Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 3 GEOLOGI LAUT

“Pemekaran Lantai Samudera dan Distribusi Flora


dan Fauna”

Oleh:
Ruzlim
I1F120003

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
A. Proses Pelepasan Lempeng

 Bertolak dari teori kabut oleh Laplace (1796), yang beranggapan


bahwa bumi merupakan bagian dari pada tata surya, mulanya berasal dari
gumpalan gumpalan kabut yang berputar (terpilin). Dan seterusnya menjadi
cairan pijar hingga terjadi pembekuan akibat penurunan temperatur. Pada
kondisi ini bumi dalam keadaan tidak stabil, karena pada bagian dalamnya
masih cair dan panas. Sehingga terciptalah kondisi dimana mudah terjadi
peretakan peretakan di antara dua lapisan yang berbeda fase. Terjadinya
peretakan-peretakan dan mungkin dalam waktu relatif agak lama, bumi tetap
berputar dan bergerak mengelilingi planet induk (matahari), terjadilah
pelepasan sebagian lapisan luar dari bumi akibat adanya gaya lemparan
(centrifugal) tidak seimbang dengan gaya tarikan bumi (centripetal).
Terlepasnya sebagian permukaan bumi tersebut maka terbentuklah cekungan
yang nantinya terisi air, membentuk lautan.
 Lembah Lautan (Ocean basin)

1). Ridge dan Rise

Ini adalah bentuk proses peninggian yang terdapat diatas lautan (Sea
floor) yang hampir serupa dengan adanya gunung-gunung di daratan. Pada
prinsipnya tidak ada perbedaan antara ridge dan rise. Mereka hanya dapat
dibedakan dari letak kemiringan lereng-lerengnya saja. Ridge lerengnya
lebih bersifat terjal dari rise. Sebagai contoh, puncak-puncak dari system
ridge di tengah-tengah Atlantik mempunyai tinggi sekitar satu sampai
empat kilometer di atas lantai lautan dan sifat kemiringan rise dari dasar
dengan lebar sekitar 1.500 sampai 2.000 kilometer. Rise di pasifik Timur
kurang datar dan ini tampak kira-kira seperti sebuah tonjolan rendah pada
lantai lautan. Rise ini mempunyai ketinggian sekitar dua sampai empat
kilometer dari dasar dan mempunyai lebar kira-kira 2.000 sampai 4.000
kilometer.
2). Trench

Bagian laut yang terdalam adalah berbentuk seperti saluran yang


seolah-olah terpisah sangat dalam yang terdapat di perbatasan antara
benua dengan kepulauan (Gambar.3.5). Mereka biasanya mempunyai
kedalaman yang sangat besar. Sebagai contoh, sebagian dari Java
Trench mempunyai kedalaman sebesar 7.700 meter.
3). Abysal Plain (daratan abysal)

Daerah ini relative terbagi rata dari permukaan bumi yang terdapat
di bagian sisi yang mengarah ke daratan dari system mid-oceanic ridge.
4). Continental Island( pulau-pulau benua)

Beberapa pulau seperti Greenland dan Madagaskar menurut sifat


geologinya merupakan bagian darii massa tanah daratan benua besar yang
kemudian menjadi terpisah. Daerah-daerah ini lapisan kerak buminya
terdiri dari batuan-batuan besi (granitic) yang jenisnya sama dengan yang
terdapat di daratann benua.

5). Island Are (Kumpulan pulau-pulau)

Kumpulan pulau-pulau seperti kepulauan Indonesia juga mempunyai


perbatasan dengan benua, tetapi mereka mempunyai asal yang berbeda.
Kepulauan ini terdiri dari batu-batuan vulkanik dan sisa-sisa sedimen pada
bagian permukaan kulit lautan.
6). Mid-Oceanic Volcanic Island (Pulau-pulau vulkanik yang
terdapat di tengah-tengah lautan)

  Daerah ini terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, khususnya


terdapat di Lautan pasifik, di mana letak mereka sangat jauh dari
massa daratan.

7). Atol-Atol

Daerah ini terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang sebagian


tenggelam dibawah permukaan air. Batu-batuan yang terdapat disini
di tandai oleh adanya terumbu karang (coral-reef) yang terbentuk
seperti cincin yang mengelilingi sebuah lagon yang dangkal.
8). Seamount dan Guyot

Mereka adalah gunung-gunung berapi yang muncul


dari dasar lantai lautan, tetapi tidak dapat mencapai
sampai kepermukaan laut. Seamount mempunyai lereng
yang curam dan berpuncak runcing dan kemungkinan
mempunyai tinggi sampai 1 kilometer aatau lebih. Guyot
mempunyai bentuk yang serupa dengan seamount tetapi
bagian puncaknya datar.
 Lapisan-Lapisan Bumi

a. Atmosfer
Lapisan terluar yang terdiri dari bermacam-macam
gas, seperti nitrogen, oksigen, karbondioksida, uap air
dan gas-gas lain (inertgas).
b. Hidrosfer

Terdiri dari semua air bebas yang terdapat di


permukaan bumi yang berbentuk sebagai laut, samudra,
dan danau-danau air tawar. Seluruhnya berjumlah
361.000.000 kilometer persegi atau kira-kira meliputi
71% dari seluruh luas permukaan bumi.
c. Litosfer (Lapisan Kerak bumi)

Lapisan keras yang terbal antara 600-700 km membentuk dua tipe


lapisan keras permukaan:

1. Continental crust yang terdiri dari batu-batu granit yang


membentuk hamper seluruh massa tanah yang terdapat di dunia
(menutupi hamper sekitar 149.000.000 kilometer persegi atau kira-
kira 29% dari seluruh permukaan bumi).

2. Oceanic crust yang terdiri dari batu-batu basal yang melapisi


lembah-lembah laut yang dalam.
d. Astenosfer

Bagian atas astenosfer dipercaya secara relative adalah lunak


dan dapat mengalir secara lambat sekali. Sedangkan bagian
bawah astenosfer adalah keras. Lapisan litosfer yang berbentuk
seperti lempengan mengapung di atas lapisan astenosfer sehingga
dinamakan lempengan tektonik (tectonic plate). Hal ini dapat
dibayangkan sebagai massa es yang besar mengapung di atas air.
e. Pusat Bumi (Centra core)

Adalah lapisan buni yang sangat padat yang kaya mengandung


logam-logam besi dan nikel.
B. Proses Penyebaran Flora dan Fauna Berdasarkan Sejarah Pelepasan

Lempeng
 Sejarah geologi kepulauan Indonesia memengaruhi keanekaragaman
flora dan fauna di Indonesia. Kepulauan Indonesia secara geologi
merupakan pertemuan antara lempeng Asia dan lempeng Australia.
Pada zaman glasial, kedua lempengan ini merupakan suatu daratan
yang bersatu dengan Asia dan Australia. Kepulauan Indonesia yang
bersatu dengan Asia adalah Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan daratan
ini disebut Dangkalan Sunda. Kepulauan Indonesia yang bersatu
dengan Australia adalah Papua dan daratan ini disebut Dangkalan
Sahul. Sedangkan kepulauan Indonesia yang tidak termasuk lempeng
Asia dan Australia adalah Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
 Pada saat itu hewan dapat bermigrasi dengan bebas dari Asia ke
Dangkalan Sunda dan dari Australia ke Dangkalan Sahul. Begitu
pula dengan tumbuhan. Tumbuhan dapat bermigrasi melalui angin
atau dibawa oleh hewan.

 Ketika zaman glasial berakhir, permukaan air laut bertambah


sehingga banyak daratan rendah yang terendam air dan akhirnya
pulau-pulau yang ada di Indonesia terpisahkan oleh air dan
kepulauan Indonesia tidak bersatu lagi dengan Asia ataupun
dengan Australia. Dengan berakhirnya zaman glasial, banyak flora
dan fauna yang dulunya bermigrasi menjadi terisolasi. Hal inilah
yang menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia.
SEKIAN
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai