Anda di halaman 1dari 3

Bumi terdiri dari empat lapisan konsentris: kerak bumi (crust), mantel (mantle),

inti luar (outer core), dan inti bagian dalam (inner core). Kerak bumi terdiri dari
lempeng tektonik yang berada dalam gerakan konstan. Gempa bumi dan gunung
berapi yang paling mungkin terjadi pada batas lempeng kerak bumi.

Strukur internal Bumi ditentukan dari deep drilling dan seismic evidence.
Struktur internal Bumi terdiri dari empat lapisan yang berbeda:

Kerak Bumi (Crust)

Kerak Bumi adalah lapisan paling luar dan paling tipis. Mempunyai ketebalan
antara 0-70 km. Kerak bumi adalah lapisan batuan padat di mana kita hidup.

Ada dua jenis kerak bumi: kerak benua dan kerak samudera. Ketebalan kerak
samudera adalah 5-10 km dengan penyusun utamanya basalt. Sedangkan, rata-
rata ketebalan kerak benua sekitar 20-40 km, dan bisa mencapai 70 km
ketebalannya jika terletak pada baris pegunungan. Penyusun utama kerak benua
adalah granite.

Mantle

Mantel adalah bagian terluas dari Bumi dan berada di bawah langsung dari kerak
bumi, yang memiliki ketebalan sekitar 2.900 km dan menyusun 80% volume
Bumi. Mantel ini terdiri dari batuan semi-cair yang disebut magma. Di bagian
atas mantel adalah batuan keras, tapi bagian bawahnya batuan lembut dan
mencair. Meskipun senyawa kimia seluruh mantel sama, namun suhu dan
tekanan meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Perubahan suhu dan
tekanan ini menyebabkan kekuatan batuan mantel berubah-ubah terhadap
kedalaman sehingga membuat layering di dalam mantel. Mantel terdiri dari
upper mantle dan lower mantle. Upper mantle terdiri dari:

- Litosfer

Lapisan litosfer meliputi kerak bumi hingga astenosfer dengan ketebalan


mencapai 100 km. Lapisan ini relatif dingin sehingga memiliki batuan yang
bersifat keras. Litosfer juga merupakan zona gempabumi, pembentukan
pegunungan, gunung api dan continental drift.

- Astenosfer

Kedalaman astenosfer berkisar 75 hingga 125 km. Astenosfer bersifat plastik dan
lemah dengan densitas rendah. Karena bersifat plastik, astenosfer mengalir
perlahan beberapa cm per tahun. Astenosfer terbentang dari dasar litosfer ke
kedalaman sekitar 350 km. 1 hingga 2% astenosfer bersifat cair. Di bawah kerak
samudera yang tipis, astenosfer biasanya lebih mendekati permukaan dasar laut
yang menyebabkan terjadinya rifting atau spreading center dikarenakan aliran
panas konveksi dari astenosfer (mantel).

Sedangkan lower mantle terbentang dari 660 hingga 2900 km di bawah


permukaan bumi. Layer ini bersifat panas dan plastik. Akibat tekanan yang
semakin besar menyebabkan formasi mineralnya berbeda dengan formasi
mineral upper mantle.

Inti Bumi (Core)

Inti bumi merupakan bagian bumi yang paling dalam dan terpanas. Core
berbentuk bulat dengan radius 3470 km dan tersusun dari besi dan nikel. Inti
bumi dibagi menjadi dua bagian, yaitu Inner Core (inti dalam) dan Outer Core
(inti luar). Inner core bersifat padat dan memiliki densitas sekitar 13 gr/cm3
dengan radius 1220 km. Sedangkan outer core bersifat cair dan memiliki
densitas 11 gr/cm3. Outer core mengelilingi inner core dengan ketebalan rata-
rata 2250 km. Mendekati dengan pusat bumi, tekanannya 1 juta kali lebih besar
dari atmosfer Bumi di permukaan laut dan suhunya mencapai 6000C, yang
setingkat dengan suhu pada permukaan matahari.

Distribusi
Kerak bumi yang terpecah menjadi beberapa bagian yang disebut lempeng.
Panas naik dan turun di dalam mantel menciptakan arus konveksi yang
dihasilkan oleh peluruhan radioaktif dalam inti. Arus konveksi memindahkan
lempeng. Dimana arus konveksi menyimpang di dekat kerak bumi, lempeng
bergerak terpisah. Dimana arus konveksi bertemu, lempeng bergerak terhadap
satu sama lain. Pergerakan lempeng dan aktivitas di dalam bumi disebut
lempeng tektonik, yang menyebabkan gempa bumi dan gunung berapi. Titik di
mana dua lempeng bertemu disebut batas lempeng, gempa bumi dan gunung
berapi yang paling mungkin terjadi adalah pada dekat batas lempeng ini.

Peta di bawah menunjukkan lempeng tektonik dunia dan distribusi gempa bumi
dan gunung berapi.

Pada batas tensional atau konstruktif, lempeng bergerak menjauh. Lempeng


bergerak terpisah karena arus konveksi di dalam bumi.

Lempeng bergerak terpisah (sangat lambat), magma naik dari mantel. Magma
meletus ke permukaan Bumi. Hal ini juga disertai dengan gempa bumi. Ketika
magma mencapai permukaan, mendingin dan membeku untuk membentuk
kerak baru batuan beku. Proses ini diulang berkali-kali, selama jangka waktu
yang panjang.

Akhirnya batu baru dibangun hingga membentuk gunung berapi. Batas


konstruktif cenderung ditemukan di bawah laut, misalnya Mid Atlantic Ridge. Di
sini, rantai gunung berapi bawah laut telah terbentuk di sepanjang batas
lempeng. Salah satu gunung berapi ini dapat menjadi begitu besar sehingga
meletus keluar dari laut untuk membentuk sebuah pulau vulkanik.

Diagram di bawah ini untuk melihat bagaimana magma mendorong naik antara
dua lempeng, menyebabkan rantai gunung berapi di sepanjang batas lempeng.

Anda mungkin juga menyukai