Anda di halaman 1dari 19

FISIKA KELAUTAN

ARUS LAUT

Kelompok III

1. Glory V. Sahusilawane 2017 43 012


2. Lodia Lasibyanan 2017 43 056
3. Nurfasria 2017 43 110
4. Stella Pattiasina 2017 43 039
5. Muhamad Ali Imran 2017 43 00
6. Julian C. Telehala 2016 43 086
7. Vilani M. Leiwakabessy 2018 43 087
8. Mardie N. Rumthe 2016 43 026
9. Sasmita Basir 2016 43 070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................


Daftar Isi ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Arus Laut ..................................................................................................
2.2 Penyebab terjadinya arus laut ................................................................................
2.3 Jenis-Jenis Arus Laut ..............................................................................................
2.4 Arus-Arus Permukaan Laut ...................................................................................
2.5 Arus- Arus Musiman...............................................................................................
2.6 Upwelling dan Sinking ..........................................................................................
2.7 Arus Pasang Surut ..................................................................................................
2.8 Arus Susur Pantai (Longshore current)...................................................................
2.9 Arus yang ditimbulkan oleh perbedaan kerapatan ..................................................
2.10 Pengukuran Arus .....................................................................................................
2.11 Manfaat Arus Laut ..................................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................
Daftar Pustaka .....................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “Arus Laut”.
Makalah mengenai Arus laut ini disusun sebagai pelengkap dalam mata kuliahFisika
Kelautan. Makalah ini berisi informasi tentang Arus laut, penyebab arus laut, jenis-jenis arus laut,
Pengukuran Arus Laut, dan Manfaat Arus Laut
Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini, belum bisa dikatakan sempurna, Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan Makalah
ini kedepan.

Ambon, Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas yaitu lautan udara dan lautan
air.Keduanya berada dalam keadaan bergerak (dynamic condition), dibangkitkan oleh energi dari
matahari dan gaya gravitasi bumi. Gerakan-gerakan mereka saling berhubungan : angin
memberikan energinya ke permukaan laut sehingga menghasilkan arus laut, dan arus laut
membawa energi panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya, mengubah pola temperatur permukaan
bumi dan juga mengubah sifat-sifat fisis udara di atasnya. Interaksi laut dan udara ini disebut
ocean-atmosphere coupled system.
Pada dasarnya arus laut berbeda dengan Gelombang laut. Gelombang laut adalah
pergerakan air laut naik-turun atau secara vertikal. Arus laut adalah gerakan massa air laut yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari
suatu massa air sehingga massa air tersebut mencapai kestabilan.
Perlu dijelaskan bahwa sebenarnya di laut masih terdapat banyak arus-arus lain yang lebih
kecil yang terdapat di daerah-daerah tertentu, hal itu lah yang mendasari penulisan makalah ini
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka terdapat beberapa masalah yang akan dikaji
dalam makalah ini yaitu
1. Apa yang dimaksud dengan Arus Laut ?
2. Apa penyebab terjadinya arus Laut ?
3. Apa saja jenis-jenis air laut ?
4. Bagaimana pengukuran Arus Laut ?
5. Apa manfaat Arus Laut ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisann ini ialah :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan arus laut
2. Mengetahui penyebab terjadinya arus laut
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis arus laut
4. Mengatahui bagaimana pengukuran arus laut
5. Mengetahui apa saja manfaat arus laut
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definis Arus Laut


Arus Laut Permukaan merupakan gerakan massa air yang disebabkan oleh angin yang
berhembus di permukaan laut pada kedalaman kurang dari 200 m yang berpindah dari satu
tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat lain yang bertekanan udara rendah yang sangat
luas dan terjadi pada seluruh lautan di dunia (Gross,M.G, 1990). Arus merupakan gerakan
horizontal atau vertikal dari suatu massa air sehingga massa air tersebut mencapai kestabilan.
Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus
adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan
horizontal dan vertikal massa air. Arus adalah gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan
oleh tiupan angin, perbedaan densitas, atau pergerakan gelombang panjang. Gerakan tersebut
merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang
mempengaruhinya.
Pada hakekatnya, energi yang menggerakkan massa air laut tersebut berasal dari matahari.
Adanya perbedaan pemanasan matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan
energi yang diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan
angin yang menjadi mekanisme untuk menye-imbangkan energi di seluruh muka bumi. Kedua
fenomena ini juga saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin merupakan salah satu gaya
utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain gaya yang timbul akibat dari tidak samanya
pemanasan dan pendinginan air laut.Terdapat dua gaya yang berperan dalam arus yaitu: gaya
primer dan gaya sekunder. Gaya primer berperan dalam menggerakkan arus dan menentukan
kecepatannya. Gaya primer ini terdiri dari gravitasi, gesekan angin (wind stress), gaya dorong ke
atas dan ke bawah (bouyancy), serta tekanan atmosfir. Gaya sekunder mempengaruhi arah
gerakan dan kondisi aliran arus. Gaya sekunder meliputi gaya Coriolis dan gesekan lapisan air
laut itu sendiri (Pond and Pickard, 1983)
Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas: lautan udara dan lautan air.
Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap, dibangkitkan oleh energi dari matahari
dan gaya gravitasi bumi. Gerakan-gerakan mereka saling berhubungan: angin memberikan
energinya ke permukaan laut sehingga menghasilkan arus laut, dan arus laut membawa energi
panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya, mengubah pola temperatur permukaan bumi dan juga
mengubah sifat-sifat fisis udara di atasnya.
Arus laut adalah gerakan massa air yang dipengaruhi oleh angin atau perbedaan densitas
air laut yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lainya.
Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan angin yang cukup kuat sedangkan arus
di kedalaman laut di sebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut.
Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents),
maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents)
Selanjutnya, Herunadi (1998) menyebutkan fungsi arus dalam perairan diantaranya ialah:
untuk keperluan perencanaan analisis dampak lingkungan di suatu perairan yang membutuhkan
data tentang pola arus; untuk perencanaan struktur pantai atau pelabuhan agar proses
pengerjaannya efisien dan efektif serta menghasilkan daya tahan yang tinggi; untuk studi rute
pelayaran; untuk keperluan wisata laut; serta menjelaskan proses sedimentasi, erosi pantai,
sebaran organisme dan pola penyebaran limbah pencemar.
Arus dapat pula dihasilkan dari aktifitas pasang surut dan pergerakan ombak di pantai.
2.2. Penyebab Arus Laut
Arus laut terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu tiupan angin, perbedaan kadar garam,
dan perbedaan suhu Berikut penjelasannya :
1. Arus laut karena tiupan angin
Tiupan angin yang menerpa air laut di permukaan akan menimbulkan arus laut.
Seperti halnya bila kita meniup air dalam cawan, maka dari tu dapat disimpulkan bahwa
angin dapat menyebabkan arus laut. Arah arus itu searah dengan aliran angin.
Arus karena tiupan angin ini bila menumbuk daratan atau benua, maka air di
depan daratan atau benua itu akan lebih tinggi dari pada perukaan air laut disekitarnya.
Perbedaan permukaan air laut tersebut akan menyebabkan terjadinya aliran air dari laut
yang memiliki permukaan air lebih tinggi menuju ke laut yang memiliki permuakaan air
yang lebih rendah. Arus laut yang demikian disebut arus kompensasi.
2. Arus laut karena perbedaan kadar garam
Air laut yang memiliki kadar garam tinggi memiliki massa jenis yang lebih besar
daripada air laut yang kadar garamnya rendah. Oleh karena itu, jika ada dua laut yang
bersebelahan tetapi karena kadar garamnya berbeda, maka dibagian dasar laut akan
terjadi aliran air dari laut berkadar garram tinggi menuju ke laut berkadar garam rendah.
Sebaliknya dibagian permukaan akan terjadi aliran air dari laut berkadar garam
rendah menuju ke laut berkadar garam tinggi. Contoh Ambang Gibraltar yang terletak
diantara benua Eropa dan benua Afrika.
3. Perbedaan suhu
Air laut yang dingin memiliki massa jenis yang lebih besar dari pada air laut yang
panas. Air laut di daerah kutub bersuhu dingin, sehingga memiliki massa jenis lebih
besar. Oleh karena itu, air laut tersebut akan tenggelam dan bergerak menuju ke daerah
yang massa jenisnya lebih kecil, melalui dasar laut yang dalam.
Bila arus ini menumbuk daratan, arah alirannya dapat berubah dari dasar menuju
ke permukaan. Inilah yang disebut up-welling. Daerahup- welling kaya akan ikan
karena arus ini membawa unsure hara dari dasar laut. Contoh: Laut Banda dan Pantai
Barat Peru- Equador ( Amerika Latin ).
2.3 Jenis-Jenis Arus Laut
Berdasarkan gaya-gaya pembangkit arus Gross (1990) dan Brown et al(1989) membagi
arus menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Arus Ekman, yaitu arus yang disebabkan oleh gesekan angin;
b. Arus Pasang Surut, yaitu arus yang disebabkan oleh adanya gaya pembangkit pasut;
c. Arus Thermohaline, yaitu arus yang disebabkan karena adanya perbedaan densitas air
laut;
d. Arus Geostrofik, yaitu arus yang disebabkan karena adanya gradien tekanan mendatar
dan gaya coriolis;
e. Wind Driven Current, yaitu arus yang dibangkitkan oleh angin, seperti sirkulasi
sebagian besar samudera di lapisan atas, gelombang permukaan dan up-weling; serta
f. Arus Inersia, yaitu suatu gerakan air dimana terjadi gesekan yang sangat kecil
(diasumsikan nol) dan gaya yang masih bekerja hanya gaya coriolis sehingga
menyerupai kurva. Arus inersia yang terjadi di sekitar garis lintang akan membentuk
lingkaran (circular). Arah rotasi pada lingkaran inersia adalah searah jarum jam di
belahan bumi utara dan berlawanan arah jarum jam di belahan bumi selatan (Pond dan
Pickard, 1983).
2.4 Arus – Arus Permukaan Laut
Gerakan air di permukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di
atasnya. Hubungan ini kenyataannya tidaklah sedemikian sederhananya, sekal pun dilihat dari
perbandingan singkat antara angin utama bertiup dan arah dari arus-arus permukaan. Alasanya
adalah bahwa arus-arus dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain dari angin. Akibatnya arus yang
mengalir di permukaan lautan merupakan hasil kerja gabungan dari mereka ini. Faktor-faktor
tersebut adalah bentuk topografi dasar lautan, pulau-pulau yang ada di sekitarnya, dan gaya
coriolis. Gambar dibawah ini menunjukkan arus-arus utama yang terdapat di seluruh permukaan
lautan di dunia.

Gambar 1.
Dari gambar tersebut kita melihat tiga macam bentuk arus yaitu :
1. Arus yang benar-benar mengelilingi daerah kutub selatan ( Antartic circumpolar current)
yang terletak pada 60.0 lintang selatan.
2. Aliran air di daerah ekuator yang mengalir dari arah timur ke barat, baik di belahan
bumi utara (North equatorial current) maupun di belahan bumi selatan (South equatorial
current). Selain itu terdapat dua aliran yang mengalir dari barat ke timur yang
dinamakan equatorial counter current di bagian permukaan dan equatorial under current
di bagian bawah.
3. Daerah subtropikal, ditandai oleh adanya arus-arus berputar yang dikenal sebagai gyre.
Arah aliran air pada gyre yang terdapat di belahan bumi utara searah dengan jarum jam.

Pada umumnya tenaga angin yang diberikan pada lapisan permukaan air dapat
membangkitkan timbulnya arus permukaan yang mempunyai kecepatan sekitar 3 % dari
kecepatan angin itu sendiri. Dengan kata lain, bila angin bertiup 10 m/detik maka dapat
menimnulkan sebuah arus permukaan yang berkecepatan 30 cm/detik. Kecepatan arus ini, akan
berkurang cepat sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan dan akhirnya angin
tidak berpengaruh sama sekali terhadap kecepatan arus pada kedalaman di bawah 200 m. Pada
saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arah arus yang disebabkan oleh gaya
coriolis akan meningkat. Hasilnya adalah bahwa hanya terjadi sedikit pembelokan dari arah arus
yang relatif cepat di permukaan dan arah pembelokannya menjadi makin besar pada aliran arus
yang kecepatannya makin lambat di lapisan perairan yang mempunyai kedalaman makin
bertambah. Besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan
maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan makin dibelokkan arahnya. Hubungan
ini dikenal sebagai spiral Ekman

Gambar 2. Spiral Ekman. Gambar ini menunjukkan arah jalannya arus (ditandai oleh tanda
panah), dan kecepatannya (ditandai oleh panjang dari setiap tanda panah), yang
berubah-ubah sesuai dengan makin dalamnya kedalaman perairan (Pinet, 1992).
2.5 Arus – Arus Musiman
Angin adalah sakah satu faktor yang paling bervariasi dalam membangkitkan arus. Karena
sistem angin umum dunia selalu berjumlah tetap sepanjang tahun, maka arah arus-arus dunia
hanya mengalami variasi tahunan yang kecil. Tetapi di bagian Utara lautan Hindia dan lautan-
lautan Asia Tenggara, angin musim (monsoon) berubah secara musiman dan mempuanyai
pengaruh yang dramatis gterhadap arah dari arus-arus permukaan. Arus-arus di perairan Asia
Tenggara baik yang terjadi di musim Barat ataupun di musim Timur diperlihatkan pada Gambar
3. dan Gambar 4. Musim Barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah Utara melalui bagian atas,
Laut Jawa dan Laut Flores, sedangkan pada waktu musim Timur hal ini terjadi kebalikannya
dimana arus mengalir dari arah Selatan (Hutabarat dan Evans, 1985).

Gambar 3. Pola arus permukaan di perairan Asia tenggara pada


bulan Februasi (Musim Barat) (Wyrtki, 1961).

Gambar 4. Pola arus permukaan di perairan Asia tenggara pada


bulan Agustus (Musim Timur) (Wyrtki, 1961).
2.6 Upwelling Dan Sinking
Angin sebagai pembangkit utama arus di lautan tidak hanya menyebabkan pergerakan air
secara horisontal tetapi juga dapat menyebabkan pergerakan air secara vertikal yang dikenal
sebagai upwelling dan sinking pada beberapa daerah pantai. Upwelling dan sinking terjadi pada
saat dimana arah angin sejajar dengan garis pantai. proses upwelling adalah suatu proses dimana
massa air didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 m yang umumnya terjadi di
sepanjang pantai barat di banyak benua (Hutabarat dan Evans, 1985). Tiupan angin yang sejajar
dengan garis pantai dan dengan adanya pengaruh gaya coriolis menyebabkan aliran lapisan
permukaan air menjauhi pantai mengakibatkan massa air yang berasal dari lapisan dalam akan
naik menggantikan kekosongan di lapisan permukaan (Gambar 5). Massa air yang berasal dari
lapisan dalam ini mengandung kadar oksigen yang rendah tetapi kaya akan nutrien terlarut
seperti nitrat dan fosfat dan karena itu mereka cendrung mengandung banyak fitoplankton.
Karena fitoplankton merupakan dasar rantai makanan di lautan, maka area upwelling merupakan
suatu tempat yang subur bagi populasi ikan. Sebagai contoh di sepanjang pantai Peru dan Chili
yang merupakan daerah upwelling memiliki produksi perikanan yang besar yaitu sekitar 20 %
dari jumlah total produksi dunia.
Sinking merupakan suatu proses yang mengangkut gerakan air yang tenggelam ke bawah
di perairan pantai. Angin bertiup sejajar dengan pantai tetapi dalam hal ini arah rata-rata aliran
arus yang dihasilkan menuju ke arah daratan dan akhirnya aliran massa air diarahkan ke bawah
pada saat mereka mencapai garis pantai.

Gambar 5.
Proses terjadinya coastal upwelling.
Arah angin adalah sejajar dengan
pantai, tetapi arah dari arus yang
ditimbulkanya akan mengarah ke
laut karena ada pengaruh gaya
Coriolis. Hal ini
menghasilkan timbulnya upwelling
di dekat pantai, yang
mengangkut massa air dari dasar ke
atas permukaan (Pinet, 1992).
2.7 Arus Pasang Surut (tidal current)
Tidal current merupakan gerakan air berupa arus yang terjadi akibat pasang dan surut. Di
daerah pantai arus ini memiliki arah yang bolak balik dimana pada saat pasang gerakan air
menuju ke pantai (flood current) sedangkan pada saat surut gerakan arus ini (ebb current)
menjauhi pantai menuju laut. Di laut lepas yang jauh dari halangan berupa daratan atau pulau-
pulau, memungkinkan arah arus ini berubah secara teratur membentuk pola yang berputar yang
dinamakan rotary current (Pinet, 1992).
Kecepatan arus pasang surut di daerah pantai lebih besar daripada di daerah laut lepas
karena di daerah pantai arus ini mengalami percepatan aliran oleh karena adanya penyempitan
secara horisontal dan vertikal oleh adanya dasar laut dan halangan pulau-pulau di sekitar pantai.
Kecepatan arus ini di laut lepas jarang melebihi 0,83 m/detik, sedangkan di daerah pantai dimana
arus ini melewati selat sempit antara dua pulau, saluran masuk estuaria dan lagoon kecepatan
arus ini dapat melebih 4,4 m/detik. Arus pasang surut terkuat biasanya dihasilkan pada saat
terjadi spring tide di daerah yang memilki kisaran pasang surut yang besar (macrotidal) (Bird,
1996).
Arus pasang surut dengan arah bolak balik dan turbulensi yang dihasilkannya secara tidak
langsung penting artinya bagi proses-proses biologi. Turbulensi ini dapat mencegah
pengendapan partikel-partiel tersuspensi dalam air sehingga mengakibatkan tetap keruhnya air
yang dapat mempengaruhi penetrasi cahaya matahari. Turbulensi juga mencegah terjadinya
stratifikasi suhu air. Arus pasang surut juga berperan dalam mengangkut sedimen di sepanjang
pantai sehingga arus ini turut mempengaruhi perubahan morfologi pantai. Arus pasang surut juga
membantu percampuran air laut (mixing), namun perlu dingat bahwa arah arus ini adalah bolak
balik secara teratur dalam 24 jam. Karenannya volume air yang diangkut oleh arus ini melintasi
jarak tertentu tidaklah banyak dan juga jarak angkutnya tidak jauh.
Kecepatan arus pasut minimum atau efektif nol terjadi saat air tinggi atau air rendah (slack
waters). Pada saat-saat tersebut terjadi perubahan arah arus pasut. Kecepatan arus pasut
maksimum terjadi pada saat-saat antara air tinggi dan air rendah. Dengan demikian, perioda
kecepatan arus pasut akan mengikuti perioda pasut yang membangkitkannya (Gambar 6).
Gambar 6. Hubungan antara pasang surut (pasut) dengan kekuatan arus
pasut (Poerbandono dan Djunasjah, 2005)

2.8 Arus Susur Pantai (Longshore current)


Arus susur pantai adalah arus yang mengalir sejajar dengan pantai dan dihasilkan oleh
adanya ombak yang tiba di pantai secara tidak tegak lurus (atau membentuk sudut) terhadap garis
pantai (Gambar 8.7). Pembangkitan arus susur pantai bergantung pada beberapa parameter
ombak seperti tinggi, periode dan arah ombak, sudut datangnya ombak terhadap garis pantai, dan
kemiringan dasar perairan dekat pantai. Keceptan arus susur pantai dapat dihitung dengan rumus
di bawah ini (Pethick, 1984) :

VL= 2.7 Um sin α cos α

dimana VL = kecepatan arus susur pantai


Um = maximum orbital velocity
α = sudut datangnya ombak
Maximum orbital velocity dapat dihitung dengan rumus :

dimana H = tinggi ombak


T = periode ombak
h = kedalaman perairan
L = panjang ombak
Dari rumus di atas nampak bahwa kecapatan arus susur pantai yang terjadi dikontrol oleh
besarnya sudut yang dibentuk oleh ombak yang mendekati pantai terhadap garis pantai. Makin
besar sudut datangnya ombak maka makin besar arus susur pantai yang dihasilkan. Oleh karena
proses refraksi menyebabkan ombak membelok dan menyesuaikan terhadap bentuk garis pantai
dengan begitu rapatnya, hal ini membuat sudut datangnya ombak jarang melebihi 10O (Pinet,
1992). Refraksi adalah pembelokan ombak akibat pengaruh dari batimetri dasar laut.

Gambar 7. Arus susur pantai yang dibangkitkan oleh ombak tiba di


pantai
secara tidak tegak lurus (Triatmodjo, 1999).

Pada titik dimana arus susur pantai bertemu (convergence), aliran arus akan dibelokkan
menuju ke laut melintasi surf zone. Aliran arus yang menuju ke laut ini dinamakan rip current
(arus tolak pantai). Rip current ini sangat berbahaya bagi orang yang sedang berenang di pantai
karena tanpa disadari arus ini dapat menyeret orang yang sedang berenang tersebut ke laut sejauh
500 m. Daerah yang alirannya paling cepat di sebuah rip current kemungkinan bisa mencapai
kecepatan sampai 1m/detik, dan ini sudah cukup kuat untuk memotong sebuah saluran permanen
yang ada di dasar laut (Hutabarat dan Evans, 1985).

2.9 Arus yang ditimbulkan oleh perbedaan kerapatan


Gerakan air dapat pula disebabkan oleh adanya perbedaan kerapatan massa air. Perbedaan
kerapatan ini timbul terutama disebabkan oleh perbedaan salinitas dan suhu. Sirkulasi air di laut
yang diakibatkan oleh perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh adanya perbedaan suhu dan
salinitas dinamakan thermohaline circulation. Sebagai contoh, massa air di daerah kutub selatan
(Antartik) dan kutub utara (Arktik) yang memiliki kerapatan lebih besar tenggelam ke lapisan
yang lebih dalam dan kemudian mengalir ke daerah tropik.
2.10 Pengukuran Arus
Teknik pengukuran arus dapat dilakukan dengan pendekatan Lagrangian dan Eulerian.
Pendekatan Lagrangian dilakukan dengan pengamatan gerakan massa air peremukaan dalam
rentang waktu tertentu. metode Lagrangian, yaitu dengan benda hanyut (drifter) kemudian
mengikuti gerakan aliran massa air laut. Implementasinya biasanya dilakukan dengan sebuah
pelampung. Selam selang waktu tertentu dan dalam interval waktu tertentu pula, pengamat
mencatat posisi pelampung tersebut..Pendekatan Lagrangian penting digunakan, misalnya untuk
mengkaji model tumpahan minyak atau pengangkutan materi oleh badan air di permukaan.
Sementara, pendekatan Eulerian dilakukan dengan pengamatan arus pada suatu posisi tertentu di
suatu kolom air. Data yang diperoleh dengan pendekatan ini adalah kekuatan dan arah arus pada
suatu tempat sebagai fungsi dari waktu. Pada lingkungan laut yang didominasi pasut, maka
durasi pengukuran arus pasut setidaktidaknya adalah sepanjang perioda pasut. Untuk sifat pasut
yang diurnal atau campuran, maka durasi pengukuran arus adalah sekurang-kurangnya 25 jam.
Untuk daerah yang sifat pasutnya semi-diurnal, maka durasi pengukuran arus adalah sekurang-
kurangnya 13 jam. Cakupan waktu tersebut sangat diperlukan untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh tentang arah dan kecepatan arus pasut pada satu periode pasut (Poerbandono dan
Djunasjah, 2005).Saat pengukuran arus pasut, sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga
mewakili kondisi pada saat bulan purnama dan bulan perbani. Untuk itu, pengukuran perlu
dijadwalkan selama dua kali dengan selang waktu sekitar 7 hari. Buku pasut yang diterbitkan
Deshidros TNI-AL akan sangat membantu dalam mengambil keputusan untuk merencanakan
saat pengukuran arus. Interval pengukuran dapat dilakukan setiap 1 jam untuk pantai dengan
sifat pasut diurnal. Pada pantai yang sifat pasutnya semi-diurnal dan campuran sebaiknya
pengukuran dilakukan sekurang-kurangnya dengan interval 30 menit.
Alat yang digunakan untuk pengukuran arus dengan metode Euler dinamakan Current
Meter dimana alat ini digunakan untuk pengukuran kecepatan dan arah arus laut.Current meter
adalah alat pengukur arus yang sangat populer. Pada saat awal dikembangkannya, alat ini bekerja
secara mekanik. Cara kerja alat ini adalah bagian alat yang memiliki baling-baling diturunkan ke
dalam perairan. gerakan arus laut akan menyebabkan baling-baling bergerak, Badan air yang
bergerak memutar baling-baling dihubungkan dengan sebuah roda gigi. Pada roda gigi tersebut
terdapat penghitung (counter) dan pencata waktu (time-keeper) yang merekam jumlah putaran
untuk setiap satuan waktu. Melalui suatu proses kalibrasi, jumlah putaran per satuan waktu yang
dicatat dari alat ini dikonversi ke kecapatan arus dalam meter per detik (m/s). Gerakan arus akan
menyesuaikan posisi alat dengan arah arus tersebut, kecepatan dan arah arus yang terukur
ditransmisikan melalui kabel ke perangkat tampilan di atas kapal sehingga kecepatan dan arah
arus dapat dilihat melalui recorder baik analog maupun digital.Ketelitian alat bisa samapai 1
mm/s.

Gambar 7.

2.11 Manfaat Arus Laut


Arus laut mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain (Muhammad, Hamid.
2005)):
a. Arus laut karena tiupan angin dapat mempengaruhi kondisi iklim suatu tempat,
misalnya di Eropa barat dimusim dingin tidak begitu dingin dan lautnya tidak membeku
karena dipengaruhi oleh arus panasgulftream atau arus teluk.
b. Pertemuan arus panas dan aarus dingin merupakan daerah yang kaya ikan. Hal ini
disebabkan karena di daerah itu kaya akan plankton.
c. Arus laut dapat menyebarkan berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan ke berbagai
belahan dunia.

Penelitian dan pemetaan potensi energi arus laut merupakan salah satu upaya penting
dalam mengeksplorasi sumber energy non konvensional dari laut. Energy arus laut sebagai
energy terbarukan adalah energy yang cukup potensial di wilayah pesisir terutama pulau-pulau
kecil dikawasan timur. ( A. Yuningsih dkk, 2010). Peranan pengamatan arus dalam Survei
Hidrografi ( Eka Djunarsjah. 2005):
a. Kerekayasaan : konstruksi lepas pantai, perencanaan pelabuhan, dan pemantauan
lingkungan
b. Penentuan posisi (metode Dead-Reckoning)
c. Keselamatan pelayaran

Untuk mengetahui nilai kinetik energi arus laut yaitu dengan memperoleh data morfologi
dasar laut dan sifat-sifat hidro Oseanografi, yang kemudian dikonversikan ke dalam energy
listrik dan referensi lokasi yang memenuhi syarat yang dibutuhkan sebagai data masukan dasar
dalam pemanfaatnan energy arus laut untuk pembangkit listrik di kawasan tertentu.(A.
Yuningsih dkk, 2010). Analisa Pola Pergerakan Arus Laut Permukaan. Dari hasil pemodelan
arus laut permukaan dari tahun 2002-2009 diketahui bahwa :
a. Arus yang bergerak dari Benua Asia menuju ke Benua Australia, dikarenakan pengaruh
angin muson barat, rata-rata pola pergerakan arus ini terjadi pada kisaran bulan
Desember-Februari.
b. Arus yang bergerak dari Benua Australia menuju ke Benua Asia, dikarenakan pengaruh
angin muson timur, rata-rata pola pergerakan arus ini terjadi pada kisaran bulan Juni-
Agustus. Di samping itu ada masa pancaroba yakni masa peralihan pergantian antara
angin muson barat menuju angin muson timur ataupun sebaliknya.
Kecepatan arus laut yang kuat rata-rata berada pada posisi lintang 0,250 LU yakni di
sekitar garis khatulistiwa. Sedangkan rata-rata kecepatan arus yang lemah berada di perairan
yang jauh dari garis khatulistiwa. Untuk tahun 2002 kecepatan arus rata-rata sebesar 475,2
cm/detik. Arus terkuat berada di perairan Selat Karimata, sedangkan kecepatan arus yang lemah
berada di perairan sekitar sebelah selatan Irian Jaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka

Daruwedho, Haryo , Bandi Sasmito, and Fauzi Janu A. "ANALISIS POLA ARUS LAUT
PERMUKAAN PERAIRAN INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN SATELIT
ALTIMETRI JASON-2 TAHUN 2010-2014." Geodesi Undip, 2016.

Lanuru, ST, M.Sc., Dr. Mahatma , and Ir. Suwarni, MS. "PENGANTAR OSEANOGRAFI." 66-75.
Makassar: Universitas Hassanudin, 2011.

Asiz, M. Fuqron. "Gerak Air Laut." XXXI (2006).

Hutabara, S., and S.M. Evan. "Pengantar Oseanografi." Jakarta: Universitas Indonesia, 1985.

Surbakti, Heron . "Penuntun Praktikum Oseanografi." Sumatera Selatan : UNIVERSITAS


SRIWIJAYA, 2015.

Anda mungkin juga menyukai