Anda di halaman 1dari 21

ENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari
lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan
perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di
dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia
(chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat, 1985).
Salah satu metode yang dapat dilakukan dalam mempelajari oseanografi fisika yakni
pengamatan langsung dengan melakukan praktek lapang untuk mengetahui oseanografinya itu
sendiri. Oseanografi fisika dapat diketahui dengan cara mengukur pasang surut, ombak, arus,
angin seperti yang telah kita lakukan, itu hanya sebagian dari oseanografi fisika tersebut,
sehingga diperoleh gambaran dasar tentang perbedaan dari data tersebut.
Adanya faktor-faktor fisik air laut, sepeti temperatur dan perubahan arus dapat menyuburkan
laut. Kedua, laut digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas. Manusia banyak
menggunakan laut, seperti untuk transportasi, pengeboran minyak dan gas, rekreasi, berenang,
perikanan dan lain-lain. Ketiga laut mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Laut mempengaruhi
distribusi hujan, kemarau, banjir dan kondisi lingkungan suatu daerah.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Arus Laut
Arus laut adalah proses pergerakan massa air laut yang menyebabkan perpindahan
horizontal dan vertikal massa air laut tersebut yang terjadi secara terus (Gross,1990). Pergerakan
massa air ini ditimbulkan oleh beberapa gaya sehingga Herunadi (1996) dalam Kurniawan
(2004) mengemukakan bahwa sinyal arus merupakan resultan dari berbagai sinyal yang
mempunyai frekuensi terstentu yang dibangkitkan oleh beberapa gaya yang berbeda-beda.
Sedangkan menurut Hutabarat dan Evans (1985) arus merupakan gerakan air yang terjadi pada
seluruh lautan di dunia.
Menurut Gross (1990), terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
faktor internal dan faktor internal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien
tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari
dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara,
gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin.
Perairan Indonesia secara tetap diisi oleh massa air Samudra Pasifik. Hal ini terjadi bukan
hanya karena wilayah Indonesia lebih terbuka terhadap Samudera Pasifik tetapi juga karena
kondisi dinamika permukaan laut. Ketinggian permukaan laut di bagian barat samudra pasifik
lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah di selatan Jawa sepanjang tahun, sehingga terbentuk
gradien tekanan dari samudra pasifik ke samudera Hindia (Wyrtki, 1961).
Menurut Godfrey (1996),gradien tekanan tersebut terbentuk karena posisi Indonesia berada
pada sisi Barat Samudera Pasifik Trade Wind Belt, dimana tekanan angin secara terus menerus
menyebabkan penumpukkan massa air karena pergerakan arusnya menuju daratan. Gradien
tekanan tersebut menyebabkan terjadinya arus yang melewati perairan Indonesia disebut
Arlindo. Arlindo memiliki sistem sirkulasi massa air yang kompleks dan berfluktuasi secara
musiman dengan arah serta kekuatannya yang bervariasi.
Pengukuran arus secara insitu adalah pengukuran secara langsung dengan dua metode
pengukuran, yaitu pada titik tetap (Euler) dan metode dengan benda hanyut atau drifter
(Langlarian). Alat pengukur paling sederhana adalah menggunakan Free-floating drogued buoy
untuk mengukur kecepatan dan sebuah kompas bidik untuk mencari arah. Free-floating drogued
buoy dilepas di perairan dengan diikat sebuah tali dengan jarak tertentu, lalu diukur waktunya
sampai tali tersebut menegang. Kecepatan arus bisa diukur dengan membagi jarak dengan waktu.
Sedangkan arah bisa dicari dengan menggunakan kompas bidik (Godfrey,1996).
Peralatan modern yang sering digunakan saat ini dalam pengukuran arus adalah ADCP
(Acaoustic Doppler Current Profiler) dan Current Meter. ADCP menggunakan Azaz Doppler
mengenai perambatan bunyi, dimana partikel renik didalam air dapat memantulkan bunyi.
Current Meter merupakan pengembangan dari Free-floating drogued buoy yang berfungsi untuk
mengukur kecepatan dan arah arus laut berdasarkan metode Eularian. Pengukuran arus laut
dengan current meter ini menggunakan metode eularian dimana metode ini merupakan
pengukuran arus dengan menggunakan metode gelombang sinusoidal. Prinsip kerja alat ini
adalah baling-baling dimana sewaktu alat dimasukkan akan ada perputaran dari baling-baling
tersebut sehingga menimbulkan percepatan. Current meter mempunyai 2 bagian yaitu speed
(kecepatan) dan direction (arah) (Godfrey 1996).
B. Pasang Surut
Menurut Pariwono(1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut
secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan
terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan
suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan
oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya
lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan
adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap
matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh
rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal
yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk
teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan
(Wyrtki, 1961).
Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)
Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini
terdapat di Selat Karimata
2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir
sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut Andaman.
3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan
waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang
berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur
Analisa data Pasang surut dapat dilakukan dengan Menggunakan 2 metode yaitu dengan metode
Doodson Rooster atau dengan Menggunakan metode Admiralty. Berdasarkan Metoda doodson
rooster pengamatan pasang surut dilakukan selama 9 seri yaitu 9 x 28 jam yaitu sekitar 15 hari
pengamatan secara terus menerus. Perhitungan MSL, HWl dan LWL ( Sembilan Seri ) dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut ini.
Rumus duduk tengah (MSL)
ARR / LWL = MSL – Zo
ATR / HWL = MSL + Zo

Dimana :
MSL = Duduk Tengah Suatu Air Laut
Faktor = Konstanta pengali dari jawatan hidro-oseanografi jakarta
Bacaan = Tinggi Bacaan / Pengamatan Pasang Surut
ARR = Air Rendah Rata-Rata
ATR = Air Tinggi Rata-Rata
Zo = 60 cm = Elevasi Muka Air pada duduk tengah (MSL)
C. Gelombang Laut
Gelombang adalah gerakan naik turun sebuah tubuh perairan yang dinyatakan dengan naik
turunnya permukaan air secara bergantian. Sedangkan ombak adalah suatu gangguan yang
bergerak melalui air tetapi tidak menyebabkan partikel-partikel air bergerak karenanya
(Triatmodjo, 1999).
Setiap gelombang mempunyai tiga unsur yang penting yakni panjang, tinggi dan periode.
Panjang gelombang adalah jarak mendatar antara dua puncak yang berurutan, tinggi gelombang
adalah jarak vertikal antara puncak dan lembah, sedangkan periode adalah waktu yang
diperlukan oleh dua puncak yang berurutan untuk melalui suatu titik (Nontji, 1987).
Sifat-sifat gelombang paling tidak dipengaruhi oleh tiga bentuk angin (Hutabarat dan Evans,
1985) :
a. Kecepatan angin. Umumnya makin kencang angin yang bertiup makin besar gelombang yang
terbentuk dan gelombang ini mempunyai kecepatan yang tinggi dan panjang gelombang yang
besar.
b. Waktu di mana angin sedang bertiup. Tinggi, kecepatan dan panjang gelombang seluruhnya
cenderung untuk meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu pada saat angin pembangkit
gelombang mulai bergerak bertiup.
c. Jarak tanpa rintangan di mana angin sedang bertiup (dikenal sebagai fetch). Pentingnya fetch
dapat digambarkan dengan membandingkan gelombang yang terbentuk poada kolom air yang
relatif kecil seperti danau di daratan dengan terbentuk di lautan bebas.
Pengukuran visual, dilakukan jika tidak ada alat ukur lain. Untuk mengestimasi gelombangpecah
dengan batang meter (palem) sebagai alat bantu. Metode ini paling mudah dilakukannamun
tingkat keteliatiannya paling rendah. Pengukuran dilakukan dengan mencatat waktudan
ketinggian dari gelombang saat sedang puncak dan lembah (Samudra, 2012).
D. Angin
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin adalah:
1) perbedaan tekanan udara di dua tempat (gradien barometris)
2) relief permukaan bumi
3) letak suatu tempat
4) ketinggian suatu tempat
5) lamanya siang dan malam
Angin yang bertiup dapat diukur kecepatannya dengan alat yang disebut anemometer. Jika
perbedaan udara di dua tempat sangat besar, maka akan bertiup angin kencang. Anemometer
merupakan alat yang berguna untuk mengukur arah serta kecepatan angin. Satuan meteorologi
yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort), sementara
untuk arah angin digunakan 0o – 360o. Alat ukur anemometer tersebut di dalam penggunaannya
harus lah ditempatkan pada posisi terbuka agar mampu berinteraksi dengan angin yang akan
diukur tersebut (Triatmodjo, 1999).
E. Salinitas
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik- kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan
lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan
topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan
perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-
35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken,1992).
Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas : (Hutabarat, 1985).
1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya
tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu
rendah kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut
itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.

Untuk menghitung salinitas di laut dapat di bagi 2, yaitu dapat di tentukan secara fisika dan
kimia : (Pickard, 1995).
A. Secara Fisika
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah sifat air laut yang sangat ditentukan oleh jumlah kadar
garam di laut. Oleh karena itu pengukuran salinitas dapat dilakukan berdasarkan pengukuran
konduktivitas dengan menggunakan beberapa alat.
B. Secara Kimia
Cara kimia yang biasa digunakan untuk menentukan salinitas adalah dengan menghitung kadar
klorida yang ada dalam contoh air laut karenadianggap klorida adalah komponen yang paling
penting dan dalam jumlahyang paling banyak. Kandungan klorida ditetapkan sebagai jumlah
gram ion pada satu kilogram air laut, dengan menganggap semua halogen ekuivalen dengan
klorida. Penentuan kandungan klorida dalam sampel air laut disebut klorinitas. Hubungan antara
salinitas dan klorinitas ditentukan denganpengukuran dasar laboratorium pada contoh air laut di
seluruh dunia yang dinyatakan dengan persamaan.
Menurut Nyabakken (1992) alat pengukur salinitas yang memiliki keteltian tinggi adalah
konduktivitimeter yang bekerja berdasarkan daya hantar listrik. Makin besar kandungan salinitas
dalam suatu perairan maka semakin besar pula datya hantar listriknya (Nyabakken,1992).
F. Suhu
Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang yang terkandung dalam
suatu benda. Secara alamiah sumber utama bahang dalam air laut adalah matahari. Setiap detik
matahari memancarkan bahang sebesar 1026 kalori dan setiap tempat dibumi yang tegak lurus ke
matahari akan menerima bahang sebanyak 0.033 kalori/detik. Pancaran energi matahari ini akan
sampai kebatas atas atmosfir bumi rata- rata sekitar 2 kalori/cm2/menit. Pancaran energi ini juga
sampai ke permukaan laut dan diserap oleh massa air (Nontji, 1987).
Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari lebih banyak mengenai
daerah ekuator daripada daerah kutub. Hal ini dikarenakan cahaya matahari yang merambat
melalui atmosfer banyak kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai kutub. Suhu di
lautan kemungkinan berkisar antara -1.87°C (titik beku air laut) di daerah kutub sampai
maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal (Hutabarat dan Evans, 1985).
Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin dalam suhu akan semakin
rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena kurangnya intensitas matahari yang masuk
kedalam perairan. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air relatif konstan dan berkisar
antara 2°C – 4°C (Hutagalung, 1988).
Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut
(Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi
udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).Pengukuran suhu dapat dilakukan
dengan menggunakan alat thermometer skala.
F. Kedalaman
Kedalaman suatu perairan akan membatasi penetrasi cahaya matahari yang secara langsung
membatasi kehidupan biota dasar. Penyinaran cahaya matahari berkurang secara cepat sesuai
dengan makin tingginya kedalamn lautan (Nybakken, 1992).
Dilihat dari kedalaman laut, perairan Indonesia pada garis besarnya dapat dibagi dua, yakni
perairan dangkal berupa paparan dan perairan dalam. Paparan adalah zona di laut terhitung mulai
garis surut terendah hingga pada kedalaman sekitar 120 – 200 meter, yang kemudian biasanya
disusul dengan lereng yang lebih curam ke arah laut dalam (Nontji, 1987).
Tingkat kedalaman yang sangat tinggi akan mengurangi penyerapan cahaya matahri oleh badan
air, dimana cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan hijau dalam proses
fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan hewan
khususnya makrozoobentos. Pada daerah yang dalam tingkat kecerahan menetukan mutu
perairan sebagai daerah asuhan bentos, tetapi pada tingkat kedalaman 15–40 meter masih
tergolong baik sebagai habitat makrozoobentos (Hutabarat dan Evans, 1985).
Kedalaman dasar laut dapat diamati dari nilai garis kontur pada peta batimetri daerah yang
bersangkutan. Kedalaman laut mencerminkan roman muka dasar laut atau bisa disebut morfologi
yang pada hakekatnya berkaitan dengan proses pembentukan dan perkembangan dasar laut dan
samudera. Untuk sistem samudera terdapat hubungan empiris yang memperlihatkan hubungan
antara kelandaian dan umur pembentukannya. Makin tua umur samudera, semakin dalam dasar
lautnya. (Nontji, 1987).
Jika sudut muka bias ombak datang secara menyudut terhadap tepi pantai, yang kemiringan
dasarnya landai dengan kontur kedalaman yang sejajar garis pantai, maka muka ombak akan
mengalami proses pembiasan atau refraksi. Arah perambatan berangsur-angsur berubah dengan
berkurangnya kedalaman sehingga dapat diamati bahwa ombak cenderung sejajar dengan
kedalaman. Hal ini disebabkan oleh perubahan bilangan ombak yang mengakibatkan perubahan
fase gelombang (Carter, 1988 dalam Bawantu, 2003).
G. Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan
perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan
lapisan produktif. Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis
tumbuhan air, selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini
bahan-bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi
kecerahan air (KLH dan LON-LIPI, 1983 dalam Effendi, 2000).
Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan
perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan
lapisan produktif. Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis
tumbuhan air, selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini
bahan-bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi
kecerahan air (Effendi, 2000).
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi
perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk yang dikembangkan
oleh Profesor Secchi pada abad ke-19. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, padatan tersuspensi dan kekeruhan
serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Tingkat kecerahan air dinyatakan dalam
suatu nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk (Effendi, 2000).
H. Disolved Oxygen
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air (ppt).
Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air
hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan
parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air serta
merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi . Kadar oksigen yang
terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Kadar
oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada
pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi,
dam limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain
berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah
daripada kadar oksigen di perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar 1oC akan meningkatkan
konsumsi oksigen sekitar 10 (Riley,1976).
Menurut Effendi (2000), kadar oksigen yang terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung
pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian
(altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil. Kadar
oksigen juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada percampuran
(mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah
(effluent) yang masuk ke badan air (Effendi,2000).
Dalam penentuan kadar oksigen terlarut suatu perairan kita gunakan metode analisis yang umum
digunakan untuk menganalisis kadar oksigen dalam air laut yakni metode titrasi iodometri. Alat
yang digunakan pada percobaan ini yaitu botol BOD 300 ml berfungsi sebagai wadah air sampel.
I. pH
Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan
keseimbangan asam dan basa. Derajat keasaman suatu perairan, baik tumbuhan maupun hewan
sehingga sering dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan.
Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas perairan. Biasanya
angka pH dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur
kimia dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik (Hutabarat & Evans,1985).
Besaran pH berkisar antara 0 – 14, nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam
sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa, untuk pH =7 disebut sebagai netral.
Perairan dengan pH < 4 merupakan perairan yang sangat asam dan dapat menyebabkan kematian
makhluk hidup, sedangkan pH > 9,5 merupakan perairan yang sangat basa yang dapat
menyebabkan kematian dan mengurangi produktivitas perairan. Perairan laut maupun pesisir
memiliki pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara
7,7 – 8,4. pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga (buffer) yaitu adanya garam-garam karbonat
dan bikarbonat yang dikandungnya (Nybakken, 1992).
Alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (kadar keasaman atau alkalinitas) ataupun
basa dari suatu larutan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat
semi padat). PH meter yang biasa terdiri dari pengukuran probe pH (elektroda gelas) yang
terhubung ke pengukuran pembacaan yang mengukur dan menampilkan pH yang terukur. Prinsip
kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam
begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah. Alat ini ada
yang digital dan juga analog. pH meter banyak digunakan dalam analisis kimia kuantitatif
(Nybakken, 1992).( http://menete.blogspot.com/2014/02/makalah-oseanografi.html)

Pengertian dan Ruang Lingkup Oseanografi

Planet bumi yang kita huni ini lebih merupakan planet air, karena sebagian besar yaitu 70,8 %
dari luas muka bumi merupakan laut dan 29,2 % merupakan daratan. Dari 510 juta km persegi
luas muka bumi, 361 juta km persegi merupakan laut dan daratan hanya 149 juta km persegi.

Cuaca dan iklim yang memungkinkan kita hidup di planet ini dalam banyak halsangat
ditentukan oleh perkembangan kondisi di laut dan udara di atasnya. Berbeda dengan daratan,
seluruh laut di bumi ini merupakan medium yang bergerak dinamis dan saling berkaitan satu
dengan lainnya hingga merupakan satu kesatuan yang bersinambung.

Osean yang berarti lautan/samudra adalah subdivisi dari massa air yang luas terletak diantara
kontinen-kontinen. Bagian yang lebih kecil dari Osean disebut Sea. Dalam bahasa latin Oceanus,
sedangkan dalam bahasa Yunani Okeanus. Pada abad ke 13 istilah dalam bahasa Inggris biasa
digunakan Sea of Ocean dan Sea Ocean dan akhirnya pada tahun 1950 biasa disebut Ocean Sea.
Oseanografi dapat didefinikan secara sederhana sebagai ilmu yang mempelajari lautan.
(Oceanography is the scientific study of the Ocean in all its aspect). Beberapa penulis telah
menggunakan istilah Oceanografi dengan istilah lain yaitu Oceanology dan Thassography.
Tetapi kemudian yang lebih popular yaitu Oceanografi. Study yang sama dari danau dan air
tawar adalah Limnology.

Danau, sungai, air tanah, uap air di atmosfer, samudera merupakan bagian besar dari muka
bumi yang dikenal sebagai Hidrosphere. Dilihat dari aspek-aspek fisiknya maka oceanografi
termasuk kepada salah satu bagian dari geophysika, dilihat dari aspek chemis termasuk bagian
dari ilmu kimia, dari 2 aspek geologi merupakan bagian dari ilmu geologi, serta bila dilihat dari
aspek biologinya merupakan bagian dari ilmu biologi.

Oleh karena itu meskipun oceanografi merupakan ilmu yang terpisah, tetapimerupakan
pertemuan dari empat ilmu pengetahuan yaitu termasuk :

1. The physical study of water and wave movements.


2. The geological study of the form of the ocean basin and the characteristic of the
sediments laid down in them.
3. The chemical study of the water and dissolved substances.
4. The biological study of the plant animal life in the sea.

Dengan kata lain Oceanografi itu ialah Scientific study dan explorasi lautan dan laut-laut serta
semua aspek-aspeknya. Termasuk sedimen,batuan yang membentuk dasar laut, interaksi antara
laut dengan atmosfer, pergerakan air, serta faktor-faktor tenaga yang menyebabkan adanya
gerakan tersebut baik tenaga dari dalam maupun tenaga dari luar, kehidupan organisme, susunan
kimia air laut, serta asal mula terjadinya lautan dan lautlaut purbakala. Oleh karena itu
oceanografi dikatakan sebagai suatu ilmu mengenai laut yang terdiri dari beberapa cabang ilmu
pengetahuan seperti : geologi, meteorology, biologi, kimia fisis, geofisika, geokimia, gerakan
mekanis dan aspek-aspek teoritis yang harus menggunakan ilmu pasti.

Sahala Hutabarat dan Stewart M.Evans (1985: 1), membagi Oseanografi menjadi empat
cabang ilmu, yaitu :

1. Fisika Oseanografi :
Ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisika yang terjadi dalam lautan sendiri dan
yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan termasuk kejadian-kejadian seperti
terjadinya tenaga pembangkit pasang dan gelonmbang, iklim dan system arus yang terdapat di
lautan.
2. Geologi Oseanografi :
Ilmu geologi penting artinya bagi kita dalam mempelajari asal terbentuknya lautan, termasuk
di dalamnya penelitian tentang lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa bumi.
3. Kimia Oseanografi :
Ilmu yang berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan di dasar laut dan
juga menganalisa sifat-sifat dari air laut itu sendiri.
4. Biologi Oseanografi :
Cabang ilmu oseanografi yang sering dinamakan Biologi Laut yang mempelajari semua
organisma yang hidup di lautan termasuk binatang-binatang yang berukuran sangat kecil
(plankton) sampai yang berukuran besar dan tumbuhtumbuhan air laut.
Oseanografi juga merupakan Ilmu Lingkungan yang menerangkan semua proses di dalam
samudera dan interelasi antara samudera dengan tanah,udara dan semesta alam sehingga dalam
mempelajarinya selain di dalam laborarotium buatan juga perlu pergi ke laut dengan kapal-kapal
expedisi melihat dan menyelidiki secara nyata.(http://neropedia.blogspot.com/2016/04/pengertian-
dan-ruang-lingkup-oseanografi.html)
OCEANOGRAFI 1, DEFINISI, MANFAAT, SEJARAH PERKEMBANGAN DAN
RUANG LINGKUP OCEANOGRAFI.

1A. DEFINISI OCEANOGRAFI


Oseanografi (gabungan kata Yunani ὠκεανός yang berarti "samudra" dan γράφω yang berarti
"menulis"), juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang
mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan
dinamika ekosistem; arus samudra, gelombang, dan dinamika geofisika; lempeng tektonik dan
geologi dasar laut, dan berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya. Topik-
topik yang beragam ini menggambarkan berbagai macam disiplin ilmu yang digabungkan para
oseanograf untuk memperdalam pengetahuan akan lautan dunia dan memahami proses di
dalamnya, yaitu astronomi, biologi, kimia, klimatologi, geografi, geologi, hidrologi, meteorologi,
dan fisika. Paleoseanografi mempelajari sejarah lautan dalam artian sejarah geologinya.

1B. MANFAAT OCEANOGRAFI BAGI KEHIDUPAN


Dengan mempelajari oceanografi, hal yang paling penting adalah bahwa oseanografi
memberikan pandangan terhadap dunia secara global, mendapatkan pemahaman dari sistem
iklim global lingkungan kita. Kemudian dapat menginspirasi segala aktifitas kita. Dapat
dibayangkan, dunia pelayaran dunia tanpa adanya peta samudera atau teknik pembuatan kapal
pesiar tanpa mengetahui sifat fisik perairan samudera. Terlebih bagi kita yang bergerak dibidang
perikanan. Nelayan dapat memprediksi musim tangkap ikan dengan mengetahui tanda-tanda laut
tertentu. Pengetahuan terhadap laut juga sangat penting bagi Budidaya ikan. Dengan mengetahui
karakteristik lautan dengan baik, pengusaha keramba jarring apung dapat menentukan lokasi
yang ideal untuk keberlanjutan usaha budidaya ikan kerapunya.

1C. SEJARAH OCEANOGRAFI


1Ca. Awal perkembangan.
Manusia pertama kali memperoleh ilmu mengenai gelombang dan arus laut serta samudra pada
zaman prasejarah. Pengamatan terhadap pasang laut dicatat oleh Aristoteles dan Strabo. Awal
penjelajahan samudra hanyalah untuk kartografi dan terbatas pada permukaannya saja dan
hewan-hewan yang terjaring oleh nelayan, meski pada masa itu pengukuran kedalaman laut
menggunakan timah sudah dilakukan.
Meski Juan Ponce de León pada tahun 1513 merupakan orang yang pertama kali
mengidentifikasi keberadaan Arus Teluk yang dikenal baik oleh para pelaut, justru Benjamin
Franklin yang melakukan studi ilmiah pertama mengenai arus ini dan memberi nama "Arus
Teluk". Franklin mengukur suhu air pada beberapa pelayarannya melintasi Atlantik dan secara
tepat menjelaskan sebab Arus Teluk. Franklin dan Timothy Folger menerbitkan peta Arus Teluk
pertama pada tahun 1769-1770.
Gambar 1Ca1. Peta Arus Teluk oleh Benjamin Franklin, 1769-1770. Sumber: NOAA Photo
Library.
Ketika Louis Antoine de Bougainville (berlayar antara 1766 dan 1769) dan James Cook
(berlayar sejak 1768 sampai 1779) melakukan penjelajahan mereka di Pasifik Selatan, informasi
mengenai samudra itu sendiri membentuk bagian dari laporan-laporan mereka. James Rennell
menulis buku tes ilmiah pertama mengenai arus di samudra Atlantik dan Hindia pada akhir abad
ke-18 dan awal abad ke-19.
Gambar 1Ca2. Peta arus laut di Samudra Atlantik dan Hindia, 1799. Oleh James Rennell
Sir James Clark Ross melakukan penggaungan modern pertama di laut dalam pada tahun 1840,
dan Charles Darwin menerbitkan karya ilmiah mengenai terumbu dan pembentukan atol sebagai
hasil dari Pelayaran Kedua HMS Beagle pada tahun 1831-6. Robert FitzRoy menerbitkan empat
volume laporan mengenai tiga pelayaran Beagle. Tahun 1841–1842, Edward Forbes melakukan
pengerukan di Laut Aegean yang menghasilkan penemuan ekologi laut.

Pengawas pertama Observatorium Angkatan Laut Amerika Serikat (1842–1861), Matthew


Fontaine Maury menghabiskan waktunya untuk mempelajari meteorologi laut, navigasi, dan
memetakan angin serta arus yang kuat. Bukunya tahun 1855, Physical Geography of the Sea,
adalah salah satu karya penelitian komprehensif pertama mengenai oseanografi. Banyak negara
yang mengirimkan hasil penelitian oseanografi ke Maury di Observatorium Angkatan Laut,
dimana ia dan rekannya menilai informasi tersebut dan menyebarkan hasilnya ke seluruh dunia.
Gambar 1Ca3. HMS Challenger memulai ekspedisi penelitian kelautan global pertama pada
tahun 1872.
Lembah curam di balik landas kontinen ditemukan tahun 1849. Peletakan kabel telegraf
transatlantik pertama berhasil dilakukan pada Agustus 1858 yang membenarkan keberadaan
pegunungan tengah samudra atau "plato telegraf" bawah laut. Setelah pertengahan abad ke-19,
para ilmuwan mulai memproses berbagai informasi baru mengenai botani dan zoologi darat.

Tahun 1871, dengan rekomendasi dari Royal Society di London, pemerintah Britania Raya
mendanai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi samudra dunia dan melakukan penyelidikan
ilmiah. Dengan bantuan dana tersebut, Charles Wyville Thompson dan Sir John Murray dari
Skotlandia meluncurkan Ekspedisi Challenger (1872–1876). Hasilnya diterbitkan dalam 50
volume yang mencakup aspek biologi, fisika dan geologi. 4.417 spesies baru ditemukan.
Bangsa-bangsa Eropa dan Amerika yang lain juga mengirim ekspedisi ilmiah, termasuk para
individu dan institusi swasta. Kapal khusus oseanografi pertama, "Albatros", dibangun tahun
1882. Tahun 1893, Fridtjof Nansen membiarkan kapalnya "Fram" membeku di lautan es Arktik.
Hasilnya, ia mampu memperoleh data oseanografi serta meteorologi dan astronomi.
1Cb. Pada abad ke-20

Antara tahun 1907 sampai 1911, Otto Krümmel menerbitkan Handbuch der Ozeanographie yang
mempengaruhi minat masyarakat umum terhadap oseanografi. Ekspedisi Atlantik Utara tahun
1910 selama empat bulan yang dipimpin Sir John Murray dan Johan Hjort merupakan proyek
penelitian oseanografi dan zoologi laut paling ambisius pada masa itu, dan mendorong terbitnya
buku klasik The Depths of the Ocean pada tahun 1912.
Gambar 1Cb. Arus samudra (1911)

Pengukuran kedalaman laut akustik pertama dilakukan tahun 1914. Antara 1925 dan 1927,
ekspedisi "Meteor" menghasilkan 70.000 pengukuran kedalaman lautan menggunakan pemancar
gaung ketika menyelidiki Pegunungan Atlantik Tengah. Pegunungan Global Raya yang
membentang sepanjang Pegunungan Atlantik Tengah ditemukan oleh Maurice Ewing dan Bruce
Heezen tahun 1953, sementara untaian pegunungan di bawah Arktik ditemukan tahun 1954 oleh
Arctic Institute of the USSR. Teori penyebaran dasar laut muncul pada tahun 1960 dan
dicetuskan oleh Harry Hammond Hess. Proyek Pengeboran Samudra dimulai tahun 1966.
Ventilasi laut dalam ditemukan tahun 1977 oleh John Corlis dan Robert Ballard menggunakan
kapal selam "Alvin".

Pada 1950-an, Auguste Piccard menemukan batiskap dan menggunakan "Trieste" untuk
menyelidiki kedalaman lautan. Kapal selam nuklir Nautilus melakukan perjalanan pertamanya di
bawah es menuju Kutub Utara pada 1958. Pada 1962, FLIP (Floating Instrument Platform),
sebuah pelampung spar setinggi 355 kaki diapungkan untuk pertama kalinya.
Kemudian, pada 1966, Kongres AS membentuk National Council for Marine Resources and
Engineering Development. NOAA ditugaskan menjelajahi dan mempelajari segala aspek
oseanografi di Amerika Serikat. Kongres juga membentuk National Science Foundation untuk
menghadiahkan dana Sea Grant College kepada para peneliti multi-disiplin dalam bidang
oseanografi.
Sejak 1970-an, telah muncul berbagai tekanan penerapan komputer berskala besar terhadap
oseanografi agar prediksi numerik kondisi lautan dapat dilakukan dan menjadi bagian dari
prediksi perubahan lingkungan secara keseluruhan. Sebuah jaringan pelampung oseanografi
diapungkan di Pasifik untuk memudahkan peramalan peristiwa-peristiwa akibat El Niño.

Pada 1990, World Ocean Circulation Experiment (WOCE) dilaksanakan yang berlangsung
hingga 2002. Data pemetaan dasar laut Geosat mulai tersedia pada tahun 1995.
Dalam penelitian beberapa tahun terakhir telah mengembangkan bidang pengetahuan tertentu
tentang pengasaman laut, oceanic heat content, arus laut, ENSO, pemetaan endapan metana
klarat, siklus karbon, erosi pantai, pelapukan, umpan balik iklim sebagai akibat interaksi
perubahan iklim.

Tahun 1942, Sverdrup dan Fleming menerbitkan "The Ocean" yang menjadi karya ilmiah
terkenal. "The Sea" (tiga volume yang membahas oseanografi gisik, air laut dan geologi)
disunting oleh M. N. Hill dan diterbitkan tahun 1962, sementara "Encyclopedia of
Oceanography" karya Rhodes Gairbridge diterbitkan tahun 1966.
1.Cc. Lembaga penelitian oceanografi
Organisasi oseanografi internasional pertama dibentuk tahun 1902 dengan nama International
Council for the Exploration of the Sea. Di Amerika Serikat, Scripps Institution of Oceanography
didirikan pada tahun 1892, kemudian Woods Hole Oceanographic Institution pada tahun 1930,
Virginia Institute of Marine Science pada tahun 1938, kemudian Lamont-Doherty Earth
Observatory di Columbia University, dan School of Oceanography di University of Washington.
Di Inggris, berdiri National Oceanography Centre, Southampton yang merupakan pencetus
berdirinya Institute of Oceanography. Di Australia, CSIRO Marine and Atmospheric Research
(CMAR), adalah pusat oseanografi terdepan di negara ini. Pada tahun 1921 International
Hydrographic Bureau (IHB) didirikan di Monaco.

Penelitian Oseanografi di Indonesia diawali pada tahun 1904, Koningsbenser mendirikan


Laboratorium perikanan di Jakarta kemudian pada tahun 1919 berubah menjadi laboratorium
Biologi laut Lembaga penelitian laut. Pada tahun 1970 didirikan Lembaga Oseanografi Nasional.
Sekarang, oceanografi ditangani oleh Pusat Penelitian Oceanografi LIPI (
www.oseanografi.lipi.go.id )
1D. Ruang lingkup oceanografi

Ilmu oseanografi dibagi menjadi beberapa cabang:


Oseanografi biologi, atau biologi laut, adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan, hewan dan
mikroba lautan dan interaksi ekologisnya dengan samudra;
Oseanografi kimia, atau kimia laut, adalah ilmu yang mempelajari kimia lautan dan interaksi
kimiawinya dengan atmosfer;
Oseanografi geologi, atau geologi laut, adalah ilmu yang mempelajari geologi dasar samudra,
termasuk tektonik lempeng dan paleoseanografi;
Oseanografi fisik, atau fisika laut, mempelajari atribut fisik lautan yang meliputi struktur suhu-
salinitas, pencampuran, gelombang, gelombang, pasang-surut, dan arus.
Cabang-cabang ini menggambarkan fakta bahwa banyak oseanograf yang pertama kali dilatih
ilmu pasti atau matematika, kemudian fokus kepada penerapan ilmu dan kemampuan
interdisipliner oseanografi mereka.
Data yang diperoleh dari kerja keras pada oseanograf digunakan dalam teknik kelautan, dalam
desain dan pembangunan pengeboran minyak lepas pantai, kapal, pelabuhan, dan struktur lain
yang memungkinkan manusia memanfaatkan lautan dengan aman.
Pengelolaan data oseanografi adalah disiplin ilmu yang menjamin bahwa data oseanografi masa
lalu dan sekarang tersedia bagi para peneliti.

Informasi tambahan:
Jurnal oceanografi yang dapat diakses Oceanography (journal) dan Ocean Science (journal).
Daftar organisasi oceanografi internasional:
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_oceanographic_institutions_and_programs

SUMBER:
http://www.oseanografi.lipi.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografi
http://www.eos.ubc.ca/academic/careers/oceanography.html
http://www.marine.usf.edu/documents/usf-college-of-marine-science-statement-on-educational-
backgrounds-of-marine-science-faculty.pdf
http://www.marine.usf.edu/pjocean/packets/sp98/sp98careers.pdf
http://www.scribd.com/doc/32155920/OCEANOGRAFI

(http://zaeoui.blogspot.com/2014/11/oceanografi-1.html)
10 Manfaat Oseanografi – Studi Tentang Kelautan

Oseanografi sebuah kata yang berasal dari bahasa Inggris, Oceanography. Ocean berarti laut,
sedangkan Graphy berasal dari kata Yunani, Graphein, yang memiliki arti menulis. Jadi secara
harafiah Oseanografi memiliki arti menulis hal-hal tentang laut. Menurut Ingmanson dan
Wallace, akhiran grafi mengandung arti suatu proses menggambarkan, mendeskripsikan, atau
melaporkan seperti tersirat dalam kata Biografi dan Geografi. Jadi Oseanografi berarti deskripsi
tentang laut.

Oseanografi Menurut Para Ahli

Selain Oseanografi, ada juga istilah Oseanologi. Masih menurut Ingmanson dan Wallace, akhiran
ologi mengandung arti sebagai suatu ilmu pengetahuan atau cabang pengetahuan. Jadi
Oseanologi berarti ilmu atau studi tentang laut. Namun meskipun sedikit memiliki perbedaan,
kedua kata itu sering digunakan sebagai arti yang sama yaitu sebagai mendefinisikan eksplorasi
atau studi ilmiah tentang laut dan berbagai fenomena atau peristiwa yang terjadi di laut.
Perbedaan ini hanyalah perbedaan istilah yang diakibatkan oleh perbedaan penggunaan isitlah di
daerah yang berbeda.

Di negara-negara Eropa Timur, China dan Rusia cenderung menggunakan kata Oseanologi,
sedangkan negara-negara Eropa Barat dan Amerika cenderung memakai kata Oseanografi. Jadi
secara sederhana Oseanografi dapat disebutkan sebagai aplikasi semua pengetahuan dan ilmu
terhadap fenomena dan peristiwa yang terjadi di laut seperti angin laut. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Oseanografi bukan merupakan ilmu tunggal, melainkan ilmu yang terdiri dari berbagai
disiplin ilmu.

Menurut para ahli Oseanografi, secara umum Oseanografi dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :

Oseanografi Kimia (Chemical Oceanography), mempelajari semua reaksi kimia yang terjadi dan
distribusi unsur-unsur kimia di samudera dan di dasar laut.
Oseanografi biologi (Biological Oceanography) mempelajari tipe-tipe kehidupan di
laut,distribusinya, saling keterkaitannya, dana aspek lingkungan dan kehidupan di laut.
Oseanografi Fisika (Physical Oceanography) mempelajari berbagai aspek fisika air laut seperti
gerakan air laut, distribusi temperatur air laut, transmisi cahaya, suara, dan berbagai tipe energi
dalam air laut, dan interaksi udara (atmosfer) dan laut (hidrosfer).
Oseanografi Geologi (Geological Oceanography) mempelajari konfigurasi cekungan laut, asal
usul cekungan laut, sifat batuan dan mineral yang dijumpai di dasar laut, dan berbagai proses
geologi di laut. Oseanografi Geologi bisa juga disebutkan dengan istilah Geologi Laut (Marine
Geology).
Oseanografi Meteorologi (Meteorological Oceanography) mempelajari fenomena atmosfer di
atas samudera, pengaruhnya terhadap perairan dangkal dan dalam, dan pengaruh permukaan
samudera terhadap proses – proses lapisan atmosfer.
Manfaat Oseanografi

Jadi dapat disimpulkan bahwa Oseanografi merupakan ilmu yang terdiri dari banyak ilmu.
Oseanografi tidak dapat berdiri sendiri karena di dalamnya terdapat banyak ilmu yang terkait
sehingga untuk mempelajari Oseanografi, haruslah mempelajari semua ilmu yang mengaitnya,
Kita harus mempelajari Kimia, Fisika, Biologi, Meteorologi, Geologi walaupun tidak secara
mendalam. Lalu mengapa ilmu Oseanografi dipelajari?

Dan apa manfaatnya? Berikut akan disebutkan manfaat oseanografi :

Untuk memenuhi rasa penasaran dan keingintahuan. Pada masa lampau ketika belum adanya
ilmu pengetahuan yang semaju sekarang ini, banyak hal yang belum terungkap. Hal ini tentu
menimbulkan rasa ingin tahu pada diri manusia terutama para ilmuan, dan laut menjadi obyek
yang diteliti juga. Jadi Oseanografi pun dikembangkan untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut.
Kemajuan ilmu pengetahuan. Mempelajari Oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan di
bidang kelautan banyak dilakukan sekarang. Namun berbeda untuk memenuhi rasa ingin tahu,
mempelajarai ilmu oseanografi untuk kemajuan ilmu pengetahuan dilakukan secara sistematis
dan ilmiah bedasarkan hasil penelitian dan pengetahuan yang sebelumnya. Kemudian hail
penelitian ini akan dipublikasikan dalam bentuk jurnal atau majalah ilmiah.
Memanfaatkan jenis jenis sumber daya alam hayati laut. Dengan adanya Oseanografi kita bisa
mempelajari tentang sumber daya hayati laut. Berbagai jenis ikan dan biota laut bisa dijadikan
sumber pangan dan bahan obat – obatan. Oseanografi berfungsi sebagai pengetahuan untuk
mengetahui keberadaan sumber daya tersebut, mengetahui potensinya, cara memperolehnya dan
cara mengolahnya, serta bagaimana cara membudidayakannya agar tidak cepat punah.
Memanfaatkan sumber daya non hayati laut. Dalam laut banyak sekali sumber daya yang bisa
dimanfaatkan seperti mineral dan bahan galian lainnya, minyak bumi, gas alam, energi panas,
arus laut, gelombang dan pasang surut. Sama seperti dalam pemanfaatan sumber daya hayati
laut, oseanografi digunakan sebagai pencari sumber daya non hayati laut, mengetahui potensi
dan karakter sumber daya tersebut.
Memanfaatkan laut untuk sarana berkomunikasi. Seperti peletakan kabel dalam laut, oseanografi
digunakan untuk menentukan tempat yang tepat untuk memasang dan meletakkan posisi kabel
yang tepat agar kabel bisa digunakan secara maksimal.
Memanfaatkan laut untuk sarana perdagangan dan transportasi. Oseanografi digunakan untuk
menentukan jalur – jalur pelayaran, fenomena – fenomena yang terjadi dan tempat berlabuh yang
aman.
Untuk menentukan batas – batas dan juga pertahanan negara. Oseanografi digunakan untuk
menentukan batas – batas laut dari suatu negara di laut dan juga menentukan untuk tempat yang
tepat meletakkan armada pertahanan.
Menjaga lingkungan laut dari kerusakan dan pencemaran lingkungan karena aktifitas manusia.
Menjaga lingkungan dari bencana alam di laut.
Untuk rekreasi. Kegiatan rekreasi banyak dilakukan di laut. Untuk itu oseanografi digunakan
untuk mengetahui dan menentukan tempat rekreasi yang aman.
Itulah beberapa manfaat oseanografi sehingga kita tidak ragu untuk mempelajarinya. Ternyata
banyak manfaat yang diperoleh dengan mempelajari oseanografi. Demikian artikel tentang
manfaat oseanografi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
(https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/manfaat-oseanografi)

Anda mungkin juga menyukai