Anda di halaman 1dari 21

KULIAH 7

KARAKTERISTIK
OSEANOGRAFI
INDONESIA
Anisa Aulia Sabilah, S.Kel., M.Si

PERDANA (TINGKAT III)


T.A. 2021/2022
SUB KOMPETENSI

1 2 3
Karakteristik Laut Dinamika Laut Peranan Oseanografi
Indonesia Indonesia Indonesia
KARAKTERISTIK LAUT INDONESIA
 Indonesia merupakan satu satunya negara kepulauan di wilayah ekuator yang secara geologi dan
geofisika pembentukannya dihimpit oleh lantai dasar samudra Hindia, lantai dasar samudra Pasifik,
dan lantai dasar Laut Australia Utara yang menuju ke bawah Wilayah Nusantara atau Benua Asia.
 Wilayah Benua Maritim Indonesia ini mempunyai bentuk geomorfologi pantai, dasar perairan yang
kompleks dengan ribuan pulau yang terbentuk puluhan juta tahun yang lampau.
 Inti dari karakteristik laut adalah proses transfer energi dari matahari yang masuk ke lapisan
atmosfer dan menuju permukaan bumi yang mengandung daratan dan lautan.
 Energi tersebut ada yang diserap yang kemudian dipantulkan kembali ke angkasa setelah beberapa
waktu, namun ada juga yang langsung dipantulkan ke angkasa oleh lapisan tertentu dan awan di
atmosfer.
 Proses transfer energi yang berlangsung di permukaan dan kolom laut kemudian akan sangat
dipengaruhi oleh bentuk wadah dari laut tersebut, yakni sangat dipengaruhi oleh bentuk
geomorfologi pantai dan kondisi batimetrinya.
Bentuk
Geomorfologi
Indonesia dan
sekitarnya.
Kedalaman laut
(batimetri) dangkal
dinyatakan warna
merah, semakin
dalam dinyatakan
dengan hijau
hingga biru muda
seperti di Palung
Selatan Jawa dan
Laut Banda.
Neraca energi
surya yang
keluar masuk
di bumi
(Hasil
Perhitungan
Hougthon
et al., 1996)
Karakteristik Evaporasi, Presipitasi dan Kelembaban

EVAPORASI PRESIPITASI KELEMBABAN


Turunnya air dari atmosfer Proses perubahan fase air Banyaknya uap air yang
bumi menuju permukaan atau es menjadi fase uap terkandung di udara,
laut dan permukaan (penguapan) pada biasanya dinyatakan
daratan dalam berbagai permukaan air (danau, dalam presentase (%).
bentuk yang berbeda-beda. sungai dan laut).
ANGIN
Angin memiliki peran untuk mendistribusikan panas dipermukaan
bumi melalui proses adveksi massa air hangat ke massa air dingin
dan sebaliknya.

Angin memiliki pergerakan secara horizontal yang disebut sebagai


adveksi dan pergerakan vertikal yang disebut sebagai konveksi.

Angin yang berhembus di atmosfer berpengaruh pada proses


pergerakan arus laut permukaan hingga pada kedalaman kurang
dari sekitar 200 m.
GELOMBANG
Gelombang angin adalah gelombang yang dibangkitkan oleh angin
secara normal, bukan angin ekstrim yang mempunyai periode antara
0,1 detik hingga lebih dari 5 menit.

Gelombang tsunami muncul oleh gempa tektonik yang pusat


gempanya berada di bawah dasar laut, longsoran dinding dasar laut,
letusan gunung api bawah laut, jatuhnya meteor atau asteroid dengan
mega massa yang sangat berat ke dalam laut.

Gelombang pasang surut dipengaruhi oleh keadaan perputaran bulan,


bumi, dan matahari di mana bumi mengalami rotasi sendiri (berputar
terhadap sumbunya) sekitar 24 jam. Pasang merujuk kepada naiknya
muka air laut dan kebalikannya disebut dengan surut.
DINAMIKA LAUT INDONESIA
Dinamika Laut Indonesia terjadi akibat adanya sirkulasi massa air
dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Sirkulasi ini ada yang saling melintas di kedalaman yang berbeda, dan ada pula
yang kemudian bercampur di suatu wilayah laut akibat bentuk dari
geografis kepulauan.
Sirkulasi tersebut kemudian membangkitkan 3 fenomena unik dinamika laut
yang ada di Indonesia, yakni: Arus Lintas Indonesia (Arlindo), arus pusaran
(Eddy Current), dan gelombang di bawah laut (internal tide wave).
Kompleksitas
sirkulasi massa
air laut
Samudra
Hindia dan
Laut Indonesia
1. ARUS LINTAS INDONESIA (ARLINDO)
 Arus Lintas Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Arlindo adalah arus samudra yang membawa air
tawar hangat dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia.
 Arus air hangat ini mengalir terutama pada lapisan termoklin. Termoklin adalah lapisan di mana suhu
berubah terhadap kedalaman secara cepat. Lapisan ini biasanya berada pada kedalaman 50-100 m.
 Aliran massa air ini terbentuk oleh karena adanya perbedaan tekanan antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Angin pasat yang berada di samudra Pasifik sepanjang tahun, mendorong massa air sehingga terjadi
penumpukan di wilayah barat dari Samudra Pasifik yang berdekatan dengan laut Indonesia.
 Terdapat 3 pintu masuk utama Arlindo yaitu Selat Makassar, Laut Maluku dan Laut Halmahera.
 Proses dan mekanisme fisis oseanografi seperti turbulensi, sinking, upwelling, downwelling, dan sebagainya
memberikan efek terhadap perjalanan mengalirnya Arlindo ini.
 Arlindo juga berpengaruh terhadap upwelling yang terjadi di selatan Jawa (Pranowo et al., 2005). Hasil
penelitian menunjukan bahwa 50-60 % dari faktor pemicu upwelling di selatan Jawa adalah aliran massa air
yang berasal dari selat Lombok.
 Hal yang sebaliknya terjadi juga pada aliran Arlindo sendiri, dimana aliran massa air Arlindo yang keluar dari
selat Lombok ke selatan Jawa dipengaruhi oleh fenomena upwelling yang terjadi di sepanjang pantai pulau
Jawa di bagian selatan, baik secara musiman maupun menjadi bagian dari proses Indian Ocean Dipole.
ARLINDO yang
membawat massa air dari
Samudra Pasifik menuju
Samudra Hindia, hingga
kedalaman tertentu
(kiri);
ARLINDO dapat
memperkuat upwelling
di wilayah outlet yakni di
sepanjang Laut Selatan
Jawa hingga Nusa
Tenggara (kanan bawah);
ARLINDO merupakan
bagian dari pola sirkulasi
arus global (kanan atas).
2. ARUS PUSARAN (EDDY CURRENT)
 Pertemuan antar aliran massa air atau antar arus tersebut menyebabkan terjadinya suatu pusaran arus atau
yang lebih dikenal dengan Arus Pusaran atau Arus Eddy. Arus Eddy ini ada yang memiliki diameter puluhan
hingga ratusan kilometer.
 Arus Eddy mempunyai dua tipe melingkar, yakni siklonik dan antisiklonik. Pada Perairan di selatan ekuator,
siklonik Eddy berputar searah jarum jam, dan antisiklonik Eddy berputar berlawanan arah jarum jam.
Sebaliknya pada perairan di utara Ekuator, siklonik eddy berputar berlawanan arah jarum jam, dan
antisiklonik Eddy berputar searah arah jarum jam.
 Siklonik Eddy umumnya berkaitan dengan upwelling. Sehingga nutrisi yang berasal dari lapisan bawah akan
terangkat ke permukaan membawa nutrient yang kemudian digunakan untuk tumbuh dan berkembang
kehidupan organisme rantai makanan dari plankton, ikan-ikan kecil, hingga ikan pelagis besar.
 Dari hasil analisis Eddy di perairan Selatan Jawa Samudra Hindia diketahui bahwa yang lebih dominan
terbentuk adalah siklonik Eddy (searah jarum jam), dengan total 474 siklonik Eddy dan 442 antisiklonik
Eddy (Tussadiah et al., 2016).
 Secara umum, kemunculan Eddy di perairan Selatan Jawa dan Samudra Hindia cenderung bervariasi
mengikuti sistem pola arus yang terjadi. Di mana tipe siklonik Eddy dominan terbentuk pada saat Musim
Barat (Desember – Februari). Sedangkan tipe antisiklonik Eddy dominan terbentuk pada saat Musim
Peralihan I dan II.
Di utara katulistiwa, pusaran
siklonik berlawanan arah
putaran jarum jam, anti
siklonik searah putaran
jarum jam (atas).

Di selatan katulistiwa,
pusaran siklonik searah
putaran jarum jam, anti
siklonik berlawanan jarum
jam (bawah).
3. GELOMBANG BAWAH LAUT (INTERNAL TIDE WIVES)
 Gelombang ini merupakan gelombang laut pada kedalaman tertentu yang dibangkitkan oleh interaksi
antara gelombang pasang surut dengan dasar laut yang memiliki topografi kompleks.
 Gelombang pasang surut merupakan sumber energi utama dalam pembentukan gelombang laut dalam.
Gelombang pasang surut merambat secara periodik dari laut dalam menuju sebuah selat atau celah sempit
yang memiliki dasar perairan yang curam.
 Energi pasang surut akan terdisipasi akibat gesekan dasar perairan dan sisa energi akan merambatkan
gelombang pasang surut secara periodik di dasar kemiringan perairan.
 Gelombang yang merambat tersebut dikenal dengan gelombang laut dalam (Internal tides). Secara umum,
amplitudo gelombang laut dalam dapat mencapai lebih dari 100 meter.
 Indonesia memiliki dasar perairan yang kompleks terutama di bagian timur. Pada daerah selat wilayah
Indonesia bagian timur biasanya memiliki topografi perairan yang sangat curam sehingga membentuk
seperti bukit bawah laut.
 Gelombang laut dalam dapat terdeteksi di permukaan laut baik dari tangkapan citra satelit MODIS true
color maupun dari hasil model numerik.
 Wilayah bagian barat Indonesia juga merupakan wilayah pembangkitan gelombang laut dalam, terutama di
wilayah laut Andaman. Gelombang laut dalam akan berpropagasi masuk ke perairan Indonesia sampai ke
perairan barat Sumatra.
Ilustrasi perambatan
gelombang laut dalam pada
kedalaman 980 meter
(Nugroho et al., 2017).
PERANAN OSEANOGRAFI
INDONESIA
Oseanografi memiliki peranan penting dalam
berbagai bidang pada sektor pembangunan
maritim.

Data-data oseanografi seperti karakteristik dan


dinamika laut yang dihasilkan dari observasi, survei
pengukuran, penelitian, pengkajian dan pemodelan
bisa digunakan sebagai bahan rujukan pengambilan
kebijakan di pemerintah maupun industri.

Pada era Indonesia 4.0, basis data oseanografi


yang lengkap secara spasial dan runtut waktu
secara temporal dapat dikembangkan menjadi
informasi yang berguna untuk meningkatkan
ekonomi maritim oleh masyarakat secara langsung.
A. PERANAN UNTUK KELAUTAN
Informasi kedalaman laut (batimetri) Pencemaran Laut
sangat penting untuk diketahui oleh
nahkoda kapal agar dalam Arus laut adalah pemeran utama
bernavigasi tidak menabrak atau pengangkut atau penyebar senyawa
terdampar oleh dasar laut. polutan di badan air di suatu
perairan laut.
Informasi dinamis umum lain seperti
peramalan tinggi gelombang Luasan dari pencemaran sangat
signifikan dan ekstrim, peramalan tergantung dari massa jenis dan
pasang surut, dan peramalan arus, volume dari senyawa atau benda
membantu Nahkoda untuk polutan yang diangkut oleh arus.
memutuskan pemilihan suatu alur Senyawa pencemar atau polutan
pelayaran yang lebih aman. dapat berupa tumpahan minyak,
senyawa kimia berbahaya lainnya,
sampah, makro dan mikro plastik,
logam berat, senyawa nuklir, dan lain
Transportasi Laut sebagainya.
B. PERANAN UNTUK PERIKANAN
Perikanan Tangkap Karakteristik arus di suatu perairan
dapat diketahui pola sirkulasi secara
horisontal dan vertikal dengan
Berdasarkan korelasi antara EKE dengan menggunakan pemodelan hidrodinamika
tuna sirip kuning diketahui bahwa jika arus 3 dimensi, maka dapat dikaji secara
nilai EKE antisiklonik Eddy semakin lebih lanjut apakah sesuai dengan
meningkat maka nilai tuna sirip kuning kriteria budidaya laut ataukah tidak.
akan mengalami penurunan, sedangkan
jika nilai EKE siklonik Eddy meningkat Dalam rangka menghasilkan kajian
maka nilai tuna sirip kuning mengalami kesesuaian lokasi perairan budidaya laut
peningkatan pula (Tussadiah et al., 2018). yang valid maka diperlukan kajian
melibatkan variabel yang lain seperti
Ikan tuna sirip kuning berkorelasi dengan gelombang, suhu, salinitas, oksigen
posisi tepian arus pusaran siklonik yang terlarut dan lain sebagainya.
menyebabkan Upwelling dan tepian arus
pusaran anti siklonik yang menyebabkan
downwelling.
Perikanan Budidaya
TUGAS 7
Mereview sebuah jurnal dengan studi kasus
yang terdapat di wilayah perairan Indonesia
yang membahas tentang :
 Arus Permukaan Laut
 Variabilitas Suhu Permukaan Laut
 Massa Air Laut

Taruna memilih salah satu topik dari jurnal di


atas. Diusahakan tidak mereview jurnal yang
sama dengan Taruna lainnya.

Deadline paling lambat H-1 sebelum UTS,


tugas dikirim via email dan sertakan jurnal
yang direview.
Thank You!
Keep Learning :”)

Anda mungkin juga menyukai