arifin dan Herlyana Putri. 2013. Anatomi Histologi Manusia: Sistem Endokrin. Bandung: Sekolah
Tinggi Farmasi Bandung.
Campbell, Neil A. and Reece, Jane B. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. and Reece, Jane B. 2010. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Gregory J. Fernandez. 2017. Sistem Pernafasan. Denpasar: Universitas Udayana.
Hebert Adrianto. 2017. Biologi Sel dan Molekular. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Patwa, A. and Shah, A. 2015. Anatomy and physiology of respiratory system relevant to
anaesthesia. Indian Journal of Anaesthesia.
Putri Dewe, dkk. 2017. Density of Lumbal Vertebrae Bone Ovariectomized Rat (Rattus Norvegius)
Given the Extract Sipatah-patah (Cissus quadrangularis Salisb) (dokumen).
Ramlawati, dkk. 2017. Bab VI Ekologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Raven, et al. 2017. Biology Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill Company.
Raven, P. H., and Johnson, G. B. 2002. Biology. 6th ed. New York: McGraw-Hill Company.
Saefudin. 2012. Struktur dan Fungsi Sel. Diunduh dari https://file.upi.edu pada 20 Oktober 2020
Pukul 11.45 WIB.
Saefudin. 2012. Struktur Tubuh dan Gerak Pada Makhluk Hidup. Diakses dari https://file.upi.edu
pada 20 Oktober 2020 Pukul 13.45 WIB.
Sheir, et al. 2001. Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw Hill Company.
Shier D, Butler J, Lewis R. 2009. Hole’s essentials of human anatomy & physiology. Edisi
kesebelas. New York: Mc Graw Hill Companies.
Yulasmi. 2012. Sistem Ekskresi. Diakses dari https://file.upi.edu pada tanggal 20 Oktober 2020
Pukul 16.30 WIB.