Anda di halaman 1dari 18

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara maritim yang terletak di antara dua benua yaitu
Benua Asia dan Benua Australia. Negara ini juga berada di dua lautan besar yaitu
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi Indonesia juga terletak di antara
garis ekuator, sehingga memiliki iklim tropis dan radiasi matahari paling banyak
diserap. Secara umum, kondisi musim yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh
fenomena iklim global antaranya El Nino, La Nina atau Dipole Mode dan
fenomena iklim regional seperti sirkulasi Monsun Asia-Australia.
Wilayah ekuator pada umumnya merupakan wilayah pusat tekanan rendah
atau lebih dikenal dengan wilayah siklon. Wilayah siklon merupakan wilayah
tempat berkembangnya awan-awan konvektif yang menjadi sumber pertumbuhan
badai dan cuaca buruk lainnya. Wilayah ini lebih dikenal dengan nama Inter
Tropical Convergence Zone (ITCZ). Wilayah ini terletak antara lintang 5o sampai
23o baik utara maupun selatan.
Indonesia sebelah utara khatulistiwa, angin umumnya bertiup dari arah
utara-timur laut, sedangkan di sebelah selatan khatulistiwa angin umumnya dari
barat daya-barat, kecuali Maluku bagian selatan dan Papua, angin bertiup dari
timur laut-tenggara. Kecepatan angin berkisar 5-12 knot (9-22 km/jam).
Kecepatan angin ≥ 12 knot (≥ 22 km/jam) berpotensi terjadi di perairan utara
Aceh, Selat Malaka, Samudera Hindia sebelah barat Sumatera bagian tengah serta
Laut Halmahera.
Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
kejadian, perputaran dan penyebaran air di atmosfer dan di permukaan bumi serta
di bawah permukaan bumi. Hidrologi termasuk salah satu cabang ilmu geografi
fisik dan sudah mulai dikembangkan oleh para filsuf kuno, antara lain dari
Yunani, Romawi, Cina dan Mesir. Ait dianggap sebagai bagian dari unsur utama
bersama-sama dengan bumi, udara, dan api. Demikian juga Indonesia,
pengetahuan tentang air telah menjadi unsur yang penting dalam merencanakan

1
tata ruang pada zaman Sriwijaya dan Majapahit sesuai perkembangan teknologi di
zaman itu.
Klimatologi adalah ilmu yang membahas dan merangka tentang iklim.
Bagaimana iklim dapat berbeda pada suatu tempat dengan tempat yang lainnya
dan bagaimana kaitan antara iklim dan manusia. Iklim merupakan hal yang sangat
berpengaruh pada kehidupan manusia. Misalnya pada bidang industri, seperti
produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, serta perikanan yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi iklimnya. Kondisi iklim juga berperan pada hampir
semua bidang transportasi seperti keadaan hujan, keadaan angin, jarak pandang
dan tinggi gelombang.
Hidroklimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana siklus
hidrologi bekerja pada bumi dan kaitannya dengan iklim di suatu negara atau suati
daerah. Hidroklimatologi erat hubungannya dengan dunia perikanan karena
kegiatan perikanan bergantung pada curah hujan, angis serta faktor iklim lain
dapat terwujud apabila pelaku usaha tersebut memahami siklus hidrologi dan
karakteristik iklim.
Angin tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dirasakan dan
dihitung kecepatan serta arahnya. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
dan arah angin adalah anemometer, wind vane, dan wind sock. Selain itu, angin
dapat diamati dengan data harian yang disusun menjadi satu data dengan
perangkat lunak.
Wind Wave Rose adalah software angin yang beroperasi penuh pada
program untuk data meteorologi. Perangkat lunak ini memberikan data angin
secara visual naik, analisis frekuensi, dan plot untuk beberapa format data
meteorologi. Angin bangkit menggambarkan frekuensi terjadinya angin di
masing-masing sektor arah angin dan kelas tertentu kecepatan angin untuk lokasi
tertentu dan periode waktu.

1.2. Tujuan Praktik Lapang

Tujuan praktik lapang kali ini adalah sebagai berikut :


1. Mengetahi letak, kekuatan dan kecepatan angin di suatu daerah
2. Mengenali hubungan antara kondisi iklim/cuaca dan kondisi hidrologis
terhadap ekosistem atau sumberdaya perikanan

2
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Hidrologi sebagai cabang ilmu yang basisnya adalah pengukuran


fenomena alam, dihadapkan pada tantangan bagaimana memodelkan atau
memprediksi proses hidrologi pada wilayah (atau DAS) yang tidak terukur.
Fenomena alam dalam hal ini adalah siklus hidrologi, yang pada hakikatnya
adalah suatu proses yang sangat kompleks (Indarto, 2003). Siklus hidrologi adalah
sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Proses
perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi
yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungan (DAS) (Fauzan, 2016).
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan ata-rata selama 30
tahun dari atmosfer dalam suatu daerah. Hidroklimatologi adalah ilmu yang
mempelajari masalah/problem yang terjadi antara hidrologi dan klimatologi.
Menurut Rahman (2012), klasifikasi iklim berdasarkan sebarannya adalah :
1. Iklim yang meliputi daerah yang luas (Iklim Eropa, Iklim Afrika, dll)
2. Iklim Lokal, yaitu iklim yang terbatas pada suatu daerah
3. Iklim Mikro, yaitu iklim dari suatu daerah yang lebih terbatas lagi
Menurut Ruhimat dan Mustar (2008), angin adalah massa udara yang
bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Tiupan angin terjadi jika di suatu
daerah terdapat perbedaan tekanan udara maksimum dan minimum. Angin
bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih
banyak panas matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tana yang panas
membuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik mengembang dan
menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara sekitarnya, udara
akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera digantikan oleh
udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini
terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara
atau yang disebut angin. . Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara
pada arah horizontal yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dari satu
tempat dengan tempat lainnya. Angin diartikan pula sebagai gerakan relatif udara

4
terhadap permukaan bumi, pada arah horizontal atau hampir horinzontal. Masa
udara ini mempunyai sifat yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan
suhunya, sehingga dikenal adanya angin basah, angin kering dan sebagainya.
Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh tiga hal utama, yaitu (1) daerah asalnya dan (2)
daerah yang dilewatinya dan (3) lama atau jarak pergerakannya (Nasir, 1990).
Menurut Lakitan (2002), massa udara yang bergerak disebut angin. Angin
dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang
bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa
udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang
lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang
tekanan udara lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka
angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara
bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan
menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh
perputaran bumi terhadap arah angin disebut pengaruh Coriolis.
Hukum gerak menyatakan bahwa sebuah benda yang dalam keadaan diam
akan bergerak akan tetap bertahan pada keadaannya. Kecuali ada gaya dari luar
yang bekerja terhadap benda tersebut, Oleh karena itunya udara yang tenang akan
kembali menjadi (angin) bila ada gaya yang bekerja diatmosfer yang
menyebabkan terjadinya keadaan tidak seimbang (Handoko, 1999). Menurut
Wahyuningsih (2004), makin ke atas maka suhu makin dingin dan terjadilah
kondensasi yang selanjutnya terbentuk titik-titik air. Titik-titik air itu kemudian
jatuh sebagai hujan sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin terus
bergerak menuju puncak, kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai
kelembah. Karena sudah menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini
bersifat kering. Akibat cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi pasang
sehingga angin fohn memiliki sifat menurun, kering, dan panas.
Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan
permukaan yang licin (smooth), variasi yang diakibatkan oleh kekasaran
permukan disebut turbulensi mekanis. Turbulensi daat pula terjadi pada saat udara
panas pada permukaan bergerak ke atas secara vertikal, kaena adanya resistensi
dari lapisan udara di atasnya. Turbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan

5
atmosfer ini disebut turbulensi termal atau kadang disebut turbulensi konfektif.
Fluktuasi kecepatan angin akibat turbulensi mekanis umumnya lebih kecil tetapi
frekuensinya lebih tinggi (lebih cepat) dibandingkan dengan fluktuasi akibat
turbulensi termal  (Karim,1985).
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya
kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini
dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapat tekanan udara
dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan tegang.
Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara yang diatasnya bertahan dalam
keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang
seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu (Takeda, 1984).
Wind Rose adalah diagram yang menyederhanakan angin pada sebuah
lokasi dengan periode tertentu. Wind Rose (diagram mawar angin) juga digunakan
sebagai petunjuk untuk mengetahui delapan arah mata angin. Selain
itu, windrose juga dapat diartikan sebagai grafik yang digunakan oleh
para Meteorologist untuk memberikan pandangan secara ringkas bagaimana
kecepatan angin dan arahnya yang terdistribusi pada sebuah lokasi. Wind
rosemenggambarkan frekuensi kejadian angin pada tiap arah mata angin dan kelas
kecepatan angina pada lokasi dan waktu tertentu. Wind rose dapat pula digunakan
untuk menampilkan grafik dari kecenderungan arah pergerakan angin pada suatu
wilayah. Karena pengaruh dari kelerengan lokal, kemungkinan efek pesisir,
jangkauan alat, dan variabilitas temporal dari angin, perhitungan wind rose tidak
selalu mewakili pergerakan riil angin di wilayah tersebut. ManfaatWind rose biasa
digunakan dalam bidang pelayaran dan penerbangan (rancang bangun), Angin
Musim (perubahan arah angin musiman), sebagai analisa untuk pengembangan
sumber energi (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dan lain-lain. (Habibie et al.,
2011).
"Beaufort wind scale" atau "Beaufort wind force scale" atau yang lebih
dikenal dengan sebutan skala beaufort adalah sistem menaksir laporan kecepatan
kecepatan angin berdasarkan efek yang di timbulkan dari kecepatan angin (Meteo
Go, 2009).

6
Skala beaufort diciptakan oleh Sir Francis Beaufort pada tahun 1805. Pada
awal Abad 19, petugas pangkalan angkatan laut biasa melakukan observasi cuaca,
tetapi tidak ada standar atau skala yang digunakan sehingga hasil pengamatan
bersifat sangat subjektif. Sir Francis Beaufort melihat kekuatan angin punya
dampak langsung terhadap keadaan gelombang laut (Meteo Go, 2009).
Beaufort membangun skala berdasarkan pengalaman dan pengamatan
diatas kapal perang dan Beaufort berhasil menciptakan suatu standar. Skala
beaufort mengalami beberapa kali revisi, tahun 1906 skala beaufort mulai
digunakan untuk di darat. Tahun 1926 skala beaufort di korelasikan dengan
kecepatan angin yang sesungguhnya. Tahun 1946 skala beaufort di tambah
skalanya 13-17 skala, tetapi penggunaannya tidak universal karena digunakan
hanya untuk digunakan negara-negara tertentu sebagai indikator kekuatan
Badai/Siklon (Meteo Go, 2009). Di kalangan pelaut dikenal nama-nama angin
yang diberikan menurut kesan pada pelayaran, misalnya angin buritan, angin
haluan atau angin sakal, dan angin lambung. Angin buritan adalah nama angin
yang bertiup dari arah belakang kapal, angin haluan atau angin sakal bertiup dari
depan arah kapal, dan angin lambung bertiup dari arah samping kapal.

7
BAB 3. DESKRIPSI WILAYAH PRAKTIK

Gambar 1. Peta Teluk Tamiyang, Kabupaten Kotabaru

Wilayah Kepulauan Kabupaten Kotabaru pasca pemekaran Kabupaten


Tanah Bumbu adalah seluas 9.422,73 km2 terletak di sebelah tenggara Ibukota
Propinsi Kalimantan Selatan. Luas Kabupaten Kotabaru ¼ dari luas wilayah
Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis, Kabupaten Kotabaru terletak
antara 3o10’-4o20’ Lintang Selatan dan 115o5-116o30 Bujur Timur serta Grid
Provinsi dari ad-CH, 35-57 dan proyeksi UTM Y= 945.500 m, X = 300.000 m
(Bappeda, 2003 dalam Amarullah, 2007). Dengan wilayah perairan yang luas dan
strategis tersebut, salah satunya berupa teluk dan terletak antara Pulau
Kalimantan, berdekaran dengan Sulawesi Selatan dan beberapa pulau-pulau kecil
dari Provinsi Jawa Timur, sehingga memudahkan dan memberikan peluang
jangkauan luas dalam tata niaga hasil perikanan. Dengan demikian perairan
Kabupaten Kotabaru memiliki potensi sumberdaya hayati kelautan yang cukup
besar dan perlu dikelola serta dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan
guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.

8
Desa Teluk Tamiyang merupakan salah satu desa yang berada di
Kabupaten Kotabaru. Desa Teluk Tamiyang terletak di Kecamatan Pulau Laut
Tanjung Selayar, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Desa Teluk Tamiyang berjarak ±
90 km dari Pusat Kabupaten Kotabaru. Desa ini dikelilingi oleh hamparan pantai
dengan pasir putihnya serta masih penuh dengan tumbuhan hijau. Desa Teluk
Tamiyang penduduknya mayoritas bersuku mandar bugis, mata pencaharian
masyarakatnya nelayan, bertani budidaya rumput laut, ikan, terumbu karang, dan
lainnya.

9
BAB 4. METODE PRAKTIK LAPANG

4.1. Waktu dan Tempat

Praktik lapang mata kuliah Hidroklimatologi dilaksanakan pada Hari


Jum’at, 30 November 2018 pukul 09.20 - 09.35 WITA. Praktik belokasi di Desa
Teluk Tamiaang, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru,
Provinsi Kalimantan Selatan.

4.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktik ini adalah sebagai berikut :


Tabel 1. Alat yang Digunakan
No Alat Kegunaan
.
1. Alat Tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
2. GPS Untuk menentukkan titik koordinat lokasi
pengamatan
3. Stopwatch Sebagai penanda waktu
4. Skala Beaufort Sebagai pedoman pengamatan kecepatan angin
5. Kompas Untuk menentukan arah mata angin
6. Penuntun Praktik Sebagai pedoman pelaksaan praktik lapang

4.3. Prosedur Praktik

4.3.1. Pencatatan Data Arah dan Kecepatan Angin


a. Menyiapkan kompas untuk menentukan arah angin.
b. Menyiapkan skala beaufort untuk menentukan kecepatan angin.
c. Menyiapkan stopwatch untuk mencatat waktu.
d. Meletakkan kompas ke arah utara dan melihat arah angin setiap 1 menit
kemudian mencatat arah angina dan besar angin berdasarkan skala beaufort.

4.3.2. Pengolahan Data di Aplikasi Wind Rose PLOT (WRPLOT)


a. Instal terlebih dahulu komputer anda dengan perangkat lunak WRPLOT.
Perangkat lunak ini dapat anda unduh secara gratis dari alamat web berikut:
http://www.weblakes.com/products/wrplot/index.html
b. Setelah diinstal, selanjutnya buka perangkat lunak WRPLOT tersebut, sehingga
akan muncul tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 2.

10
Gambar 2. Tampilan Awal WRPLOT
c. Klik OK, maka akan muncul tampilan seperti Gambar 3.

Gambar 3. Tampilan Antar Muka Input Data


d. Selanjutnya klik Tools, lalu pilih Import Surface Data from Excel seperti
yang disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Input Data dari Excel

11
Gambar 5. Pemilihan Data Yang Telah dibuat di Excel

Gambar 6. Contoh Data Angin.xls yang telah diimport


e. Format file yang telah dibuat harus benar, sesuai dengan format yang diminta
dalam program Wind Rose. Dalam data minimal harus tersedia 6 kolom yang
berisi Year, Month, Day, Hours, Wind Direction dan Wind Speed, Hourly
Precipitation. Format data yang akan digunakan disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Contoh Data Angin dalam Program Excel


f. Pada Program Wind Rose, isikan sesuai dengan kode kolom pada program
Data Excel pada bagian Excel Coloum Name. Pada contoh di atas Kolom Year
terletak pada (kolom A); Month (kolom B); Day (kolom C); Hours (kolom D);

12
Wind Direction (kolom E); Wind Speed (kolom F) dan Hourly Precipitation
(Kolom G). Tampilan Wind Rose dapat dilihat pada Gambar 8.
g. Pada Unit in Excel di Program Wind Rose pilih satuan 00 to 23 pada Hour,
m/s pada Wind Speed dan mm pada Hourly Precipitation. Tampilan
data dapat dilihat seperti pada Gambar 9.
h. Pada Tab Station Information isikan data pada kolom Station ID, City, State,
Lattitude, Longitude dan Zone waktu (Time Zone). Klik Import maka akan
tampil seperti Gambar 9. File yang diimport dari program Excel tersebut akan
disimpan dalam bentuk ekstensi sam. Klik Yes untuk eksekusi.
i. Setelah proses import Data Selesai, selanjutnya klik Close untuk menutup
WRPlot View. Selanjutnya Klik Add files dan pilih nama file dengan format
.sam

Gambar 8. Tampilan Data WRPLOT setelah Input Data Excel

Gambar 9. Proses Akhir Import Data Excel

13
Gambar 10. Tampilan Add File

Gambar 11. Tampilan Akhir Proses Pembuatan WRPLOT

14
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

Hasil yang didapat pada praktik ini adalah sebagai berikut :


Tabel 2. Arah dan Kecepatan Angin di Desa Teluk Tamiang
Wind Wind Hourly
Years Month Day Hours
Direction Speed Precipitation
2018 11 30 0 135 4
2018 11 30 1 180 4
2018 11 30 2 180 15
2018 11 30 3 180 15
2018 11 30 4 180 15
2018 11 30 5 135 15
2018 11 30 6 180 9,5
2018 11 30 7 135 9,5
2018 11 30 8 90 15,5
2018 11 30 9 180 22,5
2018 11 30 10 135 15,5
2018 11 30 11 90 22,5
2018 11 30 12 180 15,5
2018 11 30 13 90 15,5
2018 11 30 14 180 22,5
2018 11 30 15 180 31

Data arah dan kecepatan angin ini kemudian diimport ke dalam Wind Rose Plot
atau WRPLOT. WRPLOT angin dari Desa Teluk Tamiaang adalah :

Gambar 12. WRPLOT Angin Desa Teluk Tamiang

15
Gambar 13. Grafik Wind Rose

Gambar 14. WRPLOT Angin Desa Teluk Tamiyang dengan Aplikasi Google
Earth

5.2. Pembahasan

Wilayah Kepulauan Kabupaten Kotabaru pasca pemekaran Kabupaten


Tanah Bumbu adalah seluas 9.422,73 km2 terletak di sebelah tenggara Ibukota
Propinsi Kalimantan Selatan. Luas Kabupaten Kotabaru ¼ dari luas wilayah
Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis, Kabupaten Kotabaru terletak
antara 3o10’-4o20’ Lintang Selatan dan 115o5-116o30 Bujur Timur serta Grid
Provinsi dari ad-CH, 35-57 dan proyeksi UTM Y= 945.500 m, X = 300.000 m
(Bappeda, 2003 dalam Amarullah, 2007).
Desa Teluk Tamiang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Pulau
Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Desa

16
ini berhadapan langsung dengan Teluk Tamiang dan berbatasan langsung dengan
Laut Jawa. Pada praktik lapang mata kuliah Hidroklimatologi kali ini kami
melakukan pengukuran arah mata angin dan kecepatan angin di Desa Teluk
Tamiang, berlokasi tepatnya di dermaga kapal ikan di titik 4 o02`55,26`` LS dan
116o03`15,95`` BT.
Praktik dilakukan selama 15 menit, pada pukul 09.20 - 09.35 WITA.
Pengukuran dilakukan setiap 1 menit sekali. Untuk menentukan arah angin yang
berhembus, praktikan menggunakan bendera yang terdapat di kapal nelayan dan
dengan bantuan kompas agar arah yang didapatkan lebih akurat. Sedangkan untuk
menentukan kecepatan angin digunakan tabel skala beaufort yang memuat
informasi kecepatan angin dan keterangannya.
Sebelum pengamatan dilakukan, arah angin menunjukkan ke arah tenggara
dengan angin sepoi-sepoi dan kecepatan angin 4 km/jam. Pada menit pertama,
arah angin menunjukkan ke arah selatan dan kecepatan angin 4 km/jam. Menit ke-
2 sampai menit ke-4, arah angin menunjukkan ke arah selatan dengan kecepatan
angin 15,5 km/jam (angin sedang). Pada menit ke-5, angin menunjukkan ke arah
tenggara dengan kecepatan angin 15,5 km/jam. Menit ke-6, arah angin menuju ke
selatan dengan kecepatan angin 9,5 km/jam (angin lemah). Menit ke-7, arah angin
ke tenggara dengan kecepatan angin 9,5 km/jam. Menit ke-8 arah angin menuju
ke arah timur dengan kecepata 15,5 km/jam. Menit ke-9, arah angin menunjukkan
ke arah selatan dengan kecepatan 22,5 km/jam (angin tegang). Pada menit ke-10,
arah angin menunjukkan ke arah tenggara dengan kecepatan angin 15,5 km/jam.
Menit ke-11, arah angin menunjukkan arah ke timur dengan kecepatan angin 22,5
km/jam. Menit ke-12, arah angin menunjukkan ke arah selatan dengan kecepatan
angin 15,5 km/jam. Menit ke-13, arah angin menujukkan ke arah timur dan
kecepatan angin sebesar 15,5 km/jam. Menit ke-14 arah angin menunjukkan arah
ke selatan dengan kecepatan angin 22,5 km/jam. Menit ke-15, arah angin
menunjukkan ke arah selatan dan kecepatan angin sebesar 31 km/jam (angin
keras).

17
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktik lapang ini adalah sebagai
berikut :
1. Pada lokasi praktik, arah angin menunjukkan ke arah timur, selatan dan
tenggara dengan arah yang didominasi menuju ke arah selata. Sedangkan
kecepatan angin berkisar antara 4 km/jam (angin sepoi-sepoi) hingga 31
km/jam (angin tegang) dengan didominasi oleh kecepatan 15,5 km/jam (angin
sedang).
2. Angin yang berhembus menuju ke selatan memingkinkan nelayan untuk pergi
ke laut untuk mencari ikan karena kondisi ini akan memudahkan nelayan.
Selain itu, arah angin yang menuju ke selatan akan manghindarkan terjadinya
abrasi pantai.

6.2. Saran

Sebaiknya seluruh peserta praktik dapat memperhatikan dengan baik


seluruh arahan yang diberikan dan mengikuti proses praktik dengan baik agar
tidak bingung. Selain itu, diharapkan agar penuntun yang diberikan lebih jelas
tujuan dan susunannya agar sistematikanya jelas.

18

Anda mungkin juga menyukai