Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

“ ANGIN ‘’

Disusun Oleh :

Nama : Fati Inayah

Npm : E1D021008

Shift : B2

Hari/Tanggal : Kamis, 09 Mraret 2023

Dosen Pembimbing : 1. Anandyawati, SP, M.Si.

2. Dr. Ir. Marwanto, M. Sc.

Co-Ass : Muhammad Nur Alif (E1F019023)

LABORATORIUM ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada saat ini menuntut kita untuk dapat lebih
mengembangkan kemampuan agar tidak ketinggalan zaman. Dapat menggunakan
teknologi, berarti kita sudah bisa melihat masa depan bahwa layak mendapatkan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan keilmuan dibidang
IPTEK sangatlah penting, terutama bagi seorang pendidik dan peserta didik.
Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Sudah
banyak sekali orang atau perusahaan yang mengembangkan anemometer. Anemometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan
meteorologi dari kecepatan angin adalah knots (Skala Beaufort). Sedangkan satuan
meteorologi dari arah angin adalah dari 0° – 360° dan dapat juga digunakan arah mata
angin. Konsep dari anemometer ini adalah, angin atau aliran massa udara dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah mempunyai energi kinetik, apabila menumbuk penghalang
bebas dan penghalang bebas tersebut akan bergerak (tergantung gesekan penghalang).
Sebagai penghalang bebas pada perancangan alat ukur kecepatan angin ini digunakan
kincir ( Salim, 2018). Dalam kehidupan sehari-hari keadaan cuaca dan iklim sangat
mempengaruhi segala aktivitas manusia. Mmanusia dapat bertahan sampai satu hari
tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa atmosfir manusia hanya dapat
bertahan beberapa menit saja. Atmosfir terutama biosfir yang berada di sekeliling
manusia mempunyai karakteristik tertentu dalam hal suhu, kelembaban, kecepatan dan
arah angin, curah hujan dan sebagainya. angin merupakan gerakan atau perpindahan
massa udara dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah udara
dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan
kelembaban) seragam dalam arah yang horizontal. Gerakan angin berasal dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Kecepatan angin dibagi atas kelas atau
tingkatan berdasarkan kerusakan yang diakibatkan angin dan kecepatan angin. Angin
mempunyai arah yaitu arah dari mana angin bertiup biasanya dinyatakan dalam 16 titik
kompas (U, UTL, TL, TTL dan sebagainya) untuk angin-angin permukaan, untuk angin
di atas dinyatakan derajat atau 1/10 derajat dari utara, searah jarum jam. Kecepatan angin
km/jam, mil/jam, m/det, knot, dimana 1km/jam = 0.621mil/jam = 0.278 knot, 1knot =
1.852km/jam = 1.151mil/jam = 0.514m/det ( Miftahudin, 2019).
Angin merupakan energi yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan suhu antara
udara dingin dan panas yang mengalir. Angin adalah udara yang bergerak sehingga
memiliki kecepatan, tenaga, dan arah. Penyebab dari pergerakan ini adalah pemanasan
bumi oleh radiasi matahari. Pergerakan angin ini memiliki energi kinetik, oleh karena itu
energi angin dapat dikonversi menjadi energi lainnya seperti energi listrik dengan
menggunakan kincir angin atau turbin angin. Angin seperti fluida yang lain pada
umumnya mempunyai profil geseran atau profil kecepatan ketika mengalir melewati
benda padat, misalnya permukaan bumi. Pada tepat di permukaan bumi, kecepatan relatif
angin terhadap permukaan bumi sama dengan nol. Kemudian kecepatan ini menjadi
semakin tinggi sebanding ketinggian dari permukaan bumi. Ada dua jenis profil geseran
angin yang biasa digunakan untuk menghitung energi: profil geseran angin eksponensial
(exponential wind shear profile) dan profil geseran angin kekasaran permukaan (surface
roughness wind shear stress).Terjadinya angin dikarenakan adanya perbedaan tekanan
udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan besarnya
energi panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pada suatu daerah yang
menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih
panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadinya
perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih
rendah dengan yang menerima energi panas yang besar, akibatnya akan terjadinya aliran
udara pada daerah tersebut yang menghasilkan angin. Kondisi aliran angin dipengaruhi
oleh permukaan bumi yang dilalui oleh aliran dan perbedaan temperatur permukaan
bumi ( Alifiah et al, 2020). Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan secara spasial disebabkan oleh berbagai macam faktor, namun
diantara faktor-faktor tersebut, perbedaan temperatur merupakan faktor yang sangat
dominan. Matahari memainkan peranan yang sangat penting dalam mendistribusikan
temperatur ke seluruh permukaan bumi. Bentuk bumi yang bulat, gerak bumi terhadap
matahari baik rotasi maupun evolusi memodifikasi pola angin sedemikian rupa sehingga
kita mengenal pola angin yang ada di permukaan bumi hingga sekarang ini. Variasi baik
secara spasial maupun temporal membentuk pola angin menjadi siklus-siklus seperti
harian, bulanan, dan lain-lain. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi angin
sehingga angin bervariasi, diantaranya ada perbedaan musim, gaya Coriolis, dan lain-
lain. Dari pengaruh gaya-gaya tersebut sehingga terjadi beberapa formasi angin
diantaranya yang relatif dominan adalah angin pasat dan angin muson. Selain angin
pasat, kita juga mengenal angin yang terjadi dalam skala lebih kecil yaitu angin muson.
Angin muson terjadi di berbagai belahan dunia tetapi tidak di semua wilayah. Arah dan
intensitas angin muson selalu berubah setiap enam bulan sekali mengikuti perubahan
temperatur di berbagai belahan dunia akibat dari perbedaan musim (musim panas dan
musim dingin). Angin muson juga terbentuk di Indonesia yang merupakan daerah tropis
walaupun tidak ada perubahan musim panas dan dingin tetapi disebabkan oleh keadaan
atmosfir wilayah sekitar ( Wahid, 2020).
Angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti berlayar,menggerakkan
kincir, dan mengeringkan jemuran. Tetapi, jika angin memiliki kecepatan tinggi, maka
tiupan bisa memorakporandakan daerah yang dilaluinya. Angin bertiup dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Hal-hal yang berkaitan dengan
angin antara lain kecepatan, arah, dan sistem angin.Angin adalah udara yang bergerak
dari tekanan maksimum ke tekanan minimum. Sesuai dengan hukum Buys Ballot,
“Angin bergerak dari daerah maksimum ke daerah minimum dan di belahan bumi utara
berbelok ke kanan, serta di belahan bumi selatan berbelok ke kiri”. Apabila gerakan
angin itu terjadi
secara vertikal disebut current, sedangkan gerakan angin yang tidak teratur disebut
turbulensi. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin dinamakan
anemometer, satuan yang digunakan adalah knot per jam. Kecepatan angin mempunyai
kekuatan yang berbeda, makin besar kekuatan angin, makin tinggi kecepatannya. Faktor-
faktor yang dapat memengaruhi kecepatan arah angin adalah sebagai berikut :
1. Gradien Barometer
Gradien barometer adalah perbedaan tekanan udara antara dua isobar pada jarak lurus
111 km. Makin besar nilai gradien barometer, makin besar kekuatan angin bertiup.
2. Ketinggian Tempat
Makin tinggi kedudukan suatu tempat, maka kecepatan angin akan semakin cepat
pula, sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat maka kecepatan anginnya
semakin lambat.
3. Letak Tempat di Bumi
Letak tempat di bumi yang dimaksud adalah letak suatu tempat terhadap garis lintang
di bumi. Kecepatan arah angin di sekitar daerah ekuator lebih besar bila
dibandingkan dengan daerah yang terletak jauh dari daerah ekuator. Hal ini
disebabkan adanya rotasi bumi, di mana saat bumi berotasi menimbulkan gaya
dorong keluar lebih besar dari gaya dorong ke dalam ( Sofyan, 2018).
Indonesia yang berada pada garis katulistiwa merupakan daerah lintasan pergerakan
udara sebagai akibat dari perbedaan tekanan udara pada kedua belahan bumi ini yang
dikenal sebagai angin muson. Angin muson secara bergantian bergerak melintasi wilayah
Indonesia sepanjang tahun dengan periode enam bulan yakni bulan April hingga
September (angin muson timur) dan Oktober hingga maret (angin muson barat). Akibat
dari angin muson ini wilayah Indonesia mengalami dua musim dalam satu tahun yaitu
musim hujan pada saat muson barat dan musim kemarau pada saat muson timur.
Fenomena angin muson yang kemudian ditunjang dengan letak wilayah Indonesia pada
daerah khatulistiwa serta keadaan geografis yang terdiri dari 70% wilayah perairan
menyebabkan Indonesia memiliki potensi energi angin yang besar. Energi angin dapat
dikatakan sebagai bentuk lain dari energi matahari, hal ini karena angin terbentuk dari
perbedaan tekanan udara akibat proses pemanasan permukaan bumi oleh matahari yang
tidak merata. Saat ini energi angin juga dikenal sebagai energi terbarukan yang
pemanfaatannya di Indonesia belum maksimal, salah satu kendalanya adalah informasi
mengenai potensi energi angin yang minim untuk keseluruhan wilayah Indonesia ( Dida
et al, 2019).
Dalam kehidupan sehari-hari angin sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
maupun digunakan untuk sumber energi terbarukan seperti menggerakkan turbin angin
yang dapat menghasilkan listrik yang bermanfaat bagi kita semua. Angin adalah gerak
udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekenan rendah. Angin memiliki besaran fisis kecepatan dan arah
yang diakibatkan oleh adanya perbedaan tekanan udara disuatu daerah. Kecepatan angin
adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal yang dipengaruhi oleh gradien
barometris letak tempat, tinggi tempat, dan keadaan topografi suatu tempat. Untuk satuan
kecepatan angin dalam meter per detik, kilometer per jam atau knot. Arah Angin adalah
arah dari mana angin berhembus dan dinyatakan dalam derajat arah (Direction Degree)
yang diukur searah dengan arah jarum jam mulai dari titik utara Bumi atau secara
sederhana sesuai dengan skala sudut pada kompas. Potensi angin di suatu tempat
digambarkan dalam diagram polar, yaitu diagram yang menggambarkan posisi angin
terhadap arah mata angin dan besarnya kecepatan angin serta lama bertiupnya. Diagram
seperti itu disebut dengan Wind Rose, dengan durasi dinyatakan dalam prosen selama
pengamatan harian, bulanan atau tahunan. Panjang setiap garis menyatakan frekuensi
angin dari arah tersebut ( Suwarti et al, 2020). Angin merupakan sumber energi dari alam
yang tidak akan pernah habis dan tidak memiliki resiko kimiayang sangat berbahaya.
Karena cadangan dan produksi bahan bakar minyak bumi (fosil) di Indonesia
mengalamipenurunan 10% setiap tahunnya sedangkan tingkat konsumsi minyak rata-rata
naik 6% per tahun. Maka dari itu angin adalah energi yang sangat direkomendasikan
untuk dimanfaatkan hingga ke masa depan nanti. Pemilihantempat yang memiliki angin
yang konstan membutuhkan alat untuk mengukur kecepatan angin dan arah angin. Alat
ukur kecepatan angin, arah angin, dan ketinggian bisa menjadi salah satu cara untuk
mencari tempat yang memiliki kecepatan angin yang cukup untuk dimanfaatkan
energinya. Pemanfaatan alat ukur sejenis sekarang
ini kebanyakan hanya untuk mengukur angin di suatu daerah yang berkaitan dengan
identifikasi cuaca atau hanya sekedar mengukur kecepatan angin tanpa memiliki maksud
dan tujuan untuk mencari tempat yang energi anginnya mampu dimanfaatkan dengan
maksimal ( Robby et al, 2019).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Angin dalah sebagai berikut :
1). Memberikan pengertian tentang pergerakan massa udara pada berbagai tempat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Angin didefinisikan sebagai pergerakan udara ke segala arah. Kecepatan angin


bervariasi dari tenang hingga kecepatan badai yang sangat tinggi. Angin terbentuk ketika
udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah di mana tekanan udara rendah.
Perubahan suhu musiman dan rotasi bumi juga mempengaruhi kecepatan dan arah angin.
Kecepatan angin merupakan hal penting dalam prakiraan cuaca dan mempengaruhi fungsi
utama lainnya seperti penyerbukan pada tumbuhan, laju metabolisme spesies tanaman, dan
faktor antropogenik lainnya. Kecepatan angin juga dapat digunakan untuk menentukan awal
musim baru atau terjadinya cuaca besar. Kecepatan angin biasanya diukur dengan
anemometer, yang merupakan instrumen stasiun cuaca umum. Kecepatan angin dipengaruhi
oleh berbagai faktor mikro dan makro, seperti gradien tekanan. Gradien tekanan didefinisikan
sebagai perbedaan tekanan udara antara dua titik atmosfer. Pada dasarnya, semakin besar
perbedaan dalam tekanan, semakin cepat angin akan mengalir dari atmosfer bertekanan tinggi
ke rendah untuk menyeimbangkan fluktuasi. Faktor-faktor seperti angin topan, tornado, dan
monsun dapat mempengaruhi kecepatan angin secara regional dan lokal ( Abdy & Sanusi,
2020). Angin dapat terjadi jika pada suatu saat terjadi perbedaan tekanan udara pada arah
mendatar, maka akan terjadi gerakan perpindahan masa udara dari tempat dengan tekanan
udara yang tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang rendah. Gerakan arus angin jarang
sekali dapat berlangsung dalam keadaan rata atau halus, tetapi umumnya terganggu oleh
adanya turbulensi dalam berbagai bentuk dan ukuran yang berkembang dan saling
mengganggu dengan arah dan gerakannya. Dekat pada permukaan bumi, turbulensi ini
terutama sebagai akibat gesekan antara udara yang bergerak dengan permukaan bumi yang
umumnya tidak rata yang di dalam udara dapat menimbulkan terjadinya peristiwa eddy dan
dibarengi ketenangan dan hembusan yang keras. Arah angin adalah arah darimana angin
berhembus atau darimana arus angin datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan
dengan arah perputaran jarum jam dan dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai
dengan titik kompas. Umumnya arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut
bertiup, misalnya angin yang berhembus dari utara maka angin utara. Kecepatanangin adalah
“kecepatan dari menjalarnya arus angin dan dinyatakan dalam knots atau kilometer per jam
maupun dalam meter perdetik” Karena kecepatan angin umumnya berubah-ubah, maka
dalam menentukan kecepatan angin diambil kecepatan rata-ratanya dalam periode waktu
selama sepuluh menit dengan dibulatkan dalam harga satuan knots yang terdekat. Keadaan
ditentukan sebagai angin teduh (calm) jika kecepatan kurang dari satu knots. Sirkulasi angin
yang paling berpengaruh di wilayah Indonesia antara lain angin periodik. Angin periodik
adalah angin yang bertiup di atas permukaan bumi dimana pada waktu-waktu terentu berbalik
arah. Untuk mengukur kecepatan angin dipergunakan alat yang disebut sebagai anemometer.
Dikenal ada dua, yaitu anemometer putar dan tekan. Sebagian besar pengukur kecepatan
angin tipe putar adalah anemometer mangkok. Alat ini terdiri dari tiga atau lebih buah
mangkok yang dipasang simetris dan dipancangkan tegak lurus pada sumbu yang vertikal.
Kecepatan putaran mangkoknya tergantung dari kecepatan angin tanpa mengingat arah
datangnya ( Fadholi, 2020).
Kecepatan angin adalah cepat lambatnya angin bertiup pada suatu tempat. Angin
merupakan besaran vektor yang mempunyai arah dan kecepatan. Angin adalah gerak udara
yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke
daerah bertekanan rendah. Angin terjadi disebabkan oleh adanya beda tekanan horizontal.
Angin permukaan memiliki gaya gesek karena adanya kekasaran permukaan bumi. Gaya
gesek menyebabkan kecepatan angin melemah. Sirkulasi umum atmosfer adalah gerak rata-
rata dari angin di permukaan bumi. Daerah sekitar equator yang tekanannya rendah, angin
akan memusat dan naik, dan angin permukaan akan menjadi lemah atau berubah. Gaya
gradien tekanan berarah dari tekanan tinggi subtropis menuju daerah konvergensi intertropis,
angin dibelokkan oleh rotasi bumi sehingga angin membuat sudut pada waktu mendekati
equator. Pergantian udara jenuh dengan uap air dan udara yang lebih kering sangat
bergantung pada kecepatan angin. Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan atas antara
permukaan tanah dan udara menjadi jenuh oleh penguapan air sehingga proses penguapan
akan terhenti. Agar proses dapat berjalan terus, maka lapisan jenuh harus diganti dengan
udara kering. Pergantian tersebut hanya mungkin jika ada angin yang menggeser uap air. Jadi
kecepatan angin memegang peranan penting dalam proses evapotranspirasi. Laju
evapotranspirasi sebanding dengan kecepatan angin. Pengukuran kecepatan angin dapat
dilakukan dengan Anemometer ( Nurhayati & Aminuddin, 2019). Arah dan kecepatan angin
merupakan salah satu unsure cuaca yang dibutuhkan dalam operasi penerbangan. Seperti
yang tercantum dalam annex 3, bahwa informasi cuaca termasuk data arah dan kecepatan
angin sangat dibutuhkan untuk take off dan landing. Data arah dan kecepatan angin yang
terkumpul melalui pengamatan satsiun meteorology penerbangan setiap jam dalam jangka
waktu yang lama dapat digunakan sebagai salah satu dasar uji kelayakan landas pacu
(runway) di suatu bandar udara melalui analisa klimatologi. Angin adalah gerak udara yang
sejajar dengan permukaan bumi. Udarabergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekenan rendah. Angin diberinama sesuai dengan dari arah mana
angin datang, misalnya angin timur adalah anginyang datang dari arah timur, angin laut
adalah
angin dari laut ke darat, dan angin lembah adalah angin yang datang dari lembah menaiki
gunung. Arah angin adalah arah darimana angin berhembus atau darimana arus angin datang
dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan dimulai
dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik kompas. Umumnya arus angin diberi
nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup, misalnya angin yang berhembus dari
utara maka angin utara. Kecepatan angin adalah kecepatan dari menjalarnya arus angin dan
dinyatakan dalam knot atau kilometer per jam maupun dalam meter per detik. Karena
kecepatan angin umumnya berubah-ubah, maka dalam menentukan kecepatan angin diambil
kecepatan rata-ratanya dalam periode waktu selama sepuluh menit dengan dibulatkan dalam
harga satuan knot yang terdekat. Keadaan ditentukan sebagai angin teduh (calm) jika
kecepatan kurang dari satu knot ( Fadholi, 2019).
Angin merupakan salah satu unsur penting dalam meteorologi menentukan kondisi
cuaca dan iklim pada suatu tempat. Angin dapat ditentukan dengan menggunakan dua
parameter atau besaran yang diukur, yang pertama yaitu kelajuan atau kecepatan angin dan
yang kedua yaitu arah angin. Melalui pengukuran kelajuan dan arah angin akan di dapatkan
informasi penting yang dapat digunakan untuk keperluan seperti pencegahan bencana yang
akan ditimbulkan oleh angin itu sendiri. Untuk mendapatkan data pengukuran kelajuan yang
akurat diperlukan suatu alat ukur. Pengukuran kelajuan angin dapat dilakukan dengan
berbagai
metode dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode tersebut. Alat ukur
kelajuan dan arah angin yang umum digunakan pada stasiun pengamat cuaca adalah
Anemometer jenis Cup Counter yang menerapkan metode mekanik dalam pengukurannya.
Anemometer jenis Cup Counter adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju angin
dengan tiga buah cup sebagai sensor yang dihubungkan oleh lengan ke couter. Prinsip kerja
alat ini yaitu apabila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap disebabkan karena
seluruh cup menghadap ke satu arah melingkar. Perputaran sumbu sistem Cup dihubungkan
secara mekanik dengan generator sinyal sebagai pencatatan sinyal. Angin dapat bergerak
secara horizontal maupun vertikal dengan kelajuan yang bervariasi dan berfluktasi secara
dinamis. Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari
suhu udara yang bertekanan rendah ke suhu udara yang lebih tinggi.” Jadi dapat disimpulkan
faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara suatu
tempat dengan tempat lain. Angin dapat ditentukan dengan dua parameter yaitu arah angin
dan kecepatan atau kelajuan angin. Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya
adalah derajat. 1 derajat untuk angin arah Utara, 90 derajat untuk angin arah dari Timur, 180
derajat untuk angin arah dari Selatan dan 270 derajat untuk angin arah dari Barat. Pada
dasarnya kelajuan dan kecepatan mengandung arti yang sama karena memiliki satuan yang
sama yaitu m/s, hanya saja kecepatan merupakan besaran vektor yang mempunyai arah
sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar yang tidak bergantung pada arahnya. Kelajuan
angin pada dasarnya juga ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan
tujuan angin (sebagai faktor pendorong) dan resistansi medan yang dilaluinya ( Yanti et al,
2018).
Angin secara umum adalah setiap gerakan udara relatif terhadap permukaan
bumi .Data kecepatan angin dibutuhkan untuk memperkirakan cuaca di suatu tempat. Kondisi
lingkungan yang ada disekitar kita dipengaruhi oleh angin. Untuk dapat memanfaatkan energi
angin tersebut, maka dibutuhkan alat untuk mengetahui kecepatan angin, arah angin, suhu
dan kelembapan udara dipesisir pantai agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Akuisisi data
kecepatan dan arah angin dibutuhkan untuk mendapatkan data yang akan digunakan dalam
berbagai sektor kehidupan. Ada banyak alat yang dapat digunakan untuk mengukur
kecepatan angin dan arah angin, salah satunya adalah anemometer. Anemometer adalah alat
ukur yang digunakan untuk mengukur atau menentukan kecepatan angin. Anemometer
merupakan salah satu instrument yang sering digunakan oleh Badan Meterologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer berasal dari Bahasa Yunani anemos yang berarti
angin, angin merupakan udara yang bergerak ke segala arah, angin bergerak dari suatu tempat
menuju ke tempat yang lain Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat
tertiup angin, mangkok yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin.
Makin besar kecepatan angin meniup mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan
berputarnya piringan
mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya piringan mangkok. Dari jumlah
putaran dalam satu detik maka dapat diketahui kecepatan anginnya. Didalam anemometer
terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Jenis anemometer yang biasa
digunakan adalah anemometer mangkok dan baling-baling. Anemometer cup paling umum
dan sering digunakan dikarenakan cara pembuatan yang mudah dan sederhana. Anemometer
merupakan sensor angin untuk mengukur kecepatan angin di sekitarnya dan juga banyak
digunakan pada stasiun pengukuran cuaca ( Samsinar et al, 2020). Angin memiliki peranan
penting untuk menentukan keadaan cuaca dan iklim. Angin merupakan massa udara yang
bergerak secara horizontal, angin bergerak dari daerah bertekanan tinggi (maksimum) ke
daerah yang bertekanan rendah (minimum). Untuk mengetahui besar kecepatan angin yang
akurat diperlukan suatu alat ukur yang dapat mencatat kecepatan angin secara akurat.
Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau pergerakan udara per satuan waktu. Satuan
yang biasa digunakan dalam menentukan kecepatan angin adalah km/jam atau knot (1 knot =
0,5148 m/det = 1,854 km/jam). Kecepatanangin bervariasi dengan ketinggian dari permukaan
tanah, sehingga dikenal adanya profil angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin cepat.
Kecepatan angin diukur dengan menggunakan alat yang disebut Anemometer atau
Anemograf.
Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin
yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan geofisika atau stasiun perkiraan cuaca.
Kecepatan atau kecepatan angin diukur dengan anemometer cup, instrumen dengan tiga atau
empat logam berlubang kecil belahan ditetapkan, sehingga mereka menangkap angin dan
berputar tentang batang vertikal. Sebuah catatan perangkat listrik revolusi dan menghitung
kecepatan angin ( Siregar & Supani, 2018).
Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di permukaan
bumi. Angin akan bergerak dari suatu wilayah yang memiliki tekanan udara tinggi ke daerah
yang memiliki tekanan udara yang lebih rendah. Angin yang bertiup di permukaan bumi
terjadi
akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi matahari, sehingga mengakibatkan perbedaan
temperatur udara. Adanya perbedaan temperatur udara menyebabkan perbedaan tekanan
udara, akhirnya menimbulkan gerakan udara. Perubahan panas antara siang dan malam
merupakan gaya gerak utama sistem angin harian, karena bedapanas yang kuat antara udara
di atas darat dan laut atau antara udara diatas tanah dengan elevasi tinggi (pegunungan) dan
tanah dengan
elevasi lebih rendah (lembah). Arah dan kecepatan angin dipengaruhi oleh gaya yang
dihasilkan oleh bumi, yaitu gaya gradien tekanan, gaya koriolis, gaya berat atau gaya
gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal. Didasarkan pada teori tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa faktor yang akan mempengaruhi kecepatan dan arah angin adalah
pengaruh topografi dan letak lintang bumi ( Amri & Nurjani, 2020). Angin disebabkan oleh
pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan bumi. Udara yang lebih panas
akan mengembang menjadi ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih
dingin akan lebih berat dan bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan tekanan atmosfer
pada suatu daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur akan menghasilkan sebuah
gaya. Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalan istilah gradien tekanan merupakan laju
perubahan
tekanan karena perbedaan jarak. Gaya gradien merupakan gaya yang bekerja dalam arah dari
tekanan lebih tinggi ketekanan yang lebih rendah. Arah gaya gradien tekanan di atmosfer
tegak lurus permukaan isobar ( Ihwan & Sota, 2018).
Energi angin merupakan energi alternatif yang mempunyai prospek bagus, karena
merupakan sumber energi yang bersih dan terbarukan. Pada dasarnya angin terjadi karena ada
perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin.Didaerah katulistiwa, udaranya menjadi
panas mengembang dan menjadi ringan, naik keatas dan bergerak ke daerah yang lebih
dingin. Sebaliknya daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah.
Dengan demikianterjadi suatu perputaran udara berupa perpindahan udara dari kutub utara ke
garis katulistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya suatu perpindahan udara dari
garis katulistiwa kembali ke kutub utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi ( Mohamad
Y, 2019). Angin diberi nama sesuai dengan dari arah mana angin datang, misalnya angin
timur adalah angin yang datang dari arah timur, angin laut adalah angin dari laut ke darat, dan
angina lembah adalah angin yang datang dari lembah menaiki gunung. Angin lokal
disebabkan perbedaan tekanan lokal dan juga dipengaruhi topograpy, gesekan permukaan
disebabkan gunung, lembah dan lain – lain. Variasi harian disebabkan perbedaan temperatur
antara siang dan malam. Perbedaan temperatur daratan dan lautan juga mengakibatkan angin
sepoi –sepoi, bagaimanapun angin tidak mengalir sangat jauh di daratan ( Yunginger, 2020).
Cuaca adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bidang
kehidupan manusia yang amat memperhatikan keadaan cuaca adalah bidang transportasi,
baik itu transportasi udara maupun transportasi laut. Angin sebagai salah satu komponen
cuaca amat mempengaruhi aktifitas dari dua transportasi ini. Dengan demikian adanya sebuah
alat yang dapat digunakan untuk mempantau angin amatlah diperlukan. Dua komponen angin
yang biasa di amati adalah kecepatan dan arah angin. Pengukuran kecepatan dan arah angin
pada awalnya
dilakukan secara manual dangan alat yang sederhana. Namun seiring dengan perkembangan
teknologi maka banyak dikembangkan alat pengukur arah dan kecepatan yang modern.
Terlebih dengan perkembangan teknologi komputer yang berkembang begitu pesat
menjadikan alat alat ukur yang awalnya masih tradisional dan analog berubah menjadi alat
ukur yang modern dan berbasis digital dengan tingkat ketepatan yang cukup tinggi ( Pratama
et al, 2018). Angin mempunyai efek penting pada produktivitas tanaman pangan. Energi
angin merupakan perantara dalam penyebaran tepung sari pada penyerbukan alamiah, tetapi
angin juga dapat menyebarkan benih rumput liar dan melakukan penyerbuka silang yang
tidak diinginkan. Angin yang terlalu kencang juga akan menggangu penyerbukan oleh
serangga.Angin dapat membantu dalam menyediakan karbon dioksida yang membantu
pertumbuhan tanaman, selain itu juga mempengaruhi suhu dan kelembaban tanah. Namun
pada saat musim kemarau di beberapa daerah di Indonesia bertiup angan fohn yang dapat
merusak karena bersifat kering dan panas. Pada siang hari di daerah sekitar pantai, angin laut
dapat menyebabkan masalah karena angin ini membawa butiran garam yang dapat merusak
daun ( Arifin et al, 2018). Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap pembukaan stomata,
dengan meningkatnya kecepatan angin pada siang hari akan menyebabkan kehilangan air
pada tanaman akan meningkat. Untuk perlindungan terhadap kerusakan dan pembukaan
stomata yang berlebihan akibat kecepatan angin maka perlu dibuat barier. Kecepatan angin di
dalam naungan lebih kecil daripada di luar naungan, hal ini sangat dimungkinkan karena
naungan berfungsi sebagai bangunan penecah angin ( Sudaryono, 2019).
Angin merupakan aliran udara dalam jumlah yang besar yang timbul akibat adanya
rotasi bumi, perbedaan suhu dan perbedaan tekanan udara antara dua tempat dengan
kecepatan yang dinamis dan fluktatif. Atau bisa juga disebut sebagai perpindahan massa
udara dari satu
tempat ke tempat lakinnya secara horizontal atau hampir horizontal. Pengaruh perputaran
bumi terhadap angin disebut dengan pengaruh carioles (carioles effect). Efek ini
menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di
belahan bumi selatan sebaliknya bergerak berlawanan arah jarum jam mengitari daerah
Angin mengikuti pola umum sirkulasi udara atau prevailing wind. Prevailing wind pada
daerah tropis disebut trade wind, pada daerah beriklim sedang westerlies wind dan pada
daerah kutub disebut polar wind. Angin di dekat permukaan bumi kecepatannya lebih rendah
dibandingkan dengan lapisan udara yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh hambatan
akibat gesekan dengan permukaan bumi. Arah angin pada ketinggian lapisan udara yang
tinggi juga lebih bervariasi. Pada ketinggian 6-12 km dapat dijumpai angin dengan kecepatan
sampai 300 km/jam yang umumnya berhembus dari barat disebut jet stream.
Dalam klimatologi, angin memiliki dua fungsi dasar yaitu :
1. Pemindahan panas baik dalam bentuk yang dapat diukur maupun yang tersimpan dari
lintang rendah ke lintang yang lebih tinggi dan akan membuat setimbang neraca radiasi
surya antara lintang rendah dan tinggi.
2. Pemindahan uap air yang dievaporasikan dari laut ke daratan dimana sebagian besar
dikondensasikan untuk menyediakan kebutuhan air yang turun kembali sebagai hujan,
kabut ataupun embun.
Fungsi angin lainnya adalah :
1. Membantu dalam proses penyerbukan bunga
2. Mengontrol kincir angin atau menjalankan pembangkit listrik tenaga angin
3. Mempercepat pendinginan dari benda yang panas
4. Mencampur lapisan udara antara panas dan dingin, lembab dan dingin serta kaya akan O2
dan CO2 rendah
5. Membantu mengamati cuaca dalam ilmu meteorologi dan klimatologi
6. Memindahkan uap air yang sudah terevaporasi dari laut ke daratan dan mengalami
kondensasi yang selanjutnya menjadi hujan. ( Winarno et al, 2019).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Bahan dan Alat


Adapun bahan dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Anemometer
2. Windvan
3. Alat Bantu
4. Alat Tulis
3.2 Prosedur Kerja
Adapun Prosedur Kerja yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bawa ke lokasi yang telah ditentukan.
2. Tempatkan alat pada ketingggian dekat permukaan tanah, 120 cm, dan 200 cm dari
permukaan tanah.
3. Bac alat sebelum dilaksanakan pengukuran. Kemudian biarkan alat tertiup angin (bila
ada) selama 5 menit dan 15 menit. Lalu bac angka yang tertera.
4. Tentukan arah angina dengan menggunakan alat bantu. Tentukan apakah arah angina
selalu berubah menurut ketinggian waktu?
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memberikan pengertian tentang pergerakan massa udara pada
berbagai tempat. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang
mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) seragam dalam arah yang
horizontal. Angin merupakan salah satu unsur penting dalam meteorologi menentukan
kondisi cuaca dan iklim pada suatu tempat. Angin dapat ditentukan dengan
menggunakan dua parameter atau besaran yang diukur, yang pertama yaitu kelajuan
atau kecepatan angin dan yang kedua yaitu arah angin. Angin ialah aliran udara dalam
jumlah yang besar yang timbul akibat adanya rotasi bumi, perbedaan suhu dan
perbedaan tekanan udara antara dua tempat dengan kecepatan yang dinamis dan
fluktatif. faktor-faktor yang mempengaruhi angin sehingga angin bervariasi,
diantaranya ada perbedaan musim, gaya Coriolis, dan lain-lain. Alat yang digunakan
untuk mengukur arah dan kecepatan angin adalah Anemometer.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum acara tentang “ Angin ” adalah untuk Co-Ass agar
lebih bisa memberikan waktu yang cukup untuk para praktikan dalam mengerjakan
pretest nantinya, supaya para praktikan bisa lebih cermat dan teliti dalam
mengerjakannya. Dan untuk para praktikan diharapkan sebelum memulai praktikum
terlebih dahulu sudah membaca buku penuntunnya, agar nantinya sudah lebih bisa
memahami tentang apa saja yang ingin dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA
Abdy, M., & Sanusi, W. (2020). Karakteristik Kategori Kecepatan Angin di Kota Majene
dengan Pendekatan Rantai Markov. SAINTIFIK, 6(1), 85-90.

Alifiah, F., Muhammadiah, M., & Setiawati, B. (2020). Pelaksanaan Fungsi Koordinasi
Antara Pemerintah Daerah Dan Pt. Energi Bayu Dalam Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kabupaten Jenepoto. Kajian Ilmiah Mahasiswa
Administrasi Publik (KIMAP), 1(3), 1022-1037.

Amri, M. C., & Nurjani, E. (2020). Kajian angin ribut berdasarkan unsur iklim dan aspek
lahan di wilayah Bandung. Jurnal Bumi Indonesia, 4(4), 1-10.

Arifin, A. N., Halide, H., & Hasanah, N. (2018). Prediksi Probabiliitas Produktivitas
Tanaman Pangan di Kota Makassar Berbasis Iklim. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Dida, HP, Suparman, S., & Widhiyanuriyawan, D. (2016). Pemetaan potensi energi angin di
perairan Indonesia berdasarkan data satelit QuikScat dan WindSat. Jurnal Rekayasa
Mesin , 7 (2), 95-101.
Fadholi, A. (2019). Analisis Data Arah Dan Kecepatan Angin Landas Pacu (Runway)
Menggunakan Aplikasi Windrose Plot (Wrplot). Jurnal Ilmu Komputer, 9(2), 84-91.

Fadholi, A. (2020). Analisis Data Angin Permukaan Di Bandara Pangkalpinang


Menggunakan Metode Windrose. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan
dan Profesi Kegeografian , 10 (2).

Ihwan, A., & Sota, I. (2018). Kajian Potensi Energi Angin untuk Perencanaan Sistem
Konversi Energi Angin (SKEA) di Kota Pontianak. Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah
Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, 7(2), 130-140.

Miftahuddin, M. (2019). Analisis Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Melalui Uji Mann-Kendall
Multivariat. Jurnal Matematika, Statistika dan Komputasi, 13(1), 26-38.

Mohamad, Y. (2019). Karakteristik Potensi Energi Angin di Propinsi Gorontalo. ARTIKEL,


1(457).

Nurhayati, N., & Aminuddin, J. (2019). Pengaruh kecepatan angin terhadap evapotranspirasi
berdasarkan metode penman di kebun stroberi purbalingga. Elkawnie: Journal of
Islamic Science and Technology, 2(1), 21-28.

Pratama, A., Muhaimin, M., & Jamaluddin, J. (2018). Rancang Bangun Alat Instrumentasi
Menghitung Kecepatan Dan Arah Angin Berbasis Arduino. Jurnal Tektro, 2(2).

Robby, T. N., Ramdhani, M., & Ekaputri, C. (2019). Alat ukur kecepatan angin, arah angin,
dan ketinggian. eProceedings of Engineering, 4(2).

Salim, M. B. (2018). Pengembangan Alat Ukur Kecepatan Angin Berbasis Adobe Audition
1.5. JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah), 2(2), 95-100.

Samsinar, R., Septian, R., & Fadliondi, F. (2020). Alat Monitoring Suhu Kelembapan dan
Kecepatan Angin dengan Akuisisi Database Berbasis Raspberry Pi. RESISTOR
(Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer), 3(1), 29-36.

Siregar, R. M., & Supani, A. (2018). Alat Ukur Kecepatan Angin dan Pengiriman Datanya
dengan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler. TEKNIKA, 12(1), 13-21.

Sofyan Harlinda. (2018). Bumi dan Antariksa (PSD 121).

Sudaryono, S. (2019). Pengaruh naungan terhadap perubahan iklim mikro pada budidaya
tanaman tembakau rakyat. Jurnal Teknologi Lingkungan , 5 (1).
Suwarti, S., Mulyono, M., & Prasetiyo, B. (2020). Pembuatan Monitoring Kecepatan Angin
Dan Arah Angin Menggunakan Mikrokontroler Arduino. In Prosiding Seminar
Nasional & Internasional.

Wahid, M. A. (2020). Mengidentifikasi besar kecepatan angin dan energinya melalui data
Ncep/Ncar Reanalysis dan 5 Stasiun BMKG di Provinsi Aceh. Jurnal Phi Jurnal
Pendidikan Fisika dan Fisika Terapan, 2018(1), 1-10.

Winarno G.D.,Sugeng P.H., & Trio Santoso. (2019). Klimatologi Pertanian.Pusaka


Media.Bandar Lampung

Yanti, N., Yulkifli, Y., & Kamus, Z. (2018). Pembuatan Alat Ukur Kelajuan Angin
Menggunakan Sensor Optocoupler Dengan Display Pc. Sainstek: Jurnal Sains dan
Teknologi , 7 (2), 95-108.

Yunginger, R. (2020). Analisis Potensi Energi Angin Sebagai Energi Alternatif Pembangkit
Listrik Di Kota Gorontalo. Penelitian Dasar Keilmuan, 1(1491).

Anda mungkin juga menyukai