Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai fenomena alam yang terjadi di bumi ini, selalu mengundang rasa keingin tahuan
manusia. Seperti fenomena cuaca dan iklim yang terjadi di muka bumi ini. Adapun ilmu yang
khusus mempelajari fenomena alam ini yaitu meteorologi dan klimatologi.
Meteotologi dan klimatologi memiliki arti sebagai berikut, meteorologi adalah ilmu
pengtahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas.
Sedangkan klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji tentang
gejala-gejala cuaca, tapi sifat-sifat dan gejala-gejala cuaca tersebut mempunyai sifat umum
dalam jangka waktu yang lama dan daerah yang luas di atmosfer yang ada di permukaan
bumi. Jadi setiap daerah yang ada di muka bumi ini pasti mengalami fenomena dan dinamika
cuaca dan iklim.
Meskipun cuaca dan iklim yang dialami setiap daerah itu berbeda, seperti Indonesia
yang beriklim tropis berbeda dengan Korea yang beriklim subtropis. Iklim merupakan rata-
rata dari cuaca. Sehingga mempelajari iklim berarti sama juga mempelajari cuaca.
Melihat kenyataan tentang cuaca dan iklim yang tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Demi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini, maka kita sebagai manusia yang hidup
di bumi wajib dan harus mempelajari serta mengkaji ilmu meteorologi dan klimatologi.
Dengan mempelajari meteorologi dan klimatologi banyak sekali manfaat yang kita dapat
yaitu untuk kemajuan di bidang pendidikan , sealin itu ilmu ini juga bermanfaat juaga dalam
bidang kehidupan lain. Seperti : dalam bidang pertanian, komunikasi, trnsportasi dan lain-
lain.
Pelaksanaan praktikum yang diadakan di daerah Ciwidey Bandung ini, merupakan
aplikasi dari teori-teori mengenai hubungan cuaca dengan ketinggian khususnya di daerah
Ciwidey. Walaupun penelitian di lapangan dilakukan yang tidak terlalu lama ini, namun kami
berusaha mengkoelasikan teori-teori yang ada dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
Praktikum ini diberi judul “Pengamatan Dinamika Suhu udara kecamatan Ciwidey, kaitannya
dengan Ketinggian tempat dan Waktu penyinaran matahari”.

1
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara waktu pengamatan satu hari dengan suhu ?
2. Bagaimana hubungan antara ketinggian tempat dengan suhu?
1.3.Manfaat Penelitian

Banyak manfaat yang dapat diambil dari praktikum Meteorologi dan Klimatologi di
daerah Ciwidey yang merupakan penerapan dari ilmu mata kuliah ini sehingga kita dapat
lebih paham tentang gejala dan dinamika cuaca yang sebenarnya.Manfaat Praktikum ini tidak
lepas dari tujuan penulisan ini yaitu sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui pengaruh antara waktu pengamatan satu hari dengan suhu.
2. Dapat mengetahui pengaruh antara ketinggian tempat dengan suhu.
3. Dapat menambah wawasan mengenai salah satu faktor yang mempengaruhi suhu.

2
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Cuaca dan Iklim


Iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode yang panjang. Iklim juga dapat berarti
rata-rata dari gabungan data cuaca. Untuk menentukan keadaan iklim disuatu wilayah,
biasanya dengan merata-ratakan cuaca selam 30 tahun. Sedangkan cuaca merupakan
keadaan atmosfer pada suatu saat, dalam jangka waktu yang pendek serta dalam cakupan
wilayah yang sempit.

B. Unsur-Unsur Cuaca
Unsur-unsur cuaca meliputi suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, angin,
keawanan, curah hujan dan penyinaran matahari. Ketujuh unsur tersebut membentuk
kesatuan dan kombinasi dari seluruhnya menentukan kondisi cuaca. Satu dengan yang
lainnya saling berkait, saling mempengaruhi dan saling ketergantungan.
1. Suhu udara (temperatur)
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam
atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas disebut
Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala
Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Jenis-jenis Thermometer, yaitu Thermoter
ruang, Thermometer maksimum minimum, Thermometer apung dan lain-lain.
2. Tekanan udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara.
Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu
tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena
makin berkurangnya udara yang menekan. Pada lapisan bawah atmosfer.Kecepatan
penurunan udara adalah 1 mmHg sampai naik 11 m. Besarnya tekanan udara diukur dengan
Barometer dan dinyatakan dengan milibar.

3
3. Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada
saat dan tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau
hygrometer.
4. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara maupun
pergerakan bumi mengitari porosnya. Angin banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk
kesejahteraan hidupnya seperti untuk menarik perahu, sumber tenaga listrik, menyejukkan
udara, pengering rambut, dan lain sebagainya.

5. Keawanan

Awan ialah kumpulan titik-titik air ataukristal es di dalam udara yang terjadi karena
adanya kondensasi atau sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang
menempel di permukaan bumi disebut kabut. Adapun jenis-jenis awan yaitu :
 Stratus(St), adalah sebuah bentuk lapisan uniform yang rendah dari awan yang
menyerupai kabut akan tetapi tidak menempel pada permukaan tanah.
 Cirrus(Ci), ialah awan halus, struktur berserat seperti bulu ayam putih, yang tipis
dengan serat-serat halus dan nampak juga seperti benang sutera putih.
 Cumulus(Cu), awan tebal dan padat, permukaan atasnya menyerupai bentuk doma
dengan struktur seperti bunga kol sedang di bawahnya datar (horizontal) puncak
awan bermacam-macam. Terbentuk dari udara yang naik pada siang hari. Bagian
yang berhadapan dengan matahari kelihatan terang.
6. Curah Hujan
Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan
bumi. Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan
diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.
7. Penyinaran Matahari
Penyinaran matahari merupakan energi panas yang diterima bumi setelah mengalami
pemantulan dan berbagai penyerapan di atmosfer. Intensitas penyinaran matahari dan albedo

4
yang diterima masing-masing belahan bumi menimbulkan perubahan suhu, tekanan udara dan
kelembaban di muka bumi, yang akhirnya membentuk kondisi cuaca saat itu. Banyaknya
panas matahari yang diterima bumi dipengaruhi oleh lamanya penyinaran matahari,
kemiringan sinar matahari, keadaan awan dan permukaan bumi.

C. Faktor yang mempengaruhi Suhu/Temperatur udara


1. Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut
terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari
yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin
besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu
yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar
matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin
rendah.
2. Tinggi Rendahnya Tempat
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan
semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur
udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan
tinggi rendah suatu daerah disebut amplitudo.
Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan termometer. Garis
khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut
Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan
turun 0,5 °C.
Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis.
Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan
tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.
3. Angin dan Arus Laut
Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin
dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga
akan menjadi dingin.

5
4. Lamanya Penyinaran
Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya.
Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar
matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari
semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah
lintang rendah (6°LU – 11°LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga
suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.
5. Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah
terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan
sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.
Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas,
sedangkan permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan
panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada
malam hari akan semakin dingin.
Permukaan atas awan adalah pemantul (reflector) yang paling baik dari radiasi
gelombang pendek. Pemantulan oleh awan dapat mencapai 30 sampai 60 %. Tapi awan juga
dapat menyerap radiasi matahari.
Dalam keadaan laisan awan yang tebal, gabungan dari proses pemantulan dan
penyerapan dari awan itu sendiri dapat melenyapkan 35 sampai 80 % dari radiasi yang tiba
dan karena itu hanya mampumenyampaikan energi 45 sampai 0 % saja ke permukaan bumi.
Nilai rata-rata untuk pemantulan dari awan ke angkasa adalah 21 % dari jumlah isolasi.
Insolasi adalah penangkapan energi matahari oleh suatu permukaan massa yang terbuka (gas
udara).

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pengamatan data suhu dilakukan antara jam 04.00 hingga jam 20.00. Selain itu
pengamatan suhu dilakukan di beberapa plot pengamatan dengan selisih ketinggian 100 mdpl.
Pembagian ini dilakukan untuk mempermudah perbandingan data hubungan antara suhu
dengan ketinggian tempat. Berikut data suhu yang telah di peroleh di lima plot pengamatan.

- Plot 1 (Satu)
Ketinggian Plot 1: 1000 mdpl
Tabel 1. Data perubahan suhu setiap pergantian waktu plot 1
No Waktu Pengamatan Suhu Udara (°C)
1 04.00 15
2 08.00 25
3 12.00 34
4 16.00 27
5 20.00 20
Rata-Rata Suhu 24.2
Dari data pengamatan plot satu diatas terlihat bahwa setiap pergantian waktu terjadi
perubahan suhu. Suhu terrendah terjadi pada jam 04.00, yaitu 15°C. Sedangkan suhu tertinggi
terjadi pada jam 12.00, yaitu 34°C.

- Plot 2 (Dua)
Ketinggian Plot 1: 1100 mdpl
Tabel 2. Data perubahan suhu setiap pergantian waktu plot 2
No Waktu Pengamatan Suhu Udara (°C)
1 04.00 14.5
2 08.00 24.5
3 12.00 33.5
4 16.00 26.5
5 20.00 19.5
Rata-Rata Suhu 23.7
Dari data pengamatan plot dua diatas terlihat bahwa setiap pergantian waktu terjadi
perubahan suhu. Suhu terrendah terjadi pada jam 04.00, yaitu 14.5°C. Sedangkan suhu tertinggi
terjadi pada jam 12.00, yaitu 33.5°C.

7
- Plot 3 (Tiga)
Ketinggian Plot 1: 1200 mdpl
Tabel 3. Data perubahan suhu setiap pergantian waktu plot 3
No Waktu Pengamatan Suhu Udara (°C)
1 04.00 14
2 08.00 24
3 12.00 33
4 16.00 26
5 20.00 19
Rata-Rata Suhu 23.2
Dari data pengamatan plot tiga diatas terlihat bahwa setiap pergantian waktu terjadi
perubahan suhu. Suhu terrendah terjadi pada jam 04.00, yaitu 14°C. Sedangkan suhu tertinggi
terjadi pada jam 12.00, yaitu 33°C.

- Plot 4 (Empat)
Ketinggian Plot 1: 1300 mdpl
Tabel 4. Data perubahan suhu setiap pergantian waktu plot 4
No Waktu Pengamatan Suhu Udara (°C)
1 04.00 13.5
2 08.00 23.5
3 12.00 32.5
4 16.00 25.5
5 20.00 18.5
Rata-Rata Suhu 22.7
Dari data pengamatan plot empat diatas terlihat bahwa setiap pergantian waktu terjadi
perubahan suhu. Suhu terrendah terjadi pada jam 04.00, yaitu 13.5°C. Sedangkan suhu tertinggi
terjadi pada jam 12.00, yaitu 32.5°C.

- Plot 5 (Lima)
Ketinggian Plot 1: 1400 mdpl
Tabel 5. Data perubahan suhu setiap pergantian waktu plot 5
No Waktu Pengamatan Suhu Udara (°C)
1 04.00 13
2 08.00 23
3 12.00 32
4 16.00 25
5 20.00 18
Rata-Rata Suhu 22.2
Dari data pengamatan plot lima diatas terlihat bahwa setiap pergantian waktu terjadi
perubahan suhu. Suhu terrendah terjadi pada jam 04.00, yaitu 13°C. Sedangkan suhu tertinggi

8
terjadi pada jam 12.00, yaitu 32°C.

Suhu Dengan Ketinggian Tempat

24,5

24
Rata-rata Suhu Udara (°C)

23,5

23

22,5

22

21,5

21
1000 1100 1200 1300 1400
Ketinggian (mdpl)

Grafik 1. Data perbandingan Ketinggian tempat dengan Suhu rata-rata tiap plot

Dari data diatas terlihat bahwa setiap kenaikan 100 meter pada plot-plot pengamatan,
suhu udara turun sebesar 0.5 °C.

B. Pembahasan Penelitian
Dari hasil pengamatan suhu yang dilakukan di lima plot yang berbeda, dengan jarak
masing-masing plot ±100 mdpl, di desa Cimanggu, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten
Bandung, diperoleh data yang menunjukan dinamika perubahan suhu yang dipengaruhi
waktu penyinaran matahari dan perbedaan ketinggian tempat. Setiap plot pada pengamatan
ini, memiliki pola perubahan suhu udara yang hapir sama. Suhu terendah tiap plot, terjadi
pada pukul 04.00. Hal tersebut dikarenakan sumber panas dari bumi, yaitu penyinaran
matahari sudah habis. Pukul 04.00 adalah waktu akhir atau paling ujung saat tidak adanya
penyinaran matahari terhadap bumi, sehingga suhu udara pada pukul ini adalah suhu
terendah di setiap tempat.
Sedangkan suhu tertinggi pada pengamatan setiap plot, terjadi pada pukul 12.00. Hal
tersebut dikarenakan, penyinaran matahari sebagai sumber panas, paling maksimal pada jam
tersebut. Secara tori, suhu udara tertinggi harusnya di ukur pada pukul 14.00, dengan asumsi
pada pukul dua siang proses pemanasan matahari terhadap bumi membutuhkan waktu untuk

9
mencapai suhu tertingginya. Sehingga demikian pada pukul dua sianglah suhu maksimal
bisa di ukur. Namun, secara proses, suhu maksimal pada tiap plot dikarenakan posisi sudut
penyinaran matahari ada pada titik paling fokus dan maksimal.
Jika dilakukan perbandingan suhu rata-rata setiap plot, makaakan terlihat bahwa,
setiap kenaikan 100 mdpl, maka suhu pada setiap plot akan turun sebesar 0.5°C. Seperti
perubahan suhu rata-rata yang terjadi pada plot satu dan dua. Rata-rata suhu pada plot satu
adalah 24.2 °C, maka ketika terjadi kenaikan ketinggian pada plot dua maka suhu turun
sebesar 0.5 °C, yakni menjadi sebesar 23.7 °C. Hal ini sesuai dengan konsep gradien
termometrik yang mengemukakan bahwa setiap kenaikan ketinggian 100 m maka suhu
udara akan naik sebsar 0.5°C.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
- Terdapat pengaruh antara perbedaan waktu pengukuran suhu udara dengan tinggi
rendahnya suhu udara. Hal tersebut terbukti pada setiap plot pengamatan suhu terrendah
terjadi pada pukul 04.00. Sedangkan suhu tertinggi terjadi pada siang hari atau sekitar
pukul 12.00. Perubahan suhu tersebut terjadi karena perbedaan lama penyinaran, sudut
datang, dan fokus matahari yang merupakan sumber panas bagi suhu udara di bumi.
- Terdapat pengaruh antara perbedaan ketinggian tempat terhadap tinggi rendahnya suhu
udara. Hal tersebut terbukti dari penurunan suhu pada setiap plot sebesar 0.5 °C. Jarak
antara satu plot dengan plot lainnya, yaitu 100 mdpl. Sehingga setiap kenaikan plot,
terjadi peurunan suhu sebesar 0.5°C.
B. Saran
- Pengukuran suhu harus dilakukan pada selisih kenaikan ketinggian per 100 meter atau
kelipatannya. Hal tersebut dilakkan untuk mempermudah pengamatan suhu terutama
yang berkaitan dengan gradien termometrik.
- Pengukuran suhu tidak boleh dilakukan pada daerah yang terbuka. Hal tersebut
dilakukan untuk memperkecil kontak langsung alat pengukur (termometer) dengan sinar
matahari.
- Hasil pengukuran suhu dapat digunkan untuk berbagai keperluan, yang salah satunya
pertanian, pariwisata, perdaganagan, dll.

11
DAFTAR BACAAN

Rohmat, Dede, dkk. 2009. Buku Ajar “Meteorologi”. Bandung: UPI.

Rafi’i, Suryatna. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Somantri, Lili dan Huda, Nurul. 2013. “Aktif dan Kreatif Geografi 1”. Bandung: Grafindo.

Widiatmoko, K. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai