Anda di halaman 1dari 20

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PASANG SURUT (PLTPs) 1.

LATAR BELAKANG Salah satu potensi laut atau samudra yang belum banyak diketah ui masyarakat umum adalah potensi energi laut yang menghasilkan listrik. Negra y ang melakukan penelitan dan perkembangan potensi energi laut untuk menghasilkan listrik adalah inggris, Prancis, dan jepang. Laut merupakan sumber kehidupan yan g bisa memberikan manfaat tersendiri di berbagai aspek-aspek kehidupan misalnya saja kondisi pasang surut air laut yang dimafaatkan untuk membangkitkan suatu en ergi listrik yang besar, sehingga bisa digunakan dalam kehidupan kita yang sanga t diperlukan sekali adanya listrik. Secara umum, potensi energi laut yang dapat menghasilkan listrik dapat di bagi kedalam 3 bentuk potensi energi, yaitu ombak atau gelombang (wave energy), energi pasang surut (Tindal energy), dan hasil kon versi energi panas laut(ocean thermal energy conversion). Oleh kerena itu dengan adanya suatu ide-ide yang bisa membangkitkan suatu energi listrik sangatlah dip erlukan sekali. Dalam hal ini akan dibahas masalah pembangkit tenaga listrik pas ang surut baik dari alat pembangkitnya, bahan baku untuk memperlancar proses pem bangkitan maupun cara kerja dari pada pembangkit sehingga bisa membangkitkan ene rgi listrik. 2. PASANG SURUT Pasang-surut (pasut) merupakan salah satu gejala alam yang tampa k nyata di laut, yakni suatu gerakan vertikal (naik turunnya air laut secara ter atur dan berulang-ulang) dari seluruh partikel massa air laut dari permukaan sam pai bagian terdalam dari dasar laut. Gerakan tersebut disebabkan oleh pengaruh 1

gravitasi (gaya tarik menarik) antara bumi dan bulan, bumi dan matahari, atau bu mi dengan bulan dan matahari. Pasang-surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal, yakni dorongan ke arah luar pusat rotasi. Hukum gravitasi Newton menyatakan, bahwa semua massa benda tarik menarik satu sama lai n dan gaya ini tergantung pada besar massanya, serta jarak di antara massa terse but. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa, tetapi berbanding terbal ik terhadap jarak. Sejalan dengan hukum di atas, dapat dipahami bahwa meskipun m assa bulan lebih kecil dari massa matahari tetapi jarak bulan ke bumi jauh lebih kecil, sehingga gaya tarik bulan terhadap bumi pengaruhnya lebih besar dibandin g matahari terhadap bumi. Kejadian yang sebenarnya dari gerakan pasang air laut sangat berbelit-belit,sebab gerakan tersebut tergantung pula pada rotasi bumi, a ngin, arus laut dan keadaan-keadaan lain yang bersifat setempat. Gaya tarik grav itasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut d itentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbita l bulan dan matahari (WARDIYATMOKO & BINTARTO,1994). Pasang-surut purnama (sprin g tides) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus (matahari dan bulan dalam keadaan oposis i). Pada saat itu, akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang r endah yang sangat rendah, karena kombinasi gaya tarik dari matahari dan bulan be kerja saling menguatkan. Pasang-surut purnama ini terjadi dua kali setiap bulan, yakni pada saat bulan baru dan bulan purnama (full moon). Sedangkan pasang-suru t perbani (neap tides) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus, yakni saat bulan membentuk sudut 90 dengan bumi. Pad a saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang ting gi. Pasang-surut perbani ini terjadi dua kali, yaitu pada saat bulan 1/4 dan 3/4 (WARDIYATMOKO & BINTARTO, 1994). Pasang-sumt laut dapat didefinisikan pula seba gai gelombang yang dibangkitkan oleh adanya interaksi antara bumi, matahari dan bulan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi (High Water/RW) dan lembah gelomba ng disebut surut/pasang rendah (Low Water/LW). Perbedaan vertikal antara pasang 2

tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang-surut atau tunggang pasut (tidal range) yang bisa mencapai beberapa meter hingga puluhan meter. Periode pasangsu rut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelom bang berikutnya. Harga periode pasang-surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hi ngga 24 jam 50 menit (SETIAWAN, 2006). Menurut WIBISONO (2005), sebenarnya hanya ada tiga tipe dasar pasang-surut yang didasarkan pada periode dan keteraturanny a, yaitu sebagai berikut: 1. Pasang-surut tipe harian tunggal (diurnal type): ya kni bila dalam waktu 24 jam terdapat 1 kali pasang dan 1 kali surut. 2. Pasang-s urut tipe tengah harian/ harian ganda (semi diurnal type): yakni bila dalam wakt u 24 jam terdapat 2 kali pasang dan 2 kali surut. 3. Pasang-surut tipe campuran (mixed tides): yakni bila dalam waktu 24 jam terdapat bentuk campuran yang condo ng ke tipe harian tunggal atau condong ke tipe harian ganda. Tipe pasang-surut i ni penting diketahui untuk studi lingkungan, mengingat bila di suatu lokasi deng an tipe pasang-surut harian tunggal atau campuran condong harian tunggal terjadi pencemaran, maka dalam waktu kurang dari 24 jam, pencemar diharapkan akan tersa pu bersih dari lokasi. Namun pencemar akan pindah ke lokasi lain, bila tidak seg era dilakukan clean up. Berbeda dengan lokasi dengan tipe harian ganda, atau tip e campuran condong harian ganda, maka pencemar tidak akan segera tergelontor kel uar. Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang-surut berubah secara sist ematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang-surut juga bergantung pada bentuk p erairan dan konfigurasi lantai samudera. Pasang-surut (pasut) di berbagai lokasi mempunyai ciri yang berbeda karena dipengaruhi oleh topografi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk dan sebagainya. 3

Di beberapa tempat, terdapat beda antara pasang tertinggi dan surut terendah (re ntang pasut), bahkan di Teluk Fundy (Kanada) bisa mencapai 20 meter. Proses terj adinya pasut memang merupakan proses yang sangat kompleks, namun masih bisa dipe rhitungkan dan diramalkan. Pasut dapat diramalkan karena sifatnya periodik, dan untuk meramalkan pasut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masi ng komponen pembangkit pasut. Ramalan pasut untuk suatu lokasi tertentu kini dap at dibuat dengan ketepatan yang cukup cermat (NONTJI, 2005). Pasut tidak hanya m empengaruhi lapisan di bagian teratas saja, melainkan seluruh massa air yang bis a menimbulkan energi yang besar. Di perairan pantai, terutama di teluk atau sela t sempit, gerakan naik turunnya muka air akan menimbulkan terjadinya arus pasut. Jika muka air bergerak naik, maka arus mengalir masuk, sedangkan pada saat muka air bergerak turun, arus mengalir ke luar. NONTJI (2005) mengatakan bahwa penge tahuan mengenai pasut sangat diperlukan dalam pembangunan pelabuhan, bangunan di pantai dan lepas pantai, serta dalam hal lain seperti pengelolaan dan budidaya di wilayah pesisir, pelayaran, peringatan dini terhadap bencana banjir air pasan g, pola umum gerakan massa air dan sebagainya. Namun yang paling penting dari pa sut adalah energinya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik. 3. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PASANG SURUT (PLTPs) Pembanglit listrik tenagan pas ang surut pada dasarnya ada dua metode untuk memanfaatkan energi pasang surut, y aitu Dam Pasang Surut (Tindal Barrages) dan Turbin Lepas Pantai ( Offshore Turbi nes). 1. Dam Pasang Surut (Tindal Barrages) Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Sur ut ini merupakan pembangkit yang menggunakan metode pembuatan dam pada hulu sung ai yang berbuara ke laut yang memanfaatkan pasang surut air laut sehingga dapat menggerakan turbin dan generator. Pada metode ini merupakan penemuan pembangkit listrik terbarukan yang akan di jelaskan oleh penulis dibawah ini. 4

2. Turbin Lepas Pantai ( Offshore Turbines). Pilihan lainnya ialah menggunakan t urbin lepas pantai yang lebih menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi b awah laut. Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu: lebih murah biaya in stalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang di lebih bany ak tempat. Beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi turbin lepas pantai adalah: Blue Energy dari Kanada, Swan Turbines (ST) dari Inggris, dan Marine Cur rent Turbines (MCT) dari Inggris. Gambar hasil rekaan tiga dimensi dari ketiga j enis turbin tersebut ditampilkan dalam gambar 1. Gambar 1. Turbin Lepas Pantai ( Offshore Turbines). Picture credit: (1) marinetu rbines.com, (2) swanturbines.co.uk, (3) & (4) bluenergy.com. Gambar sebelah kiri (1): Seagen Tidal Turbines buatan MCT. Gambar tengah (2): Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbines. Gambar kanan atas (3): Davis Hydro Turbines dari Blue Ene rgy. Gambar kanan bawah (4): skema komponen Davis Hydro Turbines milik Blue Ener gy. Teknologi MCT bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamka n di bawah laut. Dua buah baling dengan diameter 15-20 meter memutar rotor yang menggerakkan generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir (gearbox). Kedua b aling tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang 5

membentang horizontal dari sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut. T urbin tersebut akan mampu menghasilkan 750-1500 kW per unitnya, dan dapat disusu n dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor diat ur antara 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja, kecepatan baling-baling kapal la ut bisa berkisar hingga sepuluh kalinya). Dibandingkan dengan MCT dan jenis turb in lainnya, desain Swan Turbines memiliki beberapa perbedaan, yaitu: baling-bali ngnya langsung terhubung dengan generator listrik tanpa melalui kotak gir. Ini l ebih efisien dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan teknis pada alat. P erbedaan kedua yaitu, daripada melakukan pemboran turbin ke dasar laut ST menggu nakan pemberat secara gravitasi (berupa balok beton) untuk menahan turbin tetap di dasar laut. Adapun satu-satunya perbedaan mencolok dari Davis Hydro Turbines milik Blue Energy adalah poros baling-balingnya yang vertikal (vertical-axis tur bines). Turbin ini juga dipasangkan di dasar laut menggunakan beton dan dapat di susun dalam satu baris bertumpuk membentuk pagar pasang surut (tidal fence) untu k mencukupi kebutuhan listrik dalam skala besar. Pada kali ini penulis akan memb ahan menggunakan metode Dam Pasang Surut (Tindal Barrages) karena metode ini san gat umum digunakan oleh negara yang berpotensi untuk pembangkit listrik terbaruk an ini. A. Prinsip kerja PLTPs Tindal Barrage Cara ini serupa seperti pembangkitan listr ik secara hidro-elektrik yang terdapat di dam/waduk penampungan air sungai. Hany a saja, dam yang dibangun untuk memanfaatkan siklus pasang surut jauh lebih besa r daripada dam air sungai pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara sunga i dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar 6

(terjadi pasang atau surut), air mengalir melalui terowongan yang terdapat di da m. Aliran masuk atau keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin . Gambar 2. Proses Masuknya Air Laut Pada Metode Tindal Barrages Gambar 3. Keluarnya Air Laut dan Memutar Turbin Pada Metode Tindal Barrages Apab ila muka air laut (surut) sama tingginya dengan muka air dalam waduk maka salura n air ke turbin ditutup. Sementara itu muka air laut (pasang) naik terus. Ketika tinggi muka air laut mencapai kira-kira setengah tinggi air pasang maksimum, ma ka katup saluran air ke turbin dibuka dan air laut masuk ke dalam waduk melalui saluran air ke turbin, dan menjalankan turbin dan generator dalam hal tersebut t inggi muka air di dalam waduk akan naik. Apabila muka air laut telah mencapai ke tinggian maksimumnya tetapi masih lebih dari muka air dalam waduk, turbin genera tor dan air dalam waduk menjadi sangat kecil. 7

Sehingga turbin generator tidak bekerja pada keadaan tersebut katup simpang (by pass valve) yang menghubungkan laut dengan waduk dibuka, sehingga air laut lebih cepat masuk mengisi waduk, ketika muka air laut dan air di dalam waduk sama tin gginya, baik katup simpang maupun katup saluran turbin ditutup. Pada keadaan ter sebut tinggi muka air dalam waduk tetap konstan sedangkan inggi muk air laut ter us surut. Apabila pebedaan tinggi antara permukaan air laut dan permukaan air da lam waduk sudah cukup besar maka turbin dijalankan dengan membuka katup air ke t urbin pada keadaan tersebut air mengalir dari waduk ke laut melalui turbin sehin gga turbin berputar dan permukaan air dalam waduk turun. Proses ini terus berlangsung sampai tinggi air dalam waduk tidak cukup untuk menjalankan turbin, dan katup simpang dibuka supay a air yang masih ada di dalam waduk cepat keluar mengalir ke laut. Dalam keadaan tersebut air laut masih surut atau telah naik tetapi masih belum mencapai tingg i turbin setelah waduk kosong atau ketika permukaan air laut dalam waduk sama ti ngginya dengan muka air laut, katup simpang dan katup masuk turbin ditutup kemba li. Demikianlah proses tersebut terjadi berulang-ulang mengisi dan mengosongkan air dalam waduk untuk menjalankan turbin generator dengan memanfaat kan proses air pasang dan air surut. Pusat listrik tenaga pasang surut biasanya dibuat dengan waduk berukuran besar supaya dapat dibuat secara ekonomis dengan m enghasilkan listrik yang banyak. Dari gambar di atas turbin yang digunakan adala h turbin air dua arah yang nantinya untuk membangkitkan daya pada waktu pasang d an pada waktu surut. Hal ini dapat dilakukan selama 12,5 jam dalam /hari dengan periode 2 x sehari. Periode pengosongan waduk dilakukan pada saat permukaan air laut mulai turun sehingga turbin dapat berputar 24 jam. 8

Turbin yang di sini ialah turbin dua arah seperti gambar di bawah ini. Gambar 4.Turbin Dua Arah Namun jenis turbin paling cocok digunakan adalah jenis turbin dua arah yaitu turbin air jenis bulb yang gambarnya seperti di bawah ini. Gambar 4. Turbin Dua Arah jenis Bulb ( Sumber: Pengkajian sumber listrik alterna tif dan mesin listrik alternatif ) Turbin-turbin ini putarannya lebih lambat dar i kebutuhan putaran generator sehingga dibutuhkan sistem percepatan putaran dala m bentuk gear box yang nantinya perputaran yang dibutuhkan generator yang sesuai. Untuk lebih jelasnya grafik dibawah ini yaitu grafik 1 akan menunjukkan urutan o perasi pembangkitan daya pada waktu pasang dan pada waktu surut. 9

Grafik 1. ( Sumber : W. Arismunadar,Penggerak Mula ) Dalam grafik 1 untuk menget ahui debit air jatuh yang diperoleh dari operasi pompa yang biasanya dilaksanaka n pada saat terjadi beban puncak maka dapat diibuat grafik yang mana dalam grafi k itu menjelaskan urutan operasi turbin-pompa di La-Rance dalam grafik tersebut terlukis garis tinggi permukaan air laut, berupa suatu sinusoida, yang titik ter tinggi berupa situasi pasang. Dengan garis-garis terputus dilukis tinggi permuka an ari dalam waduk. Pada asasnya, antara tenaga pasang surut dan tenaga air konv ensional terdapat persamaan, yaitu kedua-duanya adalah tenaga air yang memanfaat kan gravitasi tinggi jatuh air untuk pembangkit tenaga listrik. Perbedaan-perbed aan utama secara garis besar adalah: a) Pasang surut menyangkut arus air periodi k dwi-arah dengan dua kali pasang dan dua kali surut tiap hari. b) Operasi di li ngkungan air laut memerlukan bahan-bahan konstruksi yang lebih tahan korosi dari pada dimiliki material untuk air tawar. c) Tinggi jatuh relatif sangat kecil (ma ksimal 11 meter) bila dibandingkan dengan terbanyak instalasi-instalasi hidro la innya. Berdasarkan berbagai studi dan pengalaman, energi yang dapat dimanfaatkan adalah sekitar 8 sampai 25 % dari seluruh energi teoretis yang ada. 10

Proyek Pusat Listrik Tenaga Pasang Surut La Rance di Prancis, yang merupakan sen tral pertama yang besar, mempunyai efisiensi sebesar 18 %, yang akan meningkat m enjadi 24 % bila proyek itu telah dikembangkan sepenuhnya. Untuk mendapatkan efi siensi yang tinggi, sebuah instalasi pasang surut harus memasang kapasitas pemba ngkitan listrik yang relatif lebih besar, dibanding dengan Pusat Listrik Tenaga Air biasa. Di lain pihak Pusat Listrik Tenaga Pasang Surut tidak tergantung pada perubahan-perubahan musim sebagaimana halnya dengan sungai-sungai biasa. Gambar 5. PLTPs La Rance, Brittany, Perancis Daya terpasang instalasi pasang sur ut La Rance adalah 240 MW dan terdiri atas 24 mesin masing-masing berdaya 10 MW dan menurut keterangan, akan ditingkatkan menjadi 350 MW. Juga direncanakan sebu ah Pusat Listrik Tenaga Pasang Surut sebesar 2176 MW di Bay of Fundy, Kanada, an tara tahun 1980 dan 1990. Sebuah studi Argentina mempelajari kemungkinan pembang unan sebuah instalasi pasang surut dengan daya terpasang 600 MW di Golfo San Mat ias dan Golfo Neuvo dekat Semenanjung Valdes di pantai Atlantik. Pasang surut di pantai Barat Laut Australia mencapai tinggi 11 meter, dan menurut keterangan, m empunyai potensi teoretis sebesar 300.000 MW. Berikut ini adalah penjelasan bang unan-bangunan utama proyek Kuala Rance yang diuraikan secara singkat. 11

Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di mua ra sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada tahun 1966 dan berkapasitas 240 MW. PLTPs La Rance didesain dengan teknologi can ggih dan beroperasi secara otomatis, sehingga hanya membutuhkan dua orang saja u ntuk pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari. PLTPs terbesar kedua di duni a terletak di Annapolis, Nova Scotia, Kanada dengan kapasitas hanya16 MW. Kekura ngan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah mereka hanya da pat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir k eluar (surut), yang terjadi hanya selama kurang lebih 10 jam per harinya. Namun, karena waktu operasinya dapat diperkirakan, maka ketika PLTPs tidak aktif, dapa t digunakan pembangkit listrik lainnya untuk sementara waktu hingga terjadi pasa ng surut lagi. B. Bagian-Bagian PLTPs Tindal Barrages 1. Bagian Pintu Air Pintu air ini mempuny ai fungsi yang sangat penting dalam mempercepat pengosongan dan pengisian waduk dalam waktu daur pengoperasian. Bagian bukaan pintu air itu lebarnya 15 meter de ngan pintu putar berukuran 15 meter x 10 meter. Keenam terusan jalan air dengan jumlah areal 900 m2 dapat melayani aliran air 5000 m3/detik. Bila perbedaan ting katan (tinggi) antara laut dan kolam adalah 1 meter, bagian bendungan dalam hal ini berbeda dan memperoleh tekanan air pada kedua belah arah yaitu air melakukan tekanan dalam satu arah dan sebaliknya pula dari arah lain, dengan dua daur pen goperasian. Katup-katup dijalankan beberapa kali dalam sehari untuk mengisi dan mengosongkan kolam dalam setiap siklus. Tidak seperti yang hanya terjadi beberap a kali saja dalam setahun dengan katup-katup pintu air bendungan sungai. 12

2. Bagian Pengisian Batu Pintu-pintu disambung dengan bagian yang diisi dengan b atu-batuan, panjangnya 163,6 meter, hingga bendungan pembangkit tenaga. Kedua pe rmukaan tanggul miring dengan dinding dari beton dengan kemiringan 1 : 55. Penap isnya dilindungi dari gerak gelombang oleh petak-petak batu karang yang besar. 3 . Bangunan Pembangkitan Tenaga Bangunan pembangkit tenaga yang mirip terowongan itu panjangnya 386 meter. Punya tiga tegangan pantai, 24 pembangkit tenaga dan s ebuah ruang pengendali, yang semuanya berada di ruang mesin pembangkit tenaga li strik. Dua dinding yang menghadapi air pasang diperkuat dengan tiang-tiang penya ngga di setiap 13,3 meter. Unit-unit pembangkit tenaga listrik, memiliki 24 pasa ng turbin generator yang kapasitas masing-masingnya 10 mega-watt, tiga transform ator dari 380 mega-volt-amper. Dengan voltase penaik tegangan dari 3500 volt ke 225.000 volt. Tiga panel pengendali yang mengatur masing-masing 8 buah turbin da n kabel-kabel minyak bertegangan tinggi 225.000 volt, yang menghubungkan transfo rmator-transformator itu dengan sub-stasiun yang berada di luar daerah pembangki tan. Perangkat-perangkat turbin berkecepatan normal 94 putaran/menit, dengan kec epatan tertinggi 380 putaran dalam satu menit. Turbinnya berdiameter 5,43 meter, generatornya berdiameter 4,36 meter dan panjang perangkat itu secara keseluruha n 13,4 meter. Turbin generator tersebut terdiri dari empat susun bilah daun yang dapat disetel sampai siku 420051. Dengan dorongan motor servo (motor putaran lam bat). Penyaluran pada turbin dapat diatur oleh 24 bilah baling-baling dalam bent uk bola diperkuat kedudukannya oleh 12 baling-baling serta diperkokoh oleh empat balok ganjaran. 13

Unit-unit itu akan menghasilkan tenaga sebanyak 537 mw/h dalam pergerakan air pa sang ke arah laut dan sebanyak 71,5 MW/H ketika air pasang bergerak ke arah kual a. Dari jumlah tenaga sebanyak 608,5 MW/H tersebut, sebanyak 64,5 MW/H akan digu nakan lagi untuk menopang air laut waduk pada saat permukaan laut dan waduk hamp ir sejajar. 4. Coffer Dam Dalam tahap awal dibuat dua bangunan pemagar (penutup) dalam rangka pembangunan pintu air dan bendungan bergerak atau bagian pintu air . Pemagaran (penutup) kedua, yang sebenarnya dari dua coffer dam; mulai dari din ding yang dibangun dari tepi kanan ke tepi pulau. Pemagaran digunakan untuk mena ngani pelepasan air, air pasang pada tahap-tahap terakhir dalam pembuatan coffer dam utama. Penutupan di tepi kiri (pemagaran pintu air) terdiri dari dinding be ton, yang membuat areal yang tertutup kering hanya pada puncak air surut. Penutu pan sebelah kanan terdiri dari dua coffer dam kecil dengan bagian atasnya sediki t di atas tingkat permukaan air pasang tertinggi dan berbentuk kotak yang diperk uat tiang-tiang dan lapisan yang diisi pasir. Kotakan-kotakan itu terdiri dari l ima belas silinder yang besar-besar berdiameter 19 meter dan tingginya antara 15 meter dan 20 meter, dihubungkan dengan lengkungan-lengkungan tiang. Tetap ini b ukanlah coffer dam yang utama. Dua coffer dam dibangun di sebelah utara dan sebe lah selatan. Coffer dan di sebelah utara panjangnya 600 meter, tinggi atau yang bagian atasnya sedikit di atas tingkat permukaan air pasang tertinggi (14 meter) , memisahkan laut dengan kuala (Rance). Coffer dam ini juga dibuat dengan cara y ang sama dengan dua pemagaran yang lebih dulu. Daerah tengah, yang panjangnya 36 0 meter yang terdiri dari 19 caisson. Caisson adalah alat yang digunakan untuk t urun ke dalam air, bentuknya seperti peti kotak terbalik. 14

C. Komponen Pembangkit Tenaga Lsitrik Energi Air Pasang Surut Tujuh komponen uta ma sebuah Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Energi Air Pasang Surut adalah: 1. Ban gunan ruangan mesin 2. Tanggul (bendungan) untuk membentuk kolam 3. Pintu-pintu air untuk jalan air dari kolam ke laut atau sebaliknya 4. Turbin yang berputar o leh dorongan air pasang dan air surut. 5. Generator yang menghasilkan listrik 3. 500 volt. 6. Panel penghubung. 7. Transformator step up dari 3.500 volt ke 150.0 00 volt. D. Kerjasama Sistem Kolam Ganda Bagan ini ditandai oleh dua kolam dengan tinggi yang berbeda dan dihubungkan melalui turbin. Pintu air pada kolam yang tinggi ti ngkat airnya dan pada kolam yang rendah tingkat airnya, menghubungkan kolam-kola m itu dengan laut. Yang pertama disebut pintu air jalan masuk dan yang kedua pin tu air jalan keluar. Pengoperasian ini dilakukan dengan pintu air jalan masuk ya ng ditutup. Kolam atas yang sudah penuh sebelumnya segera memindahkan airnya mel alui turbin-turbin ke kolam bawah. Tingkat permukaan air kolam atas turun, sedan gkan tingkat permukaan kolam bawah meningkat. Pada saat permukaan air kolam atas mendekati ketinggian permukaan kolam bawah, pintu air keluar pada kolam bawah s egera dibuka, sehingga tingkat 15

permukaan kolam bawah mencapai tingkat paling rendah. Kemudian pintu jalan kelua r ditutup dan waktunya diatur bersamaan dengan datangnya masa naik air pasang da n bila tinggi air pasang dari laut sudah menyamai tinggi permukaan air kolam ata s. Maka pintu jalan air masuk pada kolam atas dibuka sehingga tinggi permukan ko lam atas mencapai titik tertinggi dan saat itu pintu air jalan masuk ditutup. Se telah itu daur kedua yang sama pun dimulai. Dengan sistem ini masa putar (operas i) pembangkitan dapat diatur lebih lama. Syarat-syarat untuk memilih lokasi pemb uatan pembangkit energi listrik pasang surut ini adalah: 1. Tinggi air pasang pa da lokasi harus memadai sepanjang tahun. 2. Kuala atau estu arium harus mempunya i geomorfologi yang dengan tanggul yang relatif pendek dapat dikembangkan sebaga i kolam penampung air. 3. Lokasi yang diusulkan tersebut tidak mempunyai endapan yang luar biasa jika membawa endapan lumpur ke dalam laut diperlukan usaha untu k mengangkat endapan ke atas suatu kolam penampungan. 4. Lokasi yang dipilih har us bebas dari serangan ombak besar. 5. Lokasi yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga tidak timbul masalah akibat pembendungan kuala, seperti perubahan pola air pasang surut. E. Kesulitan Pada Pembangkitan Tenaga Air Pasang Dari sejarah perkembangannya di atas terlihat bahwa manusia sudah agak terlambat dalam mempergunakan tenaga air pasang surut. Ada sejumlah alasan yang meyebabkan pembangkit tenaga listrik den gan penggerak tenaga air pasang surut. Pembangkit jenis ini tertinggal pengemban gannya dibandingkan dengan jenis pembangkitan tenaga listrik energi lain. Bebera pa alasannya itu adalah sebagai berikut: 16

a. Karena pembangkit listrik energi air pasang surut bergantung pada ketinggian yang berbeda dari permukaan laut dan kolam penampung. Pola pengaturan ketinggian air dilakukan dengan perluasan kolam atau jumlah kolam dan sistem putaran ganda (putaran dua arah) yang dapat berfungsi pada saat pasang naik dan pasang surut. b. Perbedaan tinggi air pasang terbatas hanya beberapa meter, bila balingbaling turbin atau pipa turbin secara teknologi perkembangannya kurang baik terpaksa m enggunakan cara konvensional yaitu turbin tipe Koplan sebagai alternatifnya. Hal ini tidak cocok lagi mengingat perkembangan teknologi yang dapat membolak-balik kan putaran turbin dan generator. c. Jarak air pasang ialah perubahan ketinggian permukaan ari sehingga turbin harus bekerja pada variasi jarak yang cukup besar dari ketinggian tekanan air. Hal ini akan mempengaruhi efisiensi stasiun pemban gkit. d. Lamanya perputaran tenaga listrik dalam sebuah pusat pembangkit listrik dengan energi air pasang surut. Setiap hari merupakan alasan yang tepat untuk m enentukan dasar tipe pembangkitan, tetapi waktu terjadinya peristiwa tidak boleh berubah. Setiap hari terjadi keterlambatan hampir mendekati satu jam. Jadi jika tenaga listrik generator pada suatu hari bekerja dari pukul 10.00 siang sampai jam 3.00 sore hari berikutnya ia akan beroperasi dari jam 11 siang sampai jam 4 sore dan begitu seterusnya. Adanya perubahan ini mengakibatkan kesukaran dalam r encana persiapan operasi setiap harinya dalam sentral pembangkitan listrik. Deng an bantuan program komputer halangan ini baru dapat diatasi. e. Air laut merupak an cairan yang mudah mengakibatkan pembangkit tenaga listrik akan berkarat. 17

f. Diperlukan teknologi khusus untuk membangun konstruksi di dalam laut. g. Pemb angunan pembangkit tenaga listrik energi pasang surut ini dikhawatirkan menggang gu manfaat alami teluk yang berfungsi juga sebagai daerah perikanan dan pelayara n. F. Kelebihan Dan Kekurangan PLTPs Kelebihan Setelah dibangun, energi pasang suru t dapat diperoleh secara gratis. Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limba h lainnya. Tidak membutuhkan bahan bakar. Biaya operasi rendah. Produksi listrik stabil. Pasang surut air laut dapat diprediksi. Turbin lepas pantai memiliki bi aya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang besar. Kekuran gan Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer. Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak masuk ataupun k eluar. 18

Kesimpulan Dari pembahasan bahwa sistem pembangkitan energi pasang surut turbin yang digunakan adalah turbin air yang arah putarannya dalam dua arah. Disini ken apa dua arah? Karena air mengalir melalui turbin dari waduk ke laut dan dari lau t ke waduk. Pemanfaatan energi pasang surut ini untuk memeroleh debit air yang b anyak dalam waduk sangat tergantung dari pada tinggi air pasang permukaan laut y ang dipengaruhi oleh fase bulan dan keberadaan laut dengan garis ekuator bumi. S emakin jauh laut dari garis ekuator bumi maka air laut pasang akan semakin tingg i begitu juga sebaliknya semakin dekat laut dari garis ekuator bumi maka air lau t pasang akan semakin rendah. 19

Anda mungkin juga menyukai