Anda di halaman 1dari 21

I.

PENDAHULUAN
I.1 Later Belakang
Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas, yaitu : lautan udara
dan lautanair. Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap, dibangkitkan
oleh energi darimatahari dan gaya gravitasi Bumi. Gerakan-gerakan mereka saling
berhubungan, angin akanmemberikan energinya ke permukaan laut sehingga
menghasilkan arus laut, dan arus lautakan membawa energi panas dari satu lokasi
ke lokasi lainnya, mengubah pola temperatur permukaan Bumi dan juga
mengubah sifat-sifat fisis udara di atasnya. Di laut terbuka, air laut digerakan oleh
dua sistem angin. Di dekat khatulistiwa, angin pasat (trade wind) menggerakkan
permukaan air ke arah barat. Sementara itu, di daerahlintang sedang (temperate),
angin baratan (westerlies wind) menggerakkan kembali permukaan air ke timur.
Akibatnya di samudera-samudera akan ditemukan sebuah gerakan permukaan air
yang "membundar". Di belahan bumi utara, angin ini membangkitkan arusyang
bergerak searah jarum jam, sementara itu di belahan bumi selatan dia bergerak
berlawanan arah jarum jam.Arus laut, baik yang di permukaan maupun di
kedalaman, berperan dalam iklim diBumi dengan cara menggerakkan air dingin
dari kutub ke daerah tropis dan sebaliknya. Sistem arus global yang
mempengaruhi iklim di Bumi ini biasa disebut sebagai "Great Ocean Conveyor
Belt" atau dalam bahasa Indonesia saya biasa menyebut sebagai "Sabuk Arus Laut
Dunia".Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Arus laut bergerak tak ubahnya
arus disungai, gelombang laut bergerak dan menabrak pantai, dan gaya gravitasi
bulan dan mataharimengakibatkan naik turunnya air laut dan biasa disebut sebagai
fenomena pasang surut laut.Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di
beberapa bagian Bumi oleh radiasisinar matahari. Air yang lebih hangat akan
"mengembang", membuat sebuah kemiringan (slope) terhadap daerah sekitarnya
yang lebih dingin, dan akibatnya air hangat tersebut akan mengalir ke arah yang
lebih rendah yaitu ke arah kutub yang lebih dingin dari pada ekuator.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum lapangan arus laut di pantai teluk awur, Jepara
sebagai berikut:
.1 Mengetahui cara pengukuran arus dengan menggunakan metode euler
dan metode lagrange.
.2 Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing masing metode.
.3 Dapat menghubungkan data hasil pegamatan dengan kondisi sekitar yang
mempengaruhi arah pergerakan arus.

I.3 Manfaat
Arus laut karena tiupan angin dapat mempengaruhi kondisi iklim suatu
tempat, misalnya di Eropa barat dimusim dingin tidak begitu dingin dan
lautnya tidak membeku karena dipengaruhi oleh arus panas gulftream atau
arus teluk.
Pertemuan arus panas dan arus dingin merupakan daerah yang kaya ikan.
Hal ini disebabkan karena di daerah itu kaya akan plankton.
Arus laut dapat menyebarkan berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan
ke berbagai belahan dunia.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Arus Laut
Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju
kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan
hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom,
dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector yang
mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis gaya yang bekerja yaitu
eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien densitas air
laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990)
Arus laut adalah proses pergerakan massa air laut yang menyebabkan
perpindahan horizontal dan vertikal massa air laut tersebut yang terjadi secara
terus (Gross,1990).
II.2 Gaya Pembangkit Arus Laut
Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan
penyebabnya, terbagi atas :
1. Gerakan dorongan angin
Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan
oleh angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman.
Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil
seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
2. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas
anatara 2 massa air yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar
dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus
termohalin.
3. Arus Pasut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda
benda angkasa. Arus pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
4. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena
adanya gaya gesekan antar lapisan.

5. Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari
pergeseran dasar laut saat etrjadi gempa.
6. Gelombang lain ; Internal, Kelvin dan Rossby/Planetary
(Pond dan Pickard 1983).

Ketika angin berhembus di laut, energi ditransfer dari angin ke batas


permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang
gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah
perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat
kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut,
sehingga semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin
dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air
laminar dan pergerakan air turbulen (Supangat,2003).

Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang


bertiup di atasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan
(atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan
berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada
akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter (Bernawis,2000).

II.3 Metode Pengukuran Arus


II.3.1 Metode Euler
Metode Euler. Pengukuran arus yang dilakukan pada satu titik tetap pada
kurun waktu tertentu. Cara ini biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
Current Meter. Salah satu alat ukur arus dengan metode Euler ditampil Pada alat
tersebut dilengkapi dengan sensor suhu, conductivitas untuk mengukur salinitas,
rotor untuk kecepatan dan kompas magnetik untuk menentukan arah. (Supangat
A., dan Susanna, 2003).
Metode Euler merupakan metode pengukuran arus pada lokasi yang tetap
pada kurun waktu tertentu. Nama metode Euler sendiri diambil dari nama
matematikawan Swiss Leonhard Euler (1707-1783) yang pertama kali
merumuskan persamaan pergerakan fluida. Metode ini dipakai pada pengukuran
menggunakan current meter. Berdasarkan sensor kecepatan yang
digunakan, current meter dibagi menjadi dua, yaitu sensor mekanik dan sensor
non-mekanik. (Supangat A., dan Susanna, 2003).

II.3.2 Metode Langrange


Metode yang ditemukan oleh Joseph Lagrange (1736-1811), seorang
matematikawan Prancis ini merupakan metode pengukuran arus dengan mengikuti
jejak suatu alat (biasanya pelampung). Metode ini secara konvensional dilakukan
dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data jarak, lokasi,
dan waktu pengukuran. Karena pergerakan pelampung yang dekat dengan
permukaan laut, gerakan pelampung sangat dipengaruhi oleh tarikan angin dan
dorongan gelombang. Pergerakan pelampung tidak terkontrol, sehingga
memungkinkan jejaknya tidak ditemukan. Metode Lagrange yang dilakukan
secara modern dapat dilakukan dengan pencatat arus quasi lagrange atau sering
disebut dengan drifter yang merupakan sebuah pelampung yang sudah terpasang
perangkat GNSS serta dapat pula menghitung temperatur, salinitas, dan densitas
air laut yang dilewatinya. (Supangat A., dan Susanna, 2003).

II.4 Kondisi Perairan Jepara


Wilayarh Perairan Selatan Kalimantan Tengah, Laut Jawa Bagian Tengah,
Perairan Kep.Karimun Jawa dan Perairan Utara Jawa Tengah umumnya berawan
berpeluang hujan pada malam hari. Angin bertiup dari arah Tenggara dengan
kecepatan berkisar 5 - 14 Knots ( 9 - 25Km/Jam) Tinggi gelombang laut 0.5 - 2.0
meter.
NAMA WILAYAH ARAH KEC. ANGIN TINGGI GEL. TINGGI GEL.
NO CUACA
PERAIRAN ANGIN (KNOT) SIG (METER) MAX (METER)
1 Perairan selatan TENGGARA 7-14 BERAWAN 0.5-1.5 1.5-2.0
Kalimantan Tengah
2 Laut Jawa bagian TENGGARA 7-12 BERAWAN 0.75-1.0 1.0-1.5
tengah
3 Perairan Kep. TENGGARA 7-12 BERAWAN 0.75-1.0 1.0-1.5
Karimun Jawa
4 Perairan utara Jawa TENGGARA 5-11 BERAWAN 0.5-1.0 1.0-1.25
Tengah
(Anonim,2015)

II.5 Aplikasi Pengukuran Arus


Arus laut mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain :
a. Arus laut karena tiupan angin dapat mempengaruhi kondisi iklim suatu
tempat,misalnya eropa barat dimusim dingin tidak begitu dingin dan lautnya
tidak membeku karena dipengaruhi oleh arus panas atau arus teluk.
b. Pertemuan arus panas dan arus angina merupakan daerah yang gaya ikan.
Hal ini disebabkan karena didaerah itu kaya akan plankton.
c. Arus laut dapat menyebarkan berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan
ke berbagai belahan dunia.
(Supangat, A. 2003).
III. MATERI DAN METODE
III.1 Materi
Waktu dan Tempat:.
Hari : Minggu 7 Juni 2015
Waktu : 10.30 11.15 WIB
Tempat : Dermaga Kampus Marine Station Teluk Awur Jepara, Jawa
Tengah
III.1.1 Tabel 1. Alat
No Alat Gambar Fungsi
1 Anemometer Untuk mengukur
kecepatan angin suatu
lokasi.

2 Tongkat Untuk membantu


meluruskan tali
tambang.

3 Tali Tambang Untuk mengikat bola


duga.

4 Stopwatch Untuk mencatat waktu


saat pengukuran
5 Buoy Untuk pengukuran
metode lagrange

6 Botol Sebagai alat untuk


metode pengukuran
lagrange

7 GPS Untuk mengetahui


koordinat lokasi
pengamatan.

8 Kompas Untuk mengetahui arah


Tembak dari lokasi pengamatan.

9 Bola Duga Sebagai alat untuk


pengukuran metode
euler

Tabel 2. Bahan
No Bahan Gambar Fungsi
1 Papan Jalan Untuk menjepit kertas
folio bergaris

2 Alat Tulis Untuk mencatat hasil


pengamatan.

3 Folio Bergaris Untuk menulis data


hasil pengamatan.

3.2 Metode
3.2.1 Metode Euler
)a Bola duga disiapkan dengan tali yang terpasang diatasnya sepanjang 6
meter.
)b GPS disiapkan untuk mengetahui titik pengamatan bola duga.
)c Stop watch disiapkan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan
untuk tali bola duga mengencang
)d Kompas tembak disiapka untuk melihat arah pergerakan bola duga.
)e Bula duga dilepaskan dari atas dermaga dan dihitung serta dilihat arah
pergerakannya.
)f Setelah tali menengang, data data yang didapat dicatat pada laporan
sementara
3.2.2 Metode Lagrange
)a Buoy disiapkan dengan pemberat dibawahnya serta tali yang sudah harus
terpasang diatas Buoy.
)b GPS disiapkan untuk mengetahui titik pengamatan buoy
)c Stop watch diatur dengan waktu 30 menit.
)d Buoy dilepaskan di perairan.
)e Botol kecil digunakan sebagai pembanding arah arus dan kecepatan arus
)f Setelah 30 menit, dilihat arah pergerakan buoy dan jarak dari titik awal
buoy menuju titik akhir.
)g Data yang didapatkan dicatat pada laporan sementara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengukuran Euler
.1 Tabel hasil per pengukuran
No Pengamatan Arah Jarak Waktu Kecepatan V

1 1 250 0 BL 10 m 530 0.047 0.047

2 2 250 0 BL 20 m 624 0.052 0.052

3 3 250 0 BL 30 m 1338 0.036 0.036

.2 Tabel hasil semua kelompok


Shift 1
Kec.
No Jarak Kecepatan
Pengamatan Arah Waktu Rata-
(m) (m/s)
rata
1 Satu 10 06'33'' 0.025 0.025
240,45
2 Dua 20 10'52'' 0.031 0.031
Tenggara
3 Tiga 30 13'51'' 0.036 0.036

.3 Hasil Pengukuran Lagrange


No Alat Koordinat Koordinat Waktu Jarak Arah
Awal Setelah (m)
Pengukuran
1 Buo 060370.08 S 060370.08 S T1 = 0 0 2730
y 11003820.3 E 11003820.3 E T2 = 60.04 BD
2 Boto 060370.08 S 060370.08 S T1 = 0 169.84 2730
l4 11003820.3 E 11003820.3 E T2 = 30.32 BD
3 Boto 060370.08 S 0603702.8 S T1 = 0 169.84 2730
l1 11003815.6 E 11003815.6 E T2 = 23.249 BD
4 Boto 060310.08 S 0603702.8 S T1 = 0 169.84 2730
l2 11003820.3 E 11003815.6 E T2 = 25.09 BD
5 Boto 060370.08 S 060370.2.8 S T1 = 0 169.84 2730
l3 11003820.3 E 11003815.6 E T2 = 26.40 BD
.4 Data Pasut
Jam Palem 1 Palem 2 Rata - Rata
Pengamatan Atas Bawah Atas Bawah Palem 1 Palem 2
10.15 - 10.30 122 120 142 140 121 141
10.30 - 10.45 123 120 146 143 121.5 144.5
10.45 - 11.00 125 120 145 141 122.5 143
11.00 - 11.15 125 123 145 144 124 144.5
11.15 - 11.30 129 125 146 144 127 145
11.30 - 11.45 125 122 147 145 123.5 146
11.45 - 12.00 125 120 145 142 122.5 143.5
12.00 - 12.15 125 123 147 143 124 145
12.15 - 12.30 124 123 146 143 123.5 144.5
12.30 - 12.45 124 123 145 143 123.5 144
12.45 - 13.00 119 118 145 139 118.5 142
13.00 - 13.15 118 117 147 141 117.5 144
13.15 - 13.30 120 117 150 147 118.5 148.5
13.30 - 13.45 120 115 145 133 117.5 139
13.45 - 14.00 121 116 144 134 118.5 139
14.00 - 14.15 122 118 145 137 120 141
14.15 - 14.30 121 115 138 132 118 135
14.30 - 14.45 113 110 137 129 111.5 133
14.45 - 15.00 110 105 131 129 107.5 130
15.00 - 15.15 113 108 131 126 110.5 128.5
15.15 - 15.30 110 108 133 129 109 131
15.30 - 15.45 108 104 126 120 106 123
15.45 - 16.00 105 103 125 122 104 123.5
16.00 - 16.15 104 102 118 114 103 116
16.15 - 16.30 99 96 118 115 97.5 116.5
16.30 - 16.45 99 98 117 116 98.5 116.5
16.45 - 17.00 98 96 116 112 97 114
17.00 - 17.15 95 93 115 114 94 114.5
17.15 - 17.30 93 90 110 105 91.5 107.5
17.30 - 17.45 90 87 106 104 88.5 105
17.45 - 18.00 88 85 99 98 86.5 98.5
18.00 - 18.15 84 79 101 99 81.5 100
18.15 - 18.30 79 75 100 98 77 99
18.30 - 18.45 78 77 108 98 77.5 103
18.45 - 19.00 76 75 99 97 75.5 98
19.00 - 19.15 74 73 97 95 73.5 96
19.15 - 19.30 73 72 97 96 72.5 96.5
19.30 - 19.45 72 71 95 94 71.5 94.5
19.45 - 20.00 74 73 94 93 73.5 93.5
20.00 - 20.15 65 64 96 95 64.5 95.5
20.15 - 20.30 67 65 87 85 66 86
20.30 - 20.45 62 61 88 83 61.5 85.5
20.45 - 21.00 63 62 85 84 62.5 84.5
21.00 - 21.15 61 60 83 82 60.5 82.5
21.15 - 21.30 62 61 84 83 61.5 83.5
21.30 - 21.45 59 58 81 80 58.5 80.5
21.45 - 22.00 59 58 81 80 58.5 80.5
22.00 - 22.15 54 53 76 75 53.5 75.5
22.15 - 22.30 52 51 74 73 51.5 73.5
22.30 - 22.45 57 56 79 78 56.5 78.5
22.45 - 23.00 57 56 79 78 56.5 78.5
23.00 - 23.15 54 53 76 75 53.5 75.5
23.15 - 23.30 53 52 75 74 52.5 74.5
23.30 - 23.45 58 57 80 79 57.5 79.5
23.45 - 00.00 63 61 85 83 62 84
00.00 - 00.15 62 61 84 82 61.5 83
00.15 - 00.30 63 62 85 84 62.5 84.5
00.30 - 00.45 66 64 88 86 65 87
00.45 - 01.00 64 62 86 84 63 85
01.00 - 01.15 64 61 86 83 62.5 84.5
01.15 - 01.30 66 63 88 85 64.5 86.5
01.30 - 01.45 67 68 93 90 67.5 91.5
01.45 - 02.00 65 63 97 85 64 91
02.00 - 02.15 63 62 85 84 62.5 84.5
02.15 - 02.30 66 63 88 85 64.5 86.5
02.30 - 02.45 66 63 88 85 64.5 86.5
02.45 - 03.00 66 63 88 85 64.5 86.5
03.00 - 03.15 63 62 85 84 62.5 84.5
03.15 - 03.30 65 63 87 85 64 86
03.30 - 03.45 77 72 99 94 74.5 96.5
03.45 - 04.00 75 71 97 93 73 95
04.00 - 04.15 75 71 97 93 73 95
04.15 - 04.30 78 77 100 99 77.5 99.5
04.30 - 04.45 90 88 112 110 89 111
04.45 - 05.00 87 85 109 107 86 108
05.00 - 05.15 88 87 110 109 87.5 109.5
05.15 - 05.30 96 93 118 115 94.5 116.5
05.30 - 05.45 89 88 111 110 88.5 110.5
05.45 - 06.00 89 88 111 110 88.5 110.5
06.00 - 06.15 95 93 117 115 94 116
06.15 - 06.30 95 93 117 115 94 116
06.30 - 06.45 97 96 119 115 96.5 117
06.45 - 07.00 103 97 125 119 100 122
07.00 - 07.15 97 89 119 111 93 115
07.15 - 07.30 99 96 121 118 97.5 119.5
07.30 - 07.45 104 101 126 123 102.5 124.5
07.45 - 08.00 105 98 127 120 101.5 123.5
08.00 - 08.15 102 97 124 119 99.5 121.5
08.15 - 08.30 109 105 131 127 107 129
08.30 - 08.45 108 105 130 127 106.5 128.5
08.45 - 09.00 108 104 130 126 106 128
09.00 - 09.15 115 112 137 134 113.5 135.5
09.15 - 09.30 113 109 135 131 111 133
09.30 - 09.45 113 109 135 131 111 133
09.45 - 10.00 114 112 136 134 113 135
10.00 - 10.15 112 108 136 134 110 135
10.15 - 10.30 112 108 134 131 110 132.5

Data dan Grafik 24 Jam Pasang Surut

4.2 Pembahasan
4.2.1 Arus Euler
Pengukuran arus dengan menggunakan metode euler dapat dilakukan
dengan lokasi yang sama atau tetap. Pada saat praktikum lapangan pada tanggal 5
7 Juni 2015 di kampus Teluk Awur Jepara, dilakukan pengukuran arus dengan
menggunakan metode euler di dermaga. Metode euler menggunakan bola duga
sebagai alat pengukuran utama. Selain bola duga, GPS, kompas tembak dan stop
watch juga dibutuhkan untuk menunjang keakuratan pengukuran seperti
kecepatan pergerakan bola duga dan arah bola duga. Pengambilan data dilakukan
sebanyak 3 kali dengan waktu yang berbeda beda tiap kelompok. Adanya
perbedaan waktu pengukuran mengakibatkan perbedaan hasil yang di dapatkan
dari setiap kelompok.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, arah arus diperairan Teluk
Awur Jepara menuju kea rah Barat laut. Arah arus tersebut searah dengan angin
yang bertiup. Karena pengukuran dilakukan pada saat siang hari, maka angina
yang bertiup adalah angin darat. Pengukuran dengan metode euler merupakan
pengukuran arus permukaan yang digerakkan oleh angin. Kecepatan arus yang
didapatkan selama pengukuran berbeda beda. Pada pengukuran pertama,
kecepatan angin sebesar 0,047 m/s, pengukuran kedua 0,052 m/s, dan pengukuran
ketiga sebesar 0,036 m/s. Perebedaan nilai tersebut diakibatkan adanya penghalang
pada posisi peletakan bola duga seperti kaki kaki dermaga, praktikan yang
masuk ke air untuk mengambil bola duga, dll.

4.2.2 Arus Lagrange


Pengukuran arus dengan menggunakan metode lagrange merupakan
pengukuuran arus yang mneggunakan arus densitas sebagai penggeraknya.
Pengukuran arus dengan metode lagrange biasa dilakukan di daerah laut lepas
(samudra). Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran metode lagrange
adalah Buoy. Peletakan Buoy pada saat pengukuran dengan metode ini harus tepat
karena Buoy harus digerakkan oleh arus densitas, bikan oleh arus angina.
Sehingga peletakan Buoy harus 60% tenggelam di perairan.
Praktikum lapangan dengan menggunakan metode lagrange dilakukan di
dermaga kampus Teluk Awur dengan menggunakan Buoy dan botol kecil sebagai
pembanding arah dan kecepatan Buoy. Selain itu, GPS dan stop watch disiapkan
untuk menunjang keakuratan kecepatan dan posisi pergerakan Buoy dan botol.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh masing masing kelompok, diketahui
bahwa botol yang diletakkan di perairan tiba terlebih dahulu di titik akhir daripada
Buoy. Hal tersebut disebabkan karena pergerakan botol didorong oleh arus yang
digerakkan oleh angina. Sedangkan Buoy, digerakkan oleh arus densitas ( arus
bawah ). Arah arus di perairan Teluk Awur Jepara mengarah pada arah Barat Laut.
Hal tersebut dibuktikan dengan arah pergerakan botol dan Buoy. Perbedaan waktu
tiba antara botol satu dengan botol yang lain disebabkan oleh berat air yang
dimasukkan dalam botol. Semakin banyak air yang dimasukkan, maka semakin
lama botol tersbut bergeraknya.

4.2.3 Perbandingan Percepatan Arus dengan Data Pasang Surut


Selain arus yang digerakkan oleh angin, arus juga dapat digerakkan dengan
adanya fenomena pasang surut. Di perairan Teluk Awur Jepara pada tanggal 7 Juni
memiliki nilai pasang tertinggi sebesar 137 cm dan surut terendah sebesar 111 cm.
Perbedaan nilai antara pasang dan surut yang cukup jauh di perairan Teluk Awur
Jepara mengakibatkan terbentuknya arus yang lumayan kuat. Perbedaan nilai
tersebut akan mengibatka adanya kemiringan yang lumayan tajam pada setiap
gelombang yang dihasilkan sehingga mengakibatkan pergerakan arus yang
lumayan kuat. Arus pasang surut ini dapat dilihat pada saat melakukan
pengukuran dengan menggunakan metode lagrange ( Buoy ). Pergerakkan Buoy
diperaian tidak dipengaruhi oleh tiupan angin melainkan arus pasang surut dan
arus densitas.

4.2.4 Perbandingan Percepatan Arus dengan Data Pasang Surut Setiap


Kelompok
Percepatan arus dapat dipengaruhi oleh adanya fenomena pasang surut.
Umumnya arus paarus dapat terbentuk oleh gerakan pasng surut. Arus pasang
menandakan bahwa arus bergerak dari arah laut lepas ke arah daratan dan
umumnya terjadi di pagi hari sedangkan arus surut menandakan pergerakan arus
ke arah laut lepas dari pantai dan umumnya tterjadi pada malam hari.

4.2.5 Pola Arus Teluk Awur Jepara


Pola arus yang terdapat di teluk awur cenderung berubah dengan seiring
waktu dalam sehari. Hal tersebut dipengaruhi oleh arah pergerakan angin maupun
arus pasut yang terjadi di sekitarnya. Menurut pengamatan dengan menggunakan
metode euler, arah pergerakan arus pada satu waktu dapat terjadi ke arah tenggara,
namun pada jam lain arah pergerakan arus dapaet terjadi kearah barat laut. Arah
arus yang tidak sama pada tiap waktu juga dapat dipengaruhi oleh halangan
seperti dinding dinding dermaga yang menghalangi arah hembusan angin yang
juga akan mengganggu arah pergerakan dari arus.

V. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


5.1 Kelebihan
5.1.1 Kelebihan Metode Euler
.1 Alatnya mudah dibawa.
.2 Alatnya mudah dibuat ( konvensional )
5.1.2 Kelebihan Metode Lagrange
.1 Dapat mengukur kecepatan arus densitas dan pasang surut.
.2 Dapat dimodifikasi ( GPS, sensor Tsunami, dll ).
.3 Tidak harus diamati secara terus menerus.

5.2 Kekurangan
5.2.1 Kekurangan Metode Euler
.1 Tidak bisa digunakan di daerah lepas pantai.
.2 Harus diamati secara terus menerus.
5.2.2 Kekurangan Metode Lagrange
.1 Penyesuaian permberat dengan Buoy.
.2 Tidak bisa diletakkan di daerah pesisir.
.3 Beban alatnya berat.

VI. KESIMPULAN
.1 Pengukuran arus yang dilakukan pada saat praktikum lapangan menggunakan 2
metode yaitu metode euler dan lagrange. Metode euler merupakan metode
pengukuran arus yang menggunakan bola duga sebagai alar pantau utama.
Sedangkan metode lagrange menggunakan Buoy sebagai alat pantaunya.
Metode euler digunakan untuk mengukur kecepatan dana rah pergerakkan arus
yang disebabkan oleh angin. Sedangkan metode lagrange digunakan untuk
mengukur kecepatan arus densitas dan arus pasang surut.
.2 Kelebihan dari metode euler adalah alatnya mudah untuk dibawa dan dapat
dibuat sendiri apabila sifatnya dadakan. Kekurangan dari metode euler adalah
tidak bisa digunakan di daerah lepas pantai. Kelebihan metode lagrange adalah
dapat digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah arus densitas serta arus
pasang surut. Kelebihan yang sangat terasa manfaatnya adalah dapat
dimodifikasi sesuai keinginan peneltitian. Kekurangannya adalah alatnya berat
dan tidak bisa digunakan di daerah pesisir.
.3 Arah pergerakan arus yang terjadi pada siang hari di perairan Teluk Awur
Jepara menuju kea rah Barat Laut ( laut ). Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya angin yang bertiup dari darat menuju laut. Sedangkan arah arus bawah
dipengaruhi oleh kemiringan garis pantai.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2015.http://maritim.bmkg.go.id/index.php/main/stasiun_ marit im/7.
(Diakses pada 14 juni 2015, pukul 09.10 WIB).

Bernawis, Lamona I. 2000. Temperature and Pressure Responses on El-Nino


1997 and La-Nina 1998 in Lombok Strait. Proc. The JSPS-DGHE
International Symposium on Fisheries Science in Tropical Area.

Gross, M. G.1990. Oceanography ; A View of Earth Prentice Hall, Inc.


Englewood Cliff. New Jersey

Gross, M. 1990. Oceanography sixth edition. New Jersey : Prentice-Hall.Inc.

Pond dan Pickard, 1978. Introductory to Dynamic Oceanography. Pergamon


Press. New York.

Supangat A., dan Susanna, 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset wilayah
Laut dan Sumberdaya Non-Hayati, BRPKP-DKP. ISBN.No. 979-97572-4-1
LAMPIRAN
1. Peta lokasi pengukuran

2. Peta pengukuran arus metode lagrange

3. Dokumentasi lapangan

Anda mungkin juga menyukai