ANARSIR-ANARSIR CUACA/IKLIM
OLEH
NIM : 1913020005
KELAS :A
2021
1
KATA PENGANTAR
Saya sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari sempurna terutama mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan
struktur isi makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari
pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat di tempat tertentu. Iklim adalah rata-rata
kondisi cuaca tahunan meliputi wilayah yang luas. Unsur-unsur cuaca dan iklim, meliputi:
suhu udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, awan, dan curah hujan. Jenis-jenis iklim
adalah iklim matahari, iklim koppen schmidt-ferguson, iklim junghuhn, dan iklim Oldemen.
Jenis vegetasi alam berdasarkan iklim dan bentangan alamnya dibedakan meliputi :
padang rumput, gurun, tundra, hutan basah, hutan gugur, dan taiga. Alat ukur cuca dan iklim
adalah termometer, Barometer, Anemometer, Higrometer, dan Penakar hujan. Cuaca dan
iklim memiliki beberapa unsur diantaranya adalah radiasi matahri, radiasi bumi, temperatur
udara, tekanan udara, angin, pengvuapan, kelembaban udara, awan, dan presipitasi
Dalam makalah ini lebih terkhusus untuk membahas mengenai badai, angin, awan,
tornado yang merupakan bagian dari CUACA EKSTRIM. Badai adalah cuaca yang ekstrim,
mulai dari hujan es dan badai salju sampai badai pasir dan debu. Badai disebut juga siklon
tropis oleh meteorologi, berasal dari samudera yang hangat. Awan adalah kumpulan butir-
butir air, kristal es,atau campuran keduanya, yang masih melekat pada inti-inti kondensasi
dan tetap melayang-layang di udara. Angin adalah pergerakan udara pada arah horizontal
atau hampir horizontal. Sedangkan pergerakan udara secara vertikan dinamakan ALIRAN
UDARA. Tornado adalah suatu angin pusaran kuat skala menengah dari kumpulan arus kuat
awan gelap yang merentang ke permukaan bumi dan berputar dengan kecepatan mencapai
450km/jam (280mpj).
3
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksut dengan cuaca dan iklim?
b. Apa saja unsur-unsur cuaca dan iklim?
c. Apa yang dimaksut dengan badai dan tornado?
d. Apa penyebab terjadinya badai dan tornado?
e. Bagaimana dampak yang terjadi akibat badai dan tornado?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk
memenuhi penilaian pada tuag akhir METEOROLOGI/KLIMATOLOGI juga agar
dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai penyebab serta dampak yang
akan terjadi karena Cuaca Ekstrim.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan
langsung dan pemanasan tidak langsung.
3) Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang biru
dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit
berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-
cara berikut:
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian
bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara
di atasnya.
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke
atmosfer.
6
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
Gambar 2.1 : Pengaruh atmosfer terhadap energi panas matahari. (Konsep Dasar
Indraja dan Pengolahan Citra, Bakosurtanal, 1995)
3. Tekanan udara
Tekanan secara fisis didefinisikan sebagai gaya per satuan luas (F/A). Tekanan
udara adalah gaya yang bekerja pada molekul-molekul udara per satuan luasan
kolom. Tekanan udara terjadi karena molekul-molekul udara pada suatu kolom
mengalami gaya berat akibat adanya gaya tarik bumi. Sedangkan, perubahan
tekanan udara terjadi karena adanya perbedaan suhu pada suatu kolom udara yang
menyebabkan perbedaan pemuaian udara sehingga tekanan udaranya pun berbeda.
Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb) atau hector-pascal (HPa).
Tekanan udara berbeda pada setiap tempat tergantung pada intensitas atau
lama penyinaran matahari, ketinggian, dan letak lintang suatu tempat. Semakin
tinggi elevasi suatu tempat semakin rendah tekanan udara di tempat itu. Hal ini
terjadi karena massa udara terpusat pada daerah yang memiliki elevasi yang
7
rendah akibat gaya gravitasi sehingga pada daerah yang memiliki elevasi yang
lebih tinggi, massa udara dalam satuan kolomnya lebih ringan daripada di daerah
yang elevasinya rendah. Dengan demikian tekanan udara akan lebih rendah pada
daerah yang memiliki elevasi lebih tinggi.
Pada daerah lintang tinggi, tekanan udara di daerah itu sangat dipengaruhi oleh
suhu udara akibat peredaran semu matahari terhadap garis lintang bumi. Misal, pada
bulan Desember di belahan bumi bagian selatan didominasi oleh daerah bertekanan
lebih rendah daripada di belahan bumi utara karena pergerakan semu matahari pada
bulan desember berada di sekitar daerah 230LS dan begitu juga sebaliknya.
Untuk standar tekanan udara didasarkan pada tekanan permukaan laut (mean sea
level pressure) yaitu sebesar 1013,25 mb. Tekanan udara dalam observasi
meteorologi, diukur dengan alat barometer aneroid maupun barometer air raksa.
Perubahan tekanan udara dari waktu ke waktu sangat berpengaruh terhadap perubahan
kondisi cuaca karena akan menimbulkan gangguan-gangguan cuaca mulai dari skala
lokal sampai skala global. Informasi tekanan udara juga sangat penting dalam
kegiatan penerbangan.
4. Angin
Angin secara umum diartikan sebagai pergerakkan massa udara karena
terjadinya perbedaan tekanan udara pada tempat yang berbeda. Pada pengamatan
Meteorologi, angin diamati dalam unsur kecepatannya dan arah datangnya angin.
Satuan kecepatan angin yang umum digunakan dalam observasi meteorologi
adalah knots (Northicalmiles) dan satuan arah angin dinyatakan dalam derajat.
Angin yang diamati dalam meteorologi adalah angin pada permukaan dan
angin-angin pada tiap lapisan udara vertikal. Angin permukaan diamati dari
ketinggian kurang lebih 10 meter dari permukaan tanah dengan asumsi tidak ada
obstacles (benda penghalang) yang berjarak lebih dari dua kali ketinggian benda
tersebut. Sedangkan angin pada lapisan udara vertikal (angin udara atas) diukur
dengan metode pilot balon dan saat ini juga sudah banyak digunakan radio
sounding (RASON) secara otomatis.
8
Angin, ditinjau dari segi skala meteorologi dapat dibagi menjadi :
1. Angin skala lokal. contohnya angin darat, angin laut, angin fohn, angin lembah,
angin gunung.
5. Penguapan
Penguapan atau evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap air.
Penguapan dipengaruhi oleh penyinaran matahari, suhu, tekanan dan keadaan angin.
Pada observasi meteorlogi synoptik penguapan diukur dengan evaporimeter dalam
satuan millimeter.
6. Keadaan awan
1. Awan tinggi
Awan yang termasuk kategori ini yaitu awan Cirrus, awan Cirrocumulus, awan
Cirrustratus.
2. Awan menengah
Awan yang termasuk kategori ini yaitu awan Altostratus, awan Altocumulus, dan
awan Nimbustratus.
3. Awan rendah
Awan yang termasuk dalam kategori ini yaitu awan Cumulus, awan Stratus, awan
Stratocumulus, dan awan Cumulonimbus.
9
Awan menurut bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Awan Cumuloformis
2. Awan stratoformis
Awan yang berbentuk lembaran atau lapisan yang merata dan cenderung homogen.
Awan ini tidak memiliki tinggi puncak awan karena lapisan atas awan ini sulit
diketahui ketinggiannya akibat terturup lapisan dibawahnya.
10
kegiatan penerbangan, oleh karena itulah pengamatan tentang adanya awan jenis ini
sangat diperlukan.
Kandungan pada awan didominasi uap air dalam keadaan yang jenuh (RH>95%)
kecuali pada awan-awan tinggi dan puncak awan cumulonimbus (berlandasan) yang
didominasi oleh kristal-kristal es.
7. Presipitasi (Endapan)
Presipitasi adalah istilah umum untuk semua bentuk air yang berasal dari
atmosfer dan mengendap kepermukaan bumi. Presipitasi selalu diawali oleh proses
kondensasi, sublimasi atau gabungan kedua-duanya dari uap air yang ada di atmosfer.
Presipitasi terjadi bila ada cukup faktor pembentuk yang terpentung adalah :
11
C. Alat Pengukur Cuaca dan iklim
Beberapa alat pengukur cuaca/iklim yang digunakan antara lain ialah:
1. Termometer
Termometer ialah alat untuk mengukur temperatur udara. Termometer
sederhana yang banyak dipergunakan adalah jenis termometer batang. Cara kerjanya,
bila suhu udara bertambah panas maka air raksa pada bola bawah termometer memuai
dan naik sepanjang kaca tipis di dalam batang kaca. Sebaliknya bila temperatur udara
turun kembali maka air raksa pada batang kaca turun. Naik turunnya temperatur udara
dapat dilihat pada angka yang tertera pada tabung kaca dalam satuan derajat Celcius,
Fahrenheit atau Reamur.
Jenis termometer lainnya ialah termometer maksimum dan minimum.
Termometer maksimum digunakan untuk mengukur temperatur udara yang tinggi,
sedangkan termometer minimum digunakan untuk mengukur temperatur udara yang
rendah.
Jenis termometer yang dapat mencatat sendiri keadaan temperatur udara
secara otomatis pada kertas grafik yang tersedia dinamai termograf. Variasi
perubahan suhu dapat dilihat pada grafik tersebut. Kertas grafik hasil pencatatan itu
dinamai termogram. Temperatur minimum dan temperatur maksimum yang tertera
pada termometer dicatat setiap hari dan digunakan untuk menentukan temperatur
harian di tempat tersebut. Temperatur harian ialah jumlah temperatur tertinggi dan
terendah dalam satu hari (24 jam) dibagi 2. Misalnya temperatur tertinggi pada hari
ini adalah33,2°C dan temperatur terendah 26°C, maka temperatur harian adalah:
Selisih temperatur tertinggi dan terendah dalam satu hari disebut amplitudo
suhu harian. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, amplitude suhu harian adalah:
33,2°C - 26°C = 7,2°C. dari temperatur harian dapat juga ditentukan temperatur
bulanan, dan dari temperatur bulanan dapat ditentukan pula temperatur tahunan.
Temperatur bulanan ialah jumlah suhu harian dalam sebulan dibagi dengan jumlah
hari dalam bulan tersebut, sedangkan temperatur tahunan adalah jumlah suhu bulanan
dalam satu tahun dibagi 12 bulan.
12
Termometer dapat dilihat pada stasiun Meteorologi dan Geofisika. Alat ini
diletakkan pada suatu tempat yang disebut pondok meteorologi atau sangkar
Stevenson.
2. Barometer
Barometer adalah alat pengukur tekanan udara. Ada beberapa tipe barometer,
misalnya barometer yang menggunakan tabung kaca hampa udara. Bagian ujung
tabung yang terbuka dimasukkan kedalam bejana air raksa. Bila tekanan udara naik,
maka udara akan menekan air raksa yang ada di dalam tabung. Besarnya tekanan
udara ialah selisih permukaan air raksa di dalam bejana dan di dalam tabung. Tipe
barometer lainnya ialah barometer aneroid dan barograf yang menggunakan lempeng
logam yang tipis.
3. Anemometer
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin. Alat ini dapat dilihat pada
stasiun pengamatan cuaca atau di bandar udara. Anemometer ditempatkan pada
lapangan terbuka pada tiang yang agak tinggi. Pada alat ini terdapat beberapa
mangkok untuk menerima tiupan angin. Ketika angin bertiup, angin meniup mangkok
tersebut sehinnga mangkok berputar. Putaran mangkok dihubungkan dengan alat
pencatat kecepatan angin. Kecepatan mangkok berputar tergantung pada kecepatan
angin bertiup. Makin cepat angin bertiup, makin cepat pula mangkok berputar, dan
sebaliknya. Kecepatan angin bertiup dapat dilihat pada alat pencatat yang ditempatkan
di dalam ruangan pengamatan cuaca. Anemometer modern telah dilengkapi dengan
penunjuk arah angin yang dihubungkan dengan computer. Alat perekam arah angin
dan kecepatan angin secara otomatis mencatatnta dalam satuan meter/detik, km/jam
atau mil/jam.
4. Higrometer
Higrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara.
Alat ini dapat kita lihat pada stasiun-stasiun pengamatan cuaca. Higrometer
diletakkan di dalam Sangkar Stevenson sebagaimana halnya dengan termometer alat
pengukur suhu udara. Higrometer terdiri atas satu termometer kering dan satu
termometer basah. Kelembaban udara nisbi (relatif) dapat diketahui dengan melihat
tabel kelembabab relatif setelah menghitung selisih temperatur udara pada termometer
kering dengan temperatur pada termometer basah.
13
5. Penakar hujan
Penakar hujan atau disebut juga Fluviograf adalah alat untuk mengukur
besarnya curah hujan. Alat ini ditempatkan pada lapangan terbuka, agar air hujan
yang jatuh tidak terhalang masuk ke dalam tabung tertentu. Air hujan yang masuk
melalui corong ditampung dalam ruang tertutup supaya tidak menguap. Kemudian air
hujan yang ditampung diukur dengan menggunakan gelas pengukur sehingga dapat
diketahui besarnya curah hujan. Tinggi rendahnya curah hujan biasanya dinyatakan
dalam mm. beberapa stasiun pengamat cuaca telah menggunakan peralatan pengukur
curah huan modern yang dilengkapi dengan computer sehingga tingginya curah hujan
dapat diketahui dengan muda
14
yang dikenal sebagai angin siklon (cyclone) di Samudera Hindia atau topan (typhoon)
di Samudera Pasifik.
Alat pendeteksi badai adalah X-Net, cara kerjanya cukup mudah dengan
menempatkan sistem radal model Doppler yang dipasang dilima titik dsegala penjuru
kota tokyo,radar Doppler tersebut disambungkan untuk memantau pergerakan angin
lewat monitor,setelah itu radar utama X-Net akan bekerja dengan melihat serta
mengontrol kadar udara,lalu mengukur kecepatan angin melalui kecepatan angin
melalui perubahan awan yang berubah terus menerus.alat ini mampu bekerja dengan
mendeteksi kehadiran angin dalam jarak radius 60-80 km,sehingga jika angin tersebut
berpotensi membahayakan maka dengan cepat radar akan mengirim sinyal,sehingga
kedatangan angin topan dan badai bisa segera diantisipasi.
Sumber utama energi raksasa penggerak badai tropis berasal dari proses
kondensasi yakni yakni mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang
bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses kondensasi, uap air
akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan oleh uap air
akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Selain udara lembab juga
diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin
yang bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung
cukup lama, maka terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi , hujan deras dan
banjir yang mengikuti fenomena badai tropis.
15
Proses terjadinya siklon tropis masih menjadi kajian para ahli., namun faktor –faktor
yang diperlukan untuk mendorong terjadinya badai tropis dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Suhu air laut hingga kedalaman 50 meter lebih dari 26,5o Celsius. Perairan
hangat merupakan sumber energi dari siklon tropis, sehingga ketika siklon tropis
bergerak ke daratan atau perairan dingin maka kekuatan siklon tropis akan
melemah secara drastic
2. Suhu pada atmosfer turun drastis dengan meningkatnya ketinggian. Penurunan
suhu atmosfer secara drastis tidak memungkinkan perpindahan kelembaban udara
secara konveksi. Aktifitas badai petir (thunderstorm) yang mendorong uap air
melepaskan kandungan panasnya.
3. Kelembaban udara yang tinggi pada atmosfer.
4. Jarak minimum 500 km dari katulistiwa
5. Angin bergerak naik vertikal secara perlahan ( kurang dari 10 m/s) sehingga tidak
merusak proses pembentukan formasi siklon tropis.
G. Ciri-Ciri (Tanda-Tanda) Strukturnya.
Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari seluruh
tekanan udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka tekanan udara di
daerah siklon tropis merupakan yang terendah.
• Inti hangat.
Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan melepaskan panas.
Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis yang
menyebabkannya terasa hangat.
• CDO (Central Dense Overcast).
CDO merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan,
hujan dan badai petir.
• Mata
Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di
pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter
16
wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km.Pada siklon tropis lemah, CDO menutupi
pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat.
• Dinding mata.
Dinding mata menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas angin
dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding matalah yang
paling berbahaya.
• Aliran keluar (outflow).
Pada bagian atas siklon tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis dengan arah
putaran berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah angin berputar kuat,
melemah seiring dengan pergerakan naik dan akhirnya berbalik arah.
Klasifikasi
Siklon Tropis merupakan istilah yang bersifat umum, selanjutnya menurut tingkat
kematangan formasi bentuk dan kekuatannya siklon tropis dapat diklasifikasikan atas:
17
2. Badai Tropis (Tropical Storm)
Pada badai tropis mulai terlihat bentuk spiral, namun tidak terlihat adanya mata. Kecepatan
angin maksimum berkisar dari 17 hingga 33 meter per detik ( 34 s/d 63 knot, 39 s/d 73 mph
atau 62 s/d 117 km/jam). Untuk Badai Tropis diberikan nama-nama yang khas untuk
membedakan antara setiap kejadian badai tropis.
Skala Kekuatan
Untuk memberi gambaran kekuatan dan dampak yang bisa dihasilkan oleh Badai Tropis /
Hurricane maka dibuat pedoman skala kekuatan Hurricane. Skala yang umum digunakan
adalah Skala Saffir-Simpson, yang dibagi atas lima kelas kategori , yakni
Dampak kerugian yang diakibatkan oleh Hurricane tidak mutlak bergantung pada tingkat
skala kekuatan di atas. Wilayah kejadian (seperti daerah permukiman atau lautan terbuka)
serta bencana alam susulan akibat dari Hurricane seperti banjir atau longsor, turut
mempengaruhi besar kerugian dan korban manusia.
Peristiwa
Pada satu tahun di seluruh dunia terdapat rata-rata 80 kali peristiwa siklon tropis. Hampir
seluruh siklon tropis tumbuh dan berkembang pada wilayah perairan di zona 30 derajat dari
katulistiwa, yang disebut Zona Konvergensi Antara Tropis (ITCZ Intertropical Convergence
Zone). Zona ini merupakan tempat terkumpulnya awan-awan hujan yang deras dan berhari-
hari serta menimbulkan angin kencang.
Lokasi
18
Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah kelembaban udara
yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah
perairan ( lautan) di zona tropis dan subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 260 C
Musim
Puncak aktifitas siklon tropis di seluruh dunia, terjadi pada akhir musim panas yakni ketika
laut mencapai temperatur paling hangat. Namun di setiap wilayah terdapat pola musiman
yang berbeda.
19
Secara umum, Aktifitas siklon tropis di belahan bumi Selatan berlangsung dari akhir Oktober
hingga Mei, dengan puncak aktifitas terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret.
Bencana
Badai tropis pada umumnya tumbuh dan berkembang di wilayah perairan bebas seperti lautan
yang tidak didiami manusia kecuali untuk pelayaran. Oleh karena itu jarang terjadi bencana
akibat badai tropis pada manusia. Walaupun demikian, pergerakan badai tropis dapat
mengarah ke daratan dan bila hal ini terjadi akan timbul bencana yang menewaskan ribuan
manusia dengan kerugian material mencapai jutaan dollar .
Beberapa nama badai tropis yang paling banyak menelan korban manusia terbesar antara lain:
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cuacaadalah keadaan udara pada suatu saat di tempat tertentu. Iklimadalah
rata-rata kondisi cuaca tahunan dan meliputi wilayah yang luas.
Badai adalah cuaca yang ekstrim, mulai dari hujan es dan badai salju sampai badai
pasir dan debu.Badai disebut juga [siklon tropis oleh meteorolog, berasal dari
samudera yang hangat.Badai bergerak di atas laut mengikuti arah angin dengan
kecepatan sekitar 20 km/jam.
21
Tornado adalah Tornado didefinisikan oleh Glosari Meteorologi sebagai
"kolom udara yang berputar kencang yang menyatu dengan permukaan tanah dan
muncul dari awan cumuliform atau bagian bawah awan cumuliform dan sering
(namun tidak selalu) tampak sebagai suatu awan corong.."
Secara etimologi, Kata "tornado" merupakan perubahan dari kata dalam
Bahasa Spanyol tronada ke bahasa inggris, tornado, yang berarti "badai petir".
Kemudian, kata tornado juga diambil dari Bahasa Latin tonare, yang berarti
"gemuruh". Kata ini sangat mungkin merupakan kombinasi dari bahasa Spanyol
tronada dan tornar ("berputar"); namun, kata ini mungkin juga merupakan suatu
etimologi rakyat. Tornado juga secara umum dikenal sebagai twisters.
DAFTAR PUSTAKA
http://nisaatunnisa.blogspot.co.id
Drs, Amir Syarifudin, dkk. 1996. Sains geografi 1. Jakarta: Bumi Aksara
Marvin, Chris, dkk. 2008. Cuaca dan iklim.www.scribd.com
Drs, Sarjani. 2009. Cuaca dan iklim. www.fisikarudy.com
22