Anda di halaman 1dari 17

POTENSI ARUS LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT

TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

Dosen : Dra. Asma Irma S, M.Si

Kelompok 5

Achmad Faiz 1402617048

Ersha Pangestu 1402617070

Inggrid Asyifa Ramadya 1402617080

Siti Ita Murtajiah 1402617057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan dan karunia-
Nya, sehingga makalah yang berjudul “Potensi Arus Laut Sebagai Pembangkit Listik di Indonesia
“ ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Oceanografi, program studi Pendidikan Geografi UNJ.

Penulis menyadari pembuatan makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat
kekurangan baik dalam hal kedalaman materi maupun dari segi tata bahasa akademik. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan guna perbaikan dan menyempurnakan
pembuatan makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa dalam
memberikan pengajaran, bantuan, pengarahan, informasi dan sebagainya hingga selesainya
pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang
telah berjasa dalam pembuatan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Januari 2019

KELOMPOK 5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah perairan Indonesia terbentang diantara dua benua dan dua samudera, yaitu Benua
Asia dan Benua Australia serta Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia memiliki
wilayah perairan yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Perairan Indonesia dikenal
mempunyai dinamika oseanografi yang bervariasi, unik dan kompleks yang merupakan tempat
bertemunya lempeng tektonik dengan dinamika air laut dan variasi topografi baik didaratan
maupun diperairan. Dengan komponen lautan yang sangat luas, Indonesia memiliki potensi positif
sumber daya alam yang melimpah dan berpengaruh bagi keberlangsungan hidup manusia
disekitarnya.

Kebutuhan akan energi listrik nasional terus meningkat hingga sebesar 9% per tahun tidak
sebanding dengan ketersedian energi fosil sebagai sumber energi primer pembangkit tenaga listrik
yang dimiliki PT. PLN (Persero) sebagai penyedia energi listrik di Indonesia. Pemanfaatan energi
khususnya energi terbarukan yang berasal dari laut mulai dilakukan. Hal ini diakibat terbatasnya
ketersediaan energi fosil di Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia,
dimana 63% wilayahnya terdiri dari laut. Laut menyimpan cadangan energi di alam semesta, salah
satunya energi arus laut.

Di Indonesia pemanfaatan energi arus laut menjadi pembangkit listrik belum banyak
dilakukan. Energi arus laut adalah energi yang sangat dipengaruhi pasang surut air laut. Indonesia
memiliki potensi untuk menggunakan arus laut sebagai sumber energi dibandingkan dengan
Negara lain. Hal ini disebabkan karena Indonesia dipengaruhi oleh Arus Lintas Indonesia
(ARLINDO) yang terjadi karena perbedaan elevasi muka air laut rerata antara Pasifik sebelah barat
dengan lautan Hindia.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Arus Laut

Arus merupakan gerakan yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus
permukaan dibangkitkan terutama oleh angin yang berhembus di permukaan laut. selain itu
topografi muka air laut juga turut mempengaruhi gerakan arus permukaan. Angin dan topografi
laut saat ini dapat diamati dengan menggunakan satelit Altimetri Jason1. Dengan bantuan data dari
satelit ini, maka dapat dipetakan pola dari pergerakan arus laut permukaan secara global. (Rahma
Widyastuti, 2010).

Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di dunia.
Arus- arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-
kapal. Peta harus telah di buat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu. Kita dapat mengetahui
adanya arus-arus ini terutama di dasarkan atas pekerjaan seorang ahli oseanografi kebangsaan
Amerika Matthew Fontaine yang telah memulai pekerjaan tersebut sejak 1840. Ia membuat sebuah
gambar dari system arus-arus duniaberdasarkan atas pengamatan dan pengukuran terhadap
besarnya pengaruh arus yang mempengaruhi pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang
seharusnya dikehendaki dari suatu pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang lama. Pada
waktu ini teknik yang lebih rumit telah dapat di lakukan dalam mengukur arus-arus ini, sehingga
memungkinkan untuk mengukur kecepatan dan arah arus di seluruh lapisan perairan.Akibatnya
gambaran yang lengkap tentang arus-arus ini sudah dapat di buat pada waktu ini. (Hutabarat,
Sahala dan Evans, Stewart M. 2008)

2.2 Jenis Arus Laut

Jenis arus laut ini dapat dibedakan menurut letaknya, penyebab terjadinya dan temperatur.

2.2.1 Berdasarkan penyebab terjadinya


Berdasarkan penyebab terjadinya, arus laut ini dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:

a. Arus Ekman, merupakan arus yang dipengaruhi oleh angin.


b. Arus Termohaline, merupakan arus disebabkan karena adanya gaya pembangkit pasang
surut, seperti bulan. Arus dengan kecepatan yang lemah, baik pada saat air sedang
pasang atau surut, umumnya terukur padakawasan yang dekat dengan garis pantai. Hal
ini berkaitan dengan adanya gesekan dengan dasar perairan. Saat air pasang,
arus membawa massa air dari ruang yang relative sempit, pergerakanarus pasut
membawa massa air yang besar. Ini disebabkan pergerakan arus pasut membawamassa
air dengan kolom di bawahnya. Berbeda dengan arus yang dipengaruhi angin yang
umumnya hanya pada permukaan air saja. Massa air yang besar dibawa oleh arus pasut.
c. Arus geostropik, merupakan arus yang dipengaruhi oleh gradient tekanan mendatar
dan gaya coriollis.
d. Wind driven current, merupakan arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin
dan terjadi pada lapisan permukaan.

2.2.2 Berdasarkan temperaturnya


Berdasarkan temperaturnya, arus laut ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Arus panas, yang merupakan arus laut dengan temperatur airnya lebih tinggi (panas)
daripada temperatur air laut yang didatangi. Seperti contoh: Arus Teluk dan
Kuroshiwo. Arus ini datang dari daerah tropis menuju daerah yang sedang.
b. Arus dingin, merupakan arus laut yang temperatur airnya lebih rendah (dingin)
daripada temperatur air laut yang didatangi. Contohnya: Arus Labrador, Arus
Benguela, Arus Peru dan Arus Oyashiwo.

2.2.3 Berdasarkan kedalaman


Berdasarkan kedalaman, arus laut terbagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Arus atas (arus permukaan), merupakan arus laut yang bergerak sebagai arus yang
berada di permukaan laut. Contohnya: semua arus laut yang disebabkan oleh angin.
b. Arus bawah, yakni air yangbergerak sebagai arus laut berada di dasar laut. Jika arah
gerakannya berubah kearah vertikal, arus ini akan menjadi up welling dan sinkin pada
beberapa daerah pantai.

2.3 Faktor – Faktor Penyebab

Arus laut terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu angin, perbedaan salinitas, dan
perbedaan suhu.
2.3.1 Angin

Tiupan angin yang menerpa air laut dipermukaan akan menimbulkan arus laut.
Arus karena tiupan angin ini bila menumbuk daratan atau benua, maka air didepan daratan
atau benua itu akan lebih tingggi dari permukaan air laut disekitanya. Perbedaan
permukaan air laut tersebut akan menyebabkan terjadinya aliran air dari laut yang memiliki
permukaan air lebih tinggi menuju kelaut yang memiliki permukaan air lebih rendah.Arus
laut yang demikian disebut arus kompensasi.

2.3.2 Perbedaan salinitas air laut

Arus laut yang diakibatkan oleh perbedaan suhu atau salinitas air di sutu wilayah
lainnya disebutarus thermohalin. Perbedaan suhu atau salinitas air laut menyebabkan
perbedaan kerapatan massa air laut (densitas), sehingga menimbulkan pergerakan air laut.
Arus thermohalin merupakan perpaduan antara arus dasar, arus permukaan, dan arus
vertical.

Air laut yang memiliki kadar garam tingggi memiliki massa jenis yang lebih besar
dari pada air laut yang kadar garamnya rendah. Oleh karena itu, jika ada dua laut yang
bersebelahan tetapi kadar garamnya berbeda, maka dibagian dasar laut akan terjadi aliran
air dari laut berkadar garam tinggi menuju kelaut berkadar garam rendah. Sebaliknya di
bagian permukaan akan terjadi aliran air dari laut berkadar garam rendah menuju kelaut
berkadar garam tingggi. Contoh Ambang Gibraltar, yang terletak diantara Benua eropa
dan Benua amerika.

2.3.3 Perbedaan suhu

Air laut yang dingin memiliki massa jenis yang lebih besar dari pada air laut yang
panas. Air laut didaerah kutub bersuhu dingin, sehingga memiliki massa jenis lebih besar.
Oleh karena itu, laut tersebut akan tenggelam dan bergerak menuju ke daerah yang massa
jenisnya kecil, melalui dasar laut yang dalam. Bila arus ini menumbuk daratan, arah
aliranya dapat berubah dari dasar menuju kepermukaan. Inilah yang disebut up-
welling kaya akan ikan karena arus ini membawa unsure hara dari dasar laut. Contoh :
laut Banda dn pantai Barat peru –Equader ( Amerika Latin ). (Mahammad, hamid. 2005).
2.4 Manfaat arus laut

Arus laut mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain yaitu dapat
mempengaruhi kondisi iklim suatu tempat, misalnya di Eropa barat di musim dingin tidak begitu
dingin dan lautnya tidak membeku karena dipengaruhi oleh arus panas gulfstream atau arus teluk,
Pertemuan arus panas dan arus dingin merupakan daerah yang kaya iklim. Hal ini disebabkan
karena di daerah itukaya akan plankton, Arus laut dapat menyebarkan berbagai macam jenis hewan
tumbuhan keberbagai belahan dunia.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang Diciptakannya PLTAL

Berdasarkan rasio kelistrikan nasional, kondisi kelistrikan di Indonesia saat ini masih
dirasakan belum memenuhi azas keadilan dan pemerataan. Hal ini dapat dipahami karena
ketersediaan listrik dari waktu ke waktu selalu lebih kecil dari kebutuhan yang terus meningkat.
Selain itu, kendala lain yang nampaknya masih belum ditetapkan adalah tentang status pengelolaan
listrik sebagai infrastruktur dasar (sebagaimana infrastruktur publik sepert jalan, jembatan,
pelabuhan, dsb.) atau status listrik sebagai sebuah komoditas. Beberapa prakarsa telah diajukan,
salah satu pilihan adalah menetapkan bahwa pembangkit listrik yang menggunakan sumber daya
alam pulih atau terbarukan (tanpa bahan bakar tertentu).

Perkembangan teknologi pemanfaatan energi baru terbarukan, seperti pemanfaatan radiasi


sinar matahari, angin, arus laut, gelombang sebagai energi baru terbarukan di dunia saat ini mulai
berkembang dengan pesat, seiring dengan meningkatnya tuntutan akan kebutuhan energi listrik
terutama bagi masyarakat kawasan terpencil. Selain itu, semakin maraknya issu pemanasan global
yang mendorong untuk membatasi penggunaan bahan bakar hidrokarbon telah memicu
pemanfaatan energi non-fosil walaupun masih dalam kualitas yang tidak sebaik energi
fosil. Namun demikian, upaya untuk penyediaan listrik bagi masyarakat pulau-pulau kecil
terpencil ini telah mulai digulirkan yaitu dengan target 100 pulau pada tahun 2010, dan selanjutnya
secara bertahap melistriki sekitar 1.000 pulau di Indonesia Bagian Timur terutama melalui
pengadaan pembangkit energi baru terbarukan (PLN, 2009).

3.2 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) memanfaatkan energi arus laut sebagai
sumber energi, arus laut yang merupakan energi kinetik dimanfaatkan untuk menggerakkan sudu
turbin. Pengembangan teknologi konversi energi arus laut pada dasarnya mengadopsi prinsip kerja
konversi energi angin yang telah berkembang.Arus laut didefinisikan sebagai aliran massa air laut
dari suatu tempat ke tempat lain.
Diversifikasi energi adalah penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan berbagai
sumber energi baru, salah satunya adalah energi kelautan. Potensi sumberdaya perairan di
Indonesia sangat besar, karena 2/3 wilayahnya yang merupakan perairan, memberikan peluang
untuk mengeksplorasi sumberdaya tersebut untuk digunakan dalam berbagai bidang guna
meningkatkan efisiensi dan efktivitas pemakaian energi. Di era modern seperti sekarang ini, listrik
merupakan energi yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari.
Beberapa sumberdaya energi yang kini masih medominasi adalah minyak bumi dan gas alam yang
ketersediaannya di alam kian hari kian menipis. Untuk itu, perlu ada energi terbarukan yang dapat
menanggapi masalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah penggunaan
sumberdaya energi dari perairan.

Indonesia dengan total luas laut sekitar 8 juta km. memiliki potensi sumberdaya perairan
yang melimpah, salah satu energi dari perairan yang bisa digunakan adalah arus laut. Dengan
kondisi geografi Indonesia yang berada pada lempeng tektonik dunia, dan juga dilewati arus dunia,
menjadikannya potensi energi yang dapat dimanfaatkan. Energi arus laut sebagai energi terbarukan
adalah energi yang cukup potensial di wilayah pesisir terutama pulau-pulau kecil di kawasan
timur.

Metode yang digunakan untuk menentukan wilayah yang memiliki arus terbaik untuk
dipasang turbin, adalah dengan beberapa tahapan antara lain, pertama mengetahui data perairan di
wilayah tersebut dengan memperoleh data batimetri regional, geologi regional, arus regional, dan
data pasang surut. Kedua adalah mengetahui posisi wilayah perairan dengan menggunakan GPS
sehingga memperoleh data sounding, pengukuran arus untuk mengetahui pola arus yang terjadi,
pasang surut, klimatologi dan pemetaan karakteristiknya. Sedangkan, metode yang digunakan
adalah ADCP (Acoutic Doppler Current Profiler) mobile untuk mendapatkan jangkauan lokasi
yang potensial dengan kecepatan arus yang memenuhi syarat, selain itu juga untuk mendapatkan
data arah dan kecepatan arus absolut saat kondisi air sedang pasang maupun sedang surut. Pada
kondisi surut, kecepatan arus di perairan berkisar sekitar 0,5 m/s – 2,1 m/s dengan daya yang dapat
dihasilkan sebesar 0,2 – 0,6 kW. Sedangkan, pada saat kondisi pasang, kecepatan arus di perairan
berkisar sekitar 0,5 m/s – 2,55 m/s dengan daya yang dapat dihasilkan sebesar 0,3 – 7,0 kW.

3.3 Potensi Energi Arus Laut di Perairan Indonesia


Kecepatan arus pasang-surut di pantai-pantai perairan Indonesia umumnya kurang dari 1,5
m/detik, kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur,
kecepatannya bisa mencapai 2,5 - 3,4 m/detik.

Arus pasang-surut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu
dan Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Propinsi Maluku Utara, dengan kecepatan 5,0 m/detik.
Berbeda dengan energi gelombang laut yang hanya terjadi pada kolom air di lapisan permukaan
saja, arus laut bisa terjadi pada lapisan yang lebih dalam. Kelebihan karakter fisik ini memberikan
peluang yang lebih optimal dalam pemanfaatan konversi energi listrik.

3.3 Pengembangan Teknologi Ekstraksi Energi Arus Laut

Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut lazimnya dilakukan dengan


mengadopsi prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan
mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan
oleh turbin arus laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena rapat
massa air laut lebih besar dari rapat massa udara. Kapasitas daya yang dihasilkan dapat dihitung
dengan pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang melewati suatu permukaan atau
luasan, maka rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel (1999) yaitu:

P = 0.5 x ρ x A x (V3)
Dimana :
P = daya (watt);
ρ = rapat massa air (kg/m³);
A = luas penampang (m²); dan
V = kecepatan arus (m/s)

3.4 Teknologi-Teknologi PLTAL


Dalam proses konversi energi Kinetik menjadi energi listrik pada sistem pembangkit listrik
tenaga air laut, terdapat beberapa teknologi yang saat ini sudah di terapkan, antara lain:

1. Sea Flow
Sumber: Google.

Teknologi Sea Flow merupakan teknologi turbin yang dibuat oleh Marine Current Turbine
atau MCT, merupakan salah satu jenis turbin tipe vertical, bekerja seperti pembangkit listrik tenaga
angin yang dibenamkan di dalam laut. Teknologi ini merupakan konversi energi arus laut yang
pertama kali berhasil dipasang dengan daya keluaran rata – rata sekitar 300 kW dan nilai cut in
speed sebesar 0,6 m/s (sumber : Laporan Akhir Kegiatan Identifikasi Pengembangan Teknologi
Energi Arus Laut BALITBANG Kementrian Kelautan dan Perikanan).

Kincir memutar rotor yang menggerakan generator yang terhubung kepada sebuah kotak
gir atau disebut gearbox. Kincir tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang
horizontal dari sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut dapat disusun
dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan
makhluk hidup lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor diatur 10-20 rpm.

2. PLTAL Kobold
Sumber: Google.

Teknologi pembangkit listrik arus laut kobold merupakan salah satu jenis pembangkit
listrik yang menggunakan turbin type horizontal. Turbin kobold merupakan hasil dari kerjasama
antara Indonesia dengan tim mekanik dan elektrik pada Pda Archamedae Italy. Teknologi kobold
mengadopsi konsep propeller (baling – baling kapal) yang diputar arus vertical yang mampu
menghasilkan daya sebesar 110 kW. Pembangkit listrik tenaga arus laut menggunakan kobold
merupakan salah satu Marine Current Turbine dalam menghasilkan energi kinetik air menjadi
energi listrik.

3. Helical Turbine Gorlof


Sumber: Google.

Teknologi helical turbine gorlov merupakan teknologi turbin yang terdiri dari satu atau
lebih helical blades yang berputar mengelilingi silinder seperti mur baut. Teknologi turbin helical
gorlov merupakan turbin air hasil evolusi dari desain turbin darrieus, yaitu dengan mengubah bilah
kincirnya. Helical turbine gorlov diciptakan oleh Profesor Alexander M. Gorlov dari Universitas
Northeastern. Turbin ini mulai dikembangkan pada tahun 1995. Di Indonesia sendiripun teknologi
turbin gorlov ini telah mulai dikembangkan dan telah dapat di desain oleh perusahaan lokal, salah
satunya oleh perusahaan T – files yang didirikan oleh para alumni ITB. Pada tahun 2009 teknologi
ini mulai diaplikasikan di kawasan Bali dan Lombok.

3.4 Prospek Energi Arus Laut di Indonesia


Untuk wilayah Indonesia, energi yang mempunyai prospek bagus adalah energi arus laut.
Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai banyak pulau dan selat sehingga arus laut akibat
interaksi Bumi-Bulan-Matahari mengalami percepatan saat melewati selat-selat tersebut.

3.5 Kekurangan dan Kelebihan PLTAL


Kekurangan dari energi arus laut adalah output-nya mengikuti grafik sinusoidal sesuai
dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada saat pasang
purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang
kira-kira setengah dari pasang purnama. Kekurangan lainnya adalah biaya instalasi dan
pemeliharaannya yang cukup besar. Kendati begitu bila turbin arus laut dirancang dengan kondisi
pasang perbani, yakni saat di mana kecepatan arus paling kecil, dan dirancang untuk bekerja secara
terus-menerus tanpa reparasi selama lima tahun, maka kekurangan ini dapat diminimalkan dan
keuntungan ekonomisnya sangat besar. Hal yang terakhir ini merupakan tantangan teknis
tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator
yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih kurang lima tahun.

Kelebihan dari penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini juga
mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain.
Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang
sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin. Keuntungan lainnya
adalah tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang
dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman
tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat
setiap hari, tidak akan pernah habis dan tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya. Di
samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan
keuntungan di bidang lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan
polusi suara, emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada
kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang di sepanjang jangkar yang ditanam di
dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih menguntungkan karena ikan dan binatang
laut selalu lebih banyak berkumpul.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Banyak potensi yang dapat dimanfaatkan dari fenomena arus laut ini, salah satunya adalah
pembangkit listrik, arus ini adalah energi tak dapat habis, sehingga dapat digunakan dalam jangka
panjang, namun dengan tetap memperhatikan pengaruh yang ditimbulkan terhadap ekosistem
perairannya. Selain manfaat, ada pengaruh arus yang dapat merusak ekosistem, yaitu abrasi pantai,
oleh karena itu, upaya penanaman hutan mangrove, sangat penting juga dalam usaha meredam
arus laut yang dapat menimbulkan abrasi dan sedimentasi di daerah pantai.
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yuningsih, Dkk. 2010. Prospek Energi Arus Laut Di Perairan Indonesia. P3GLKESDM.
Bandung : ISBN No. 978- 979-551-020-8.

Azis, Asruldin. 2010. Studi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Arus Laut di Selat Alas Kabupaten
Lombok, NTB. Skripsi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Yuningsih, A. 2011. Potensi Energi Arus Laut Untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Kawasan
Pesisir Flores Timur, NTT. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 3(1):13 – 25.

Yusuf, Kasmat. 2012. Definisi Air Laut. Tersedia:


http://kasmatyusufgeo10.blogspot.com/2012/11/definisi-arus-laut.html. Diakses pada
tanggal 15 Januari 2019.

Anda mungkin juga menyukai