Anda di halaman 1dari 15

2.

Bila percobaan dilakukan dengan suatu tegangan tertentu:


a. Dipergunakan kawat penghantar yang hambatanya kecil maka kuat.arusnya besar
b. Dipergunakan kawat penghantar yang hambatannya besar maka kuat arusnya kecil Maka
dari hasil percobaan tersebut menghasilkan Hukum Ohm yang berbunyi:
rangkaian sebanding dengan tegangan pada rangkaian dan berbanding
terbalik dengan resistansi rangkaian dalam keadaan konstan.”
Dalam bentuk rumus dapat ditulis:
1.3

Keterangan:
arus listrik (Ampere)
listrik (Volt)ngan
listrik (Ohm)

1.5. Daya Listrik dan Satuannya


Pada bola lampu pijar listrik kita dapat melihat misalnya tulisan 125 Volt 100
Watt. Ini artinya bola lampu listrik tersebut akan menyala dengan baik apabila
dipasang pada arus listrik yang tegangannya 125 Volt dan bola lampu itu
menggunakan daya listrik 100Watt. Daya listrik adalah kekuatan yang dikandung dalam
aliran arus dan tegangan listrik melalui hambatan dengan besaran tertentu. Satuan
ukuran daya listrik adalah Watt dan mempunyai symbol P.
Rumus untuk menghitung besarnya daya listrik :

1.4

Keterangan:
daya listrik (Watt
tegangan listrik (Volt)
aruslistrik (Ampere)

Hubungan antara keempat besaran listrik diatas menghasilkan rumus yaitu:


Gambar 1.1. Hubungan Besaran Listrik

1.7. Energi
Energy is defined as capacity to do work or supply heat. Oleh karena itu kita akan
melihat dalam formula-formula thermodinamika kerja dijumlahkan dengan panas. Kita telah
mengenal dua macam bentuk energi yaitu energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik
terkait dengan obyek yang bergerak sedangkan energi potensial terkait dengan posisi atau
kondisi obyek. Energi kinetik dapat dikonversi menjadi energi potensial, dan' energi potensial
dapat dikonversi menjadi energi kinetik. Energi kinetik terkait dengan gerakan obyek
makroskopis, misalnya peluru dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan v memiliki
energi kinetik sebesar. Obyek sub-mikroskopis seperti atom, ion, dan elektron yang bergerak
juga memiliki energi kinetik. Energi suara terkait dengan gerak molekul yang mengalami
kompresi dan ekspansi. Energi listrik terkait dengan gerak elektron sepanjang konduktor.
Energi thermal terkait dengan gerakan atom atau ion.
Energi potensia1 terkait dengan posisi relatif terhadap referensi tertentu. Air pada suatu
ketinggian memiliki energi potensial yang apabila membentuk air terjun berubah menjadi
energi kinetik. Energi potensial kimia terkait dengan tarik-menarik antara ion posistif dan
negatif dalam senyawa ionik. Elektron yang berada dalam ruang yang mendapat pengaruh
medan listrik juga memiliki energi potensial.
ELECTRO TECHNICAL OFFICER-POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA 7
1.7.1. Satuan Energi
Skala Makroskopis. Satuan energi dalam mekanika adalah joule.Satu joule adalah
energi yang dimiliki oleh obyek dengan massa 2 kg yang bergerak dengan kecepatan 1
m/detik, karena Ek = mv 2 / 2 .Satuan yang biasa dipakai adalah kilojoule dengan singkatan
kJ; 1 kJ = 1000 joule. Dalam kelistrikan kita biasa menggunakan satuan watt-hour (Wh) yaitu
energi yang masuk pada piranti listrik yang menyerap daya 1 watt selama 1 jam; untuk
bilangan yang besar kita gunakan kilo-watt-hour (kWh) bahkan mega-watt-hour (MWh) dan
giga-watt-hour (GWh). Hubungan antara joule (satuan energi) dengan watt (satuan daya)
adalah
1 joule/detik
Energi (dengan simbol w) adalah integral terhadap waktu dari daya (dengan simbol p)
1.5
sehingga satuan energi menjadi watt-detik ataupun watt-hour.

Panas, yang juga merupakan salah satu bentuk energi, mempunyai satuan kalori
disingkat cal. Satu kalori pada mulanya didefinisikan sebagai jumlah energi yang ditransfer
dalam bentuk panas untuk meningkatkan temperatur air murni 1 g sebesar 1oC , tepatnya
dari 14,5℃ menjadi 15,5℃. Satuan yang sering dipakai adalah kilokalori disingkat kcal. Satu
kilokalori sama dengan 1000 cal ekivalen dengan 1C kalori nutrisi. Jadi 1 kilokalori =
1000Pada waktu ini satu kalori didefinisikan sama dengan 4,184 J,sehingga 1 kc
Skala Mikroskopis. Energi elektron dalam atom maupun padatan dinyatakan dengan
satuan elektron-volt disingkat eV. Satu eV adalah energi yang didapat oleh elektron yang
bergerak pada perbedaan potensial sebesar 1 volt. Muatan elektron adalah 1.6019 x 10-
19coulomb; oleh karena itu
ampere.detik.volt joule

Elektron dapat lepas dari atom netral sehingga atom netral menjadi ion positif. Peristiwa
terlepasnya elektron dari atom netral disebut ionisasi, dan energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron tersebut disebut energi ionisasi atau potensial ionisasi yang biasanya
dinyatakan dalam eV.
8 ELECTRO TECHNICAL OFFICER - POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
Jika suatu metal dipanaskan, permukaan metal dapat mengeluarkan elektron. Gejala ini
disebut emisi thermal (thermionic emission).Elektron dapat lepas dari permukaan metal apabila
ia memiliki energi sebesar
work fuction metal yang bersangkutan
En adalah energi elektron, me adalah massa elektron, dan vh adalah proyeksi kecepatan thermal
elektron pada arah normal permukaan.

1.7.2. Alat-alat Pemanas yang Menggunakan Energi Listrik


Listrik dapat menimbulkan panas atau kalor. Misalnya bola lampu listrik setelah beberapa lama
menyala maka akan terasa panas. Setrika listrik, kompor listrik, solder listrik dan magic jar, semuanya
akan menjadi terasa panas karena adanya aliran listrik. Berapa besar kalor yang dihasilkan oleh arus
listrik dan faktor apa yang menimbulkannya?
Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita pelajari kesetaraan energi listrik dengan kalor.
Sebuah konduktor memiliki hambatan R (Ω)dan dialiri arus listrik I (A) selama t (sekon) akan
menimbulkan energi listrik W (joule). Apabila energi listrik dalam konduktor itu seluruhnya diubah
menjadi energy kalor, Q, maka energi kalor yang ditimbulkan oleh penghantar tersebut sejumlah,
t joule
1.6

Dengan angka 0,24 pada persamaan di atas adalah angka kesetaraan dari joule ke kalori. Di
kelas VIII, kalian sudah mempelajari tentang energi kalor yang pada umumnya jika benda diberi
energi kalor akan mengalami kenaikan suhu pada benda tersebut. Misalkan air yang dipanaskan
akan meningkat suhunya dan dapat berubah menjadi uap.Energi kalor yang diperlukan untuk
kenaikan suhu tertentu dirumuskan sebagai berikut;

1.7

Dengan m adalah massa benda yang dinyatakan dalam kg, c adalah kalor jenis yang dinyatakan
dalam J/kgo C, T2 adalah suhu akhir dan T1adalah suhu awal yang dinyatakan dalam oC.
Menurut hukum Joule, kawat yang memiliki hambatan besar akan menghasilkan energi panas
dalam jumlah yang besar pula. Jenis logam-logam tertentu jika dialiri listrik dapat menghasilkan
energy kalor yang besar, misalnya nikel,krom, dan nikrom serta campuran antara nikel dan
krom. Logam-logam ini apabila dialiri arus listrik suhunya cepat meningkat hingga tampak
membara, oleh karena itu jenis logam-logam ini banyak dipakai

ELECTRO TECHNICAL OFFICER-POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA 9


sebagai elemen pemanas pada setrika listrik, kompor listrik, dan solder. Ingat, pada
umumnya konduktor yang baik merupakan penghantar panas yang baik pula.
Pada las listrik dan sekering juga menggunakan prinsip perubahan energi listrik
menjadi energi kalor. Dalam proses las.listrik, konduktor melebur dan menyatu dengan
bahan lain. Sedangkan pada pengaman atau sekering terdapat kawat yang mampu
membawa sejumlah besar arus listrik. Jika arus melebihi batas sekering, maka kawat
tersebut akan melebur dan menyebabkan rangkaian putus.

1.8. Asal Mula Energi Celah


Banyak sifat-sifat logam lainnya yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan
teori electron bebas. Sebagai contoh mengapa beberapa logam dengan jumlah elektron
bebas yang banyak dapat bersifat sebagai konduktor, sedangkan logam-logam dengan
jumlah elektron konduksi sedikit akan bersifat sebagai isolator. Sifat-sifat logam seperti ini
tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori elektron bebas. Masih banyak ha1 lain
yang berkaitan dengan sifat logam yang tidak dapat dijelaskan oleh teori tersebut, seperti
misalnya perubahan resistivitas konduktor oleh adanya perubahan suhu,dan sifat-sifat
semikonduktor. Kegagalan teori elektron bebas dalam menjelaskan hal-hal tersebut di atas
disebabkan oleh penyederhanaan yang berlebihan tentang elektron konduksi. Menurut
teori elektron bebas, elektron konduksi (elektron valensi) dianggap mengalami energi
potensial yang tetap atau bahkan tidak memiliki energi potensial dari inti atom dan
elektron-elektron lainya di dalam atom. (Untuk tujuan penyederhanaan, inti atom dan
elektron-elektron lainya di dalam atom akan kita sebut sebagai pusat atom atau badan
atom yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris “core”). Oleh karena itu, menurut
teori elektron bebas, elektron konduksi ini bebas bergerak di dalam kristal dan hanya
dibatasi oleh permukaan kristal itu sendiri. Tetapi kenyaataannya, energy potensial akibat
badan atom itu tidaklah tetap,tetapi energi potensial itu merupakan fungsi posisi
elektron.Artinya, nilai energi ini bergantung pada posisi elektron tersebut di dalam kristal
diukur relatif terhadap inti atom. Di samping itu,energi potensial itu juga mungkin timbul
akibat adanya elektron-elektron konduksi lainnya di dalam kristal itu. Jadi keadaan energi
potensial yang sebenarnya di dalam kristal adalah sangat komplek.Oleh karena itu, kembali
disini kita akan mencoba menggunakan pendekatan yang lebih baik dari pada pendekatan
yang digunakan dalam teori elektron bebas. Pendekatan itu adalah bahwa badan atom
atom itu dianggap diam dan energi potensial itu merupakan fungsi yang periodik dengan
perioda sebesar konstanta kisi (a) kristal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2. Pendekatan
ini atau asumsi ini
didasarkan pada kenyataan bahwa atom-atom di dalam kristal disebarkan secara periodik pada
setiap titik kisi. Di samping itu, asumsi ini menganggap bahwa energi potensial akibat elektron-
elektron lainnya adalah konstan.

Gambar 1.2. Energi Potensial

Energi potensial yang periodik itu merupakan landasan dari teori pita energi dalam zat
padat. Tingkah laku sebuah elektron di dalam potensial seperti itu dijelaskan dengan cara
mengkonstruksi fungsi gelombang elektron dengan menggunakan pendekatan satu elektron.
Dalam pendekatan ini, fungsi gelombang total untuk sistem diperoleh dari gabungan fungsi
gelombang setiap elektron. Dengan kata lain, medan listrik yang dialami sebuah elektron tertentu
dianggap sebagai resultan dari medan listrik inti dan medan listrik rata-rata elektron lainnya.
Gerak elektron di dalam energi potensial listrik periodik ini menghasilkan hal-hal berikut:
1. Pita-pita energi yang dipisahkan oleh energi celah.
2. Fungsi energi elektron E(k) adalah periodik

Kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh model elektron bebas. Menurut teori elektron
bebas, energi elektron adalah merupakan fungsi kuadratik dari vektor gelombang (k) dan tidak
menunjukan adanya energi celah. Untuk keperluan ini kita akan menggunakan kristal satu dimensi
dengan konstanta kisi sebesar a.
Menurut toeri elektron bebas , energi elektron bebas adalah

1.8

ELECTRO TECHNICAL OFFICER-POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA 11


sehingga menurut teori ini, kurva E sebagai fungsi k adalah seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.3.
Dalam Gambar 1.3 ini, nilai energi adalah kontinyus untuk semua nilai k. Artinya kita tidak
menemukan adanya celah energi dimana elektron dilarang berada. Inilah kegagalan teori electron
bebas dalam menjelaskan perbedaan antara isolator, semikonduktor, dan konduktor.Oleh karena itu,
agar kita dapat memahami perbedaan tersebut, kita menggunakan teori yang mirip dengan teori
elektron bebas tetapi sedikit dimodifikasi, yaitu teori elektron hampir bebas atau sering disebut model
elektron hampir bebas.

Gambar 1.3. Energi seabagi fungsi vektor gelombang k menurut model elektron bebas
Menurut model elektron hampir bebas (V0) energi elektron tidak lagi kontinyus untuk semua
nilai k, tetapi tepat pada nilai-nilai k tertentu, tingkat energi elektron mengalami diskontinyu,
yaitu pada nilai-nilai k = ± n π/a, dimana n= 2, 3, dan seterusnya. Dengan demikian, kurva
energi (E) sebagai fungsi vektor gelombang (k) tidak lagi seperti kurva yang ditunjukkan dalam
Gambar 1.3 di atas, tetapi seperti kurva yang ditunjukkan dalam Gambar 1.4.

Gambar 1.4. Kristal monoatomik satu dimensi


12 ELECTRO TECHNICAL OFFICER-POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
Syarat terjadinya difraksi Bragg adalah: (catatan: huruf yang dicetak
tebal menyatakan besaran vektor)

1.9

Dalam satu dimensi, persamaan diatas menjadi

1.10

Untuk kristal satu dimensi, k berimpit dengan G, sehingga

1.11

Dengan demikian, persamaan diatas menjadi


(semua besaran disini sekarang adalah skalar).
1.12

dimana a) adalah vektor kisi resiprok dan n adalah bilangan bulat. Jadi, persamaan diatas dapat
ditulis sebagai berikut:

1.13

Difraksi pertama terjadi dan celah energi pertama terjadi untuk nilai k = ±nπ/a. Ingat bahwa daerah
antara - π/a dengan + π/a disebut daerah Brillouin pertama. Celah energi-celah energy yang
lainnya terjadi untuk nilai-nilai k yang merupakan kelipatan dari ±π/a.
Fungsi gelombang di< = ±π/a bukan merupakan gelombang berjalan

e*1n x/a dari electron bebas, tetapi fungsi gelombang di titik


adalah merupakan gabungan antara gelombang yang berjalan ke kanan dan
ke kiri. Dengan kata lain, fungsi gelombang di titik k = tπ/a
merupakan fungsi gelombang hasil interferensi antara gelombang yang
berjalan ke kanan dan ke kiri. Hal ini dapat terjadi jika syarat
difraksi Bragg terpenuhi oleh fungsi gelombang k. Hasilnya, fungsi
gelombang di titik k = tπ/a merupakan gelombang berdiri. Fungsi
gelombang berdiri tersebut terdiri atas dua macam, yaitu fungsi
gelombang yang saling menguatkan dan fungsi gelombang yang saling
melemahkan. Secara matematik, kedua fungsi gelombang berdiri tersebut
dapat dibentuk dari fungsi gelombang yang berjalan ke kanan dan ke
kiri, yaitu sebagai berikut:
dan

ELECTRO TECHNICAL OFFICER-POLITEKNIK P.ELAYARAN SURABAYA 13


Ep

Gambar 1.5. Rapat Muatan


Rapat peluang (r) atau dalam hal ini sama dengan rapat muatan (karena fungsi gelombang yang kita bicarakan
adalah fungsi gelombang elektron) untuk kedua gelombang berdiri di atas adalah sebagai berikut:

maka kit energi p


1.14

dan dari

lcos πx/al2-dapat dit


14
Persamaan p(+) akan menumpukkan elektron (muatan-muatan negatif) di atas ion-ion positif (di atas badan
atom) yang dipusatkan di titik-titik x=0,±a,±2a,±3a, dst, lihat Gambar 1.5. Jadi kelompok elektron ini berada di Seperti di
daerah yang berenergi potensial rendah, lihat Gambar 1.5. Sedangkan persamaan p(-) akan menumpukkan diatas adi
dalam tan
elektron-elektron tersebut di tengah-tengah antara ion-ion positif tersebut,sehingga elektron-elektron ini
diketahui
memiliki energi potensial yang tinggi.adalah inti atom dan elektron-elektron bagian dalam atau sering kita itu
akan diionisasi pada saat elektron valensidiambil untuk bawah celah energi pada Gambar 1.4 di atas adalah
y(+) sedangkan di dearah Brillouin pertama, yaitu di k= +π/a kedua fungsi gelombang dan v2 sin rx/a. Jika kita Sekarang k

misalkan energi potensial sebuah elektron di titik x dalam kristal itu adalah sehingga d

Dari persa
1.15

ELECTRO TECHNICAL OFFICER-POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA Hasilnya a

ELECTRO TECHNIC

esc
tempat yang berbeda,dan karena itu, kedua kelompok elektron itu memiliki nilai energi
potensial yang berbeda. Inilah asal mula adanya celah energi. Hal ini dapat dijelaskan lebih
lanjut sebagai berikut.

Gambar 1.5. Rapat Muatan

Rapat peluang (r) atau dalam hal ini sama dengan rapat muatan (karena fungsi
gelombang yang kita bicarakan adalah fungsi gelombang elektron) untuk kedua gelombang
berdiri di atas adalah sebagai berikut:

1.14

Persamaan p(+) akan menumpukkan elektron (muatan-muatan negatif) di atas ion-ion


positif (di atas badan atom) yang dipusatkan di titik-titik ±a, ±2a, ±3a, dst, lihat Gambar 1.5.
Jadi kelompok elektron ini berada di daerah yang berenergi potensial rendah, lihat Gambar
1.5. Sedangkan persamaan p(-) akan menumpukkan elektron-elektron tersebut di tengah-
tengah antara ion-ion positif tersebut,sehingga elektron-elektron ini memiliki energi
potensial yang tinggi.(Catatan: dalam hal ini, apa yang kita maksud dengan ion-ion positif
adalah inti atom dan elektron-elektron bagian dalam atau sering kita sebut dengan badan
atom, kecuali electron konduksi, sebab atom-atom itu akan diionisasi pada saat elektron
valensi diambil untuk dijadikan elektron konduksi) Fungsi gelombang di titik A tepat di
bawah celah energi pada Gambar 1.4 di atas adalah ψ(+) sedangkan di titik B tepat di atas
celah energi adalah ψ(-). Tepat pada batas dearah Brillouin pertama, yaitu di k = +π/a kedua
fungsi gelombang 4(+) dan ψ(-) yang dinormalisasi masing masing adalah V2 cos πx/a dan
V2 sin πx/a. Jika kita misalkan energi potensial sebuah elektron di titik x dalam kristal itu
adalah

1.15

14 ELECTRO TECHNICAL OFFICER -POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


maka kita dapat menentukan nilai energi celah, Eg (yaitu perbedaan energi potensial antara kedua
kelompok elektron) sebagai berikut:

os πx/al2-1 sin πx/al2}

:πx/al2- |sinπ
1.16

dan dari trigonometri Anda tahu bahwa cos 2n2α, sehingga |cos πx/a|2-|sinπ(2πx/a). Jadi
persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:

1.17

Seperti diketahui bahwa suku pertama dalam kurung { } dari persamaan diatas adalah benilai,
Selanjutnya marilah kita hitung suku kedua dalam tanda kurung { }dari persamaan diatas. Dari.
matematika,diketahui bahwa
1.18
Sekarang kita misalkan

sehingga

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa jika

Hasilnya adalah

ELECTRO TECHNICAL OFFICER-POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA 15


Hasil akhir darl persamaan daiatas adalah

1.19

Jadi, nilai energi celah ini sama dengan komponen dari deret Fourier energi potensial.

Anda mungkin juga menyukai