Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

METEOROLOGI

VISUALISASI DATA ANGIN WINDROSE

DISUSUN OLEH:
NAMA :
M EVRAN FIRDAUS
NIM :
08051381924076
KELAS :
B

LABORATORIUM OSEANOGRAFI DAN INSTRUMENTASI


KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu gaya lingkungan utama yang menyebabkan terjadinya
gelombang adalah akibat adanya hembusan angin. Angin yang berhembus diatas
permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin akan
menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang
semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang. Apabila kecepatan
angin bertambah,riak tersebut menjadi semakin besar, dan apabila angin
berhembus terus menerus akan terbentuk gelombang. Gelombang yang terjadi di
daerah pembangkitan disebut gelombang SEA, sedangkan gelombang yang
terbentuk tersebut setelah menjalar keluar daerah pembangkitan disebut
gelombang SWELL (Purnowo dan Sismiani, 2018)
Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari
95.181 km. sehingga merupaka negara terpanjang nomor empat di dunia. Wilayah
pantai yang terbilang sangat luas tersebut memiliki peranan sebagai sumber daya
potensial yang merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar baik untuk
daerah maupun negara. Tentunya di daerah tersebut sangat intensif dimanfaatkan
untuk kegiatan manusia seperti: pusat pemeritahan, permukiman, industri
pelabuhan, pertambakan, dan pariwisata (Sebayang dan Kurniadi, 2015).
Pada dasarnya fenomena gelombang laut menggambarkan transmisi dari
energi dan momentum. Gelombang laut selalu menyebabkan ayunan air jarang
sekali dalam keadaan diam, melainkan bergerak tidak henti hentinya pada lapisan
permukaan laut. Bahkan hembusan angin sepoi-sepoi pun sudah mampu
membangkitkan riak gelombang. Tetapi dalam keadaan badai besar, gelombang
dapat menjadi besar pula dan mengakibatkan kerusakan di daerah pantai. Dapat
disimpulkan bahwa gelombang laut timbul karena adanya gaya pembangkit yang
bekerja pada laut (Sinaga dan Luthfia, 2019).
Angin merupakan udara bergerak yang memiliki energi gerak atau energi
kinetik. Beberapa daerah khususnya tropis memiliki angina yang mengalir cukup
besar sehingga menyimpan energi yang cukup besar. Energi angin berbanding
lurus dengan kecepatan dan besar massanya. Makin cepat dan makin besar massa
angin makin besar pula energi yang terkandung didalamnya ( Lubis, 2018).
Indonesia yang berada pada garis katulistiwa merupakan daerah lintasan
pergerakan udara sebagai akibat dari perbedaan tekanan udara pada kedua belahan
bumi ini yang dikenal sebagai anginmuson. Angin muson secara bergantian
bergerak melintasi wilayah Indonesia sepanjang tahun dengan periode enam bulan
yakni bulan April hingga September (angin muson Timur) dan Oktober hingga
maret (angin muson Barat). Akibat dari angin muson ini wilayah Indonesia
mengalami dua musim dalam satu tahun yaitu musim hujan pada saat muson barat
dan musim kemarau pada saat muson timur.
Angin merupakan salah satu faktor meteorologis yang penting dalam
perencanaan dan perancangan bangunan pantai. Gaya tekanan angin merupakan
salah satu beban hidup yang bekerja terhadap suatu bangunan. Besar kecilnya
beban angin dipengaruhi kecepatan angin yang terjadi. Selain itu angin juga
mempengaruhi cara operasi pelabuhan. Bagaimana arah kapal memasuki alur dan
kolam labuh harus memperhitungkan arah dan kecepatan angin. Angin vm
erupakan salah satu faktor meteorologis yang penting dalam perencanaan dan
perancangan bangunan pantai. Gaya tekanan angin merupakan salah satu beban
hidup yang bekerja terhadap suatu bangunan. Besarkecilnya beban angin
dipengaruhi kecepatan angin yang terjadi. (Widayanto, 2013).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini, yaitu :
Mahasiswa dapat megetahui web yang di gunakan untuk data meteorologi

Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum kali ini yaitu, yaitu :
1. Mahasiswa mampu memahami web yang digunakan untuk data
meteorologi
2. Mahasiswa mampu memahami penggunaan web yang digunakan untuk
data meteorologi
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori angin


Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi
danjuga karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara
dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara
dingin ini dikarenakan konveksi (Habibie et al. 2012).
Energi angin dapat disebut sebagai jenis dikonversi dari energi surya. Sinar
matahari memanaskan tanah dan ini menyebabkan atmosfer menjadi hangat.
Ketika udara panas naik, mengurangi tekanan atmosfer bumi dan udara dingin
ditarik untuk mengambil tempatnya. Udara dingin ini disebut angin. Angin terjadi
karena adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin yang
menyebabkan terjadinya suatu perputaran udara berupa perpindahan udara. Udara
mengandung massa dan ketika bergerak, ia memilik energi. (Kadir, 1995).
Arah angin adalah arah darimana angin berhembus atau darimana arus angin
datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran
jarum jam dan dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain. Umumnya arus
angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup, misalnya angin
yang berhembus dari utara maka angin utara. Kecepatan angin adalah kecepatan
dari menjalarnya arus angin dan dinyatakan dalam knot atau kilometer per jam
maupun dalam meter per detik (Crusher, 1956).
Angin adalah sirkulasi yang kurang lebih sejajar dengan permukaan
bumi.kecepatan angin diukur dengan anemometer, dan biasanya dinyatakan
dengan knot. Satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui khatulistiwa
yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jm = 0,5m/detik lagi.
Angin merupakan salah satu faktor pembangkit gelombang Hembusan angin pada
permukaan air laut menghasilkan energi sehingga menimbulkan gelombang.
Semakin lama dan kuat hembusan angin pada permukaan air laut, semakin besar
pula gelombang yang terjadi. (Triatmodjo, 1999)
Salah satu faktor yang mempengaruhi dispersi atau penyebaran polutan
adalah kecepatan dan arah angin. Menganalisis kondisi meteorologi khususnya
untuk arah dan kecepatan angin adalah dengan menggunakan windrose. Windrose
merupakan hasil olah data meteorologi menggunakan WRPlot yang digunakan
untuk mengetahui presentase distribusi kejadian arah dan kecepatan angin dalam
satu periode waktu bulanan atau tahunan (Setiyawan et al. 2015)

2.2 Visualisasi data angin dengan Windrose


Windrose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran tentang
bagaimana arah dan kecepatan angin terdistribusikan di sebuah lokasi dalam
periode tertentu. Windrose merupakan representasi yang sangat bermanfaat karena
dengan jumlah data yang sangat banyak namun dapat diringkas dalam sebuah
diagram. Cara untuk menampilkan data angin bervariasi beberapa penyajian
menunjukkan kelebihan daripada yang lain. Windrose menampilkan frekuensi dari
arah mana angin berhembus. Panjang dari masing-masing kriteria yang
mengelilingi lingkaran diasumsikan sebagai frekuensi waktu dimana angin
berhembus dari arah tertentu (Cruster 1956).
Windrose adalah suatu metode untuk menganalisa arah dan kecepatan angin
suatu tempat tertentu dan biasanya perbandingan dari pada angin-angin yang
berhembus dari tiap-tiap arah angin. Windrose merupakan sebuah grafik yang
memberikan gambaran tentang bagaimana arahdan kecepatan angin
terdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode tertentu. Windrose adalah suatu
metode untuk menganalisa arah dan kecepatan angin suatu tempat tertentu dan
biasanya perbandingan dari pada angin-angin yang berhembus dari tiap-tiap arah
angin (Ismawan, 2015).
WRPlot adalah perangkat lunak yang digunakan untuk memplotkan data
arah dan kecepatan angin secara otomatis dengan menerapkan sistem windrose
manual. Sebagaimana dikertahui bahwa windrose memberikan dua informasi
sekaligus arah angin serta kecepatannya.Biasanya penyajian seperti ini sangat
berguna dalam dunia navigasi atau pelayaran. Program ini mampu menjelaskan
statistik windrose dan plotnya untuk beberapa format data meteorologi. Nilai yang
terdapat dalam windrose merupakan nilai hitungan statistika dari sebaran data
klimatologi unsur cuaca dengan kata lain perangkat ini menampilkan nilai sebaran
frekuensi yang terdapat pada angin di tiap sektor arah angin secara spesifik dan
kecepatan kelas angin untuk menunjukkan suatu lokasi (Setiyawan et al. 2015).
WRPLOT view adalah windrose program untuk data meteorologi. Software
ini menyediakan tampilan diagram windrose, analisis frekuensi, dan diagram
untuk beberapa format data meteorologi. Windrose menggambarkan frekuensi
kejadian dari angin untuk setap sektor angin spesifik dan kelas-kelas kecepatan
angin untuk setiap tempat pada periode tertentu (Lusiani dan Wardoyo, 2017).

2.3 Pengukuran kecepatan angin


Data angin diperoleh dari pengukuran kecepatan angin setiap waktu
menggunakan anemometer pada daerah bersangkutan. Data angin yang digunakan
untuk peramalan gelombang adalah data di permukaan laut pada lokasi
pembangkitan. Data tersebut dapat diperoleh dari pengukuran langsung di atas
permukaan laut atau pengukuran didarat dekat lokasi yang akan distudi yang
kemudian dikonversi menjadi data angin di laut. Kecepatan angin diukur dengan
anemometer dan biasanya dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu
menit garis bujur melalui kaltulistiwa yangditemput dalam satu jam, atau 1 knot =
1.852km/jam = 0.5 m/dt. Data angin dicatat tiap jam dan biasanya disajikan dalam
table. Dengan pencatatan angin jam-jaman tersebut akan dapat diketahui angina
dengan kecepatan tertentu dan durasinya (Purwono dan Sismiani, 2018).
Metode Windrose adalah suatu metode untuk menganalisa arah dan
kecepatan angin suatu tempat tertentu dan biasanya perbandingan dari pada angin-
angin yang berhembus dari tiap-tiap arah angin. Manfaat menganalisa keadaan
angin dengan WindRose ialah hasilnya mudah di baca karena penyajiaannya
dalam bentuk diagram, sehingga orang awam pun mudah membacanya. langkah-
langkah menyusun Windrose sebagai berikut: Membuat tabel distributif relatif
arah dan kecepatan angin. Dalam membuat tabel ini hal pertama yang harus
dilakukan adalah mencari banyaknya angin yang berhembus dari tiap-tiap arah
angin sesuai kelas interval yang telah ditentukan. Membuat diagram, gambar
diagram untuk menunjukkan arah dan beda besarnya kecepatan angin antara satu
kelas dengan kelas lainnya (Fadholi, 2012).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Meteorologi dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom,
pada hari selasa 3 November 2020 pada pukul 13.00 WIB S/d, bertempat di
Komplek Ppi blok E7 no.10. Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota
Palembang, Sumatera selatan 30153.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan pada praktikum kali ini, yaitu:
No. Nama Fungsi
1. Laptop/Komputer Untuk mengoperasikan data
2. Ecmwf (European Centre for Untuk memperoleh data Meteorologi
Medium Range Weather Forecast)
3. ODV (Ocean Data View) Untuk menampilan hasil ekstra dari
oseanografi dan tampilan
georeferensi, juga urutan data secara
interaktif.
4. Microsoft Excel Untuk mengolah data

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum kali ini, yaitu :

3.3.1
DAFTAR PUSTAKA

Crutcher HL. 1956. On The Standard Vector-Deviation WindRose. Jurnal Of


Meteorology. United States, Vol. 14 1: 28-33.

Fadholi A. 2012. Analisa pola angin permukaan di Bandar udara Depati Amir Pangkal
pinang periode Januari 2000- Desember 2011. Statistika Vol. 12 (2): 19-28.

Habibie MN, Sasmito A, Kurniawan R. 2011. Kajian Potensi Energi Angin di Wilayah
Sulawesi dan Maluku. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Vol. 12 (2): 181-187.

Ismawan D. 2015. Windrose Mawar Angin. Bandar Lampung : jurusan teknik sipil
Fakultas teknik Universitas lampung.

Kadir A. 1995. Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi Ekonomi.
Jakarta : Universitas Indonesia.

Lusiani, Wardoyo T. 2017. Analisis arah dan kecepatan angin dengan WRplots. Bahari
Jogja Vol. 14 (25) : 10-29.

Purnowo NAS, Sismiani A. 2018. Peramalan kejadian gelombang pantai Watunohu


dengan pendekatan empiris analisa data angina. Teodolita Vol. 19 (2): 1-10.

Sebayang ISD, Kurniadi D. 2015. Identifikasi dan analisis kerusakan garis pantai
Tanjung Pasir di Kabupaten Tangerang Banten. Rekayasa sipil Vol. 4 (1): 11-20.

Setiyawan, Rusdin A, Adnyani N. 2015. Analisis peramalan ketinggian gelombang


laut dengan periode ulang menggunakan metode distribusi Weibull studi kasus
pantai Lembasada Kabupaten Donggala. Infrastruktur Vol. 5 (1): 38-50.

Triatmodjo B. (1999). Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta offset.

Anda mungkin juga menyukai