Anda di halaman 1dari 12

Makalah

ARLINDO

( ARUS LINTAS INDONESIA )

JUMADIL

AHMAD JAYADI

TRI FEBRIANA

SARIADIN

PRODI P S P

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan wilayah atau negara yang mempunyai luas daerah lautnya lebih

luas dari luas daratanya dan mempunyai posisi geografis yang sangat strategis, dimana indonesia

berada diantara dua benua yaitu Asia dan Australia dan diapit dua samudera yaitu Samudera

Pasifik dan Samudera Hindia. Letak Indonesia dipotong oleh garis maya khatulistiwa yang

menandakan bagian paling dekat dengan matahari dan menerima siraman sinarnya sepanjang

tahun. Letak geografis yang demikian membuat Indonesia menjadi penghubung dua samudera

besar dan memiliki pola iklim yang berbeda dengan daerah-daerah lintang sedang dan tinggi

maupun dengan daerah lain di khatulistiwa yang tidak bersinggungan dengan samudera.

Arlindo merupakan bagian penting dalam sirkulasi samudra dunia dalam penghantaran

panas (heat), dimana kepulauan Indonesia merupakan wilayah yang dilalui oleh sirkulasi

permukaan termohalin dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia. Massa air yang melalui

perairan Indonesia dan bergerak dari Samudera pasifik menuju Samudera Hindia dikenal sebagai

Arus Lintas Indonesia (Arlindo).

Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai Arus Lintas Indoesia mulai dari

pengertian ARLINDO, faktor-faktor penyebab terjadinya atau adanya ARLINDO dan proses

terjadinya ARLINDO serta mekanismenya.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas mempunyai beberapa rumusan masalah yakni :

1. Apakah yang dimaksud dengan ARLINDO ?

2. Apa saja faktor-faktor penyebab teradinya ARLINDO ?

3. Bagaimana proses terjadinya ARLINDO ?

4. Serta mekanisme dari ARLINDO itu sendiri ?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dari makalah ini yakni

1. Untuk mengetahui pengertian dari ARLINDO

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya ARLINDO ?

3. Untuk mengetahui proses terjadinya ARLINDO

4. Untuk mengetahui mekanisme teradinya ARLINDO


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Arus Lintas Indonesia (ARLINDO)

ARLINDO yang merupakan kependekan dari Arus Lintas Indonesia, atau lebih dikenal

oleh para ahli Oseonografi dengan istilah Indonesian Through Flow, adalah aliran massa air

antar samudera yang melewati Perairan Indonesia.sebagai negara yang diapit oleh kedua lautan

besar yakni samudera psifik di bagian Utara dan Timur laut serta Samudera Hindia di bagia

Selatan dan barat daya Indonesia berlaku sebagai saluran bagi aliran massa air Samudera Pasifik

ke Samudera Hindia. Aliran massa air ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan tekanan antara

kedua lautan tersebut(WYRTKI 1987).

Arlindo merupakan bagian penting dalam sirkulasi samudra dunia dalam penghantaran

panas (heat). Massa air yang terangkut oleh Arlindo dipengaruhi oleh adanya El Nio dan La

Nia. Dampak El Nio dan La Nia terhadap kehidupan di laut Nusantara belum banyak dikaji.

Terdapat beberapa kenyataan yang menunjukkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching)

yang dapat dikaitkan dengan El Nio. Kajian terintegrasi mengenai El Nio perlu ditingkatkan

untuk mengantisipasi dampak negatif yang dapat ditimbulkannya.

Webster et al (1998) menyatakan bahwa aliran bahang Arlindo adalah dapat

dibandingkan terhadap aliran bersih permukaan di utara samudra Hindia dan sejumlah fraksi

substansial dari aliran bahangnya.


B. Faktor Faktor Penyebab Terjadinya ARLINDO

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Arus Lintas Indonesia (ARLINDO)

tersebut yakni cuaca, musin dan dapat disebabkan oleh bertiupnya angin pasat tenggara di bagian

selatan Pasifik dari wilayah Indonesia. Angin tersebut mengakibatkan permukaan bagian tropik

Lautan Pasifik Barat lebih tinggi dari pada Lautan Hindia bagian timur. Hasilnya terjadinya

gradien tekanan yang mengakibatkan mengalirnya arus dari Lautan Pasifik ke Lautan Hindia.

Arus lintas Indonesia selama Muson Tenggara umumnya lebih kuat dari pada di Muson

Barat Laut. Webster et al. (1998) menyatakan bahwa aliran bahang Arlindoadalah dapat

dibandingkan terhadap aliran bersih permukaan di utara samudra Hindia dan sejumlah fraksi

substansial dari aliran bahangnya. Beberapa hasil model penelitian mengungkapkan

ketergantungan suhu permukaan dan simpanan bahang permukaan samudra Pasifik dan Hindia

terhadap arus lintas ini. Kedua samudra tersebut akan sangat berbeda jika tanpa Arlindo,
Ketiadaan Arlindo akan meningkatkan permukaan laut di Pasifik dan menurunkannya di Hindia

sebanyak 2-10 cm

Adapun tiga faktor yang mempengaruhi variabilitas ARLINDO adalah:

1. Perubahan sirkulasi termoklin secara global selama Heinrich events yang dipicu oleh

pendinginan belahan bumi bagian utara

2. Meningkatnya pasokan air yang relatif tawar dari Laut Jawa akibat naiknya muka laut pada

kurun waktu 60 47 ka

3. Perubahan muson Australasia akibat insolasi dan diiringi oleh migrasi batas hidrologi

Samudera Hindia dan ARLINDO pada kurun waktu 46 40 ka.

C. Proses Terjadinya ARLINDO

Indonesian Throughflow (ARLINDO), indicate the relationship between the relationship

between ARLINDO and El-Nino Southern Oscillation (ENSO) (Source, Gordon, A., 1998)

Proses ARLINDO ini pertama kali diketahui dari hasil Ekspedisi Snellius, yang

mengadakan penelitian oseonografi di seluruh cekungan yang ada di Laut Maluku pada tahun

1929 dan tahun 1930. Dari sifat-sifat laut fisis air laut yang ditemukan di cekungan-cekungan

laut tersebut disimpulkan bahwa massa air tersebut berasal dari Samudera Pasifik yang masuk

pada perairan Indonesia. Kemudian ditahun 1960. Dengan menggunakan kapal Jalandhi secara

implisit penelitian ARLINDO mulai dirintis.

Pada gambar Arus Laut di Indonesia di atas, terutama Indonesia Timur. Dimana arus

yang melewati Segitiga Masalembo ini. Pada bagian atas (garis hijau) menunjukkan air laut

mengalir dari bara.t memanjang di Laut Jawa, berupa monsoonal stream atau arus musiman.

Arus ini sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Sedangkan dari Selat Makassar ada arus lain
dari utara yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat perbedaan suhu lautan. Kedua

arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo.

Arus musiman ini sangat dipengaruhi juga oleh suhu air laut akibat pemanasan matahari.

Lintasan matahari itu bergerak bergeser ke-utara-selatan dengan siklus tahunan. Itulah sebabnya

pada bulan-bulan Januari yang merupakan saat perubahan arus musiman (monsoon).

Arus ini membawa air laut dingin dari Samodra Pasifik ke Samodera Indonesia diduga

dengan debit hingga 15 juta meterkubik perdetik dan hampir keseluruhannya melalui Selat

Makassar.

Gambar Profil selat makassar dapat dilihat seperti dibawah ini.

Pada profil dasar selat Makassar diatas terlihat batuan kalimantan dan batuan sulawesi

berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan mencolok antara Indonesia barat dengan

Indonesia Timur, seperti yg ditulis disini sebelumnya. Kalimantan merupakan bagian dari

Paparan Sunda (Indonesia Barat) sedang Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia Timur. Nah

garis yang membaginya dulu diketemukan oleh Wallace disebut sebagai Garis Wallace (Wallace

Line). Garis Wallace ini sebenernya hasil penelitian satwa Indonesia Barat-Timur, namun

sebenarnya ada juga implikasi atau manifestasi dari aspek geologis (batuan penyusunnya).

Dari Batuannya kita tahu bahwa dibawah selat makasar ini terdapat tempat yang sangat

kompleks geologinya, diatasnya terdapat selat Makassar yang juga memilki karakter khusus di

dunia ini dimana mengalirkan air yang sangat besar. Aspek meteorologis yang memisahkan

antara daerah diatas air dengan daerah diatas daratan yaitu awan. Awan merupakan fenomena

khusus yang paling banyak dijumpai diatas daratan. Itulas sebabnya kalau sedang di tengah laut

coba tengok ke atas, carilah awan. Awan yang berarak akan lebih banya terdapat di daratan

ketimbang di atas lautan seperti gambaran diatas.


Angin juga akan berhembus karena perbedaan tekanan udara panas. Pada malam hari saat

bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari

saat bertiupnya angin laut, para nelayan.

Perubahan angin darat laut karena suhu ini berubah dalam siklus harian, namun tentunya

ada juga siklus tahunannya atau disebut siklus monsoon. Looh Monsoon, kok sepertinya juga ada

monsoonal stream yang ada di Arlindo digambar atas

Tiga peta diatas menunjukkan intesitas magnetik total, peta deklinasi, dan perubahan

deklinasi tahunan. Yang dapat dilihat dalam ketiga peta itu adalah, tidak adanya sesuatu yang

mencolok baik di Segitiga Bermuda maupun di Segitiga Masalembo. Memang sejak dulu

seringkali yang menyatakan adanya keanehan kompas magnetik apabila melalui daerah angker

ini. Secara fisik (pengukuran magnetik) tidak terlihat anomali itu. Hanya terlihat bahwa

Indonesia secara umum merupakan daerah yang memiliki deklinasi dan iklinasi sangat kecil.

Dan merupakan daerah yang memiliki total intensitas magnetik rendah, mungkin karena

Indonesia merupakan daerah yang relatif muda dibandingkan daerah- daerah lain.

Kalau dibandingkan dengan Segitiga Bermuda, lokasi Segitiga Masalembo juga tidak

menunjukkan keanehannya. Sepertinya keangkeran segitiga Masalembo ini lebih ditentukan oleh

faktor gangguan alamiah yang bukan mistis. Yang mungkin paling dominan adalah faktor

meteorologis termasuk didalamnya faktor cuaca, termasuk didalamnya angin, hujan, awan,

kelembaban air dan suhu udara yang mungkin memang merupakan manifestasi dari konfigurasi

batuan serta kondisi geologi, oceaografi serta geografi yang sangat unik.
D. Mekanisme Terjadinya ARLINDO

Jalur Arlindo dimulai dari perairan antara Mindanao dan Halmahera, mengalir masuk

melalui selat Makassar sebagai jalur utamanya. Setelahnya ia meninggalkan perairan Indonesia

melalui selat Lombok dan sebagian besar lainnya berbelok melalui laut Flores, laut Banda dan

memasuki samudra Hindia. Webster et al (1998) menyatakan bahwa aliran bahang Arlindo

adalah dapat dibandingkan terhadap aliran bersih permukaan di utara samudra Hindia dan

sejumlah fraksi substansial dari aliran bahangnya. Beberapa hasil model penelitian

mengungkapkan ketergantungan suhu permukaan dan simpanan bahang permukaan samudra

Pasifik dan Hindia terhadap arus lintas ini. Di saat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari

Samudra Pasifik ke Samudra Hindia, dengan volume massa air rata-rata sekitar 10,5 juta meter

kubik per detik.

Sumber air yang dibawa oleh Arlindo berasal dari Lautan Pasifik bagian utara dan

selatan. Perairan Selat Makasar dan Laut Flores lebih banyak dipengaruhi oleh massa air laut

Pasifik Utara sedangkan Laut Seram dan Halmahera lebih banyak dipengaruhi oleh massa air

dari Pasifik Selatan. Gordon et al. (1994) mengatakan bahwa massa air Pasifik masuk kepulauan

Indonesia melalui 2 (dua) jalur utama, yaitu:

1. Jalur barat dimana massa air masuk melalui Laut Sulawesi dan Basin Makasar. Sebagian

massa air akan mengalir melalui Selat Lombok dan berakhir di Lautan Hindia sedangkan

sebagian lagi dibelokan ke arah timur terus ke Laut Flores hingga Laut Banda dan kemudian

keluar ke Lautan Hindia melalui Laut Timor.

2. Jalur timur dimana massa air masuk melalui Laut Halmahera dan Laut Maluku terus ke Laut

Banda. Dari Laut Banda, menurut Gordon (1986) dan Gordon et al.,(1994) massa air akan

mengalir mengikuti 2 (dua) rute. Rute utara Pulau Timor melalui Selat Ombai, antara Pulau
Alor dan Pulau Timor, masuk ke Laut Sawu dan Selat Rote, sedangkan rute selatan Pulau

Timor melalui Basin Timor dan Selat Timor, antara Pulau Rote dan paparan benua

Australia.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa :Arlindo (arus lintas indonesia)

adalah arus dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia lewat selat-selat yang disebabkan oleh

perbedaan Tinggi Paras Laut antara kedua samudra tersebut. Arlindo merupakan bagian penting

dalam sirkulasi samudra dunia dalam penghantaran panas (heat). Dimana arlindo di pengaruhi

oleh beberapa faktor yakni cuaca musim dan angin,

Proses terjadinya arus lintas indonesia dimulai dari perairan antara Mindanao dan Halmahera,

mengalir masuk melalui selat Makassar sebagai jalur utamanya. Setelahnya ia meninggalkan

perairan Indonesia melalui selat Lombok dan sebagian besar lainnya berbelok melalui laut

Flores, laut Banda dan memasuki samudra Hindia. Webster et al (1998) menyatakan bahwa

aliran bahang Arlindo adalah dapat dibandingkan terhadap aliran bersih permukaan di utara

samudra Hindia dan sejumlah fraksi substansial dari aliran bahangnya. Di saat kondisi normal,

laju Arlindo bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia, dengan volume massa air rata-

rata sekitar 10,5 juta meter kubik per detik.


B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini penulis dan pembaca dapat diberikan banyak

manfaat baik itu sebagai alat refrensi penulisan maklah lainnya atau dapat dijadikan sebagai ilmu

pengetahuan belaka.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan baik dari segi

penulisan maupun isi dari makalah ini sendiri, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran

dari pembaca.

Anda mungkin juga menyukai