Anda di halaman 1dari 5

Nama : Doni Koswara

NRP : 23-2022-061
Kelas : BB

“SIRKULASI ARUS LAUT GLOBAL”

A. Definisi

Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari
massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang
terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada
permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector
yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis gaya yang bekerja
yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah gradien densitas air
laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross,1990). Sementara
itu, menurut Arief (1994) pergerakan arus laut dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya coriolis
dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng , downwelling.

Beberapa fenomena oseanografi yang berhubungan dengan sirkulasi arus


dan mempunyai pengaruh penting terhadap kondisi lingkungan atmosfer antara
lain El Nino dan La Nina yang terjadi Samudera Pasifik (Mann and Lazier, 1991)
dan Indian Ocean Dipole yang terjadi di Samudera Hindia. Fenomena tersebut
menyebabkan terjadinya bencana kekeringan dan banjir dalam skala global.
Selama dua dekade terakhir wilayah ekuator dan tropis menjadi fokus penelitian
para ahli osenografi karena diindikasikan arus ekuator dalam skala besar
menentukan dinamika atmosfer (Tolmazin, 1985).

Secara umum sirkulasi laut dunia dapat dibedakan menjadi dua, yakni arus
permukaan (surface circulation) dan arus laut dalam (deep sea circulation).
Kelompok pertama terutama disebabkan oleh angin permukaan (wind-driven
current), sedangkan kelompok kedua terutama disebabkan oleh adanya perbedaan
suhu dan salinitas (thermohaline circulation).Permukaan air laut senantiasa
berubah-ubah setiap saat sebagai akibat terjadinya gerakan pasang surut air laut,
keadaan ini juga terjadi pada tempat- tempat sempit seperti teluk dan selat,
sehingga menimbulkan arus pasang surut (Tidal current). Gerakan arus pasut dari
laut lepas yang merambat ke perairan pantai akan mengalami perubahan, faktor
yang mempengaruhinya antara lain adalah berkurangnya kedalaman (Mihardja et,.
al1994).
B. Penyebab

Jika diperhatikan peta sistem arus permukaan global, akan terlihat pola
sirkulasi arus skala besar (gyre) di Lautan Pasifik, Atlantik dan Lautan Hindia yang
arahnya searah dengan perputaran jarum jam di bagian Utara Ekuator dan
berlawanan arah jarum jam di Selatan Ekuator (Mamengko, F. Y. S. 2007).
Sirkulasi arus skala besar ini disebut gyre atau "gira‟. Pola arus skala besar ini
terbentuk oleh pengaruh sistem angin permukaan (Angin Pasat - Trade Wind, Angin
Baratan Westerlies), gaya Coriolis dan daratan besar atau benua yang merupakan
penghalang serta dapat membelokkan arah arus.

C. Jalur Sirkulasi Arus


Angin berhembus di atas permukaan laut dalam arah sumbu x atau ke arah
Timur. Angin yang berhembus dalam arah ini akan menimbulkan transpor massa
dalam arah sumbu y ke arah kanan arah angin. Akibatnya terjadi penumpukan
massa air di dinding bagian kanan basin. Penumpukan massa air ini menimbulkan
slope muka air yang naik ke arah sisi kanan dari basin. Slope muka air ini pada
gilirannya akan menimbulkan arus Geostropik (Geostropic Current) dalam arah x.
Arah arus ke arah dinding kanan basin akan berhenti bila terjadi kesetimbangan
antara gaya Coriolis dan gaya gradien tekanan (Mamengko, F. Y. S. 2007).

Beberapa elemen utama dari sirkulasi laut arus global melibatkan pergerakan
air laut yang didorong oleh perbedaan suhu, salinitas, dan tekanan atmosfer. Berikut
adalah beberapa komponen kunci dari sirkulasi laut arus global:
1. Arus Permukaan
Arus Panas Equatorial: Arus ini mengalir dari timur ke barat di kawasan
khatulistiwa, membawa air hangat ke arah Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik.
Arus Dingin Kutub: Arus ini mengalir dari kutub menuju khatulistiwa,
membawa air dingin ke wilayah-wilayah yang lebih hangat.

2. Arus Dalam Laut (Termohalin)


Arus Termohalin: Pergerakan air laut yang dipengaruhi oleh perbedaan suhu
(thermo) dan salinitas (halin)
3. Konveyor Termohalin
Sistem Konveyor Termohalin: Proses pergerakan global yang membawa air
laut hangat ke utara dan mengalirkan air dingin ke selatan, memainkan peran
penting dalam distribusi panas di Bumi dan iklim global.
4. Arus Pesisir dan Arus Lintang
Arus Pesisir: Arus laut yang bergerak sepanjang pantai.
Arus Lintang: Arus laut yang bergerak antara garis lintang, membentuk
sirkulasi besar di samudera.
5. Pengaruh Angin
Angin Pasat: Angin yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi di
khatulistiwa ke daerah bertekanan rendah di garis lintang 30 derajat.
Angin Barat: Angin yang bergerak dari garis lintang 30 derajat ke kutub,
membentuk zona angin dominan di garis lintang tersebut.
6. Pengaruh Angin
Angin Pasat: Angin yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi di
khatulistiwa ke daerah bertekanan rendah di garis lintang 30 derajat.
Angin Barat: Angin yang bergerak dari garis lintang 30 derajat ke kutub,
membentuk zona angin dominan di garis lintang tersebut.

D. Dampak

Sirkulasi laut arus global memiliki dampak besar pada iklim, ekosistem laut, dan
cuaca di berbagai wilayah di dunia. Fenomena seperti El Niño dan La Niña juga
terkait dengan perubahan dalam sirkulasi laut arus global. Arus laut mempengaruhi
aktivitas berperahu, memancing, dan pengiriman komersial di mana pengetahuan
tentang arus permukaan tidak hanya dapat membantu dalam navigasi tetapi juga
secara signifikan berdampak pada konsumsi bahan bakar (Bialystocki &
Konovessis, 2016).
Melemahnya proses ini akan mengurangi jumlah air hangat yang masuk dari
daerah tropis. Sehingga, kondisi iklim di lintang menengah dan tinggi tidak lagi
sehangat sebelumnya dan perubahan itu akan berlangsung lebih lama. Dengan
berkurangnya air permukaan hangat yang mengalir dari daerah tropis, angin barat
yang biasanya menyebabkan iklim sedang di Eropa akan mengambil lebih sedikit
panas saat bergerak di atas lautan, sehingga daerah Eropa akan jauh lebih dingin.
Pakar perikanan di Timur Laut mengatakan berlanjutnya pelemahan AMOC
(diperkirakan akan terus memanaskan daerah itu jauh lebih cepat daripada rata-
rata. Hal itu akan “berdampak lebih jauh pada perikanan dan sumber daya
kelautan hidup di wilayah tersebut,” kata peneliti Vincent Saba dari Northeast
Fisheries Science Center NOAA.
Ilmuwan pusat tersebut mengatakan peningkatan level CO2 di atmosfer telah
mempengaruhi AMOC dan memperlambat redistribusi panas di Atlantik Utara.
Perairan di sepanjang Landas Kontinen Timur Laut telah menghangat, dan Teluk
Maine telah menghangat lebih cepat dari 99% lautan global selama 10 tahun
terakhir, yang sangat memengaruhi distribusi ikan dan spesies lain serta
mangsanya.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawati, M., Muslim, M., & Suseno, H. (2013). Aktivitas Radionuklida
Antropogenik 137cs Di Perairan Semarang Berdasarkan Sirkulasi Arus
Global. Journal of Oceanography, 2(1), 73-78.

Mamengko, F. Y. S. (2007). PERANAN GELOMBANG PANJANG TERHADAP


SIRKULASI ARUS GLOBAL. Jurnal Natural, 6(2), 42-46.

Tsanyfadhila, S., Ismanto, A., & Helmi, M. (2022). Karakteristik Arus Laut
Permukaan dari High Frequency Radar pada Musim Timur di Selat Bali. Jurnal
Kelautan Tropis, 25(3), 279-290.
Bialystocki, N., & Konovessis, D. (2016). On the estimation of ship's fuel consumption
and speed curve: A statistical approach. Journal of Ocean Engineering and
Science, 1(2), 157-166.

Anda mungkin juga menyukai