Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GELOMBANG LAUT, ANGIN, PASANG SURUT, DAN ARUS


Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah REKAYASA PELABUHAN

DI SUSUN OLEH :
Nurhikmah Septiani (118130085)
Farid abdurahman ( 118130034)
Yolan awaluddin (118130039)
Septiana Rendi Muzakir (118130048)
Reza Permana Aftianto (118130082)

2D

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG DJATI
CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “gelombang
laut, angin, pasang surut, dan arus” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai struktur beton. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Cirebon , 28 september 2019

penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai lautan yang cukup luas.


Posisinya cukup strategis, yaitu terletak di kawasan khatulistiwa yang berada
di antara dua samudera, Samudera Hindia dan Pasifik, dan dua benua, Asia
dan Australia. Laut Indonesia yang semula (versi Wawasan Nusantara)
seluas ± 3.166.000 km2 menjadi ± 6juta km2 menurut versi ZEE sedangkan
luas seluruh laut yang ada di bumi ± 361 juta km2 (WIBISONO, 2005).
Perairan pesisir meliputi pantai dan estuaria (muara sungai) paling banyak
dimanfaatkan masyarakat.
Pantai merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan lautan. Secara
garis besar terdapat 2 kelompok energi yang bekerja di pantai. Kelompok
pertama adalah kekuatan erosif dari badai, angin dan gelombang,

sedangkan kelompok kedua adalah kekuatan restoratif dari pasang-surut dan


arus (ROSITASARI, 2002). Beberapa wilayah pesisir di Indonesia yang
memiliki wilayah estuaria cukup luas, yaitu di Sumatera, Kalimantan, Jawa
dan Irian Jaya (SUPRIADI, 2001). Estuaria merupakan wilayah pesisir yang
memiliki tingkat kesuburan tinggi, karena masih dipengaruhi oleh sifat-sifat
laut, (misalnya pasang surut) dan karena dipengaruhi oleh adanya kegiatan
yang ada di darat, (misalnya pemukiman, industri, pertanian dalam bentuk
sedimentasi dan debit aliran sungai). Seluruh kegiatan tersebut sangat
membutuhkan energi.
Krisis energi telah melanda dunia hingga akhir tahun 1990an, hal ini karena
kebutuhan akan bahan energi primer dunia adalah 85 % disuplai oleh bahan
bakar fosil, yakni minyak bumi 40 %, batu bara 25 % dan gas bumi 20 %
(PRAMUDJI, 2002).
Indonesiapun saat ini telah menjadi net importir minyak mentah dunia, tetapi
sumber-sumber bahan bakar fosil lebih sukar didapat, sehingga dapat
diperkirakan produksinya dari tahun ke tahun pasti menurun tajam, akibatnya
harganya semakin mahal. Sementara itu teknologi alternatif untuk sumber
energi lain belum sepenuhnya dikembangkan dan diterapkan di Indonesia.
Kesenjangan antara kebutuhan dan persediaan energi merupakan masalah
penting yang perlu segera dicari pemecahannya. Oleh karena itu, keadaan ini
harus diantisipasi dengan melakukan diversifikasi energi guna mengurangi
ketergantungan sumber energi pada BBM dengan memanfaatkan sumber
energi alternatif, antara lain gas bumi, batu bara serta sumber energi nir-
konvensional dari lautan. Sumber energi nir-konvensional dari lautan
misalnya Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). OTEC memanfaatkan
perbedaan suhu permukaan dan suhu air kedalaman pada laut dalam yang
dapat menghasilkan tenaga listrik. Selain itu yaitu gelombang arus atau
perbedaan salinitas perairan dan pasang-surut yang energinya menghasilkan
tenaga listrik juga.
2. Rumusan masalah

 Apa yang di maksud dengan Gelombang laut?


 Apa yang di maksud dengan angin?
 Apa yang di maksud dengan Pasang surut?
 Apa yang di maksud dengan Arus?

3. Tujuan

 Untuk mengetahui maksud dari Gelombang laut


 Untuk mengetahui maksud dari Angin
 Untuk mengetahui maksud dari Pasang surut
 Untuk mengetahui maksud dari arus
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Gelombang Laut

1.1 Teori Gelombang laut

Pada saat dilakukan pengamatan spesifik terhadap gerakan gelombang


laut tersebut , ternyata didapatkan bahwa air gelombang tersebut tidak
bergerak maju, melainkan bergerak melingkar, sehingga air itu hanya
bergerak naik turun pada saat gelombang melintas. Gelombang tersebut
dapat bergerak untuk jarak yang jauh, namun mediumnya (cair, padat atau
gas) hanya dapat bergerak terbatas. Dalam usaha menjelaskan
mengenai  gerakan gelombang laut, terdapat banyak teori yang
diperkenalkan, namun  hanya ada 2 teori yang dianggap paling tepat serta
yang saling melengkapi, diantaranya sebagai berikut :

 Teori oleh Phillips

Turbulensi dalam angin mengakibatkna fluktuasi acak permukaan laut


sehingga menghasilkan gelombang-gelombang kecil dengan panjang
gelombang beberapa sentimeter (cm). Gelombang-gelombang kecil
tersebut kemudian tumbuh semakin besar dengan melalui proses
resonansi dengan fluktuasi tekanan turbulensi.

 Teori oleh Miles

Teori ini dikenal dengan teori ketidakstabilan disebut juga dengan


sebutan teori mekanisme arus balik (feed-back mechanisme) yang
menyatakan bahwa : Pada saat ukuran gelombang-gelombang kecil
yang sedang tumbuh mulai mengganggu aliran udara yang berada di
atasnya, angin yang bertiup tersebut akan memberikan tekanan yang
semakin kuat seiring dengan meningkatnya ukuran gelombang, yang
menyebabkan gelombang semakin besar. Proses pemindahan energi
tersebut berlangsung dengan secara tidak stabil, semakin besar
ukuran gelombangnya, ketidakstabilan tersebut menyebabkan
gelombang tumbuh dengan secara eksponensial.

1.2 Pengertian Gelombang Laut

Pengertian Gelombang laut merupakan suatu gerakan naik turunnya air


laut yang tanpa disertai dengan perpindahan massa airnya. Terdapat
beberapa penyebab terjadinya gelombang laut, namun yang paling umum
adalah akibat adanya tiupan angin. Gelombang laut tersebut memiliki
dimensi berupa periode gelombang (T), panjang gelombang, Tinggi
gelombang, serta juga Cepat rambat gelombang. Gelombang laut tersebut
merupakan fenomena penaikan dan juga penurunan air dengan secara
periodik yang dapat ditemukan di hampir seluruh tempat di dunia.
Gelombang laut tersebut terjadi dengan berdasarkan prinsip fisika yakni
itu apabila terdapat dua massa benda berbeda kerapatannya (densitas)
bergesekan satu sama lain, maka terdapat bidang geraknya akan
terbentuk gelombang.

1.3 Manfaat Gelombang Laut

Adapun manfaat dari gelombang laut ini, diantaranya sebagai berikut :

 Menjaga kestabilan suhu dan juga iklim dunia

 Melalui permukaan ombak itu terjadi pertukaran gas

 Meningkatkan kemampuan adaptasi serta juga keanekaragaman


makhluk hidup

 Membantu terbektuk serta terjaganya pantai

1.4 Proses Terjadinya Gelombang Laut

Dibawah ini akan dijelaskan penyebab dan proses terjadinya gelombang


laut, diantaranya sebagai berikut :

 Angin

Angin merupakan suatu aliran udara dalam jumlah yang besar


diakibatkan oleh rotasi bumi dan disebabkan karena adanya
perbedaan tekanan udara. Angin itu bergerak dari tempat yang
memiliki tekanan udara tinggi ke tempat yang memiliki tekanan
udara rendah. Pergerakan angin tersebut akan membuat terjadinya
pergerakan pada air laut. Tinggi rendahnya gelombang tersebut
yang diakibatkan oleh angin tergantung kecepatan serta juga
kekuatan angin yang mengenai permukaan laut tersebut.

 Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan sebuah getaran yang terjadi di permukaan


bumi akibat dari pelepasan energi dari dalam bumi dengan secara
tiba-tiba. Biasanya gempa bumi tersebut disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi. Coba bayangkan atau praktikan apabila
anda memiliki mangkuk atau ember yang berisi air, apabila
mangkuk atau ember tersebut digoyangkan maka air dalam
mangkuk tersebut juga akan bergerak. Nah inilah hubungan atau
kaitan antara gelombang air laut dengan gempa bumi. Pergerakan
dari dalam bumi tersebut dapat membuat terbentuknya gelombang
laut bahkan lebih dari itu.
 Aktivitas Gravitasi Bulan dan Matahari

Ativitas matahari serta juga bulan akan menghasilkan gelombang


laut tipe pasang surut air laut.

 Kedalaman dasar laut

Gelombang tersebut akan sangat terlihat dan juga terasa pada


saaat berada di pantai. Hal tersebut terjadi karena volume dasar
laut serta juga permukaan air menyempit, sehingga massa air yang
sudah memiliki gaya gerak akan terdorong ke atas permukaan dan
akan menciptakan gelombang.

1.5 Klasifikasi Macam Jenis Gelombang Laut

 Berdasarkan sifatnya, Terdapat dua macam gelombang laut,


diantaranya sebagai berikut :

 Gelombang Laut Pembangun/Pembentuk Pantai (Constructive


Wave)

merupakan suatau gelombang yang ketinggiannya itu kecil dan


kecepatannya juga rendah, dan pada saat gelombang tersebut
pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material pantai).

 Gelombang Laut Perusak Pantai (Destructive wave)

ini merupakan gelombang laut dengan ketinggian serta juga


kecepatan rambat yang besar, dan pada saat gelombang ini
menghantam pantai akan terdapat banyak volume air yang
terkumpul serta juga mengangkut material pantai ke tengah laut.

 Berdasarkan ukuran dan penyebabnya

 Gelombang kapiler (capillary wave)

gelombang kapiler ini merupakan suatu gelombang yang biasa


kita sebut dengan sebutan riak, gelombang kapiler tersebut
mempunyai panjang gelombang sekitar 1,7 meter, periode
kurang dari 0,2 detik dan diakibatkan karena tegangan
permukaan serta juga tiupan angin yang tidak terlalu kuat.

 Gelombang angin (seas/wind wave)

ini merupakan gelombang dengan panjang gelombang


mencapai 130 meter, periode 0,2-0,9 detik, serta juga
disebabkan oleh angin kencang.

 Gelombang Alun (Swell wave)


merupakan suatu gelombang yang panjang gelombangnya itu
dapat mencapai ratusan meter, periodenya itu sekitar 0,9 – 15
detik, dan juga disebabkan oleh angin yang bertiup lama.

 Gelombang Pasang Surut (Tidal Wave)

merupakan suatu gelombang yang panjang gelombangnya itu


dapat mencapai beberapa kilometer, periodenya ini berada
antara 5 – 25 jam, serta juga disebabkan oleh fluktuasi gaya
gravitasi matahari dan juga bulan.

2. Angin

2.1 Pengertian angin


secara definitif, angin adalah massa udara yang bergerak baik mengikuti
arah horizontal maupun vertikal. Dipengaruhi berbagai faktor, angin
memiliki kecepatan yang berbeda-beda baik dalam hal wilayah yang
menjadi ‘jalur tempuhnya’ maupun dalam periode hembusannya. Namun
demikian, prinsip utama gerak angin adalah berembus dari suatu wilayah
yang tekanan udaranya tinggi menuju wilayah lain dengan tekanan udara
yang lebih rendah. Perbedaan tekanan inilah yang sekaligus juga
menyebabkan angin dapat bergerak dan berembus melintasi jalurnya.
Namun demikian, jalur umum tersebut dapat berubah ketika ada gaya lain
yang menghalangi semisal faktor rotasi bumi.
Perihal tekanan udara sebenarnya berkait erat dengan faktor geografis
suatu wilayah dalam menyerap sinar matahari. Wilayah yang banyak
menerima sinar matahari akan memiliki suhu panas dan tekanan udara
rendah, sedang wilayah yang hanya menerima sedikit sinar matahari,
sebaliknya, akan bersuhu dingin namun memiliki tekanan udara tinggi.
Selain perihal volume sinar matahari yang diperoleh suatu wilayah, faktor
lain yang juga bermain dalam hal tekanan udara adalah sifat fisis wilayah
tertentu. Daratan, misalnya, cenderung cepat menerima panas matahari
sehingga udara akan cepat terasa panas dan tekanan udara rendah. Ini
berkebalikan dengan daerah lautan dan atau pantai yang lambat
menyerap panas matahari sehingga tekanan udaranya cenderung lebih
tinggi dan suhunya dingin. Namun demikian, daratan juga lebih cepat
melepas panas sedang lautan lebih lambat melepasnya.
2.2 Fungsi angin laut
secara definitif, angin adalah massa udara yang bergerak baik mengikuti
arah horizontal maupun vertikal. Dipengaruhi berbagai faktor, angin
memiliki kecepatan yang berbeda-beda baik dalam hal wilayah yang
menjadi ‘jalur tempuhnya’ maupun dalam periode hembusannya. Namun
demikian, prinsip utama gerak angin adalah berembus dari suatu wilayah
yang tekanan udaranya tinggi menuju wilayah lain dengan tekanan udara
yang lebih rendah. Perbedaan tekanan inilah yang sekaligus juga
menyebabkan angin dapat bergerak dan berembus melintasi jalurnya.
Namun demikian, jalur umum tersebut dapat berubah ketika ada gaya lain
yang menghalangi semisal faktor rotasi bumi.
Perihal tekanan udara sebenarnya berkait erat dengan faktor geografis
suatu wilayah dalam menyerap sinar matahari. Wilayah yang banyak
menerima sinar matahari akan memiliki suhu panas dan tekanan udara
rendah, sedang wilayah yang hanya menerima sedikit sinar matahari,
sebaliknya, akan bersuhu dingin namun memiliki tekanan udara tinggi.
Selain perihal volume sinar matahari yang diperoleh suatu wilayah, faktor
lain yang juga bermain dalam hal tekanan udara adalah sifat fisis wilayah
tertentu. Daratan, misalnya, cenderung cepat menerima panas matahari
sehingga udara akan cepat terasa panas dan tekanan udara rendah. Ini
berkebalikan dengan daerah lautan dan atau pantai yang lambat
menyerap panas matahari sehingga tekanan udaranya cenderung lebih
tinggi dan suhunya dingin. Namun demikian, daratan juga lebih cepat
melepas panas sedang lautan lebih lambat melepasnya.
2.3 Proses terjadinya angin laut
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan
suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan
besarnya energi panas  matahari yang di terima oleh permukaan bumi.
Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih
besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara
yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan
tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih besar
dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya
akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena
daerahyang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu
yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di
sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga
dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di
sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari
yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita
ciptakan sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran,
majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara
rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering tangan,
hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa
menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk
menciptakan angin.
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat
membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma
yang tidak sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau
sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain
sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin.
Angin laut adalah angin yang berembus dari arah lautan ke daratan dan
terjadi pada siang hari. Pada siang hari, suhu di daratan lebih panas
dibanding di lautan karena daratan memang lebih cepat menerima panas,
seperti halnya ia juga cepat menerima dingin. Air di laut, sebaliknya,
memiliki kapasitas panas yang lebih besar dibanding lapisan tanah di
daratan sehingga ia tak mudah menjadi panas karena sinar matahari.
Akibat dari sifat ini, tekanan udara di darat menjadi lebih rendah (karena
panas) dibanding di laut sehingga berembuslah apa yang disebut angin
laut dari daerah laut yang tekanannya lebih tinggi ke daerah darat dengan
tekanan lebih rendah. Adapun kekuatan laut ini berbanding lurus dengan
besaran perbedaan suhu antara wilayah daratan dan lautan.
2.4 Manfaat Angin Laut
Secara khusus, manfaat angin laut adalah sebagai bahan bakar bagi para
nelayan untuk pulang membawa hasil tangkapan ikan. Selain itu, manfaat-
manfaat lain angin laut belum banyak dibahas sebab angin ini adalah
angin lokal yang hanya terdapat di wilayah pantai. Namun demikian, siklus
angin laut pada siang hari dan angin darat pada malam hari agaknya
merupakan perpaduan yang kondusif tidak hanya untuk para nelayan,
akan tetapi juga untuk kehidupan di bawah permukaan laut maupun di
sekitar daerah pantai. Siklus rutin yang demikian sekaligus menjadi ciri
khas dari suasana dan keadaan di sekitar laut di mana ketika malam hari,
angin berembus dari darat ke laut dan ketika malam hari, angin berembus
dengan rute sebaliknya.
Meski belum ada temuan-temuan ilmiah yang secara khusus mengarah
pada hal tersebut, berikut adalah manfaat angin laut pada daerah pantai
dan sekitarnya:
 Mendorong Tumbuhnya Pariwisata Bahari
Angin laut yang berembus di siang hari dapat meningkatkan angka
kunjung dan perkembangan wisata bahari karena meski hanya
bermain di pantai, para pengunjung dapat merasakan suasana laut.
Embusan angin dari lautan ke daratan tak jarang membawa rasa
asin di lidah dan menawarkan aroma laut yang khas. Angin sepoi-
sepoi juga dapat membuat para pengunjung betah meskipun udara
pantai di siang hari umumnya sangat panas.
 Angin Laut Membantu Proses Penyerbukan
Angin laut juga dapat membantu proses penyerbukan tanaman-
tanaman yang tumbuh di sekitar pantai. Tanpa bantuan serangga,
angin laut memungkinkan proses penyerbukan terjadi sehingga
penghijauan di wilayah laut dapat disukseskan dan semakin
rindang daerah pantai, semakin besar pula geliat pariwisata di
dalamnya.
 Angin Laut Memfasilitasi Berbagai Olahraga dan Hiburan
Angin yang berembus dari laut pada siang hari dapat mendukung
semaraknya suasana di sekitar pantai dengan kemungkinan
melakukan berbagai olahraga hingga hiburan. Karena aktivitas
pariwisata di pantai umumnya terjadi pada siang hari, maka
olahraga dan hiburan sejenisnya juga dilaksanakan di siang hari
dengan memanfaatkan angin laut. Olahraga yang dimaksud di
antaranya adalah ski air dan paralayang, sedangkan hiburannya
adalah permainan layangan. Tiga hal tersebut tentu akan sulit
dilakukan di malam hari karena penerangan di daerah pantai
umumnya belum merata dan kondusif.

2.5 Jenis jenis angin


 Angin Laut (Angin Siang)
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat
yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai
dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan
untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
 Angin Darat (Angin Malam)
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut
yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai
dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan
untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin
sederhana demi sesuap nasi.
 Angin Gunung (Angin Malam)
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke
lembah gunung yang terjadi pada malam hari.
 Angin Lembah (Angin Siang)
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah
puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari.
 Angin Fohn (Angin Terjun / Angin Jatuh)
Angin fohn adalah angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan
temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin fohn terjadi
karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan
korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia
yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhadap
serangan penyakit.
 Angin Pasat
Angin pasat adalah angin yang bertiup dari wilayah subtropik ke
arah khatulistiwa. Di belahan bumi utara bertiup angin pasat timur
laut, dan di belahan bumi selatan bertiup angin pasat tenggara.

3. Pasang Surut
3.1 Teori pasang surut
 Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory).
Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac
Newton (1642-1727).  Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut
secara kualitatif.  Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh
permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman
(Inertia) diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik-turunnya
permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut
(King, 1966).Untuk memahami gaya pembangkit pasang surut
dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-
matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi
matahari. Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air
dengan kedalaman dan densitas yang sama dan naik turun
muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau
GPP (Tide Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan
gaya sentrifugal, teori ini berkaitan dengan hubungan antara laut,
massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya pembangkit pasut
ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah
pada dua lokasi (Gross, 1987).
 Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan
yang homogen masih diasumsikan menutupi seluruh bumi pada
kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik periodik dapat
membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan
konstitue-konstituennya.
Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP,
kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh
gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Laplace
(1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga
sifat-sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif.
Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasut menghasilkan
gelombang pasut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan
gaya pembangkit pasut. Karena terbentuknya gelombang, maka
terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut
Defant (1958), faktor-faktor tersebut adalah :
Kedalaman perairan dan luas perairan, Pengaruh rotasi bumi (gaya
Coriolis),  Gesekan dasar. Rotasi bumi menyebabkan semua benda
yang bergerak di permukaan bumi akan berubah arah (Coriolis
Effect).  Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan,
sedangkan di belahan bumi selatan benda membelok ke kiri. 
Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin meningkat
sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua
kutub. Besarnya juga bervariasi tergantung pada kecepatan
pergerakan benda tersebut.
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana
pasut, gaya Coriolis mempengaruhi arus pasut. Faktor gesekan
dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan menyebabkan
keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan persamaan
gelombang pasut menjadi non linier semakin dangkal perairan
maka semaikin besar pengaruh gesekannya.
3.2 Definisi pasang surut
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik
turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda
angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi.
Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu
fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala
yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik
dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih
jauh atau ukurannya lebih kecil. Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga
jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric tide), pasang
surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid
earth). Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan
efek sentrifugal.  Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat 
rotasi.  Gravitasi  bervariasi secara langsung dengan massa tetapi
berbanding terbalik terhadap jarak.  Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya
tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan
lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. 
Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara
sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
3.3 Faktor penyebab terjadinya pasang surut
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan 
teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan
terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan
berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh
rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat
beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan
seperti, topogafi dasarlaut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya,
sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki,
1961). Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan
efek sentrifugal.  Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat
rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi
berbanding terbalik terhadap jarak.  Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya
tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan
lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.  Gaya tarik gravitasi menarik
air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)
pasang surut gravitasional di laut.  Lintang dari tonjolan pasang surut
ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan
bidang orbital bulan dan matahari (Priyana,1994) Bulan dan matahari
keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik
menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih
besar dibanding matahari.  Hal ini disebabkan karena walaupun masa
bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-
gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi,
menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan.  Pasang surut
terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang
menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan
permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi
matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih
kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut
selama periode sedikit diatas 24 jam (Priyana,1994).
3.4 Tipe pasang surut
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya
pembangkit pasang surut,sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan di
sepanjang pesisir. Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe pasut yang
dapat diketahui, yaitu :
 Pasang surut diurnal.
Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali
surut.  Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
 pasang surut semi diurnal. 
Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
yang hampir sama tingginya.
 pasang surut campuran.
Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi
khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika
deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :

 Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)


Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata
 Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
yang tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat
Malaka hingga Laut  Andam.
 Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide,
Prevailing Diurnal) 
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan
satu kali surut terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut
yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai
Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
 Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide,
Prevailing Semi Diurnal)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat
di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur

3.5 Arus pasang surut


Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan turunnya pasang
surut, diiringi oleh gerakan air horizontal yang disebut dengan arus pasang
surut.  Permukaan air laut senantiasa berubah-ubah setiap saat karena
gerakan pasut, keadaan ini juga terjadi pada tempat-tempat sempit seperti
teluk dan selat, sehingga menimbulkan arus pasut(Tidal current). 
Gerakan aruspasut dari laut lepas yang merambat ke perairan pantai akan
mengalami perubahan, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah
berkurangnya.
Menurut King (1962), arus yang terjadi di laut teluk dan laguna adalah
akibat massa air mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan
yang lebih rendah yang disebabkan oleh pasut. Arus pasang surut
adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang memiliki
karakteristik pasang (Flood) dan surut atau ebb.pada waktu gelombang
pasut merambat memasuki perairan dangkal, seperti muara sungai atau
teluk, maka badan air kawasan ini akan bereaksi terhadap aksi dari
perairan lepas.Pada daerah-daerah di mana arus pasang surut cukup
kuat, tarikan gesekan pada dasarlaut menghasilkan
potongan arus vertikal, dan resultan turbulensi menyebabkan
bercampurnya lapisan air bawah secara vertikal.  Pada daerah lain, di
mana arus pasang surut lebih lemah, pencampuran sedikit terjadi, dengan
demikian stratifikasi (lapisan-lapisan air dengan kepadatan berbeda) dapat
terjadi. Perbatasan antar daerah-daerah kontras dari perairan yang
bercampur dan terstratifikasi seringkali secara jelas didefinisikan,
sehingga terdapat perbedaan lateral yang ditandai dalam kepadatan air
pada setiap sisi batas. 
4. Arus
4.1 Definisi arus laut
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan
tersebut merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan
beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah
gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal
(gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).
Arus laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal
sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas
yang terjadi di seluruh lautan di dunia. Arus juga merupakan gerakan
mengalir suatu massa air yang dikarenakan tipuan angin atau perbedaan
densitas atau pergerakan gelombang panjang.
Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas: lautan udara dan
lautan air. Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap,
dibangkitkan oleh energi dari matahari dan gaya gravitasi bumi. Gerakan-
gerakan mereka saling berhubungan: angin memberikan energinya ke
permukaan laut sehingga menghasilkan arus laut, dan arus laut membawa
energi panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya, mengubah pola temperatur
permukaan bumi dan juga mengubah sifat-sifat fisis udara di atasnya.
Arus laut adalah gerakan massa air yang dipengaruhi oleh angin atau
perbedaan densitas air laut yang bergerak dari suatu tempat ke tempat
lainya.
Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan angin yang cukup
kuat sedangkan arus di kedalaman laut di sebabkan oleh perbedaan
densitas massa air laut.
Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi
samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal
currents).
4.2 Penyebab arus laut
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu :
 Faktor internal, seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan
mendatar dan gesekan lapisan air.
 Faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang
dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan
tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik, dan angin.
4.3 Jenis jenis arus laut
Berdasarkan Proses Terjadinya:
 Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
 Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan
gravitas.
 Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
 Arus Geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan
mendatar dan gaya corolis.
 Arus Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola
pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
Berdasarkan Kedalamannya:
 Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari
permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh
pola sebaran angin.
 Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom peraran, arah
pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan
membawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.
4.4 Pengaruh dan manfaat arus laut
 Terhadap Iklim
Arus Kurosyiwo menyebabkan suhu Jepang Selatan dan Pantai
Barat Kanada pada musim dingin suhunya sejuk.
Arus Labrador yang dingin menyebabkan suhu Jazirah Labrador
menjadi rendah.
Arus Teluk yang panas menyebabkan musim dingin di Eropa Barat
suhunya sejuk dan pelabuhan tidak pernah beku.
Arus Oyasyiwo yang dingin menyebabkan suhu di Hokaido rendah.
 Terhadap Pelayaran
Arus muson di Lautan Hindia dahulu banyak dipakai oleh orang
Arab untuk berlayar ke India dan Malaka.
Arus musim di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan dahulu banyak
dipakai oleh orang Bugis dan Makasar untuk berlayar dari
Ujungpandang ke Singapura.
 Terhadap Penyebaran Gunung Es
Gunung-gunung es di lautan bebas dibawa oleh arus-arus dingin di
lautan Atlantik belahan bumi utara karena adanya arus dingin.
 Arus Konveksi/Vertikal
Arus vertikal menyebabkan permukaan air laut banyak lumpur, ini
menjadi makanan plankton sehingga mengakibatkan banyak
ikannya. Contoh: Laut Jawa, Selat Malaka, dan Laut Utara.
 Terhadap Perikanan
Pertemuan arus panas dan arus dingin yang banyak planktonnya
menyebabkan tempat itu banyak ikannya.Contoh: Pertemuan arus
teluk yang panas dan arus Labrador yang dingin di dekat New
Foundland, pertemuan arus panas Kurosyiwo dan arus dingin
Oyasyiwo di sebelah timur Jepang.
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan
 Gelombang laut
Pengertian Gelombang laut merupakan suatu gerakan naik turunnya air
laut yang tanpa disertai dengan perpindahan massa airnya. Terdapat
beberapa penyebab terjadinya gelombang laut, namun yang paling umum
adalah akibat adanya tiupan angin. Gelombang laut tersebut memiliki
dimensi berupa periode gelombang (T), panjang gelombang, Tinggi
gelombang, serta juga Cepat rambat gelombang. Gelombang laut tersebut
merupakan fenomena penaikan dan juga penurunan air dengan secara
periodik yang dapat ditemukan di hampir seluruh tempat di dunia.
Gelombang laut tersebut terjadi dengan berdasarkan prinsip fisika yakni itu
apabila terdapat dua massa benda berbeda kerapatannya (densitas)
bergesekan satu sama lain, maka terdapat bidang geraknya akan terbentuk
gelombang.

 Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Faktor terjadinya angin ialah adanya gradien barometris, letak tempat,
tinggi tempat, dan waktu.
Hubungan antara tekanan udara dan angin ialah semakin rendah tekanan
udara, kecepatan angin semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, Semakin
tinggi tekanan udara, semakin rendah kecepatan angin.
Alat-alat pengukur angin adalah Anemometer, Wind vane dan Wind sock.
Jenis angin di indonesia Angin Laut (Angin Siang),Angin Darat (Angin
Malam), Angin Gunung(AnginMalam) AnginLembah(AnginSiang) ,Angin
Fohn (Angin Terjun / Angin Jatuh).
Manfaat angin bagi tumbuhan yaitu angin sangat membantu dalam
penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk  lebih
aktif membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah.
Sedangkan pada keadaan kecepatan angin  kencang, kehadiran serangga
penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap
keberhasilan penangkaran benih dan akan menimbulkan penyerbukan
silang.

 Pasang surut
pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan.
Teori pasang surut : Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory) dan Teori
Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan 
teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan
terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan
berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh
rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar.
Tipe-tipe pasang surut :Pasang surut diurnal, pasang surut semi diurnal
dan pasang surut campuran.
Beberapa alat prngukuran pasang surut diantaranya adalah: Tide Staff dan
tide Guag
 Arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam
menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus dibuat oleh para
pelaut berabad-abad yang lalu.
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan
tersebut merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan
beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah
gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal
(gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).

Anda mungkin juga menyukai