Anda di halaman 1dari 5

1.

Jelaskan tentang Pangea

Pangea atau Pangaea adalah super benua yang ada selama era akhir
Paleozoikum dan awal Mesozoikum, terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu dan
mulai retak sekitar 200 juta tahun yang lalu, sebelum komponen benua dipisahkan
menjadi konfigurasi mereka saat ini.

Benua Pangea terbentuk melalui tahapan proses selama ratusan juta tahun.
Permulaan pembentukannya terjadi pada 480 juta tahun yang lalu saat benua
Laurentia bergabung dengan benua-benua kecil membentuk Euramerica. Benua ini
terdiri dari benua Amerika utara, Asia, dan Eropa saat ini. Euramerica kemudian
bergabung dengan Gondwana, benua yang terdiri dari benua Afrika, Australia,
Amerika Selatan, dan India saat ini. Gabungan inilah yang kemudian disebut
dengan benua Pangea.

2. Jelaskan tentang Laut, Kelautan dan Pulau menurut UU 32 Tahun 2014

Menurut UU 32 Tahun 2014, Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang
menghubungkan daratan dengan daratan dan bentukbentuk alamiah lainnya, yang
merupakan kesatuan geografis dan ekologis beserta segenap unsur terkait, dan
yang batas dan sistemnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan
hukum internasional.

Kelautan adalah hal yang berhubungan dengan Laut dan/atau kegiatan di


wilayah Laut yang meliputi dasar Laut dan tanah di bawahnya, kolom air dan
permukaan Laut, termasuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dan

Pulau adalah wilayah daratan yang terbentuk secara alamiah yang dikelilingi air
dan berada di atas permukaan air pada waktu air pasang.
3. Jelaskan tentang Komposisi dari struktur bumi dan arah mekanisme arah
pergerakan lempeng

Higgins dan Kennedy (1971) mengatakan bahwa bila inti bumi terutama
tersusun dari besi maka temperaturnya berkisar 4.000 – 5.0000 C. Dibawah
tekanan lapisan di atasnya besi akan lebur pada temperatur 3.7000C. yaitu pada
sekitar perbatasan Mantle dan Inti bumi bagian luar (Allison, 1974). Atas dasar
perhitungan temperatur di inti bumi tersebut, muncul pendapat bahwa inti bumi
berwujud gas karena pada temperatur 4.000 – 5.0000C materi padat akan lebur
kemudian berubah menjadi gas. Sebagian ahli lain tidak sependapat dengan
alasan bahwa makin kedalam tekanan juga semakin tinggi karena beban lapisan
di atasnya. Oleh karena itu dibawah tekanan yang begitu besar (sekitar 3 juta
atmosfer), inti bumi akan berwujud padat. Muncul pula pendapat lain yang
menggabungkan pandangan di atas, mengatakan bahwa inti bumi berwujud
kental karena sekalipun temperatur sangat tinggi namun tekanan yang begitu
tinggi akan menghalangi perubahan ke gas. Dalam perkembangan selanjutnya,
atas bantuan penelitian seismik yang makin maju para ahli mengemukakan
keterangan- keterangan bagian dalam bumi yang lebih memuaskan dan
menyusun gambaran struktur bumi sebagai berikut: bumi dibagi menjadi 3
bagian besar yaitu Kerak bumi (Crust), Selimut bumi (Mantle) dan Inti bumi
(Core) (Stokes, 1978).

1. Kerak bumi (Crust). Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal
berkisar 6 – 50 km. Tebal lapisan ini tidak sama di semua tempat, di benua sekitar
20 – 50 km sedang di dasar laut 0 -5 km atau bersama air laut di atasnya sekitar 10
– 12 km. Tersusun dari materi-materi padat terutama yang kaya silisium dan
aluminium. Ada yang membedakan atas 2 lapisan yaitu:
a). Lapisan granitis, lapisan yang kebanyakan terdiri dari batuan granit.
Kecepatan gelombang longitudinal di lapisan ini sekitar 6,5 km/detik. Tetapi
lapisan ini tidak dijumpai di dasar laut.
b). Lapisan basaltis, lapisan yang letaknya di bawah lapisan granitis dan
kebanyakan tersusun dari materi basalt. Kecepatan gelombang longitudinal
di lapisan ini sekitar 6,5 – 8 km/detik.

2. Selimut bumi (Mantle).Lapisan ini terletak di bawah kerak bumi dan pada
umumnya dibedakan atas 3 lapisan:

a). Litosfer, letaknya paling atas dari Selimut bumi, terdiri dari materi
berwujud padat dan kaya silisium – aluminium, tebalnya sekitar 50 – 100
km. Bersama-sama dengan kerak bumi sering pula disebut lempeng litosfer
yang mengapung di atas lapisan yang agak kental yaitu astenosfer. Batas
bawahnya berupa lapisan yang agak lain sifatnya dimana kecepatan
gelombang longitudinal lebih lambat dan disebut Low Velocity Layer.
Biasanya digabungkan dengan lapisan agak kental di bawahnya yaitu
astenosfer.
b). Astenosfer, lapisan di bawah litosfer yang wujudnya agak kental, kaya
dengan silisium aluminium dan magnesium. Diduga batuan penyusun
lapisan ini lebur sekitar 1 – 10%. Kemungkinan titik lebur silikat yang
menyusun lapisan ini turun karena adanya air yang masuk ke lapisan ini
sehingga walaupun temperatur di lapisan ini belum cukup tinggi sebagian
material silikat mulai lebur. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km, dan
dengan lapisan transisi low velocity layer bersama-sama tebalnya sekitar 100
– 400 km.
c). Mesosfer, lapisan yang lebih tebal dan lebih berat, kaya dengan silisium
dan magnesium. Tebalnya sekitar 2.400 – 2750 km, kecepatan gelombang
longitudinal naik dari sekitar 8 km/detik sampai 13,5 km / detik. Pada
perbatasan ke lapisan lebih dalam (inti bumi) terdapat lapisan transisi di
mana kecepatan gelombang longitudinal menurun sangat tajam dari 13,5
km/detik ke 8km/detik. Lapisan ini dikenal dengan namaGutenberg –
Wiechert Discontinuety Layeryang biasanya dijumpai pada kedalaman 2698
km.

3. Inti Bumi (Core), lapisan ini menempati bagian paling dalam dan dapat dibagi 2
bagian:

a). Inti Bagian luar (Outer Core), diduga berwujud cair sebab lapisan ini
tidak dilalui gelombang transversal. Tebal lapisan inisekitar 2160 km,
kemungkinan tersusun dari materi yang kaya silisium, besi, dan magnesium.
b). Inti Bagian Dalam (Inner core)pada kedalaman sekitar 5145 km terjadi
perubahan kecepatan gelombang longitudinal dari rendah ke tinggi, sebagai
petunjuk batas antara inti bagian luar dan inti bagian dalam. Tebal lapisan ini
sekitar 1320 km, diduga berwujud padat, tersusun dari materi yang kaya
nikel dan besi dengan densitas lebih besar.

Pergerakan lempang terjadi akibat adanya panas bumi yang tidak merata.
Panas bumi yang berbeda- beda menyebabkan terjadinya konveksi besar. Selain
itu, usia dari sebuah lempeng juga mempengaruhi. Lempeng samudra yang
mengalami penuaan akan mengalami pendinginan. Saat mengalami pendinginan,
kepadan menjadi bertambah, sehingga lempeng ini menghujam dan masuk ke
dalam selimut bumi.

Akibatnya bagian belakang lithosfer mengalami tarikan dan astenosfer


bergerak naik akibat adanya tekanan dari bawah. Terdapat 3 penyebab yang
diyakini sebagai penyebab gerakan pada lempeng- lempeng di bumi. ketiga
penyebab tersebut adalah gaya gesek, gaya gravitas, dan gaya dari luar bumi.

1. Gaya gesek adalah salah satu gaya yang menyebabkan terjadinya


pergerakan. Gaya gesek dibedakan menjadi dua, yaitu basal drag dan slab
suction. Basal drag adalah pergerakan akibat adanya gesekan antara
astenosfer dan lithosfer. sedangkan slab suction adalah tarikan pada lempeng
saat sebuah lempeng menghujam, dan masuk ke selimut bumi.
2. Gaya gravitas adalah gaya yang menarik ke adalam bumi. gaya ini akibat
adanya lempeng yang memiliki kepadatan lebih berat, sehingga tertarik ke
dalam selimut bumi. Proses ini disebut sebagai runtuhan. Terjadinya gaya ini
juga akibat adanya pembengkakan lempeng. pembengkakan ini
menyebabkan lempeng menjadi semakin berat.
3. Gaya dari luar adalah gaya yang berasal dari luar bumi. Dalam hal ini
adalah gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan akibat adanya rotasi bumi di
bawah bulan. Gravitasi bulan menarik permukaan bumi keatas. Hal ini sama
dengan proses terjadinya pasang. Akan tetapi pengaruh ini sangat kecil,
akibat kekuatan gravitasi bulan yang tidak seberapa.

Anda mungkin juga menyukai